Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Definisi
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan
sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tujuan
asuhan keperaatan keluarga ( Mc Closkey & Grace, 2001) adalah
1) Memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga
2) Menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan keluarga
3) Meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga
4) Meningkatkan produktivitas klien dan keluarga
5) Meningkatkan kualitas keluarga

2. Tahapan Proses Keperawatan Keluarga


Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.

Gambar : bagan proses keperawan sebagai kerangka kerja asuhan keperawatan keluarga
PENGKAJIAN

1. Definisi
“ Involves a set of actions by which the nurse measure the status of the family as a client,
their ability to maintain wellness, prevent and control or resolve problems in order to achieve
health and well-being among its members”
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.. Sumber informasi dari tahapan pengkajian
dapat menggunakan metode :
1) Wawancara (terfokus, terstruktur dan bertujuan)
Melengkapi riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga. Riwayat kesehatan ini
menggambarkan status kesehatan.
2) Observasi
Melihat secara objektif menggunakan semua kapasitas sensori. Status keluarga dapat tercermin
melalui
(1) Pola interaksi dan komunikasi communication
(2) Persepsi/tugas setiap anggota dalam keluarga termasuk pola pengambilan keputusan
(decision making)
(3) Kondisi rumah dan lingkungan
3) Pemeriksaan fisik
Memeriksa kesehatan anggota keluarga (head to toe) baik inspeksi, palpasi, perkusi maupun
auskultasi
4) Data sekunder/informasi
Bisa berupa lisan maupun tulis dari tim kesehatan, misalnya hasil laboratorium, X-ray, PAP
Smear, USG, dsb

2. Tipe Pengkajian

1) First Level Assessment


Pendataan status / kondisi anggota keluarga.
2) Second Level Assessment
Pendataan asumsi keluarga tentang tugas kesehatan keluarga (5 tugas kesehatan keluarga)
pada setiap masalah kesehatan yang diidentifikasi pada pengkajian tahap awal (first level
assessment). Misalnya pada awal pengkajian  anak X keluarga Yn Y didapatkan data yang
mengarah pada kekurangan nutrisi yaitu
(1) Antropometri : BB 15 kg (turun 1 kg)
(2) Biochemical : Albumin 2,6; Hb 8
(3) Clinical : rambut mudah rontok-merah, mata cowong
(4) Diet : makan 2x sehari, setengah porsi
Maka saat melakukan pendataan fase kedua/second level assesment dikaji tentang 5 tugas
keluarga yang tidak terpenuhi berhubungan dengan problem yang muncul tadi

3. Hal-hal yang perlu didata dalam pengkajian keluarga


Data Umum

Riwayat & tahap perkembangan


keluarga

Data lingkungan

DATA PENGKAJIAN Struktur keluarga


KELUARGA
Fungsi keluarga

Stres & koping keluarga

Pemeriksaan keluarga

Harapan keluarga

1) Data Umum
(1) Nama kepala keluarga (KK)
(2) Alamat dan telepon
(3) Pekerjaan kepala keluarga
(4) Pendidikan kepala keluarga
(5) Komposisi keluarga dan genogram
Aturan pembuatan genogram
a. Minimal tiga generasi, utamakan generasi ke atas
b. lebih tua sebelah kiri
c. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
d. Gunakan simbol secara spesifik (laki-laki, perempuan, cerai, menikah, meninggal,
menderita penyakit, serumah, dll)
e. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan

(6) Tipe keluarga


Sebuah keluarga berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan
sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya, oleh karena itu perawat harus
memahami tipe keluarga yang ada supaya bisa memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

Tipe keluarga secara umum dibagi menjadi 2 yaitu tradisional dan non tradisional.

A. Tradisional
a. Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. Extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
c. Dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami & istri (tanpa anak) yang hidup bersama serumah.
d. Single parent family
Keluarga yang terdiri dari 1 orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian & ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
e. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
f. Childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat ”weekend”
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi/kelompok umur yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar
mandi, tv)
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
B. Non-Tradisional
a. unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber danfamily
Nuclear fasilitas yang sama,
(keluarga inti)pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
Extended family
bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family Dyad family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
Single parent family
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
Keluarga usila
pathners”
f. Cohabitating couple Childless family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan
Tradisional
Commuter family
tertentu
g. Group-marriage family Multigenerational family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
T Kin-network family berbagi sesuatu
saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
Y
P termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Blended family
E h. Group network family
/
B Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
The single adulthidup
living berdekatan
alone/ singlesatu sama
E lain dan saling menggunakan barang-barang rumah adulttangga
family bersama, pelayanan,
N
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya family
T
U i. Foster family
K Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
Unmarried teenage motherbantuan untuk
K
E menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
L j. Homeless family Stepparent family
U
A Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
Commune family
R krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
G
kesehatan mental. nonmarital heterosexsual cohabiting
A family
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
Gay and lesbian families
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
Non-Tradisional
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Cohabitating couple

Group-marriage family

Group network family

Foster family

Homeless family

Gang
(7) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan
(8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.

(9) Status Sosial Ekonomi Keluarga


Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barangn-barang yang
dimiliki oleh keluarga.

(10) Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga sebagaimana individu, berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing
tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan
meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Misalnya, keluarga X mempunyai 2 orang putra, putra pertama usia sekolah dan anak
kedua berusia 4 tahun (preschool) maka tahap perkembangan keluarganya adalah keluarga
dengan anak usia sekolah.

BKKBN (1999) membagi tahapan keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu :


A. Keluarga prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal,
atau belum mampu melaksanakan indikator sebagai berikut
1. Melaksanakan ibadah menurut agama yg dianut masing-masing.
2. Makan dua kali sehari atau lebih
3. Pakaian yg berbeda untuk berbagai keperluan
4. Rumah sbgn lantai bukan tanah
5. Periksa kesehatan (bila anak sakit / PUS ingin ber-KB dibawa ke sarana / petugas
kes)

B. Keluarga Sejahtera I
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis (social psychological need), atau
sudah mampu melaksanakan indikator 1 – 5 tetapi belum mampu melaksanakan
indikator berikut
6. Anggota kel melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut
masing-masing.
7. Makan daging/ikan/telur sbg lauk pauk minimal satu kali dalam seminggu.
8. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
9. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 meter
10. Anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir, sehingga dapat melaksanakan
peran & fungsinya masing-masing
11. Minimal satu anggota kel 15 th keatas mempunyai penghasilan yg tetap.
12. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota kel yg berumur 10~60 th
13. Anak usia sekolah (7-10th) bersekolah
14. Anak hidup 2 / lebih, keluarga yang masih dalam masa pasangan usia subur saat
ini memakai alat kontrasepsi.

C. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan
psikologis, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya
(developmental needs), atau bisa dikatakan keluarga ini mampu melaksanakan
indikator 1 – 14 tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut
15. Upaya keluarga untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agama
16. Keluarga mempunyai tabungan
17. Makan bersama minimal sekali sehari
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
19. Rekreasi bersama minimal 6 bulan sekali
20. Memperoleh berita dr surat kabar, TV dll
21. Anggota kel mampu menggunakan sarana transportasi
D. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial-
psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal kepada masyarakat. Atau keluarga ini mampu
melaksanakan indikator 1-21 tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut
22. Memberikan sumbangan scr teratur dan sukarela dalam bentuk material kpd
masyarakat
23. Aktif sebagai pengurus dalam kegiatan kemasyarakatan atau yayasan sosial
E. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik bersifat dasar, sosial-
psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, atau bisa dikatakan
keluarga ini mampu melaksanakan semua indikator

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

(3) Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

(4) Riwayat keluarga sebelumnya


Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

3) Pengkajian Lingkungan
(1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan
serta denah rumah.

(2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.

(3) Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

(5) Sistem pendukung keluarga


Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus
berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga
dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya
seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai
kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan
struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung
dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.
Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak
fungsi keluarga. Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
(1) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media,
massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
A. Karakteristik pengirim yang berfungsi
a. Yakin ketika menyampaikan pendapat
b. Jelas dan berkualitas
c. Meminta feedback
d. Menerima feedback
B. Pengirim yang tidak berfungsi
a. Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
b. Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
c. Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang
tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk,
normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
d. Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e. Komunikasi yang tidak sesuai
C. Karakteristik penerima yang berfungsi
a. Mendengar
b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c. Memvalidasi
D. Penerima yang tidak berfungsi
a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal
mendengar
b. Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
c. Offensive (menyerang bersifat negatif)
d. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e. Kurang memvalidasi
E. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b. Komunikasi terbuka dan jujur
c. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d. Konflik keluarga dan penyelesaiannya
F. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c. Kurang empati
d. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f. Komunikasi tertutup
g. Bersifat negatif
h. Mengembangkan gosip

(2) Struktur peran


Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

Harapan Perilaku
masyarakat peran

Model peran Penerima peran

Kepribadian
Kemampuan
Temperamen
Sikap
Kebutuhan

Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung
dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

(3) Struktur kekuatan


Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
a. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource or expert power (pendapat ahli)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)

Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti Konsensus, tawar menawar atau akomodasi, kompromi
atau de facto, paksaan

(4) Nilai-nilai keluarga


Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5). Fungsi Keluarga (singkat : P-E-R-A-S)

Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi
konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan
dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak
didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku
yang menyimpangTujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah
menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.

1. Fungsi Perawatan kesehatan


Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai
sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu


dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2). Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3). Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

5). Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

6). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

7). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

8). Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.

c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,


termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit.

2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.

3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang


diperlukan
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara


lingkungan dimasa mendatang.

7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan


penyakit

8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana
pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan
dan rehabilitasi).

10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.

2. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan


b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak


b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
4. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal
tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga
dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan
dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling
mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam
memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian
pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang
positif tersebut

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.


Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif
keluarga tidak terpenuhi.
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaiman
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.

5. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman,
1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
Hal yang perlu dikaji adalah bagaiman interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:


a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran
(honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):
a. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan
ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
b. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
d. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
e. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
f. Fungsi sosialisasi : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
Dan pendidikan menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa datang
h. Fungsi pembinaan lingkungan

6). Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang


Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan.

Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.

c. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7). Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

8). Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.

4. Petunjuk pengkajian (Guide for assesment)


1) Engagement state
Masalah yang muncul/menghambat pengkajian engagement stage adalah

(1) Persiapan perawat untuk menghadapi keluarga belum optimal, seperti penguasaan form
pengkajian, gambaran kebutuhan keluarga tidak diketahui
(2) Perawat cenderung menempatkan diri sebagai expert/ahli
(3) Tidak bertemu dengan seluruh anggota keluarga
2) Assesment stage
Meliputi identifikasi masalah, menghubungkan antara interkasi keluarga dengan masalah
kesehatan, solusi, dan eksplorasi tujuan

Masalah yang sering menghambat pada tahap ini adalah

(1) Perawat belum komunikasi efektif dengan keluarga


(2) Perawat belum dipercaya penuh, data keluarga belum terbuka
(3) Perawat belum terlatih merangkai informasi
3) Termination stage
Masalah yang sering menghambat pengkajian pada tahap terminasi (termination stage) adalah

(1) Tidak menyimpulkan hasil pengkajian pada keluarga


(2) Tidak menginformasikan langkah berikutnya pada keluarga

Anda mungkin juga menyukai