Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTEK KEPERAWATAN HOME CARE PROFESI-NERS


PONRE KABUPATEN BULUKUMBA
TANGGAL 16 S/D 27 JUNI 2020

NAMA MAHASISWA : KHAERUNNISA

NIM : D. 19. 07. 028

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2019/2020
PENGESAHAN

Judul :

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN HOME CARE PROFESI-NERS,


PONRE KABUPATEN BULUKUMBA.

Telah Disahkan

Pada Hari………………2020

OLEH

PEMBIMBING INSTITUSI

( Dr. Muriyati, S.Kep, M.Kes )


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini. TugaS ini adalah mengenai ASUHAN

KEPERAWATAN HOME CARE TENTANG PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF

KRONIK). Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan

dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Wassalam.

Bulukumba, 24 Juni 2020

Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DAN TINDAKAN
PEMENUHAN
A. Konsep Keperawatan Keluarga
1. Defenisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga (Friedman, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007: 22). Keluarga
merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall).
2. Tipe keluarga
Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social, maka tipe keluarga juga akan
berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
a. Tradisional

1) The nuclear family (keluarga inti)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
4) Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
a) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
b) The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek
nenek), dan keponakan.
c) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian, atau
karena ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan).
d) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekends” atau pada
waktu-waktu tertentu.
e) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
f) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan lain-
lain.
g) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
h) The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau ditinggal
mati.
b. Non Tradsional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama sebagaimana
‘marital partners’.
6) Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
7) Group marriage-family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagai sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupan.
3. Tahap perkembangan keluarga
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan
keluarga, untuk memberika pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan
kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk memberikan dukungan pada
keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap
perkembangan keluarga menurut Dufall & Miller tahun 1985; Carter & Mc
Goldrick tahun 1988, mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti:
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga antara lain membina hubungan yang harmonis
dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling
memuaskan, membina hubungan dengan oranglain dengan menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan
mempersiapkan diri menjadi orangtua.
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persaahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan.
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua beumur 2-6
tahun) Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke III yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosiaisasikan keluarga, mengintergrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga denagn anak usia sekolah (anak tertua usia 6- 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap IV yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan dengan
hubungan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan , memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolah.
e. Tahap ke V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri., memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak-anak memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi
terbuka 2 arah
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didaapat melalui
perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan
perkawinan, membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi,
memperluas hubungan keluarga antara orangtua dengan menantu, menata
kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.
g. Tahap VII, orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension) Tugas
perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan,
menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang akan dating, memperhatikan
kesehatan masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-
anak. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
h. Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun, memperthanakan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan antar keluarga generasi,
meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling memberi perhatian
yang menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.
4. Tugas keluarga di bidang kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Ada 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman dalam Achjar,
2010).
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun
yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu
segera di catat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga maka segeralah melakukan tindakan yang tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika
keluarga mempuyai keterbatasan agar meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah. Perawat ini
dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan
untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi (Suparyanto , 2012).
d. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi
keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak
pada kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga,
adakah pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010).
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga (Sudiharto, 2007: 24), sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

6. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga adalah merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. ( Nurul Cahyatin, 2012).
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga
yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan
tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan
keluarga.
Friedman (1998) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :
a. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno, 2004).
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
pada keluarga (Santun setiawati, 2008).
1) Tahap pengkajian
Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
a) Data umum
Data ini mencakup kepala keluarga (KK), umur, alamat dan telepon,
pekerjaan dan pendidikan KK, dan komposisi keluarga. Selanjutnya
komposisi keluarga dibuat genogramnya.
b) Genogram
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram :
(1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
(2) Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki atau perempuan
(3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol laki-laki atau
perempuan
(4) Penggunaan symbol dalam genogram
c) Kebutuhan sehari-hari
(1) Kebutuhan nutrisi
Menjelaskan tentang hasil identifikasi makanan sehari-hari pada
keluarga, meliputi pengadaan makanan, komposisi makanan, penyajian
makanan, diit/pantangan dalam keluarga, pengelolaan makanan,
pengelolaan air minum, pemenuhan nutrisi keluarga.
(2) Istirahat tidur
Menjelaskan tentang pola istirahat tidur sehari-hari pada keluarga
meliputi lamanya keluarga dalam beristirahat, kebiasaan keluarga
dalam pemenuhan istirahat tidur, dan lingkungan sekitar rumah yang
mempengaruhi istirahat tidur.
d) Aktivitas dan olahraga
Menjelaskan tentang kegiatan olahraga dalam keluarga dan aktifitas
keluarga dalam sehari-hari.
e) Status lingkungan
(1) Karakteristik rumah
Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga
meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, sarana
pembuangan air, limbah dan kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus),
saran air bersih dan minum yang digunakan.
(2) Karakteristik tetangga dengan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yaitu keadaan sekitar tempat tinggal keluarga, meliputi
kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai dan norma serta aturan dan
budaya setmpat yang mempengaruhi kesehatan
(3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
(4) System pendukung keluarga
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas kesehatan
yang menunjang kesehatan (bpjs, askes, jamsostek, kartu sehat,
asuransi, atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota
keluarga (peralatan kesehatan), dukungan psikologis anggota keluarga
atau masyarakat, dan fasilitas social yang ada disekitar keluarga dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan
(5) Struktur keluarga
Nilai atau norma keluarga, struktur peran, pola komunikasi keluarga,
struktur kekuatan keluarga.
Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan :
 Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
 Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2) Analisa data
Ada 3 norma yang perlu diperhatiakn dalam melihat perkembangan kesehatan
keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :
a) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang
meliputi:
(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan social angoota keluarga
(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
(3) Keadaan gizi anggota keluarga Status imunisasi anggota keluarga
(4) Kehamilan dan KB
b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:
(1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dan sebagainya
(2) Sumber air minum
(3) Jamban keluarga
(4) Tempat pembuangan air limbah
(5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
c) Karakteristik keluarga, yang meliputi:
(1) Sifat-sifat keluarga
(2) Dinamika dalam keluarga
(3) Komunikasi dalam keluarga
(4) Interaksi antar anggota keluarga
(5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga.
(6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku didalam keluarga.
3) Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnose keperawatan keluarga yang
ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:
a) Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang dibuat perawat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperoleh Bobot x Bobot
Skor tertinggi
b. Diagnose
Diagnose keperawatan merupakan kumpulan pertanyaan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah actual. Perumusan
diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada individu atau keluarga. Komponen
diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan tanda
(sign). Perumusan diagnose keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah
disepakati, terdiri dari:
1) Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
2) Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah
dan penyebab.
Tipe diagnose keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Diagnosis actual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis resiko/resiko tinggi adalah masalaj keperawatan yang belum terjadi,
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan, sebagai berikut:
1) Gangguan proses keluarga
2) Gangguan pemeliharaan kesehatan
3) Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4) Gangguan peran menjadi orang tua
5) Gangguan pola eliminasi
6) Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7) Gangguan penampilan peran
c. Rencana Keperawatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di
keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya
adalah sebagai berikut :
1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah
2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
Tahapan dalam perencanaan keluarga antara lain:
1) Tujuan jangka panjang
Menentukan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan
mandiri dan lebih baik ada batas waktunya.
2) Tujuan jangka panjang
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap hari yang dihubungkan
dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
Ada tiga tingkatan fungsi keluarga yang bisa kita gunakan dalam menyusun
intervensi (Calgary), yaitu:
1) Kognitif
Intervensi dengan tingkatan kognitif ditunjukan untuk memberikan informasi,
gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan
keperawatan keluarga.
2) Afektif
Intervensi ini ditujukan membantu keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang
dihadapi.
3) Psikomotor
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan
perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan.
d. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara
lain:
1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
2) Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan sumber-sumber
pendukung lainnya jangan diabaikan.
4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan
dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
tanggung jawab profesi.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan
beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan
waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga. Karakteristik evaluasi dengan
pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai
berikut:
1) Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan
yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran setelah diberikan tindakan
keperawatan.
2) Objektif
Data yang bisa diamati atau diukur melalui teknik observasi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran
perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan keperawatan.
3) Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan dapat
ditanggulangi.
4) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan
hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.

B. Konsep Kebutuhan Dasar Pada Manusia


1. Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis.
Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Dalam hal ini Abraham Maslow mengemukakan Teori Hierarki Kebutuhan
yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan fisiologis; kebutuhan rasa aman dan perlindungan; kebutuhan rasa
cinta, memiliki dan dimiliki; kebutuhan harga diri; serta kebutuhan aktualisasi diri
(Potter dan Perry 1997).
a. Kebutuhan fisiologis menurut Abraham Maslow adalah kebutuhan sangat
mendasar, paling kuat dan paling jelas dari antara sekian kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan,
minum, tempat tinggal, seksual, tidur dan oksigen. Manusia akan menekan
kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis (dasar) nya
tercukupi.
b. Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang
sehat dan normal. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan setabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal
yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya. Berbeda dengan orang
yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang
berlebih. Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,
infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan
hukum, bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan lain sebagainya.
c. Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain
memberi serta menerima kasih sayang, kehangatan, dan persahabatan;
mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial; dan lain-lain.
d. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain, terkait
dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi , rasa
percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan
pengakuan dari orang lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dala hierarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan
serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Manusia
Pemenuhan kebutuhan dasar pada manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor
sebagai berikut:
a. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan
pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena
beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan yang lebih
besar dari biasanya.
b. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan
kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
c. Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan
kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan
positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan, dan mengembangkan cara hidup yang
sehat sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
d. Tahap perkembangan
1) Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan.
2) Berbagai fungsi organ tubuh megalami proses kematangan dengan
aktivitas yang berbeda pada setiap tahap perkembangan.
3) Setiap tahap tersebut memiliki pemenuhan kebutuhan yang berbeda, baik
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
3. Masalah-Masalah Yang Berhubungan Dengan KDM dan Penanganannya
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, tentunya pasti akan ada masalah-
masalah yang berhubungan dengan hal tersebut. Adapun masalah-masalah yang
berhubungan dengan hal tersebut beserta cara penanganannya adalah sebagai
berikut:
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, yaitu
kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk
menjaga kelangsungan metabolism sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan
melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel.
Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi :
1) Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupnya pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan
penggunaan oksigen di tingkat sel, sehingga dapat memunculkan tanda
seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya hipoksia ini
disebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli
ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi
yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.
2) Perubahan Pola Pernapasan :
a) Takipnea merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali
per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan
atelektasis (pembesaran paru-paru yang tak sempurna ketika bayi lahir)
atau terjadi emboli (penyumbatan pembuluh darah oleh embolus).
b) Bradipnea merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, ± 10
kali per menit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan
tekanan intracranial (terletak di dalam tempurung tengkorak) yang
disertai narkotik atau sedatif.
c) Hiperventilasi merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme
tubuh yang terlampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam
sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru.
d) Kussmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat
ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolic.
e) Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
karbondioksida dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak
cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan
oksigen.
f) Dispnea merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat
disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja
berat/berlebihan dan pengaruh psikis.
g) Ortopnea merupakan kesulitan bernapas, kecuali dalam posisi duduk
atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang
mengalami kongesif paru-paru.
h) Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-
mula naik kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai
lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara teratur.
i) Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru-
paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan
pada keadaan atelektasis (pembesaran paru-paru yang tak sempurna
ketika bayi lahir).
j) Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cyeyne
stokes, akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pernapasan ini ditandai
dengan periode apnea tak beraturan, bergantian dengan periode
pengambilan empat atau lima napas yang kedalamannya sama. Pola ini
sering dijumpai pada pasien dengan radang selaput otak, peningkatan
tekanan intracranial, trauma kepala, dan lain-lain.
k) Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan
pada saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus
spasme trachea atau obstruksi laring.
3) Obstruksi Jalan Napas
Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada individu dengan
pernapasan yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan
batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental atau
berlebihan akibat penyakit infeksi; stasis sekresi; serta batuk tidak efektif
karena penyakit persarafan seperti cerebo vascular accident (CVA), akibat
efek pengobatan sedative, dan lain-lain. Adapun tanda-tanda klinisnya
adalah dibawah ini:
a) Batuk tidak efektif atau tidak ada.
b) Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas.
c) Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.
d) Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.
4) Pertukaran Gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami
penurunan gas, baik oksigen maupun karbondioksida, antara alveoli paru-
paru dan system vascular. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental
atau immobilisasi akibat penyakit system saraf; depresi susunan saraf
pusat; atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan dalam
pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat
menyebabkan pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan terganggu,
anemia dengan segala macam bentuknya , keracunan CO2, dan
terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain
disebabkan oleh menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya
membrane alveolar kapiler, dan rasio ventilasi perfusi yang tidak baik.
Adapun tanda klinisnya adalah sebagai berikut:
a) Dispnea (sesak napas) pada usaha napas.
b) Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.
c) Agitasi.
d) Lelah, letargi (keadaan penurunan kesadaran seperti tertidur lelap).
e) Meningkatnya tahanan vascular paru-paru.
f) Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2.
g) Sianosis.
b. Tindakan untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1) Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi
alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis,
meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja:
a) Cuci tangan.
b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
c) Atur posisi (duduk atau tidur telentang).
d) Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas dahulu
melalui hidung dengan mulut tertutup.
e) Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik
dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan
bentuk mulut seperti orang meniup.
f) Catat respons yang terjadi.
g) Cuci tangan.
2) Latihan Batuk Efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring,
trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja:
a) Cuci tangan.
b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
c) Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk
ke depan.
d) Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan
menggunakan pernapasan diafragma.
e) Setelah itu, tahan napas selama ± 2 detik.
f) Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka.
g) Tarik napas dengan ringan.
h) Istirahat.
i) Catat respons yang terjadi.
j) Cuci tangan.
3) Pengaturan Posisi
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas
(Pengangkutan Penderita) disesuaikan dengan tingkat gangguan seperti:
a) Posisi Fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernafasan  pasien.
Cara Pelaksanaan:
(1) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
(2) Dudukkan pasien.
(3) Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur
untuk posisi fowler (90˚) dan semifowlew (30-45˚).
(4) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

c. Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari kata Yunani yang artinya kebersihan
perseorangan, tindakan menjaga kebersihan seseorang.
d. Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Tempat
1) Perawatan Diri pada Kuku dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke
dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian, kuku seharusnya tetap
dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar
kuku, badan kuku, dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula.
Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal ±0,5 mm, transparan,
dan dasar kuku berwarna warna merah muda.
Tindakan Perawatan Diri Pada Kuku :

Cara perawatan kuku merupakan tindakan pada pasien yang tidsk mampu
merawat kuku sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Persiapan Alat dan Bahan :
a) Alat pemotong kuku.
b) Handuk
c) Baskom berisi air hangat.
d) Bengkok.
e) Sabun.
f) Kapas.
g) Sikat kuku
Prosedur Kerja :
a) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b) Cuci tangan.
c) Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau tidur.
d) Tentukan kuku yang akan di potong.
e) Rendamkan kuku dengan air hangat ± 2 menit. Lakukan penyikatan
dengan beri sabun bila kotor.
f) Keringkan dengan handuk.
g) Letakkan tangan di atas bengkok dan lakukan pemotonngan kuku.
h) Cuci tangan.
2) Perawatan Diri pada Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi proteksi dan
mengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri jug dapat dilihat
dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang. Secara anatomis,
rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung akar, folikel rambut,
serta kelenjar sebasea.
Tindakan Perawatan Diri pada Rambut :
Merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan diri dengan mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah
membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa
nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta
memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Persiapan Alat dan Bahan :
a) Handuk secukupnya.
b) Perlak atau pengalas.
c) Baskom berisi air hangat.
d) Sampo atau sabun dalam tempatnya.
e) Kasa dan kapas.
f) Sisir.
g) Bengkok.
h) Gayung.
i) Ember kosong.
Prosedur Kerja :
a) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b) Cuci tangan.
c) Tutup jendela atau pasang sampiran.
d) Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau berbaring.
e) Letakkan baskom dibawah tempat tidur, tepat di bawah kepala pasien.
f) Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan di sambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir digulung.
g) Tutup telinga dengan kapas.
h) Tutup dada sampai ke leher dengan handuk.
i) Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat.
Selanjutnya, gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil
dipijat.
j) Setelah selesai, keringkan.
k) Cuci tangan.
3) Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini.
Banyak organ yang berada dalam mulut seperti oro faring , kelenjar
parotid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris, dan
lidah.
Tindakan perawatan diri pada gigi dan mulut :
Cara perawatan gigi dan mulut merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu mempertahkan kebersihan mulut dan gigi dengan membersihkan
serta menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya untuk mencegah
infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,
membantu menambah nafsu makan, serta menjaga kebersihan gigi dan
mulut.
Persiapan alat dan bahan :
a) Handuk dan kain pengalas.
b) Gelas kumur berisi:
c) Air masak/NaCl.
d) Obat kumur.
e) Boraks gliserin.
f) Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kasa.
g) Kapas lidi.
h) Bengkok
i) Kain kasa.
j) Pinset atau arteri klem.
k) Sikat gigi dan pasta gigi.
Prosedur Kerja :
a) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b) Cuci tangan.
c) Atur posisi pasien.
d) Pasang handuk di bawah dagu dan pipi pasien.
e) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl.
f) Anjurkan pasien untuk membuka. Lakukan mulut dengan sudip lidah
bila pasien tidak sadar.
g) Lakukan pembersihan di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi,
lidah, bibir. Bila sudah kotor, letakkan di bengkok.
h) Lakukan hingga bersih. Setelah itu, oleskan boraks gliserin.
i) Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
dan bilas. Lalu keringkan.
j) Cuci tangan.
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKDEMIK 2019/2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Puskesmas Ponre No. Register
Nama Perawat yang mengkaji Khaerunnisa Tanggal Pengkajian 16 juni 2020
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. F Bahasa sehari-hari Bahasa Bugis dan bahasa indonesia
Alamat Rumah & Telp Ponre Jarak yankes terdekat ± 700 km
Agama & Suku Islam/ Bugis Alat Transportasi Motor
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status Gizi TTV (TD, N, Status Imunisasi Alat Bantu/
o dgn Terakhir Saat Ini (TB, BB, S, P) Dasar Protesa
KK BMI)
1 Ny. H Ipar 61 P Bugis SD IRT TB : TD : 150/70 Tidak -
tahun BB : N : 76 x/i diketahui
P : 22 x/i
S : 36,5 °c

LANJUTAN
N Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah Kesehatan
o Saat ini INDIVIDU
1 Ny. H baik sehat Tidak ada alergi -

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)


3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Kondisi rumah Tn. F nampak bersih. secara keseluruhan rumah Tn.F Ya/ Tidak*
memang tidak terlalu besar. Tetapi halaman depan dan belakang nampak Tidak ada
daun kering berserakan.
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
 Ventilasi : Ya/ Tidak*
Cukup/Kurang* Tidak ada
Ventilasi rumah Tn. F cukup baik. Udara bisa masuk dengan baik dan
ketika berada di dalam rumah tidak pengap.  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ya/ Tidak*
 Pencahayaan Rumah : Tidak ada
Baik/ Tidak*
Pencahayaan rumah cukup baik. Jendela yang ada di ruangan dan kamar  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
cukup memadai. Ya/ Tidak*
Keluarga Tn.F memasak airnya sebelum diminum.
 Saluran Buang Limbah :
Baik /Cukup/Kurang*  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Saluran pembuangan limbah langsung ke belakang rumah. Ya/ Tidak*
Keluarga mandi dengan air bersih
 Sumber Air Bersih :
Sehat/Tidak Sehat*  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Keluarga menggunakan air dari sumur. Air dimasak untuk diminum Ya/ Tidak*
Keluarga mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
 Jamban Memenuhi Syarat :
Ya/Tidak*  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Keluarga mempunyai tempat sampah yang ada didepan dan belakang. Ya/ Tidak*
Keluarga membuang sampah pada tempatnya.
 Tempat Sampah:  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Ya/Tidak* Ya/ Tidak*
Keluarga mempunyai tempat sampah yang ada didepan dan belakang keluarga mampu menjaga kebersihan lingkungan.
rumah.
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga Ya/ Tidak*
8m2/orang : Keluarga mengkonsumsi ikan dan sayur setiap hari.
Ya/Tidak*………………............................................................
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
Keluarga mempunyai 1 wc di dalam rumah (wc jongkok)

 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :


Ya/ Tidak*
Keluarga jarang memberantas jentik-jentik.

 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*


Keluarga mengkonsumsi sayur setiap hari tetapi jarang mengkonsumsi buah.

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*


Terbatas dalam melakukan aktivitas karena sakit.

 Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak*


Ada anggota keluarga yang merokok.
4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA
KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak : Klien selalu diperhatikan oleh anggota keluarganya.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak : anggota keluarga sering membawa klien untuk
memeriksakan kesehatan.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:  Ya  Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu dokter dan perawat
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
 Ya  Tidak,jelaskan : keluarga memeriksakan kesehatan klien ke pelayanan kesehatan.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan : keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan klien.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak, jelaskan : keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit karen sering mendapat informasi dari petugas kesehatan.
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan : keluarga mampu melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami keluarganya.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan : kondisi rumahnya nampak bersih dan terdapat tempat sampah.
Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak, jelaskan : keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya untuk mengatasi masalah kesehatan.
5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Perawat : Kunjungan Keempat (K-4) : Perawat :
Kunjungan Kedua (K-2) : Perawat : Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : Perawat : Kunjungan Keenam (K-6) : Perawat :
Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.
Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Tn. F Diagnosa Medik : PPOK
Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran : : Composmentis  Edema  Bunyi jantung: .....  Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr  Sianosis
GCS : 15, E:4 V:5 M:6  Asites  Akral dingin  Hematuri  Poliuria  Sekret / Slym
TD : 110/70 mm/Hg  Tanda Perdarahan:  Oliguria  Disuria  Irama ireguler
P : 26 x/ menit purpura/ hematom/  Inkontinensia  Retensi  Wheezing
S : 37 0C petekie/ hematemesis/  Nyeri saat BAK  Ronki ........................................
N : 80 x/ menit melena/ epistaksis*  KemampuanBAK : Mandiri/  Otot bantu napas ..................
 Takikardia  Tanda Anemia : Pucat/ Bantu sebagian/tergantung*  Alat bantu nafas ....................
 Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah  Alat bantu: Tidak/Ya*………   Dispnea
 Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/ Gunakan Obat :Tidak/Ya*...  Sesak
 Menggigil Akral pucat*  Kemampuan BAB :Mandiri/  Stridor
 Tanda Dehidrasi: Bantu sebagian/tergantung*  Krepirasi
mata cekung/ turgor kulit  Alat bantu: Tidak/Ya*...
berkurang/ bibir kering *
 Pusing  Kesemutan
 Berkeringat  Rasa Haus
 Pengisian kapiler  2 detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
 Mual Muntah  Kembung  Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Nafsu Makan :  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada …….............
Berkurang/Tidak*  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas pada ..........................…
 Sulit Menelan Nyeri otot/tulang*  Alat bantu …........  Disorientasi  Parese
 Disphagia  Drop Foot Lokasi ……...........…  Visus ………........  Halusinasi  Disartria
 Bau Nafas  Tremor Jenis ……......…......….. Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Malaise / fatique  Kurang jelas  Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum*  Atropi  Tuli  Kejang : sifat …….. lama ..……
 Distensi Abdomen  Kekuatan otot ....….............…..  Alat bantu frekwensi ....................................
 Bising Usus: ................................  Postur tidak normal .................  Tinnitus Fungsi Penciuman
 Konstipasi  RPS Atas : bebas/ terbatas/ Fungsi Perasa  Mampu
 Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan  Mampu  Terganggu
 Hemoroid, grade ..................... (kanan / kiri)*  Terganggu
 Teraba Masa abdomen .........  RPS Bawah :bebas/terbatas/
 Stomatitis  Warna ................... kelemahan/kelumpuhan Kulit
 Riwayat obat pencahar ......... (kanan / kiri)*  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi  Pus ………
 Maag  Berdiri : Mandiri/ Bantu  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
 Konsistensi .......... sebagian/tergantung*  Luka bakar Kulit ...... Derajat ......  Perubahan warna…….
Diet Khusus: Tidak/Ya*................  Berjalan : Mandiri/ Bantu  Decubitus: grade … Lokasi ………..….
 Kebiasaan makan-minum : sebagian/tergantung*
Mandiri/ Bantu sebagian/  Alat Bantu : Tidak/Ya*..............
 Nyeri : Tidak/Ya*....................... Tidur dan Istirahat
Tergantung*
 Susah tidur
 Alergi makanan/minuman :
Tidak/Ya*..................................  Waktu tidur : jam 10.00
 Alat bantu : Tidak/Ya*.............  Bantuan obat : tidak ada

Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-hari


 Cemas  Denial  Marah  Interaksi dengan Keluarga :  Gigi-Mulut kotor  Mandi : Mandiri/ Bantu
 Takut  Putus asa Depresi Baik/ tehambat* ......................  Mata kotor  Kulit kotor sebagian/tergantung*
 Rendah diri  Menarik diri  Berkomunikasi :  Perineal/genital kotor  Berpakaian : Mandiri/ Bantu
 Agresif Perilaku kekerasan Lancar/ terhambat* ...............  Hidung kotor  Kuku kotor sebagian/tergantung*
 Respon pasca trauma .....  Kegiatan sosial sehari-hari :  Telinga kotor  Menyisir Rambut : Mandiri/
 Tidak mau melihat bagian Klien jarang bersosialisasi lagi  Rambut-Kepala kotor Bantu sebagian/tergantung*
tubuh yang rusak semenjak sakit.

Keterangan Tambahan terkait Individu

- Nampak batuk
- fase ekpirasi memanjang
- keluarga klien mengatakan sudah 3 minggu klien tidak mandi

Diagnosa Keperawatan Individu/ Keluarga

1. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya napas


2. Defisit perawatan diri b/d kelemahan

MENGETAHUI :
Nama Koordinator Perkesmas Tanggal/ Tandatangan
FORMAT RENCANA TINDAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
A. JADWAL RENCANA KEGIATAN KUNJUNGAN
NAMA KEPALA KELUARGA : TN F
NAMA KLIEN : TN F
UMUR : 55 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
ALAMAT : PONRE
WAKTU PARAF
KEGIATAN/MASALAH RENCANA TINDAKAN
NO. PELAKSANAA TUJUAN TINDAKAN
KESEHATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MHS PBB
N
1. Kamis, 18 Juni DS :  Untuk meringankan Memenuhi Kebutuhan sirkulasi :
2020  Klien mengatakan sesak
 Observasi tanda-tanda vital
sesak  Untuk
 Klien mengatakan mempertahankan Memenuhi Kebutuhan oksigenasi :
batuk disertai sesak masukan oksigen
 Mengatur posisi tidur (semi fowler)
DO : sesuai dengan
 Nampak sesak kebutuhan  Membantu pernafasan dalam dan
 Nampak batuk
batuk
 Pola nafas abnormal
(takipnea)  Melakukan pembebasan jalan nafas
 Nampak lemah
dengan kepala ekstensi
 Fase ekspirasi
memanjang
 TTV :
- TD : 110/70
Mmhg
- P : 26 x/i

2. Kamis, 18 Juni DS :  Untuk memenuhi Memenuhi Kebutuhan Kebersihan diri


2020  Keluarga klien kebutuhan dan lingkungan
mengatakan sudah 3 kebersihan diri
minggu klien tidak  Melaksanakan penyuluhan tentang
mandi
kebersihan diri :
DO :
 Nampak tidak rapi - Menganjurkan untuk mandi 2 x
 Kuku Nampak
sehari
panjang dan tidak
terawat - Menganjurkan menggosok gigi
2 x sehari
- Menganjurkan memotong kuku
1 x seminggu
- Menganjurkan untuk
memodifikasi lingkungan

B. FORMAT TINDAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

TINDAKAN PEMENUHAN
NO. PELAKSANAAN PERAN KELUARGA PARAF MHS
KEBUTUHAN
1. Memenuhi kebutuhan sirkulasi Kamis, 18 Juni 2020 - Keluarga menerima dan senang pada saat
a. Mengobservasi tanda-tanda vital pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 120/70 Mmhg
P : 26 x/i
Memenuhi kebutuhan oksigenasi
a. Mengajarkan cara posisi tidur (semi
- Keluarga membantu perawat dalam
fowler) pemenuhan kebutuhan klien dengan
mengajarkan pengaturan posisi yang
nyaman
b. Mengajarkan teknik relaksasi dan batuk
- Keluarga memperhatikan cara pemberian
teknik relaksasi napas dalam dan batuk
c. Mengajarkan pembebasan jalan napas
dengan kepala ekstensi - Keluarga memperhatikan cara pemberian
teknik pembebasan jalan napas dengan
kepala ekstensi
Memenuhi Kebutuhan kebersihan diri dan Kamis, 18 Juni 2020
lingkungan
a. Melakukan penyuluhan kesehatan - Keluarga memperhatikan dan
tentang personal hygiene (kebersihan mendengarkan penjelasan yang disampaikan
mengenai kebersihan diri dan sudah
diri)
mengerti tentang kebersihan diri
 Menjelaskan defenisi tentang
kebersihan diri
 Menjelaksan tujuan kebersihan diri
 Menjelaskan tentang macam-
macam kebersihan diri :
- Menganjurkan untuk mandi 2 x
sehari
- Menganjurkan untuk
menggosok gigi 2 x sehari
- Menganjurkan memotong kuku
1 x seminggu
- Menganjurkan untuk
memodifikasi lingkungan
Melakukan penyuluhan tentang new normal
- Keluarga memperhatikan penjelasan
a. Menganjurkan untuk selalu
mengenai new normal sesuai dengan
menggunakan masker jika keluar protokol kesehatan
rumah/bepergian
b. Sering mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
c. Menganjurkan untuk mengganti pakaian
setelah bepergian
d. Menjaga jarak dan tidak berjabat tangan
2. Memenuhi kebutuhan sirkulasi Sabtu, 20 juni 2020 - Keluarga menerima dan senang pada saat
a. Mengobservasi tanda-tanda vital pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 110/60 Mmhg
P : 22 x/i

Memenuhi kebutuhan oksigenasi


b. Mengajarkan cara posisi tidur (semi - Keluarga membantu perawat dalam
fowler) pemenuhan kebutuhan klien dengan
mengajarkan pengaturan posisi yang
nyaman

c. Mengajarkan teknik relaksasi dan batuk - Keluarga memperhatikan cara pemberian


teknik relaksasi napas dalam dan batuk
d. Mengajarkan pembebasan jalan napas
- Keluarga memperhatikan cara pemberian
dengan kepala ekstensi
teknik pembebasan jalan napas dengan
kepala ekstensi
3. Memenuhi kebutuhan sirkulasi Rabu, 24 juni 2020 - Keluarga menerima dan senang pada saat
a. Mengobservasi tanda-tanda vital pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 120/60 Mmhg
P : 22 x/i

Memenuhi kebutuhan oksigenasi


a. Mengajarkan cara posisi tidur (semi - Keluarga membantu perawat dalam
fowler) pemenuhan kebutuhan klien dengan
mengajarkan pengaturan posisi yang
nyaman

b. Mengajarkan teknik relaksasi dan batuk - Keluarga memperhatikan cara pemberian


teknik relaksasi napas dalam dan batuk

c. Mengajarkan pembebasan jalan napas - Keluarga memperhatikan cara pemberian


dengan kepala ekstensi teknik pembebasan jalan napas dengan
kepala ekstensi

FORMAT MONITORING DAN EVALUASI


A. MONITORING

N TINDAKAN PEMENUHAN SARAN YANG KETERLIBATAN HAMBATAN


O KEBUTUHAN DIBERIKAN KELUARGA PELAKSANAAN
1 a. Mengobservasi tanda-tanda vital - -
TD : 120/70 Mmhg
P : 26 x/i

b. Melatih cara posisi tidur (semi - Menganjurkan kepada - Keluarga membantu


fowler) klien untuk perawat dalam
memperhatikan posisi pengaturan posisi
agar tetap nyaman

Tidak terdapat hambatan dalam


- Menganjurkan kepada
c. Melatih teknik relaksasi dan batuk - Mengamati tindakan pelaksanaan
klien melakukan teknik
yang diberikan agar
reaksasi jika sudah
dapat dilakukan secara
tidak sesak lagi. Dan
mandiri
melakukan batuk
efektif jika batuknya
muncul.

- Mengajarkan teknik
d. Melatih pembebasan jalan napas - Mengamati tindakan
pembebasan jalan napas
dengan kepala ekstensi yang diberikan agar
dengan kepala ekstensi
dapat dilakukan secara
jika sesaknya muncul. mandiri
a. Memberikan penyuluhan kesehatan - Menganjurkan kepada - Melaksanakan anjuran
tentang kebersihan diri klien untuk menjaga yang diberikan
kebersihan diri
Tidak terdapat hambatan dalam
pelaksanaan
b. Memberikan penyuluhan tentang - Selalu memperhatikan - Keluarga mengikuti
new normal himbauan pemerintah anjuran pemerintah
terkait covid-19
meskipun telah
diberlakukan new
normal
2 a. Mengobservasi tanda-tanda vital - -
TD : 110/60 Mmhg
P : 22 x/i

b. Melatih cara posisi tidur (semi - Menganjurkan kepada - Keluarga membantu


fowler) klien untuk perawat dalam
memperhatikan posisi pengaturan posisi
agar tetap nyaman

Tidak terdapat hambatan dalam


- Menganjurkan kepada
c. Melatih teknik relaksasi dan batuk - Mengamati tindakan pelaksanaan
klien melakukan teknik
yang diberikan agar
reaksasi jika sudah
dapat dilakukan secara
tidak sesak lagi. Dan
mandiri
melakukan batuk
efektif jika batuknya
muncul.

- Mengajarkan teknik
d. Melatih pembebasan jalan napas pembebasan jalan napas - Mengamati tindakan
dengan kepala ekstensi dengan kepala ekstensi yang diberikan agar
jika sesaknya muncul. dapat dilakukan secara
mandiri
3 a. Mengobservasi tanda-tanda vital - -
TD : 120/60 Mmhg
P : 22 x/i

b. Melatih cara posisi tidur (semi - Menganjurkan kepada - Keluarga membantu


fowler) klien untuk perawat dalam
memperhatikan posisi pengaturan posisi
agar tetap nyaman

Tidak terdapat hambatan dalam


- Menganjurkan kepada
c. Melatih teknik relaksasi dan batuk - Mengamati tindakan pelaksanaan
klien melakukan teknik
yang diberikan agar
reaksasi jika sudah
dapat dilakukan secara
tidak sesak lagi. Dan
mandiri
melakukan batuk
efektif jika batuknya
muncul.

- Mengajarkan teknik
d. Melatih pembebasan jalan napas - Mengamati tindakan
pembebasan jalan napas
dengan kepala ekstensi yang diberikan agar
dengan kepala ekstensi
dapat dilakukan secara
jika sesaknya muncul. mandiri
B. EVALUASI

N MASALAH KESEHATAN TINDAKAN PEMENUHAN EVALUASI RENCANA TINDAK


O KEBUTUHAN LANJUT
1 Pola nafas tidak efektif a. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien mengeluh - Observasi ttv
sesak dan batuk - Atur posisi
b. Mengatur posisi tidur (semi - Atur pernafasan (teknik
O : P : 26 x/i relaksasi dan kepala
fowler)
TD : 120/70 Mmhg ekstensi)
c. Membantu pernafasan dalam dan
A : Pola nafas tidak
batuk
efektif belum
d. Melakukan pembebasan jalan teratasi
nafas dengan kepala ekstensi
P : Lanjutkan intervensi

Defisit perawatan diri a. Memberikan penyuluhan tentang S : Klien mengatakan


sudah mandi
kebersihan diri
O : - Klien tampak lebih
b. Memodifikasi lingkungan rapi
- Tampak kuku klien
sudah dipotong dan
dibersihkan

A : Defisit perawatan diri


teratasi

P : Pertahankan
intervensi
2 Pola nafas tidak efektif a. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien mengeluh - Observasi ttv
sesak dan batuk - Atur posisi
b. Mengatur posisi tidur (semi - Atur pernafasan (teknik
O : P : 22 x/i relaksasi dan kepala
fowler)
TD : 110/60 Mmhg ekstensi)
c. Membantu pernafasan dalam dan
A : Pola nafas tidak
batuk
efektif belum
d. Melakukan pembebasan jalan teratasi
nafas dengan kepala ekstensi
P : Lanjutkan intervensi

3 Pola nafas tidak efektif a. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien mengeluh - Observasi ttv
sesak dan batuk - Atur posisi
b. Mengatur posisi tidur (semi - Atur pernafasan (teknik
O : P : 22 x/i relaksasi dan kepala
fowler)
TD : 120/60 Mmhg ekstensi)
c. Membantu pernafasan dalam dan
A : Pola nafas tidak
batuk
efektif belum
d. Melakukan pembebasan jalan teratasi
nafas dengan kepala ekstensi
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.


Iqbal Mubarak, Wahit.2008.Kebutuhan Dasar Manusia teori dan aplikasi dalam
praktik.Jakarta:EGC.
PeSmetlzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Edisi 8.Jakarta; EGC; 2001.
Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba  Medika.
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati S., dan Citra A. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga. Jakarta:
Trans Info Media.
Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi pada
praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM.
Dharma, K. K. (2018) Adaptasi setelah stroke: menuju kualitas hidup yang lebih baik. 1st
edn. Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai