Anda di halaman 1dari 44

1

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA ANGGOTA KELUARGA TN. N


DI RW 01 PERUM KARABA INDAH
KARAWANG

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mata Ajar Stase Keperawatan Keluarga Program
Studi Pendidikan Sarjana Keperawatan Stiki Imanuel Bandung

Budy Setyanto
NIM. 1420121079

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA 1


STIKI IMMANUEL BANDUNG
jln. Kopo no 161 Bandung 40232
Tahun 2022
2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas suatu rangkaian
bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal
maupun eksternalnya (Friedman, 2010)
Keluarga terdiri atas sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, ketu-
runan atau hubungan sedarah dan ikatan adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah,
mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai rumah mereka yang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lainnya dalam peran-peran sosial keluarga. Keluarga sama-
sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari masyarakat den-
gan ciri unik tersendiri. (Burgess. 1963 dalam Mubarak, 2011).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap mem-
perhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beber-
apa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beber-
apa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubun-
gan dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mem-
punyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
- The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
- The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah
- Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak su-
dah memisahkan diri
- The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendap-
atkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
- The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll)
- The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan dit-
inggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
4

- Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-
end)
- Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
- Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
- Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
- The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau diting-
gal mati
b. Non-Tradisional
- The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
- The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
- Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubun-
gan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak Bersama
- The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5

- Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama seba-
gaimana pasangan suami-istri (marital partners)
- Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu

- Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
- Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membe-
sarkan anaknya
- Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu men-
dapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
- Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental
- Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan-
nya.

5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


6

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun


secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman,
199)
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perem-
puan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan mening-
galkan (psikologis) keluarga masing-masing :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan
2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok so-
cial
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi ke-
lahiran
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
6. Keluarga dengan anak sekolah
7

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

7. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-
7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
8. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

9. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
8

saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :


a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
10. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal
dunia :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah
kita secara teratur. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada
tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam
jangka beberapa minggu
9

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai
penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis,
dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi
sekunder.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain
lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak
ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
3. Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di
dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya
b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah
juga meningkat.
10

d. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri


mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka
tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
4. Berdasarkan faktor pemicu,
Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin,
dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya
menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai
peran didalam terjadinya Hipertensi. Sedangkan yang dapat dikontrol seperti
kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan
garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf
parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,
akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan
hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan
bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan
normal.
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,
muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
11

hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata),
pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

6. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor
resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginja
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan
vasikonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme
primer (penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
12

m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit


parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
1. Penatalaksanaa
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging bersepeda atau berenang
b. PenatalaksanaanFarmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
- Mempunyai efektivitas yang tinggi.
- Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
- Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
- Tidak menimbulkan intoleransi.
- Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
- Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat
- obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angiotensin
13

2. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
3. Evidance Base Practice
Judul:
Latihan Isometrik Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi dikecamatan banda sakti , lhouksumawe, aceh , 2016
Problem :
Masalah hipertensi pada masyarakat di kecamatan banda sakti, lhouksumawe,
aceh pada tahun 2016
Intervensi:
Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling dengan jumlah 37
responden kelompok intervensi dan 37 responden kelompok kontrol. Penelitian
ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 September s/d 20 November 2015 di
Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, latihan isometrik dilakukan 3 kali
dalam seminggu selama 9 minggu.
Outcome :
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan isometrik terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (P = 0.002). Dengan
demikian sangat dianjurkan pada penderita hipertensi dengan menggunakan
latihan isometrik untuk menurunkan tekanan darah baik dilakukan sendiri
maupun kombinasi dengan olahraga yang dinamis sebagai bagian dari rejimen
perawatan yang komprehensif. Latihan isometrik sangat baik pada usia 35-55
tahun tersebut lebih beresiko mengalami hipertensi sehingga dapat
mempertahankan tekanan darah secara mandiri dan terkontrol.
14

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. N
b. Usia : 48 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Buruh
e. Alamat : karaba
f. Komposisi Anggota Keluarga :
N Jenis Hub dgn
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
o. Kelamin KK

1. Tn. N L KK 48 th SLTA Buruh


2. Ny . I P Istri 44 th SLTA Guru
3. An. H L Anak 15th SLTP Pelajar
4. An. I L Anak 8 th SD pelajar
15

Genogram : GENOGRAM 3 Generasi

? 7 ?
1

? ?

42 3
3

4 48 ? ?
4

15
14 8

Ket : = Laki-laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

? = Tidak diketahui

= Garis Perkawinan

= Garis Keturunan

= Garis Serumah
16

g. Tipe keluarga : keluarga inti Keluarga Tn. N terdiri dari Ibu I, anak H dan an. I
h. Suku bangsa : Keluarga klien berasal dari sunda, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa sunda.
i. Agama : Seluruh anggota keluarga Tn. N adalah beragama Islam dan taat
beribadah,Ibu I adalah pengurus majeliis taklim, mengurus kegiatan PAUD yang
diselenggarakan dirumahnya dan sebagai kader
j. Status sosial ekonomi keluarga : Tn. N dan Ibu I bekerja sebagai Juru Rias dan
Tani dengan penghasilan rata-rata lebih dari 3.000.000 setiap bulan. Ibu I
mengatakan pengeluaran tiap bulan dicukup-cukupkan untuk keperluan sehari-
hari.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga kadang-kadang melakukan rekreasi, pada umumnya keluarga termasuk
Tn. N dan Ibu I mengatakan hanya menikmati hiburan melalui TV yang tersedia
di rumahnya. Anaknya yang besar senang bermain bola dengan teman-temannya,
sedang anaknya yang kecil sering bermain bersama teman-temannya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Menurut Duvall keluarga Tn. N pada tahap menghadapi anak usia Remaja, pada
tahab ini orang tua belajar memberikan tanggungjawab pendidikan yang lebih
baik guna mempersiapkan anak mencapai kedewasaan baik secara biologis
maupun psikologis. Anak usia remaja memiliki karakter yang khas karena
beresiko pergaulan yang bebas bila tidak diarahkan dengan baik.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
- Tidak ada
3. Riwayat keluarga inti
- Tn. N mengatakan selama ini tidak mempunyai masalah kesehatan
- Ibu I mengatakan punya darah tinggi diketahui sejak kurang lebih 10 tahun
yang lalu, minum obat hipertensi hanya bila tensinya sedang tinggi saja. Ibu
bila hipertensi sedang kambuh meminum rebusan daun sirsak, ibu berobat
hanya jika keluhan terasa parah, tidak rutin control ke dokter tetapi ibu
17

memililiki alat pengukur tekanan darah sendiri. Saat ini terasa sakit
kepala,nyeri tengkuk, mual, BB turun sudah seminggu terakhir dari 58 kg
menjadi 56 kilogram
- An. S (anak) mengatakan tidak mempunyai masalah kesehatan
- An. I (anak) mengatakan tidak mempunyai masalah kesehatan
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. N mengatakan tidak ada riwayat hipertensi , dan ibu I memiliki Riwayat
Hipertensi dari ayahnya juga.
II. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah terletak didalam perkampungan penduduk dan merupakan milik sendiri
dari Tn. N Luas rumah ± 70 meter, permanen. Terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang
keluarga yang merangkap sebagai ruang kamar tidur. Luas kamar 2 x 3 meter dan
memiliki jendela. Cahaya masuk rumah melalui pintu dan jendela rumah,
ventilasi udara cukup. Penerangan setiap ruangan memakai lampu listrik untuk
malam hari dan siang hari cukup dengan terangnya sinar matahari dari pintu yang
terbuka. Keluarga Tn. N mempunyai kamar mandi dan mempunyai WC, letak
dapur tidak diskat dengan ruang tamu maupun kamar berdekatan dengan Sumber
air minum yang berasal dari sumur pompa. Air limbah rumah tangga disalurkan
lewat saluran air belakang rumah dan akan terhubung secara besar diselokan
belakang rumah. Ibu I memasak menggunakan kompor gas. Lantai terlihat bersih
dan rapi
Denah rumah :

Kamar Dapur
Mandi
18

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Rumah Keluarga Tn. N saling berdekatan dengan tetangga, untuk fasilitas jalan
depan rumahnya cukup kendaraan roda dua .
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. N tidak pernah pindah semenjak nikah sampai dengan sekarang.

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat


Keluarga Tn. N berinteraksi dengan tetangga. Tn. N tidak aktif mengikuti
pengajian ,karena suka lelah bila habis bekerja, Ibu I sangat aktif dikegiatan
kemasyarakatan.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. N berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri, dibantu oleh istrinya
yang bekerja sebagai Guru.

III. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang terjalin antara Tn. N dan Ibu I sangat terbuka. Tn. N sangat
perhatian pada anak-anaknya. Tn. N berkomunikasi sehari-hari dengan anggota
keluarganya menggunakan Bahasa Sunda.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan jika ada permasalahan atau bila ada keadaan darurat
pengambilan keputusan diambil oleh Tn. N yang sebelumnya dibicarakan dahulu
bersama istri.
3. Struktur peran keluarga
Peran formal:
Tn. N berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, Ibu I berperan sebagai
istri dan membantu mencari nafkah, pengatur rumah tangga dan pendidik. Analk-
anaknya berperan sebagai pelajar
Peran informal:
Ibu I berperan aktif dimasyarakat, dan tn S sibuk mencari nafkah untuk keluarga.
Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. N menerapkan nilai-nilai Islam pada An H dan An. I, aturan
dikeluarga berlaku berdasarkan nilai-nilai agama Islam. Aturan sesuai budaya
19

tertentu tidak ada yang diterapkan oleh keluarga.

IV. Fungsi Keluarga


1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. N saling menyayangi, peduli dan sangat menghargai Ibu I. Ibu I
mengatakan dirinya selalu mencoba selalu dekat dengan anak-anaknya walaupun
sibuk bekerja.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. N memperbolehkan anggota keluarga bergaul dengan siapa saja.
Begitu juga dengan Ibu I memperbolehkan anak-anakanya untuk bergaul dengan
anak-anak disekitar rumahnya.

3. Fungsi perawatan keluarga


 hipertensi
a). Kemampuan mengenal masalah
Ibu I saat ini sedang menderita penyakit hipertensi, hal ini sudah terjadi sejak
± 10 tahun yang lalu. Ibu I mengatakan bahwa penyakitnya merupakan
penyakit yang serius, tetapi masalah tidak harus segera diatasi, keluarga
mengatakan belum paham benar apa yang dimaksud dengan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, akibat hipertensi dan cara perawatannya.

b) Kemampuan mengambil keputusan


Ibu I mengatakan Bila tensi tinggi meminum jus belimbing. Tapi bila sudah
sangat tidak enak ibu I berobat ke dokter.
b). Kemampuan merawat
Selama ini Ibu I jarang berolah raga. Dalam mengolah makanan sehari-hari
untuk keluarga dilakukan oleh Ibu I, dimana Ibu I menyajikan makanan biasa
yang dimakan keluarga dengan seadanya. Tidak ada makanan khusus yang di
sajikan untuk Ibu I.
c). Kemampuan memodifikasi lingkungan
Penataan perabotan rumah tertata rapi, lantai rumah bersih, isi rumah tampak
tertata rapi, difungsikan untuk kegiatan PAUD bila pagi hari.
d). Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
20

Ibu I mengatakan pergi ke dokter praktek swasta bila kkeluhan sangat parah.
Apabila keluhan ringan hanya mengkonsumsi jus mentimun atau rebusan
daun sirsak.

V. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Ibu I merasa terganggu dengan sakit yang dialami olehnya (karena aktifitas
sangat tinggi, sering sakit kepala atau kadang pandangan mata kabur jika sedang
kambuh)
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Respon keluarga saat ini tetap sabar terus, Ibu I tetap sabar dan memiliki tensi
pribadi untuk bisa mengontrol tensinya.
3. Strategi koping yang digunakan
Menerima semua kondisi dengan sabar dan terus berusaha.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
VI. Pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan fisik terlampir.
VIII. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang
ada didalam keluarganya terutama memberikan jalan keluar untuk masalah Ibu. I
dengan harapan hipertensinya tidak kambuh lagi.
21

PEMERIKSAAN Tn. N An H An. I


FISIK Ibu I
UMUM        
1. Penampilan Umum        
Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Rapi Rapi
Cara berpakaian Rapi Rapi
   
Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih Bersih
Postur dan cara Postur tubuh simetris. Tegak, berjalan Postur tubuh simetris. Tegak, berjalan
berjalan Berjalan tanpa bantuan seimbang Berjalan tanpa seimbang
bantuan
Bentuk dan ukuran Proporsional sesuai Proporsional sesuai Proporsional sesuai Berat badan
tubuh dengan tinggi badan dengan tinggi badan dengan tinggi badan proposional dengan
tinggi badan
TB : 174 cm, BB : 70 TB : 155 cm, BB : 66 TB : 160 cm, BB : TB : 135cm, BB : 43
kg kg 54kg kg
Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg TD : 160/100 mmHg TD : 110/80 mmHg TD : 100 /80 mmHg
Nadi : 80 x/menit Nadi : 84 x/menit Nadi : 84 x/menit Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,0 oC Suhu : 36,3 oC Suhu : 36,0 oC Suhu : 36,0 oC
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 18 x/menit
2. Status mental dan        
22

cara berbicara :
Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil
Orientasi Dapat mengenal waktu, Dapat mengenal waktu, Dapat mengenal Dapat mengenal
tempat, dan orang tempat, dan orang waktu, tempat, dan waktu, tempat, dan
orang orang
Proses berfikir Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Tidak loncat-loncat Menjawab saat
dalam berbicara, cepat dalam berbicara, cepat dalam berbicara, diberikan pertanyaan
tanggap dalam berko- tanggap dalam berko- cepat tanggap dalam
munikasi munikasi berkomunikasi
Gaya bicara Bicara dengan gerakan Bicara dengan gerakan Bicara dengan Bicara dengan
dan lancar dan lancar gerakan dan lancar gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN Kulit terlihat bersih, Kulit terlihat bersih, Kulit terlihat bersih, Kulit terlihat bersih,
KULIT bebas dari bau badan , bebas dari bau badan, bebas dari bau warna sawao matang,
warna sawo matang, warna sawo matang, badan , warna sawo tonus kulit kencang,
elastis, tidak ada lesi, elastis, tidak ada lesi, matang, elastis, tidak elastis, tidak terdapat
sensitifitas terhadap sensitifitas terhadap ada lesi, sensitifitas lesi, sensitifitas ter-
benda tumpul, tajam benda tumpul, tajam terhadap benda hadap benda tumpul
baik baik tumpul, tajam baik dan tajam baik
Kuku Terlihat bersih terawat, Terlihat bersih terawat, Terlihat bersih ter- Terlihat bersih ter-
rata, capilary refill < 2 rata, capilary refill < 2 awat, rata, capilary awat, rata, capilary
23

detik detik refill < 2 detik refill < 2 detik


PEMERIKSAAN
KEPALA        
Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi Muka simetris, sensasi Muka simetris, sen- Muka simetris, dapat
normal, klien normal, klien sasi normal, klien menggerakan dahi,
merasakan benda merasakan benda merasakan benda pipi dengan seimbang
tumpul, tajam (N V), tumpul, tajam (N V), tumpul, tajam (N V), (N V,VI,VII)
gerakan pipi, gerakan pipi, rahang, gerakan pipi,
rahang,alis simetris alis simetris (NVI,VII) rahang,alis simetris
(NVI,VII) (NVI,VII)
Rambut Rambut dan kulit Rambut terlihat bersih, Rambut dan kulit Rambut terlihat
kepala bersih, warna warna hitam, distribusi kepala bersih, warna bersih, warna hitam,
hitam bercampur uban merata, tebal, tidak hitam distribusi mer- distribusi merata,
Distribusi tidak rata mudah dicabut ata dan tidak mudah tebal, tidak mudah
(tipis), tidak mudah di- dicabut dicabut
cabut
Mata Isokor, bola mata da- Isokor, bola mata da- Isokor, bola mata da- Isokor, bola mata da-
pat mengikuti arah ger- pat mengikuti arah ger- pat mengikuti arah pat mengikuti arah
akkan tangan pe- akkan tangan pe- gerakkan tangan pe- gerakkan tangan pe-
meriksa, tidak ada ny- meriksa, tidak ada ny- meriksa, tidak ada meriksa, tidak ada
eri tekan, diameter pulit eri tekan, diameter nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
24

+ 2 mm, reaksi cahaya pupil + 2 mm, reaksi pulit + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
+/+, konjungtiva tidak cahaya +/+, konjung- cahaya +/+, konjung- cahaya +/+, konjung-
anemis, kornea tidak tiva tidak anemis, ko- tiva tidak anemis, tiva tidak anemis,
ikhterik, conjuncjitva rnea tidak ikhterik, kornea tidak ikhterik, kornea tidak ikhterik,
tidak anemis tidak conjuncjitva tidak ane- conjuncjitva tidak conjuncjitva tidak
memakai kacamata mis tidak memakai ka- anemis tidak anemis tidak
camata memakai kacamata memakai kacamata
Hidung Bentuk simetris, warna Bentuk simetris, warna Bentuk simetris, Bentuk simetris,
kulit sama dengan kulit kulit sama dengan kulit warna kulit sama warna kulit sama
sekitarnya, tidak terda- sekitarnya, tidak terda- dengan kulit seki- dengan kulit seki-
pat lesi atau cairan, pat lesi atau cairan, tarnya, tidak terdapat tarnya, tidak terdapat
mukosa hidung lembab, mukosa hidung lembab, lesi atau lesi atau
terdapat bulu hidung, terdapat bulu hidung, cairan,mukosa hidung cairan,mukosa hidung
uji penciuman baik (N uji penciuman baik (N lembab, terdapat bulu lembab, terdapat bulu
I) I) hidung,uji penciuman hidung,uji penciuman
baik (N I) baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris Telinga simetris kiri
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, dam kanan, bersih,
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak terdapat ton-
tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak jolan pada mas-
ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada toideus, serumen
25

masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada tidak ada, dapat
serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat mendengar.
mendengar mendengar mendengar
Mulut Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, Bibir terlihat simetris,
lembab, lidah simetris, lembab, lidah simetris, mukosa lembab, lidah lembab, tidak terda-
dapat bergerak ke kiri dapat bergerak ke kiri simetris, dapat berg- pat tonjolan, lidah da-
dan kekanan (N XII), dan kekanan (N XII), erak ke kiri dan pat bergerak seim-
tidak pucat, lidah dapat tidak pucat, lidah dapat kekanan (N XII), bang ke kiri dan
merasakan asam, asin, merasakan asam, asin, tidak pucat, lidah da- kanan, tidak pucat.
dan manis dengan baik dan manis dengan baik pat merasakan asam, Dapat merasakan
asin, dan manis den- asin, manis, pahit dan
gan baik asam
Leher Simetris,warna sama Simetris,warna sama Simetris,warna sama Simetris,warna sama
dengan kulit, tidak ter- dengan kulit, tidak ter- dengan kulit, tidak dengan kulit, tidak
dapat pembesaran JVP, dapat pembesaran JVP, terdapat pembesaran terdapat pemmbe-
tiroid.Dapat bergerak tiroid.Dapat bergerak JVP, tiroid.Dapat saran JVP, tiroid.Da-
proposional ke kiri, proposional ke kiri, bergerak proposional pat bergerak propo-
kanan, atas, dan bawah. kanan, atas, dan bawah. ke kiri, kanan, atas, sional ke kiri, kanan,
dan bawah. atas, dan bawah.
Dada (Pernafasan) Simetris, warna sama Simetris, warna sama Simetris, warna sama Simetris, warna sama
dengan kulit, tidak ter- dengan kulit, tidak ter- dengan kulit, tidak dengan kulit, tidak
26

dapat tonjolan abnor- dapat tonjolan abnor- terdapat tonjolan ab- terdapat tonjolan ab-
mal dapat bergerak se- mal dapat bergerak se- normal dapat berg- normal, dapat berg-
imbang ke atas, nafas imbang ke atas, nafas erak seimbang ke erak seimbang, taktil
20 X/i, tactil fremitus 22 X/i, tactil fremitus atas, nafas 20 X/i, fremitus sama kiri
sama kiri dan kanan sama kiri dan kanan, tactil fremitus sama kanan, tidak terdapat
vesikuler, tidak terda- kiri dan kanan, suara tambahan
pat suara tambahan vesikuler, tidak terda-
pat suara tambahan
Dada Tidak terdapat tonjolan Tidak terdapat tonjolan Tidak terdapat ton- Tidak terdapat ton-
(Cardiovaskuler) dan massa, interkostae dan massa, interkostae jolan dan massa, in- jolan dan massa, in-
rata, dulness, BJ 1 dan rata, dulness, BJ 1 dan terkostae rata, dul- terkostae rata, dul-
BJ 2 normal, tidak ter- BJ 2 normal, tidak ter- ness, BJ 1 dan BJ 2 ness, BJ 1 dan BJ 2
dapat mur-mur dapat mur-mur normal, tidak terdapat normal, tidak terdapat
mur-mur mur-mur
PERUT Inspeksi : Perut datar , Inspeksi : Perut datar, Inspeksi : Perut datar Inspeksi : Perut datar,
warna sama dengan warna sama dengan , warna sama dengan warna sama dengan
kulit. kulit. kulit. kulit
Palpasi : Perut teraba Palpasi : Perut terasa Palpasi : Perut teraba Palpasi : Perut terasa
lemas, tidak terdapat lemas, tidak terdapat lemas, tidak terdapat lemas, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak
teraba massa, hepar teraba massa, hepar teraba massa, hepar teraba massa, hepar
27

tidak teraba. tidak teraba. tidak teraba. tidak teraba.


Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising
usus (+) usus (+) usus (+) usus (+)
Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara Perkusi : suara
timpani. timpani.
GENETALIA DAN tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji
ANUS
EKSTREMITAS        
Ektremitas Atas dan Bahu simetris, warna Bahu simetris, warna Bahu simetris, warna Bahu simetris, warna
bawah sama dengan kulit, sama dengan kulit, sama dengan kulit, sama dengan kulit,
tidak terdapat tonjolan tidak terdapat tonjolan tidak terdapat ton- tidak terdapat ton-
dapat mengangkat dan dapat mengangkat dan jolan dapat men- jolan dapat men-
menahan beban dengan menahan beban dengan gangkat dan menahan gangkat dan menahan
baik, refleks
555 brachiora-
555 baik, refleks
555 brachiora-
555 beban 555
dengan
555baik, beban 555
dengan
555baik,
555 555 555 555 555 555 555 555
28
29

Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik:

Tn. N
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh ideal. Dapat
berjalan tanpa bantuan.

Ibu I
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, hipertensi, pandangan mata kabur, nyeri
kepala menjalar ke tengkuk, mual-mual, tidak mau makan, BB turun 3 kg dalam seminggu
(BB sebelum sakit 58 Kg, BB sesudah sakit 56 kg) terdapat peningkatan Vena jugolaris,
TD: 160/100 mmhg

An. H
Keadaan umum baik, bersih, kesadaran conposmentis, memiliki postur tubuh seimbang
dan sesuai dengan usia,tidak ada kelainan pada organ tubuh.

An. I
Keadaan umum baik, bersih, kesadaran conposmentis, memiliki postur tubuh seimbang
dan sesuai dengan usia, tidak ada kelainan pada organ tubuh.
30

B. Analisa Data

Data Diagnosa keperawatan

DS : Ketidakefektifan pemeliharaan
1. Ibu I mengatakan mempunyai riwayat kesehatan (00099)
penyakit hipertensi
2. Ibu I mengatakan nyeri kepala menjalar ke
tengkuk, mual, bila darah tingginya kambuh
biasa membuat jus belimbing, jarang control
ke dokter karena jauh.
3. Ibu I mengatakan nyeri pada tengkuk bila
darah tinggi kambuh
4. Ibu I mengatakan ke dokter bila keluhan san-
gat berat
5. Ibu I mengatakan tidak membatasi makanan
sesuai dengan makanan yang direkomen-
dasikan untuk penderita hipertensi, hanya
bila darah tinggi kambuh ibu I banyak
minum jus belimbing.
6. Ibu I mengatakan sehari hanya bisa istirahat
tidur paling lama 3-4 jam, karena banyak
kegiatan diluar rumah.
DO :
1. Hasil pemeriksaan TD Ibu I 160/100 mmHg
2. Klien nampak sedang dikerok punggungnya
oleh anaknya
3. Klien nampak meringis.
4. Terdapat pembesaran vena jugolaris pada
pengukuran JVP

DS : Ketidakseimbangan Nutrisi :Kurang


1. Ibu I mengatakan sudah 2 hari mual- dari Kebutuhan (00002
31

mual, nyeri tengkuk, tekanan darah naik,


kurang nafsu makan.
2. Keluarga mengatakan belum paham
benar apa yang dimaksud dengan
pengertian, penyebab,tanda dan gejala,
akibat dari hipertensi. Selain itu Ibu I
juga mengatakan tidak tahu cara
pencegahan supaya tidak terjadi keluhan
mual-mual akibat meningkatnya tekanan
darah.
3. Ibu I mengeluhkan kalau sedang
darahnya naik jadi mual dan tidak nafsu
makan, BB turun 3 kg dalam satu
minggu (BB sebelum sakit 58 Kg, BB
sesudah sakit 56 Kg)
4. Ny. I mengatakan mual dan nyeri uluhati
dan tidak mau makan, jika tekanan darah
naik.
5. Selama ini kelurga membuatkan jus
belimbing jika tekanan darah naik,
padahal Ibu I sedikit makannya
DO :
a. Nyeri tekan pada ulu hati
b. Porsi makan habis 1/2 porsi tidak
habis .
c. Frekwensi makan 3 kali perhari tapi
sering tidak dihabiskan
32

B. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


DP 1 : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.Sifat Masalah : 3/3 X 1 1 Masalah merupakan ancaman, saat ini Ny.I sedang
Ancaman menderita penyakit hipertensi dan penyakit
tersebut sudah diderita 10 tahun yang lalu
1. Defisit kese- sehingga sangat membutuhkan perhatian
hatan: 3
2. Ancaman kese-
hatan: 2
3. Krisis yang
dialami : 1

2.Kemungkinan 1/2 X 2 ½ Ibu I datang ke klinik jika ada keluhan yang


masalah dapat diubah : berat, ibu I jarang minum obat dari dokter, ibu
mudah minum jus belimbing bila tekanan darah naik.
1.Mudah: 2
2.Sebagian: 1
3. Tidak dapat: 0

3.Potensial masalah 3/3 X 1 1 Adanya dukungan dari orang-orang sekitar yang


1.Tinggi: 3 mengerti tentang kesehatan yaitu tetangga dan
2.Cukup: 2 teman-temannya serta keluarganya.
3.Rendah: 1

4Menonjolnya masalah 1/2 X 1 ½ keluarga Tn.N Mengatakan penyakit darah tinggi


: sering kambuh bila Ibu Iurang istirahat. Tn. N
Segera: 2 mengatakan agar istrinya selalu sehat da darah
2. Tidak segera: 1 tingginya tidak kambuh lagi.
33

3. Tidak dirasakan: 0

Total 3

DP 2 : Ketidakseimbangan Nutrisi :Kurang dari Kebutuhan (00002)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : tidak 1/3 X 1 1/3 Masalah merupakan ancaman, saat ini Ibu. I
kurang sehat sedang menderita hipertensi, sehingga mual-mual
dan tidak mau makan sehingga pemenuhan nutrisi
kurang terpenuhi.

Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Sampai saat ini Ibu I masih susah dan sulit
dapat diubah : sebagian untuk makan , meski Ibu I tahu, ia harus tetap
makan untuk mempertahankan kesehatannya.

Potensial masalah 1/3 X 1 1/3 Selama ini tindakan yang dilakukan oleh ibu I
dapat dicegah : cukup dalam mengatasi tidak mau makannya hanya
berusaha tetap makan meski sering tidak habis.

Menonjolnya masalah : 0/2 X 1 0 Keluarga Bp. N mengatakan masalah tersebut


Ada masalah tetapi muncul saat ibu I sedang kambuh hipertensinya,
tidak perlu segera jadi karena sekarang belum menjadi sesuatu hal
ditangani yang perlu untuk di tangani segera

Total 2 2/3 2

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. N adalah sebagai berikut
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
2.Ketidakseimbangan Nutrisi :Kurang dari Kebutuhan (00002)
34

DATA Diagnosa Kode NOC NIC


Keperawatan
DS : Domain 1 : Promosi TUK 1 Keluarga Tn. N mampu mengenal
1.Ibu I mengatakan Kesehatan Setelah dilakukan tindakan masalah kesehatan Ny.I
mempunyai riwayat Kelas 2 : Manajemen keperawatan, Keluarga Tn. N mampu Level 1 : Domain 3 : Prilaku
penyakit hipertensi su- Kesehatan mengenal masalah kesehatan Ny.I Level 2 : Pendidikan Pasien
dah 10 tahun dan sering Diagnosa : dengan kriteria hasil : Level 3 : Intervention : Pengajaran :
kambuh Ketidakefektifan Domain IV : Pengetahuan tentang Proses Penyakit (5602)
3.Ibu I mengatakan pemeliharaan kesehatan dan perilaku 1. Identifikasi tingkat pengetahuan
nyeri pada tengkuk dan kesehatan (00099 Kelas S : Pengetahuan tentang keluarga tentang proses penyakit
mual-mual kesehatan 2. Jelaskan patofisiologi, anatomi, dan
4.Ibu I mengatakan saat 1803 Outcome : Pengetahuan : proses fisiologi jika diperlukan
ini tidak mengetahui penyakit yaitu tingkat pemahaman 3. Review pengetahuan keluarga ten-
bawa dia punya yang disampaikan tentang proses tang keadaan penyakit
penyakit hipertensi penyakit tertentu dan komplikasinya 4. Jelaskan tanda dan gejala umum ten-
5.Ibu I mengatakan dipertahankan ke 2 (pengetahuan tang penyakit
tidak membatasi terbatas) ditingkatkan ke 4 5. Gali kesiapan keluarga untuk mana-
makanan sesuai dengan (pengetahuan baik) dengan indikator : jemen tanda dan gejala penyakit
makanan yang di- 180303 1. Faktor-faktor penyebab dan 6. Identifikasi faktor penyebab
rekomendasikan untuk factor yang berkontribusi penyakit
35

penderita hipertensi 180304 2. Factor resiko 7. Berikan informasi tentang keadaan


6.Ibu I mengatakan se- 180306 3. Tanda dan gejala penyakit penyakit
hari hanya bisa istirahat 180307 4. Proses perjalanan penyakit bi- 8. Identifikasi perubahan fisik akibat
tidur paling lama 3-4 asanya penyakit
jam. 180309 5. Potensial komplikasi penyakit 9. Diskusikan perubahan gaya hidup
DO : 180310 6. Tanda dan gejala komplikasi lebih sehat untuk mencegah komp-
1Hasil pemeriksaan TD penyakit likasi
Ibu I 160/100 mmHg 180315 7. Manfaat manajemen penyakit 10. Diskusikan program pengobatan
2.Klien nampak 11. Instruksikan keluarga untuk men-
memegang tengkuknya gontrol tanda dan gejala penyakit
yang sakit. 12. Anjurkan keluarga untuk mela-
3. terdapat pembesaran porkan tanda dan gejala kepada
vena jugolaris, pada pe- tenaga kesehatan
meriksaan JVP

DS : Domain 2 : Nutrisi TUK 1 Level 1 : Domain 3 : Prilaku


1.Ibu I mengatakan ulu Kelas 1 : Makan Setelah dilakukan tindakan Level 2 : Pendidikan Pasien
hatinya sering merasa Diagnosa : keperawatan, Keluarga Tn N mampu Level 3 : Intervention : Pengajaran :
nyeri dan perutnya Ketidakseimbangan mengenal masalah kesehatan Ny. I peresepan diet (5614) yaitu
36

mual menjalar sampai Nutrisi :Kurang dengan kriteria hasil : mempersiapkan pasien agar dapat
ke daerah pinggang dari Kebutuhan Domain IV : Pengetahuan tentang mengikuti diet yang disarankan.
2.Keluarga mengatakan (00002) kesehatan dan perilaku 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
belum paham benar apa Kelas S : Pengetahuan tentang tentang diet yang disarankan
yang dimaksud dengan kesehatan 2. Kaji pola makan pasien saat ini dan
pengertian, Outcome : Pengetahuan : sebelumnya
penyebab,tanda dan manajemen berat badan (1841) 3. Kaji pasien dan keluarga mengenai
gejala, akibat gastritis yaitu tingkat pemahaman yang pandangan kebudayaan dan factor
maag dan cara disampaikan tentang peningkatan dan lain yang mempengaruhi kemauan
perawatannya. Selain pemeliharaan berat badan yang pasien dalam mengikuti diet yang
itu Ibu I juga optimal serta presentase lemak yang disarankan.
mengatakan tidak tahu kongruen dengan tinggi, rangka, jenis 4. Kaji adanya keterbatasan finansial
cara pencegahan supaya kelamin, dan usia dipertahankan dari 2 yang dapat mempengaruhi pembe-
tidak terjadi keluhan (pengetahuan terbatas) ditingkatkan 4 rian makanan yang di sarankan
gastritis yang (pengetahuan baik) dengan indikator : 5. Ajarkan pasien nama-nama
dialaminya. 1. Kisaran berat badan personal yang makanan yang sesuai dengan diet
3. Ibu I mengeluhkan optimal yang disarankan
kalau sedang tekanan 2. Indeks massa tubuh yang optimal 6. Bantu pasien untuk memilih
darah naik, biasanya 3. Strategi untuk mencapai BB opti- makanan kesukaan yang sesuai
langsung mual dan mal dengan diet yang disarankan in-
nyeri ulu hati karena 4. Risiko kesehatan yang berhubun- struksikan pasien untuk membaca
37

tidak mau makan. gan dengan BB yang terlalu rendah lebel dan memilih makanan yang
4. Selama ini keluarga 5. Praktik gizi yang sehat sesuai
hanya memberi jus 6. Strategi modifikasi asupan 7. Observasi bagaimana pasien
belimbing, karena 184101 makanan memilih makanan
tekanan darahnya naik. 7. Sumber informasi terpercaya 8. Instruksikan kepada paisen untuk
Klien makan sedikit 184102 terkait manajemen berat badan merencanakan diet yang sesuai
sehingga nyeri ulu hati 184103 8. Tahu kapan untuk mendapatkan 9. Sediakan contoh menu makanan
dan mual bantuan dari seseorang profes- yang sesuai
DO : 184106 sional kesehatan. 10. Rekomendasikan beberapa resep
1.Nyeri tekan pada ulu buku makanan yang sesuai dengan
hati diet yang disarankan
2.Porsi makan habis ½ 184109 11. Rujuk pasien ke ahli gizi jika diper-
porsi tidak habis 184111 lukan
3.Frekwensi makan 2
kali perhari 184128
4. BB sebelum sakit 58
Kg, BB sesudah sakit 184130
56 Kg
38
39

IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
Dx
1,2 Sabtu, 19-03- 1. Bina hubungan saling S : budy
2022 percaya  Keluarga men- setyanto
Jam 08.00- 2. Gali pengetahuan gatakan bahwa
09.00 keluarga tentang penyakit hipertensi adalah
Hipertensi penyakit orang tua
3. Diskusi dengan keluarga yang sulit untuk dis-
tentang tindakan keluarga embuhkan, keluarga
yang sudah dilakukan sudah berobat ke
puskesmas dan
mantri terdekat na-
mun penyakitnya
tidak ada perbaikan.
 Keluarga sudah
merasa bosan untuk
berobat namun
tekanan darah tinggi
sering kambuh se-
hingga memutuskan
untuk berobat bila
ada keluhan saja
O:
 Keluarga nampak
tertarik dengan be-
berapa masukan dari
mahasiswa
 Keluarga berharap
dapat dijelaskan se-
cara rinci tentang
penyakit hipertensi
40

A
 Kurangnya penge-
tahuan penderita ten-
tang penyakit
hipertensi
P
 Penyuluhan tentang
penyakit hipertensi

1 sabtu 19-02- 1.Memberikan penyuluhan S Budy


2022 tentang penyakit Hipertensi  Keluarga men- setyanto
Jam 13.00-  Pengertian gatakan paham
14.00  Tanda dan gejala dengan penjelasan
hipertensi yang disampaikan
 Faktor resiko  Keluarga dapat men-
hipertensi jelaskan kembali 
 Penyebab hipertensi tentang 

 Komplikasi Pengertian,Tanda

 Cara pencegahan dan dan gejala

perawatan hipertensi hipertensi,faktor re-


siko hipertensi dan

2. Melakukan pemeriksaan penyebab hipertensi

Tekanan darah -  O

3. Melakukan pemeriksaan
tekanan darah  TD Ibu. T : 140/100

4. Melakukan penyuluhan mmhg

dan mempraktekkan senam A


isometrik pada pasien  Pengetahuan kelu-
hipertensi arga tentang
hipertensi bertambah
P
 Motivasi Ibu. I un-
tuk mengontrol
41

tekanan darah rutin /


berobat ke klinik
atau Puskesmas ter-
dekat.
1,2 minggu 20- 1. Memberi penyuluahn S Budy
02-2022 tentang pola hidup sehat   Keluarga mengatakan setyanto
Jam 15.00- : paham
16.00  Mengatur Makan dengan penjelasan
 Mengatur istirahat yang disampaikan
 Olah Raga teratur  Keluarga dapat menje-
2. Memberi penyuluhan laskan
tentang terapi dan cara    kembali tentang
minum obat hipertensi mengatur  makan,
serta efek samping obat mengatur istirahat,
3. Mengajarkan tentang berolah Raga teratur
senam isometric untuk dan mengerti tentang
menuurunkan darah tinggi alternative sederhana
menurunkan hipertensi
selain makanan atau
minuman yang
dikonsumsi
O
 TD Ibu. I :140/100
mmHg

A
-  Pengetahuan keluarga
tentang pola hidup
sehat bertambah
p
 Intervensi di lan-
jutkan
 Pantau   status    ke-
42

sehatan anggota
keluarga Tn. N
khususnya Ibu. I

2 minggu 20- 1. Menganjurkan keluarga S : keluarga Budy S


02-2022 menyajikan makanan mengatakan mengerti
Jam 16.00- yang aman untuk oen- tentang jenis-jenis
17.00 wib derita hipertensi dan aman makanana dan cara
untuk lambung pengolahan yang aman
2. Mengajarkan tentang je- untuk penderita
nis-jenis makanan yang hipertensi dan penyakit
boleh dikonsumsi lambung
3. Mengajarkan alternative O
pengolahan makanan  Ketiak kunjun-
yang aman untuk pen- gan rumah kedua
derita hipertensi dan lam- pengolahan
bung makanan banyak
direbus, lebih
banyak disajikan
sayur-sayuran
dan buah.
A
 Masalah teratasi se-
bagian
P
 Lanjutkan motivasi
ibu I untuk selalu
menjaga pola makan-
nya dan Jenis-jenis
makanan yang dikon-
sumsi

1.2 minggu 20- 1. Mengevaluasi kunjungan S:- Budy


43

02-2022 keperawatan keluarga setyanto


Jam 16.00- O
17.00  Selama dalam
perawatan kelu-
arga khususnya
Ibu.i sudah
memeriksakan
tekanan darah ke
puskesmas dan
mendapat obat
hipertensi capto-
pril 3x25mg
 TD Ibu. I 130/95
mmhg

A
 Masalah teratasi se-
bagian
P
 Lanjutkan motivasi
Ibu I untuk menggu-
nakan melakukan
senam isometric se-
hari 2x pagi dan sore
hari selama 15 menit
 Koordinasi dengan
petugas PHN
 Terminasi dengan
klg Tn.N
44

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, etc, 2016, Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi bahasa Indonesia,
edisi keenam, Elsevier
Moorhead,etc Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Bahasa Indonesia, edisi
kelima, Elsevier, 2016
Nanda International, Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi 2018-2021 edisi 11,
penerbit Buku kedokteran EGC 2018
Parlindungan,dkk, Latihan Isometrik Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi, 2016

Anda mungkin juga menyukai