Anda di halaman 1dari 111

30 HARI

MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


|Menjelang Jumat Agung 2022|

Penyusun: Pdt. Antonius Steven Un, Ph.D.


Pengoreksi: Pdt. Antonius Steven Un, Ph.D., Pdt. Calvin Bangun, M.Th.
Penyunting: Andre Wijaya, Harwin, Lyly Soegiharto, Mario Aquino
Penerjemah: Clevelyn, Felicia Kristianti, Harika Andoko, Kenneth Hartanto, Meilani,
Pui Kian Kian, Sofi Natalia, Tiur Melanda, Wylieryan Jonlean, Yoga Chrisnugroho
Tata Letak: Sharon Budihardjo
Desain Sampul: David Thio

• Buku elektronik ini tidak diperuntukkan untuk kepentingan komersial.


• Semua konten di dalam buku elektronik ini diambil dari komentari Alkitab oleh John Calvin
(John Calvin’s commentary on the Bible).
• Penggunaan terjemahan yang diambil dari buku elektronik ini perlu mendapat izin dari
GRII Kebon Jeruk.
KATA PENGANTAR DAN PETUNJUK PEMAKAIAN
(Wajib Dibaca)
1. Kita bersyukur kepada Tuhan, selama beberapa tahun ini kita
sudah menggunakan beberapa macam bahan saat teduh mere-
nungkan kematian Kristus. Secara umum, bahan-bahan yang
kita gunakan selama ini relatif mudah. Bahan tahun lalu hanya
terdiri dari ayat-ayat saja. Karena itu, tahun ini kita diberikan
anugerah dalam bentuk bahan saat teduh yang lebih menda-
lam, sehingga saat teduh kita sekaligus menjadi kesempatan
kita untuk belajar.
2. Bahan yang kita gunakan kali ini diambil dari tafsiran yang
disediakan secara cuma-cuma di internet. Tafsiran-tafsiran
ini ditulis oleh John Calvin (1509-1564). Calvin adalah salah
seorang reformator dan teolog keturunan Prancis yang men-
etap di Swiss. Calvin merupakan pendiri dari seluruh aliran
teologi, gereja dan gerakan Reformed di dalam sejarah. Karena
itu, sudah sangat patut kita merenungkan pengajaran Calvin.
Kita perlu belajar langsung dari pendiri gerakan Reformed di
dalam sejarah.
Selain itu, tafsiran-tafsiran Calvin yang kokoh secara penga-
jaran, setia dan konsisten kepada Alkitab juga sangat bersifat
penggembalaan (pastoral). Seperti yang disampaikan dalam
catatan mengenai tafsiran Calvin, kita mudah menemukan
tafsiran-tafsiran yang tepat secara ilmiah tetapi kurang ber-
guna dalam pelayanan kepada jemaat. Karena Calvin sendiri
berkhotbah beberapa kali setiap minggu, ia menyadari kebu-
tuhan rohani jemaat. Karena itu, tafsiran Calvin ditulis bukan
untuk meraih penghargaan akademis tetapi untuk membangun
tubuh Kristus. Tidak heran, banyak orang yang menyusun
buku renungan dari tafsiran Calvin, yang dipotong-potong
untuk dapat dipelajari sedikit demi sedikit tiap-tiap pagi untuk
kegunaan jiwa dan rohani orang percaya.
3. Karena konteks kebudayaan, bahasa dan sejarah yang sangat
berbeda dengan masa kita, di mana Calvin hidup di Eropa 500
lebih tahun yang lalu, maka tentu kalimat-kalimat Calvin tidak
semudah bila kita membaca tulisan masa kini. Karena itu, saran
saya adalah bahwa kita perlu membaca dua atau tiga kali untuk
memahami kalimat Calvin. Perhatikan terlebih dahulu kali-
mat-kalimat yang kita pahami. Bila perlu, kita bisa mengecek
di internet, bila ada kata yang tidak kita pahami. Namun, bila
ada kalimat yang masih tidak kita pahami, kita abaikan saja.
Jangan menjadi putus asa karena satu dua kalimat yang kita
kurang pahami. Mari kita menangkap kalimat-kalimat ter-
tentu yang memberkati kita dan mari kita memperhatikan inti
ke­seluruhan penjelasan dari Calvin terhadap ayat tersebut.
4. Sebelum membaca penjelasan Calvin, kita harus terlebih
dahulu membaca berulang-ulang ayat yang dicantumkan, juga
bukalah Alkitab untuk membaca ayat di atas dan di bawah ayat
yang dirujuk. Renungkanlah terlebih dahulu firman Tuhan
sebelum membaca penjelasan Calvin. Apabila Calvin merujuk
ayat tertentu yang tidak dicantumkan dalam bahan, bukalah
Alkitab supaya kita memperoleh berkat dari ayat yang dirujuk.
5. Jangan lupa berdoa meminta pertolongan Roh Kudus untuk
memahami kebenaran firman Tuhan, juga agar kita dapat
melakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita.
6. Catatlah berkat-berkat yang Saudara dapatkan dari saat teduh
ini pada suatu halaman buku atau halaman komputer, agar
bisa dibaca kembali. Catatlah hal-hal yang direnungkan atau
di­pikirkan, terutama hal-hal yang harus Saudara jalankan
dalam hidup sehari-hari.
7. Jangan lupa mengambil waktu untuk mendoakan minimal
tujuh pokok doa apa saja yang menjadi beban Saudara.

Tuhan memberkati.

Salam kasih,
Pdt. Antonius Steven Un
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN PETUNJUK PEMAKAIAN


DAFTAR ISI
1. PENCIPTA YANG DITOLAK OLEH KEPUNYAAN-NYA 1
2. LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH! 5
3. KRISTUS MENGOSONGKAN DIRI DAN TAAT SAMPAI MATI 11
4. KRISTUS MATI KARENA DOSA KITA 15
5. KRISTUS TERKUTUK MENGGANTIKAN KITA 18
6. MENYALIBKAN MANUSIA LAMA 21
7. DARAH YESUS MENYUCIKAN KITA DARI DOSA 23
8. DISALIBKAN DENGAN KRISTUS (1) 29
9. DISALIBKAN DENGAN KRISTUS (2) 32
10. KRISTUS MENJALANI KEMATIAN YANG PAHIT 36
11. KRISTUS MENANGGUNG HUKUMAN AKIBAT DOSA KITA 39
12. KRISTUS MENANGGUNG MURKA ALLAH 43
13. INILAH ANAKMU, INILAH IBUMU 47
14. SUDAH SELESAI! 49
15. YESUS DIKUBURKAN SECARA TERHORMAT 53
16. PENGAMPUNAN DOSA MEMBUTUHKAN DARAH KRISTUS 56
17. KEKAYAAN KASIH KARUNIA ALLAH 58
18. DITEBUS DENGAN DARAH YANG MAHAL 61
19. MENYALIBKAN DAGING 66
20. BERMEGAH DALAM KRISTUS YANG DISALIBKAN 68
21. PENGETAHUAN TERPENTING: KRISTUS YANG TERSALIB 71
22. BERSEKUTU DENGAN KEMATIAN KRISTUS 74
23. PEMBERITAAN TENTANG SALIB ADALAH KEKUATAN ALLAH 78
24. KRISTUSLAH DAMAI SEJAHTERA KITA 80
25. KRISTUS MENCIPTAKAN MANUSIA BARU 83
26. KRISTUS MEMPERDAMAIKAN DALAM SATU TUBUH 87
27. GEREJA DIPEROLEH DENGAN DARAH KRISTUS 89
28. MENGINGAT KEMATIAN KRISTUS 96
29. DARAH PERJANJIAN YANG KEKAL 98 vii
30. KRISTUS DISALIBKAN NAMUN IA HIDUP 101

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 1
1
17 MARET 2022

PENCIPTA YANG DITOLAK OLEH


KEPUNYAAN-NYA

Yohanes 1:10-11
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-
Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-
orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Ia telah ada di dalam dunia. Ia menyatakan bagaimana


manusia yang tidak tahu berterimakasih, yang oleh karena
kesalahan mereka sendiri, pada akhirnya dibutakan, sehingga
yang menganugerahkan cahaya yang mereka nikmati selama
ini pun, tidak dikenal oleh mereka. Hal ini terjadi di seluruh
generasi di dunia; sebelum Kristus menjelma menjadi manu-
sia, kekuasaan-Nya dinyatakan di mana-mana; sehingga
semua yang terjadi di dalam keseharian hidup manusia itu
seharusnya bisa memperbaiki manusia dari kebodohannya.
Apa yang lebih keterlaluan daripada mengambil air dari
sungai yang mengalir, dan tidak pernah berpikir dari mana
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
air itu berasal? Di masa di mana Dia belum menyatakan
diri dalam rupa daging, tidak ada alasan yang tepat bagi
dunia untuk tidak mau mengenal Kristus. Semua itu muncul
2
dari kebodohan mereka yang terus berkesempatan melihat
bahwa Kristus selalu hadir melalui kuasa-Nya. Intinya, bisa
dikatakan bahwa Kristus tidak pernah tidak hadir di dunia
ini, tetapi karena manusia terpikat oleh gemerlap dunia,
mereka tidak lagi mengarahkan mata mereka kepada Kristus.
Oleh karenanya, segala kesalahan haruslah diperhitungkan
kepada mereka.

Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya. Di sini menunjukkan


kejahatan yang sangat mengerikan dan kebencian di dalam
diri manusia, ketidaksalehan yang bobrok, karena ketika
Anak Allah menjelma menjadi manusia, yaitu bangsa Yahudi
(yang telah dipisahkan Allah dari bangsa-bangsa lain, bagi
diri-Nya sendiri, untuk menjadi milik-Nya yang berharga),
tapi Dia justru tidak diakui ataupun diterima. Ada beberapa
penjelasan atas bagian Firman Tuhan ini. Beberapa ber-
pendapat bahwa penulis Injil ini sedang berbicara tentang
seluruh dunia (tanpa kecuali); dan tentu saja tidak ada satu
bagian pun bagian di dunia ini yang tidak menjadi milik dari
Anak Allah. Menurut mereka, arti dari ayat tersebut adalah:
“Ketika Kristus turun ke dunia, Dia tidak sedang masuk ke
wilayah yang dimiliki oleh pihak lain, karena seluruh umat
manusia adalah milik-Nya.” Tetapi saya lebih setuju pada
pendapat yang mengatakan bahwa kata milik kepunyaan-Nya
itu berarti: hanya bangsa Yahudi saja. Ada perbandingan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
yang tersirat di sini, yaitu bahwa sang penulis Injil sedang
menunjukkan perilaku manusia yang kejam dan tidak terpuji.
Anak Allah telah menyatakan diri-Nya dalam suatu bangsa;
namun ketika Ia hadir di antara bangsa itu, Ia justru ditolak. 3
Ini menunjukkan dengan sangat jelas betapa sangat jahat dan
butanya manusia. Ketika menulis kalimat ini, tujuan utama
dari penulis Injil adalah untuk menghilangkan tuduhan
yang ditujukan bagi pihak lain, sebagai akibat dari ketidak-
percayaan bangsa Yahudi. Kalau Ia saja dibenci dan ditolak
oleh bangsa (di mana Ia telah dijanjikan secara khusus bagi
bangsa itu), lalu siapa yang akan menganggap-Nya sebagai
Penebus dunia? Kita melihat bagaimana luar biasa sakitnya
rasul Paulus dalam menghadapi masalah ini. Di sini, baik kata
kerja dan kata benda yang digunakan sangatlah berempati.

Ia datang. Penulis Injil mengatakan bahwa Anak Allah datang


ke tempat di mana Ia sudah ada sebelumnya. Kalimat ini
bermaksud mengenai sebuah kehadiran yang baru dan luar
biasa, yang dinyatakan oleh Anak Allah, supaya manusia bisa
melihat-Nya dengan lebih dekat lagi.

Kepada milik kepunyaan-Nya. Dengan adanya ungkapan


ini, penulis Injil mencoba membandingkan bangsa Yahudi
dengan bangsa lainnya; karena anugerah yang luar biasa,
maka mereka bisa diangkat untuk menjadi bagian dari
keluarga Allah. Dengan demikian Kristus pertama-tama
diberikan kepada mereka, dan mereka sebagai milik kepu-
nyaan-Nya, menjadi bagian dari kerajaan-Nya melalui hak
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
khusus. Hal yang sama pun ingin disampaikan, ketika
Allah menyampaikan keluhan melalui Yesaya: Lembu me­­
ngenal pemiliknya, tetapi Israel   tidak; keledai mengenal
4
palungan  yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak
memahaminya (Yesaya 1:3).  Sekalipun Dia berkuasa atas
seluruh dunia, namun Dia menyatakan diri-Nya dengan cara
yang khusus, yaitu Allah bangsa Israel, bangsa yang telah Ia
kumpulkan, di dalam suatu ikatan yang sakral.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


HARI 2
5
18 MARET 2022

LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH!

Yohanes 1:29
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba
Allah, yang menghapus dosa dunia.”

Pada keesokan harinya. Sebelumnya Yohanes Pembaptis


sudah mengumumkan mengenai kedatangan Mesias; dan
ketika Kristus hadir di tengah-tengah mereka, Yohanes
Pembaptis berharap bahwa kabar mengenai kedatangan-Nya
itu bisa menyebar dengan cepat, dan itulah saatnya di mana
kemun­culan Kristus pun akan mengakhiri pelayanan Yohanes.
Seperti ketika matahari terbit, fajar pun hilanglah. Setelah
sebelumnya ia bersaksi kepada para imam mengenai siapa
yang mengutusnya (di mana Dia yang seharusnya menjadi
sumber pencarian akan kebenaran dan kuasa baptisan, sudah
datang dan berbicara di tengah orang banyak), keesokan
harinya ia menunjuk kepada-Nya, sehingga orang banyak
melihat-Nya. Dua kejadian yang terjadi secara berurutan, dan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dalam waktu yang berdekatan ini, tentu saja sangat mem-
pengaruhi pemikiran mereka. Ini juga yang menjadi alasan
kenapa Kristus muncul di hadapan Yohanes [Pembaptis].
6

Lihatlah Anak domba Allah. Tugas utama Kristus disampaikan


dengan singkat dan jelas; bahwa Ia menghapus dosa dunia
dengan mengorbankan diri-Nya untuk mati, dan menda-
maikan manusia dengan Allah. Ada juga anugerah-anugerah
lainnya yang Kristus karuniakan kepada kita. Tetapi anugerah
yang satu ini adalah yang utama (anugerah-anugerah lainnya
bergantung anugerah ini), yaitu dengan meredakan murka
Allah, Dia membuat kita dikuduskan dan dibenarkan. Dari
sumber inilah mengalir semua aliran berkat, bahwa dengan
tidak memperhitungkan dosa kita, Dia pun menerima kita.
Karena itu Yohanes [Pembaptis] mencoba menuntun kita
kepada Kristus, dimulai dengan pengampunan dosa tanpa
syarat, yang kita terima melalui Dia.

Dengan menggunakan kata Domba, ia berusaha mengaitkan-


nya kepada perintah Allah untuk mempersembahkan korban
yang telah berlangsung sejak lama. Dia sedang berhadapan
dengan orang Yahudi, yang sudah terbiasa dengan persem-
bahan korban, dan tidak bisa lagi diberitahu mengenai
penebusan dosa, selain dengan cara mempersembahkan
korban. Karena jenis persembahan korban yang berbe-
da-beda, maka ia memilih satu kata kiasan yang mewakili
semua; dan kemungkinan Yohanes mengacu kepada domba
paskah. Perlu diperhatikan, bahwa Yohanes Pembaptis
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
menggunakan kalimat seperti itu, karena lebih bisa dime­­
ngerti oleh bangsa Yahudi, dan mempunyai kuasa yang besar.
Sama saja seperti kita di masa kini, ketika berusaha men-
jelaskan apa manfaat dari baptisan, kita akan lebih mengerti 7
arti dari pengampunan dosa melalui darah Kristus, ketika
dijelaskan bahwa kita telah dibasuh dan dibersihkan dari
segala cemar. Di saat yang sama, karena bangsa Yahudi mem-
punyai kepercayaan mistis tentang persembahan korban,
maka ia pun mengoreksi kesalahan ini, dengan cara mengi­
ngatkan mereka mengenai: kepada siapa semua persembahan
korban ditujukan. Adalah suatu penghinaan terhadap makna
persembahan korban, ketika mereka bergantung kepada
hal-hal yang nampak di luar. Sehingga Yohanes [Pembaptis],
berharap kepada Kristus, bersaksi bahwa Dia adalah Anak
Domba Allah. Maksudnya, semua persembahan korban yang
biasa dipersembahkan oleh orang Yahudi di bawah Hukum
Taurat, tidak mempunyai kuasa apapun untuk menebus dosa.
Itu hanyalah simbol, dari kebenaran yang terwujud secara
nyata dalam Yesus Kristus sendiri.

Yang menghapus dosa dunia. Yohanes pembaptis menggu-


nakan kata Dosa sebagai kata tunggal, yang mencakup segala
jenis kejahatan; seolah-olah dia ingin mengatakan bahwa
segala jenis kejahatan yang membuat manusia jauh dari Allah
telah ditanggung oleh Kristus. Dan ketika dia mengatakan
Dosa Dunia, dia mencoba memperluas makna dari anugerah
itu, yaitu bahwa anugerah itu ditujukan bagi seluruh umat
manusia, tanpa kecuali, supaya orang-orang Yahudi tidak
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
berpikir bahwa Dia diutus hanya bagi mereka saja. Sehingga
kita simpulkan bahwa seluruh dunia menghadapi penghu-
kuman yang sama; dan semua manusia tanpa terkecuali
8
bersalah di hadapan Allah, sehingga mereka harus diper-
damaikan dengan Allah. Dengan mengatakan Dosa Dunia,
maka Yohanes Pembaptis berusaha mengingatkan kita akan
penghukuman atas kesengsaraan kita, dan mendorong kita
untuk mencari pertolongan. Sekarang tugas kita adalah
untuk menerima anugerah yang ditawarkan kepada semua,
di mana setiap kita bisa diyakinkan bahwa tidak ada yang
dapat menghalangi kita diperdamaikan di dalam Kristus,
dengan datang kepada Dia melalui tuntunan iman.

Selain itu, ia pun menghentikan segala jenis penebusan dosa,


selain dengan cara itu. Kita tahu bahwa semenjak dunia
dijadikan, ketika hati nurani manusia meyakinkan mereka,
manusia berusaha keras dengan segala kegelisahannya
untuk mendapatkan pengampunan. Sehingga dengan begitu
ba­nyaknya jenis persembahan pendamaian, mereka pikir
hal itu berkenan kepada Tuhan. Saya akui, dengan segala
ritual palsu yang sebenarnya bertujuan untuk pendamaian,
malah semakin menjauhkan mereka dari kekudusan, padahal
Allah telah menentukan korban persembahan, yang menga-
rahkan manusia kepada Kristus; tapi setiap manusia justru
berusaha menyenangkan Tuhan dengan membuat caranya
masing-masing. Namun Yohanes [Pembaptis] memim­pin
kita kembali kepada Kristus saja, dan menyatakan kepada
kita bahwa tidak ada cara lain di mana Allah berkenan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
untuk berdamai dengan kita selain melalui melalui peran-
tara yang telah ditentukan-Nya, karena hanya Dia saja yang
dapat menghapus dosa. Maka dia menyatakan bahwa tidak
ada tempat lain untuk berlindung bagi para pendosa selain 9
datang kepada Kristus; dia memutarbalikkan semua cara
pendamaian, juga pengudusan, serta penebusan yang diten-
tukan oleh manusia sendiri; yang mana semua itu hanyalah
rekaan dari akal iblis saja.

Kata kerja airein (menghapus) dapat dijelaskan dengan dua


cara; baik itu Kristus sendiri yang memikul beban berat
kita, seperti yang dikatakan bahwa: Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, (1 Petrus 2:24)
dan Yesaya mengatakan bahwa ganjaran yang mendatang-
kan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya (Yesaya
53:5), dengan kata lain, Dia menghapuskan dosa. Meskipun
pernyataan yang kedua [bahwa Kristus menghapuskan
dosa] bergantung kepada pernyataan yang pertama [bahwa
Kristus memikul dosa], saya dengan senang hati menerima
keduanya; yaitu bahwa dengan memikul dosa kita, maka
Kristus pun juga menghapuskannya. Sehingga, walaupun
masih ada dosa di dalam kita, namun tidak ada penghakiman
dari Allah, sebab ketika dosa dihapuskan oleh anugerah
Kristus, maka hal itu tidak lagi diperhitungkan kepada kita.
Saya tidak suka pernyataan dari Chrysostom di mana kata
kerja yang digunakan dalam bentuk masa kini (present tense)
— ho airon, yang menghapus, justru menunjukkan tindakan
yang terus-menerus; karena penebusan yang Kristus sudah
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kerjakan selalu penuh kuasa. Tapi ia tidak hanya menga-
jarkan kita bahwa Kristus menghapus dosa, namun juga
menunjukkan caranya, yaitu bahwa Dia telah mendamaikan
10
Bapa dengan kita melalui kematian-Nya; jadi inilah yang ia
maksud dengan kata Domba. Karena itu marilah kita bela-
jar bahwa kita diperdamaikan dengan Allah oleh anugerah
Kristus, jika kita langsung menuju kematian-Nya, dan ketika
kita percaya bahwa Dia yang telah dipakukan di kayu salib
adalah satu-satunya persembahan pendamaian, sehingga
melaluinya segala kesalahan kita pun dihapuskan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 3
11
19 MARET 2022

KRISTUS MENGOSONGKAN DIRI DAN


TAAT SAMPAI MATI

Filipi 2:7-8
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Mengosongkan diri-Nya sendiri. Pengosongan di sini sama


seperti merendahkan diri. Namun, ungkapan ini secara
eumphatikoteros (atau lebih tajam) mempunyai arti me­­
ngosongkan diri kepada ketiadaan. Kristus memang tidak
dapat melepaskan pribadi-Nya dari Ketuhanan-Nya, tetapi
Ia menyembunyikannya untuk sementara waktu, agar tidak
terlihat, di dalam kelemahan daging. Jadi, Ia mengesam­
pingkan kemuliaan-Nya di hadapan manusia, bukan dengan

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


menguranginya, melainkan menyembunyikannya.

Ada yang bertanya, apakah Ia melakukan hal ini sebagai


12
manusia? Erasmus menyetujuinya. Tetapi, di manakah
ketuhanan-Nya sebelum Ia menjadi manusia? Oleh karena
itu, kita harus menjawab bahwa Paulus berbicara menge-
nai Kristus di dalam keseluruhannya karena Ia menyatakan
ketuhanan diri-Nya dalam rupa manusia (1 Timotius 3:16),
meski demikian, pengosongan diri ini hanya berlaku secara
ekslusif kepada natur manusia-Nya, seolah-olah saya me­­
ngatakan, “Manusia itu makhluk yang fana, maka sangatlah
tidak masuk akal jika dia tidak memikirkan apapun selain
hal duniawi,” saya benar-benar merujuk kepada manusia
di dalam keseluruhannya; tetapi di saat yang sama, saya
hanya menaruh kefanaan kepada satu bagian dari manusia,
yaitu tubuhnya. Maka Paulus dengan tepat berbicara tentang
Kristus, yaitu satu pribadi dengan dua natur, sebagai Anak
Allah yang setara dengan Allah sendiri, tetapi mengesam­
pingkan kemuliaan-Nya ketika Dia di dalam tubuh mengambil
rupa seorang hamba.

Pertanyaan kedua, bagaimana bisa dikatakan bahwa Ia


dikosongkan, sementara Ia selalu membuktikan Diri-Nya
sebagai Anak Allah melalui mukjizat dan keajaiban, dan
seperti kesaksian Yohanes, di dalam diri-Nya selalu terli-
hat kemuliaan yang sepadan dengan Anak Allah? (Yohanes
1:14). Saya menjawab bahwa tubuh yang hina, meskipun
demikian, adalah seperti selubung yang menyembunyikan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
keagungan ilahi-Nya. Karena itu, Ia tidak ingin transfigu­
rasi-Nya diumumkan sampai setelah kebangkitan-Nya; dan
ketika Ia melihat bahwa saat kematian-Nya sudah dekat, lalu
Ia berkata, Bapa, permuliakanlah Anak-Mu (Yohanes 17:1). 13
Paulus juga mengajarkan di bagian lain bahwa Ia dinya-
takan oleh kebangkitan-Nya sebagai Anak Allah (Roma 1:4).
Di bagian lain (2 Korintus 13:4), Paulus juga menyatakan
bahwa Kristus menderita di dalam kelemahan tubuh. Jadi,
gambar Allah tampil bersinar di dalam Kristus sedemikian
rupa, tetapi pada saat yang sama, Ia direndahkan di dalam
penampilan luar-Nya dan dikosongkan sekosong-kosongnya
di dalam pandangan manusia; karena Ia mengambil rupa
seorang hamba, dan telah mengambil natur kita, dengan
pandangan bahwa Ia adalah hamba Bapa, dan bahkan hamba
manusia. Paulus juga memanggil Kristus sebagai pelayan
orang-orang bersunat (Roma 15:8) dan Ia sendiri bersaksi
tentang diri-Nya bahwa Ia datang untuk melayani (Matius
20:28) dan hal yang sama juga telah lama dinubuatkan oleh
Yesaya – Lihatlah hamba-Ku, dsb.

Menjadi sama dengan manusia/Dalam rupa manusia.


Genomenus di sini setara dengan constitutus – (telah ditun-
juk.) Maksud Paulus yaitu Ia telah turun sederajat dengan
manusia, sehingga di dalam penampilan, tidak ada perbe-
daan dengan kondisi umum umat manusia. Kaum Marcionite
memutarbalikkan pernyataan ini dengan tujuan memban-
gun fantasi yang mereka impikan. Namun, mereka dapat
disanggah tanpa kesulitan besar, karena di sini Paulus hanya
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
membahas cara Kristus memanifestasikan diri-Nya, dan
kondisi yang Ia kuasai ketika di dunia. Biarlah seseorang
benar-benar menjadi manusia, meskipun Ia akan dianggap
14
tidak seperti yang lain jika Ia berperilaku seolah-olah kondisi
orang lain tidak berlaku bagi-Nya. Paulus menyatakan bahwa
tidak demikian halnya dengan Kristus, Ia hidup sedemikian
rupa sehingga Ia tampak seolah-olah sama seperti manusia,
akan tetapi, meskipun Ia benar-benar manusia, Ia sangat ber-
beda dari manusia biasa. Oleh karena itu, kaum Marcionite
menunjukkan kekanak-kanakan yang berlebihan di dalam
argumentasi kesamaan kondisi dengan tujuan menyanggah
realita dari natur Kristus.

Filipi 2.8 Ia telah taat. Hal ini merupakan kerendahan hati


yang besar – Ia yang merupakan Tuhan menjadi seorang
hamba; tetapi Ia mengatakan bahwa Ia melakukan hal yang
jauh lebih besar, karena bukan saja Ia abadi, tetapi juga
merupakan Tuhan atas kehidupan dan kematian, meski-
pun demikian, Ia taat kepada Bapa-Nya, bahkan taat sampai
mati. Ini adalah penghinaan yang ekstrem, khususnya ketika
kita melihat jenis kematiannya, yang segera ditambahkan-
nya, dengan tujuan untuk meningkatkannya. Karena mati
dengan cara seperti ini, Ia tidak hanya menjadi aib di hada-
pan Allah, tetapi juga terkutuk di hadapan Allah. Tentu
saja hal ini me­rupakan pola kerendahan hati yang menarik
perhatian seluruh umat manusia; sejauh ini tidak mungkin
mengungkapkannya dengan kata-kata yang sesuai dengan
martabatnya.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
H A RI 4
15
20 MARET 2022

KRISTUS MATI KARENA DOSA KITA

1 Korintus 15:3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan
kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri,
ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita,
sesuai dengan Kitab Suci,

Sebab yang sangat penting [first of all] telah kusampaikan


kepadamu. Dia [Paulus] sekarang mengkonfirmasi apa yang
ia katakan sebelumnya, dengan menjelaskan bahwa kebang­
kitan sudah dikhotbahkan olehnya, dan bahwa kebangkitan
itu juga adalah doktrin pokok dari injil. “Pertama-tama”
[kata “first of all” diterjemahkan sebagai yang penting dalam
terjemahan Indonesia], ucapnya, seperti selayaknya pondasi
yang harus ada ketika membangun rumah. Pada saat yang
sama ia menambahkan kepada otoritas khotbahnya, bahwa
ia menyampaikan apa yang sudah ia sendiri dapatkan dari
Tuhan, bukan sekedar laporan yang ia dengar dari orang
lain. Sebab firman harus dijelaskan sesuai dengan relasi

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


dari perikopnya. Sekarang, tugas seorang rasul adalah untuk
menyampaikan apa yang sudah diterimanya dari Tuhan dan
melayani Gereja dengan Firman Allah yang murni.
16

Bahwa Kristus telah mati, dst. Sekarang lihatlah dengan


lebih jelas dari mana ia menerimanya, sebab ia mengutip
Kitab Suci sebagai buktinya. Pada awalnya ia menyinggung
kematian Kristus, bahkan juga penguburan-Nya, sehingga
kita bisa menyimpulkan bahwa Ia dan kita serupa dalam
kedua hal ini, juga serupa dalam hal kebangkitan. Maka, Ia
telah mati bersama dengan kita, sehingga kita boleh bangkit
bersama dengan Dia. Dalam penguburan-Nya jugalah fakta
kematian yang Dia alami bersama kita dibuat semakin jelas.
Ada banyak perikop dalam Alkitab yang memprediksi kema-
tian dan kebangkitan Kristus, tapi tidak ada yang lebih jelas
dari Yesaya 52, Daniel 9:26, dan Mazmur 22.

Karena dosa-dosa kita. Dengan mengambil kutuk kita atas-


Nya, Ia bisa menebus kita dari kutuk tersebut. Kematian
Kristus bukanlah untuk hal lain selain menjadi korban untuk
menebus dosa-dosa kita, sebuah ganjaran yang memadai se­­
hingga kita bisa berdamai dengan Allah, sebuah kutukan atas
seseorang, dengan tujuan memperoleh pengampunan bagi
kita. Hal yang senada juga disampaikannya dalam Roma 4:25,
namun dalam ayat tersebut, Ia menghubungkan juga tentang
kebangkitan yang menganugerahkan kebenaran-keadilan
atas kita; sebab sama seperti dosa telah diselesaikan melalui
kematian Kristus, maka demikianlah kebenaran-keadilan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
diperoleh melalui kebangkitan-Nya. Perbedaan ini harus
diamati dengan seksama, agar kita tahu apa yang harus kita
lihat dari kematian, maupun kebangkitan Kristus. Meskipun
dalam bagian lain di Alkitab hanya menyebutkan kematian- 17
Nya saja, kita harus memahami bahwa kebangkitan-Nya juga
termasuk dalam kematian tersebut, namun ketika kema-
tian dan kebangkitan-Nya disebut secara terpisah, kita tahu
bahwa permulaan dari keselamatan kita ada di dalam kema-
tian-Nya, dan disempurnakan di dalam kebangkitan-Nya.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 5
18
21 MARET 2022

KRISTUS TERKUTUK
MENGGANTIKAN KITA

Galatia 3:13
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat
dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada
tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada
kayu salib!”

Kristus telah menebus kita. Rasul Paulus telah menyatakan


bahwa semua yang berada di bawah hukum Taurat juga
berada di bawah kutuk; Dari sini muncul kesulitan besar,
yaitu bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat membebaskan
diri mereka dari kutuk hukum Taurat. Setelah menyatakan
kesulitan tersebut, Paulus menunjukkan bahwa Kristuslah
yang telah membebaskan kita. Jika kita diselamatkan karena
kita telah dibebaskan dari kutuk hukum Taurat, maka kebe-
naran tidak berasal dari hukum Taurat. Paulus kemudian
menunjukkan cara kita dibebaskan.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Sebab ada tertulis, “terkutuklah orang yang digantung pada
kayu salib!” Sekarang, karena Kristus digantung pada kayu
salib, maka Ia ada di bawah kutukan tersebut. Tetapi sa­­
ngatlah jelas bahwa Kristus tidak menderita penghukuman 19
tersebut akibat diri-Nya sendiri. Jika demikian, ini berarti
– [1] Kristus disalibkan secara sia-sia, atau [2] kutuk kita
ditimpakan kepada-Nya agar kita dapat dilepaskan dari
dosa. Paulus tidak mengatakan bahwa Kristus dikutuk,
tetapi lebih dari itu, yaitu Ia adalah kutuk, – yang merujuk
kepada pengertian bahwa kutuk seluruh manusia ditimpa-
kan kepada-Nya (Yesaya 53:6). Jika ada yang berpikir bahwa
perkataan ini kasar, biarlah dia menjadi malu karena salib
Kristus; Di dalam pengakuan akan salib Kristus inilah kita
bermegah. Allah mengetahui kematian seperti apa yang akan
dialami oleh Anak-Nya ketika Ia menyatakan, “seorang yang
digantung terkutuk oleh Allah” (Ulangan 21:23).

Tetapi jika ditanyakan, bagaimana bisa terjadi bahwa Anak


yang dikasihi dikutuk oleh Bapa-Nya? Kita menjawab, bahwa
ada dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu bukan hanya
pribadi Kristus, tetapi juga natur manusia-Nya. Di satu sisi,
Ia adalah Sang Anak Domba Allah yang tak bercacat, penuh
berkat dan anugerah; Di sisi lain, Ia menempatkan diri-Nya
di posisi kita, dan dengan demikian Ia menjadi seorang yang
berdosa dan patut terkena kutukan, bukan karena diri-Nya
sendiri melainkan karena kita; Dan hal ini dilakukan sede-
mikian rupa sehingga menjadi suatu keharusan bagi Kristus
untuk menempati posisi kita. Ia tidak dapat berhenti menjadi
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
objek kasih Allah Bapa, tetapi Ia juga menanggung murka
Bapa. Karena bagaimana Kristus bisa mempersatukan Bapa
dengan kita, jika Ia sendiri juga harus menanggung keben-
20
cian dan kemarahan Bapa? Kita menyimpulkan bahwa
Kristus senantiasa “berbuat apa yang berkenan kepada-Nya”
(Yohanes 8:29). Namun, bagaimana Kristus dapat membe-
baskan kita dari murka Allah, jika Ia tidak memindahkannya
dari diri kita kepada diri-Nya sendiri? Oleh karena itulah
Kristus “tertikam oleh karena pemberontakan kita” (Yesaya
53:5), dan harus berurusan dengan Allah sebagai Hakim
yang murka. Inilah kebodohan salib (1 Korintus 1:18) dan
kekaguman para malaikat (1 Petrus 1:12) yang bukan hanya
melebihi, tetapi bahkan menelan seluruh hikmat dunia.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 6
21

22 MARET 2022

MENYALIBKAN MANUSIA LAMA

Roma 6:6
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah
turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kua-
sanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa.

Bahwa manusia lama. Memang manusia akan mulai menjadi


tua, ketika ia secara bertahap digantikan oleh generasi yang
berikutnya. Tetapi yang dimaksud Paulus dengan manusia
lama di sini adalah natur alami yang kita bawa sejak dari
kandungan, yang tidak layak untuk masuk kerajaan Allah.
Ketika kita terus diperbaharui di dalam kehidupan ini, manu-
sia lama harus dimatikan. Paulus mengatakan, manusia yang
lama ini terikat oleh salib Kristus, karena dengan kuasa salib
Kristuslah, manusia lama dikalahkan. Paulus mengarahkan
kepada salib. Ia dengan jelas menunjukkan bahwa kita tidak
bisa terhindar dari kematian, selain dengan cara berbagian di
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dalam kematian-Nya. Saya tidak setuju dengan orang-orang
yang berpikir bahwa mereka lebih memilih menggunakan
kata “disalibkan”, daripada kata “dimatikan”, yang beralasan
22
karena dia masih hidup, bahkan masih dalam keadaan sehat.
Tentu saja hal itu tidak salah, tetapi bukan itu maksud bagian
Firman Tuhan ini. Tubuh dosa, yang Paulus sebutkan di ayat
sesudahnya, bukan berarti tubuh jasmani yang terdiri dari
daging dan tulang, tapi berarti: hidup yang rusak. Ketika
manusia tetap dengan naturnya yang lama, maka dia ha­­
nyalah tubuh yang dipenuhi oleh dosa.

Paulus ingin menunjukkan tujuan akhir dari kehancuran


manusia lama ini, yaitu: supaya kita tidak lagi menjadi hamba
dosa. Ia melanjutkan, selama kita adalah keturunan Adam,
dan kita adalah manusia, maka kita diperbudak oleh dosa,
kita tidak bisa melakukan hal lain selain hanya dosa. Namun
semua itu sudah ditanggungkan di dalam Kristus, kita diang-
kat keluar dari perbudakan yang menyedihkan. Bukan berarti
kita langsung berhenti berbuat dosa, tetapi pada akhirnya
kita akan memenangkan pertandingan itu.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 7
23
23 MARET 2022

DARAH YESUS MENYUCIKAN KITA


DARI DOSA

1 Yohanes 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti
Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh perse-
kutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,
Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Tetapi jika kita hidup di dalam terang. Dia [Yohanes] menga-


takan bahwa bukti dari persatuan [persekutuan] kita dengan
Tuhan adalah jelas, jika kita serupa dengan-Nya. Bukan
berarti kemurnian hiduplah yang menjadi penyebab utama
kita bisa berdamai dengan Tuhan, tetapi yang dimaksud rasul
[Yohanes], justru yang menjadi akibat dari persekutuan kita
dengan Tuhan adalah ketika kemurnian dinyatakan melalui
hidup kita. Tidak diragukan lagi, inilah faktanya; di mana
pun Tuhan berada, segala sesuatu dipenuhi dengan kekudus­
an-Nya, yang akan membasuh semua kecemaran; tanpa Dia
kita tidak memiliki apa-apa selain kecemaran dan kegelapan.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Oleh karena itu, jelas bahwa tidak seorang pun dapat men-
jalani kehidupan yang suci, kecuali ketika dia dipersatukan
dengan Tuhan.
24

Dengan mengatakan, maka kita beroleh persekutuan seorang


dengan yang lain, dia tidak hanya berbicara mengenai perse-
kutuan dengan sesama; tapi dengan Tuhan (di satu sisi) dan
dengan sesama (di sisi yang lain).

Kemudian, bisa ada pertanyaan, “Siapakah di antara manu-


sia yang dapat menyatakan terang Allah dalam hidupnya?
(Karena itulah yang menurut Yohanes perlu dan harus ada,
bahwa ia harus sepenuhnya murni dan bebas dari kegelapan).
Terkait pertanyaan itu saya menjawab, bahwa pertanyaan
itu diajukan untuk menunjuk kepada kapasitas manusia;
manusia dianggap seperti Allah, yang menginginkan untuk
menjadi seperti Allah, bahkan ketika dia jauh dari kondisi
itu. Contoh di atas tidak dapat digunakan di luar konteks
bagian Firman Tuhan ini. Dia berjalan dalam kegelapan, yang
tidak didasarkan pada takut akan Tuhan, tidak dengan hati
nurani yang murni, dan tidak sepenuh hati mengabdikan
dirinya kepada Tuhan demi menyatakan kemuliaan-Nya.
Sebaliknya, ada orang yang dengan tulus hati menggunakan
hidupnya, ya, dalam setiap aspek kehidupannya, dalam takut
akan Tuhan, dengan jiwa yang siap melayani Tuhan, dan
dengan setia menyembah Dia, berjalan dalam terang, tetap
berada di jalan yang benar, meskipun banyak kekecewaan
dan kesulitan di bawah kuasa kedagingan. Pada akhirnya,
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
integritas hati nurani sajalah yang membedakan terang
dengan kegelapan.

Dan darah Yesus. Setelah mengajarkan apa itu ikatan dari 25


persatuan [persekutuan] kita dengan Tuhan, dia sekarang
menunjukkan buah apa yang dihasilkan darinya, termasuk
pengampunan dosa kita. Dan inilah berkat yang digambar-
kan Daud dalam Mazmur tiga puluh dua, agar kita mengerti
bahwa kita mengalami kesengsaraan yang paling hebat,
sampai pada akhirnya kita diperbarui oleh Roh Tuhan, dan
bisa melayani Dia dengan hati yang tulus. Karena siapa yang
bisa lebih sengsara selain daripada orang yang dibenci dan
dijauhi Allah, yang di atas kepalanya digantungkan murka
Allah dan kematian kekal?

Bagian Firman ini luar biasa; dari sini kita pertama-tama


belajar, bahwa penebusan Kristus, melalui kematian-Nya,
menjadi milik kita, ketika kita, dalam kejujuran hati, melaku-
kan apa yang benar dan adil, karena Kristus adalah Penebus
hanya bagi mereka yang berbalik dari kejahatan, dan men-
jalani hidup yang baru. Jika kita ingin Allah berbelas kasihan
dan mengampuni segala dosa kita, kita seharusnya bertobat.
Singkatnya, pengampunan dosa tidak dapat dipisahkan dari
pertobatan, begitu pula damai sejahtera Allah tidak berada
di hati mereka yang tidak takut akan Allah.

Kedua, perikop ini menunjukkan bahwa pengampunan dosa


yang cuma-cuma diberikan kepada kita bukan hanya sekali
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
saja, tetapi itu adalah anugerah yang terus ada di dalam
Gereja, dan setiap saat ditawarkan kepada orang beriman.
Karena di sini rasul [Yohanes] menulis kepada orang beri-
26
man; karena tidak ada manusia yang pernah, dan tidak akan
pernah, dapat berkenan di hadapan Tuhan, karena orang
semua bersalah di hadapan-Nya; karena betapapun kuat-
nya keinginan yang ada dalam diri kita untuk bertindak
benar, kita selalu datang kepada Tuhan dengan keragu-ra-
guan. Sementara, apa yang dilakukan setengah-setengah
[tidak sepenuh hati] tidaklah berkenan di hadapan Tuhan.
Sementara itu, kita terus-menerus memisahkan diri kita,
sejauh mungkin, dari kasih karunia Allah dengan melaku-
kan dosa-dosa yang baru lagi. Maka semua orang kudus
membutuhkan pengampunan dosa setiap harinya; karena
hanya inilah yang membuat kita tetap menjadi bagian dalam
keluarga Kerajaan Allah.

Dengan mengatakan, dari pada segala dosa, ia mencoba


menyampaikan bahwa kita bersalah di hadapan Allah dalam
banyak hal; ini berarti tidak ada orang yang tanpa cela.
Namun demikian, dia menyatakan bahwa tidak ada dosa yang
dapat menghalangi orang-orang saleh dan orang-orang yang
takut akan Tuhan, untuk mendapatkan perkenanan-Nya. Dia
juga menjelaskan mengenai cara memperoleh pengampunan,
dan apa yang dapat menyucikan kita, walaupun Kristus telah
menebus dosa kita dengan darah-Nya; tetapi dia menegaskan
bahwa semua orang saleh, tidak diragukan lagi, mengambil
bagian dalam penyucian dosa ini.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Kaum Sophist [filsuf gereja] telah menyelewengkan secara
jahat seluruh pengajarannya; karena mereka percaya bahwa
pengampunan dosa diberikan kepada kita, seolah-olah, di
dalam baptisan. Mereka mengajarkan bahwa hanya darah 27
Kristus yang cukup; setelah pembaptisan, Allah diperda-
maikan dengan manusia hanya melalui penebusan. Memang
menurut mereka darah Kristus berperan [dalam penebusan
dosa]. Tetapi ketika mereka menganggap bahwa perbua-
tan baik juga berperan, sekecil apa pun, tentu saja hal ini
bertentangan dengan apa yang Yohanes ajarkan di bagian
Firman ini, mengenai penebusan dosa dan pendamaian
dengan Allah. Karena dua hal ini, yaitu disucikan oleh darah
Kristus dan disucikan oleh perbuatan baik, tidak bisa berjalan
bersama: karena Yohanes menunjuk hanya kepada darah
Kristus saja, tidak pada yang lain.

Kesimpulannya, orang beriman mengetahui dengan pasti


bahwa mereka diterima oleh Allah, karena Allah telah men-
damaikan diri-Nya dengan mereka melalui pengorbanan
dalam kematian Kristus. Di dalam pengorbanan terdapat
penyucian dan penebusan. Maka, kuasa ini hanyalah ada di
dalam darah Kristus saja.

Dengan ini, maka ajaran yang menyesatkan dari kaum


Papist [pemuja Paus] berupa indulgensi haruslah ditolak
dan di­nyatakan kesalahannya; karena seolah-olah darah
Kristus tidak cukup, maka mereka menambahkan darah dan
jasa para martir sebagai tambahannya. Bahkan penyesatan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
ini semakin berkembang di antara kita; ketika mereka me­­
ngatakan bahwa kunci yang mereka pegang sebagai syarat
pengampunan dosa, dapat membuka harta, yang sebagian
28
terdiri dari darah dan jasa para martir, dan sebagian lagi
kerja keras, sehingga setiap orang berdosa dapat menebus
dirinya sendiri. Tidak ada pengampunan dosa bagi mereka
karena telah menghina darah Kristus; karena jika doktrin
mereka tetap bertahan, maka bukan darah Kristus saja yang
menyucikan kita, tetapi [darah Kristus] hanya menjadi salah
satu yang berperan [dalam penyucian dosa]. Hati nurani pun
berbicara, karena itu sang rasul meminta untuk bergantung
pada darah Kristus.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 8
29
24 MARET 2022

DISALIBKAN DENGAN KRISTUS (1)

Galatia 2:19-20
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk
hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku
telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup
oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Aku telah disalibkan dengan Kristus. Kalimat ini menjelas-


kan bagaimana kita - yang mati bagi hukum Taurat - hidup
bagi Tuhan. Kita dicangkokkan ke dalam kematian Kristus
sehingga kita menerima darinya suatu energi rahasia,
sama seperti ranting menerima energi dari akarnya. Sekali
lagi, surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum
“mendakwa dan mengancam kita… ditiadakan-Nya dengan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
memakukannya pada kayu salib.” (Kolose 2:14)

Dengan disalibkan bersama-sama dengan Dia, kita semua


30
telah dibebaskan dari semua kutukan dan kesalahan akibat
hukum Taurat. Orang yang berusaha untuk mengesamping-
kan pembebasan tersebut, telah membatalkan salib Kristus.
Tetapi kita harus ingat, bahwa kita dapat dibebaskan dari
kuk hukum Taurat hanya jika kita bersatu dengan Kristus,
sebagaimana ranting dapat mengambil tenaga [nutrisi] dari
akar hanya jika ranting dan akar itu tumbuh bersama dalam
satu pohon.

Namun aku hidup. Bagi manusia, kata Kematian selalu terasa


tidak menyenangkan. Oleh karena itu, setelah mengatakan
bahwa kita “disalibkan dengan Kristus“, Paulus menambah-
kan “bahwa hal ini membuat kita hidup.”

Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang


hidup di dalam aku. Ini menjelaskan apa yang dimak-
sud dengan “hidup untuk Tuhan”. Ia tidak lagi hidup oleh
kehidupannya sendiri, tetapi digerakkan oleh kuasa Kristus
yang rahasia. Dengan demikian, Kristus dapat dikatakan
hidup dan bertumbuh di dalamnya, karena sebagaimana
jiwa menghidupkan tubuh, demikian pula Kristus membe­
rikan kehidupan kepada anggota tubuh-Nya. Adalah suatu
perasaan yang luar biasa ketika orang percaya hidup di luar
diri mereka – dengan kata lain, hidup di dalam Kristus. Hal
ini hanya dapat dicapai dengan berhubungan secara nyata
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dan aktual dengan Dia. Kristus hidup di dalam kita dengan
dua cara – [1] memimpin kita melalui Roh-Nya dan menga-
rahkan seluruh tindakan kita; [2] membuat kita mengambil
bagian dalam kebenaran-Nya; Sehingga walaupun kita tidak 31
bisa melakukan apa-apa dari diri kita sendiri, kita diterima
di hadapan Tuhan. Cara yang pertama berkaitan dengan
regenerasi (kelahiran kembali), sedangkan cara yang kedua
berkaitan dengan pembenaran oleh anugerah. Bagian ini
dapat dipahami berdasarkan cara yang kedua, tetapi jika
dianggap lebih baik untuk menerapkan keduanya, saya
[Calvin] akan dengan senang hati mengadopsi pandangan
itu.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 9
32
25 MARET 2022

DISALIBKAN DENGAN KRISTUS (2)

Galatia 2:19-20
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk
hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku
telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup
oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging. Tidak


ada satupun kalimat di sini yang belum pernah dijelaskan
dengan berbagai macam interpretasi. Beberapa penaf-
sir memahami kata ‘daging’ sebagai kebejatan dari natur
keberdosaan; Tetapi yang Paulus maksudkan di sini adalah
kehidupan jasmani; Dan terhadap kehidupan jasmani inilah
berlaku keberatan berikut: “Kamu menjalani kehidupan jas-
mani; Tetapi sementara tubuh yang fana ini menjalankan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
fungsinya, – yaitu ditopang dengan makan dan minum –
ini bukanlah kehidupan surgawi Kristus. Oleh karena itu,
adalah suatu paradoks yang tidak masuk akal ketika kamu
bersikukuh menyatakan bahwa hidupmu bukanlah milikmu 33
sendiri, tetapi secara terang-terangan kamu hidup menurut
kelakuan orang pada umumnya.”

Paulus menjawab bahwa yang terpenting [dalam hidup]


adalah iman, yang mengisyaratkan bahwa hal ini adalah
suatu rahasia yang tersembunyi dari indera manusia. Oleh
karena itu, kehidupan yang kita capai dengan iman tidak ter-
lihat oleh mata jasmani, tetapi dirasakan dalam hati nurani
secara batiniah oleh kuasa Roh, sehingga kehidupan jasmani
tidak menghalangi kita untuk menikmati kehidupan surgawi
dengan iman.

“Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah … memberikan tempat


bersama-sama dengan Dia di sorga.” (Efesus 2:6)

Lagi, “...kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggo-


ta-anggota keluarga Allah,” (Efesus 2:19).

Dan sekali lagi, “Karena kewargaan kita adalah di dalam


sorga.” (Filipi 3:20)

Tulisan-tulisan Paulus penuh dengan penegasan yang


serupa, bahwa sementara kita hidup di dunia, kita juga seka-
ligus hidup di surga; Bukan karena Kepala kita [Kristus]
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
ada di sana, tetapi karena kita menikmati kehidupan yang
sama dengan Dia melalui kesatuan [dengan Kristus].
(Yohanes 14:23)
34

Yang telah mengasihi aku. Klausa ini ditambahkan untuk


mengungkapkan kekuatan iman; Karena orang akan segera
bertanya-tanya, -- Dari mana iman memperoleh kekua-
tan yang sedemikian rupa sehingga mampu menyalurkan
kehidupan Kristus ke dalam jiwa kita? Berdasarkan ini,
Paulus memberitahu kepada kita bahwa kasih Kristus dan
kematian-Nya adalah objek sandaran iman kita, karena
dengan cara inilah pengaruh iman harus dinilai. Bagaimana
mungkin kita hidup oleh iman Kristus? Karena “Dia me­­
ngasihi kita, dan memberikan diri-Nya untuk kita.” Kasih
Kristus menuntun diri-Nya untuk mempersatukan diri-Nya
sendiri dengan kita, dan Ia menyempurnakan persatuan itu
dengan kematian-Nya. Dengan memberikan diri-Nya bagi
kita, Kristus menderita dalam rupa kita [manusia] ketika -
di sisi lain - iman membuat kita berbagian dalam setiap hal
yang ada di dalam Kristus. Penyebutan kasih adalah sesuai
dengan perkataan Rasul Yohanes, “Bukan kita yang telah
mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita.”
(1 Yohanes 4:10)

Sebab jikalau ada jasa apapun dari kita yang telah meng-
gerakkan Kristus menebus kita, pastilah alasan ini sudah
disebutkan [yaitu alasan bahwa kita berjasa dalam hal
pe­nebusan]; tetapi sekarang Paulus menganggap seluruhnya
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
adalah karena kasih [bukan karena jasa kita]: sehingga itu
adalah anugerah yang cuma-cuma. Mari kita perhatikan uru-
tannya: “ Ia mengasihi kita, dan menyerahkan diri-Nya untuk
kita.” (Efesus 5:2). Paulus seolah-olah mengatakan, “Kristus 35
tidak punya alasan untuk mati, selain dari alasan mengasihi
kita,” dan itu dilakukan-Nya bahkan “ketika kita masih seteru
dengan Allah,” (Roma 5:10), sebagaimana Paulus berargumen
dalam suratnya yang lain.

Ia menyerahkan diri-Nya. Tidak ada kata-kata yang dapat


mengungkapkan dengan tepat arti dari kalimat ini, karena
siapakah yang dapat menemukan bahasa yang dapat me­nya-
takan kemuliaan Anak Allah? Namun, Kristuslah yang
telah memberikan diri-Nya sebagai harga penebusan kita.
Pendamaian, penyucian, kepuasan, dan seluruh manfaat
yang kita peroleh dari kematian Kristus diwakilkan di sini.
Bagi saya [Calvin], kata-kata ini sangatlah tegas. Tidak akan
cukup bagi siapapun untuk merenungkan Kristus yang telah
mati untuk keselamatan dunia, kecuali ia sendiri telah meng­
alami konsekuensi dari kematian ini, dan dimampukan untuk
mengklaimnya sebagai miliknya sendiri.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 10
36
26 MARET 2022

KRISTUS MENJALANI KEMATIAN


YANG PAHIT

Ibrani 12:2-3
Marilah kita melakukannya dengan mata yang ter-
tuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman,
dan yang membawa iman kita itu kepada kesem-
purnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah.
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung
bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari
pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu
menjadi lemah dan putus asa.

Demi/Ganti sukacita yang disediakan bagi Dia. Walaupun


ungkapan ini dalam bahasa Latin sedikit ambigu, namun
dalam Alkitab bahasa Yunani, maksud penulis kitab Ibrani
cukup jelas; yang menyatakan bahwa walapun Kristus berhak
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
untuk mengecualikan diri-Nya dari semua kesulitan dan
menjalani hidup yang sukacita, berkelimpahan dalam segala
hal baik, Ia tetap menjalani kematian yang pahit, dan dalam
segala aspek tercela. Dalam ungkapan ini, “demi sukacita” 37
memiliki arti yang sama dengan “dibandingkan sukacita”;
dan sukacita disini mencakup setiap jenis kesenangan. Ia
(Penulis kitab Ibrani) juga menulis, “yang disediakan bagi
Dia”, sebab kuasa untuk menghasilkan sukacita ini dimi-
liki oleh Kristus, dan hal ini menyukakan-Nya. Pada saat
yang sama, jika ada orang yang berpikir bahwa kata depan
(demi) tidak menunjukkan penyebab akhir (sukacita yang
disediakan bagi Dia), saya [John Calvin] tidak keberatan;
karena artinya akan menjadi, bahwa Kristus tidak menolak
kematian di atas kayu salib, karena Ia melihat hal ini sebagai
berkat. Namun Saya tetap lebih menyetujui penafsiran yang
awal.

Namun penulis Ibrani memuji dan menyatakan kepada kita


kesabaran Kristus dalam 2 hal: 1.) Karena Ia menanggung
kematian yang paling pahit, dan 2.) Karena Ia membenci
rasa malu. Penulis lalu menyebutkan akhir yang mulia dari
kematian Kristus, yaitu bahwa orang percaya dapat mema-
hami bahwa semua kejahatan yang mereka tanggung, akan
bera­k­hir pada keselamatan dan kemuliaan mereka, jika
mereka setia mengikut Kristus. Yakobus juga berkata, “Kamu
telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah
tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan ba­ginya.”
(Yakobus 5:11b). Sehingga, penulis menyatakan bahwa
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
akhir dari penderitaan kita akan sama dengan penderitaan
Kristus, sesuai apa yang dikatakan oleh Paulus, “Yaitu jika
kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga
38
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:17b).

Ingatlah selalu akan Dia. Penulis mendesak pesannya, dengan


membandingkan Kristus dengan kita; karena jika sang Anak
Allah yang patut dimuliakan bersedia melewati konflik yang
begitu hebat, maka siapakah kita, yang berani menolak untuk
menyerahkan diri kepada-Nya melakukan hal yang sama?
Karena satu pemikiran ini saja sudah cukup untuk dapat
menaklukan semua pencobaan, yaitu saat kita memahami
bahwa kita adalah sahabat atau rekan sekerja sang Anak
Allah. Dan juga bahwa Ia, yang sangat jauh di atas kita, rela
turun menjadi sama seperti kondisi kita, sehingga Ia dapat
menggerakkan kita melalui teladan-Nya sendiri; Ya, inilah
yang membuat kita memiliki keberanian, yang membuat
keberanian kita tidak akan mencair dan hilang, dan berubah
menjadi keputusasaan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 11
39
27 MARET 2022

KRISTUS MENANGGUNG HUKUMAN


AKIBAT DOSA KITA

1 Petrus 2:24
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-
Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati
terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-­
bilur-Nya kamu telah sembuh.

Ia sendiri telah memikul dosa kita. Bentuk dari perkataan


ini cocok untuk menyatakan kuasa dari kematian Kristus.
Sebab, di bawah hukum taurat, orang berdosa menyerahkan
korban sebagai pengganti dirinya, agar dapat dilepaskan dari
dosanya. Oleh karena itu, Kristus mengambil atas diri-Nya
kutuk akibat dosa-dosa kita, sehingga Ia dapat menebus
dosa kita di hadapan Allah. Petrus dengan tegas menambah-
kan di kayu salib, karena Kristus tidak dapat menawarkan
pe­nebusan seperti ini, kecuali dengan penebusan di atas kayu
salib. Oleh karena itu, Petrus dengan baik mengungkapkan
kebenaran, bahwa kematian Kristus ialah suatu pengorbanan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
untuk menebus dosa – dosa kita; Sebab dengan dipaku di
kayu salib dan mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai
korban untuk kita, Kristus mengambil atas diri-Nya dosa dan
40
hukuman (atas dosa) kita. Kitab Yesaya, yang merupakan
sumber dari substansi doktrin Petrus, memakai berbagai
bentuk ekspresi – Bahwa Ia dipukul oleh tangan Allah untuk
dosa kita, bahwa Ia tertikam karena pemberontakan kita,
bahwa Ia tertindas dan dihancurkan karena kita, bahwa
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditim-
pakan kepada-Nya. Tetapi, Petrus bertujuan menyatakan hal
yang sama melalui ayat ini – yaitu kita bahkan telah diperda-
maikan dengan Allah dalam kondisi ini, karena Kristus telah
menjaminkan kita dan membuat diri-Nya sendiri bersalah
di hadapan pengadilan-Nya, sehingga Ia dapat menanggung
hukuman akibat (dosa) kita.

Anugerah yang besar ini sedapat mungkin disembunyikan


para kaum Sofis (Gerakan para filsuf dalam bidang intelektual
di Yunani) di pengajaran mereka, karena mereka terus-me-
nerus berkata bahwa melalui pengorbanan kematian Kristus,
kita hanya dapat dibebaskan dari kesalahan setelah dibaptis,
namun hukuman (atas dosa) akan ditebus melalui usaha kita.
Tetapi, saat Petrus berkata bahwa Kristus menanggung dosa
kita, berarti tidak hanya kesalahan kita yang diperhitungkan
kepada-Nya, namun Ia juga menanggung hukuman, agar
dengan demikian, Ia menjadi korban penebusan, sesuai apa
yang dikatakan oleh nabi itu (Yesaya), “Ganjaran yang men-
datangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya.”
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Jika kaum Sofis keberatan dan berkata, bahwa ini hanya
berlaku sebelum pembaptisan, maka konteks ini menyang-
gah mereka, oleh karena Firman Tuhan memang ditujukan
kepada umat beriman. 41

Tetapi, klausa ini dan yang berikutnya, “oleh bilur-bilur-Nya


kita menjadi sembuh.”, dapat juga diterapkan pada hal ini,
bahwa kita harus memikul dosa orang lain, bukan untuk
menebus mereka, namun hanya untuk menanggungnya,
sebagai beban yang ditimpakan kepada kita.

Yang telah mati terhadap dosa (Yang telah dibebaskan


dari dosa). Petrus sebelumnya menunjukkan tujuan lain
(pe­nebus­an dosa), bahkan sebuah contoh tentang kesabar­an;
Namun di sini, seperti yang telah dinyatakan menjadi lebih
nyata, bahwa kita harus menghidupi hidup yang kudus
dan benar. Alkitab terkadang menyebutkan keduanya,
yaitu bahwa Tuhan menguji kita dengan kesulitan dan
kesengsaraan, agar kita dapat menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, dan juga agar manusia lama kita telah
disa­libkan dalam kematian Kristus, sehingga kita dapat ber-
jalan masuk ke hidup yang baru. (Filipi 3:10; Roma 6:4)
Di saat yang bersamaan, ada perbedaan pada tujuan akhir
yang Petrus bicarakan dari tujuan sebelumnya, tidak hanya
berbeda antara umum dan khusus (karena di dalam kesa-
baran, ada contoh), namun pada saat Petrus berkata bahwa,
“Kristus menderita, supaya kita yang telah mati terhadap
dosa, hidup dalam kebenaran”, ia menyatakan bahwa ada
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kuasa pada kematian Kristus untuk mematikan tubuh dosa
kita, se­perti yang dijelaskan Paulus lebih dalam pada Kitab
Roma 6. Tuhan bukan hanya membawa anugerah yang besar
42
pada kita (bahwa Tuhan membenarkan kita secara cuma-
cuma, dengan tidak memperhitungkan pada kita segala dosa
kita), namun Ia pun membuat kita mati terhadap dunia dan
daging, sehingga kita dapat bangkit kembali ke hidup yang
baru. Bukan agar suatu hari menyelesaikan kematian, namun
di mana pun itu, kematian Kristus berkuasa untuk penebusan
dosa, dan juga untuk mematikan daging.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 12
43
28 MARET 2022

KRISTUS MENANGGUNG
MURKA ALLAH

Yohanes 19:17-18
Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat
yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa
Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan
bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang
lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.

Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak.


Keadaan yang tercatat di sini berkontribusi besar, bukan
saja untuk menunjukan kebenaran cerita ini, tetapi juga
untuk membangun iman kita. Kita harus mengharapkan
kebenaran melalui penebusan dosa yang dikerjakan oleh
Kristus. Untuk membuktikan bahwa Diri-Nya adalah korban
untuk dosa-dosa kita, Dia mau untuk dibawa keluar dari kota
dan digantung pada kayu salib; Adat yang berlaku saat itu,
sesuai dengan perintah hukum Taurat, adalah bahwa hewan
korban, yang darah-Nya dicurahkan untuk menghapus dosa,
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
harus dibawa keluar perkemahan (Imamat 6:30 ; 16:27), dan
Taurat yang sama menyatakan bahwa “sebab seorang yang
digantung terkutuk oleh Allah” (Ulangan 21:23). Kedua hal
44
ini terpenuhi di dalam Kristus, sehingga kita dapat yakin
sepenuh-Nya bahwa penebusan telah dilakukan untuk dosa
kita oleh pengorbanan kematian-Nya ; bahwa “Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita” (Galatia 3:13), bahwa “Dia yang tidak
mengenal dosa  telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus
5:21). Bahwa dia dibawa keluar dari kota, agar Dia dapat
membawa dan mengambil, kecemaran kita yang dipikulkan
kepada-Nya, (Ibrani 12:12). Untuk tujuan yang sama juga
pernyataan mengenai perampok-perampok di ayat 18 ditu-
liskan lebih lanjut.

Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah,


Yesus di tengah-tengah. Seperti seolah-olah kekejaman
hukuman yang diterima Yesus tidak cukup, Dia digantung di
tengah-tengah dua perampok, dan juga, bukan saja Dia seo-
lah-olah layak digolongkan bersama penjahat-penjahat itu,
tapi malahan dianggap sebagai yang paling jahat dan paling
menjijikan di antara mereka. Kita harus selalu ingat bahwa
orang yang menyalibkan Kristus tidak melakukan apa-apa,
selain melakukan dari apa yang telah ditentukan oleh Tuhan
dan sesuai dengan tujuan-Nya; sebab Allah tidak menyerah-
kan Anak-Nya kepada nafsu liar mereka, tetapi menentukan
bahwa, sesuai dengan kehendak dan kerelaan-Nya, Kristus
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
harus dipersembahkan sebagai korban. Dan jika ada alasan
yang terbaik dibalik tujuan Tuhan menentukan Anak-Nya
harus menderita, maka kita harus melihat bahwa, di satu sisi
ada kengerian amarah-Nya terhadap dosa, dan di sisi lain 45
ada kebaikan-Nya yang tak terbatas kepada kita. Tidak ada
jalan lain yang melaluinya kesalahan kita dihapuskan selain
Sang Anak Allah menjadi terkutuk bagi kita. Kita melihat
Dia diusir ke tempat terkutuk, seolah-olah Dia telah dice-
mari oleh berbagai macam kejahatan, sehingga di sana Dia
tampak terkutuk di hadapan Tuhan dan manusia. Tentu saja
kita sangat bodoh, jika kita tidak melihat dengan jelas dari
penggambaran ini, betapa bencinya Allah terhadap dosa; dan
dengan begitu kita menjadi orang yang bebal, jika kita tidak
gentar dengan penghakiman yang seperti ini.

Di sisi lain, ketika Allah menyatakan bahwa keselamatan


kita begitu berharga bagi-Nya, Ia tidak menyayangkan Putra
tunggal-Nya, betapa melimpahnya kebaikan dan betapa
mengherankannya anugerah yang kita lihat di sini! Siapapun,
yang telah memiliki pandangan yang benar, me­­ngapa
Kristus telah mati, dan anugerah yang kita terima, tidak
akan meng­anggap doktrin salib sebagai kebodohan seperti
yang dilakukan orang Yunani, ataupun sebagai penghinaan
seperti yang dilakukan orang Yahudi (1 Korintus 1:23), tetapi
kita akan menganggap doktrin salib sebagai bukti dan janji
yang tak ternilai dari kuasa, dan hikmat, dan kebenaran, dan
kebaikan Tuhan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


Ketika Yohanes mengatakan, bahwa nama tempat itu adalah
Golgota, yang dimaksud adalah bahwa dalam bahasa Kaldea
atau Syria tempat itu disebut glglt’ (Gulgatha). Istilah terse-
46
but diturunkan dari kata glgl (Gilgel) yang menandakan
menggelinding; karena tengkorak itu berbentuk bundar
seperti bola.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 13
47
29 MARET 2022

INILAH ANAKMU, INILAH IBUMU

Yohanes 19:26-27
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasi-
hi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:
“Ibu, inilah anakmu!”. Kemudian kata-Nya kepada
murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid
itu menerima dia di dalam rumahnya.

Ibu, inilah anakmu! Ia seolah-olah mengatakan: “Saya akan


segera meninggalkan dunia ini, maka dengan kuasa-Ku, Aku
melepaskan tugas sebagai seorang anak bagimu; karena itu,
Aku menempatkan orang ini di tempat-Ku, supaya ia men-
jalankan tugas-Ku.” Hal yang sama juga dia sampaikan ketika
Ia berbicara kepada Yohanes,

Inilah ibumu! Maka dengan kalimat tersebut, Kristus menu-


gaskan Yohanes untuk memperlakukan dan menjaga Maria
sebaik mungkin, seperti ibunya sendiri. Dengan menahan
diri untuk tidak menyebut nama ibunya dan hanya memang-
gilnya Wanita! [terjemahan bahasa Inggris memakai kata:
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Woman – Wanita. Sementara bahasa Indonesia memakai
kata: Ibu], beberapa pendapat menyatakan bahwa Kristus
melakukannya supaya tidak melukai hati ibunya dengan
48
lebih mendalam. Saya tidak keberatan dengan pandangan
ini, namun ada dugaan / pendapat lain yang memung­
kinkan, yaitu : bahwa Kristus berniat menunjukkan bahwa
setelah menyelesaikan perjalanan hidup manusia, Ia mele-
takkan kondisi kehidupan yang pernah Ia jalani selama di
dunia, dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, di mana Dia
akan berkuasa atas malaikat dan umat manusia; karena kita
tahu bahwa Kristus senantiasa menjaga orang percaya untuk
melawan kedagingan, dan hal ini sangat perlu dilakukan di
saat kematian-Nya.

Murid Kristus itu lalu membawa Maria ke rumahnya. Ini


adalah tanda penghormatan dari murid kepada gurunya,
bahwa Yohanes begitu patuh pada perintah Kristus. Ini pun
menjadi bukti, bahwa para rasul memiliki keluarga mereka
sendiri; karena Yohanes tidak mungkin berlaku ramah
kepada ibu dari Kristus, atau membawanya ke tempat ia
tinggal, jika ia sendiri tidak memiliki rumah dan cara hidup
yang teratur. Karena itu, adalah bodoh ketika orang-orang
berpikir bahwa rasul-rasul melepaskan harta benda mereka,
datang kepada Kristus dengan tidak membawa apa-apa dan
dengan tangan kosong. Akan tetapi, yang lebih bodoh adalah
orang-orang yang menganggap kesempurnaan ada di dalam
kemiskinan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 14
49
30 MARET 2022

SUDAH SELESAI!

Yohanes 19:30
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, ber-
katalah Ia: ”Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Sudah selesai. Yohanes mengulangi kata yang sama yang


sebelumnya baru saja digunakan [di ayat 28 ketika ditulis
“segala sesuatu telah selesai”]. Kata “selesai” yang ucap-
kan oleh Kristus ini perlu mendapat perhatian kita; karena
kata ini menunjukan bahwa seluruh karya keselamatan bagi
kita, dan setiap bagian yang terkait dengan keselamatan
kita, terkandung di dalam kematian-Nya. Kita telah menya-
takan, bahwa kebangkitan Kristus tidak dapat dipisahkan
dari kematian-Nya, di mana Kristus menghendaki agar iman
kita terpusat kepada Dia, dan tidak menyimpang ke arah yang
lain. Artinya adalah, segala yang berkontribusi pada kesela-
matan manusia ada di dalam Kristus, dan sudah seharusnya,
tidak dicari di tempat lain; atau dapat kita katakan bahwa
kesempurnaan keselamatan terkandung di dalam diri-Nya.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Pada bagian ini juga terdapat kontras yang tersirat; Kristus
mengontraskan kematian-Nya dengan persembahan korban
dan semua bentuknya di dalam perjanjian lama; seolah-olah
50
Dia telah berkata, ”Dari segala yang dilakukan di bawah
hukum Taurat, tidak ada satupun yang memiliki kekuatan
pada dirinya sendiri untuk melakukan penebusan dosa, untuk
meredakan murka Allah, dan untuk mendapatkan pembe-
naran, tetapi sekarang keselamatan yang sejati diwujudkan
dan diperlihatkan kepada dunia”. Dasar dari penghapusan
semua upacara [Ceremonial law] dari hukum taurat adalah
dari doktrin ini, karena adalah tidak masuk akal untuk men-
jalankan upacara dalam hukum Taurat, ketika kita sudah
memiliki keselamatan sejati di dalam Kristus.

Jika kita setuju dengan kata “sudah selesai” yang diucap-


kan Kristus ini, seharusnya kematian Kristus sudah cukup
bagi kita untuk memperoleh keselamatan, dan kita tidak
boleh untuk mencari keselamatan di tempat lain; karena
Kristus yang telah diutus oleh Bapa Surgawi untuk memper-
oleh pembebasan penuh bagi kita dan untuk menyelesaikan
pe­nebusan kita, tahu betul apa yang menjadi tugas-Nya,
dan tidak gagal dalam apa yang dituntut dari-Nya. Ketika
Kristus mengucapkan kata “sudah selesai”, tujuan utamanya
adalah memberikan kedamaian dan ketenangan bagi hati
nurani kita. Oleh karena itu, marilah kita berhenti mencari
jalan keselamatan lain, dan tidak memilih untuk kehilangan
keselamatan yang telah Dia sediakan bagi kita.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


Tetapi keseluruhan agama dalam kepausan cenderung menun-
tun manusia untuk merancang sendiri metode-metode yang
tak terhitung banyaknya untuk mencari keselamatan, dan
karenanya kita bisa simpulkan, hal itu penuh dengan peng­ 51
hujatan yang keji. Lebih khusus lagi, perkataan Kristus ini
mengutuk kekejian misa. Semua pe­­ngorbanan pada hukum
Taurat harus dihentikan, karena keselamatan manusia telah
diselesaikan oleh satu pengorban­an kematian Kristus. Jadi,
hak apa yang dimiliki kaum Papist [pemuja Paus], atau
alasan apa yang dapat mereka katakan, bahwa mereka
berwenang untuk mempersiapkan korban baru, untuk men-
damaikan Allah dengan manusia? Jawaban mereka adalah,
bahwa itu bukanlah korban baru, melainkan korban yang
sama yang dipersembahkan oleh Kristus. Tapi ini mudah
dibantah; karena, pertama, tidak ada perintah bagi mereka
untuk melakukan pemberian persembahan; dan yang kedua,
Kristus, setelah menyelesaikan semua yang perlu dilakukan,
dengan satu persembahan tunggal, menyatakan dari kayu
salib bahwa semuanya sudah selesai. Oleh karena itu, mereka
lebih buruk daripada pemalsu, karena mereka dengan jahat
merusak dan memalsukan perjanjian yang dimeteraikan oleh
darah Anak Allah yang berharga.

Dia menyerahkan nyawa-Nya [John Calvin menerjemahkan:


nafas-Nya]. Semua penginjil menaruh perhatian yang besar
untuk menyebut kematian Kristus, dan itu adalah hal yang
paling tepat; karena darinya kita memperoleh harapan yang
pasti akan hidup kita, dan kita juga memperoleh darinya
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kemenangan yang mutlak atas kematian, karena Anak Allah
telah menanggungnya bagi kita dan telah menang atas maut.
Tetapi kita harus memperhatikan ungkapan yang digunakan
52
Yohanes, yang juga mengajarkan kita, bahwa semua orang
percaya yang mati bersama Kristus akan dengan damai
menyerahkan jiwa mereka ke dalam perlindungan Allah,
yang setia, yang tidak akan kehilangan apa yang dijaga-Nya.
Anak-anak Allah dan orang-orang yang binasa dalam kekeka-
lan, sama-sama akan mengalami kematian tubuh, namun ada
perbedaan di antara mereka. Orang-orang yang akan binasa
menyerahkan jiwanya tanpa mengetahui kemana perginya
atau apa yang akan terjadi pada jiwanya; sedangkan anak-
anak Allah menyerahkan jiwanya, sebagai suatu keyakinan
yang indah, kepada perlindungan Allah, yang dengan setia
akan menjaganya sampai hari kebangkitan. Kata “nafas”
dengan jelas digunakan di sini untuk menunjukan jiwa yang
kekal.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 15
53
31 MARET 2022

YESUS DIKUBURKAN SECARA


TERHORMAT

Yohanes 19:40
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya
dengan kain lenan dan membubuhinya dengan
rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat.

Menguburkan jenazah merupakan kebiasaan orang Yahudi.


Ketika Kristus menanggung aib yang terbesar di atas kayu
salib, Allah menetapkan supaya penguburan-Nya harus
dilakukan secara terhormat, karena itu sebagai persiapan
untuk kebangkitan-Nya yang mulia. Biaya penguburan yang
dikeluarkan oleh Nikodemus dan Yusuf [Arimatea] sangat-
lah besar dan sebagian orang menganggapnya berlebihan;
tapi kita harus memikirkan rancangan Tuhan, yang telah
memimpin mereka, melalui Roh Kudus, untuk memberikan
penghormatan kepada Anak-Nya sendiri, bahwa melalui
aroma yang harum dari kubur-Nya, Ia boleh mengangkat
rasa takut kita akan salib. Akan tetapi, hal-hal yang di luar
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kebiasaan janganlah dianggap sebagai sebuah pedoman.

Lagipula, penulis Injil menyatakan dengan jelas bahwa


54
Kristus dikuburkan menurut adat orang Yahudi. Melalui
perkataan tersebut, ia menyatakan kepada kita bahwa ini
adalah salah satu upacara yang diperintahkan Hukum Taurat;
bagi masyarakat di zaman dahulu (yang tidak mendapat-
kan pernyataan mengenai kebangkitan dengan jelas, serta
tidak memiliki konfirmasi dan jaminan di dalamnya, tidak
seperti kita di dalam Kristus), maka mereka memerlukan
sesuatu yang dapat membantu meyakinkan mereka dan
mengharapkan kedatangan Sang Pengantara. Oleh sebab itu,
kita seharusnya dapat membedakan antara kita, yang sudah
diterangi oleh terang Injil, dengan mereka yang tidak meng­
alami kehadiran Kristus. Inilah alasan kenapa kemudian
dikeluarkan biaya yang besar supaya upacara menjadi lebih
megah, di mana pada masa sekarang ini, hal itu bukanlah
sesuatu yang lumrah; karena di masa sekarang, orang yang
menguburkan orang mati dengan biaya yang besar, sebe-
narnya dianggap tidak sedang menguburkan orang mati.
Tetapi karena hal itu tergantung pada mereka, maka ketika
menguburkan Kristus sendiri, Sang Raja kehidupan, ketika
membaringkan Dia di dalam makam, demi kebangkitan-
Nya yang mulia, akan menghilangkan kebiasaan yang kuno
tersebut.

Di antara orang tidak percaya pun, juga ada kecemasan dan


upacara yang besar dalam menguburkan orang mati, yang
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
tidak diragukan lagi berasal dari tradisi bapa-bapa Yahudi
kuno, sama halnya seperti upacara pengorbanan. Akan tetapi,
karena tidak ada harapan kebangkitan di dalam mereka,
maka mereka tidak benar-benar mengikuti tradisi bapa-bapa 55
Yahudi, hanya menirunya saja; karena janji dan perkataan
Tuhan, yang menjadi jiwa dan menghidupkan upacara terse-
but. Kesimpulannya, semua upacara yang manusia lakukan,
walaupun terlihat sebagai ibadah orang saleh, tidak lebih dari
suatu takhayul yang bodoh. Bagian kita seharusnya adalah
memelihara kewajaran dan tetap tidak berlebihan karena
dengan pengeluaran yang berlebihan itu akan memadamkan
keharuman dari kebangkitan Kristus.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 16
56
1 APRIL 2022

PENGAMPUNAN DOSA
MEMBUTUHKAN DARAH KRISTUS

Ibrani 9:22
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum
Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah
tidak ada pengampunan

Dan hampir segala sesuatu dst. Dengan mengatakan hampir,


penulis Ibrani sepertinya menyiratkan bahwa ada hal-hal
yang disucikan tidak dengan darah. Dan tentunya mereka
sering membasuh diri dan benda-benda tidak kudus lainnya
dengan air. Tetapi air itu sendiri memperoleh kekuatan-
nya untuk membersihkan dari pengorbanan; sehingga rasul
yang menulis surat Ibrani menyatakan bahwa tanpa darah
tidak ada pengampunan. Jadi, hal yang najis akan tetap najis
sampai disucikan dengan pengorbanan. Dan sama halnya,
tanpa Kristus tidak ada kesucian dan keselamatan, jadi, tanpa
tanpa darah tidak ada sesuatu yang bisa disucikan atau-
pun memperoleh keselamatan, karena Kristus tidak dapat
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dipisahkan dari pengorbanan di dalam kematian-Nya.

Tetapi rasul yang menulis surat Ibrani hanya bermaksud me­­


ngatakan bahwa simbol ini [darah] hampir selalu digunakan. 57
Jika suatu saat penyucian tidak dilakukan, itu tetap melalui
darah, karena semua ritual upacara keagamaan memper-
oleh keampuhannya dengan cara penebusan secara umum.
Pemercikan darah tidak dilakukan kepada semua orang,
(karena bagaimana mungkin sebagian kecil darah cukup
untuk begitu banyak orang?) namun penyucian itu memiliki
manfaat untuk semua orang. Oleh karena itu bagian kecil
yang dipercikkan tersebut memiliki signifikansi yang sama.
Seperti yang telah dia katakan, bahwa cara ritual keagamaan
ini begitu umum sehingga mereka jarang menghilangkan-
nya dalam penyucian. Mengacu apa yang dikatakan oleh
Chrysostom, apa yang menjadi lambang tidaklah seban­
ding, karena ini hanyalah gambaran dari hukum taurat yang
sangat berbeda dengan apa yang menjadi konsep penulis
Ibrani.

Tidak ada pengampunan, dst. Semua orang tidak layak berdiri


di hadapan Tuhan, karena tidak seorangpun yang benar-be-
nar layak berdiri di hadapanNya, tidak ada dasar bagi setiap
orang untuk mendapat perkenanan Tuhan sampai orang itu
diperdamaikan dengan Tuhan. Tetapi ada satu jalan untuk
mendapatkan pendamaian, yaitu penebusan melalui darah,
maka tidak ada pengampunan dosa jika tidak ada pertum­
pahan darah, dan ini bisa diperoleh ketika kita mengarahkan
iman kita pada kematian Kristus
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
H A RI 17
58
2 APRIL 2022

KEKAYAAN KASIH KARUNIA ALLAH

Efesus 1:7-8
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut
kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya
kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

Di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebus­an.


Paulus masih mengilustrasikan penyebab material, bagaimana
rekonsiliasi kita dengan Allah melalui Kristus. Oleh kematian-
Nya, perkenanan Bapa kepada kita telah dipulihkan, karena
itu haruslah kita selalu mengarahkan pikiran kita kepada
darah Kristus, sebagai sarana kita bisa mendapat anugerah
ilahi. Setelah membahas bahwa kita ditebus oleh darah
Kristus, Paulus langsung membahas mengenai pengam-
punan dosa, untuk menyatakan bahwa kita sudah ditebus,
karena dosa-dosa kita tidak diperhitungkan atas kita. Maka
dapat dipahami, bahwa oleh anugerah secara cuma-cuma
kita memperoleh pembenaran yang membuat kita diterima
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
oleh Allah, dan membebaskan kita dari belenggu iblis dan
kematian. Di sini, hubungan erat antara penebusan kita dan
bagaimana cara memperolehnya tetap dikaitkan satu dengan
yang lain. Maka yang perlu menjadi perhatian kita adalah 59
bahwa; selama kita masih berada di bawah penghakiman
Allah, kita terbelenggu oleh rantai kemalangan, karena itulah
pembebasan kita dari dosa menjadi sebuah kebebasan yang
tak ternilai harganya.

Menurut kekayaan kasih karunia-Nya. Paulus sekarang


kembali membahas tentang penyebab efisien, kebesaran
dari kebaikan ilahi yang telah memberikan Kristus menjadi
Penebus kita. Penggunaan kata kekayaan dan melimpah, pada
bagian ayat selanjutnya dimaksudkan untuk memberikan
kita pandangan yang luas terhadap anugerah ilahi itu. Paulus
merasa tidak dapat merayakan kebaikan Tuhan dengan cara
yang seharusnya, dan ia berharap orang-orang merenungkan
kebaikan tersebut hingga mereka dipenuhi oleh kekaguman.
Alangkah baiknya jika orang-orang sungguh terkesan oleh
“kekayaan kasih karunia-Nya” yang ditekankan di ayat ini!
Dunia tak akan lagi berimajinasi bahwa mereka dapat me­ne-
bus diri sendiri dengan kepuasan palsu atau hal-hal yang
remeh; seakan darah Kristus kehilangan manfaatnya tanpa
bantuan dari hal-hal tersebut.

Dalam segala hikmat. Paulus sekarang sampai kepada penye-


bab formal, pemberitaan injil, yang melaluinya kebaikan
Allah ditumpahkan atas kita. Melalui iman kita menerima

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


Kristus yang membawa kita kepada Allah dan menerima
hak istimewa melalui adopsi. Paulus begitu menonjolkan
sisi hikmat dan bijaksana berita injil, dengan tujuan agar
60
jemaat Efesus membenci semua doktrin yang bertentangan
dengan injil. Rasul-rasul palsu menyusup dan memberikan
pandangan yang seakan-akan lebih tinggi dari instruksi dasar
yang disampaikan oleh Paulus. Dan sang iblis, demi merusak
iman kita, mati-matian berusaha merendahkan berita injil.
Sebaliknya, Paulus membangun otoritas injil agar orang-
orang percaya dapat bersandar pada injil itu dengan penuh
keyakinan. Segala hikmat berarti hikmat yang penuh atau
sempurna.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 18
61
3 APRIL 2022

DITEBUS DENGAN DARAH


YANG MAHAL

1 Petrus 1:18-19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang
fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda
dan tak bercacat.

Ayat 18. Sebab kamu tahu, atau mengetahui. Inilah alasan


lainnya, harga dari penebusan kita yang harus terus diingat
ketika membicarakan tentang keselamatan kita. Barangsiapa
menolak atau menghina anugerah Injil, dia bukan hanya
menganggap keselamatannya sendiri tidak berharga, tapi
juga darah Kristus (yang sudah ditunjukkan oleh Tuhan
betapa berharga nilainya) menjadi tidak berharga baginya.
Kita juga tahu betapa sangat tidak pantasnya menganggap

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


darah Allah sebagai hal yang biasa-biasa saja. Oleh karena
itu, tidak ada hal lain yang bisa begitu mendorong kita untuk
menjalankan kesucian hidup, selain mengingat akan harga
62
penebusan yang diberikan atas kita.

Perak dan emas. Sebagai satu bentuk penekanan, maka ia


menyebut hal yang kontras seperti ini, supaya kita tahu
bahwa seluruh dunia dan semua yang dianggap berharga oleh
manusia, tidak ada apa-apanya dibandingkan kemuliaan dan
nilai penebusan kita. Tetapi ia mengatakan bahwa mereka
sudah ditebus dari cara hidup yang sia-sia, supaya kita tahu
bahwa hidup manusia hanyalah labirin pengembaraan yang
menuju kepada kebinasaan, sampai dia berbalik kepada
Kristus. Ia juga mengatakan bahwa bukan melalui perbuatan
baik maka kita bisa dikembalikan kepada jalan yang benar,
tetapi oleh karena kehendak Tuhanlah maka pe­nebusan demi
keselamatan kita, menjadi efektif. Jadi, darah Kristus bukan
hanya jaminan keselamatan kita, tapi juga menjadi sumber
panggilan kita.

Selain itu, Petrus memperingatkan kita untuk berha-


ti-hati, jangan sampai ketidakpercayaan kita menyebabkan
pe­nebusan itu menjadi sia-sia atau tidak diberlakukan atas
kita. Ketika Paulus dengan bangga mengatakan bahwa Ia
menyembah Allah dengan hati nurani yang murni seperti
yang dilakukan nenek moyangnya (2 Timotius 1:3), juga
pujiannya atas Timotius yang meneladani kesalehan hidup
neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (2 Timotius 1:5) dan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
perkataan Kristus yang berkata bahwa bangsa Yahudi tahu
siapa yang mereka sembah (Yohanes 4:22), maka cukup
aneh bila Petrus harus menegaskan bahwa bangsa Yahudi
pada zamannya tidak belajar apa-apa dari nenek moyangnya, 63
selain hanya kesombongan belaka. Terkait hal itu, jawaban
saya adalah: ketika Kristus menyatakan bahwa jalan atau
pengetahuan dari agama yang benar adalah milik bangsa
Yahudi, yang dimaksudkannya adalah hukum Tuhan dan
perintah Tuhan, bukan orang Yahudinya. Karena bait suci
dibangun di Yerusalem bukan tanpa tujuan, demikian juga
Tuhan disembah di Yerusalem bukan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut apa yang ditentukan dalam Hukum
Taurat. Karena itu ia mengatakan bahwa bangsa Yahudi
tidak akan tersesat jika mereka menjalani Hukum Taurat.
Mengenai nenek moyang/leluhur Paulus, dan juga Lois,
Eunike, serta kisah lain yang serupa, tidak diragukan lagi
bahwa Tuhan masih menemukan sejumlah kecil orang yang
terus menjalani kehidupan dengan kesalehan yang tulus,
di tengah kebanyakan orang yang telah menjadi rusak dan
menjerumuskan diri ke berbagai macam kejahatan. Begitu
banyak takhayul, kemunafikan mendominasi, dan hara-
pan keselamatan yang dibangun di atas hal-hal yang begitu
sepele. Mereka bukan hanya dipengaruhi pandangan yang
salah, tetapi juga terpukau dengan kejahatan yang menjijik-
kan; dan mereka [orang Yahudi] yang tersebar di berbagai
belahan dunia bahkan terlibat dalam kejahatan yang lebih
besar. Singkat kata, sebagian besar dari bangsa itu [Yahudi],
ada yang sudah menjauh sepenuhnya dari iman kepercayaan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
yang sejati, ada juga yang sudah mengalami kemerosotan
atau kerusakan yang parah. Karena itu, ketika Petrus me­ngu­
tuk doktrin yang diwariskan dari nenek moyang mereka, ia
64
menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak ada hubungan-
nya dengan Kristus, yang adalah jiwa dan kebenaran dari
Hukum itu sendiri.

Kemudian kita pun belajar bahwa begitu manusia mening-


galkan Kristus, mereka akan langsung tersesat menuju
kebinasaan. Dalam hal ini, wewenang atau kebiasaan kuno
yang diturunkan dari jaman nenek moyang adalah sia-
sia. Seperti nabi Yehezkiel berkata kepada bangsa Yahudi,
“Janganlah kamu hidup menurut ketetapan-ketetapan ayah
[nenek moyang/leluhur] mu,…. “ (Yehezkiel 20:18). Ini pun
juga harus menjadi perhatian di zaman sekarang ini, yaitu
agar penebusan Kristus efektif dan berarti bagi kita, kita
harus meninggalkan hidup kita yang lama, walaupun itu
adalah ajaran dan praktek yang diturunkan dari penda-
hulu/leluhur kita. Maka sangatlah bodoh ketika kaum Papist
[pemuja Paus] menganggap bahwa para leluhur menjadi
alasan yang cukup kuat supaya mereka menerima segala
jenis takhayul, sehingga dengan berani mereka menolak
apapun yang disampaikan oleh firman Tuhan.

Ayat 19. Yang ia maksudkan ketika menyebut analogi ‘anak


domba’ adalah: apapun yang hendak ditujukan oleh pe­­
ngorbanan [yang dilakukan secara] turun-temurun, kita
menemukannya di dalam Kristus, terlepas dari kenyataan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
bahwa ia secara khusus menyinggung mengenai Anak Domba
Paskah. Akan tetapi, marilah kita melihat apa yang menjadi
manfaat dari membaca Hukum Taurat bagi kita; walaupun
ritual memberikan korban sudah dihapuskan, namun itu 65
menolong iman kita untuk membandingkan antara rea­
litas yang sesungguhnya dengan simbol/lambang yang
mewakilinya. Sehingga kita dapat menemukan realitas/
kebenaran yang sesungguhnya berdasarkan simbol/lambang
yang mewakilinya.

Musa memerintahkan domba yang utuh atau yang sempurna,


tanpa cacat, untuk dipilih di momen Paskah. Hal ini sering
diulang-ulang ketika berbicara mengenai korban, baik itu di
dalam Imamat 23, Bilangan 28 dan di bagian kitab lainnya.
Petrus, ketika mengaitkannya dengan Kristus, ia sedang
meng­ajarkan kita bahwa Kristus adalah korban yang pantas
dan diperkenan oleh Allah, karena Ia sempurna, tanpa cacat;
seandainya Kristus memiliki cacat dalam diriNya, maka
Kristus tidak dapat menjadi persembahan yang benar bagi
Allah dan tidak dapat meredakan murka Allah.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 19
66
4 APRIL 2022

MENYALIBKAN DAGING

Galatia 5:24
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah
menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus. Ia menambahkan


ini untuk memperlihatkan bahwa seluruh orang Kristen
telah meninggalkan kedagingan, dan karena itu menikmati
kebebasan. Saat ia membuat pernyataan ini, Rasul Paulus
mengingatkan orang Galatia tentang apa itu arti kekris-
tenan yang sesungguhnya. Pernyataan ini berkaitan dengan
kehidupan, dan Rasul Paulus sedang melindungi mereka
dari kekristenan yang palsu. Kata disalibkan menunjuk-
kan bahwa mematikan kedagingan adalah efek dari salib
Kristus. Pekerjaan ini bukan berasal dari manusia. Tetapi
dari anugerah Kristus semata.

“kita telah menjadi satu dengan apa yang sama


dengan kematian-Nya” (Roma 6:5),
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Bahwa kita bukan lagi hidup untuk diri kita sendiri. Jika kita
telah terkubur bersama Kristus, maka melalui penyangkal­an
diri yang sungguh-sungguh dan penghancuran manusia yang
lama, kita dapat menikmati hak istimewa sebagai anak-anak 67
Tuhan. Kedagingan kita tidak seluruhnya dihancurkan; tetapi
kedagingan tidak memiliki lagi hak untuk berkuasa, dan
harus taat kepada Roh. Kedagingan dan nafsunya adalah
perumpamaan akan pohon dan buahnya. Kedagingan itu
sendiri adalah kerusakan dari natur yang rusak, yang dari-
padanya seluruh tindakan yang jahat bermula (Matius 15:19;
Markus 7:21.) Karena itu, anggota tubuh Kristus memiliki
alasan untuk mengeluh, jika mereka masih berada di bawah
belenggu taurat, padahal seluruh yang telah lahir baru oleh
Roh-Nya sudah dibebaskan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 20
68
5 APRIL 2022

BERMEGAH DALAM KRISTUS YANG


DISALIBKAN

Galatia 6:14
Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain
dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya
dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah. Rancangan dari


rasul palsu disini dibandingkan dengan ketulusan Paulus
sendiri. Seolah ia berkata, “Untuk menghindari keterpaksaan
menanggung salib, mereka menolak salib Kristus, mem-
beli pujian manusia dengan tubuhnya, dan diakhiri dengan
kemenangan atasmu. Namun kemenangan dan kemuliaanku
ada pada salib Anak Allah”. Jika jemaat Galatia tidak keku-
rangan akal sehat, seharusnya mereka tidak akan membenci
orang-orang yang mereka lihat mempermainkan kondisi
mereka yang berbahaya.

Untuk bermegah dalam salib Kristus, adalah untuk ber-


megah dalam Kristus yang disalibkan. Namun hal ini
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
mengimplikasikan sesuatu yang lebih. Dalam kematian-Nya,
--begitu penuh dengan aib yang memalukan, di mana Tuhan
sendiri dikutuk dan di mana manusia tidak mampu melihat
dengan kebencian dan rasa malu, -- dalam kematian Dia akan 69
dimuliakan, karena Ia menerima kebahagiaan yang sempurna
didalamnya. Di mana kebaikan tertinggi manusia terlihat,
disanalah kemulian-Nya. Namun mengapa Paulus tidak men-
carinya di tempat lain? Meskipun keselamatan diberikan
pada kita dalam salib Kristus, apa yang dipikirkannya dalam
kebangkitan-Nya? Saya menjawab, dalam salib, penebusan
ditemukan seluruh bagiannya, namun kebang­kit­an Kristus
tidak menjauhkan kita dari salib. Dan cermatilah dengan
baik, bahwa setiap bentuk lain dari kemuliaan ditolak Allah
dan dianggap sebagai suatu bentuk pelanggaran yang fatal.
“Semoga Allah melindungi kita dari bencana yang menakut-
kan!” Begitulah makna dari frasa yang kerap Paulus gunakan,
sekali-kali tidak.

Sebab olehnya dunia telah disalibkan. Seperti Bahasa Yunani,


kata salib, stauros, adalah kata yang maskulin, kata ganti
relatif yang diberikan oleh siapa, atau dengan yang biasa kita
kaitkan kepada Kristus atau salib. Menurut pendapat saya,
ini lebih cocok diaplikasikan kepada salib; karena olehnya
kita sungguh-sungguh mati terhadap dunia. Namun, apa
arti dari dunia? Ini tentunya dibandingkan dengan manusia
yang baru. Apapun yang berlawanan dengan kerajaan Kristus
adalah dunia, karena semua itu adalah milik dari manusia
yang lama, atau dengan kata lain, dunia adalah objek dan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
tujuan dari manusia yang lama.

Dunia telah disalibkan bagiku. Ini sejalan dengan bahasa


70
yang digunakan pada konteks yang lain.

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan


bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pe­­
ngenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia
dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya
sampah, supaya aku memperoleh Kristus”
(Filipi 3:7-8)

Untuk menyalibkan dunia, berarti memperlakukannya


dengan kebencian dan hina.

Ia menambahkan, dan aku bagi dunia. Hal ini berarti bahwa


ia menganggap dirinya tidak layak untuk diperhitungkan
dan pantas dimusnahkan; karena ini adalah perihal yang
tidak bisa dilakukan oleh orang yang sudah mati. Dalam
setiap kesempatan, ia bermaksud, bahwa melalui proses
merendahkan diri dari pribadi yang lama ia telah mening-
galkan dunia. Beberapa orang menafsirkan ini dengan, “Jika
dunia melihatku sebagai dibenci dan diasingkan, saya akan
menganggap dunia ini terhukum dan terkutuk”. Ini terlihat
seperti dilebihkan, tapi saya akan menyerahkan kepada pem-
baca untuk menilainya.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
H A RI 21
71
6 APRIL 2022

PENGETAHUAN TERPENTING:
KRISTUS YANG TERSALIB

1 Korintus 2:2
Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui
apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu
Dia yang disalibkan.

Sebab aku tidak berpikir bahwa itu adalah hal yang kuingin­
kan. Seperti kata krinein yang dalam Bahasa Yunani, sering
memiliki arti seperti eklegein, yaitu untuk memilih se­suatu
yang berharga, membuat saya berpikir bahwa tidak ada seo-
rang pun dengan penilaian yang baik akan mengizinkan
penafsiran yang saya berikan sebagai kemungkinan, meski-
pun itu hanyalah sebuah konstruksi berpikir. Di saat yang
sama, jika kita menafsirkannya seperti ini – “tidak ada satu
macam pengetahuan manapun yang saya anggap berharga,”
tidak ada yang keras dalam pengartian ini. Jika kita mema-
hami fakta bahwa ada sesuatu yang perlu ditambahkan,
maka kalimatnya akan menjadi lebih jelas diartikan seperti
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
ini – “Tiada yang saya anggap berharga, yang seberharga
pengetahuan saya, atau dasar dari pengetahuan itu sendiri.”
Di saat yang sama saya tidak menolak interpretasi yang ber-
72
beda – seperti Paulus menyatakan bahwa ia tidak menghargai
apapun sebagai pengetahuan, atau menyatakan apapun
sebagai pengetahuan, kecuali Kristus sendiri. Karena itu
preposisi Yunani dan, yang sebagaimana sering dikatakan,
perlu diberikan. Namun apakah interpretasi sebelumnya
tidak diakui, atau jika intepretasi yang selanjutnya lebih baik,
substansi dari bagian ini adalah: “Seperti keinginanku untuk
berbicara menggunakan bahasa yang tinggi dan elegan, dan
pengharapanku juga untuk lebih memiliki penyempurnaan
materi, saya tidak mengaspirasikannya, bahkan saya mem-
bencinya. Karena hanya ada satu hal yang hati saya rindukan
– yaitu memberitakan Kristus dengan kesederhanaan.”

Dalam penambahan kata “disalibkan”, ini tidak berarti bahwa


ia tidak memberitakan apapun mengenai Kristus kecuali
salib-Nya; namun sesungguhnya meskipun dengan segala
kehinaan mengenai salib, ia tetap memberitakan Kristus.
Seolah ia mengatakan: “Aib dari salib tidak akan menghalangi
saya untuk melihat kepada-Nya yang merupakan sumber
ke­selamatan, atau membuatku malu untuk menganggap
semua kebijaksanaanku telah sepaham dalam-Nya. Di dalam-
Nya yang dibenci dan ditolak oleh manusia oleh karena salib.”
Oleh karena itu pernyataan ini harus dijelaskan dengan
cara: “Tidak ada pengetahuan dipandanganku yang lebih
penting dan membuatku mengingini apapun diluar Kristus,
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
meski salib menjadi aib-Nya.” Klausa singkat yang ditam-
bahkan untuk memperluas (auxesin), dengan pandangan
yang me­nyakitkan bagi mereka yang sombong, yang dibenci
Kristus, karena mereka berjuang untuk mendapatkan pujian 73
karena memiliki pengetahuan yang tinggi. Disini kita memi-
liki ayat yang indah, di mana kita belajar apa yang harus
diajarkan oleh orang beriman yang setia, apa yang harus kita
pelajari seumur hidup kita dan memandang segala sesuatu
lainnya sebagai “sampah.” (Filipi 3:8)

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 22
74
7 APRIL 2022

BERSEKUTU DENGAN
KEMATIAN KRISTUS

Filipi 3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa
dengan Dia dalam kematian-Nya.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia. Paulus menunjuk


kepada kuasa dan natur iman – yang adalah pengenalan akan
Kristus. Pengenalan akan Kristus ini bukan jelas ataupun
samar-samar, namun pengenalan yang sedemikian rupa,
sehingga kita dapat merasakan kuasa dari kebangkitan
Kristus. Kebangkitan Kristus juga memberikan pemahaman
sempurnanya penebusan dosa. Sehingga, di saat yang ber-
samaan, kita dapat memahami konsep dari kematian. Kita
tidak cukup mengetahui fakta bahwa Kristus disalibkan, atau
Kristus yang bangkit dari antara orang mati. Pada saat kita
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
ikut mengalami buah dari hal ini, di saat itulah kita sung-
guh-sungguh mengenal Kristus, saat kita mengerti betapa
berkuasa kematian & kebangkitan Kristus, dan betapa besar
dampaknya dalam kehidupan kita. Semua hal sudah lengkap 75
untuk kita – penebusan & penghancuran dosa, pembebasan
dari hukuman, kepuasan, kemenangan atas maut, perolehan
kebenaran, dan pengharapan akan hidup yang kekal.

Dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Mengenai kebe-


naran yang dianugerahkan secara cuma-cuma kepada kita
melalui kebangkitan Kristus dan yang kita dapatkan melalui
iman, Paulus melanjutkan pembahasan tentang melatih
ke­salehan. Untuk mencegah hal ini disalahartikan sebagai
iman yang pasif, yang tidak memberikan dampak apapun
di dalam kehidupan. Paulus juga secara tidak langsung
memperjelas, bahwa ini adalah latihan yang Tuhan ingin
umat-Nya terus-menerus lakukan; sementara rasul-rasul
palsu menekankan umat untuk melakukan unsur-unsur ritual
yang tidak berguna. Kiranya setiap orang yang mengambil
bagian dalam semua anugerah Kristus melalui iman, menga-
kui bahwa ada kondisi yang harus ia penuhi, di mana seluruh
kehidupannya harus serupa dengan kematian Kristus.

Ada dua aspek dalam mengambil bagian dan bersekutu


dengan kematian Kristus. Yang pertama ialah dari dalam –
Alkitab mencatat istilah mematikan daging, atau penyaliban
manusia lama, yang Paulus jelaskan pada Roma 6. Yang
kedua adalah bersekutu dengan kematian Kristus dari luar
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
– yakni istilah mematikan manusia luar, yang juga berarti
memikul salib yang Paulus jelaskan pada Roma 8. Karena
setelah kita mengenal kekuatan kebangkitan Kristus, penya­
76
liban Kristus diwajibkan kepada kita, sehingga kita dapat
mengikut Dia melewati berbagai pencobaan dan penderitaan.
Karenanya, kebangkitan dari kematian disebutkan, supaya
kita memahami bahwa kita harus mati sebelum kita hidup.
Inilah subjek yang terus menerus direnungkan para orang
percaya selama mereka hidup di dunia.

Namun, ini adalah penghiburan bagi kita, bahwa di dalam


segala penderitaan kita, kita turut memikul salib Kristus,
jika kita adalah umat-Nya; Sehingga, melalui penderitaan,
terbukalah jalan bagi kita kepada anugerah yang kekal, yang
kita baca juga pada ayat berikut:

“Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup


dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut
memerintah dengan Dia.” (2 Timotius 2:11-12a)

Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk hal


ini – yaitu seluruh kehidupan kita tidak boleh merepresen-
tasikan hal lain kecuali gambaran dari kematian, sampai
kehidupan kita mengalami kematian itu sendiri, seperti
kehidupan Kristus yang tidak lain merupakan awal dari
kematian-Nya. Sementara itu, kita menikmati penghiburan
ini – bahwa pada akhirnya ialah anugerah yang kekal. Karena
kematian Kristus terhubung dengan kebangkitan-Nya. Maka
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Paulus berkata, bahwa dia menjadi serupa dengan kematian
Kristus, sehingga dia dapat beroleh anugerah kebangkit­an.
Kalimat ini sama sekali tidak menunjukkan keraguan, namun
mengekspresikan kesulitan dengan pandangan untuk mem- 77
bangkitkan usaha kita yang terdalam. Karena ini bukan
perjuangan yang mudah, namun kita harus berjuang mela-
wan hambatan yang sangat banyak dan serius.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 23
78
8 APRIL 2022

PEMBERITAAN TENTANG SALIB


ADALAH KEKUATAN ALLAH

1 Korintus 1:18
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi
bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Allah.

Sebab pemberitaan tentang salib, dst. Suatu konsesi [penye-


suaian] dibuat dalam klausa yang pertama ini. Injil yang pada
umumnya memang dibenci, akan sangat mungkin ditentang
jika disajikan dalam bentuk yang begitu terang-terangan
dan mempermalukan; Paulus sendiri mengakui hal ini.
Tetapi ketika Paulus menambahkan bahwa Injil adalah suatu
kebodohan menurut perkiraan mereka yang akan binasa,
Paulus menyatakan bahwa penilaian mereka itu tidak perlu
diperhatikan. Karena siapakah yang akan memilih untuk
membenci Injil jika mereka tahu akibatnya adalah kebina-
saan? Karena itulah pernyataan tersebut harus dipahami
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
seperti ini: “Bagaimanapun salib itu diberitakan, akan diang-
gap sebagai kebodohan oleh mereka yang akan binasa, karena
di dalam hikmat manusia, hal ini bukan sesuatu yang ber-
harga. Meskipun demikian, dalam pandangan kami, hikmat 79
Allah jelas bersinar di dalamnya.” Tetapi Paulus secara tidak
langsung menegur penghakiman sesat dari jemaat Korintus,
yang di satu sisi terlalu mudah terpikat rayuan kata-kata
guru-guru yang berambisi, namun di sisi lain menganggap
hina seorang rasul yang dikaruniakan dengan kuasa Allah
untuk keselamatan mereka; dan itu disebabkan hanya karena
ia mengabdikan dirinya memberitakan tentang Kristus.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 24
80
9 APRIL 2022

KRISTUSLAH DAMAI SEJAHTERA KITA

Efesus 2:14
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mem-
persatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan,

Karena Dialah damai sejahtera kita. Sekarang Ia mengikut-


sertakan umat Yahudi dalam pembagian dari hak istimewa
rekonsiliasi dan bahwa melalui satu Mesias, semua dipersatu­
kan dengan Allah. Pertimbangan ini cocok untuk menekan
kepercayaan palsu umat Yahudi yang menganggap remeh
kasih karunia Kristus, dan memegahkan diri bahwa mereka
adalah umat yang kudus dan umat pilihan milik Allah. Jika
Kristus adalah damai sejahtera kita, semua yang diluar
Kristus adalah musuh Allah. Alangkah indahnya jabatan
yang Kristus miliki – perdamaian antara Allah dan manusia!
Kiranya orang yang tinggal di dalam Kristus tidak meragukan
bahwa Ia telah diperdamaikan dengan Allah.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


Yang telah mempersatukan kedua pihak. Perbedaan ini
diperlukan. Segala persekutuan dengan orang non-Yahudi
dianggap tidak konsisten dengan klaim superior mereka
sendiri. Untuk menaklukkan keangkuhan ini, ia mengatakan 81
bahwa mereka dan orang non-Yahudi telah dipersatukan di
dalam satu tubuh. Kumpulkan semua hal ini, dan anda akan
merangkai silogisme berikut: Jika orang Yahudi ingin menik-
mati damai sejahtera dengan Allah, mereka harus memiliki
Kristus sebagai Perantara mereka. Tetapi Kristus tidak akan
menjadi damai sejahtera mereka dengan cara lain selain
dengan mempersatukan mereka dengan orang non-Yahudi
di dalam satu tubuh. Maka dari itu, jika orang Yahudi tidak
menerima persekutuan dengan orang non-Yahudi, mereka
tidak memiliki persahabatan dengan Allah.

Dan yang telah merubuhkan tembok pemisah. Untuk mema-


hami perikop ini, dua hal harus diperhatikan. Pada waktu
tertentu, orang Yahudi dipisahkan dari orang non-Yahudi,
sesuai dengan ketetapan Allah; dan peraturan-peraturan
upacara keagamaan merupakan simbol yang terbuka dan
mengakui pemisahan tersebut. Melewati bangsa-bangsa
lain, Allah telah memilih orang Yahudi untuk menjadi umat
khusus bagi diri-Nya. Perbedaan yang besar dibuat, yaitu satu
kelas adalah “kawan sewarga dan anggota-anggota keluarga”
(Efesus 2:19) dari Gereja, dan yang lain adalah orang-orang
asing. Hal ini dinyatakan di dalam nyanyian Musa:

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


“Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik
pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memi­sah-
misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan
82
wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak
Israel.” (Ulangan 32:8)

Batas-batas itu ditetapkan oleh Allah untuk memisahkan satu


orang dari yang lain; dan karenanya muncullah permusuhan
yang disebutkan disini. Maka dibuatlah pemisahan. Orang
non-Yahudi disisihkan. Allah berkenan untuk memilih dan
menguduskan orang-orang Yahudi, dengan membebaskan
mereka dari pencemaran umat manusia biasa. Peraturan-
peraturan upacara keagamaan kemudian ditambahkan,
seperti tembok yang menutupi milik kepunyaan Allah,
mencegahnya terbuka atau tercampur dengan kepemilikan
yang lain, dan dengan demikian mengeluarkan orang-orang
non-Yahudi dari kerajaan Allah.
Tapi sekarang, Rasul mengatakan bahwa perseteruan telah
dihapuskan, dan tembok telah diruntuhkan. Dengan mem-
perluas hak istimewa yang menjadikan kita anak-anak Allah
melalui adopsi, sekarang Kristus telah menjadikan kita semua
saudara-Nya. Dan dengan demikian, genaplah nubuatan,

“Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet,


dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Shem.”
(Kejadian 9:27)

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 25
83
10 APRIL 2022

KRISTUS MENCIPTAKAN
MANUSIA BARU

Efesus 2:15
Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perin-
tah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan
dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia [Ia menghapuskan


perseteruan, Efesus 2:14]. Makna perkataan Paulus men-
jadi jelas sekarang. Tembok pemisah tersebut menghalangi
Kristus mempersatukan orang Yahudi dan orang non-Yahudi
menjadi satu tubuh, dan oleh karena itu, tembok tersebut
sudah dirobohkan. Alasan mengapa tembok tersebut diroboh-
kan ditambahkan sekarang – yaitu untuk menghapuskan
perseturuan, melalui tubuh Kristus. Sang Anak Allah, dengan
mengambil natur manusia, telah membentuk kesatuan yang
sempurna di dalam tubuh-Nya sendiri.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah
dan ketentuannya. Kata ‘tembok’ yang sebelumnya dipa-
hami secara metaforis, sekarang diekspresikan dengan lebih
84
jelas. Upacara keagamaan [dalam kitab Taurat], yang melalu-
inya pembedaan [tembok] ini dinyatakan, telah dihapuskan
melalui Kristus. Apakah artinya sunat, korban, pembasuhan,
dan larangan dari beberapa macam makanan, selain daripada
simbol pengudusan, yang mengingatkan orang Yahudi bahwa
bangsa mereka berbeda dari bangsa lainnya; sama seperti
salib putih dan merah yang membedakan orang Perancis saat
ini dari penduduk Burgundia [pada zaman Calvin]. Paulus
menyatakan bahwa bukan saja orang non-Yahudi dan orang
Yahudi sama-sama diterima di dalam persekutuan kasih
karunia sehingga mereka tidak lagi berbeda satu dengan
yang lainnya, tetapi tanda perbedaan tersebut juga telah
disingkirkan karena upacara keagamaan telah dihapuskan.
Jika dua negara yang bertikai dipersatukan di bawah peme­
rintahan seorang raja, ia bukan hanya ingin agar mereka
hidup di dalam perdamaian, tetapi juga akan menghapuskan
lencana dan tanda perseteruan mereka yang sebelumnya.
Ketika hutang [kewajiban] dilunasi, maka surat hutangnya
dimusnahkan, – metafora yang Paulus gunakan untuk topik
ini di suratnya yang lain (Kolose 2:14).

Beberapa penafsir – meskipun menurut pendapat saya,


mereka keliru – menghubungkan kata “ketentuannya”
dengan kata “membatalkan” dan menjadikan ketentuan
tersebut suatu tindakan penghapusan upacara keagamaan.
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
Ini merupakan ungkapan biasa dari Paulus untuk men-
jelaskan ceremonial law [hukum upacara dalam kitab-kitab
Taurat], di mana Tuhan bukan hanya memberikan kepada
orang Yahudi suatu peraturan hidup yang sederhana, tetapi 85
juga mengikat mereka dengan berbagai ketetapan. Di sini
juga jelas bahwa Paulus hanya membahas ceremonial law;
karena moral law [sepuluh hukum Taurat] bukanlah tembok
pemisah yang memisahkan kita dari orang Yahudi, tetapi
hukum yang meletakkan berbagai instruksi yang mana orang
Yahudi tidak kalah peduli daripada kita. Perikop ini juga
menyanggah beberapa pandangan salah yang dipegang seba-
gian orang bahwa sunat dan ritual kuno Yahudi – meskipun
tidak mengikat bagi orang non-Yahudi – tetap berlaku pada
saat ini kepada orang Yahudi. Di dalam pandangan ini tetap
ada suatu tembok pemisah antara kita [orang non-Yahudi]
dengan orang Yahudi – pandangan ini jelas terbukti salah.

Untuk menciptakan keduanya…di dalam diri-Nya. Ketika


rasul Paulus mengatakan ‘di dalam diri-Nya’, ia sedang
memalingkan orang Efesus dari pandangan yang hanya meli-
hat [mempersoalkan] keberagamaan manusia dan meminta
mereka untuk mencari kesatuan hanya di dalam Kristus.
Betapa pun berbedanya dua orang pada awalnya, di dalam
Kristus mereka menjadi satu. Tetapi Paulus menambah-
kan “satu manusia baru”, yang berarti bahwa (dijelaskan
oleh Paulus dengan panjang lebar di bagian lain) “bersunat
atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi cip-
taan baru, itulah yang ada artinya” (Galatia 6:15). Prinsip
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
yang menyatukan mereka adalah regenerasi spiritual. Jika
kita semua telah diperbaharui oleh Kristus, maka biarlah
orang Yahudi tidak lagi berbangga dengan sejarah dan tradisi
86
kuno mereka, tetapi biarlah mereka bersiap untuk mengakui
bahwa baik di dalam mereka maupun di dalam bangsa lain,
Kristus adalah segalanya.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 26
87
11 APRIL 2022

KRISTUS MEMPERDAMAIKAN DALAM


SATU TUBUH

Efesus 2:16
Dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam
satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan mele­
nyapkan perseteruan pada salib itu.

Dan untuk memperdamaikan keduanya. Perdamaian dengan


diri kita sendiri bukanlah satu-satunya keuntungan yang
kita dapatkan dari Kristus. Kita telah dibawa kembali kepada
perkenanan Allah. Dengan demikian, orang-orang Yahudi
juga dituntun untuk mempertimbangkan bahwa mereka
juga membutuhkan seorang pengantara sebagaimana
orang-orang non-Yahudi membutuhkannya. Tanpa pengan-
tara tersebut, baik hukum Taurat, ritual keagamaan, status
sebagai keturunan Abraham, maupun seluruh hak istimewa
mereka akan menjadi sia-sia. Kita semua adalah orang ber-
dosa, dan pengampunan dosa tidak dapat diperoleh tanpa
melalui anugerah Kristus. Paulus menambahkan “di dalam
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
satu tubuh”, untuk memberitahukan kepada orang-orang
Yahudi bahwa menumbuhkan persatuan dengan orang-orang
non-Yahudi adalah hal yang berkenan di hadapan Tuhan.
88

Oleh salib. Kata “salib” ditambahkan untuk merujuk kepada


korban untuk pendamaian. Dosa adalah penyebab persete­
ruan antara Allah dengan kita; dan, sebelum dosa itu dihapus,
kita tidak akan pernah kembali kepada perkenanan Ilahi.
Dosa telah dihapuskan oleh kematian Kristus, di mana Ia
menyerahkan diri-Nya kepada Allah Bapa sebagai korban
untuk pendamaian. Alasan lain mengapa kata “salib” dise-
butkan di sini adalah karena melalui salib-lah seluruh ritual
keagamaan telah dihapuskan; dengan tepat Paulus menam-
bahkan “melenyapkan perseteruan pada salib itu”. Kalimat
ini, yang dengan jelas berkaitan dengan salib, dapat memiliki
dua pengertian – [1] Kristus telah memalingkan murka Allah
Bapa dari kita melalui kematian-Nya, atau [2] Kristus telah
membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi kembali men-
jadi satu kawanan melalui penebusan. Pengertian yang kedua
sepertinya lebih memungkinkan karena sesuai dengan klausa
sebelumnya, yaitu “untuk menciptakan keduanya [Yahudi
dan non-Yahudi] menjadi satu manusia baru di dalam diri-
Nya” (Efesus 2:15).

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 27
89
12 APRIL 2022

GEREJA DIPEROLEH DENGAN


DARAH KRISTUS

Kisah Para Rasul 20:28


Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawa-
nan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus
menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah
yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Karena itu jagalah. Paulus sedang menyampaikan pesan-


nya kepada para penatua Efesus, dan menunjukan kepada
mereka banyak alasan mengapa mereka harus menjaga
diri dan kawanan [jemaat] dengan berhati-hati dan sung-
guh-sungguh. Hal ini dilakukan bukan karena Paulus terlalu
berhati-hati tetapi karena hal ini memang adalah sebuah
keharusan. Alasan pertama adalah karena mereka terikat
dengan kawanan [jemaat] yang ditetapkan Tuhan kepada
mereka. Alasan kedua adalah karena yang memanggil mereka
mengerjakan peran ini bukanlah manusia fana, melainkan
Roh Kudus. Ketiga, karena memerintah gereja Tuhan adalah
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kehormatan yang sangat besar. Yang keempat karena Tuhan
menyatakan, dengan kesaksian yang jelas, mengenai apa
yang Dia telah lakukan bagi gereja-Nya, yaitu ditebusnya
90
mereka dengan darah-Nya sendiri.

Pada alasan yang pertama, Paulus tidak hanya memerin-


tahkan mereka untuk menjaga kawanan [jemaat], tetapi
pertama-tama menjaga diri mereka sendiri. Sebab seseo-
rang yang mengabaikan keselamatannya sendiri tidak akan
mungkin memperhatikan keselamatan orang lain. Dan sia-
sia seseorang meminta orang lain untuk hidup saleh jika ia
sendiri tidak menunjukan hasrat untuk hidup saleh. Penatua
yang tidak merasa dirinya merupakan bagian dari kawanan
[jemaat] tidak akan mau ikut berjuang bersama dengan
kawanannya [jemaatnya]. Karena itu, agar para penatua
terus berhati-hati terhadap kawanan domba [jemaat] yang
dititipkan kepada mereka, Paulus memerintahkan dan mem-
peringatkan agar mereka menjaga diri di dalam takut akan
Tuhan. Karena dengan demikian artinya setiap orang setia
terhadap kawanan domba [jemaat] mereka seperti yang
seharusnya. Paulus memberikan alasan berdasarkan pang-
gilan mereka bahwa mereka terikat untuk untuk berjuang
dalam gereja Tuhan, di mana mereka dipercayakan suatu
jabatan. Seperti seolah-olah Paulus ingin mengatakan, mereka
tidak bisa melakukan dengan bebas apa yang mereka sukai,
mereka juga tidak bebas ketika menjadi gembala, melainkan
mereka terikat kepada seluruh kawanannya [jemaatnya].

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


Karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik.
Dengan menggunakan kata “penilik”, Paulus mengingatkan
mereka bahwa peran mereka adalah seperti seseorang yang
ditempatkan di menara pengawas di mana mereka menga- 91
wasi dan memperhatikan keamanan semua orang. Tetapi
yang terutama ditekankan oleh Paulus adalah bahwa mereka
bukan ditetapkan oleh manusia, melainkan tanggung jawab
terhadap gereja ini diberikan kepada mereka oleh Tuhan.
Oleh sebab itu mereka harus lebih tekun dan hati-hati karena
mereka harus mempertanggungjawabkannya di depan tahta
penghakiman. Karena semakin mulia martabat Tuhan dan
Penguasa yang kita layani, semakin banyak penghormatan
yang kita beri, dan penghormatan itu sendiri mempertajam
pembelajaran dan ketekunan kita.

Selanjutnya, sekalipun Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, mem-


biarkan pelayan firman-Nya dipilih dari awal dengan hak
suara [hak pilih] dari manusia, tetapi Dia sendiri selalu
menantang/menguji pemerintahan gereja, bukan saja agar
kita mengakui Dia sebagai satu-satunya pemimpin, tapi juga
tahu bahwa harta keselamatan yang tiada bandingannya,
hanya bersumber dari Dia. Jika kita berpikir bahwa injil
sampai kepada kita itu melalui kebetulan ataupun melalui
kehendak dan ketekunan manusia, maka sebenarnya kita
telah mencuri kemuliaan Tuhan. Tetapi yang benar adalah
pekerjaan ini dilakukan oleh Roh Kudus, yang melalui-Nya
Tuhan memerintah gereja-Nya, dan yang merupakan saksi
tersembunyi dari setiap panggilan orang percaya di dalam
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
hati nuraninya.
Mengenai kata “penilik” atau “uskup”, perlu dicatat bahwa
Paulus memanggil semua penatua efesus menggunakan kata
92
ini. Berdasarkan penggunaannya di Alkitab, kata “uskup”
tidak berbeda dengan “penatua”. Tetapi kemudian, dengan
tujuan yang tidak benar, pemimpin di setiap kota mulai
dipanggil sebagai uskup. Saya menyebut ini sebagai keru-
sakan, bukan karena menjadi pemimpin di suatu kampus
atau perusahaan adalah suatu kejahatan; tetapi karena
kebe­ranian seperti ini tidak dapat ditoleransi, yaitu ketika
manusia merebut istilah dalam kitab suci dan memakaikan-
nya ke dalam adat mereka, tanpa ragu mengubah kata-kata
yang diinspirasikan Roh Kudus.

Untuk menggembalakan jemaat Allah. Bahasa Yunani


memerintah [diterjemahkan menggembalakan dalam bahasa
indonesia] yaitu “poimainein” berarti memberi makan. Kata
ini juga diterjemahkan memerintah [menggembalakan].
Sebelumnya kita sudah melihat bahwa hal ini merupakan
alasan ketiga, dari fungsi jabatan yang terhormat ini; se­perti
yang Paulus sampaikan kepada Timotius yaitu agar dia men-
jaga dan memperhatikan bagaimana dia harus berlaku di
dalam rumah Tuhan, yang adalah gereja dari Allah yang
hidup yang adalah tiang dan dasar kebenaran. Seperti Paulus
sedang berkata “tidak ada waktu untuk bermalas-malasan
di dalam panggilan yang sangat penting ini” dan “orang
yang Tuhan tetapkan menjadi pelayan keluarga-Nya memi-
liki kehormatan yang sangat besar, sehingga tidak dapat
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dimaafkan apabila mereka melakukan pekerjaan ini semba-
rangan, melainkan harus dengan tekun sebab begitu besar
kehormatan ini”.
93
Jadi, jika uskup atau penilik ditetapkan oleh Roh Kudus agar
mereka memberi gereja Tuhan makan sampai kesudahannya,
maka hirarki kepausan itu konyol, di mana para uskup lebih
bangga dengan pakaian/jubah dan gelar mereka yang sia-sia
dibandingkan dengan fungsi pengajaran.

Yang diperoleh-Nya. Alasan keempat, di mana Paulus men-


dorong para gembala untuk mengerjakan tugas mereka
dengan tekun, adalah karena Tuhan telah memberikan komit-
men kasih yang besar kepada gereja melalui penum­pahan
darah-Nya sendiri bagi gereja. Di mana ini menunjukan
betapa berharganya gereja bagi Tuhan, dan tentu saja tidak
ada yang memberikan dorongan yang lebih besar bagi para
gembala melakukan tugas mereka dengan sukacita, selain,
jika mereka menyadari bahwa darah Kristus telah dicurahkan
untuk gerejaNya. Dengan demikian para gembala harus mau
berjuang di dalam gereja, sebab jika tidak, maka tidak saja
mereka bertanggung jawab pada jiwa-jiwa yang terhilang,
tetapi juga mereka bersalah karena penistaan, karena mereka
telah menodai darah suci dari Anak Allah, dan telah mem-
buat penebusan yang diperoleh seolah-olah tidak memiliki
pengaruh apapun. Dan ini adalah pelanggaran paling kejam
yaitu jika melalui kemalasan kita, kematian Kristus bukan
saja menjadi keji atau hina, tetapi buahnya juga dihapuskan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dan binasa. Dan dikatakan bahwa Tuhan telah membeli/
memperoleh gereja, maka sampai kesudahannya kita tahu
bahwa Tuhan akan tetap memiliki mereka seluruhnya,
94
karena adalah hal yang sudah sepatutnya dan benar bagi
Kristus untuk memiliki orang-orang yang telah Dia tebus.

Meskipun demikian, kita harus juga mengingat, bahwa


semua manusia adalah hamba setan sampai Kristus mem-
bebaskan kita dari tirani setan, dan mengumpulkan kita
untuk mendapat bagian dalam warisan Bapa-Nya.

Tetapi karena perkataan yang digunakan Paulus ini cukup


sulit, kita harus melihat dalam arti apa Paulus mengatakan
Tuhan membeli gereja dengan darah-Nya. Karena tidak ada
yang lebih absurd/konyol dibanding membayangkan Tuhan
yang fana atau memiliki tubuh. Tetapi di dalam perkataan
ini Paulus membicarakan kesatuan pribadi dalam Kristus,
karena terdapat dua natur yang berbeda di dalam Kristus,
kitab suci terkadang menuliskan secara terpisah hal-hal yang
bisa dihubungkan dengan kedua natur ini. Tetapi ketika kita
melihat Tuhan yang dinyatakan dalam daging, hal ini tidak
memisahkan natur kemanusiaan dari keilahian. karena dua
natur yang begitu menyatu dalam Kristus, sehingga keduanya
menjadikan satu pribadi, terkadang diterjemahkan dengan
tidak tepat, di mana natur manusia dianggap sebagai natur
ilahi dan sebaliknya, seperti disini di mana Paulus men-
gaitkan darah dengan Tuhan; karena Yesus Kristus yang
mencurahkan darah-Nya bagi kita yang adalah manusia,
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
adalah juga Tuhan. Hal ini disebut communicatio idiomatum,
di mana sifat natur yang satu diaplikasikan kepada natur
yang lain. Dan dengan cara ini dinyatakan secara jelas kesa­
tuan pribadi Kristus, jangan sampai kita membayangkan Dia 95
sebagai dua pribadi seperti yang dilakukan Nestorius dahulu;
Namun kita juga jangan membingungkan kedua natur ini
seperti yang dilakukan Eutikhus, atau yang diciptakan oleh
Servetus, di mana dia menjadikan keilahian Kristus tidak
lain hanyalah bentuk atau gambar dari natur kemanusiaan
yang dia impikan selalu bersinar di dalam Tuhan.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 28
96
13 APRIL 2022

MENGINGAT KEMATIAN KRISTUS

1 Korintus 11:26
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan
sampai Ia datang.

Sebab setiap kali kamu makan. Sekarang Paulus menam-


bahkan, peringatan apa yang harus dipelihara dengan baik
dan dengan rasa syukur; yaitu peringatan yang sepenuhnya
bukan hanya dilakukan melalui pengakuan verbal; sebab
hal yang terutama adalah bahwa manfaat dari kematian
Kristus terpatri di dalam hati nurani kita. Pengetahuan ini
seharusnya mendorong kita untuk bersyukur dalam penga-
kuan kita, dengan tujuan mendeklarasikan kepada manusia,
apa yang kita rasakan di hadapan Allah. Maka perjamuan
ini dapat dikatakan adalah sebuah peringatan yang harus
selalu ada dalam Gereja sampai kedatangan Kristus yang
kedua; dan hal ini sudah ditetapkan untuk suatu tujuan, yaitu
agar Kristus mengingatkan kita manfaat kematian-Nya, dan
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
kita menyatakannya melalui pengakuan kepada manusia.
Sebab itulah namanya disebut Ekaristi [pengucapan syukur].
Maka, jika engkau ingin merayakan perjamuan dengan benar,
ingatlah bahwa pengakuan imanmu diperlukan. Maka kita 97
bisa melihat, mereka yang menghina Allah tanpa rasa malu
karena meninggikan diri mereka dengan berpikir bahwa
di dalam misa mereka mempunyai sifat yang asli dari per-
jamuan itu. Sebab, apakah sesungguhnya misa itu? Mereka
mengakui (saya tidak membicarakan kaum Papist [pemuja
Paus], tetapi pengikut palsu Nikodemus) bahwa misa itu
penuh takhayul. Tampak luar, mereka seakan menyetujui
takhayul-takhayul tersebut. Apakah ini cara yang sepatutnya
untuk mempe­ringati kematian Kristus? Apakah tidak lebih
baik jika mereka menyangkalnya saja?

Sampai Ia datang. Selama kita hidup di dunia ini, kita mem-


butuhkan peringatan yang membantu mengingatkan kita
terus. Paulus mengisyaratkan bahwa upacara peringatan ini
telah dipercayakan kepada kita, sampai Kristus datang untuk
menghakimi. Oleh karena Kristus tidak bersama dengan
kita dalam sosok yang kelihatan, kita membutuhkan simbol
kehadiran-Nya yang melaluinya, pikiran kita juga terus
menerus memiliki kesadaran akan kehadiran-Nya.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 29
98
14 APRIL 2022

DARAH PERJANJIAN YANG KEKAL

Ibrani 13:20
Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjan-
jian yang kekal telah membawa kembali dari antara
orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu
Yesus, Tuhan kita,

Maka Allah damai sejahtera, dst. Penulis Ibrani mengakhiri


suratnya dengan doa, setelah sebelumnya meminta jemaat
berdoa untuk dia, dan dia meminta Tuhan untuk meneguh-
kan, melayakan, dan menyempurnakan mereka dalam setiap
pekerjaan baik; karena itulah arti dari katartisai [Yunani:
menyempurnakan]. Oleh karena itu kita menyimpulkan,
bahwa kita sama sekali tidak layak untuk melakukan per-
buatan baik sampai kita dibuat atau dibentuk untuk tujuan
tersebut oleh Tuhan, dan bahwa kita tidak akan terus berbuat
baik kecuali Dia menguatkan kita; karena ketekunan adalah
karunia yang khusus. Tidak diragukan lagi, jika karunia
umum dari Roh Kudus belum ada pada jemaat, di mana
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
hal ini bukanlah yang dimohonkan pertama-tama didalam
doa, tetapi yang menjadi permohonan doa adalah jemaat
di­sempurnakan oleh Tuhan, sebagaimana seharusnya jemaat
adalah sempurna.. 99

Telah membawa kembali dari antara orang mati dst. Kalimat


ini ditambahkan sebagai konfirmasi, untuk menyatakan
bagaimana doa kita menjadi benar dihadapan Allah, yang
memimpin kita menuju kesempurnaan, ketika kita mengakui
kuasa-Nya dalam kebangkitan Kristus, dan mengakui Kristus
sendiri sebagai gembala kita. Secara singkat bisa dikatakan
penulis surat Ibrani ingin kita memandang kepada Kristus
saat kita memerlukan pertolongan dari Allah, karena Kristus
telah dibangkitkan dari kematian untuk tujuan ini, agar kita
boleh diperbarui untuk kehidupan kekal, melalui kuasa Allah
yang sama, dan Dia adalah Gembala yang paling agung,
agar kita dapat melindungi domba-domba yang diserahkan
kepadaNya oleh Bapa.

Yang oleh darah perjanjian yang kekal dst. Saya menerjemah-


kan menjadi “di dalam darah”, karena kata ‫“[ ב‬beth”] “dalam”.
Seringkali memiliki makna yang sama dengan kata “oleh/
dengan”, sehingga saya merasa perlu untuk menyebutkan-
nya pada bagian ini. Menurut saya, penulis Ibrani, ketika
menyatakan Kristus bangkit dari antara orang mati, memi-
liki arti bahwa kematian Kristus tetap memiliki manfaat
untuk selamanya, seperti yang telah dikatakannya, ”Tuhan
telah membangkitkan anakNya, di mana darah yang sekali
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
dicurahkan dalam kematianNya memiliki manfaat setelah
kebangkitanNya untuk mengesahkan perjanjian kekal, dan
akan selalu menghasilkan buah, sama seperti saat darah itu
100
mengalir.”

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS


H A RI 30
101
15 APRIL 2022

KRISTUS DISALIBKAN NAMUN IA


HIDUP

2 Korintus 13:4
Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena
kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah.
Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami
akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu
karena kuasa Allah.

Karena sekalipun Ia telah disalibkan. Paulus berbicara –


dengan maksud tertentu – tentang penghinaan terhadap
Kristus, dengan suatu pandangan yang secara tidak langsung
mengisyaratkan, bahwa tidak ada apapun yang diremehkan
di dalam Dia, selain daripada apa yang telah mereka [jemaat
Korintus] siapkan untuk diremehkan – juga di dalam diri
Kristus – karena Ia telah mengosongkan diri-Nya, “bahkan
sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8).

Akan tetapi, pada saat yang sama, Paulus menunjukkan betapa


tidak masuk akalnya tindakan meremehkan kehinaan salib
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
di dalam Kristus, karena kehinaan itu tidak dapat dipisah-
kan dari kemuliaan kebangkitan Kristus yang tiada banding.
“Haruskah Kristus menjadi lebih tidak dihargai karena Ia
102
menunjukkan tanda-tanda kelemahan di dalam kema-
tian-Nya, seolah-olah kehidupan-Nya yang surgawi – yang
Ia tuntun pada akhirnya kepada kebangkitan-Nya – bukan-
lah bukti jelas dari kuasa Ilahi-Nya?” Karena sebagaimana
istilah “daging” di sini berarti natur manusia dari Kristus,
demikian pula kata “Allah” digunakan di sini untuk menya-
takan keilahian-Nya.

Akan tetapi, di sini muncul sebuah pertanyaan – yaitu apakah


Kristus berjuang di dalam kelemahan semacam ini, seperti
dengan terpaksa Ia menjalankan suatu kewajiban; Karena,
penderitaan yang kita alami melalui kelemahan kita, terjadi
karena keterbatasan dan bukan karena pilihan kita sendiri.
Ketika kaum Arian di masa lalu menyalahgunakan dalih ini
untuk sepenuhnya menentang keilahian Kristus, para bapa
gereja [Ortodoks] memberikan penjelasan berikut – yaitu
bahwa itu dilakukan melalui penetapan, sejauh yang Kristus
kehendaki, dan bukan karena Ia dibatasi oleh suatu keha-
rusan [kewajiban]. Jawaban ini benar, asalkan dipahami
dengan tepat. Akan tetapi, ada beberapa orang secara keliru
memperluas penetapan tersebut sehingga mencakup kehen-
dak manusia Kristus – seakan-akan hal ini bukan kondisi
natur-Nya, melainkan sebuah izin yang bertentangan dengan
natur-Nya. Misalnya, mereka berkata, “Kematian Kristus
terjadi bukan karena kemanusiaan-Nya – pada kenyataannya
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
– bisa mati, tetapi karena penetapan, karena Ia memilih
untuk mati. Saya memang setuju bahwa Kristus mati karena
Ia memilih untuk melakukannya; Namun dari manakah
datangnya pilihan tersebut, jika bukan dari ini – yaitu, bahwa 103
Kristus, atas kemauan-Nya sendiri, telah mendandani diri-
Nya dengan natur yang fana. Akan tetapi, jika kita membuat
natur manusia Kristus begitu tidak menyerupai natur kita,
penopang utama iman kita akan ditunggangbalikkan [dihan-
curkan]. Oleh karena itu, marilah kita memahaminya dengan
cara berikut – bahwa Kristus menderita karena penetapan,
bukan karena keterbatasan (sebab dalam rupa Allah, Ia seha-
rusnya dapat membebaskan diri-Nya dari kewajiban ini), dan
meski demikian, Ia menderita dalam kelemahan, karena Ia
mengosongkan diri-Nya sendiri. (Filipi 2:6)

Kami adalah lemah di dalam Dia. Di sini, menjadi lemah di


dalam Kristus berarti mengambil bagian [turut serta] dalam
kelemahan Kristus. Dengan demikian, Paulus menjadikan
kelemahannya sendiri mulia, karena di dalamnya, ia men-
jadi serupa dengan Kristus, dan ia tidak lagi mundur dari
“aib”, yang ia miliki bersama dengan Sang Anak Allah. Tetapi
sementara itu, Paulus mengatakan bahwa ia akan hidup
secara demikian, sebagaimana Kristus telah menjadi teladan.
“Saya juga,” kata Paulus, ”akan mengambil bagian dalam
kehidupan Kristus, setelah saya dibebaskan dari kelemahan.”
Kata “lemah” ia kontraskan dengan kata “hidup” – karena itu,
ia memahami istilah ini sebagai sebuah kondisi yang berkem-
bang dengan baik dan penuh dengan kehormatan. Klausa
30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS
“untuk kamu” dapat juga dimengerti dalam kaitan dengan
kuasa Allah, tetapi itu tidak penting, karena maknanya akan
selalu sama – yaitu bahwa jemaat Korintus, ketika mereka
104
mulai menghakimi [menilai] dengan benar, akan memiliki
pandangan yang hormat dan mulai tentang kuasa Allah –
suatu pandangan yang juga ada dalam diri Paulus – dan
mereka tidak lagi akan meremehkan kelemahan lahiriah.

30 HARI MERENUNGKAN PENDERITAAN KRISTUS

Anda mungkin juga menyukai