SOLIDARITY,
Profitability
SUSTAINABILITY
Solidarity
Kajian Teologi Publik tentang Kewirausahaan Lestari
Sustainability
Tinjauan Teologi Publik tentang
Kewirausahaan Lestari
Yahya Wijaya
YAHYA WIJAYA
Diterbitkan oleh:
Fakultas Teologi
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25 Yogyakarta 55224
Telp. (0274) 563929; Faks. (0274) 513235
ISBN 978-602-6414-55-7
Pidato Ilmiah
atas diri
Yahya Wijaya
Kata Pengantar
v
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
vi
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
vii
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Maka melalui teologi publik, wajah teologi akan berubah, baik dari sisi
agen-agennya di mana mereka yang bukan teolog dilibatkan, isunya di
mana isu-isu yang biasanya dianggap bukan isu teologi dibicarakan,
dan akhirnya warisan dari masa lalu seperti dogma dan penafsiran
teks-teks suci juga akan mengalami transformasi.
Posisi Fakultas Teologi sebagai salah satu dari sekian
banyak fakultas di lingkungan UKDW menjadi peluang yang perlu
dimanfaatkan dalam rangka menjalankan niat di atas. Sudah cukup
lama, ilmu teologi hidup bersama dengan ilmu-ilmu lainnya, namun
masih sangat terbatas interaksinya. Program MBKM dari pemerintah
yang baru-baru saja digalakkan bisa menjadi pemicu untuk interaksi
yang lebih intensif. Tetapi yang lebih penting adalah kemauan dari
dalam diri sendiri. Dalam hal ini, wacana teologi publik dapat menjadi
faktor pemerkuat dorongan dari dalam itu.
viii
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Abstrak
ix
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................ v
Abstrak........................................................................................... ix
Daftar Isi.......................................................................................... x
1. Pendahuluan.............................................................................. 1
2. Teologi Publik........................................................................... 6
3. Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship).................. 10
4. Kewirausahaan Lestari (Sustainable Entrepreneurship)....... 12
• Para Perintis.................................................................................. 12
• Gelombang Kedua Gerakan Lingkungan................................. 20
• Bagaimana dengan Konteks Asia?............................................. 21
• Kewirausahaan Lestari pada Masa Kini.................................... 23
5. Diskursus Teologis tentang Kewirausahaan........................... 32
6. Diskursus Teologis tentang Lingkungan Hidup..................... 43
7. Penutup.................................................................................... 57
• Kesimpulan................................................................................... 57
• Saran untuk Duta Wacana: Dari ERU ke SERU....................... 59
Bibliografi...................................................................................... 60
Ucapan Terima Kasih.................................................................... 67
Profil Yahya Wijaya....................................................................... 68
x
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
1
Pendahuluan
1
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
1
Eugene McCarraher, The Enchantments of Mammon: How Capitalism Became
the Religion of Modernity, The Enchantments of Mammon (Harvard University Press,
2019), loc. 10717 of 17890, https://www.degruyter.com/hup/view/title/568670.
2
Misalnya: Asnath Niwa Natar, “Penciptaan dalam Perspektif Sumba: Suatu
Upaya Berteologi Ekologi Kontekstual,” GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi
Kontekstual dan Filsafat Keilahian 4, no. 1 (April 24, 2019): 102, https://doi.
org/10.21460/gema.2019.41.428.
3
Sarah Drakopoulou Dodd and George Gotsis, “The Interrelationships between
Entrepreneurship and Religion,” The International Journal of Entrepreneurship and
Innovation 8, no. 2 (May 1, 2007): 93, https://doi.org/10.5367/000000007780808066.
2
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
neurship, 2nd edition (Farnham, England; Burlington, VT: Routledge, 2010), 10.
Dodd and Gotsis, “The Interrelationships between Entrepreneurship and
5
Religion,” 93.
6
Suwarto Adi, “Religious Entrepreneurship: Christianity and Social
Transformation in Contemporary Indonesia,” Exchange 46 (October 26, 2017): 328–
49, https://doi.org/10.1163/1572543X-12341455.
7
Sumayya Rashid and Vanessa Ratten, “Spirituality and Entrepreneurship:
Integration of Spiritual Beliefs in an Entrepreneurial Journey,” Journal of Enterprising
Communities: People and Places in the Global Economy ahead-of-print, no. ahead-of-
print (January 1, 2021), https://doi.org/10.1108/JEC-12-2020-0199.
8
Jozef Richard Raco et al., “Spirituality as a Driving Force to Entrepreneurship,”
Jurnal Ledalero 18, no. 2 (December 17, 2019): 223–44, https://doi.org/10.31385/
jl.v18i2.167.223-244.
Lihat, misalnya Maryam Lotfi, Akram Yousefi, and Soheil Jafari, “The Effect of
9
3
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
org/10.3390/su10072308.
10
Lihat: Christina Weidinger, Franz Fischler, and René Schmidpeter, eds.,
Sustainable Entrepreneurship: Business Success through Sustainability, CSR,
Sustainability, Ethics & Governance (Berlin Heidelberg: Springer-Verlag, 2014),
https://doi.org/10.1007/978-3-642-38753-1.
11
Dalam tulisan ini saya memakai istilah lestari sebagai padanan kata bahasa
Inggris sustainable mengikuti saran Marco Kusumawijaya dalam “Lestari dan
Berkelanjutan,” Majalah Tempo, edisi 14 Desember 2009, https://majalah.tempo.
co/read/bahasa/132233/lestari-dan-berkelanjutan, diakses 24 September 2021;
sedangkan kewirausahaan sebagai padanan kata bahasa Inggris “entrepreneurship”
telah lazim dipakai dalam literatur-literatur ilmiah di Indonesia.
12
Lihat: Emanuel Gerrit Singgih, “Agama dan Kerusakan Ekologi:
Mempertimbangkan ‘Tesis White’ dalam Konteks Indonesia,” Gema Teologika: Jurnal
Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian 5, no. 2 (October 27, 2020): 113–36, https://
doi.org/10.21460/gema.2020.52.614.
Misalnya John B. Cobb Jr, Is It Too Late?: A Theology of Ecology (Fortress Press,
13
4
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
14
Pamela R. McCarroll, “Listening for the Cries of the Earth: Practical Theology
in the Anthropocene,” International Journal of Practical Theology 24, no. 1 (March 20,
2020): 29–46, https://doi.org/10.1515/ijpt-2019-0013.
5
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
2
Teologi Publik
6
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
16
Duncan B. Forrester, “The Scope of Public Theology,” Studies in Christian
Ethics 17, no. 2 (August 1, 2004): 6, https://doi.org/10.1177/095394680401700209.
Charles T. Mathewes, Theology of Public Life, 1st edition (Cambridge:
17
7
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
20
Graeme Smith, “A Popular Public Theology,” Political Theology 16, no. 1
(January 1, 2015): 20–32, https://doi.org/10.1179/1462317X14Z.000000000127.
21
Neil Darragh, “Doing Theology in Public: An Engagement with Economic
Rationalism,” International Journal of Public Theology 4, no. 4 (2010): 400, https://doi.
org/10.1163/156973210X526373.
Elaine Graham, “Showing and Telling: The Practice of Public Theology Today,”
22
8
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
23
William Storrar, “The Naming of Parts: Doing Public Theology in a Global
Era,” International Journal of Public Theology 5, no. 1 (March 17, 2011): 28, https://doi.
org/10.1163/156973211X543724.
9
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
3
Kewirausahaan sosial
(Social Entrepreneurship)
in Society, 1st ed. 2021 edition (Palgrave Macmillan, 2020), 22, 28.
Santini, 41.
25
Santini, 140.
26
10
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Santini, 145–46.
27
Santini, 146.
28
11
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
4
Kewirausahaan lestari
(sustainable entrepreneurship)
Para Perintis
Racelis, 12.
33
12
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
kewirausahaan lestari dapat ditemukan sejak abad ke-19 dan awal abad
ke-20, khususnya di bidang industri makanan, pengobatan, dan energi.
Menarik untuk dicermati bahwa semangat melestarikan lingkungan ini
justru muncul di kalangan usaha kecil yang tidak terlalu mapan serta
rentan menghadapi tantangan industri konvensional, dan karena itu
usaha mereka tidak selalu mampu bertahan.34
Kewirausahaan lestari pada abad ke-19 muncul sebagai reaksi
atas maraknya penggunaan bahan-bahan sintetis pada makanan dan
obat-obatan yang bukan hanya menurunkan kualitas produk-produk
terkait tetapi juga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Pada waktu itu kewirausahaan lestari terutama berupa penciptaan
bisnis yang mengedukasi konsumen tentang bahaya bahan-bahan
sintetis, dan menyediakan alternatif berupa produk makanan yang
sehat. Salah satu dari para perintis itu adalah Sylvester Graham yang
membuat roti kering (cracker) yang dibuat dari tepung gandum
penuh berserat tinggi sebagai pengganti roti putih yang menggunakan
campuran bahan kimia. Penting untuk diperhatikan bahwa kebanyakan
perintis perdana kewirausahaan lestari berafiliasi dengan gerakan sosial
maupun komunitas keagamaan. Graham sendiri adalah pendeta Gereja
Presbyterian dan ia ikut mendirikan the American Vegetarian Society
pada tahun 1850. Perintis lainnya, James Caleb Jackson, pencipta sereal
untuk sarapan yang disebut Granula, bersama dengan Graham memberi
pengaruh yang besar kepada pendiri Gereja Adven Hari Ketujuh
dalam menjadikan makan makanan sehat sebagai norma spiritual.35
Salah satu warga Gereja Adven Hari Ketujuh di Inggris, John Henry
Cook, adalah perintis toko makanan sehat yang sukses, baik secara
34
Geoffrey Jones, Profits and Sustainability: A History of Green Entrepreneurship,
Illustrated edition (OUP Oxford, 2017), 24.
Jones, 26–27.
35
13
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 28.
37
14
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 34.
39
Jones, 34–35.
40
15
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 41.
42
16
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 42–43.
44
17
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
18
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
46
Tentu dapat diperdebatkan apakah Gereja Advent dapat dianggap varian
dari Protestantisme, dan dapat ditambahkan di sini Komunitas Quakers yang juga
menjalani gaya hidup dan ekonomi yang ramah lingkungan. Apa yang tradisi-tradisi
kekristenan itu berbagi adalah peran sentral Alkitab dalam praktik kehidupan sehari-
hari.
47
Michael S. Northcott, “Lynn White Jr. Right and Wrong: The Anti-Ecological
Character of Latin Christianity and the Pro-Ecological Turn of Protestantism,” in
Religion and Ecological Crisis, ed. Todd LeVasseur and Anna Peterson (Routledge,
2017), 72–73.
48
R. Scott Appleby and Theodore M. Hesburgh, The Ambivalence of the Sacred:
Religion, Violence, and Reconciliation (Lanham, MD: Rowman & Littlefield Publishers,
1999).
19
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 86–88.
50
20
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
21
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Boomgaard, 324.
54
22
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Sejak paruh kedua abad ke-20, krisis lingkungan telah menjadi masalah
global seiring dengan semakin intensifnya interkoneksi global dalam
hal bisnis, teknologi, maupun budaya. Di Asia, pertumbuhan ekonomi
yang pesat, penggunaan bahan bakar fosil yang semakin masif, dan
pertambahan penduduk menyumbang bagi perburukan kondisi
lingkungan dan kenaikan emisi gas rumah kaca. Tanda-tanda krisis
lingkungan, seperti: perubahan cuaca, berkurangnya kesuburan tanah,
langkanya sumber-sumber air, dan lenyapnya spesies-spesies tertentu
merupakan pengalaman konkret bagi orang di semua belahan bumi,
tak terkecuali Asia.
Pada sisi lain, kita menyaksikan bangkitnya pasar berwawasan
lingkungan yang ditandai oleh beredarnya produk-produk konsumer
yang ramah lingkungan, seperti sayuran dan buah-buahan organik,
kemasan dari bahan daur ulang, dan kendaraan elektrik. Semakin
meratanya pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi telah
55
http://www.herinst.org/envcontext/sustain/summit/obstacles/news/news29.
html, diakses 13 September 2021.
23
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
24
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
25
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
26
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 287–88.
61
27
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Jones, 203.
65
28
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Kehidupan,” Koridor: Jurnal Arsitektur Dan Perkotaan 09, no. 1 (January 2018): 11.
29
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
https://www.republika.co.id/berita/qpozje349/sandi-ri-kini-pindah-dari-
71
30
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Taylor, 433.
74
Taylor, 448.
75
31
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
5
Diskursus teologis tentang
kewirausahaan
32
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
an. Sedgwick adalah teolog Canon Gereja Anglikan Inggris yang dulu
menduduki jabatan penasihat Uskup Agung York untuk isu-isu industrial
dan berbagai jabatan gerejawi lain di samping dosen di St. Michael’s
College University of Cardiff. Selain itu ada beberapa artikel ilmiah,
seperti karya Bruce Baker, dosen etika bisnis Seattle Pacific University
yang juga pendeta Gereja Presbyterian Amerika Serikat, di jurnal Markets
and Morality; dan Robert Sirico, seorang imam Katolik pendiri Action
Institute for the Study of Religion and Liberty, juga di jurnal Markets and
Morality. Penulis-penulis Indonesia yang menerbitkan karya teologis
yang mengkaji kewirausahaan, antara lain adalah Made Gunaraksawati-
ten Veen, melalui buku berjudul Teologi Kewirausahaan yang berdasar
pada tesis Master of Divinity-nya yang ditulis di UKDW pada tahun
2009; dan Suwarto Adi, juga alumnus Fakultas Teologi UKDW yang
sekarang mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana, melalui artikel
ilmiah di jurnal Kurios.
Peter Sedgwick meneliti fenomena bertumbuhnya dengan
pesat usaha kecil dan menengah pada masa sesudah resesi ekonomi
yang melanda Inggris pada tahun 1980-an. Masa resesi mengakibatkan
banyaknya perusahaan besar meninjau kembali strategi bisnis mereka
dengan mengubah sebagian proses produksi dan pemasaran menjadi
lebih efisien dengan cara outsourcing. Perubahan strategi inilah, ditambah
dengan peningkatan pemanfaatan sistem informasi dan komputer, yang
menghasilkan pertumbuhan usaha kecil dan menengah secara signifikan.
Sedgwick percaya bahwa proses semacam itu terjadi di Inggris karena
kuatnya “enterprise culture” dalam masyarakat Inggris. Meminjam
definisi Joseph Schumpeter, Sedgwick memahami kewirausahaan sebagai
karakter yang mengusung nilai-nilai “self-relience, innovation, risk-taking,
and creativity.” Karakter seperti itu melengkapi para wirausahawan dengan
keterampilan untuk mengatasi masalah, berkreasi, bersikap persuasif,
33
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
163–4.
Sedgwick, 97,101.
79
Sedgwick, 61–63.
80
Sedgwick, 50–56.
81
34
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
35
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
dan yang kedua adalah visi etika sosial Kristen tentang masyarakat
yang interdependen di mana setiap orang melayani sesamanya dan
bersama-sama membangun permukiman yang adil.83
Sama seperti Sedgwick, Bruce Baker memandang kewirausahaan
secara positif sebagai etos kerja yang menghasilkan kemakmuran. Ia
menyoroti kewirausahaan dari perspektif teologi Abraham Kuyper
tentang anugerah umum (common grace). Kuyper menjelaskan anugerah
umum sebagai kebaikan Allah yang terwujud dalam “berkat-berkat
alami dalam ciptaan dan pemeliharaan yang dibagikan kepada umat
manusia.” Maka, anugerah umum tampak dalam fenomena “sekular,”
tidak terkait dengan keyakinan dan tradisi religius komunitas iman
tertentu. Menurut Baker, anugerah umum tampak jelas dalam bentuk
kreativitas ekonomik yang ditunjukkan oleh para wirausahawan melalui
kerja keras dan inovasi yang menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi masyarakat. Dalam teologi Kuyper, wujud kedua dari anugerah
umum adalah “terkendalinya dosa dalam kehidupan masyarakat.”
Bagi Baker, kewirausahaan adalah “modal spiritual” yang efektif
untuk mengatasi kebutuhan hidup dengan mengerahkan bakat dan
kemampuan manusia sendiri. Kewirausahaan memutar roda ekonomi
melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan-kesempatan
ekonomik lain. Dengan begitu, kewirausahaan melindungi masyarakat
dari korupsi dan kejahatan lain dengan menyalurkan energi manusia
ke kegiatan-kegiatan produktif yang menguntungkan semua pihak.84
Wujud ketiga dari anugerah umum adalah tindakan-tindakan positif
yang memenuhkan rasa keadilan masyarakat (civic righteousness).
Dalam hal ini, Baker menunjuk kepada kecerdikan, ketekunan, dan
Sedgwick, 168–72.
83
Markets & Morality 18, no. 1 (July 15, 2015): 84, https://www.marketsandmorality.
com/index.php/mandm/article/view/1059.
36
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Baker, 86.
86
Baker, 88.
87
Baker, 91.
88
37
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Baker, 93–94.
89
Sirico, 3.
92
Sirico, 8.
93
Sirico, 7.
94
38
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Sirico, 8.
95
Sirico, 8–10.
96
97
Made Gunaraksawati Mastra-ten Veen, “Teologi Kewirausahaan: Konsep dan
Praktik Bisnis Gereja Kristen Protestan di Bali” (Yayasan Taman Pustaka Kristen
Indonesia, 2009), 17.
39
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
100
Mastra-ten Veen, 21.
101
https://gbkp.or.id/visi-misi/, diakses 22 September 2021.
102
Mastra-ten Veen, “Teologi Kewirausahaan,” 32–46.
40
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
104
Suwarto Adi, “Kewirausahaan dan Panggilan Kristen: Sebuah Pendekatan
Interpretatif-Dialogis, Sosio-Historis dan Teologis,” Kurios (Jurnal Teologi dan
Pendidikan Agama Kristen) 6, no. 1 (April 29, 2020): 18–34, https://doi.org/10.30995/
kur.v6i1.123.
41
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
42
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
6
Diskursus teologis tentang
lingkungan hidup
43
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
108
Elspeth Whitney, “Lynn White Jr.’s ‘The Historical Roots of Our Ecologic
Crisis’ After 50 Years,” History Compass 13, no. 8 (2015): 396, https://doi.org/10.1111/
HIC3.12254.
44
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
45
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Religion and Ecological Crisis, ed. Todd LeVasseur and Anna Peterson (Routledge,
2017), 41.
Elverskog, The Buddha’s Footprint, 134–35.
113
46
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Elverskog, 141–42.
116
Elverskog, 227–28.
117
47
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
48
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
49
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Environmentalism,” Philosophia Reformata 83, no. 1 (May 19, 2018): 19–33, https://
doi.org/10.1163/23528230-08301003.
Susan Power Bratton, “Eco-Dimensionality as a Religious Foundation for
121
50
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Bratton, 8.
123
51
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
52
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
memahami Allah sebagai yang berada di dalam alam tetapi tetap dapat
dibedakan dari alam. Panenteisme ini berbeda dengan teosentrisme
yang diusulkan Borrong yang, bagi Singgih, pada praktiknya menjadi
antroposentrisme.126 Dasar dari panenteisme adalah gagasan Alkitab
mengenai Allah yang mengosongkan diri (kenosis), yang menjadi
pijakan teologi inkarnasi. Jadi sama seperti Allah mengosongkan
dirinya supaya menjadi bagian dari kemanusiaan (humanity), Allah
juga mengosongkan diri untuk menjadi bagian dari alam.127 Kehadiran
Allah sebagai unsur alam selain-manusia memang tidak asing di dalam
Alkitab. Misalnya, Musa menjumpai Allah dalam wujud semak belukar
yang menyala, Elia bertemu Allah sebagai angin yang lembut, dan
Samuel disapa oleh Allah dalam wujud suara. Kosmosentrisme dan
ekologi panenteis menjanjikan landasan filosofis yang lebih kuat bagi
penyelamatan lingkungan ketimbang antroposentrisme. Namun masih
perlu diuji sejauh mana bedanya dalam praktik kehidupan sehari-hari
dan bagaimana akuntabilitasnya di ruang publik. Misalnya, kegiatan
konservasi penyu di Samas, Bantul, seperti dituturkan oleh Singgih,
merupakan contoh manifestasi dari “pertobatan ekologis” dan karena
itu dihubungkan dengan kosmosentrisme atau panenteisme.128 Namun
di Bali kegiatan yang sama sudah lama dijalankan sebagai produk
ecotourism yang mempunyai multi tujuan: pelestarian alam, kesejahteraan
masyarakat lokal, edukasi bagi wisatawan, dan keuntungan berbagai
agensi yang mengelola dan memasarkan program itu.129
Antroposentrisme sendiri sebetulnya memayungi serangkaian
pendekatan yang berbeda-beda, dari yang pragmatis sampai yang
Singgih, 234.
126
Singgih, 235.
127
Singgih, 251.
128
129
https://theculturetrip.com/asia/indonesia/articles/the-10-best-ecotourism-
experiences-in-indonesias-islands/, diakses 01 Oktober 2021.
53
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
54
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
55
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Singgih, 213.
134
Saya membahas hal ini dalam Yahya Wijaya, “God of the Small: Engaging
135
Public Theology in Small Business,” International Journal of Public Theology 15, no. 2
(July 13, 2021): 202, https://doi.org/10.1163/15697320-12341654.
56
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
PENUTUP
Kesimpulan
57
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
58
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
netral yang berpretensi tidak punya urusan apa pun. Hemat saya,
teologi publik dapat memainkan peran konstruktif, dengan terlebih
dulu belajar dari pengalaman para wirausahawan lestari memadukan
nilai-nilai profitabilitas, solidaritas, dan sustainabilitas.
59
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Bibliografi
60
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
61
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
62
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
63
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
64
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
65
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Websites
66
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
67
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
68
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
• Sejak 1 Juni 2002 bekerja sebagai dosen tetap pada Fakultas Teologi
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), diutus oleh GKI Sinode
Wilayah Jawa Tengah dengan status Pendeta Tugas Khusus (sampai
Mei 2021).
• Jabatan akademik fungsional yang diperoleh selama menjadi dosen
tetap:
✓ Lektor [assistant professor] (2004);
✓ Lektor Kepala [associate professor] (2012);
✓ Profesor [professor] (2021).
• Tugas-tugas yang dilakukan sebagai dosen, antara lain:
✓ Mengajar mata kuliah: Teologi Ekonomi dan Etika Bisnis, Etika
Profesi Pendeta, Teologi dan Budaya Populer, Teologi Publik,
Teologi Kerja, dan Etika Kepemimpinan Kristen;
✓ Anggota Majelis Konsorsium Indonesian Consortium for
Religious Studies (ICRS);
✓ Editor-in-chief Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan
Filsafat Keilahian;
✓ Ketua Program Doktor pada Fakultas Teologi UKDW.
Pendidikan
✓ SD & SMP Kristen Sidareja;
✓ SMA Negeri Telukbetung, Lampung;
✓ S.Th. (1989) Universitas Kristen Duta Wacana;
✓ Th.M. (1996) Princeton Theological Seminary;
✓ Ph.D. (2001) the University of Leeds.
69
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Publikasi
70
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
Buku
✓ Iman atau Fanatisme?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997;
✓ Business, Family and Religion: Public Theology in the Context
of the Chinese-Indonesian Business Community, Oxford/Bern:
Peter Lang, 2002;
✓ Kemarahan, Keramahan dan Kemurahan Allah: Teologi
Sederhana tentang Allah dan Budaya Masyarakat Kita, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2008;
✓ Kesalehan Pasar: Kajian Teologis terhadap Isu-isu Ekonomi dan
Bisnis di Indonesia, Jakarta: Grafika KreasIndo, 2010;
✓ Tertarik kepada Tuhan yang Tidak Menarik, Jakarta: Grafika
KreasIndo, 2017.
71
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY: KAJIAN TEOLOGI PUBLIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN LESTARI
72