Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“TEORI PROSES PENUAAN SECARA PSIKOSOSIAL & TEORI KEBUTUHAN


MANUSIA”

DISUSUN OLEH :

PRICILIA AUREL DIFANKA ESTAURINA

(01.2.20.00729)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SARJANA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpakan
rahmatNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Gerontik ini dengan baik. Kami sangat bersyukur dapat diberikan
kesempatan untuk belajar dan membuat penugasan untuk proses pembelajaran.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan lebih dalam mengenai keperawatan Gerontik, serta dapat melatih
mahasiswa untuk berfikir kritis dalam pemahaman materi ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna baik isi dan penyajiannya. Oleh karena
itu, mohon bimbingan , saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan
materi yang akan disampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua yang membaca

Kediri, 17 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 Teori Penuaan secara Psikosial............................................................................4

2.1.1 Activity Theory.............................................................................................4

2.1.2 Continuity Theory.........................................................................................4

2.1.3 Disengagement Theory.................................................................................5

2.1.4 Stratifikasi Usia.............................................................................................5

2.1.5 Teori Kebutuhan Manusia.............................................................................6

2.1.6 Jung Theory (Development task theory)......................................................7

2.1.7 Course of Human Life Theory......................................................................7

2.1.8 Environmental (Radiation theory, Stress theory, pollution theory, dan


exposure theory).....................................................................................................9

BAB III........................................................................................................................10

PENUTUP...................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

2
3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam
Undang-Undang No 13 tahun 1998 bahwa pelaksanaan pembangunan nasional
yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat
yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah
lanjut usia makin bertambah.

Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya


merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Tahap usia
lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan
regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori penuaan secara psikososial ?
2. Bagaimana teori kebutuhan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang teori – teori penuaan secara psikososial dan teori
kebutuhan manusia
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui teori proses penuaan secara Psikososial (Activity theory,
Continuity theory, Disengagement theory, Stratifikasi usia, Teori kebutuhan
manusia, Jung theory (Development task theory), Course of Human Life
Theory) dan Environmental (Radiation theory, Stress theory, Pollution theory,
dan Exposure theory).

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori Penuaan secara Psikosial
2.1.1 Activity Theory
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa
mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada
lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011) dalam (Damanik and Hasian, 2019).

Aktivitas atau kegiatan (activity theory) adalah lansia yg mengalami


penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya. Teori ini menyatakan
bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
dari lansia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia (Damanik and Hasian, 2019).

Teori aktivitas (activity theory) berasumsi bahwa moral dan kepuasaan


hidup dikaitkan dengan integrasi sosial dan keterlibatan yang tinggi dengan
jaringan sosial. Semakin tinggi tingkat integrasi dan keterlibatan dalam
jaringan sosial tingkat kepuasan hidup lansia akan lebih tinggi. Kehilangan
peran seperti telah menjanda atau telah pensiun membutuhkan kompensasi
untuk tetap memiliki aktivitas yang lain sehingga tetap didapatkannya
kepuasan hidup dan terintegrasinya lansia dengan keluarga dan
masyarakatnya. Kritik yang bisa disampaikan terhadap teori ini, aktivitas
tersebut tergantung status sosial ekonomi, bagi lansia miskin bisa jadi mereka
terkendala melakukan aktivitas (Miko, 2012).

2.1.2 Continuity Theory


Teori keberlanjutan (continuity theory) menyatakan menjadi lansia
bagi seorang individu akan berusaha memelihara stabilitas dalam gaya hidup
yang dia bangun selama bertahun-tahun. Individu akan memelihara gayanya
sepanjang hidup dan penyesuaian muncul dari berbagai arah. Tidak sama
dengan teori aktivitas yang menyatakan kehilangan peran seperti telah
menjanda atau telah pensiun membutuhkan kompensasi untuk tetap memiliki

5
aktivitas yang lain sehingga tetap didapatkannya kepuasan hidup (Miko,
2012).

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia.


Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara
hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat,
kelurga dan hubungan interpersonal (Azizah dan Lilik M, 2011) dalam
(Damanik and Hasian, 2019).

Kepribadian berlanjut (continuity theory) adalah dasar kepribadian


atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini merupakan gabungan
dari teori activity theory. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimiliki (Damanik and Hasian, 2019).

2.1.3 Disengagement Theory


Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011) dalam
(Damanik and Hasian, 2019).

Teori pembebasan (disengagement theory) menurut (Damanik and


Hasian, 2019) menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple
loss), yakni:

a. Kehilangan peran
b. Hambatan Kontak sosial
c. Berkurangnya kontak komitmen

Bagi individu lansia kondisi ini berarti terbebas dari tekanan sosial
yang menghasilkan stress dan kompetisi. Bagi masyarakat berarti anggota
masyarakat mengizinkan orang yang lebih muda mengambil alih sebagai
individu yang lebih energik. Teori ini berguna menjelaskan mengapa lansia
memilih lebih dini pensiun, bersenang-senang dan mengisolasi diri, namun
dikritik menghindarkan isu marjinalisasi lansia (Miko, 2012).

6
2.1.4 Stratifikasi Usia
Teori stratifikasi usia (age stratification theory) mengaitkan dengan
adaptasi kelompok usia. Masyarakat sering dikonseptualisasikan sebagai
stratifikasi atau dibagi ke dalam dimensi etnik, status, kelas sosial dan faktor-
faktor ini digunakan untuk mengalokasikan peranan sosial. Teori stratifikasi
usia menggunakan usia kronologis menggunakan variabel alokasi peran. Isu
dasar teori ini adalah tentang makna dari usia dan posisi kelompok usia di
dalam konteks pertukaran sosial. Transisi pengalaman individu atas kesukaran
hidup karena definisi sosial usia ini serta mekanisme untuk alokasi peran di
antara individu (Miko, 2012).

2.1.5 Teori Kebutuhan Manusia


Teori kebutuhan manusia pada lanjut usia menurut (Sarida and
Hamonangan, 2020)
1. Kebutuhan fisik
Kebutuhan Lanjut Usia secara fisik meliputi sandang pangan, papan,
kesehatan dan spiritual. Kebutuhan makan umumnya tiga kali sehari ada
juga dua kali. Makanan yang tidak keras, tidak asin dan tidak berlemak.
Kebutuhan sandang, dibutuhkan pakaian yang nyaman dipakai. Pilihan
warna sesuai dengan budaya setempat. Model yang sesuai dengan usia dan
kebiasaan mereka. Frekuensi pembeliannya umumnya setahun sekali sudah
mencukupi. Kebutuhan papan, secara umum membutuhkan rumah tinggal
yang nyaman. Pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia sangat vital. Obat-
obatan ringan sebaiknya selalu siap di dekatnya, bila sakit segera diobati.
Dibutuhkan fasilitas pelayanan pengobatan rutin, murah, gratis dan mudah
dijangkau. Kebutuhan lainnya bagi Lanjut Usia yang ditinggalkan mati
pasangannya. Agar tidak merasa kesepian, memerlukan teman
mencurahkan isi hati. Perlu teman mengobrol, menjalani pekerjaan,
bepergian, teman ketika berobat. Kebutuhan lanjut usia bila meninggal
kelak ditunggui kerabat di kampung halaman.
2. Kebutuhan Psikis
Kondisi lanjut Usia yang rentan secara psikis, membutuhkan lingkungan
yang mengerti dan memahami mereka. Lanjut Usia membutuhkan teman
yang sabar, yang mengerti dan memahami kondisinya. Mereka
membutuhkan teman mengobrol, membutuhkan dikunjungi kerabat, sering

7
disapa dan didengar nasihatnya. Lanjut usia juga butuh rekreasi,
silaturahmi kepada kerabat dan masyarakat.
3. Kebutuhan sosial
Lanjut Usia membutuhkan orang-orang dalam berelasi sosial. Terutama
kerabat, juga teman sebaya, sekelompok kegiatan dan masyarakat di
lingkungannya. Melalui kegiatan keagamaan, olah raga, arisan, dan lain-
lain.
4. Kebutuhan ekonomi
Bagi yang tidak memiliki pendapatan tetap, membutuhkan bantuan sumber
keuangan. Terutama yang berasal dari kerabatnya. Secara ekonomi Lanjut
Usia yang tidak potensial membutuhkan uang untuk biaya hidup. Bagi
Lanjut Usia yang masih produktif membutuhkan keterampilan, UEP dan
bantuan modal usaha sebagai penguatan usahanya.
5. Kebutuhan spiritual
Umumnya mereka mengisi waktu untuk beribadah. Melalui Ibadah lanjut
Usia mendapat ketenangan jiwa, pencerahan dan kedamaian menghadapi
hari tua. Mereka sangat mendambakan generasi penerus yang sungguh-
sungguh menjalani ibadah.

2.1.6 Jung Theory (Development task theory)


Teori Jung mengusulkan bahwa perkembangan terus berlanjut
sepanjang hidup melalui proses mencari, mempertanyakan, dan menetapkan
tujuan yang konsisten dengan kepribadian individu. Dengan demikian, hidup
menjadi berkelanjutan mencari “diri sejati”. Seiring bertambahnya usia
individu, mereka melewati tahap evaluasi ulang diusia paruh bawa, dimana
titik mereka menyadari ada banyak hal yang mereka miliki belum selesai.

Pada tahap ini mereka mulai mempertanyakan apakah keputusan dan


pilihan yang telah mereka buat adalah pilihan yang tepat untuk mereka. Inilah
yang disebut paruh baya krisis, yang dapat mengarah pada karier atau gaya
hidup yang radikal perubahan atau penerimaan diri apa adanya. Seiring
bertambahnya usia, Jung mengusulkan bahwa individu itu mungkin untuk
beralih dari fokus luar (dengan kekhawatiran tentang kesuksesan dan posisi
sosial) ke fokus yang lebih ke dalam. Penuaan yang sukses, menurut Jung,
termasuk penerimaan dan penilaian diri tanpa memperhatikan pandangan
orang lain (Mujiadi and Rachmah, 2022).

8
2.1.7 Course of Human Life Theory
Course of Human Life Theory atau teori perjalanan hidup adalah teori
terbaik yang dikenal keperawatan. Teori ini melacak kepribadian dan
penyesuaian pribadi dan penyesuaian pribadi sepanjang hidup seseorang.
Banyak dari teori-teori ini khusus dalam mengidentifikasi beriorientasi pada
kehidupan tugas orang tua yaitu teori Erikson, Havighurst, Newman, dan Jung
(Mujiadi and Rachmah, 2022).

a. Teori Erikson
Mengidentifikasi delapan tahap mengembangkan tugas mental yang harus
dihadapi individu sepanjang hidupnya :
1) Kepercayaan vs ketidakpercayaan
2) Otonomi vs rasa malu dan keraguan
3) Inisiatif vs rasa bersalah
4) Industri vs inferioritas
5) Identitas vs kebingungan identitas
6) Keintiman vs isolasi
7) Generativitas vs stagnasi
8) Integritas vs putus asa.
b. Teori Havighurst
Merinci proses penuaan dan mendefinisikan tugas khusus untuk
kehidupan lanjut, termasuk :
1) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan.
2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penurunan pendapatan
3) Menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan
4) Mendirikan hubungan dengan kelompok usia sesorang
5) Beradaptasi dengan peran sosial dengan cara fleksibel
6) Menetapkan pengaturan tempat tinggal.
c. Teori Newman
Mengidentifikasi tugas penuaan sbb :
1) Mengatasi perubahan fisik penuaan
2) Mengalihkan energi ke aktivitas dan peran baru, termasuk pensiun,
kakek nenek, dan janda,
3) Menerima hidup sendiri dan
4) Mengembangkan sudut pandang tentang kematian
d. Teori Jung

9
Jung mengusulkan bahwa individu itu mungkin untuk beralih dari fokus
luar (dengan kekhawatiran tentang kesuksesan dan posisi sosial) ke fokus
yang lebih ke dalam. Penuaan yang sukses, menurut Jung, termasuk
penerimaan dan penilaian diri tanpa memperhatikan pandangan orang lain.

2.1.8 Environmental (Radiation theory, Stress theory, pollution theory, dan exposure
theory)
Menurut (Hermawan, 2021), teori Environmental sebagai berikut :
a. Radiation theory
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar
ultraviolet maupun dalam bentuk gelombanggelombang mikro yang telah
menumbuk 14 tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan perubahan
susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.
b. Stress theory
Stress fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran
neurotransmitter tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi jaringan
menurun sehingga jaringan mengalami gangguan metabolisme sel sehingga
terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel dan penurunan eksisitas
membrane sel.
c. Pollution theory
Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh mengalami gangguan
pada sistem psikoneuroimunologi yang seterusnya mempercepat terjadinya
proses menua dengan perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.
d. Exposure theory
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip dengan
sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi susunan DNA sehingga proses
penuaan atau kematian sel bisa terjadi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan
regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif
yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual (Azizah dan
Lilik M, 2011, 2011). Beberapa teori telah dinyatakan bahwa penuaan pada
lansia ada beberapa tahapan. Dan tahapan tersebut akan dialami oleh usia lanjut.

3.2 Saran
Diharapkan untuk memperdalam lagi refrensi teori-teori karena pada teori
penuaan ini sangat banyak sekali.

11
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, S.M. and Hasian (2019) ‘Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik’,
Universitas Kristen Indonesia, pp. 26–127.

Hermawan, L. (2021) ‘Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Masalah


Keperawatan Nyeri (Kronis)’, 3(2), p. 6.

Miko, A. (2012) ‘Isu-Isu , Teori Dan Penelitian Penduduk Lansia’, Sosiologi


Andalas, XII(2), pp. 43–58.

Mujiadi and Rachmah, S. (2022) Buku Ajar Keperawatan Gerontik, CV Jejak,


anggota IKAPI.

Sarida, M. and Hamonangan, D. (2020) Buku Gerontik.

12

Anda mungkin juga menyukai