A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin “curir”
yang artinya pelari, dan “currere” yang artinya tempat berlari. Pengertian awal
kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis
start sampai garis finish. Sedangkan dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan
kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang yang dilalui
manusia di berbagai bidang kehidupannya.
Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”
Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia
pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu
tujuan pendidikan atau kompetensi yang telah ditetapkan.
Beberapa ahli mengemukakan arti kurikulum dalam bukunya S. Nasution
(2003):
a. J. Galen Saylor dan William M. Alexander. "The Curriculum is the sum
total of school's efforts to influence learning. whether in the classroom, on
the playground, or out of school." Jadi segala usaha sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman
sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga
apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler.
b. Harold B. Albertycs memandang kurikulum sebagai "all of the activities
that are provided for students by the school”. Seperti halnya dengan definisi
Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan
B. Konsep Kurikulum
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai
sistem, dan sebagai bidang studi.
1. kurikulum sebagai suatu substansi
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar
bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang
ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen
yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,
jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai
dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun
kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.
Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah,
suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
Kurikulum Pembelajaran
F. Komponen-KomponenPengembangan Kurikulum
Sebagai sebuah sistem, kurikulum terdiri atas komponen-komponen yang
saling terkait, terintegrasi dan tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya,
bagaikan dua sisi mata uang logam. Komponen-komponen tersebut adalah,
tujuan, program atau materi, proses dan evaluasi
1. Tujuan Kurikulum
Secara sederhana tujuan sering dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah melakukan serangkaian proses kegiatan. Tujuan kurikulum
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan, karena
tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pendidikan dan komponen-
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu bagian komponen kurikulum. Dengan evaluasi
dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran
dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat
keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya
bimbingan yang dilakukan.
Balai Pustaka. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
3. Pragmatisme
a. Konsep-Konsep Filsafat
1. Metafisika (hakikat realitas): Suatu teori umum tentang kenyataan tidak
mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan
fisik. Segala sesuatu dalam alam dan kehidupan adalah berubah
(becoming).
2. Humanologi (hakikat manusia): Manusia adalah hasil evolusi biologis,
psikologis dan sosial. Ini berarti setiap manusia tumbuh secara
berangsur-angsur mencapai kemampuan-kemampuan biologis,
psikologis, dan sosial.
3. Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan bersifat relatif dan
terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata
berguna bagi kehidupan.
4. Aksiologi (hakikat nilai): Ukuran tingkah laku perorangan dan sosial
ditentukan secara eksperimental dalam pengalaman-pengalaman hidup.
Ini berarti tidak ada nilai yang absolut.
A. Pengembangan Tujuan
Pengembangan tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan
tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur,yang
kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi
empat, yaitu :
1. Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk
perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu
bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undan-undang.
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai
pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga
pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai
tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap
B. Analisis Kebutuhan
1. Pengertian Analisis Kebutuhan (Need Assessment)
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985)
mendefinisikan need assessment sebagai: ”the process by which one defines
educational needs and decides what their priorities are”. Sejalan dengan
pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990) menjelaskan tentang pengertian
need assessment : “it meqns a plan for gathering Information about
C. Pengembangan Isi/Konten
Pengembangan bahan ajar (Materials development) pada dasarnya
menyangkut seleksi, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar (Nunan, 1991).
Dalam mengembangkan bahan ajar ada empat hal penting yang harus
dipertimbang kan, yakni:
a. Approaches. Pendekatan adalah cara mendefinisikan apa yang perlu
dipelajari oleh pembelajar dan bagaimana mempelajarinya.
b. Syllabus. Silabus pada dasarnya merupakan seleksi dan organisasi bahan
ajar.
c. Techniques. Teknik adalah cara bagaimana bahan ajar disajikan kepada
pembelajar/mahasiswa.
d. Excercises. Latihan adalah cara bagaimana pembelajar melakukan latihan-
latihan
e. menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya
Contoh Aspek Pengembangan Isi:
pengembangannya yaitu dengan dibuatnya silabus yang memuat berbagai
materi yang akan diajarkan serta sudah dikaji dan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, masyarakat dan perkembangan zaman.
1. Pengertian Perkembangan Isi / Konten
Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum
yang amat penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan, “apakah
yang diajarkan?”. Konten ini seringkali tidak diperhatikan. Artinya, konten
seringkali diserahkan saja pada keputusan guru atau diambil saja dari buku teks
yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan dengan tujuan pendidikan, tujuan
kurikulum atau dengan tujuan instruksional.
E. Pengembangan Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi Pengembangan Kurikulum
Ada beberapa pengertian evaluasi. Secara harfiah kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab: al-Taqdir; dalam bahasa
Indonesia berarti: penilaian. Adapun dari segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation
refer to the act or process to determining the value of something. Menurut
definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjukan kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Wand dan Brown (1957) mendefinisikan evaluasi sebagai “…refer to
A. Pengembangan Tujuan
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat
dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Ada beberapa tujuan dalam kurikulum yang perlu dirumuskan, antara lain:
1) Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh
setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dengan demikian perumusan tujuan merupakan salah
satu komponen yang harus ada dalam sebuah kuriklum.
2) Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang
kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan
bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru
dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan
metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber
pembelajaran, srta merancang alat evaluasi untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa.
3) Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui
penentapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat
B. Pengembangan Isi/Materi
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari
filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas
bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme,
essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal
yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk:
1) Teori: seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala
dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2) Konsep: suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau
gejala.
3) Generalisasi: kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4) Prinsip: yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dari dalam struktur kurikulum dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Pendidikan umum, yakni mata-mata pelajaran yang diberikan kepada
siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi warga Negara yang
baik dan bertanggung jawab sesuai dengan falsafah bangsanya. Mata
pelajaran atau bidang studi yang termasuk di dalamnya antara lain agama
pelajaran, olahraga dan kesehatan, kesenian.
b. Pendidikan akademik, yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan
membina kemampuan intelektual para siswa atau peserta didik sebagai
dasar bagi pengembangan pendidikan selanjutnya. Misalnya, mata
pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa dan yang lainnya, sesuai dengan
jenis dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya.
c. Pendidikan keahlian atau profesi, yakni mata-mata pelajaran yang
bertujuan membina para siswa menjadi tenaga-tenaga semi profesional
dibidangnya sebagai dasar memasuki dunia pekerjaan. Misalnya, mata
pelajaran kependidikan bagi siswa sekolah pendidikan guru, dan Ekonomi
bagi SMEA dan lain-lain.
d. Pendidikan keterampilan, yakni mata-mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa dengan tujuan memberikan beberapa keterampilan khusus
yang dipandang berguna bagi kehidupan siswa dikemudian hari.
C. Perumusan Strategi
Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang
dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strategi. Artinya apa yang kita
rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program
kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada
artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi
tidak akan berkontribusi baik,jika rumusan strateginya tidak baik.
Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis
sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci tentang sumber
dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya. Prosedur; sering
disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang
bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan Standar Kinerja, ukuran
target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan
untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat
akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik)
tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan,
sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan
dalam manajemen strategi:
1. Efektif dan Efesiensi
Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang
diinginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi
tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara
penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah
tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam
Taufiq, Amir. (2011). Manajemen Strategi: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
B. Karakteristik KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adapun karakteristik
dari KTSP, yakni:
1. KTSP Menggunakan Empat Desain Kurikulum Sekaligus
Adapun empat desain kurikulum tersebut, di antaranya:
a. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan. Seperti yang kita ketahui, dalam model
pengelolaan kurikulum yang sentralistis seperti kurikulum-kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia seluruh keputusan pengembangan kurikulum
diatur dan ditentukan secara terpusat.
Sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan secara nasional hanya berperan
sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri. Guru-guru tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan kurikulum baik dalam tataran ideal maupun dalam
tataran operasional, selain melaksanakan kurikulum yang sudah jadi.
Akibatnya, apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya di
Hal ini yang paling penting dalam menyingkapi hambatan ini adalah
adanya upaya sosialisasi KTSP yang terprogram, jelas, baku, dan sistematis,
dan tidak kalah penting adalah adanya kesadaran para guru, etikat baik, dan
kemauan untuk maju supaya keberhasilan pendidikan dapat direalisasikan.
Dalam satu sistem pendidikan, kurikulum itu bersifat dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Namun demikian, perubahan dan
pengembangan kurikulum harus dilakukan secara terarah dan tidak asal-asalan.
Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai
dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan
serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan
dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3. Pengertian Kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan
sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil
yang optimal.
D. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan
kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
pilihan mereka.
3. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan
SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta
didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk
peserta didik SD dan SMP.
A. Pengertian Silabus
Disintralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum menggunakan prinsip
“kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan”. Kesatuan
dalam kebijakan terwujud dalam pedoman pelaksanaannya yang disusun
secara nasional. Keragaman dalam pelaksanaan terwujud dalam silabus yang
disusun daerah (Majid, 2006).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelaja`ran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian
hasil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab
pertanyaan berikut:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu
kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/ membentuk
kompetensi tersebut.
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut
sudah dimiliki peserta didik.
F. Komponen-Komponen Silabus
Komponen-Komponen Silabus Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan terdiri dari beberapa komponen, sebagai berikut:
1. Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai,
meliputi:
a. Standar Kompotensi Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Standar kompetensi mata
pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan
dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat
dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran,
kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata
pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Mata Pelajaran :
Kelas/semester :
Pertemuan ke- :
Alokasi waktu :
Standar kompetensi :
I. Kompetensi Dasar :
II. Indikator
1.
2.
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:
a)
b)
Metode
Media
Estimasi waktu
Pendahuluan
Penyajian (Inti)
Penutup
......................................................................................................................
a) ...............................................................................................................
b) ...............................................................................................................
1) .......................................................................................................
2) .......................................................................................................
VII. Alat atau Sumber Belajar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Mengetahui,.................................