Disusun oleh:
JULYANTO PUTRA ADMAJA
P1337420921185
i
I. KONSEP DASAR
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan
ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Zakaria,
2017), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling kebergantungan. Duval dan Logan (1986 dalam Zakaria, 2017) mengatakan keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional
serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil analisa Walls, 1986 (dalam Zakaria, 2017)
keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau
hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai
suatu keluarga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh hubungan
darah dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan keadaan saling
ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki tujuan mempertahankan
budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial sehingga menganggap
diri mereka sebagai suatu keluarga.
2. Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
1) The nuclear family (keluarga inti): keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita
5) The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll)
ii
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family: beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11) The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother: keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family: keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6) Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family: beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
iii
8) Group network family: keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
iv
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. . Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
v
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
g. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1) Mempertahankan kesehatan
h. . Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut:
1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat terjadi stres.
a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kekampuan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
vi
B. KONSEP REMATIK
1. Pengertian Rematik
Rematik adalah orang yang menderita rheumatism (encok), arthritis (radang sendi) yang
menyebabkan pembengkakan, 14 (Utomo2005). Penyakit rematik meliputi cakupan dari
penyakit yang dikarakteristikkan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan
jaringan lunak (Soumya,2011).
Berdasarkan definisi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa penyakit rematik adalah
penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan pada persendian sehingga tulang sendi
mengalami destruksi dan deformitas serta menyebabkan jaringan ikat akan mengalami
degenerasi yang akhirnya semakin lama semakin parah
2. Klasifikasi Rematik
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik
Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi
pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Olimiagia
Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu gangguan
rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis,
Sciatica (Hembing,2006). Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan
yaitu
1) Osteoatritis
Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut. 15 Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi,dan
hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar menananggung beban.
2) Artritis Rematoid
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama
Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis
Rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3) Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama
mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu, dan panggul. Terutama mengenai usia
pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas.
4) Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut. Penyakit ini terjadi pada pria
dan wanita pada usia pertengahan.
7
3. Etiologi Rematik
Penyebab rematik hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa resiko untuk
timbulnya rematik diantara lain adalah:
1) Umur Dari
semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan
beratnya rematik semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Rematik terjadi pada usia
lanjut.
2) Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering terkena pada paha, pergelangan
tangan dan leher.
3) Genetik Faktor
herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang ibu dari seorang wanita dengan
rematik pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi
tersebut. Anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibuknya.
4) Suku Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat perbedaan diantara
masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha lebih jarang diantara orang berkulit hitam
dengan orang berkulit putih dan usia dari pada kaukasia. Rematik lebih sering dijumpai pada
orang-orang asli amerika dari pada orang berkulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainanan kongenital dan
pertumbuhan.
5) Kegemukan (Obesitas) Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat badan sehinga mengangu
sendi.
c. Manifestasi Klinis
b. Kelemahan otot.
d. Kekakuan sendi.
f. Gangguan fungsi.
h. Sendi goyah.
8
i. Timbulnya perubahan bentuk (Deformitas).
(Soumya,2011)
9
2.2.4. Patofisiologi
10
WOC
Sinovial Menebal
Kurang Pengetahuan
Kartilago Nekrosis
& Subluksasi
11
2.2.5. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologik
atasindroma Sjogren.
kira-kira 20 kasus.
- Erosi sendi
- penyakit aktif
- amiloidosis
- infeksi
- sindroma Sjorgen ;
12
3) Anemia : berat ringannya anemia normakromik biasanya
13
2.2.8 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Memberikan Pendidikan
perlahan-lahan.
2. Istirahat
3. Latihan Fisik
4. Termotrafi
14
5. Gizi
progresifvtas penyakit.
sebagai berikut.
15
- Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang
atas, yaitu :
a. Pendidikan
terus-menerus.
b. Istirahat
16
membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
d. Obat-obatan
penyakit.
17
3.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
3.3.1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
keletihan.
b. Kardiovaskuler
c. Integritas ego
18
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
d. Makanan/ cairan
mengunyah
mukosa.
e. Hygiene
f. Neurosensori
g. Nyeri/ kenyamanan
h. Keamanan
19
i. Interaksi sosial
destruksi sendi.
20
21
4.1. Diagnosa Keperawatan
22
BAB IV
PEMBAHASA
N
1. Pengkajian
hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005). Data yang
menunjang hal tersebut. Adalah terlihat dari hasil survey yang telah
64
dan terlihat sering memegang bagian pingang lututnya. Menurut
antara usa 45-60 tahun. Pada usia seperti ini, penyakit rematik lebih
hal ini sesuai dengan pendapat Sari dalam Khomariah (2015) bahwa
atasnya teraba panas, selain itu persendian juga sulit untuk digerakkan
hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi
65
mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga
tetap lentur.
penyebab rematik pada Bp.M karena salah satu dari faktor keturunan
dipengaruhi oleh pola makan atau diet yang tidak terkontrol, yaitu
lansia dengan rematik ini, tampak bahwa secara garis besar penyebab,
tanda dan gejala pada kasus sesuai dengan yang terdapat pada teori.
66
lancar, selain itu tersedianya buku-buku refrensi sebagai acuan
aktual atau potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan
literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi
67
Sesuai dengan teori, diagnose keperawatan Nyeri berhubungan dgn
tidak ada.
dini, dan insidensinya terus meningkat dari tahun ke tahun adalah penyakit
kesadaran dari klien dan keluarga untuk selalu mengontrol kesehatan dan
kondisi lansia dengan depresi agar sehat kembali dan mengurangi gejala
diderita.
68
5.3. Intervensi Keperawatan
sesuai dengan teori dan klien sangat kooperatif dalam penerimaan yang
direncanakan.
69
a. Meluangkan waktu bersama klien untuk mengenal dan membina
tujuan yang diinginkan akan dapat tercapai. Dinc and Chris (2013)
perawat dengan keluarga sudah mulai terjalin, hal ini ditandai dengan
yang diajukan.
b. Agar klien dapat melakukan untuk mengatasi nyeri yang akan muncul
pada pingang, lutut, dan kaki klien dengan menggunakan gerakan yang
70
komplikasi sampai dengan perawatan depresi yang bisa dilakukan
5.5. Evaluasi
akhir yang teramati dan tujuan atau criteria hasil yang dibuat pada
mengacu pada kriteria hasil yang ada. Selama dilakukan asuhan selama
71
membatasi aktivitasnya untuk mengurangi nyeri rematik/gerakan
dengan mahasiswa.
asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dan istri klien yaitu
persendian pada hari terakhir asuhan juga dilihat dari prilaku gaya
72
BAB V
PENUTUP
A. Saran
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pendidikan
dan menelaah referensi dan literature dari berbagai bidang ilmu terkait
73
DAFTAR PUSTAKA