Disusun Oleh :
Yuni wulandari (14201. 09. 17180)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,serta inayah-
Nya kepada penyusun sehingga makalah asuhan keperawatan gerontik dengan masalah
Hipertensi ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan makalah asuhan keperawatan keluarga ini adalah untuk
memenuhi tugas keperawatan serta guna menambah ilmu pengetahuan mengenai
permasalahan penyakit lansia Hipertensi. Penyusun menyampaikan terima kasih kepada
bapak hamim selaku pembimbing kami.Atas segenap waktu,tenaga dan pikiran yang telah
diberikan kepada kami selama proses pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan makalah asuhan keperawatan gerontik ini
belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik dosen dan pembaca,penyusun
ucapkan terima kasih.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi dosen,penyusun,pembaca serta rekan-rekan
lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan.
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI PADA LANSIA
KONSEP TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat: Konsep
Lansia, Konsep dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertensi.
2.3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.
2.4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Pathway
2.5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan,
Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
2.7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai
empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti
lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang
secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya
sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE,
USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang
ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
- Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
- Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
- Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3
jenis lain
- Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
C. Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan
sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung
dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan
yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat
Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging. Little Brown and
Company. Boston
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
HIPETENSI
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. Holili (L)
Tempat & Tgl Lahir : Lumjang, 1948 Gol. Darah : -
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 172 cm/ 65 Kg
Penampilan : Bersih, rapi Ciri-ciri tubuh : tega dan berkumis
Alamat : Jln. Prof Moh Yamin, Kelurahan Tompokersan, Kabupaten
Lumajang
Orang yang dapat dihubungi : Ny. Hatamah (P)
Hubungan dengan usila : Istri
Alamat : Jln. Prof Moh Yamin, Kelurahan Tompokersan, Kabupaten
Lumajang
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram
Keterangan
: Laki-Laki : Mati : Klien
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi/Minat : berjualan
Keanggotaan Organisasi : pengajian
Liburan/Perjalanan : wali songo
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : dokter praktek dr Triworo Setyowati
Jarak dari rumah : ± 950 m
Rumah Sakit : Rumah Sakit Islam Lumajang
Jaraknya : ± 700 m
Pelayanan Kesehatan Rumah :-
Makanan yang dihantarkan : -
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga :
klien kurang mampu merawat dirinya sendiri
Lain-lain :-
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Sholat 5 waktu, pengajian
Yang lainnya : puasa dan tahajud
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Hipertensi
Status kesehatan umum selama 5 setahun yang lalu : Hipertensi
Keluhan Utama : nyeri pada kepala
Provokative/Paliative : makanan yang mengandung kolesterol dan tinggi garam
serta stress
Quality/Quantity : hilang timbul
Region : kepala
Severity Scale :3
Timming : sewaktu-waktu
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
Tidak makan daging kambing dan jarang mengecheck tensinya
Obat-obatan :
No Nama Dosis Keterangan
- - - -
J. Tinajauan Sistem
Keadaan Umum : wajah sesuai usia, bicara nyambung, klien merokok di
sembarang tempat
Tingkat Kesadaran : Komposmetis/Apatis/Sommnolen/Suporus/Coma
Skala Koma Glasgow :
Verbal : 5 Motorik : 6 Mata : 4
Tanda-Tanda Vital :
Pulse : 86x/mnt RR : 20x/mnt
Temp : 37ºC Tensi : 160/100 mmHg
1. Kepala :
Beruban, tidak ada lesi, tidak ada hematum, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
2. Mata, Telinga, Hidung :
Mata simetris, penglihatan klien agak menurun
Telinga elastis dan simetris
Hidung tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
3. Leher :
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kel. limfe, nadi karotis
teraba
4. Dada dan punggung :
Dada simetris, bentuk normal chest, tidak retraksi intercoste
Pungguung tidak deformitas & tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
5. Abdomen dan pinggang :
Tidak adanyeri tekan pada hepardan lien
6. Ekstermitas Atas & Bawah :
Tidak ada deformitas
7. Sistem Immune :
Baik walaupun saat kecil tidak mendapatkan imunitas lengkap
8. Genetalia :
Tidak terkaji
9. Sistem Reproduksi :
Tidak ada gangguan infertilitas, lansia mempunyai 3 anak
10. Sistem Persyarafan :
Tidak ada gangguan persyarafan tapi klien mengalami penurunan fungsi penglihatan
dan sering mengalami pusing
11. Sistem Pengecapan :
Masih cukup baik untuk merasakan beberapa rasa, dank lien suka rasa asin dan
pedes
12. Sistem Penciuman :
Penciuman klien masih baik
13. Taktil Respon :
Respon klien terhadap sentuhan masih baik
K. Status Kognitif/Afektif/Sosial
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Fungsi intelektual utuh
2. Mini-Mental State Exam (MMSE)
25 : Fungsi kognitif masih baik
3. Inventaris Depresi Beck
Interprestasi 3, klien dalam segi psiikologis suspect depresi
4. APGAR Keluarga
9 : Fungsi social klien baik dengan keluarga, lingkungan dan masyarakat baik
Perioritas Masalah
1. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Gangguan persepsi sensori (penglihatan menurun) b/d degenerasi sel
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari )
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
A
berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
B
fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
C
satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D
berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
F
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Lain-Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikansebagai C,D,E atau F.
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE
(SPMSQ)
(Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual manula)
Skore
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini? Senin, 14 Maret 2011
√ 2. Hari apa sekarang? Senin
√ 3. Apa nama tempat ini? Panggung Rejo
Berapa nomor telepon anda? Tidak punya
4.a. Dimana alamat anda? Jln. Jendral S. Parman,
√ 4.
(tanyakan bila tidak memiliki telepon) Panggung Rejo,
Pasuruan
√ 5. Berapa umur anda? -
√ 6. Kapan anda lahir? -
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang? SBY
√ 8. Siapa presiden sebelumnya? SBY
√ 9. Siapa nama kecil ibu anda? Sumiayati
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
√ 10. dari setiap angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah kesalahan total 2
Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 = Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 = Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 = Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 5-7 = Kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya berpendidikan sekolah dasar
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan di atas
sekolah menengah atas
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan menggunakan
kriteria pendidikan yang sama. (dari pfeifffer E (1975))
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
(Menguji Aspek-Aspek Kognitif dari Fungsi Mental)
Nilai
Pasien Pertanyaan
Maksimum
Orientasi
5 5 (Tahun) (musim) (tanggal) (Hari) (bulan) apa sekarang?
Dimana kita : (Negara bagian) (wilayah) (kota) (rumah
5 3
sakit) (lantai)?
Registrasi
Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing-masing.
Kemudian tanyakan klien ketiga objek setelah anda telah
mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yan
3 2
benar. Kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya.
Jumlahkan percobaan dan catat
Percobaan :……………..
Perhatian dan Kalkulasi
Seri 7’s poin untuk setiap kebenaran. Berhenti setelah 5
5 3
jawaban. Bergantian eja “kata” ke belakang
Mengingat
Minta untuk mengulang ketiga objek diatas. Berikan 1 poin
3 3
untuk setiap kebenaran
Bahasa
Nama pensil dan melihat (2 poin)
9 9
Mengulang hal berikut : “tak ada jika, atau tetapi” (1 poin)
Nilai Total
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan lanjut.
KUESIONER TINGKAT DEPRESI
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban ya/tidak,
sesuai dengan apa yang anda rasakan!
Jawaban
No. Pertanyaan
ya tidak
1. Apakah anda puas dengan kehidupan anda? √
2. Apakah saat ini anda sudah kehilangan banyak
√
aktivitas dan minat-minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup anda kosong? √
4. Apakah anda masih selalu hal yang buruk akan
√
menimpa anda?
5. Apakah anda masih bersemangat? √
6. Apakah anda takut bahwa suatu hal yang buruk
√
akan terjadi?
7. Apakah anda merasa gembira dalam sebagian
√
waktu anda?
8. Apakah anda sering merasa tidak ada yang bisa
√
membantu?
9. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah, daripada
√
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10. Apakah anda berpikir bahwa anda mengalami
gangguan ingatan yang lebih parah daripada orang √
lain?
11. Apakah anda berpikir bahwa tetap hidup saat ini
√
merupakan hal yang sangat menyenangkan?
12. Apakah anda berpikir bahwa saat ini benar-benar
√
tidak berharga?
13. Apakah anda merasa diri anda penuh energy? √
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda saat ini
√
sudah tidak ada harapan?
15. Apakah anda berpikir bahwa sebagian besar orang
√
lebih baik daripada diri anda sendiri?
KUNCI JAWABAN KUESIONER TINGKAT DEPRESI
No Jawaban
1. Tidak
2. Ya
3. Ya
4. Ya
5. Tidak
6. Ya
7. Tidak
8. Ya
9. Ya
10. Ya
11. Tidak
12. Ya
13. Tidak
14. Ya
15. Ya
Keterangan
0-5 : Suspect Depresi
6-15 : Depresi
Sama dengan kunci jawaban : 1
Tidak sama dengan kunci jawaban : 0
APGAR KELUARGA
Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Pengkajian Fungsi Sosial
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab :
- Selalu : skore 2 Total 9
- Kadang-kadang : skore 1
- Hamper tidak pernah : skore 0
ANALISA DATA
Nama : Tn. H
No. Inteprestasi Data Etiologi Masalah
13/01/19 Do: Makanan kolesterol Gangguan rasa
TD : 160/110, N :88x/m & garam nyaman nyeri
S : 36oC
Ds :
Klien sering mengeluh pusing. Penyempitan PD
P: makanan yang tinggi kolesterol
& garam, stress
Q : hilang timbul Vase kontriksi PD
R : kepala
S:3
T : sewaktu-waktu Tekanan darah
Tekanan vaskuler
Gaangguan persepsi
sensori
Kebiasaan merokok
Kurangnya informasi
penyebab Hipertensi
Kurang pengetahuan
tentang bahaya
merokok
13/01/19 Ds : Keluarga menganggap Kurang
Klien mengatakan setiap hari rokok hal biasa pengetahuan
merokok tentang bahaya
Do: merokok
- Klien terlihat seda-sedu merokok Kurangnya
- Klien merokok disembarang pemahaman tentang
tempat bahaya merokok
Kurangnya
pengetahuan tentang
bahaya merokok
INTERVENSI DATA
Nama : Tn. H
Tgl Dx. Kep Tujuan, KH Intervensi Rasional
13/01/19 Nyeri ( sakit kepala ) Tujuan : - Pertahankan tirah baring, lingkungan - Agar tidak menyilaukan pandangan dan
berhubungan dengan Nyeri atau sakit kepala hilang atau yang tenang, sedikit penerangan mecetuskan sakit kepala.
peningkatan tekanan berkurang setelah dilakukan - Minimalkan gangguan lingkungan dan - Mengurangi resiko stress penyebab sakit kepala.
vaskuler serebral tindakan keperawatan selama 2 x rangsangan - Membantu memenuhi kebutuhan aktivitas klien.
24 jam - Bantu pasien dalam ambulasi sesuai - Untuk mengurangi resiko aterosklerosis penyebab
Kriteria hasil : kebutuhan hipertensi.
- Pasien mengungkapkan tidak - Hindari merokok atau menggunkan - Meringankan sakit kepala dengan meminimalkan
adanya sakit kepala penggunaan nikotin ketergantungan obat2an.
- Pasien tampak nyaman - Beri tindakan nonfarmakologi untuk - Mengurangi pencetus sakit kepala.
- TTV dalam batas normal menghilangkan sakit kepala seperti - Pemberian obat2an untuk menangani rasa sakit
kompres dingin pada dahi, pijat kepala yang dirasakan klien.
punggung dan leher, posisi nyaman,
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi
dan distraksi
- Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi
yang dapat meningkatkan sakit kepala
misalnya mengejan saat BAB, batuk
panjang, membungkuk
- Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi : analgesik, antiansietas
(lorazepam, ativan, diazepam, valium )
13/01/19 Gangguan persepsi Tujuan - Latih klien untuk mengenal lingkungan - Melatih klien mobilisasi mandiri dengan minim
sensori (penglihatan dan benda2 sekitarnya resiko cedera.
menurun) b/d Kriteria Hasil : - Observasi jarak pandang klien - Utk mngetahui brp jarak pndang klien.
degenerasi sel - Klien akan mengidentifikasi - Ajarkan klien untuk mengkonsumsi - Memenuhi kbutuhan nutrisi utk mningkatkan
faktor yang meningkatkan risiko makanan bernutrisi cukup yang baik utk kwalitas penglihatan.
injury ksehatan penglihatan - Utk mnjaga kbersihan dan mngatasi iritasi
- Mendemonstrasikan perilaku, - Kolaborasi dg tim dokter utk pemberian mata(bila mngkin terjadi)
perubahan gaya hidup untuk obat2an.
mengurangi faktor risiko dan
mencegah injury
- Memodifikasi lingkungan untuk
meningkatkan keamanan
13/01/19 Kurangnya pengetahuan Tujuan : - Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari - Agar klien kooperatif dalm proses kprewatan.
berhubungan dengan Klien terpenuhi dalam informasi pengobatan dan prosedur - Agar klien mngurangi kondisi yang mndi pnctus
kurangnya informasi tentang hipertensi setelah - Jelaskan pentingnya lingkungan yang masalah.
tentang proses penyakit dilakukan tindakan ekperawatan tenang, tidak penuh dengan stress - Agar klien mnggunakan obat2an dg tepat saat
selama 1 x 24 jam - Diskusikan tentang obat-obatan : nama, emergency.
dosis, waktu pemberian, tujuan dan - Utk mngurangi resiko keracunan obat atau salah
Kriteria hasil:
efek samping atau efek toksik obat yang mngakibatkan timbulnya mslah
- Jelaskan perlunya menghindari ksehatan lainnya.
- Pasien mengungkapkan
pemakaian obat bebas tanpa - Agar klien memliki antisipasi utk mngatsi
pengetahuan akan hipertensi
pemeriksaan dokter kekambuhan.
- Melaporkan pemakaian obat-
obatan sesuai program - Diskusikan gejala kambuhan atau - Agr klien tidak ksulitan mobilisasi dan mnjaga
kemajuan penyulit untuk dilaporkan kolesterolnya.
dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, - Utk mngurangi resiko cedera krna kcelakaan.
mual dan muntah. - Utk mnjaga tekanan darah klien.
- Diskusikan pentingnya - Mngurangi resko terjadinya aterosklerosis akibat
mempertahankan berat badan stabil kafein n hipertensi akibat natrium.
- Diskusikan pentingnya menghindari - Utk meminimalkan terjadinya vasokonstriksi
kelelahan dan mengangkat berat akibat mngejan saat BAB krna konstipasi.
- Diskusikan perlunya diet rendah kalori, - Utk mnjga status mntal klien dan agar keluarga
rendah natrium sesuai program juga kooperatif dalm penyembuhan klien.
- Jelaskan pentingnya mempertahankan
pemasukan cairan yang tepat, jumlah
yang diperbolehkan, pembatasan
seperti kopi yang mengandung kafein,
teh serta alcohol
- Jelaskan perlunya menghindari
konstipasi dan penahanan
- Berikan support mental, konseling dan
penyuluhan pada keluarga klien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. H
No Tgl No. Dx Tindakan
1. 13/01/19 - Mempertahankan tirah baring, lingkungan yang
tenang, sedikit penerangan
- Meminimalkan gangguan lingkungan dan
rangsangan
- Membantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhan
- Menghindari merokok atau menggunkan
penggunaan nikotin
- Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk
1.
menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman,
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi
- Menghilangkan / meminimalkan vasokonstriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala misalnya
mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk
- Memberian obat sesuai indikasi : analgesik,
antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium
)sesuai dengan hasil kolaborasi
U2. 13/01/19 - Melatih klien untuk mengenal lingkungan dan
benda2 sekitarnya
- Mengobservasi jarak pandang klien
2
- Mengajarkan klien untuk mengkonsumsi makanan
bernutrisi cukup yang baik utk ksehatan penglihatan