Anda di halaman 1dari 38

PERTOBATAN YANG BENAR

RENUNGAN HARIAN 9528 Kali Dibaca

Dalam perjalanan kehidupan ini seringkali kita menjumpai ada orang-orang yang mengambil keputusan
untuk meninggalkan cara hidupnya yang lama yaitu meninggalkan hidup yang penuh dengan percintaan
dunia dan bertobat kembali kepada Tuhan, dan memiliki kehidupan yang baru.

Hal semacam ini biasanya kadang terjadi karena orang tersebut baru saja melewati sebuah keadaan
hidup dimana ia melihat pertolongan Tuhan yang dinyatakan atas hidupnya, baik itu mengalami mujizat
disembuhkan dari sakit yang parah, atau bahkan kembali kepada Tuhan karena usahanya yang bangkrut,
dll.

Setelah bertobat kemudian ia memiliki sebuah kehidupan yang baru, misalnya yang tadinya suka clubing
sekarang tidak clubing lagi, yang suka merokok, sekarang tidak merokok lagi, yang suka mabuk, sekarang
tidak mabuk lagi, yang tidak pernah ke gereja lalu sekarang setiap minggu ke gereja, dan masih banyak
lagi.

Disisi lain ada juga orang-orang yang bertobat karena mendengar khotbah bahwa ini sudah akhir zaman
dan Tuhan sudah segera datang, atau pada akhirnya ia mau bertobat karena takut menghadapi
kematian, dan semua ini hanya sebuah alasan yang bisa membuat seseorang mengambil keputusan
untuk bertobat.

Pertanyaannya sekarang apakah pertobatan ini adalah pertobatan yang benar . . ?. Sebab kalau
seseorang bertobat hanya karena ia takut mati, atau ingin dipulihkan usahanya oleh Tuhan, atau karena
mengalami mujizat disembuhkan dari sakit, dan berbagai macam alasan lainnya, ini belum menjadi
sebuah bukti bahwa itu adalah pertobatan yang benar.

Kita harus mengerti bahwa pertobatan seorang anak Tuhan atau pertobatan kristiani bukan hanya
sampai kepada berhenti berbuat dosa yang merupakan pelanggaran-pelanggaran moral secara umum,
ini bukan pertobatan kekristenan yang sesungguhnya, sebab pertobatan itu adalah pembaharuan
pikiran.

Firman Tuhan katakan didalam Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kebenaran firman Tuhan ini mengandung sebuah peringatan atau perintah Tuhan untuk setiap orang
percaya berubah atau bertobat namun memerlukan proses perjalanan yang panjang, karena untuk
mengalami pembaharuan pikiran dalam waktu yang sangat singkat itu tidak mudah seperti kita
membalik telapak tangan, apalagi kalau pertobatan itu terjadi hanya karena alasan-alasan tertentu
seperti yang sudah diungkapkan diatas.

Lalu bagaimana pertobatan yang benar itu . . ?. Pertobatan yang benar sesuai dengan kebenaran firman
Tuhan diatas adalah pertobatan yang harus terjadi atau berlangsung setiap hari secara terus menerus
dalam sepanjang langkah kehidupan setiap orang percaya sehingga setiap orang percaya pada akhirnya
bisa memiliki pikiran dan perasaan Kristus.

Jadi untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus sehingga seseorang pada akhirnya bisa membedakan
manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna, perlu waktu
yang panjang, artinya tidak hanya berhenti melakukan perbuatan pelanggaran moral umum saja, tetapi
setiap orang percaya harus masuk dalam proses belajar akan kebenaran firman Tuhan, membangun
persekutuan yang intim dengan Tuhan hari lepas hari secara terus menerus.

Didalam proses inilah baru kita akan mengerti apa yang menjadi isi hati Bapa, apa yang menjadi
kehendakNya, apa yang menjadi kerinduanNya, lalu pada akhirnya yang timbul dalam hati setiap kita
sebagai orang percaya adalah memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan Bapa di sorga melebihi
segala-galanya yang ada didunia ini.

Keadaan ini akan membuat hati kita akan semakin bergairah untuk menanti-nantikan Tuhan dengan
penuh rasa rindu. Kenapa . . ?, karena firman Tuhan katakan dalam Matius 24:36 Tetapi tentang hari dan
saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa
sendiri.”

Jadi pertobatan yang terjadi dalam kehidupan orang percaya bukan karena takut kiamat, bukan karena
takut mati, bukan karena sekedar mau berhenti melakukan perbuatan melanggar moral umum, namun
pertobatan orang percaya yang sesungguhnya adalah ketika ia menyadari bahwa hidupnya sepenuhnya
milik Tuhan, dan Tuhan berhak atas hidupnya, sehingga ia akan belajar terus menerus sepanjang sisa
hari hidupnya untuk mengerti pikiran dan perasaan Allah Bapa di sorga, dan menjalani hidup ini dengan
mengenakan pikiran Kristus.

Kiranya kebenaran ini membuka pikiran kita sebagai orang percaya dan membawa kita kepada
pertobatan yang sesungguhnya didalam Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Amin

Kata “pertobatan” dalam berbagai macam bentuk nampaknya disebutkan lebih dari 100 kali dalam
Alkitab. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya “pertobatan” itu. Hampir semua gereja, termasuk di
dalamnya denominasi, menuntut dan menganjurkan mereka yang ingin menjadi anggotanya untuk
bertobat dari dosa. Walaupun cara dan pelaksanaannya tergantung dari apa yang ditetapkan oleh
masing-masing gereja atau jemaat.

Namun Alkitab mengatakan bahwa “pertobatan” yang sesungguhnya haruslah sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh Allah dalam firman-Nya. “Pertobatan” adalah perintah yang paling
sulit ditaati manusia, bukan karena tidak dimengerti tetapi karena dianggap itu tidak penting. Bahkan
beberapa orang berkata bahwa ini adalah perintah yang paling sulit dalam Alkitab

Apakah Pertobatan Itu?


Kadang-kadang cara yang paling baik untuk mengerti apa yang dimaksud dalam sebuah kata ini
pertama-tama harus mengerti apa yang bukan pertobatan? Banyak orang berpikir bahwa pertobatan
adalah sekedar mengatakan maaf atas dosa-dosa. Ini bukan pertobatan! Rasul Paulus menulis,
“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan
dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”(2 Kor.
7:10).

Jika seseorang menyesali dosa-dosanya yang telah dia lakukan, itu akan menyebabkan dia bertobat
dari dosa-dosanya. Pada hari Raya Pantekosta orang-orang Yahudi mendengar khotbah Petrus
tentang Yesus Kristus, yang mereka salibkan dan hati orang-orang Yahudi “terharu, ”ini menunjukan
bahwa mereka sangat menyesal, tetapi penyesalan mereka atas dosa-dosa itu bukanlah
“pertobatan.”

Petrus berkata bahwa mereka perlu melakukan sesuatu, “bertobat dan dibaptiskan didalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan segala dosa .” (Kis. 2:37-38). Jika pertobatan bukan hanya
mengatakan maaf, menyesal atas perbuatan dosa-dosa, maka apakah pertobatan? Menurut
defenisi Alkitab, Pertobatan adalah merobah pikiran terhadap dosa yang menghasilkan
dukacita Ilahi atas dosa. Hasilnya pikiran akan berubah terhadap dosa dan kehidupan akan
berubah menuju kebaikan.

Contoh yang terbaik tentang apakah pertobatan seperti yang di katakan Yesus dalam
perumpamaan, “Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki- laki. Ia
pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun
anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.” (Matius 21:28-29). Anak itu tidak
mematuhi perintah bapaknya. Ketika dia menyesali (bersesal) atas ketidakpatuhannya, dia merubah
pikirannya tentang keputusannya, kemudian melakukan apa yang dipesankan bapanya.

Pertobatan meliputi “pemulihan” atau “ganti kerugian” artinya kita akan mengganti kebaikan atas
kejahatan yang telah kita lakukan. Jika seseorang telah merugikan orang lain seperti mencuri atau
merampas maka pertobatan berarti mengembalikan atau mengganti barang yang telah kita ambil.
Jika membunuh tentu saja kita tidak bisa mengembalikan jiwanya tetapi yang harus dilakukan
adalah menolong janda dan anak-anaknya dengan penggantian material yang dibutuhkan mereka.

Siapa yang Harus Bertobat?

Tentu saja mereka yang berdosa dan yang masih tetap tinggal dalam perbuatan hawa nafsu duniawi
agar mereka dapat dilepaskan dari segala dosa. Orang-orang Kristen berkewajiban untuk
memberitakan firman Allah tentang pertobatan (Lukas 24:47).

Paulus mengatakan kepada orang-orang Athena bahwa Allah, “sekarang ini memerintahkan
semua orang di mana-mana untuk bertobat.”(Kis. 1:30).
Pada Hari Raya Pentakosta, Petrus berkata, kepada orang-orang Yahudi yang mendengarkan Injil
dan berseru, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangatterharu, lalu mereka bertanya
kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu . ”(Kis. 2:37-38)

Orang-orang Kristen yang telah jatuh ke dalam dosa juga perlu bertobat. Ketika Filipus berkhotbah
di Samaria, Simon, si penyihir menjadi orang Kristen. Tetapi ketika dia melihat rasul-rasul
melakukan tanda ajaib dengan meletakkan tangan ke atas orang-orang Kristen,Simon berusaha
untuk membeli kuasa itu, “Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu
bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah
dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan
Allah. Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni
niat hatimu ini. (Kis. 8:20-22)

Mengapa Harus Bertobat?

Kita telah belajar bahwa dukacita Ilahi menghasilkan pertobatan (2 Kor. 7:10) Yesus dalam
perumpamaan 2 orang anak menggambarkan bahwa dukacita Ilahi menyebabkan anak pertama
bertobat untuk melakukan perintah bapanya. (Mat. 21:28-29). Seseorang bertobat apabila dia telah
mengerti bagaimana kebaikan Allah yang dicurahkan kepadanya. (Rom. 2:4; Yoh. 3:16; 1 Yoh. 4:10;
Rom. 5:6-8). Kebaikan Allah harus membuat kita berkeinginan untuk bertobat dari dosa-dosa
melawan Allah.

Seseorang juga harus bertobat dari dosa-dosanya sebab hari penghakiman akan segera datang.
Paulus berkata kepada penyembah-penyembah berhala di Athena,“Dengan tidak memandang lagi
zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana
semua mereka harus bertobat.”(Kis. 17:30). Kita harus bertobat dari segala dosa kita supaya
penghukuman dalam penghakiman Tuhan tidak menimpa kita semua. (2 Kor. 5:10).

Kapan Harus Bertobat?

Karena seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa pertobatan, maka perlu bagi seseorang untuk
bertobat sesegera mungkin dan jangan menunda-nunda karena waktu tidak bisa ditentukan. (Luk.
13:3). Kehidupan ini sangat singkat dan tidak bisa dipastikan (Yakub 4:13-15). Kematian adalah
pasti dan akan menimpa siapa saja, cepat atau lambat (Ibrani 9:27).

Kita semua akan dihakimi dan tidak ada yang bisa lepas dari hukuman Allah, sesuai dengan segala
perbuatan dalam kehidupan kita. Maka kita perlu untuk bertobat sesegera mungkin (2 Pet. 3:9).

Apakah Saudara belum bertobat dari dosa saudara? Lakukanlah sekarang juga, jika tidak
maka saudara harus bertanggung jawab atas segala dosa saudara kepada Tuhan (2 Kor 5:10).
Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk
keselamatan?

Pertanyaan: Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?

Jawaban: Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi
Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.”

Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas
3:8-14, Kisah Para Rasul 3:19). Kisah Para Rasul 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan
bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai
dengan pertobatan itu.”

Definisi pertobatan yang alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan? Kitab Kisah Para Rasul nampaknya secara
khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan (Kisah Para Rasul
2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20).

Bertobat, dalam kaitannya dengan keselamatan, itu merubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus
Kristus. Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2) dia mengakhirinya dengan panggilan
agar orang-orang bertobat (Kisah Para Rasul 2:38).

Bertobat dari apa? Petrus memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah 2:36) untuk mengubah
pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah “Tuhan dan Kristus”
(Kisah 2:36).

Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias, menjadi
beriman kepadaNya sebagai Mesias dan Juruselamat.

Pertobatan dan iman dapat dipahami sebagai “dua sisi dari koin yang sama.” Tidak mungkin beriman kepada
Yesus Kristus sebagai Juruselamat tanpa terlebih dahulu mengubah pikiran Anda mengenai siapa Dia dan apa
yang telah Dia lakukan.
Apakah ini adalah pertobatan dari penolakan secara sengaja, atau pertobatan dari ketidakacuhan atau
ketidaktertarikan – itu adalah perubahan pikiran. Pertobatan yang alkitabiah, dalam hubungannya dengan
keselamatan, adalah merubah pikiran Saudara dari yang tadinya menolak Kristus menjadi beriman kepada
Kristus.

Penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil perbuatan kita demi mendapatkan keselamatan.
Tidak seorang pun dapat bertobat dan datang kepada Allah, kecuali Allah sendiri yang menarik orang tersebut.

Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang
dimungkinkan semata-mata karena anugerahNya. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau
Allah menganugerahkan pertobatan.

Segala sesuatu yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, itu hasil karya Allah
dalam menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita.

Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).

Sekalipun pertobatan bukan perbuatan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang berujung pada
keselamatan pasti menghasilkan satu perbuatan. Tidak mungkin mengubah pikiran Saudara mengenai Kristus
tanpa diikuti perubahan perilaku.

Dalam Alkitab, pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru
agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-
benar telah bertobat, dari yang tadinya menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus, akan terlihat melalui
hidupnya yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26).

Pertobatan, jika didefinisikan secara tepat, itu perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang alkitabiah adalah
mengubah pikiran Saudara mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam iman untuk keselamatan
(Kisah 3:19).

Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari pertobatan, melainkan salah satu hasil pertobatan yang sejati, yang
berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus.
EMPAT MACAM PERTOBATAN
Bahan Khotbah : Matius 3:1-2
“ Pada waktu itu tampilah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat ”.

PENDAHULUAN
Haleluyah
Salam sejahtera, dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Biarlah berkat Allah, damai sejahtera-Nya
senantiasa melimpah atas kita. Kita bersyukur Tuhan, masih memberikan kita kesempatan
untuk beribadah dengan nyaman dan tanpa kendala. Kalau kita perhatikan, dibeberapa tempat
mereka belum dapat beriadah dengan leluasa, karena adanya bencana yang melanda mereka.
Oleh sebab itu, jika kita masih dapat beribadah dengan bebas, hal ini patut kita syukuri dan
sudah sepantanya kita pergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.

Hari ini kita akan berbicara tentang satu tema yang barangkali kurang begitu popular dan tidak
banyak yang menyukainya yaitu seputar pertobatan.

Kata pertobatan dan tobat dalam Alkitab disebutkan lebih dari 100 kali. Itu artinya masalah
pertobatan ini adalah masalah yang penting yang harus kita perhatikan dengan serius.

Apa itu bertobat?


Bapak dan Ibu sekalian,
Ayat yang baru saja kita baca dalam Matius 3:1-2 ini mencatat kegiatan pelayanan Yohanes
pembaptis dipadang gurun yang dengan tekun memberitakan berita pertobatan dengan
mengatakan “ Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat”. Saya tidak tahu bagaimana
pendapat Bapak, Ibu tentang bertobat. Tetapi menurut penegrtian Alkitab, ada beberapa arti
yang bisa kita pelajari.

Kata tobat, dipakai sebagai terjemahan kata “‫ ‘ ׁשּוב‬Baca :šûv’ dalam perjanjian lama. Kata ini ada
dalam beberapa ayat dalam perjanjian lama. Sedangkan dalam PB, pertobatan berasal dari kata”
μετανοεω ‘metanoeō’ (kata benda), μετανοια ‘metanoia’ (kata kerja), dan kata επιστρεφω
‘epistrefō’.
Arti kata:

šûv’ berarti: berbalik arah, kembali’ ‫ ׁשּוב‬Kata 


Kata μετανοια ’metanoia’ berarti: perubahan pikiran 
.’Kata μετανοεω ’metanoeō’ (kata benda) berarti: ‘berubah pikiran 
Kata επιστρεφω ‘epistrefō’ berarti: kembali 
Dari 3 kata tersebut dapat diketahui bahwa tobat adalah kondisi saat manusia berubah pikiran,
berbalik, dan kembali ke arah sebelum berbuat dosa, yaitu kembali ke Tuhan, kemudian
pertobatan pikiran tersebut diikuti dengan perubahan pada riil (perbuatan, sikap, perkataan).
Emosi penyesalan bukan unsur utama dari suatu pertobatan, walau hal itu sering terjadi.
Ilustrasinya, jika Anda sebelumnya berjalan ke arah utara lalu Anda menyesal, berubah pikiran,
dan berbalik arah ke selatan menuju ke titik sebelum Anda berjalan ke arah utara, maka titik
Anda menyesal, berubah pikiran, dan membalikkan badan adalah titik pertobatan tersebut.
Empat macam pertobatan
Saudaraku sekalaian, Allah merindukan agar setiap kita umat-umat-Nya bertobat.
Persoalannya, bertobatan yang bagaimana yang Tuhan inginkan? Sebab dalam kehidupan,
kalau kita perhatikan, ternyata ada bermacam-macam pertobatan. Setidaknya ada empat
macam pertobatan, yaitu
1. Benar-benar tidak bertobat (Kej 4:1-15 ).
Ada kelompok orang yang ketika mendengar peringatan Tuhan, mereka tidak mau bertobat,
tetapi justru mengeraskan hati mereka. Kain tidak menyadari bahwa ia telah berdosa karena
membunuh adiknya. Bahkan yang ia lakukan justru melawan Tuhan. Sering terjadi ada orang-
orang yang tidak mau menyadari kesalahannya dan tidak mau tunduk kepada Tuhan dan
menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya melawan kepada Tuhan dan menyakiti hati
Tuhan, bahkan sesamanya. Orang yang seperti ini adalah orang yang tidak mau bertobat. Ia
bahkan mengeraskan hati, melawan kepada firman Tuhan. Ia meremehkan firman Tuhan.
Ibr 3:15 ,
“ Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”
1. Bertobat menyesali perbuatannya, tetapi mengulangi kembali ( 1 Sam
15:1-35 teruatam ayat 24-25 )
Saul berbalik dari Allah menyesali perbuatannya tetapi melakukan kejahatan lagi. Ada banyak
orang sekarang ini terus melakukan kejahatan dengan perbuatan yang berbeda dengan
sebelumnya yang pernah dilakukannya. Inilah pertobatan yang kelihatan menyesali tetapi
melakukan lagi, semestinya hal ini jangan dilakukan lagi dan harus menjauhi dosa.
1. Berobat tetapi melakukan langkah yang salah ( Mat 27:1-10)
Yudas menyesal atas perbuatannya, tetapi ia gatung diri karena ia tidak bisa menahan malu.
Sering terjadi orang bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban yang dipikulnya, orang
yang demikian orang yang tidak memiliki iman yang kuat sehingga mencari jalan keluar sendiri
dan akhirnya bunuh diri.
1. Bertobat yang menyesali dan berbalik arah kepada Allah. (KPR 13: 22;
1 Taw. 29: 10-14).
Kehidupan Raja Daud pernah melakukan kesalahan yang fatal tetapi Daud mengakui, menyesali
dan ia membuka kesalahannya dihadapan rakyatnya dan Tuhan sangat mengasihi Daud sebab
ia tidak mau melakukan hal yang sama bahkan ia meninggalkan perbuatannya lama dan
melakukan yang berkenan dihadapan Tuhan di dalam hidupnya.

Kapan kita bertobat?


Karena seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa pertobatan, maka perlu bagi
seseorang untuk bertobat sesegera mungkin dan jangan menunda-nunda karena waktu tidak
bisa ditentukan. (Luk. 13:3). Kehidupan ini sangat singkat dan tidak bisa dipastikan (Yakub
4:13-15). Kematian adalah pasti dan akan menimpa siapa saja, cepat atau lambat (Ibrani 9:27).
Kita semua akan dihakimi dan tidak ada yang bisa lepas dari hukuman Allah, sesuai dengan
segala perbuatan dalam kehidupan kita. Maka kita perlu untukbertobat sesegera
mungkin (2 Pet. 3:9).
Apakah Saudara belum bertobat dari dosa saudara? Lakukanlah sekarang juga,
jika tidak maka saudara harus bertanggung jawab atas segala dosa saudara kepada
Tuhan (2 Kor 5:10).

Ilustrasi Khotbah Kristen Tentang


Pertobatan

Ilustrasi Khotbah Kristen Tentang Pertobatan

TRIAD merupakan salah satu organisasi kriminal besar yang berbasis di Hongkong.
Pengaruh mereka selalu tersembunyi di dalam kegelapan. " Hal terburuk dalam TRIAD
adalah pengkhianatan. Siapa pun yang melakukannya akan mati," ungkap Teddy Hung,
mantan pemimpin TRIAD mengawali kisah hidupnya.

Dalam organisasi ini, Teddy memimpin bisnis pencucian uang, obat-obatan, prostitusi, dan
segala bisnis ilegal lainnya. Ia memiliki harta dan kekuasaan, sehingga ke mana pun ia
bepergian, Teddy selalu mendapatkan layanan yang terbaik.

Pada awal berdirinya, TRIAD mendapat dukungan dari pemerintah Taiwan sebagai alat
bertahan dari serangan Cina. "Saya dapat mengatakan bahwa TRIAD sangat tegas dan
memiliki sistem yang terorganisir. Ketika saya pertama bergabung, tujuan saya ingin
menjadi orang yang sangat spesial dan hebat. Jalan tercepat untuk mencapai hal tersebut
pada waktu itu adalah lewat jalan mafia dan organisasi TRIAD. Mungkin orang-orang
berpikir bahwa orang yang bergabung dengan TRIAD adalah orang yang tidak punya
karakter, tetapi sebenarnya saya pastikan orang-orang di dalam TRIAD adalah orang yang
berkarakter dan bukan orang sembarangan. Orang merasa takut kepada TRIAD karena apa
yang kami lakukan selalu dalam kegelapan dan kami semua memiliki integritas dalam
menjaga rahasia sehingga orang takut dan hormat kepada kami," ungkap Teddy.

"Semua anggota organisasi diberi kode nomor. Nomor saya 415. Tugas saya memimpin
setiap operasi di lapangan. Saya berurusan dengan perekrutan orang, menyelesaikan setiap
masalah anggota di lapangan, memikirkan bagaimana memperluas jaringan," ungkap Teddy
mengisahkan peranannya dalam organisasi TRIAD.
Teddy berada di puncak kekuasaan, tetapi bukan berarti ia lepas dari masalah.

"Ada polisi dari Inggris, beberapa kali selalu datang dan mengganggu bisnis kami.
Hongkong waktu itu masih di bawah kekuasaan Inggris sehingga polisi itu menggunakan
kekuasaannya untuk menangkapku terlebih dahulu," ujar Teddy.

ilustrasi khotbah kristen lucu, cerita ilustrasi kristen, ilustrasi kehidupan kristen,
ilustrasi khotbah tentang kasih, bahan khotbah kristen, ilustrasi khotbah kristen,
khotbah ulang tahun, ilustrasi khotbah lucu,, Ilustrasi Khotbah Kristen Tentang
Pertobatan

Namun, penjara tak menghalangi sepak terjang Teddy dalam memimpin organisasi TRIAD.
Teddy mengurus bisnisnya dari penjara.

"Saya dipenjara di sebuah penjara yang sudah terbengkalai sehingga hal pertama yang
saya lakukan adalah merenovasinya agar menjadi tempat yang lebih baik untuk saya
tinggali. Saya mengeluarkan banyak uang sehingga saya dapat berbisnis obat dan
melanjutkan bisnis saya di penjara," kisah Teddy.

Di balik kesangaran dan ketenangan sikapnya, tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya
Teddy mengalami depresi berat. Yang diinginkannya hanyalah mati! Namun, kunjungan
seorang pendoa sedikit banyak memberi harapan pada Teddy.

"Pada waktu saya di penjara, ada seorang pendoa yang sering datang mengunjungi saya.
Dia mengatakan sesuatu kepada saya. Orang itu berkata, "Kamu sangat sukses dan
terkenal di seluruh dunia. Akan tetapi, ketika suatu saat nanti kamu meninggal, kamu akan
dikenang sebagai apa?" Pertanyaan itulah yang membuat saya mulai berpikir dan saya
mulai merasa sangat sedih. Yang membuat saya merasa depresi adalah saya mulai sadar,
semakin saya sukses, semakin saya merasa bersalah dan merusak hidup banyak orang.
Semakin saya sukses, saya tidak membantu banyak orang, justru saya banyak
menghancurkan hidup orang lain," ungkap Teddy mengenai awal perubahan hidupnya.

Teddy kemudian mulai menemui banyak dokter karena ia tidak dapat tidur selama
berbulan-bulan.

"Saya selalu merasa takut. Para kekasihku berusaha menghibur dan memelukku. Namun,
saya tetap merasa selalu khawatir dan takut. Entah kenapa, saya tetap tidak bisa tidur,"
ungkap Teddy.
Satu malam saat tak dapat memejamkan mata, Teddy melihat Alkitab yang diberikan sang
pendoa kepada dirinya.

"Saya hanya berkata, 'Yesus, jika memang Engkau benar ada, biarkan saya tidur, maka
saya akan percaya kepada-Mu.' Saya memegang Kitab itu, dan sebelum saya selesai
mengucapkan kalimat itu, saya sudah terlelap di dalam tidur," kisah Teddy.

Sejak saat itu, tiba-tiba bisnis Teddy mengalami perubahan drastis. Bisnisnya hancur total.

"Semua teman saya mulai mengatakan bahwa Tuhan yang saya sembahlah yang membuat
bisnis ini hancur. Mereka berkata, 'Dia adalah Tuhan yang jahat, karena buktinya, bisnis
kita hancur satu per satu.' Saya juga mulai berpikir bahwa Dia itu Tuhan yang jahat. Saya
mulai kecewa kepada-Nya. Di situlah, saya menjadi bingung saya harus memilih yang
mana. Jika percaya Tuhan, bisnis hancur. Tidak percaya Tuhan, saya tidak bisa tidur,"
ungkap Teddy mengisahkan persimpangan iman yang dialaminya.

Kemudian, seorang teman memberikan kalimat pencerahan kepadanya.

"Teman saya berkata, 'Andai kamu memiliki anak, akankah kamu mengizinkan anakmu
melakukan bisnis seperti yang kamu lakukan? Jika kamu terus berbisnis seperti itu, kamu
akan menuju ke neraka.' Ini adalah bukti bahwa Tuhan mengasihi saya," ungkap Teddy.

"Bukan hal yang mudah untuk melepaskan semua bisnis dan teman-teman kerja saya.
Namun, saya terus memohon kepada Tuhan untuk memberikan hidup yang baru dan
pekerjaan baru. Tuhan membuktikan, perlahan tetapi pasti, saya akhirnya mampu
melakukan sebuah bisnis yang bersih," ujar Teddy.

Teddy menutup semua bisnis lamanya dan merintis sebuah bisnis yang baru, sebuah klinik
kesehatan elektrik, di berbagai belahan dunia.

"Sepuluh tahun sudah saya belajar bergantung pada Tuhan dan sepanjang waktu itu banyak
hal hebat terjadi dalam hidup saya. Dahulu, saya merasa hati saya seperti terikat dengan
rantai yang sangat berat. Rasanya sekarang semua ikatan itu terlepas dan saya bebas,"
kisah Teddy mengungkapkan kebesaran Tuhan dalam hidupnya.

Mari kita berdoa dan berkata


"Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan." (Roma 10:10)
Kisah Para Rasul 26 : 4 – 23

Paulus adalah seorang rasul yang unik dan sangat mempengaruhi wajah kekristenan
sampai saat ini. Disebut unik karena dia bukanlah seorang yang bersama-sama
melayani saat Tuhan Yesus hadir di bumi seperti rasul-rasul yang lain. Status
kerasulannya didapat melalui penugasan Yesus Kristus kepada dirinya melalui sebuah
penyataan (Kis 26:16-18; Gal 1:12, 15-16; 2:7-10). Disebut berpengaruh, karena
sebagai orang yang terdidik di bawah guru besar Taurat bernama Gamaliel, dia
melahirkan banyak tulisan yang digunakan sebagai bahan pengajaran iman Kristen.
Titik balik Paulus sehingga dapat menjadi seorang yang sangat dipakai oleh Tuhan
adalah pertobatannya. Kehidupan Paulus menjadi bermakna ketika kuasa Roh Kudus
yang bekerja diresponinya dengan sebuah pertobatan. Demikian juga jika kita
menginginkan hidup yang bermakna, maka kita perlu meresponi kuasa Roh Kudus
yang bekerja dalam diri kita dalam sebuah pertobatan yang sungguh-sungguh.
Bagaimana sesungguhnya pertobatan yang penuh kesungguhan jika kita belajar dari
kisah Paulus?

1. Pertobatan adalah Panggilan Allah untuk melepaskan masa lalu yang kelam (4-15)
Masa lalu Paulus adalah masa lalu penuh dengan kebenaran dirinya sendiri. Paulus
menceritakan bagaimana kehidupan masa lalunya yang gelap dari kebenaran Tuhan.
Pikirnya Paulus, dia sudah melakukan hal yang benar.
Namun kebenaran yang lahir dari diri sendiri hanya akan berbuahkan hal yang salah
dan berkontradiksi. Di ayat 11, Paulus mengakui melakukan itu semua dalam “amarah
yang meluap-luap.” Sebuah pengejaran akan kebenaran dan kekudusan yang
dilakukan dengan cara yang tidak benar dan tidak kudus.

Ketika Paulus “ditangkap” oleh Tuhan Yesus, dia tidak bisa tidak harus menyerah dan
tunduk. Ayat 14, Paulus menyebutkan tentang kesukaran menendang ke galah
rangsang, yang artinya sebuah kiasan untuk sukar memberontak. Galah rangsang
adalah sebuah tongkat panjang dan tajam yang biasanya dipakai oleh pembajak untuk
menuntun kerbau/hewan pembajak. Terkadang hewan tersebut memberontak dengan
berusaha menendang galah tersebut, yang tentunya malah akan menyakiti hewan itu
sendiri. Demikian halnya dengan Paulus ketika dia ditangkap oleh Tuhan, tidak bisa
memberontak. Semakin memberontak dia semakin sulit dan sakit. Paulus harus
menyerahkan masalalunya dan bertobat untuk memulai masa depan bersama Tuhan.
Kita pun ditantang untuk meninggalkan masa lalu yang penuh dengan pemberontakan
dan kebenaran diri sendiri, masa lalu yang penuh dengan hal-hal yang menghambat
pertumbuhan karakter dan rohani, juga masa lalu yang membuat diri kita tidak efektif
bagi pekerjaan Tuhan. Kita dipanggil untuk menjalani masa depan yang penuh dengan
ketaatan dan tunduk pada kebenaran Tuhan, masa depan yang memperlihatkan
sebuah transformasi karakter, dan masa depan yang memiliki dampak untuk pekerjaan
Tuhan.

2. Pertobatan adalah kesediaan untuk hidup taat pada rencana Allah (16-23)
Kehidupan pertobatan selalu memiliki sebuah tujuan. Ketika Allah memanggil Paulus
untuk mengikut-Nya, Allah memanggil dengan sebuah tujuan.Ayat 16-18, mencatat
bagaimana Allah begitu jelas menyampaikan rencana-Nya kepada hidup Paulus, yaitu
untuk menjadi alat di tangan Tuhan bagi bangsa-bangsa lain. Pertobatan Paulus
menuntun dia bukan saja meninggalkan masa lalunya, melainkan juga bersedia untuk
taat pada visi/rencana dari Allah (ay.19).Ini juga yang disampaikan Paulus di ayat 20,
ketika mengatakan“. . . mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah . . .” (berarti
meninggalkan masa lalu) untuk kemudian “ . . . melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
sesuai dengan pertobatan itu” (berarti hidup menaati rencana Allah).
Allah memiliki sebuah kejelasan dalam rencana-Nya. Tugas kita yang dipanggil oleh-
Nya adalah kesediaan untuk taat menjadi alat bagi pekerjaan-Nya. Allah tidak pernah
memanggil orang percaya untuk kemudian menjadi pemalas-pemalas rohani yang tidak
tahu harus berbuat apa. Allah tidak memanggil orang percaya bagaikan seorang yang
menang undian lalu berlibur dan bersantai di hotel bintang lima untuk kemudiaan
menikmati setiap fasilitas keselamatan dengan meminta hak dimanjakan dan dilayani
untuk kesenangan diri sendiri. Allah memanggil orang percaya untuk sebuah tujuan.
Allah memanggil orang percaya untuk berbagian dalam pekerjaan dan rencana Allah.
Allah memperlengkapi orang percaya untuk menjadi alat di tangan-Nya. Ketika Allah
menaruh sebuah kerinduan di dalam hati kita untuk sebuah pekerjaan Tuhan, Dia
menghendaki adanya sebuah respon ketaatan dan bukan respon keengganan. Ketika
Allah menaruh sebuah kegelisahan di dalam hati kita untuk sebuah tugas iIlahi, Dia
menghendaki adanya sebuah keberanian menjalankannya dan bukan ketakutan
menghindarinya. Ketika Allah memanggil kita, Allah ingin hati-Nya ada di dalam hati kita
sehingga kita dapat menangkap visi dan rencana Allah bagi dunia ini.
PERTOBATAN MENDATANGKAN PENGAMPUNAN

Lukas 15:1-3; 11b-32


Bapak ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus
Setiap manusia yang normal pasti mempunyai kesenangan. Entah kesenangan itu hanya
sebatas untuk menghilangkan kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari yang sangat
melelahkan, sehingga setelah menikmati kesenangan itu pikiran menjadi fresh kembali,
Contoh saja acara Televisi.

Ibu-ibu merasa senang setelah melihat sinetron di malam hari setelah seharian mengurus
rumah tangganya. Yang masak, cuci piring, cuci pakaian, seterika, ngepel, dan sebagainya,
sehingga saat malam tiba para ibu bisa sedikit santai menikmati acara sinetron yang
mereka sukai. Bapak-bapak senang dengan tayangan yang sedikit mengarah ke kompetisi,
seperti siaran tinju, balap motor, balap mobil, sepak bola. Atau anak remaja yang senang
dengan tayangan Opera Van Java, atau bukan empat mata yang membuat mereka ngakak
karena lucunya acara tersebut. Ada juga seseorang yang mempunyai kesenangan tetapi
arahnya ke hobby, seperti ibu A hobbynya memasak (wah itu mungkin sudah bukan hobby
lagi tetapi pakaryan), atau ibu B hobbynya ngrumpi. Selesai masak, mereka kencan dengan
ibu yang lain untuk bersama-sama ngrumpi, ngrasani ngalor ngidul sambil selalu dibumbui,
sehingga ngrumpinya semakin seru. Atau ibu C yang punya hobby arisan, setiap ada arisan
pokoknya ikut. Di kampung ikut, di kantor ikut, di sekolahan ikut. (Ya gapapa, yang penting
bertanggung jawab dan tahu situasi keuangan keluarga. Yang penting ga ikut arisan
brondong, hehehehehe). Bapak-bapak tidak mau kalah, masing-masing punya hobby
tersendiri, ada yang hobbynya mancing, katanya mancing itu melatih kesabaran. Padahal
kalau pulang dari mancing dan tidak dapat apa-apa, justru malah marah-marah, atau ada
juga bapak-bapak yang malu dengan keluarga, ketika mancing dan tidak dapat apa-apa
trus beli ikan di pasar, biar kelihatan pemancing sukses. Ada juga yang hobbynya
bulutangkis, sepak bola, tenis dan sebagainya. Bapak ibu dan saudara memang
kesenangan-kesenangan atau hobby seseorang tidak salah dilakukan. Yang penting
bertanggungjawab, tahu situasi, tidak melawan ajaran Tuhan. Tetapi apa yang dilakukan si
bungsu dalam bacaan tadi merupakan kesenangan yang melanggar ajaran Tuhan.
Ketika mendapatkan harta warisan dari ayahnya, ia memboroskan harta miliknya untuk
bersenang-senang dan berfoya-foya. Ia benar-benar menikmati kesenangan duniawinya.
Sehingga hartanya habis, ludes dan jatuh melarat. Untuk menghidupi dirinya saja ia tidak
mampu. Sehingga ia berusaha mencari majikan, dengan maksud dapat mengisi perutnya
dengan ampas sebagai makanan babi, tetapi tidak ia peroleh juga. Di saat krisis semacam
itu, ia mulai sadar bahwa bapanya adalah seorang yang kaya raya, seorang majikan yang
mempunyai orang-orang upahan, sehingga ia memutuskan untuk berbalik kepada bapanya
dengan maksud agar ia bisa dijadikan salah seorang upahan bapanya. Namun apa yang ia
terima ternyata jauh dari pikirannya. Ketika bapanya tahu kalau ia pulang, sangat
gembiralah hati bapanya, sehingga ia merangkulnya dan menciumnya, lalu mengutus
hamba-hambanya untuk mengambilkan jubah yang terbaik, juga cincin dan sepatu pada
kakinya dan mengadkan pesta. Apa yang dilakukan si bungsu ini sangatlah kelewatan,
menghambur-hamburkan kekayaan ayahnya untuk kesenangan-kesenangan yang
menyesatkan. Tetapi untunglah ia sadar dan mau berbalik kepada bapanya.
Bapak ibu dan saudara sekalian
Ketika manusia mengalami penderitaan besar yang dikarenakan dosa dalam hidupnya,
dapat membuat manusia putus asa, dan jika tidak tertahankan dapat melakukan bunuh diri.
Namun adakalanya penderitaan hidup membuat manusia sadar dan melakukan pertobatan,
seperti yang dilakukan si bungsu. Memang kadang kala kesenangan duniawi dapat
melupakan kita akan tuntunan Yesus dalam hidup kita. Meski sering kali kesenangan
duniawi tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ilustrasi berikut
menggambarkan bagaimana seseorang tergoda dengan kesenangan yang ditawarkan dunia,
namun ternyata manusia tidak mendapatkan apa-apa. (Putarkan Film Waiting 2.)

Ilustrasi tadi sangat mirip dengan kisah yang terdapat dalam injil Lukas 15:11b-32. Ketika
seorang berjalan bersama Yesus ia merasa damai, merasa gembira. Namun saat ada
godaan berupa sesuatu yang menyenangkan, meski itu entah benar-benar menyenangkan
atau hanya sebatas godaan, anak tersebut mulai meninggalkan Yesus. Tetapi memang ia
tidak meninggalkan Yesus selamanya. Ia berkata “I will be right back”. Saya akan kembali
nanti. Dan dengan langkah lebar penuh optimis ia mulai mencari dimana kesenangan itu
berada. Ia berjalan dan terus berjalan, namun sekian jauh ia berjalan, kesenangan itu tidak
ia peroleh juga, bahkan jalanan mulai berbatu-batu, dan anak tadi mulai kelelahan. “Aku
sudah berjalan sejauh ini tapi aku tidak menemukan apa-apa .” Lalu ia mulai sadar dan
mencoba kembali berbalik kepada Yesus sambil berpikir seberapa lama Yesus mau untuk
menunggunya. Dan ternyata, janji Yesus ditepati, ia tetap menunggu kembalinya anak
tersebut, bahkan Yesus sudah menyediakan kemah dan makanan saat anak itu kembali.
Sangatlah indah ketika seseorang sadar akan kesalahannya, sadar akan dosa-dosanya dan
mau berbalik kepada Tuhan dan berjanji untuk tidak melakukan perbuatannya. Namun
ternyata bukan perkara yang gampang seseorang mau untuk bertobat. Dibutuhkan
kesadaran, penyangkalan diri dan tekad atau niat yang sungguh-sungguh. Ketika kita sadar
bahwa hidup dalam dosa akan membawa penderitaan, maka kita harus berani jujur dan
terbuka terhadap Tuhan dan diri sendiri, dan berani mengakui dosa-dosa kita dihadapan
Tuhan dan mempunyai niat untuk kembali menjalani hidup bersama Tuhan.
Sedikit cerita bagaimana bilik-bilik pengakuan dosa di gereja-geraja Katholik mulai
ditinggalkan para jemaat, karena merasa bahwa dosa-dosa kecil yang mereka perbuat
sudah hal yang lumrah, dan sudah tidak perlu lagi mengakui akan dosa-dosanya di hadapan
Romo. Mereka akan memenuhi bilik-bilik pengakuan dosa, ketika mendekati perayaan
Jumat Agung, atau perayaan Natal. Padahal buah dari pertobatan adalah pengampunan.
Pengampunan akan dosa-dosa kita merupakan anugerah terbesar dari Allah. Akan
membuahkan relasi baru dengan Allah. Dan buah dari pengampunan adalah sukacita, damai
dan sejahtera.
Pertobatan tidak hanya sekedar kata-kata, tetapi berupa suatu tindakan nyata, bukan
sesuatu yang harus kita kurangi porsi dosa kita, tetapi perubahan total, perubahan yang
mengarah 1800 dari kehidupan lama kita.
Bapak ibu dan saudara, ada satu ilustrasi seorang pendeta yang ragu-ragu dengan
pertobatan dari seseorang, sehingga ia memberi kelonggaran terhadap suatu pertobatan.
Diceritakan ada seseorang yang datang dan berkata bahwa ia ingin menjadi seorang
Kristen. Lalu ia menjawab: ”Itu bagus kawan, tetapi ada masalah apa?” Orang tadi tampak
ragu-ragu tapi akhirnya ia berkata:”Saya telah mennggelapkan uang perusahaan.”
“Berarti anda telah mencuri. Memang berapa banyak?”
Orang tadi menjawab: “Saya sudah lupa.”
“Apakah 1500 dolar?” tanya pendeta itu.
“Ya saya kira sejumlah itu.”
“Sekarang begini kawan, saya tidak yakin sesuatu bisa berubah dengan sekejap. Berjanjilah
untuk tidak mengambil lebih dari 1000 dolar dalam tahun ini. Dan tahun depan jangan
mengambil lebih dari 500 dolar dan setelah beberapa tahun Anda tidak mencuri lagi satu
sen pun. Nah bila ketahuan oleh majikan anda kataka nanda sedang dalam proses menjadi
Kristen dan secara bertahap sedang membiasakan untuk tidak mencuri.” Pendeta ini
sepertinya memberi nasihat yang baik kepada seseorang tadi, tapi jelas-jelas tidak benar.
Itu suatu penyesatan yang sempurna. Alkitab mengatakan Barang siapa yang mencuri
jangan mencuri lagi Ini cukup jelas.
Namun, kita seringkali berbuat semacam itu, seringkali kita berpikiran, dulu kan saya setiap
hari berjudi, sekarang tinggal 3 hari sekali, atau dulu saya kan sering mabuk-mabukan, tapi
sekarang hanya kadang-kadang, kadang pagi, kadang malam.
Bapak ibu dan saudara, meski setiap saat kita bisa mengakui kesalahan kita dihadapan
Tuhan, namun di masa pra paskah ini, merupakan kesempatan yang sangat baik untuk
merenungkan akan kesalahan-kesalahan kita, akan dosa-dosa kita dan merupakan saat
yang tepat untuk bertobat, berbalik dari kehidupan lama kita ke kehidupan yang baru,
hidup dibawah terang roh kudus. Kita bisa merenungkan betapa Allah tetap menanti
pertobatan kita, meski kita telah meninggalkan Tuhan. Dan Tuhan telah rela untuk menebus
dosa-dosa kita dikayu salib. Balasan apa yang patut kita berikan ?

Saat Semuanya Tidak Berarti

Nats : Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus (Filipi
3:7)
Bacaan : Filipi 3:7-14

Saat membongkar garasi putra saya, saya menemukan semua trofi yang ia menangkan melalui
berbagai macam pertandingan atletik selama bertahun-tahun. Semuanya itu dimasukkan ke dalam
sebuah kotak kardus, dan siap untuk dibuang.

Saya mengenang darah, keringat, dan air mata yang mengucur demi mendapatkan semua
penghargaan itu. Namun sekarang ia membuangnya. Semuanya itu tidak berharga lagi baginya.

Saya jadi teringat pada sebuah puisi anak-anak yang aneh karangan Shel Silverstein berjudul "Hector
si Kolektor". Puisi itu mengisahkan tentang semua benda yang dikoleksi Hector selama bertahun-tahun.
Ia "menyayangi benda-benda itu lebih dari berlian yang bersinar, lebih dari emas yang berkilauan". Lalu
Hector mengundang semua temannya, "Kemarilah, aku mau membagikan hartaku!" Lalu semua
temannya "datang untuk melihatnya, tetapi mereka menyebut barang-barang itu sampah!"

Seperti itulah nantinya akhir hidup kita. Semua milik kita, semua benda yang kita perjuangkan di
sepanjang hidup kita, menjadi tidak berarti apa-apa kecuali sampah. Saat itulah kita diyakinkan bahwa
harta bukanlah hal yang paling berharga dalam hidup ini.

Mulai saat ini kita akan memiliki cara pandang yang benar, seperti cara pandang Paulus. "Apa yang
dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus"(Filipi 3:7). Kita harus
bersikap wajar terhadap harta milik kita, karena sebenarnya kita telah memiliki harta yang paling
bernilai, yaitu pengenalan akan Kristus Yesus Tuhan kita -David Roper

KEKAYAAN TERBESAR KITA ADALAH


KEKAYAAN YANG KITA MILIKI DI DALAM KRISTUS

19 Januari 2003

Pakaian Baru
Nats : Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor
(Yesaya 64:6)
Bacaan : Yesaya 64

Dua orang pria sedang bercakap-cakap, tak lama setelah mereka menjadi orang kristiani yang
sungguh-sungguh. Yang satu adalah orang miskin yang sebelumnya memang tidak mengenal Allah.
Sedangkan yang satunya lagi berasal dari lingkungan yang sangat religius. Setelah masing- masing
menceritakan tentang pertobatannya, pria yang berlatar belakang religius bertanya kepada rekannya,
"Bagaimana kau dapat langsung memberikan tanggapan terhadap Injil saat pertama kali mendengarnya,
sementara aku memerlukan waktu bertahun-tahun untuk melakukannya?"

Pria miskin itu lalu berkata, "Oh, itu mudah saja. Seandainya seseorang datang dan menawarkan
kepada kita masing-masing sebuah baju baru, maka aku akan langsung menerima tawaran itu. Semua
pakaianku sudah lama dan usang. Namun lemarimu pasti penuh dengan pakaian bagus. Begitu juga
dengan keselamatan. Mungkin kau sudah puas dengan segala kebaikan yang kauterima, jadi kau
memerlukan waktu lama untuk mengerti bahwa kau sungguh-sungguh memerlukan 'pakaian kebenaran'
yang ditawarkan kepadamu melalui Kristus. Aku sangat sadar akan keadaanku yang penuh dosa, karena
itulah aku ingin sekali menerima pengampunan dan pengudusan."

Semua orang benar-benar perlu diselamatkan. Nabi Yesaya berkata bahwa "segala kesalehan kami
seperti kain kotor" (64:6). Mereka yang sadar akan kemiskinan rohani mereka dan menerima
keselamatan yang tak ternilai harganya melalui iman dalam Kristus, akan diberi "baju baru" kebenaran.
Baju apa yang Anda kenakan sekarang? --Richard De Haan

SEBAIK APA PUN MANUSIA, TAK DAPAT MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI


SEBURUK APA PUN MANUSIA, ALLAH DAPAT MENYELAMATKANNYA

31 Januari 2003

Belas Kasih Sang Hakim

Nats : Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang
yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah (1Petrus 3:18)
Bacaan : Roma 5:1-11

Semasa menjabat sebagai walikota New York City, Fiorello La Guardia kadang kala bertindak sebagai
hakim dalam pengadilan malam. Dalam suatu kasus, seorang pria dinyatakan bersalah karena mencuri
sekerat roti. Ia mohon ampun karena telah mencuri untuk memberi makan keluarganya yang kelaparan.
"Hukum adalah hukum," tegas La Guardia. "Karena itu saya harus mendenda Anda 10 dolar." Ketika pria
itu dengan sedih mengaku tak punya uang, sang hakim mengeluarkan 10 dolar dari dompetnya dan
membayarkan denda itu. Lalu ia juga meminta agar setiap orang dalam ruang pengadilan itu
menyumbang 50 sen untuk membantu pria itu.

Inti dari Injil adalah salib Yesus Kristus. Pesannya sangat jelas sehingga anak kecil pun dapat
memahaminya: Yesus mengambil alih tempat saya dan mati menggantikan saya. Namun kebenarannya
demikian agung sehingga orang paling bijak pun tak dapat menangkap maknanya secara utuh. Alkitab
berkata, "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang
yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah" (1 Petrus 3:18). Alkitab juga berkata: "Karena
waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka" (Roma 5:6).

Saat membaca tentang belas kasih hakim di atas, kita dapat melihat gambaran belas kasih Allah yang
tak terukur. Tuntutan hukum terpenuhi. Dan hakim itu sendiri yang membayar denda. Orang yang
melanggar hukum dibebaskan, bahkan dianugerahi karunia yang sesungguhnya tak layak ia terima.
Sungguh suatu gambaran yang indah tentang Juruselamat kita! --Vernon Grounds

AGAR KRISTUS MENJADI HAKIM ANDA


JADIKANLAH DIA JURUSELAMAT ANDA

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK


BERTOBAT
AUGUST 30, 2012 KONYA 2 COMMENTS

Saya Lukas Bundiyanto, anak pertama dari lima bersaudara. Kehidupan saya yang hancur
berantakan di Bali. Sebenarnya saya minggat ke Bali karena papa saya marah setelah mengetahui
saya suka ke tempat pelacuran di Magelang.

Kebiasaan ini saya ulangi lagi ketika saya sudah bekerja di Bali dan tidak hidup bersama dengan
pasangan gay saya itu lagi. Jadi di Bali selain menjalani hubungan sesama jenis, saya juga
beberapa kali pergi ke tempat pelacuran wanita. Semua jenis dosa sudah saya lakukan. Dari free-
sex sampai nge-drugs. Hidup saya benar-benar hancur.

Awal mengenal kehidupan gay


Ketika di pesawat jurusan Yogja – Denpasar saya bertemu dengan seorang pria. Orang ini
bertanya saya mau ke mana dan saya menjawab bahwa saya minggat. Akhirnya orang itu
menawarkan diri apakah saya mau tinggal bersamanya. Saya menyetujuinya.

Minggu-minggu pertama tidak ada apa-apa. Namun memasuki minggu ketiga pria ini melakukan
sesuatu yang ‘aneh’ terhadap saya. Dia mulai menggerayangi tubuh saya. Ternyata dia seorang
gay.

Awalnya saya jijik karena ini adalah awal hubungan saya dengan sesama jenis. Namun karena
sungkan atas pertolongannya selama ini akhirnya saya ikuti saja keinginannya. Lama-kelamaan
saya jadi menikmati hubungan sejenis itu. Saya hidup bersama dengannya kurang lebih selama
enam bulan. Setelah itu kami pisah karena saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.
Saya bekerja sebagai tukang pijat plus.
Pergi ke gereja
Pada suatu hari di Minggu pagi di bulan Desember 1997 untuk pertama kalinya saya
menginjakkan kaki saya ke gereja. Saya diajak oleh seorang teman kost saya yang bernama
Esther. Saya tidak tahu kenapa pagi itu saya ada keinginan untuk pergi ke gereja. Padahal
malamnya sampai jam 5 pagi hari saya baru clubbing ke beberapa diskotik di daerah Kuta. Dan
malam itu ada pemeriksaan narkoba. Saat itu saya membawa ecstasy. Semua kami digeledah.

Oleh anugrah dan kemurahan Tuhan saat itu saya lolos. Karena saya berhasil membuang ecstasy
tersebut tanpa diketahui oleh aparat. Padahal saat itu saya belum mengenal Tuhan Yesus.
Sedangkan teman saya saat itu berhasil ditangkap dan dipenjara selama 6 tahun.

Pagi itu ketika pulang dari gereja saya tidak merasa ada sesuatu yang spektakuler. Semua
berjalan biasa saja. Tapi entah kenapa Minggu depannya lagi yaitu tanggal 4 Januari 1998 saya
punya kerinduan untuk datang ke gereja itu lagi. Kali ini saya merasa berbeda. Merasa ada
kedamaian di dalam hati saya. Meskipun demikian saya tetap masih melakukan kewajiban
agama saya. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1998 adalah Minggu yang ke-3 saya datang ke
gereja.

Ketika sedang kebaktian pada jam 8 pagi saya mendengar ada suara pria yang berkata, “Saatnya
Aku memanggilmu sekarang.” suaraNya jelas sekali. Saya mendengarnya secara audible.
Kemudian saya melihat ke kanan dan ke kiri saya barangkali ada pria yang berbicara kepada
saya. Namun kiri dan kanan saya adalah wanita. Suara itu saya dengar sampai tiga kali. Dalam
hati saya berkata ini suara Tuhan Yesus.

Tapi saya tidak percaya saat itu kalau itu suara Tuhan. Suara itu saya abaikan saja. Namun ketika
ada tantangan altar call saya tidak tahu tiba-tiba saya bisa rebah di tempat duduk saya, kemudian
saya bangkit kembali dan berlari ke depan mimbar. Saat itu yang melayani adalah seorang
hamba Tuhan dari Amerika. Ketika itu berkata (saya baru tahu kalau itu nubuatan setelah
bertobat menerima Tuhan Yesus), “Kamu akan menjadi penyelamat keluargamu dan menjadi
terang buat keluargamu dan bangsa-bangsa.”

Mendengar suara Tuhan


Sejak saat itu, mulai Minggu depannya lagi tanggal 18 Januari 1998 saya punya kerinduan yang
sangat dalam untuk mengenal Tuhan Yesus bahkan dibaptis. Kemudian saya mulai ikut komsel
(di GBI Lembah Pujian namanya Komunitas Mesianik). Akhirnya saya menyerahkan diri saya
untuk dibaptis pada tanggal 25 April 1998. Saya menerima Tuhan Yesus di dalam keadaan saya
berhutang kurang lebih 40-an juta.

Karena saya korupsi uang kantor dan ketahuan setelah diaudit. Akhirnya saya harus mencicil
hutang saya dengan cara gaji saya dipotong. Namun tetap tidak bisa melunasi hutang saya
seluruhnya. Saya hanya bisa melunasi setengahnya. Saya tidak tahu lagi bagaimana caranya.
Ketika sedang mengendarai motor saat pulang kerja keluarlah nyanyian ini dari mulut saya, “Dia
buka jalan saat tiada jalan…”. Kemudian ada kalimat firman Tuhan yang tiba-tiba keluar
menjadi rhema buat saya yaitu, “Dengan tinggal tenang terletak kekuatanmu.” Keesokan harinya
saya bisa dengan berani menghadap pimpinan saya mengaku semua kesalahan saya dan dia
memberikan kesempatan kepada saya buat mencicil hutang saya.

Bahkan dia meminjamkan motornya buat saya pakai. Saya melihat keajaiban dan pertolongan
Tuhan di dalam hidup saya. Karena orang-orang yang tadinya saya harapkan dapat menolong
saya ternyata tidak dapat membantu. Saat itu saya ingat lagi Firman Tuhan yang berkata,
“Janganlah berharap dan bersandar kepada manusia.” Saat itu saya menangis dan saya semakin
sungguh-sungguh datang kepada Tuhan. Kemudian saya mulai rajin mengikuti doa malam juga.

Pertolongan Tuhan
Dalam doa malam itu Tuhan kembali membuktikan pertolongannya. Ada seorang ibu yang
mendatangi saya dan berkata, “Tuhan memberitahukan tante bahwa kamu ada masalah berat, tapi
bukan masalah keluarga, pekerjaan atau pacar tapi keuangan. Berapa jumlahnya?” Awalnya saya
tidak mau menyebutkan jumlahnya karena sungkan, namun setelah didesak saya sebutkan angka
yang masih harus saya selesaikan yaitu hutang saya sebesar Rp.22 juta.

Saat itu beliau berkata, “OK, hari Minggu kamu ambil uangnya. Tante cuma minta kwitansinya
aja.” Saat itu saya menangis. Ternyata enam tahun kemudian beliau baru cerita bahwa uang itu
adalah hasil penjualan tokonya yang ada di Bedugul dan jumlahnya persis seperti yang saya
sebutkan di atas. Hutang saya lunas! Tuhan memang luar biasa!

Namun ketika Tuhan menangkap hidup saya, saya mulai meninggalkan semua dosa-dosa lama.
Tidak seketika memang, semuanya berjalan melalui proses. Saya mulai meninggalkan komunitas
saya yang lama dan mulai membangun hidup yang baru dengan keluarga rohani sejak saya
mengenal kebenaran di dalam Tuhan Yesus. Saya dilayani pelepasan dari keterikatan saya
dengan hubungan sesama jenis dan dosa-dosa lama saya lainnya. Saya dilayani oleh Ibu I Ketut
Labek. Saya mulai ikut Sekolah Orientasi Melayani, saya ikut komsel dan dengan berjalannya
waktu mulai ambil bagian di dalam pelayanan. Saya angkut-angkut kursi, kemudian saya
menjadi ketua komsel dan aktif di dalam creative ministry.

Jatuh bangun lagi


Namun kehidupan saya selanjutnya tidak berjalan dengan mulus. Pada akhir tahun 1999 sampai
awal tahun 2000 saya jatuh lagi di dalam dosa homoseksual. Saya jatuh lagi karena saya kecewa
dan kepahitan dengan orang yang sudah saya anggap kakak rohani saya sendiri. Padahal saat itu
saya sudah dipercayakan melayani sebagai ketua komsel.

Saya sudah percaya kepada dia, tapi waktu itu dia membuat saya tersinggung, sakit hati sehingga
saya jatuh lagi. Pada saat yang bersamaan dengan itu juga mantan pacar sesama jenis saya
menghubungi saya kembali. Sehingga saya jatuh lagi selama kurang lebih enam bulan.

Saya tidak ke gereja lagi karena saya dituduh korupsi uang perusahaan. Jadi saya melarikan diri
dari Tuhan dan persekutuan dengan saudara seiman. Saat itu saya berniat pergi ke Jakarta.
Namun Tuhan tidak izinkan sehingga detik-detik saya mau berangkat ke Jakarta saya mengalami
sakit panas yang sangat tinggi.

Pemulihan terjadi
Karena lama-kelamaan saya tidak pernah kelihatan datang ke gereja, beberapa orang sahabat
saya heran. Akhirnya mereka bertanya ada apa dengan saya dan saya menceritakan semua
kejadian yang saya alami. Itulah gunanya sahabat. Jadi ketika kita menghadapi masa-masa yang
buruk dan tidak menyenangkan merekalah yang menopang kita dan membawa kita bangkit
kembali. Kalau tidak ada mereka saya benar-benar terhilang.

Akhirnya saya mau datang ke gereja lagi. Dan saya tinggal bersama sahabat saya yang bernama
Suhardiman selama 3 tahun. Dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Karena saat itu saya terus
dikejar-kejar pasangan gay saya yang dulu. Satu pelajaran yang saya tangkap adalah ketika kita
lemah kita harus memiliki sahabat yang melindungi dan meng-cover kita. Jadi ketika kita lemah
kita tidak boleh tinggal sendiri. Karena pasti jatuh.

Dalam sebuah fellowship gereja di Bedugul hubungan saya dengan kakak rohani saya itu
dipulihkan. Memang butuh waktu untuk mengembalikan hubungan yang sempat retak yaitu
kurang lebih setahun sampai Tuhan pulihkan di Bedugul itu.
Kemudian saya mulai pelayanan lagi. Saya melayani di Sekolah Minggu. Tahun 2004 saya mulai
pelayanan sekolah minggu ke daerah-daerah di timur Indonesia seperti di Kupang – NTT. Tahun
2005 saya pelayanan di Waingapu dan Waikabubak. Di sana kami mengadakan KKR anak. Juni
2006, saya juga pelayanan ke Papua.

Pada bulan Mei 2005 lalu saya ditahbiskan sebagai Pendeta Pembantu. Karena panggilan Tuhan
yang begitu kuat dalam hidup saya, khususnya di pelayanan anak, akhirnya saya memutuskan
menjadi pelayan Tuhan sepenuh waktu. Sehari-hari saya melayani sebagai penyiar radio ROCK
FM di Lembah Pujian Bali.

Saya percaya bahwa Tuhan sudah punya rencana dalam hidup saya jika saya bisa seperti
sekarang ini. Orangtua dan keluarga saya yang tadinya tidak bisa menerima saya karena saya
pindah agama dan ikut Tuhan Yesus, sekarang malah senang apalagi saya sudah menjadi hamba
Tuhan. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya sempat mengajak kedua orangtua saya berlibur ke
Bali, tempat di mana saya mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang mengubah hidup
saya yang tadinya bergelimang dosa, kemudian dipulihkan dan sekarang diangkat menjadi alat
kerajaanNya.

“Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan
perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum
Israel?”(Yehezkiel 18:31)
Sumber Kesaksian:
Lukas Bundiyanto (jawaban.com)
PELAYANANPERTOBATAN\\\

AKU PENJUDI WANITA


AUGUST 28, 2012 KONYA 2 COMMENTS

Tahun 1985, Emma Sibarani memulai usahanya dengan berjualan makanan khas Tapanuli Utara.
Sejak itu pula, Emma gemar bermain judi. Bahkan tempat berjualannya pun dipakai untuk
bermain judi. Tahun 1988 Emma sebenarnya sudah masuk ke jenjang kehidupan yang lebih
tinggi yaitu untuk berkeluarga. Tapi karena ia bergaul dengan orang-orang yang hebat berjudi,
hidup Emma menjadi hidup yang tiada hari tanpa judi. Semua uang yang jumlahnya lumayan
dari rumah makan yang ia miliki dihabiskan begitu saja olehnya.

Kadang Emma pergi jumat dan pulang hari senin tanpa membawa modal untuk berjualan,
sehingga nasi yang sudah dimasak menunggu lauk terpaksa harus dibuang di rumah makan
tersebut. Suaminya, Martahan Sibarani telah berusaha memberikan nasehat untukknya. Tapi
karena watak Emma yang keras, sehingga setiap nasehat justru membuat pasangan itu
bertengkar. Suami Emma akhirnya selalu menyerah dan membiarkannya pergi bermain judi
karena dalam keadaan tidak terima ditegur, Emma bisa membanting barang-barang dalam rumah
mereka.

Kebiasaan berjudi Emma mulai merambat ke kebiasaan meminjam uang sana sini, merokok dan
juga minum minuman keras. Kadang ia juga pergi dengan teman-teman judinya ke klab malam
dangdut untuk bergoyang. Intinya, semua keinginan dagingnya selalu diikuti dan dipuaskan.

Pada tahun 1996, terjadilah sebuah insiden yaitu terbakarnya wilayah tempat Emma berjualan.
Dari 12 tempat makanan yang terbakarnya, rumah makan Emma satu-satunya yang selamat dari
api. Selama 9 bulan ia berjualan sendirian di lokasi tersebut sampai petugas kota memutuskan
untuk menjadikan lokasi dekat pelabuhan itu sebagai taman. Emma yang saat itu masih tetap
memiliki kebiasaan berjudi dikejutkan oleh bulldozer yang tiba-tiba datang menghancurkan
tempat usahanya. Ia berteriak meminta kegiatan itu dibatalkan namun usaha itu sia-sia belaka.

Ditengah kepanikan di siang hari itu, Emma lari meminta pertolongan kepada teman-teman
judinya. Tapi kenyataan pahit yang harus diterima Emma. Tidak ada satupun dari mereka yang
mau membantu Emma. Dalam kebingungan, Emma berjanji untuk tidak akan pernah lagi datang
ke tempat berjudi itu.

Ia dan keluarganya kemudian pergi mencari tempat tinggal baru dan mendapat tampungan dari
adikknya yang tinggal di daerah Pulomas. Di tempat barunya ia mulai merenungkan semua uang
yang sudah ia hamburkan sia-sia. Ia sadar bahwa kini keadaannya yang tidak punya uang dan
tidak punya rumah sungguh menyedihkan. Disitulah Emma mulai ingat kepada Tuhan. Ia berdoa
minta Tuhan mengampuni semua dosa dan kesalahannya dan rindu Tuhan untuk menjamah
hatinya.

Kerinduan itu mengantar Emma ke gereja. Pada hari minggu itu, ia bertekad untuk berjupa
dengan Yesus.

Di gereja, kotbah pendeta seolah bicara langsung padanya. Firman itu menyatakan bahwa tidak
peduli seseorang itu datang darimana, yang penting dia datang karena Kristus. Dan jika orang itu
mau berseru, maka Tuhan akan mendengar. Emma merasa benar bahwa Firman itu untuknya. Ia
tahu bahwa dalam hidupnya yang penuh kejahatan, belum pernah ia berserah pada Tuhan.
Emma mulai berdoa mengenai keinginan dagingnya yang selama ini membelenggu. Rokok dan
judi yang mengikatnya ia akui dihadapan Tuhan. Dan Tuhan mendengar doa orang yang hancur
hatinya. Di hari minggu itu Emma pulang sambil bersukacita karena Roh Kudus mulai bekerja
dalam hatinya. Pertobatan itu berlangsung tahun 1996 akhir.

Beberapa waktu setelah itu, Emma mencari tempat untuk membangun kembali rumah makannya
dan menemukan sebuah tempat yang bisa disewa bulanan. Suaminya memberanikan diri untuk
meminjam 200 ribu dari seorang saudara. Ditengah bisnis yang mulai ia tempuh, seorang petugas
pelabuhan tanpa sengaja melewati rumah makannya. Ternyata di daerah pelabuhan, sebuah
tempat rumah makan baru saja dibangun dan petugas itu mengingat akan Emma. Dia
menawarkan apakah Emma bersedia membuka kembali rumah makan didaerah pelabuhan.

Begitu Emma setuju, ia langsung ditempatkan di lokasi yang sangat strategis sehingga usahanya
menjadi lancar. Tahun 1997, ia mendapat hikmat untuk mengambalikan semua uang yang pernah
ia pinjam. Dan kini Emma tahu bahwa bahwa yang paling berharga dalam hidupnya ialah pada
saat Yesus merangkul hidupnya, karena ketika dosanya hampir matang dan berbuahkan maut,
merangkulnya kembali dan merubah seluruh hidupnya. Kini Emma mengakui dengan bibirnya
bahwa Yesus adalah Tuhan yang hidup dan tanpa Yesus ia tak dapat berbuat apa-apa.

Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan
dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh
pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang
yang dikuduskan. Kisah Para Rasul 26:18
Sumber Kesaksian:
Emma Sibarani (jawaban.com)
GILA JUDIHUTANG JUDIJUDIMUKJIZAT TUHANPEMULIHANPERTOBATAN

PEMULIHAN, PENGAMPUNAN, PERTOBATAN

BANDAR JUDI YANG DIPERBAHARUI


AUGUST 27, 2012 KONYA LEAVE A COMMENT

Pandu adalah salah satu anak dari lima bersaudara di keluarganya. Orangtuanya memindahkan
anak-anak mereka dari kehidupan nelayan di Indramayu Cirebon ke Jakarta karena keadaan
bangkrut. Bayangan Pandu akan kehidupan Jakarta yang hebat segera pudar ketika ia melihat
kenyataan bahwa tempat tinggal baru mereka adalah Tanjung Priuk Kali Baru Cilincing. Orang
tua Pandu memang sangat miskin. Untuk makanpun mereka masih bergantung pada teman-
teman sesama nelayan yang mau membantu mereka.

Terdesak oleh kubutuhan, Pandu yang sudah beranjak dewasa berusaha mengubah nasib dengan
memulai “karir’-nya dengan berjualan judi buntut yang dikenal dengan judi hua hue
didaerahnya. Dari situ Pandu mulai terpikat karena dari seorang yang sangat miskin tiba-tiba ia
mendapat ratusan ribu rupiah hanya satu malam saja. Maka berubah total-lah Pandu. Dari hasil
uang judi buntut itu, Pandu dapat membelikan rumah untuk orangtuanya, sebuah gudang dan
menikahi gadis impiannya. Sepertinya uang judi itu membuat Pandu makin bertambah kaya.
Uang itupun ia pakai untuk membeli 2 buah toko kelontong. Tokonya cukup laku dengan para
pembeli yang rata-rata adalah germo-germo yang tinggal didaerah itu. Jelas saja, berhubung yang
dijual Pandu adalah minuman keras seperti bir, whisky dan brandy. Bertahun-tahun ia hidup dari
hasil uang haram tersebut. Pandu tidak sadar bahwa apa yang ia kerjakan sama sekali tidak
berkenan dihadapan Tuhan.

Waktu berlalu, dan sebuah peristiwa kerusuhan Tanjung Priuk tahun 1984 terjadi sebagai bukti
bahwa tidak selamanya uang hasil judi tersebut bisa membwa keberuntungan. Kehidupan
keuangan Pandu dan istrinya mulai mengalami hambatan demi hambatan. Hutang mulai
menumpuk sehingga mereka harus menjual segala harta termasuk cincin kawin mereka.

Tapi lewat peristiwa itulah Pandu mulai mengikuti persekutuan-persekutuan pengusaha yang
menaburkan Firman Tuhan sehingga menyadarkan Pandu bahwa ada sesuatu yang luar biasa
yang baru ia temukan. Disitulah untuk pertama kalinya Pandu meneteskan air mata dan sadar
bahwa sesungguhnya Tuhan sangat mengasihinya.

Ada dua orang hamba Tuhan yang “menemukan’ Pandu dalam rentetan kehidupan rohaninya
tersebut. Mereka adalah Bapak Max Lalamentik dan Bapak Budianto Andreas. Bapak Max yang
menjadi pembimbing rohani Pandu ikut mengingat momen ketika ia datang kerumah Pandu
untuk berdoa bagi keluarganya. Disitu ia menyaksikan perubahan, yaitu hadirnya kasih dan
pemulihan didalam rumah tangga Pandu.

Hidup Pandu sendiri berubah total. Dari seorang pengusaha ia menjadi seorang penjual panci.
Tahun ke tahun ia bekerja dengan setia hingga akhirnya ia direkrut kedalam perusahaan real
estate yang cukup terkenal. Toko yang ia miliki dari hasil judi menjadi bangkrut dan
meninggalkan hutang sebanyak ratusan juta rupiah. Pandu dan istrinya, Merry, mengalami stress
dan tekanan besar dari peristiwa itu karena tagihan hutang yang datang bertubi-tubi. Uang hasil
dari pekerjaan Pandupun habis dipakai untuk menutupi hutang, seperti melempar batu kelaut.
Dalam keadaan yang lelah dan penuh tanda tanya tentang mengapa itu semua harus ia alami,
Pandu bertanya pada Tuhan.

Disana Tuhan memberi jawaban dan membuktikan kesetiaanNya. Pandu akhirnya bisa melunasi
hutang-hutangnya dan Merry bisa pulih dari stress yang membuatnya mengigau setiap malam
dan nyaris gila.

Dalam perayaan pernikahan mereka yang ke-29, dan ulang tahun Pandu ke-55, Pandu dan Merry
mewujudkan mimpi mereka untuk kembali memiliki cincin kawin yang dibeli dari hasil uang
yang Tuhan berikan.

“Pesan saya, Tuhan Yesus memang sangat luar biasa!”

Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN.
Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan
bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya. Yeremia 24:7
Sumber Kesaksian:
Pandu Wilantara (jawaban.com)
BANDAR JUDIKUASA TUHANPEMULIHANPERTOBATAN

PEMULIHAN, PENGAMPUNAN

BERGAUL DENGAN KEHIDUPAN


MALAM
AUGUST 27, 2012 KONYA LEAVE A COMMENT

Siang itu ketika aku sedang tidur, tiba-tiba saja ayahku pulang dan kemudian ia memukulku
tanpa kutahu alasannya. Sejak kejadian itu, aku sering ketakutan bila waktunya untuk tidur siang.
Karena kejadian itu pula, aku merasa seperti anak yang terbuang di keluargaku sendiri.

Rasa takut membuatku tidak berani untuk bertanya mengapa ayahku berbuat demikian. Hingga
timbul rasa kekesalan dalam hatiku, dan perasaan itu tetap merasuki hatiku sampai aku SMP.
Setelah tamat sekolah menengah, rasa kesal itu tak kunjung hilang, keberanianku pun tak ada,
hingga aku mulai bergaul dengan kehidupan malam sebagai tempat pelarianku. Dan, setiap kali
aku mempunyai uang dan kesempatan, aku pasti pergi ke tempat hiburan.

Kebiasaan buruk itu terbawa hingga aku dewasa dan menjadi semakin parah. Dalam seminggu,
aku bisa tiga sampai lima kali pergi ke tempat hiburan untuk melampiaskan nafsu bejatku dan
hal itu sepertinya sudah menjadi kebutuhan utamaku. Tetapi, selalu timbul rasa penyesalan
dalam hatiku, setiap kali aku melakukannya. Sebenarnya, aku ingin sekali dapat mengakhiri
kebiasaan burukku itu, tetapi aku merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Setiap
kali aku mencoba untuk melawannya, setiap kali itu pula aku gagal.

Kebiasaanku yang jelek itu, tidak membuatku kehilangan pergaulan dengan orang-orang
seusiaku. Aku bergaul sebagaimana layaknya anak-anak muda. Hingga suatu hari, aku bertemu
dengan seorang gadis, dan setelah beberapa bulan kami pacaran, akhirnya kami memutuskan
untuk menikah. Salah satu harapanku menikah adalah supaya aku dapat terbebas dari
kehidupanku yang bejat. Namun, kenyataannya tidak seperti yang kuinginkan, aku masih tetap
saja melakukan kebiasaanku itu. Hingga, karena perbuatanku yang menjijikan itu, istriku tertular
penyakit kelamin. Itu adalah kesalahanku.

Aku sangat menyesali semuanya, karena istriku harus ikut menanggung perbuatanku itu,
sedangkan dia tidak tahu apa yang telah kuperbuat selama ini. Aku sungguh jijik pada diriku
sendiri. Setiap kali aku merenungi semua yang telah terjadi, yang ada hanyalah rasa penyesalan,
namun demikian aku tidak dapat melakukan apa-apa. Kejadian yang hampir sama dengan
kejadian masa kecilku dulu. Aku tidak mempunyai keberanian, yang ada hanyalah rasa
penyesalan karena rasa takutku itu. Takut untuk menghadapi apa yang akan terjadi kemudian.
Hingga suatu malam, aku terbangun dan perasaan jijik terhadap diriku sendiri begitu dalamnya.
Aku pun mulai berdoa sambil meratapi diriku, aku sudah tak tahan lagi untuk menyimpan
semuanya. Rupanya, istriku terjaga karena mendengar suaraku, spontan ia memelukku. Aku
menceritakan semuanya, ia pun berdoa untukku dan mengampuniku juga.

Malam itu adalah awal perubahan dalam hidupku. Aku seperti menerima sebuah kekuatan yang
memampukanku untuk berubah. Mulai saat itu, kebiasaanku yang tidak pernah tertinggal yaitu
kehidupan malam yang penuh kebebasan telah kutinggalkan. Aku memulai hidup baru. Aku
sangat bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan-lah yang telah memberiku kekuatan dan
memampukanku untuk melawannya. Aku juga bersyukur karena Ia telah mempertemukanku
dengan seorang istri yang mau menerimaku dan mengampuniku.

Hingga saat ini, aku tak pernah lagi menyentuh kehidupan yang penuh kebebasan itu. Dan kini,
aku mengerti, mengapa aku dulu seringkali gagal dalam melawan nafsu bejatku itu, karena aku
mengandalkan kekuatanku sendiri. Namun kini, begitu aku menyerahkan semuanya dengan
penyesalan yang sungguh-sungguh dari dalam hatiku, Ia yang akan memberi kekuatan untuk
melawan semuanya. Sampai sekarang, perubahan-perubahan yang mendorongku untuk hidup
dalam kebenaran, ke jalan yang Tuhan kehendaki, tak pernah berhenti dalam hidupku. Selalu
setiap hari ada perubahan yang heran dalam hidupku.

Sumber Kesaksian:
David Subagja (jawaban.com)
KEHIDUPAN MALAMLUKA BATINPEMULIHANPERTOBATAN

PEMULIHAN, PENGAMPUNAN, PERTOBATAN

MENGALAHKAN BUAH MASA LALU


AUGUST 16, 2012 KONYA 1 COMMENT

Semua ini kisah Rudi Palempung dan gaya hidupnya. Dulu hidup saya tidak sehat seperti
sekarang ini. Waktu tidur saya, waktu makan tidak pernah teratur. Kebiasaan untuk minum
minuman keras dan merokok begitu mengikat saya. Sungguh-sungguh kacau kehidupan saya
pada waktu itu. Kehidupan yang tidak sehat itu terjadi karena saya lebih banyak bergerak pada
malam hari.

Saat itu saya mempunyai usaha. Jika saya tidak mencapai penjualan atau adanya situasi yang
tidak mendukung dengan segera membuat saya menjadi stress. Akibatnya saya menjadi mudah
marah, baik di tempat pekerjaan ataupun di rumah. Dalam keadaan seperti ini saya menjadi
pecandu rokok, saya merokok kurang lebih tiga bungkus perhari. Saya merokok dalam jumlah
banyak hingga akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan saya. Selain merokok, saya juga suka
sekali minum minuman keras. Hal inilah yang mempengaruhi kondisi jasmani saya yang
akhirnya membuat saya sakit.

Selama 17 tahun saya terikat dengan kebiasaan buruk ini. Sulit sekali bagi saya untuk
melepaskannya. Tiga atau empat bungkus rokok saya habiskan dalam sehari. Waktu itu umur
saya masih berkisar 30 sampai 40 tahun dan kesehatan saya memang sepertinya tidak ada
masalah.
Kehidupan malam yang dijalani Rudi telah membawa hidup Rudi jauh dari Tuhan. Namun
istrinya terus menerus berdoa siang dan malam agar Rudi kembali kepada Tuhan. Suatu hari
Tuhan bekerja atas doa istri Rudi, keadaan yang kurang baik diijinkan oleh Tuhan terjadi dalam
kehidupan Rudi.

Suatu ketika saya merasakan sakit di dada. Sakit ini menusuk dari depan sampai belakang. Saya
tidak tahu sakit apa yang saya derita ini. Pada awalnya saya merasakan sakit di dada yang begitu
perih. Saya sudah datang pada beberapa dokter dan mereka tidak menemukan adanya sakit
jantung pada diri saya. Namun teman saya meminta agar saya pergi ke dokter yang lain. Dan
ternyata pada saat saya pergi ke satu dokter, ia mengatakan bahwa saya mengalami penyumbatan
pada jantung dan saya harus diteter.

Setelah saya diteter, hidup saya masih mengikuti pola yang lama. Walaupun sakit saya tetap
merokok. Setelah selesai diteter sekalipun, yang namanya rokok tidak dapat saya lepaskan.
Selain itu saya juga sangat tergantung kepada obat yang diberikan oleh dokter. Keadaan tubuh
saya begitu buruk, setiap kali saya berjalan maka saya merasakan sakit di bagian dada. Umur
saya yang masih muda tidak sesuai dengan keadaan saya. Kondisi saya sudah seperti kakek-
kakek saja.

Pada suatu hari saya dan istri saya berada dalam suatu mall. Saat itu saya melihat banyak orang
yang lewat di sekitar mall itu membawa Alkitab untuk menuju suatu kebaktian. Melihat itu saya
merasakan timbulnya kerinduan dalam hati untuk datang ke gereja. Minggu berikutnya akhirnya
saya datang pada suatu kebaktian. Dalam ibadah tersebut, seorang hamba Tuhan menyampaikan
Firman Tuhan. Saat itu saya merasakan bahwa Firman Tuhan tersebut seolah-olah ditujukan
pada diri saya sendiri. Pada waktu saya mendengar perkataan firman itu, air mata saya keluar dan
saya menangis tersedu-sedu. Setelah ibadah tersebut timbul kerinduan dalam hati saya untuk
terus datang kembali dalam ibadah. Minggu berikutnya saya datang dan datang kembali. Dan
akhirnya Tuhan menjamah saya, Dia menjamah hati saya. Saya memiliki satu kehidupan yang
baru.

Saya merasakan adanya perubahan, kehidupan yang baru ini penuh dengan sukacita. Mulai saat
itu saya punya kerinduan untuk selalu berada di rumah Tuhan. Tidak ada hari Minggu yang saya
lewati tanpa datang ke rumah Tuhan. Dalam semuanya itu saya merasakan perubahan yang luar
biasa terjadi, hidup saya mulai teratur. Saya mampu meninggalkan kebiasaan yang tidak baik dan
tidak sehat seperti rokok dan minuman keras. Tidur saya mulai menjadi teratur.

Kehidupan rohani saya juga semakin baik. Pada waktu bangun pagi saya mulai bersekutu dan
mencari wajah Tuhan. Saya juga menjaga kesehatan tubuh jasmani ini karena saya mulai
menyadari bahwa tubuh ini adalah bait Allah. Oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan saya juga
mulai melepaskan obat-obat saya. Sejak itu penyakit saya tidak terasa lagi. Saya sungguh telah
disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Mujizat telah terjadi dalam kehidupan saya. Sampai saat ini
saya merasa sehat dan saya tahu bahwa kesehatan itu datangnya dari Tuhan Yesus.
Kehidupan dekat dengan Tuhan adalah kekuatan bapak Rudi dan keluarganya. Sejak Tuhan
menjamah hidupnya, suatu perubahan yang besar terjadi. Kesehatan Rudi berangsur-angsur pulih
dengan luar biasa. Hingga kini bapak Rudi telah dibebaskan secara penuh dari penyakit jantung.

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur- bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba,
tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. (1Petrus 2:21,24-
25)

BERJALAN DALAM LEMBAH


KEKELAMAN
MAY 18, 2009 KNK 2 COMMENTS

Sumber Kesaksian: Susan (jawaban.com)


Saya menjadi marah kepada Tuhan dan saya mengutukiNya. Saya berkata : Jika Tuhan itu ada
sekalipun, saya tidak akan melayaniMu sampai kapanpun!”. “Dia mengijinkan semua ini terjadi
kepada saya, bagaimana mungkin Tuhan itu ada?”.

Luka yang dilukiskan Susan itu adalah luka akibat kekerasan seksual yang dialaminya. Dalam
masa kehamilannya, Susan mengalami pukulan-pukulan yang brutal. Dimana cerita-cerita yang
indah yang diimpikannya semasa kecilnya dulu?. Juga ada berita buruk lainnya, ia telah
mengalami tiga kali aborsi, dan yang pertama ia lakukan ketika ia berusia 14 tahun. Ia percaya
bahwa ketika ia melakukan semua itu akan menggambarkan apa yang terjadi dengan dirinya.

Dan saat saya melahirkan Steven, saya sudah melakukan aborsi sebelumnya. Namun saat itu
saya berpikir bahwa itu merupakan cara saya untuk mengontrol kehamilan. Dan Steven lahir,
kenyataan bahwa saya telah melakukan pembunuhan melalui aborsi menghantam saya begitu
rupa. Dan saat itu kehidupan Steven juga bergantung kepada tindakan saya.

Hal itu merupakan sebuah fakta mencengkeram dirinya dan membuat Susan hampir gila. Mimpi
yang mengerikan dan suara-suara yang mengerikan menghantui dirinya. “Kamu adalah
pembunuh!… pembunuh!… pembunuh!. Suara itu berlangsung terus menerus.

Dan saya terus berpikir, siapa yang menjadi pembunuh? Apa yang sebenarnya
terjadi? Apakah ini hanya pikiran saya ataukah memang suatu kenyataan?.
Perlahan-lahan saya berpikir bahwa Steven, anak saya ini jahat dan ia layak untuk
mati karena membuat kehidupan saya menjadi buruk. Karena itu saya memutuskan untuk
membunuhnya.

Saya ingat saat hidungnya patah dan ia dalam keadaan sangat kritis, sesuatu terjadi!. Sungguh
sebuah mujizat bahwa Tuhan menjagai anak ini sejak awalnya. Betapa berharganya anak ini bagi
Tuhan. Botol yang akan saya gunakan untuk menyiksanya pecah dan dan susu yang ada di dalam
tertumpah dan habis. Dan ketika hal itu terjadi tiba-tiba saya tersadar. Saya bertanya kepada diri
saya sendiri : “Oh Tuhan, apa yang telah saya lakukan?”.

Tapi setan terus bersiasat terhadap hidup Susan.


Pertanyaan itu menyadarkan saya tentang apa yang saya lakukan. Yang saya dengar saat itu
adalah perkataan : “Kamu telah gagal. Sekarang mata ganti mata dan gigi ganti gigi!”.

Mulai saat itu iblis menguasai Susan dengan cara yang sangat sedikit orang bisa
mempercayainya. Susan menjadi terobsesi dengan kematian dan ia berniat untuk bunuh diri.

Saat itu saya hanya berpikir untuk mati. Saya telah berteriak minta tolong atau menghubungi
orang lain untuk mencegah niat saya untuk bunuh diri. Saya pikir saya layak untuk mati. Saya
hanya merasakan tuduhan sebagai pembunuh, dan saya justru mengiyakannya. Sepertinya ada
yang memerintahkan saya untuk melakukan usaha-usaha bunuh diri dan saya mematuhinya.

Susan melakukan sebelas kali usaha bunuh diri dalam setahun. Ia menabrakkan
mobil dengan sebuah truk pada kecepatan tinggi. Ia memotong lehernya,
menyayat kepalanya sendiri, memotong nadinya, meminum racun, meminum
aspirin dalam dosis yang diluar akal sehat. Semua dilakukannya untuk
mengakhiri hidupnya. Susan berkali-kali masuk dalam keadaan kritis.

Namun Susan tetap hidup. Dia percaya tetap menjaga hidupnya karena ada doa-doa tetangganya,
Larry dan Linda Meynard. Keluarga yang memiliki dua anak ini mengundang Susan untuk
tinggal bersama mereka agar dapat menjaga Susan dan menyelamatkan Steven yang masih bayi
dari penyiksaan. Linda Meynard mengingat bagaimana ia harus membela Susan secara rohani.

Saya mengawasinya setiap menit. Kami mengundangnya sarapan bersama dan membacakan
Firman Tuhan kepadanya. Kami menolong meyakinkan dirinya bahwa ini semua bukanlah
sesuatu yang jahat untuknya.
Susan mulai diperkenalkan pada kebenaran Firman Tuhan.
“Allah bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang
mengasihi Dia”. Itu adalah ayat Firman Tuhan pertama yang Linda berikan kepada saya. Lalu
saya bertanya pada diri saya sendiri : “Apa yang kamu lakukan, apakah kamu mengetahui apa
yang kamu lakukan?”. Saya harus mengakui : “Saya tidak dapat menolong diri saya sendiri!”.
Minggu demi minggu berlalu. Seiring dengan itu keluarga Meynard terus
mendoakan dan mengasihi Susan. Hingga suatu hari Linda menanyakan kepada
Susan, apakah ia mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya.

Meskipun saya benar-benar dikuasai roh jahat, saya masih memiliki sesuatu yang bebas dan
suara dalam hati nurani saya yang mengingatkan tentang siapa saya sebelumnya. Dan saya
membenarkan lewat doa yang sangat sederhana. Namun pada saat itu saya masih berpikir bahwa
bunuh diri merupakan jalan yang terbaik.

Tidak lama kemudian keluarga Meynard pindah. Dan pergumulan terus melanda Susan selama
empat tahun hingga akhirnya ia bercerai dari suaminya. Tetapi kasih Tuhan yang dialami Susan
melalui keluarga Meynard tidak pernah meninggalkannya.

Kasih Tuhan itu seperti sabun pembersih illahi. Kasih itu membersihkan dosa, kelakuan yang
buruk, semua usaha-usaha bunuh diri saya. Saya diampuni dan diselamatkan. Benar-benar
membersihkan kehidupan buruk yang saya jalani selama ini.
Saat ini Susan hidup bahagia dengan suaminya, Lauren. Putranya Steven telah menjadi remaja
sehat yang suka berselancar. Lauren yang mendengar apa yang dialami Susan merasakan bahwa
ia seakan bertemu dengan pribadi yang berbeda dengan cerita masa lalu Susan. Hal tersebut
ternyata juga dirasakan oleh Susan.

Hal itu seperti membuka jendela kilasan masa lalu yang menyeramkan tentang
sahabat saya yang menceritakan tragedi yang saya alami secara terperinci. Tapi
Tuhan mengubah saya secara keseluruhan bahwa itu bukanlah saya lagi. Susan
yang lama sudah tidak ada lagi karena saya sudah menyerahkan semuanya
kepada Yesus. Hanya dialah yang sanggup membebaskan mereka yang terikat.

Mujizat Susan menjadi sukacita besar bagi Linda Meynard.


Sungguh menggembirakan melihat dia tidak lagi seperti 14 tahun yang lalu, bagaimana dia
keluar dari masa lalu yang buruk Bukan hanya keluar, namun kini hidupnya telah menjadi berkat
bagi banyak orang. Sungguh itu merupakan anugerah dari Tuhan. Itu sesuatu yang luar biasa
bagi saya.

Tuhan sungguh melindungi saya secara ajaib. Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskannya.
Satu-satunya penjelasan adalah Dia punya tujuan dengan mengijinkan saya hidup untuk
memberitakan pada orang lain bahwa Dia Yesus adalah Tuhan yang sungguh nyata.

Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka
yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah
menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah
bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang
bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan
gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti
pada hari kekalahan Midian. (Yesaya 9:1-3)

Sebuah Renungan Tentang "Move On"


Banyak orang yang ditinggal pergi, banyak hati yang tersakiti.

Lalu apakah mereka harus tetap diam disini ? menunggu semuanya kembali.

Bagaimana mau move on jika tiap hari kamu selalu mikirin dia,
Bagaimana mau move on kalo kamu jadi stalkernya dia,
Bagaimana mau move on kalo niat juga enggak.

Situasi orang setelah putus cinta adalah dia harus bisa ngelupain semua kenangan bersama
mantanya, atau bahasa Swiss nya, yaitu move on. Banyak orang mengira kalo orang punya
pasangan baru berarti dia udah move on dari mantannya. Padahal pada intinya move on bukan
masalah punya pacar baru, tapi sejauh apa kita bisa menghilangkan kebiasaan-kebiasaan saat
masih bersama dia (mantan).

Tapi kini, pasangan yang baru putus cinta, berlomba-lomba untuk move on, lebih tepatnya nyari
pacar baru biar disebut move on. Semua itu dilakukan karena gengsi enggak mau dibilang gak
bisa move on.

"Come on guys, buanglah jauh-jauh rasa gengsi itu,


dalam cinta tidak ada yang kalah dan menang. Karena,
dalam cinta kita sama-sama jatuh, yap, jatuh cinta."

Banyak orang merasakan betapa susahnya untuk move on, karena ternyata move on itu lebih
sulit dari apa yang dibayangkan. Apalagi kalo pacarannya udah lama, makin banyak cerita
makin susah buat kita ngelupainnya begitu saja.

Move on hanyalah satu tahap menuju pulih dari rasa sakit hati. Dalam move on kita dituntut
untuk bisa melupakan semua kenangan masa lampau, tapi banyak orang salah mengartikan,
mereka melakukan hal yang berlebihan seperti memblock akun sosial media mantanya lah,
seharusnya itu tidak perlu dilakukan, tapi toh, kalo emang dia bisa move on dengan cara itu, ya
gapapa. Atau ada orang yang sengaja bilang ke mantannya "Kita jadi temen aja ya." nah gimana
lo? kalo menurut saya sih gak bisa ya, soalnya kalo mantan ya mantan kalo temen ya temen,
udah ada tempatnya masing-masing.

Lalu jika kita berada ditempat dimana kita gak bisa move on atau kita masih
mencintai dia, bagaimana?

Itu terserah kamu, itu masalah perasaan kamu. Bukankah cinta itu ada karena terbiasa? berarti
pada akhirnya kamu harus menghilangkan kebiasaan itu untuk membuat cinta itu tidak ada,
memang enggak mudah, tapi enggak ada yang gak mungkin kan? kamu bisa mencintai dia,
tentunya juga kamu bakalan bisa ngelepasin dia.

Tapi merelakan itu enggak semudah mencintai?

Siapa bilang? mencintai juga tidak mudah, mencintai itu ibarat mengambil sebuah perjudian,
antara mendapatkan cinta sejati atau mendapat rasa sakit hati, kamu telah merelakan hatimu
jatuh, dan tentunya kamu enggak tahu apakah hatimu jatuh pada tempat yang benar. Rasa
mudah akan muncul ketika kita membuat suatu hal itu menjadi mudah, jadi intinya sesulit
apapun, kalo kamu yakin itu mudah pasti semuanya akan mudah. Terus lah melangkah sejauh
yang kamu bisa dan berhentilah ketika kamu merasa bahwa kamu sudah terbiasa hidup tanpa
dia.
Move on itu kalo dibayangkan seperti terbang, dan kalo
dilakukan itu seperti berjalan ..... ketika lumpuh -Dara Prayoga
Jadi intinya kalo kamu yakin kamu pasti bisa dan ingat bahwa move on itu enggak harus punya
pacar baru. Jika kamu ngaku kalo "Aku mencintaimu dengan sederhana" tentunya kamu juga
bakalan bisa buat ngaku kalo"Aku juga melupakanmu dengan sederhana" terkadang sederhana
itu lebih baik, dan terkadang apa adanya itu lebih bermakna.

Dan buat kamu yang sekarang masih berdiri tegak menunggu dia yang sudah lama pergi,
ingatlah kembali, jika memang dia mencintaimu, kenapa dia pergi? lalu apa iya kamu akan tetap
menunggunya? mau sampai kapan? sampai hatimu habis dimakan perasaanmu sendiri?
pikirkan kembali apakah memang dia yang terbaik bagimu?!

Kisah cinta seharusnya bahagia. Jika tidak, mungkin itu


bukan cinta .... bukan cinta yang kita tunggu.

Anda mungkin juga menyukai