Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

N
DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA Ny. S
DI KELURAHAN DITOTRUNAN RT 04 / RW VII
LUMAJANG

OLEH:
TRINING ANDRIYANI
NIM. 14201.09.17174

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Anugerah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N Dengan Masalah Utama Hipertensi Pada
Ny. S Di Kelurahan Ditotrunan RT 04 / RW VII Lumajang. Tugas ini dimaksudkan untuk melengkapi
dan memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan.
Dalam menyelesaikan ini saya banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah
Sakit Islam Lumajang yang telah memberikan ijin dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dalam
menempuh Pendidikan S1 Keperawatan, Suami dan Ibu tersayang yang telah ikut memberikan
dukungan serta do'a yang tulus, serta anak – anak ku tercinta yang selalu setia menemani selama
pembuatan tugas Jurnal reading ini, Semua teman-teman dan pihak lain yang tidak bisa sya sebutkan
satu persatu
Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N Dengan
Masalah Utama Hipertensi Pada Ny. S Di Kelurahan Ditotrunan RT 04 / RW VII Lumajang ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi dunia kesehatan pada umumnya. Tak ada gading yang tak
retak begitu juga dengan tugas saya yang mengharap masukan dan koreksi dari piuhak lain selalu saya
harapkan.

Penulis

Trining Andriyani

i
DAFTAR ISI

Halaman Cover ....................................................................................................i

Kata Pengantar. .................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A Latar Belakang................................................................................................ 1
B Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C Tujuan............................................................................................................. 2
C Manfaat............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3


A HIPERTENSI..................................................................................................3
B KEPERAWATAN KELUARGA..................................................................... 9

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................83

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang menetap yang penyebabnya mungkin tidak
diketahui (hipertensi esensial, idiopatik,atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit
yang lain (hipertensi sekunder. Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan
dinding arteri ketika darah tersebut melewatinya (Dorland, 2009)
Berdasarkan The Seventh Report of the Joint National Committee on the Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure(JNC 7) (2003), tekanan darah dapat
dibagi menjadi beberapa derajat, yaitu normal (dibawah 120/80 mmHg), prahipertensi ( dari
120/80 mmHg sampai 130/89 mmHg), hipertensi tingkat I (dari 140/90 mmHg sampai 159/99
mmHg). Dan hipertensi tinggak II (melebihi 160/100 mmHg)
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kearney et al (2005) dalam Chockalingan et al
(2006), dilaporkan bahwa sekitar 972 juta jiwa pada tahun 2000 di seluruh dunia menderita
hipertensi dan Negara berkembang diseluruh dunia menyumbang hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan Negara maju (sekitar 639 juta jiwa di Negara berkembang dan sekitar 333
juta jiwa di Negara maju) sehingga prevalensi kejadian hipertensi diseluruh dunia adalah sekitar
26,4% dari seluruh populasi di sunia. Selain itu diprediksi juga bahwa pada tahun 2025, kejadian
hipertensi akan meningkat menjadi 60% dari seluruh populasi , yaitu sekitar 1,56 miliar jiwa.
Prevalensi kejadian hipertensi berkisar antara 5-35% diberbagai Negara di Asia sedangkan di
daerah Asia Pasifik, prevalensi kejadiannya berkisar antara 5-47% pada pria dan 7-38% pada
wanita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes) (2007), kejaian hipertensi di Indonesia secara nasional mencapai 31,7 %
dan sekitar 26,3% di daerah Sumatra Utara (Rahajeng et al, 2009).
Menutur Yogiantoro (2006), hipertensi dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh
sampai organ-organ yang mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otak, dan ginjal.
Penyakit yang sering timbul akibat hipertensi adalah stroke, neurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal, hipertensi juga bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner yang
merupakan pembunuh nomer satu di dunia. Oleh karena itu, hipertensi ini berdampak negative
pada organ-organ tubuh bahkan dapat mengakibatka kematian.
Banyak penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi hipertensi terhadap kecemasan.
Meurut penelitian yang dilakukan oleh Wei et al (2006), hampir 12% pasien hipertensi memiliki
sindrom kecemasan. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Grimsrud et al (2009)
1
menyatakan bahwa pasien hipertensi memiliki kecemasan dengan odds ratio sekitar 1,55
dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Menurut Virtanen et al (2003), korelasi tekanan darah
terhadap kecemasan adalah sebesar 0,25. Korelasi ini penting karena pesien hipertensi yang
mengalami kecemasan akan semakin meningkat tekanan darahnya sehingga akan lebih rentan
mengalami komplikasi dini hipertensi serta kegagalan terapi (Feng et al, 2012)
Mengamati data bahwa penderita hipertensi semakin meningkat hampir diseluruh dunia maka
penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N Dengan Masalah Utama
Hipertensi Pada Ny. S Di Kelurahan Ditotrunan RT 04 / RW VII Lumajang.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
4. Klasifikasi Hipertensi
5. Tanda dan gejala pada pasien Hipertensi
6. Pengertian Keperawatan Keluarga
7. Tingkatan Keperawatan Keluarga
8. Proses Keperawatan Keluarga
9. Asuhan Keperawatan Keluarga

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga.
2. Untuk mengetahui dan memahami tingkatan-tingkatan perawatan keluarga.
3. Untuk dapat memahami proses keperawatan keluarga.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

a. Bagi Penulis
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N Dengan Masalah Utama Hipertensi
Pada Ny. S Di Kelurahan Ditotrunan RT 04 / RW VII Lumajang, penulis mampu menambah
pengetahuan dan menerapkan tindakan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan
Hipertensi.

2
b. Bagi Keluarga
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan keluarga mengenai penyakit Hipertensi
dan cara-cara perawataan penyakit tersebut

c. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai masukan dan tambahan wacana pengetahuan bagi mahasiswa STIKes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. HIPERTENSI
1. PENGERTIAN HIPERTENSI
1. Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan diastolic >
90 mmHg. Diagnosis dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukiran tekanan
darah pada waktu yang terpisah (Engram, 1998).
2. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolnya diatas 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2001).
3. Hipertensi adalah peningkatan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena.
Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur dan tingkat
stress yang dialami (Tamboyong, 2000).

2. ETIOLOGI (Sjaifoellah Noer, 2001)


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :
1. Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari seluruh penderita
hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
a. Genetik
Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan bahwa kejadian hipertensi lebih
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada heterozigot, apabila salah satu
diantara menderita hipertensi. Pada 70 % kasus hipertensi esensial didapatkan riwayat
hipertensi esensial.
b. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia
kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian
prematur.
c. Obesitas
Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah mengakibatkan penurunan
tahanan perifer sehingga meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang mengakibatkan
peningkatan vasokontriksi dan penurunan vasodilatasi dimana hal tersebut dapat merangsang
medula adrenal untuk mensekresi epinerpin dan norepineprin yang dapat menyebabkan
hipertensi.
d. Hiperkolesterol
Lemak pada berbagai proses akan menyebabkan pembentukan plaque pada pembuluh darah.
Pengembangan ini menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang disebut aterosklerosis.
e. Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium)
Kerusakan ekskresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang ditemukan pada
proses terjadinya HT. Retensi Na+ diikuti dengan ekspansi volume darah dan kemudian

4
peningkatan output jantung. Autoregulasi perifer meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer dan berakhir dengan HT.
f. Rokok
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran adrenalin yang merangsang
denyutan jantung dan tekanan darah. Selain itu asap rokok mengandung karbon monoksida
yang memiliki kemampuan lebih kuat dari pada Hb dalam menarik oksigen. Sehingga
jaringan kekurangan oksigen termasuk ke jantung.
g. Alkohol
Penggunaan alkohol atau etanol jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan lipogenesis
(terjadi hiperlipidemia) sintesis kolesterol dari asetil ko enzim A, perubahan seklerosis dan
fibrosis dalam arteri kecil.
h. Obat-obatan tertentu atau pil anti hamil
Pil anti hamil mengandung hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam dan air, serta
dapat menaikkan kolesterol darah dan gula darah.
i. Stres psikologis
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi, yang
bersifat memperberat kerjaya arteri koroner sehingga suplay darah ke otot jantung terganggu.
Stres dapat mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermiten.
2. Hipertensi sekunder
Disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya :
a. Penyakit ginjal
Kerusakan pada ginjal menyebabkan renin oleh sel-sel juxtaglomerular keluar,
mengakibatkan pengeluaran angiostensin II yang berpengaruh terhadap sekresi aldosteron
yang dapat meretensi Na dan air.

5
b. Diabetes Mellitus
Disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam waktu yang sama mengakibatkan gula darah
pekat dan terjadi pengendapan yang menimbulkan arterosklerosis meningkatkan tekanan
darah.

3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor,
pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatif, yang berlanjut ke
bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi renspon pembuluh darahterhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivits vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirnnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan keadaan hipertensi. (Bruner & Suddhart,
2001, hal. 898).

4. KLASIFIKASI
Klasifikasi Stadium hipertensi Menurut Sjaifoellah Noer, (2001) terdiri dari:
1. Stadium 1 (ringan)
Tekanan sistolik antara 140 – 159 mmHg. Tekanan diastolik antara 90-99 mmHg.
2. Stadium 2 (sedang)
Tekanan sistolik antara 160 – 179 mmHg. Tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg.
3. Stadium 3 (berat)
Tekanan sistolik antara 180 – 209 mmHg. Tekanan diastolik antara 110 – 119 mmHg.
4. Stadium 4 (sangat berat)
Tekanan sistolik lebih atau sama dengan 210 mmHg. Tekanan diastolik antara > 120 mmHg.

6
Klasifikasi ini tidak untuk seseorang yang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut.
Apabila tekanan sistolik dan diastolik terdapat pada kategori yang berbeda. Maka harus dipilih
kategori yang tinggi untuk mengklasifikasi status tekanan darah seseorang.

5. TANDA DAN GEJALA


Menurut Tambayong (2000) gejala dan tanda dapat dikarakteristikkan sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Nyeri atau berat di tengkuk
3. Sukar tidur
4. Mudah lelah dan marah
5. Tinnitus
6. Mata berkunang-kunang
7. Epistaksis
8. Gemetar
9. Nadi cepat setelah aktivitas
10. Sesak napas
11. Mual, muntah

6. KOMPLIKASI
Komplikasi menurut Tambayong (2000) yang mungkin terjadi pada hipertensi adalah sebagai
berikut :
1. Payah jantung (gagal jantung)
2. Pendarahan otak (stroke)
3. Hipertensi maligna : kelainan retina, ginjal dan cerabrol
4. Hipertensi ensefalopati : komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan otak.
5. Infark miokardium
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen
kemiokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut.

7
6. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus.
Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal. Nefron
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kemataian. Dengan rusaknya membran
glomerulus,proteinakan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang,menyebabkan edema,yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa hipertensi menurut
Doenges (2000) antara lain :
1. EKG : Hipertropi ventrikel kiri pada keadaan kronis lanjut.
2. Kalium dalan serum : meningkat dari ambang normal.
3. Pemeriksaan gula darah post prandial jika ada indikasi DM.
4. Urine :
a. Ureum, kreatinin : meningkat pada keadaan kronis dan lanjut dari ambang normal.
b. Protein urine : positif

8. PENATALAKSANAAN
Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :
1. Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.
2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan obat
hipertensi.
3. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup.
4. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:
a. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid.
b. Betablocker : metildopa, reserpin.
c. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.
d. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.
5. Modifikasi gaya hidup, dengan :
a. Penurunan berat badan.
b. Pengurangan asupan alkohoL.
c. Aktivitas fisik teratur.
d. Pengurangan masukan natrium.
e. Penghentian rokok.
B ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Konsep Keluarga
a. Definisi
Pengertian keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang menjadi dasar
pendefinisianya. Keluarga berasal dari bahasa sansakerta ( kula dan warga ) kulawarga yang
berarti anggota kelompok kerabat. Banyak ahli menguraikan pengertian keluaraga sesuai
dengan perkembangan social masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian
keluarga : menurut Spradley dan Allender ( 1996) mengemukakan satu atau lebih individual

8
yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
ikatan sosial, peran dan tugas. Menurut Friedmean (1998) mendefinisikan keluarga sebagai
suatu sistem social. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-
individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain, saling tergantung organisasi dalam
satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu. (Padila 2012, h. 18)

2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut (Sulistyo Andarmoyo, 2012, hal 6-9). Tipe keluarga dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tradisional dan kelompok non tradisional.
Tipe keluarga tradisonal ada beberapa yaitu :
a. Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. Extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
c. Dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami & istri (tanpa anak) yang hidup bersama serumah.
d. Single parent family
Keluarga yang terdiri dari 1 orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian & ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
e. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.

f. Childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat ”weekend”
9
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi/kelompok umur yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar
mandi, tv)
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

Tipe keluarga non tradisional dibagi menjadi beberapa yaitu :

a. Unmarried teenage mother


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan
tertentu

10
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu
termasuk sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi
satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan
pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya
seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu
mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas
dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor
yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat
mengganggu atau merusak fungsi keluarga. Menurut Friedman (1988) struktur keluarga
terdiri atas:
(1) Pola dan Proses Komunikasi

11
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
A. Karakteristik pengirim yang berfungsi
a. Yakin ketika menyampaikan pendapat
b. Jelas dan berkualitas
c. Meminta feedback
d. Menerima feedback
B. Pengirim yang tidak berfungsi
a. Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
b. Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi
wajahnya)
c. Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
d. Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e. Komunikasi yang tidak sesuai
C. Karakteristik penerima yang berfungsi
a. Mendengar
b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c. Memvalidasi
D. Penerima yang tidak berfungsi
a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal
mendengar
b. Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
c. Offensive (menyerang bersifat negatif)
d. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e. Kurang memvalidasi
E. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b. Komunikasi terbuka dan jujur
c. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d. Konflik keluarga dan penyelesaiannya
F. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi

12
a. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c. Kurang empati
d. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f. Komunikasi tertutup
g. Bersifat negatif dan Mengembangkan gosip
(2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

Harapan Perilaku
masyarakat peran

model peran Penerima peran

Kepribadian
Kemampuan
Temperamen
Sikap
Kebutuhan

Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

(3) Struktur kekuatan


13
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
a. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource or expert power (pendapat ahli)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti Konsensus, tawar menawar atau akomodasi,
kompromi atau de facto, paksaan
(4) Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

4. Fungsi keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan
keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan
tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan
dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak
didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpangTujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai

14
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
1. Fungsi Perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu
dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2). Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3). Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5). Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8). Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit.
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang
diperlukan
15
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara
lingkungan dimasa mendatang.
7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana
pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan
dan rehabilitasi).
10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.
2. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
4. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal
tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga
dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari
anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
16
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan
dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka
fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif
keluarga tidak terpenuhi.
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaiman
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
5. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman,
1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
Hal yang perlu dikaji adalah bagaiman interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran
(honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
17
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):


a. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan
ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
b. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
d. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
e. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
f. Fungsi sosialisasi : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa datang
h. Fungsi pembinaan lingkungan

5. Perkembangaan keluarga
Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas perkembangaan.
(Duval ,1997 dan Friedman, 1998).
1) Tahap keluarga pemula (beginning family)
Keluarga baru/ pasangan yang belum memiliki anak.
Tugas perkembangannya keluarga :

a) Membangun perkawinaan yang saling memuaskan


18
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusaan tentang kedudukan sebagai orang tua)
d) menetapkan tujuan bersama
e) Persiapan menjadi orang tua
f) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinaan dan orang tua).
2) Tahap keluarga sedang mengasuh anak (Child bearing)
Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan, studi klasik le master (1957) dari
46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
a) Suami merasa diabaikan
b) Peningkataan perselisihan dan argument
c) Interupsi dalam jadwal kontinu
d) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagai unit yang menatap (integrasi bayi dalam keluarga)
b) Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangaan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d) Konseling KB post partum 6 minggu
e) Menata ruang untuk anak.
3) Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan – 6 tahun.
Tugas perkembangan keluarga adalah :

a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan
keamanan
b) Mensosialisasikan anaka
c) Mengintergrasikan anak yang baru dan memenuhi kebutuhan anak yang lain
d) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
e) Pembagaian tanggung jawab.
4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun.
Tugas perkembangan keluarganya adalah :

a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan


mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e) Menyediakan aktivitas untuk anak.
5) Tahap keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak remaja berusia 13-20 tahun,. Tugas perkembangan keluarga :

19
a) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hunungan intim perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan kembang anggota
keluarga.
6) Tahap keluarga dengan anak dewasa
a) Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga: a)
Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan
anak-anaknya
b) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
d) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat
e) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
7) Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangannya keluarganya adalah :

a) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan


b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua (lansia)
dan anak-anak
c) Memperkokoh hubungan perkawinan
d) Persiapan masa tua / pensiunan.

8) Tahap keluarga lanjut usia


Tugas perkembangan keluarganya adalah :

a) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup


b) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
c) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d) Mempertahankan hubungan perkawinan
e) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan. (Padila 2012, h.47)

BKKBN (1999) membagi tahapan keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu


1. Keluarga prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal,
atau belum mampu melaksanakan indikator sebagai berikut
1. Melaksanakan ibadah menurut agama yg dianut masing-masing.
2. Makan dua kali sehari atau lebih

20
3. Pakaian yg berbeda untuk berbagai keperluan
4. Rumah sbgn lantai bukan tanah
5. Periksa kesehatan (bila anak sakit / PUS ingin ber-KB dibawa ke sarana / petugas
kes)
2. Keluarga Sejahtera I
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis (social psychological need), atau
sudah mampu melaksanakan indikator 1 – 5 tetapi belum mampu melaksanakan
indikator berikut
1. Anggota kel melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing-
masing.
2. Makan daging/ikan/telur sbg lauk pauk minimal satu kali dalam seminggu.
3. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
4. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 meter
5. Anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir, sehingga dapat melaksanakan peran &
fungsinya masing-masing
6. Minimal satu anggota kel 15 th keatas mempunyai penghasilan yg tetap.
7. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota kel yg berumur 10~60 th
8. Anak usia sekolah (7-10th) bersekolah
9. Anak hidup 2 / lebih, keluarga yang masih dalam masa pasangan usia subur saat ini
memakai alat kontrasepsi.
3. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan
psikologis, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya
(developmental needs), atau bisa dikatakan keluarga ini mampu melaksanakan
indikator 1 – 14 tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut
1. Upaya keluarga untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agama
2. Keluarga mempunyai tabungan
3. Makan bersama minimal sekali sehari
4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
5. Rekreasi bersama minimal 6 bulan sekali
6. Memperoleh berita dr surat kabar, TV dll
7. Anggota kel mampu menggunakan sarana transportasi
4. Keluarga Sejahtera III

21
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial-
psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal kepada masyarakat. Atau keluarga ini mampu
melaksanakan indikator 1-21 tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut
1. Memberikan sumbangan scr teratur dan sukarela dalam bentuk material kpd masyarakat
2. Aktif sebagai pengurus dalam kegiatan kemasyarakatan atau yayasan sosial
5. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik bersifat dasar, sosial-
psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, atau bisa dikatakan
keluarga ini mampu melaksanakan semua indikator

6. Keluarga sebagai sistem


Sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling berhubungan dan
bergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditettapkan.
Alasan keluarga disebut sebagai sistem diantara lain :

1. Keluarga mempunyai subsistem, yaitu terdapat anggota, fungsi, peran, aturan, budaya, dan lain-
lain yang dipelajari dan dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antara subsistem.
3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra sistem.

Gambaran komponen dalam sistem keluarga diuraikan sebagai berikut :


1. Masukan (input) terdiri atas : anggota keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
lingkungan (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
2. Proses (troughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga.
3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga yang terdiri
atas perilaku social, perilaku kesehataan, perilaku agama, perilaku sebagai warga Negara, dan
lain-lain.
4. umpan balik (feedback) adalah mengontrol dalam masukan dan proses yang berasal dari perilaku
keluarga yang ditampakan pada lingkungan/ masyarakat disekitarnya.
Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat dikelompokan
sebagai sebagai berikut :
1. keluarga sebagai sistem terbuka sebab : dalam keluarga terjadi saling tukar menukar materi,
energi, dan informasi dengan lingkungan. Keluarga berinteraksi dengan lingkungan fisik, social,
dan budaya. Keluarga yang terbuka mau menerima gagasan-gagasan informasi, teknik,
22
kesempatan, dan sumber-sumber baru untuk menyelesaikan masalah. Sebagai sistem terbuka
keluarga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.
2. Keluarga sebagai sistem tertutup sebab : memandang perubahan sebagai sesuatu
membahayakan, orang asing tidak dipercaya dan dipandang membahayakan. Tipe keluarga
bersifat kaku, akibatnya kejadian dalam keluarga menjadi konstan dan dapat diprediksikan.
Mempertahankan stabilitas dan tradisi.
Sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima atau memberi perhatian
kepada lingkungan (masyarakat) sekitarnya. Karakteristik keluarga sistem sebagai berikut :

1. Pola komuikasi
2. Aturan keluarga
3. Perilaku anggota keluarga. ( Mubarak, Chayanti & Santoso 2011, hal 82-84)

5. Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan
sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tujuan asuhan
keperaatan keluarga ( Mc Closkey & Grace, 2001) adalah

1) Memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga


2) Menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan keluarga
3) Meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga
4) Meningkatkan produktivitas klien dan keluarga
5) Meningkatkan kualitas keluarga
Tahapan Proses Keperawatan Keluarga

Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi,


implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian merupakaan suatu tahapan dimana perawat mengambil data secara terus menerus
terhadap keluarga yang dibina. (Padila 2012, h.92)

Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :


1) Wawancara (terfokus, terstruktur dan bertujuan)
Melengkapi riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga. Riwayat kesehatan ini
menggambarkan status kesehatan.
2) Observasi
Melihat secara objektif menggunakan semua kapasitas sensori. Status keluarga dapat
tercermin melalui
23
a. Pola interaksi dan komunikasi communication
b. Persepsi/tugas setiap anggota dalam keluarga termasuk pola pengambilan keputusan
(decision making)
c. Kondisi rumah dan lingkungan
3) Pemeriksaan fisik
Memeriksa kesehatan anggota keluarga (head to toe) baik inspeksi, palpasi, perkusi
maupun auskultasi
4) Data sekunder/informasi
Bisa berupa lisan maupun tulis dari tim kesehatan, misalnya hasil laboratorium, X-ray,
PAP Smear, USG, dsb

Tipe Pengkajian
1) First Level Assessment
Pendataan status / kondisi anggota keluarga.
2) Second Level Assessment
Pendataan asumsi keluarga tentang tugas kesehatan keluarga (5 tugas kesehatan keluarga) pada
setiap masalah kesehatan yang diidentifikasi pada pengkajian tahap awal (first level assessment).
Misalnya pada awal pengkajian  anak X keluarga Yn Y didapatkan data yang mengarah pada
kekurangan nutrisi yaitu
a. Antropometri : BB 15 kg (turun 1 kg)
b. Biochemical : Albumin 2,6; Hb 8
c. Clinical : rambut mudah rontok-merah, mata cowong
d. Diet : makan 2x sehari, setengah porsi
Pengkajian keperawatan keluarga terdiri 8 komponen pengkajian yaitu :
a) data umum
b) riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) pengkajian lingkungan
d) struktur keluarga
e)fungsi keluarga
f) stress dan koping keluarga
g) pemeriksaan fisik
h) harapan keluarga.

Pengkajian keperawataan keluarga data umum didalamnya meliputi identitas keluarga,


komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga
saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat terbentuknya

24
keluarga inti, riwayat keluarga sebelumnya. Identitas keluarga meliputi nama kepala
keluarga, pendidikan kepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga, alamat, telpon, komposisi
keluarga dan genogram. Tipe keluarga yaitu menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga
berserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe keluarga tersebut.
Suku bangsa yaitu mengkaji suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehataan. Agama dengan mengkaji agama yang
dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehataan. Status social
ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepela keluarga maupun anggota
keluarga. Aktifitas rekreasi keluarga : rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton televise dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1. tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
2. tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dengan menjelaskan perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi
3. riwayat keluarga inti menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan lain-lain
4. riwayat keluarga sebelumnya menjelaskan mengenai riwayat keluarga pada keluarga dari pihak
suami dan istri.

Pengkajian lingkungan meliputi :


1. karekteristik rumah yaitu mengidentifikasi karakteristik rumah dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dan lain-lain
2. karaekteristik tetangga dan komunitas RW yaitu menjelaskan mengenai karekteristik meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau budaya setempat
3. mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat
4. perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat mengenai waktu digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang dad dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.

Struktur keluarga meliputi :

25
1. sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
pendukung anggota keluarga
2. pola komunikasi keluarga menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga
3. struktur kekuatan keluarga kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku
4. struktur peran menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal
5. nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.

Fungsi keluarga meliputi :


1. fungsi efektif yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya
2. fungsi sosialisasi dikaji bagaimnana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, normal, budaya serta perilaku
3. fungsi perawataan kesehatan menjelaskan sejauh manan keluarga menyediakan makanan,
pakaiaan, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit
4. fungsi reproduksi hal yang perlu dikaji adalah berapa jumlah anak, apakah rencana keluarga
berkaitan dengan jumlah anggota keluarga dan metode yang digunakan keluarga tersebut
5. fungsi ekonomi hal yang dikaji adalah sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, dan sejauhmana memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.

Stress dan koping meliputi :


1. stressor jangka pendek dan panjang
2. kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap
stressor
3. strategi koping yang digunakaan dikaji strategi koping yang digunakaan keluarga bila
menghadapi masalah
4. strategi adaptasi disfungsional dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakaan keluarga bila menghadapi permasalahaan. Pemerikasaan fisik dilakukan pada semua
anggota keluarga, metode yang digunakaan sama dengan pemerikasaan fisik klinik. Harapan
keluarga pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

26
b. Perumusaan diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan maslaah keperawatan yang
didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi yang berasal dari
data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada
rumusan PES (problem, etiologi, dan symptom). Dimana untuk problem menggunakan
rumusan NANDA, E adalah etiologiyaitu berhubungan dengan 5 tugas kesehatan keluarga.
Dan S adalah Sign meliputi data subyektif dan data obyektif
5 Tugas Kesehatan Keluarga
Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi masalah
kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau sakit terus
menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang.
Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai
kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya sendiri. Tugas
kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
1) MENGENAL gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada
hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada
setiap anggota keluarga.
2) MEMUTUSKAN tindakan kesehatan yang tepat
3) MERAWAT anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri karena cacat
atau usianya terlalu muda
4) MEMODIFIKASI suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5) MENGGUNAKAN SUMBER DI MASYARAKAT (fasilitas kesehatan) untuk
memelihara kesehatan.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari


1. Diagnose keperawatan keluarga aktual
Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
dengan cepat

2. Diagnosa keperawatan keluarga risiko (ancaman)


Masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat

3. Diagnose keperawatan keluarga sejahtera (potensial)

27
Keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera/ wellness) boleh tidak
menggunakan etiologi

Diagnose keperawatan keluarga menurut nanda 2010 :


1. Perubahan proses keluarga
2. Perubahan biaya kesehatan
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh
4. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
5. Perubahan peran orang tua.

c. Analisa Dan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga


1. Masalah perlu diprioritaskan karena pertimbangan berikut ini

1) Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari 1


2) Sumber daya yang dimilki keluarga dan komunitas terbatas
3) Keterbatasan IPTEK keperawatan yang dikuasai perawat keluarga
4) Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-beda
5) Waktu yang dimiliki terbatas
6) Mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang ditimbulkan akibat
masalah inti tersebut.

28
2. Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnose keperawataan keluarga,
maka selanjutnya bersama keluarga harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan
sebagai berikut :
Tabel : skala prioritas masalah keluarga
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak /kurang sehat) 3
b. Ancaman kesehataan (Risiko) 1
2
c. Keadaan sejahtera
1
2. Kemungkinaan masalah dapat di ubah
a. Mudah 2
b. Sebagain 2
1
c. Tidak dapat
0
3. Potensial masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 1
2
c. Rendah
1
4. Menonjol masalah
a. Masalah berat, harus segera tangani 2
b. Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
1
c. Masalah tidak dirasakan
0

Skoring : 1. Tentukan skore untuk setiap kriteria.


3. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot.
Skor X Bobot
Angka tertinggi
Jumlah skor untuk semua kriteria (Andarmoyo, 2012, h.100)

29
4. Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas. (BAILON&MAGLAYA, 1978)
Kriteria 1 Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang
sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
Kriteria 2 Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan
untuk menangani masalah
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan dukungan masyarakat
Kriteria 3 Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan :
 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan
penyakit atau masalah
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka
waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan
yang tepat dalam memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat
peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
Kriteria 4 Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor
tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.

d. Perencanaan
Perencanaa keperawataan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan
umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang
memuat kriteria dan standar. Menurut wright dan leahey dalam friedman (1998) membagi
intervensi keluarga menjadi dua tingakataan yaitu intervensi pemula dan intervensi lanjut.
Friedman (1998) mengklasifikasi (tipologi) intervensi keperawataan keluarga menjadi :
30
1. intervensi supplemental adalah perawat sebagai pemberi perawataan langsung dengan
mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat melakukan
2. intervensi fasilitatif adalah perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga
seperti pelayanan medis, kesejahteraan social, transportasi dan pelayanaan kesehataan dirumah
3. perawat melakukan tindakaan dengan memperbaiki dan meningkatkan kapasitas keluarga dalam
perawataan diri dan tanggung jawab pribadi. Contoh nya : tujuan khusus : setelah dilakukan
penyuluhan keluarga dapat menjelaskan tanda-tanda bahaya demam oleh virus Dengue. Kriteria :
respon verbal (karena menjelaskan). Standar : tanda-tanda bahaya demam oleh viris Dengue, panas
tinggi tidak turun dengan obat penurun panas, perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagaiannya.
(Padila 2012, h.111).

e. Implementasi
1. Implementasi merupakan aktualisasi dari rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di
dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan.
1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang di buat
2) Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah
3) Kekuatan-kekuatan keluargaberupa finansial, motivasi dan sumber-sumber
pendukung lainnya jangan diabaikan.
4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan
dengan menyertakan tanda tangan

2. Implementasi askep keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural menggunakan 3 strategi


utama
1) Mempertahankan budaya yang sesuai dengan sikon kesehatan saat ini
2) Negosiasi budaya yang lebih menguntungkan
3) Restrukturisasi budaya
3. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
(1) Memberikan informasi
(2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
(3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
(1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
31
(3) Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
(1) Mendemonstrasikan cara perawatan
(2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
(3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi


sehat, dengan cara ;
(1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
(2) Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
(1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
(2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

f. Evaluasi
1. Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Ada
beberapa kemungkinan tujuan pada tahap intervensi tidak tercapai, diantaranya adalah
a. Tujuan tidak realistik
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bias diatasi
Bila implementasi tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
2. Kriteria dan Standar
a. KRITERIA
gambaran faktor petunjuk tujuan tercapai.
b. STANDART
tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan pelaksanaan
sebenarnya
3. Dimensi Evaluasi
a. Dimensi keberhasilan
b. Dimensi ketepatgunaan (efficiency)
c. Dimensi kecocokan (appropriatenss)
d. Dimensi keadequatan (adequacy)
4. Macam-Macam Evaluasi
a. Evaluasi Kuantitatif
b. Evaluasi Kualiitatif
32
(1) Struktur
(2) Proses
(3) Hasil

5. Macam-Macam Evaluasi
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan
diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

6. Metode dan Sumber Evaluasi


1) Observasi langsung
2) Memeriksa laporan/dokumen
3) Wawancara/angket
4) Latihan simulasi

7. Langkah –Langkah dalam Evaluasi


1) Putuskan apa yang akan dievaluasi.
Menetapkan garis dasar masalah kesehatan individu/seluruh anggota keluarga. Pertimbangkan
relevansi, proses, efektivitas, efisiensi dan dampak/impact
2) Design the Evaluation Plan
(1) Kuantitas – a quantifiable means of evaluation which can be done through numerical
counting of the evaluation source.
(2) Kualitas – descriptive transcription of the outcome conducted through interview to acquire
an in-depth understanding of the outcome.
3) Kumpulkan data-data yang relevan yang mendukung haluaran/outcome
4) Bandingkan keadaan yang nyata dengan kriteria dan standar evaluasi Analisa data, apa arti data
tersebut?
5) Buat keputusan
Jika intervensi itu efektif, intervensi yang telah dilakukan itu bisa diaplikasikan ke klien lain
dengan kondisi yang sama namun jika tidak efektif maka carilah penyebabnya dan berikanlah
rekomendasi
6) Hasil/Berikan Feedbacks

33
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. N
2. Usia : 47 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Alamat : Ditotrunan RT 04/ Rw VII Lumajang
b. Komposisi keluarga :
Status Imunisasi
Umu
No Nama JK Hub Pend Polio DPT Hepatitis Ket
r BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. S P Istri 46th SD - - - - - - - - - - - - -
2 An. E P Ana 20th D3             Lengka
k p
3 An. Wh L Ana 17th SM             Lengka
k A p
c. Genogram

Keterangan :
= laki-laki = klien

= perempuan = hubungan dengan keluarga


= meninggal = tinggal satu rumah

34
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. N adalah keluarga inti (nuckear family) yang terdiri dari bapak, ibu, dan 2
orang anak.
e. Suku bangsa : jawa / indonesia
Suku bangsa Tn. N merupakan suku Jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga yang mempengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
f. Agama
Keluarga Tn. N memeluk agama islam. Keluarga sering mengikuti pengajian rutin di
kampungnya. Sholat rutin 5 waktu sehari dan ikut sholat berjamaah hanya waktu sholat magrib
dan isya. Keluarga menjunjung tinggi agamanya.
g. Status ekonomi
Dalam keluarga yang bekerja adalah Tn. Wd dan Ny. S sebagai pedagang dengan penghasilan
kira kira Rp. 2.000.00.000, - per bulannya. Digunakan untuk membayar biaya sekolah kedua
anaknya, makan sehari hari dan untuk berobat. Namun kalau Ny. S sakit yang menggantikan
bekerja mencari uang adalah Tn. N Keduanya saling bekerja sama dan saling membantu.
Keluarga tidak punya tabungan khusus untuk kesehatannya. Tiap bulannya pun keluarga belum
bisa menabung dikarenakan pemasukan dan pengeluaran tiap bulannya hampir sama bahkan
terkadang minus. Didalam rumah keluarga ini mempunyai barang barang elektronik seperti ; TV
14 inch, kipas angin kecil, tape recorder, HP, dan sepeda motor.
h. Aktifitas rekreasi dan waktu luang
Keluarga biasanya berkumpul setelah beraktivitas sehari hari pada sore harinya untuk menonton
TV bersama. Keluarga Tn. N jarang melakukan rekreasi dikarenakan keluarga Tn. N lebih
mementingkan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya daripada rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. N saat ini termasuk keluarga dengan anak remaja, tugas
perkembangan keluarga dengan anak remaja seperti:
a. Mempertahankan pola komunikasi
Keluarga Tn. N mempunyai 1 anak usia remaja, An. E terbuka terhadap ibunya karena An.
E merasa paling dekat dengan ibunya. Bila ada permasalahan yang menyangkut dirinya,
An. E selalu membicarakan denagn ibunya untuk mendapatkan solusi dan masalah cepat

35
terselesaikan. Tapi An. E tidak begitu dekat dengan bapaknya dikarenakan bapaknya jarang
di rumah sehingga jarang berkomunikasi.
b. Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab
Keluarga Tn. N menerapkan keseimbangan antara kebebasan yang diberikan dengan
tanggung jawab masing-masing. Ny. S memberi tugas pada anak-anaknya untuk melakukan
kegiatan pribadinya secara mandiri sebagai bukti bahwa anak mampu
mempertanggungjawaban kewajiban yang telah anak lakukan.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Berdasar hasil wawancara, maka didapat informasi bahwa pada usia remaja mulai merasa
tekanan yang cukup berat karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
biaya yang dibutuhkan. Tn. N sering berpikir apakah dia sanggup menuntaskan anak-anaknya
dengan penghasilannya itu.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn. N tidak ada yang memiliki penyakit keturunan dan semua sehat. Apabila
dalam keluarga Tn. N ada yang sakit, dengan segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. S memiliki penyakit darah tinggi sampai sekarang tapi anak-anaknya tidak ada yang
memiliki penyakit hipertensi.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang di huni Tn. N merupakan rumah sendiri, berukuran 12x10 m2 terdiri dari ruang
tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak dengan septictank lebih dari 10 meter
dari sumur, kondisi WC bersih denagn model WC leher angsa. Lantai terbuat dari keramik,
rumah permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu samping dan jendela.
Keluarga tidak mempunyai halaman rumah, sampah keluarga diletakkan di tempat sampah
tertutup. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari diproleh dari artetis dengan kondisi air
bersih yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci. Kondisi got lancar dan tidak berbau.
Denah Rumah:
2 2 3

2 1 4

Keterangan : 5

36
1. Ruang tamu
2. Kmar tidur
3. Kmar mandi
4. Dapur
5. Teras
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. N tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat, mayoritas penduduknya
bersuku Jawa, tetangganya juga banyak yang pedagang. Tetangganya akrab dengan keluarga
Tn. N dan saling tolong menolong bila kesusahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. N sudah lama tinggal di rumah tersebut. Rumah Tn. N jaraknya 1km dari jalan
raya, jenis kendaraan yang digunakan biasanya sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi denga masyarakat
Didalam Masyarakat Tn. N mengikuti arisan dan perkumpulan bersama masyarakat, Tn. N juga
mengikuti tahlilan di lingkungannya begitu juga dengan Ny. S disamping bersosialisasi dia juga
melakukan pekerjaan rumah , anak anak Tn. N juga aktif dalam karang taruna di
lingkungannya.
5. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga Tn. Wd sehat hanya Ny. S saja yang sakit dan keluarga selalu mengunakan
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Keluarga Tn. S sering tolong menolong begitu juga dengan
lingkungan sekitarnya

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga berusaha mengungkapkan
pendapatnya masing masing, hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah sedang Ny. S hanya mengikuti
saja apa hasil musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai perannya masing-masing,
dan apabila masalah tidak teratasi, maka keputusan ada di tangan Tn. N
3. Struktur peran (formal & informal)
Formal

37
a. Tn. N sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya dismping itu Tn. N sebagai pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada
keluarga
b. Ny. S berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny. S sebagai ibu yang memiliki
peran untuk mengurusi rumah dan pendidik anak-anaknya serta membantu suaminya
bekerja.
c. An. E dan An. Wh berperan sebagai anak sekolah yang harus belajar dan patuh pada kedua
ortunya.
Informal
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong bagi yang lain

4. Nilai & norma keluarga


Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti sholat, mengaji,
berpuasa. Dan di dalam keluarga Tn. N ditanamkan peratuaran bahwa bagi yang pulang ke
rumah terlambat maka segera ijin atau memberi tahu pada pihak keluarga di rumah.

V. Fungsi keluarga
1. Keluarga afektif
Keluarga Tn. N saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi kehidupan sehari- hari,
dapat menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan keputusan keluarga yang terakhir
ditentukan oleh Tn. N sebagai kepala keluarga.
2. Fungsi sosial
Tn. N dan Ny. S dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat membentuk
norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan anak-anaknya, serta dapat meneruskan
budaya.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. N mengatakan bahwa Ny. S terkena darah tinggi dengan TD 150/100 mmHg
dan tidak boleh makan terlalu banyak garam, keluarga juga mengetahui penyebab dan
makanan pantangan untuk penderita hipertensi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. N selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya kalau Ny. S sakit ia segera
membawa ke puskesmas.

38
c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Tn. N dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Tn. N tidak mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya pada keluarga.
e. Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas dan bidan, keuntungan
mengunakan fasilitas kesehatan adalah kesehatan kami dapat teratasi, puskesmas dan bidan
merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan rumah kami.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. N adalah 2 orang, Ny. S dalam hal ini tidak mengikuti program KB.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. N sudah tercukupi masalah kebutuhan pokok, tapi masalah sandang keluarga
hanya membeli setahun sekali.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini yaitu memikirkan agar
penyakit Ny. S dapat sembuh
b. Panjang : Saat ini keluarga Tn. N memikirkan agar anaknya dapat meneruskan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibanding ayah dan ibunya yang lulusan SMP.
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga Tn. N selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah baik dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. N apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat selalu
menyelesaikannya dengan musyawarah.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya Tuhan yang
menentukan.

39
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. N Ny. S An. E An. Wh
fisik
Tekanan 120/80 mmHg 160/90 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg
darah
Nadi 86x/mnt 85x/mnt 80x/mnt 83x/mnt
Suhu 360C 360C 360C 360C
RR 22x/mnt 24x/mnt 24x/mnt 22x/mnt
BB 58 kg 70 kg 50 kg 58 kg

Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal


Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor
baik baik baik baik
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan tidak anemis dan tidak anemis dan tidak anemis dan
sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik, sklera tidak ikterik,
penglihatan kurang penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik
baik (kabur ketika
melihat)
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik
Mulut & Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau,
tenggorokan gigi bersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada gigibersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada
nyeri telan nyeri telan nyeri telan nyeri telan
Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik,
tidak menggunakan tidak menggunakan tidak menggunakan tidak menggunakan
alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid

Dada Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing

40
Perut Tidak kembung, tidak Tidak kembung, tidak Tidak kembung, tidak Tidak kembung, tidak
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Ekstremitas
Tidak ada kelainan Tangan kiri dan kaki Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk kiri pegel-pegel bentuk bentuk
kadang tidak bisa
berjalan, lutut kanan
dan kiri kemeng, kaki
terasa dingin

VIII. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga Tn. N yaitu menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada
yang sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan mahasiswa Akper Pemprov Jateng dapat
memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan.

B. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Penyebab


1 DS : - Ny. S mengatakan kaki dan Nyeri Ketidakmampuan
tangan pegal khususnya pada keluarga merawat
sebelah kanan gringgingen, lemas, anggota keluarga
kaki sebelah kanan terkadang yang sakit
tidak bisa digerakkan

DO : - Ny. S tampak lemah


- TD : 160/90mmHg
- S : 360C
- N : 85x/mnt
- RR : 24 x/mnt

2 DS : - Ny. S mengatakan “tangan” kaki Risiko tinggi Ketidakmampuan


saya sebelah kiri sering pegal, komplikasi keluarga merawat
lemes, dengkul kaki saya terasa anggota keluarga

41
pegel dan cekot-cekot, kaki saya yang sakit
yang sebelah kiri terkadang sulit
untuk bergerak, Ny. S tidak pernah
beli obat di warung. Ny. Wd
mengatakan tidak tahu tentang
penyakitnya.

- Tn. N suami Ny. S mengatakan

3 DS : bahwa istrinya memiliki tekanan


Tn. N mengatakan: Kerusakan Ketidakmampuan
darah tinggi, tapi Tn. N penatalaksanaan keluarga dalam
Saya menggunakan artetis utk
tidak/kurang begitu mengerti pemeliharaan mengenal masalah
mandi dan minum. Tempat
tentang hipertensi. Yang saya tahu rumah
pembuangan sampah saya di
tekanan darah tinggi yang tekanan
belakang rumah. Saya belum punya
darah di atas130 dan tidak boleh
tempat pembuangan sampah
makan daging, kopi. Hanya itu
sampah tapi sampah saya
yang Tn. N tahu. Sedang penyebab
kumpulkan di belakang kemudian
hipertensi/tekanan darah tinggi,
saya bakar kalau sudah banyak. Tn.
penanggulangan dan pengertian
N
yang sesungguhnya saya tidak tahu
paling kalau istri saya pegel-pegel
DO : saya
- Keluarga Tn. N memiliki
bawa puskesmas, saya WC
juga
untuktahu
kurang keluarga.
tanda-tanda hipertensi
- Keluarga
karena yangmemiliki
merasakankamar
istri mandi
saya.
keluarga.

- Keluarga
DO : - Tn. N seringbelum memiliki
menanyakan tempat
masalah
pembuangan sampah sendiri
istrinya.
- Ventilasi
- kaki kiri Ny.jendela tidak/jarang
S terasa kaku
- BBdibuka
Ny. S = 70 kg
- TD Ny. terbuat
- Atap S 160/90 mmHg
dr genting
- Nadi : 85cukup
- Rumah x/mntbersih

42
43
Prioritas Masalah
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah. Skala : 3 1 3/3 x1=1 Ny. S mengatakan kaki dan
Aktual 3 tangan pegal khususnya pada
Resiko 2 sebelah kanan gringgingen,
Potensial 1 lemas, kaki sebelah kanan
terkadang tidak bisa
digerakkan
2. Kemungkinan 1 2 ½ x2=1 Harapan keluarga adalah
masalah dapat diubah. ingin agar Ny. S cepat
Skala :Mudah 2 sembuh dan tidak sakit-
Sebagian 1 sakitan lagi
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3
untuk dicegah Keluarga mengatakan belum
Skala : Tinggi 3 tahu cara mencegah
Cukup 2 terjadinya hipertensi agar Ny.
Rendah 1 S tidak sering kambuh
penyakitnya.
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Penyakit Ny. S harus segera
masalah. ditangani karena penyakit Ny.
Skala : masalah berat S sangat mengganggu
harus segera di aktivitasnya.
tangani 2
Ada masalah tp tdk
perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Jumlah skor = 3 2/3

44
2. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah. 3 1 3/3x1=1 Keluarga Ny. S mengatakan Ny. S
Skala : aktual sakit hipertensi sejak 2 tahun yang
lalu dan masih sering kambuh
2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2=1 Keluarga Ny. S mengatakan Ny. S
masalah dapat sangat bersemangat untuk membantu
diubah. kesembuhan Ny. S dengan cara
Skala : sebagian selalu mengingatkan Ny. S untuk
2 1 selalu hidup sehat
3. Potensial masalah 2/3x1=2/3 Tn. Wd mengatakan belum mampu
untuk dicegah mengetahui cara pencegahan untuk
Skala : cukup penyakit hipertensi.
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Penyakit hipertensi Ny. S harus
masalah. segera mendapat penanganan dari
Skala : masalah pelayanan kesehatan agar Ny. S cepat
berat harus segera sembuh.
di tangani

Jumlah skor = 3 2/3

45
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah. 3 1 3/3x1=1 Ny. S tidak dapat mengurus dirinya
Skala : aktual sendiri ketika sakit dan keadaan
rumahnyapun juga tidak begitu
terurus dan agak kotor
2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2=1 Keluarga Ny. S belum mampu
masalah dapat membantu aktivitas Ny. S di rumah
diubah. karena sibuk dengan pekerjaannya.
Skala : sebagian
3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3 Dalam menjaga kebersihan rumah
untuk dicegah dan lingkungannya Ny. S diingatkan
Skala : cukup oleh anaknya.
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Masalah Ny. S tentang kebersiahn
masalah. rumah harus segera diatasi karena
Skala : masalah kebersihan tempat tinggal
berat harus segera mempengaruhi kesehatan juga.
di tangani

Jumlah skor = 3 2/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah.

46
D. Rencana Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil/Evaluasi
Diagnosa Tujuan Khusus/jangka
No Umum/jangk Intervensi
Keperawatan pendek Kriteria Standart
a panjang
1 Nyeri Setelah Setelah dilakukan Kognitif/ 1. Pelayanan kesehatan Menjelaskan tentang
berhubungande dilakukan pertemuan 2 x 60 menit Afektif 2. Macam pelayanan manajemen rumah
ngan tindakan diharap keluarga : kesehatan sehat :pengertian, ciri,
ketidakmampu keperawatan 1. Mempunyai 3. Manfaat pelayanan cara
an keluarga keluarga motivasi untuk kesehatan Mendorong keluarga
merawat selama 1 mendapatkan 4. Mengungkapkan motivasi melakukan penataan
anggota minggu/2 pelayanan kesehatan untuk menggunakan rumah yang sehat
keluarga yang minggu/3.... yankes
sakit. keluarga
mampu Psiko 1. Periksa ke yankes(PKM
memelihara 2. Menggunakan dan motor atau bidan)
kesehatn memanfaatkan 2. Minum obat dari yankes
secara efektif fasilitas kesehatan 3. Bila sakit tidak beli obat
diwarung

Verbal Menurunkan hipertensi:

47
3. Mengatur program - Turunkan BB - Gali pengetahuan
- Kontrol tekanan darah keluarga untuk
- Olah raga menyebutkan cara
- Menghindari stres tradisional
menurunkan
hipertensi
- Jelaskan cara
menurunkan
hipertensi secara
alami
- Beri reinforcement
keluarga untuk
mengulang
- Beri reinforcement
positif pada keluarga

Afektif/psi - Bawa ke tempat pelayanan


4. Keluarga mengenal komotor kesehatan (puskesmas) - Gali pengetahuan

48
pengobatan - Bawa ke bidan (tempat keluarga untuk
hipertensi pelayanan kesehatan lain) mengenal cara
pengobatan hipertensi
- Jelaskan cara
pengobatan hipertensi
- Beri motivasi pada
keluarga untuk
mengulang
- Beri reinforcement
positif pada keluarga

49
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
2 Risiko tinggi Setelahdilakukan Setelah dilakuka Respon Hipertensi - Gali pengetahuan keluarga
komplikasi tindakan n pertemuan 1 x 30 verbal adalah tekanan tentang pengertian hipertensi.
berhubungan keperawatan menit keluarga dapat: darah dimana - Diskusikan dengan
dengan selama 3 kali 2. Mengenal masalah sistol > 140 keluarga tentang pengertian
ketidakmampuan pengkajian tentang hipertensi mmHg dan hipertensi
keluarga dalam keluarga diharap 2.1 Keluarga mampu diastol > 90 - .Motivasi kembali keluarga
merawat anggota dapat merawat menyebutkan mmHg untuk menjelaskan kembali
keluarga yang anggota keluarga pengertian hipertensi tentang pengertian hipertensi
sakit yang sakit - Beri reinforcement positif
2.2. Keluarga mampu Respon pada keluarga.
menyebutkan penyebab verbal - Gali pengetahuan keluarga
dari hipertensi Penyebab: penyebab hipertensi

- Keturunan - Beri penyuluhan pada

- kegemukan keluarga tentang penyebab

- konsumsi garam hipertensi

berlebih - Motivasi keluarga untuk

- merokok dan menyebutkan kembali penyebab

alkohol hipertensi.

50
- stres - Beri reinforcement + pada
klg

Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
2.3 Keluarga mampu Respon Tanda dan gejala 2.3.1 Gali pengetahuan keluarga tentang
menyebutkan verbal dari hipertensi tanda-tanda dan gejala hipertensi
tanda gejala dari - Pusing 2.3.2. Beri penyuluhan pada keluarga
hipertensi - Penglihatan tentang tanda dan gejala hipertensi
kabur 2.3.3 Motivasi keluarga untuk
- Sukar tidur mengulang kembali apa yang telah
- Pegel dijelaskan.
- Cepat marah 2.3.4 Beri reinforcement atas jawaban
- Nyeri pada yang telah disimpulkan oleh
tengkuk keluarga.
- Telinga
berdengung
- Mudah capek
- Kelumpuhan

51
anggota badan
terutama sebelah

2. Keluarga bersikap Verbal Keluarga bersedia - Beri motivasi keluarga untuk sering
positif terhadap afektif memeriksakan mengontrolkan kesehatan anggota
pemeriksaan kepelayanan keluarga yang sakit ke pelayanan
kesehatan yaitu 2 kesehatan
minggu 1x - Beri reinforcement positif
3. Merawat anggota
keluarga yang sakit

52
3.1 Keluarga mampu Verbal Diit/makanan yang 3.1.1 Gali pengetahuan keluarga
menyebutkan diit dianjurkan: tentang diit dan makanan yang
bagi anggota - Pace harus dihindari
keluarga yang - Mentimun 3.1.2 Jelaskan tentang diit makanan
sakit dalam hal - Seledri yang dianjurkan yang dihindari.
ini hipertensi - Blimbing
keris
Makanan yang
harus dihindari:
- Durian
- Alkohol
- Kopi
- Rokok

53
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
- Garam 3.1.3 Beri motivasi keluarga untuk
beryodium mengulang apa yang sudah
- Daging kambing dijelaskan
3.1.4. Beri reinforcement pada keluarga
3.2 Keluarga Psiko- Cara membuat jus: 3.2.1 Ajarkan keluarga untuk
mampu motor - Mengkudu membuat jus mengkudu
membuat ditumbuk (demonstrasi)
jus - Mentimun 3.2.2 Motivasi keluarga untuk
mengkudu diparut membuat jus mengkudu
+ - Mengkudu dan 3.2.3 Beri reinforcement (+) pada
mentimun mentimun keluarga
dicampur
kemudian
diperas lalu
ditambah gula +
air secukupnya
- Siap untuk
disajikan
3.3. Keluarga Psiko- Cara menensi : 3.3.1 Ajarkan keluarkan untuk

54
mampu motor - Tensi (pembalut) melakukan pengukuran nadi
mengukur dipasang 3.3.2 Motivasi keluarga mengulang
tekanan sendiri
darah
sendiri
- Stetoskop dipakai 3.3.3 Beri reinforcement (+) pada
di telinga dan keluarga atas demonstrasi yang
ditempelkan di dilakukan
arteri (lengan)
- Sampai terdengar
suara, dengan
sampai suara
hilang baru
diturunkan pelan-
pelan
- Duk pertama itu
yang biasa
disebut tekanan
darah
- Duk terakhir itu

55
biasanya dipakai
untuk mengetahui
diastol.
- Manset dilepas
dan stetoskop
dilepas.
4. Modifikasi Psiko- Menciptakan
lingkungan motor Lingkungan tenang
4.1 Keluarga - Tidak berisik 4.1.1 Motivasi keluarga untuk
mampu - Setting menciptakan lingkungan yang
menciptakan lingkungan nyaman
lingkungan kamar Ny. M 4.1.2 Beri reinforcement positif pada
yang nyaman - Hindarkan/ keluarga
kurangi volume
televisi atau tape

5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan

56
5.1 Keluarga Respon Keluarga tetap 5.1.1 Motivasi keluarga untuk tetap
mampu psiko- menggunakan menggunakan fasilitas kesehatan
menggunakan motor fasilitas kesehatan 5.1.2 Beri reinforcement (+) pada
fasilita keluarga
kesehatan
3 Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan pertemuan Keluarga akan
penatalaksanaan tindakan 1 x 30 menit keluarga mengungkapkan
pemeliharaan keperawatan dapat : kesiapan terhadap
rumah selama 3 kali 3. Mengenal masalah rencana
(lingkungan pengkajian pemeliharaan
berhubungan keluarga rumah
dengan diharapkan
ketidakmampuan mampu mengenal
keluarga masalah
mengenal pemeliharaan
masalah lingkungan rumah
sehat

57
3.1 Mampu menyebutkan Respon Lingkungan rumah 3.1.1 Gali
pengertian ringkasan verbal sehat adalah rumah pengetahun
rumah sehat yang selalu bersih keluarga
baik dari kotoran, tentang
debu, sampah, lingkungan
perabotan rumah rumah sehat
tangga yang 3.1.2 Beri penjelasan
berserakan pada keluarga
tentang
pengertian
pemeliharaan
lingkunan
rumah sehat
3.1.3 Beri motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
pengertian

58
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
3.1.4 Beri
reinforcement
pada keluarga
3.2 Mampu Respon Syarat rumah sehat: 3.2.1 Gali pengetahuan
menyebutkan verbal - Ruang makan tentang syarat
syarat rumah - Dapur rumah sehat.
sehat - Kamar mandi 3.2.2 Jelaskan syarat
- WC rumah sehat
- Tempat 3.2.3 Motivasi keluarga
mencuci untuk
pakaian menjelaskan
kembali
3.2.4 Beri
reinforcement (+)
pada keluarga
3.3 Keluarga mampu Respon Rumah bersih: 3.3.1 Gali pengetahuan
menyebutkan verbal - Terdapat keluarga tentang
perbedaan rumah ventilasi perbedaan rumah
bersih dan kotor - Terdapat bersih dan kotor

59
pengap 3.3.2 Jelaskan mengenai
- Terdapat air perbedaan rumah
bersih bersih dan kotor
- Terdapat 3.3.3 Motivasi keluarga
tempat untuk
pembuangan menyebutkan
sampah perbedaan rumah
Rumah kotor : bersih dan kotor.
- Berdebu 3.3.4 Beri reinfocement
- Atap seng/ positif pada
ventilasi keluarga
- Pengap
- - Tidak ada
air bersih

60
E. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Implementasi Respons Keluarga


1 Nyeri berhubungan dengan ketidak- - Mengucap salam DS: - Menjawab salam
mampuan keluarga dalam merawat - Gali pengetahuan keluarga untuk - Tn. Wd mengatakan bahwa Ny. S
anggota yang sakit menyebutkan penatalaksanaan kalau sakit dibawa ke Puskesmas
penurunan tensi secara alami
- Menjelaskan cara menurunkan DO: Keluarga kooperatif
hipertensi secara alami
- Memberi motivasi keluarga untuk DS : Keluarga mengatakan, yaitu:
mengulang - Turunkan BB
- Hindari stres
- Olah raga teratur
- Memberi reinforcement (+) pada DO : Tersenyum
keluarga
- Menggali pengetahuan keluarga untuk DS :Keluarga mengatakan tidak tahu
menyebutkan penatalaksanaan
hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Menjelaskan pengobatan hipertensi DO: Mendengar

61
apabila sudah tidak tertahankan
- Beri motivasi pada keluarga untuk DS : Keluarga mengatakan kalau sudah
mengulang tidak tertahankan saya bawa ke
puskesmas/bu bidan.
- Reinforcement (+) pada keluarga DO: Tersenyum
2 Keluarga mampu melakukan perawatan - Menggali pengetahuan keluarga DS: Keluarga mengatakan bahwa yang
pada anggota yang sakit tentang diit makanan yang dianjurkan dilarang yaitu daging dan emping
dan yang dihindari
- Jelaskan tentang makanan yang
dianjurkan + dilarang
1. Dianjurkan
- pace - blimbing
- sledri - mentimun
2. Makanan yang dilarang
- kopi - daging kambing
- alkohol - emping
- garam (+) - rokok
- Beri motivasi keluarga untuk DS: - Keluarga mengatakan makanan
mengulang yang sudah dijelaskan yang dianjurkan: mentimun,

62
blimbing dan sledri.
- Makanan yang dilarang: kopi,
alkohol dan daging kambing
- Beri reinforcement positif pada DO: Tersenyum, bagus?
keluarga
- Mengajarkan keluarga untuk DO: Keluarga memperhatikan
membuat jus mengkudu
- Memotivasi keluarga untuk membuat DO: - Keluarga mampu membuat jus
jus seperti yang telah diajarkan yaitu
mencampur pace + timun lalu ditumbuk
terus ditambah air + gula

63
- Beri reinforcement positif pada DO: keluarga tersenyum
keluarga
- Mengajarkan mengontrol tekanan
darah :
- Pembalut dibaluntukan ke lengan
- Pakai stetoskop  letakkan pada
arteri di lengan
- Skrup pompa distel
- Pompa sampai terdengar duk dan
sampai duk menghilang
- Lalu turunkan duk 1 disebut sistol
dan duk II diastol
- Memotivasi keluarga untuk mencoba DO: Keluarga mau melakukan
melakukan
- Memberi reinforcement kepada DO : keluarga tersenyum
keluarga

64
3 Kerusakan penatalaksanaan - Gali pengetahuan keluarga tentang DS: Keluarga mengatakan tidak tahu
pemeliharaan lingkungan rumah sehat pengertian pemeliharaan lingkungan DO: - Keluarga menggelengkan kepala
berhubungan dengan ketidakmampuan rumah sehat.
keluarga mengenal masalah
- Menjelaskan tentang pengertian DS: Keluarga mengatakan rumah sehat
rumah sehat secara sederhana yaitu adalah rumah yang bersih dan
rumah yang sesuai dengan standar tidak berantaan serta ada tempat
kesehatan yaitu bersih, jauh dari pembuangan sampah
kotoran/sampah, ada pencahayaan dan DO: Keluarga kooperatif. Bagus Bu!!!
ventilasi yang cukup
- Menjelaskan syarat-syarat rumah DS: Keluarga mengatakan syarat rumah
sehat, yaitu: sehat, yaitu:
1. Mempunyai ruang terpisah 1. Ada jendela (jendela selalu
2. Setiap ruangan diatur dengan rapi dibuka)

3. Sinar matahari dapat masuk 2. Ada tempat sampah

4. Ada ventilasi 3. Ada WC

5. Ada sarana air bersih 4. Ada air bersih

6. Ada tempat pembuangan sampah

65
7. Mempunyai sarana MCK
8. Bangunan kuat
- Beri pujian pada keluarga atas DO: Keluarga kooperatif
jawaban yang tepat Bagus, Bu.
- Menjelaskan pada keluarga tentang DS: Keluarga mengatakan manfaat
manfaat rumah sehat, yaitu: rumah sehat, yaitu:
1. Dapat mencegah penyebaran 1. Dapat mencegah penyakit
penyakit menular 2. Rumah tampak bersih dan rapi
2. dapat melindungi dari bahaya 3. Melindungi dari bahaya
kebisingan dan pencemaran pencemaran
3. rumah dan lingkungan tampak 4. Enak ditempati
rapi 5. Hidup sehat dan bahagia
4. Rumah nyaman ditempati serta
menjamin hidup yang sehat
- Beri reinforcement pada keluarga atas DO : Keluarga kooperatif
jawaban Bagus, Bu.
- Menjelaskan pada keluarga tentang DS : Keluarga mengatakan perbedaan
perbedaan rumah sehat dan kotor rumah sehat dan kotor
1. Rumah sehat: 1. Rumah sehat

66
- Bersih, tidak kotor - ada WC dan kamar mandi
- Ada ventilasi - ada jendela
- Ada sarana air bersih - ada tempat pembuangan
- Ada tempat pembuangan sampah sampah

- Ada tempat MCK 2. Rumah kotor

2. Rumah kotor - berdebu

- Berdebu - lembab

- Ventilasi kurang - tidak punya WC dan kamar


mandi
- Tidak memiliki WC & kamar
mandi cahaya yang masuk kurang

- Lembab
- Pencahayaan kurang
- Beri reinforcement kepada keluarga DO : keluarga tersenyum

67
F. EVALUASI

No Tgl/ Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan


Senin Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan S : - Klien mengatakan masih pegel- pegel
31/10/11 keluarga merawat anggota keluarga yang sakit - Keluarga mengatakan cara penatalaksanaan
(12.00) penurunan tekanan darah di rumah :
menurunkan BB
hindari rokok
kuranggi konsumsi garam
- Keluarga mengatakan kalau keluarga sakit di
bawa ke puskesmas
O : - Keadaan umum lemah
- Keluarga dapat menyebutkan cara
penatalaksanaan penurunan hipertensi secara
alami
- Keluarga mampu menyebutkan apa yang harus
dilakukan apabila nyeri bertambah
A : - Masalah belum teratasi
P : - Lanjuntukan intervensi

68
2 Senin Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan S : - Keluarga mengatakan tekanan darah tinggi adalah
31/10/11 ketidakmampuan keluarga dalam merawat tekanan darah > 140/90 mmHg
anggota keluarga yang sakit - Keluarga mengatakan penyebab hipertensi:
(13.00)
merokok, alkohol
- Keluarga mengatakan tanda dan gejala
hipertensi:Pusing, penglihatan kabur,pegel-pegel,
telingga berdengging
- Keluarga mengatakan makanan pantangan, yaitu:
durian, emping dan kopi
- Keluarga mengatakan makanan yang dianjurkan:
pace, timun, seledri
O : - Keluarga mampu membuat jus mengkudu
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian
hipertensi
- Keluarga dapat menyebutkan penyebab hipertensi
- Keluarga dapat menyebutkan pantangan dan
makanan yang dianjurkan
A : - Masalah teratasi
P : - Pertahankan intervensi
69
3 Senin Kerusakan penatalaksanaan rumah S : - Keluarga mengatakan rumah sehat adalah rumah
31/10/11 berhubungan dengan ketidakmampuan yang bersih dan tidak berantakan serta tidak ada
keluarga dalam mengenal masalah sampah.
(14.00)
- Keluarga mengatakan syarat-syarat rumah sehat,
yaitu:
1. Ada jendela
2. Ada tempat sampah
3. Ada WC
4. Ada air bersih
- Keluarga mengatakan manfaat rumah sehat yaitu:
1. dapat mencegah penyakit
2. rumah tampak bersih
3. melindungi dari bahaya pencemaran
4. enak ditempati
- Keluarga mampu menyebutkan perbedaan rumah
sehat dan kotor.
Rumah sehat
1. Terdapat ventilasi
2. tidak pengap
70
O : - Keluarga dapat menjelaskan pengertian rumah
sehat
- Keluarga dapat menyebutkan syarat rumah sehat
- Keluarga dapat menyebutkan manfaat
- Keluarga mampu menyebutkan perbedaan rumah
sehat dan kotor
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
`

71

Anda mungkin juga menyukai