Anda di halaman 1dari 60

KEPERAWATAN KELUARGA

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

OLEH :

WENI WARDATI

SNR212250062

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian keluarga
Menurut Johnson’s, 1992 (dalam Bakri, 2017), mendifinisikan keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang
sama atau tidak, yang terlibat dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainya.
2. Tujuan keluarga
Tujuan dasar keluarga menurut Padila (2012), Karena keluarga merupakan
unit dasar dari masyarakat. keluarga memiliki pengaruh yang begitu kuat
terhadap perkembangan individu-individu yang dapat menentukan keberhasilan
kehidupan individu tersebut. keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai
perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan
kewajiban masyarakat.
3. Struktur keluarga
Macam-macam Struktur keluarga oleh Padila (2012), diantaranya adalah:
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
d) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ayah.
e) Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi Pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
f) Neolokal Adalah suami istri yang tinggal tidak dekat dengan keluarga suami
maupun istri.
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Bakri (2017), adalah :
a) Keluarga tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga kecil dalam satu rumah
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, tante.
3) Keluarga dyad (Pasangan inti), yaitu sepasang suami istri yang telah
membina rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak atau keduanya
bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih dulu.
4) Keluarga Single parent, yaitu kondisi seseorang tidak memiliki pasangan
lagi disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi
single parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun
anak angkat.
5) Keluarga Single adult, yaitu keluarga dengan orang dewasa yang hidup
sendirian.
b) Keluarga modern
1) The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah yang tinggal
bersama.
2) Reconstituded Nuclear, yaitu keluarga yang tadinya berpisah kemudian
kembali membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Tinggal
bersama anak-anaknya, baik anak dari pernikahan sebelumnya, maupun
hasil dari perkawinan baru.
3) The stepparent family, yaitu suami-istri yang mengadopsi seorang anak.
4) Commune family, yaitu keluarga yang tidak memiliki hubungan darah
namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan
pengalaman yang sama.
5) The nonmarital heterosexsual conhabiting family, yaitu keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa ikatan pernikahan.
6) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan seseorang yang
mempunyai persamaan jenis kelamin yang hidup bersama sebagaimana
pasangan suami istri (marital partners).
7) Cohibiting couple, yaitu dua atau lebih orang bersepakat untuk tinggal
bersama tanpa ikatan pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti
kehidupan berkeluarga.
8) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama dan mereka merasa sudah menikah,
sehingga berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak
bersama.
9) Group Network Family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan
nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
10) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara untuk waktu sementara.
5. Fungsi keluarga
Menurut Friedman 1998 (dalam Padila, 2012), mengidentifikasikan lima
fungsi dasar keluarga, yakni :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga
yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif,
rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih
sayang.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota
masyarakat yang baru mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia
menjadi anggota.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga
lahirnya keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya
baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang
sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga
profesional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu
dan keluarga.
6. Tahap perkembangan keluarga
Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan sistem keluarga
yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki
tugas dan risiko kesehatan yang berbeda-beda. Dion dan Betan 2013 (dalam
Bakri, 2017), membagi keluarga dalam 8tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga Baru (Beginning Family)
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga
melalui perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas
perkembangan untuk membina hubungan intim yang memuaskan di dalam
keluarga, membuat berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama,
termasuk dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua, dan
mencari pengetahuan prenatal care.
b. Keluarga Dengan Anak Pertama
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan
suami istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari
30 bulan. Pada masa ini sering timbul konflik yang dipicu kecemburuan
pasangan akan perhatian yang lebih ditujukan kepada anggota keluarga baru.
Adapun tugas perkembangan pada tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya
beradaptasi dengan perubahan anggota keluarga, mempertahankan
keharmonisan pasangan suami istri, berbagi peran dan tanggung jawab, juga
mempersiapkan biaya untuk anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5
tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisi dengan lingkungan,
cermat membagi tanggung jawab, mempertahankanhubungan keluarga, serta
mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan, anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)


Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar
sampai memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini, sosialisasi anak semakin
melebar. Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di sekolah dan
lingkungan yang lebih luas lagi. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini
adalah anak harus sudah diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orang tua
bisa mengarahkan dengan tepat, membekali anak dengan berbagai kegiatan
kreatif agar motoriknya berkembang dengan baik, dan memperhatikan anak
akan risiko pengaruh teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua perlu memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa
remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia
ingin mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih membutuhkan bimbingan.
Oleh sebab itu, komunikasi antara orangtua dan anak harus terus dijaga.
Selain itu, beberapa peraturan juga sudah mulai diterapkan untuk
memberikan batasan tertentu tetapi masih tahap wajar. Misalnya dengan
membatasi jam malam.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya
keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal
ini, orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi
tujuan tertentu. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini antara lain
membantu dan mempersiapkan anak untuk hidup mandiri, menjaga
keharmonisan dengan pasangan, memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar, bersiap mengurusi keluarga besar (orang tua pasangan) memasuki
masa tua dan memberikan contoh kepada anak-anak mengenai lingkungan
rumah yang positif.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family)
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan
salah satu pasangan bersiap negativ atau meninggal. Tugas perkembangan
keluarganya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan keharmonisan dengan
pasangan, anak, dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.

h. Keluarga Lanjut Usia


Masa usia lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka
tugas perkembangan dalam masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan “life
review” juga penting, disamping tetap mempertahankan kedamaian rumah,
menjaga kesehatan, dan mempersiapkan kematian.
7. Peran keluarga
Menurut Ali (2010), Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yaitu :
a. Peran Ayah, sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu,
sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b. Peran Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,
pelindung keluarga, pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat.
c. Peran Anak, sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial, dan spiritual.
8. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Lima tugas
keluarga menurut Achjar (2010), adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauhmana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah. Bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negatif
dari keluarga terhadap masalah kesehatan, dan bagaimana sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan anggota keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, apakah
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan
yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar
rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga
terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan
terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang
dipersepsikan keluarga.

B. Konsep Dasar Diabetes Melitus


1. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin atau keduanya dapat menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (ADA dalam R.A.Oetari,
dkk, 2019). Kelainan tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme,
karbohidrat, lemak, dan protein. Penyakit diabetes mellitus (DM) dikenal sebagai
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah melebihi 180 mg/dl, di mana batas normal
gula darah adalah 70-150 mg/dl, sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, di mana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Ernawati, dalam R.A.Oetari, dkk, 2019).
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus menurut Rumahorbo (2014); Utami (2010),
terdiri dari
a. Diabetes mellitus tipe 1, yaitu diabetes tergantung insulin atau insulin
dependen diabetes mellitus (IDDM). Penyebab utamanya adalah tubuh tidak
menghasilkan insulin atau hilangnya sel beta, penghasil insulin pada pulau-
pulau Langerhans pankreas. Penderita tergantung dengan insulin dari luar
tubuh karena pankreas tidak adekuat mencukupi kebutuhan tubuh.
b. Diabetes mellitus tipe II, yaitu diabetes tidak tergantung insulin atau non
insulin dependen diabetes mellitus (NIDDM), diabetes mellitus tipe II
disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas,
menurunnya aktifitas insulin di jaringan dan atau meningkatnya resistensi
jaringan terhadap insulin.
c. Diabetes mellitus tipe lain, yaitu diabetes yang timbul akibat penyakit lain
yang mengakibatkan gula darah meningkat seperti infeksi berat, kelainan
pankreas, kelainan hormonal, karenaobat/zat kimia, kelainan reseptor insulin,
dan kelainan genetik.
d. Gestasional Diabetes mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi
selama kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi bila pada trimester ke dua
kehamilan sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik
somatomamotropin (HCS) meningkat untuk mensuplai asam amino dan
glukosa ke fetus.
3. Etiologi
Etiologi Diabetes mellitus menurut Padila (2012), adalah :
a. Diabetes mellitus tipe 1
1) Faktor Genetik Penderita tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya diabetes mellitus tipe 1.
2) Faktor-faktor Imunologi Adanya respon otoimun dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor Lingkungan Virus atau toksik tertentu dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes mellitus tipe II Mekanisme yang menyebabkan resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor risiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th).
2) Obesitas (kegemukan).
3) Riwayat keluarga.
4. Gejala
Beberapa gejala penyakit diabetes menurut Shanty (2011); Fady (2015), adalah
a. Banyak kencing (Poliuria)
Jika kadar gula dalam darah diatas 160-180 mg/dL, glukosa akan
sampai ke air kemih. jika kadarnya semakin tinggi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosayang hilang. Oleh
karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah berlebihan, penderita
akan sering berkemih dalam jumlah banyak.
b. Banyak minum (Polidipsi)
Awalnya, penderita diabetes mengalami poliuri. Karena sering
berkemih, akibatnya penderita merasakan haus yang berlebihan.
c. Banyak makan (Polifagia)
Sejumlah besar kalori akan hilang ke dalam air kemih sehingga
penderita diabetes akan mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengompensasi hal ini, penderita sering merasakan lapar yang luar biasa.
d. Lemas
Ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa
sebagai energi menyebabkan lemas pada penderita diabetes.
5. Patofisiologi
Diabetes tipe I terjadi akibat ketidakmampuan sel-sel pankreas memproduksi
insulin yang biasanya disebabkan oleh rusak nya sel-sel pankreas akibat proses
autoimun. Ketika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Kondisi tersebut akan disertai
dengan dieresis osmotik yaitu pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
dengan meningkatnya frekuensi dalam berkemih (poliuri) sehingga pasien juga
akan merasa sering haus (polidipsi). Pada Diabetes Mellitus tipe II terjadi
penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (resistensi insulin). Hal ini
diperberat oleh bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah
insulin dari sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan atau penurunan
sensitifitas perifer terhadap insulin. Akibat defisiensi insulin adalah pemecahan
lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas Akan diubah
menjadi badan keton oleh hati. Badan ketonbersifat asam dan bila bertumpuk
dalam sirkulasi darah akan menimbulkan asidosis metabolic. Ketosis dan asidosis
menimbulkan gejala gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah, dan nyeri
abdomen. (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Fady, 2015; Rumahorbo, 2014;
Ernawati, 2013).
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar
zat berlemak dalam darah meningkat sehingga mempercepat terjadinya
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Sirkulasi
darah yang buruk akibat aterosklerosis yang melalui pembuluh darah besar
(makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan yang
melalui pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf, dan kulit
serta memperlambat penyembuhan luka. Kerusakan pada pembuluh darah mata
bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan retina mata (retinopati
diabetikum). Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus
(borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Terjadinya ulkus
diabetikum diawali adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes mellitus
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah.
Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan
mengakibakan perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya
akan mempermudah terjadinya ulkus (Shanty, 2011; Rumahorbo, 2014).
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes menurut Pudiastuti (2013), yaitu
a. Komplikasi yang dapat terjadi adalah serangan jantung dan stroke,
Kerusakan pada pembuluh darah matamenyebabkan gangguan penglihatan
akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum), Kelainan fungsi
ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.
b. Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera
c. Berkurangnya aliran darah ke kulit dapat menyebabkan ulkus (borok) dan
semua penyembuhan luka berjalan lambat.
d. Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu
saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau
tungkai bisa secara tiba-tiba menjadi lemah.
e. Jika saraf yang menuju tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan
(polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai dapat dirasakan
kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes menurut Rumohorbo (2014); Shanty (2011), antara lain
a. Edukasi Edukasi penyandang diabetes dimaksudkan untuk memberi
informasi tentang gaya hidup yang perlu diperbaiki secara khusus
memperbaiki pola makan dan pola latian fisik. Informasi yang cukup akan
memperbaiki ketrampilan dan sikap penderita diabetes. Edukasi pemantauan
kadar glukosa darah juga diperlukan karena dengan pemantauan kadar
glukosa secara mandiri, penderita diabetes dapat mengukur terapinya untuk
mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal.
b. Terapi Gizi Pengaturan zat gizi pada penyandang diabetes diarahkan pada
gizi seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis makanan dan
jadwalmakan. Keteraturan jadwal makan merupakan hal penting bagi
penyandang diabetes yang menggunakan obat hipoglikemik baik oral
maupun injeksi.
c. Latihan Fisik Latian fisik penting dalam penatalaksanaan diabetes karena
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor risiko
kardiovaskuler. Pemilihan jenis dan intensitas latian fisik memerlukan advis
tenaga kesehatan karena pada penyandang diabetes takaran latian fisik terkait
sangat erat dengan kadar glukosa darah khususnya bagi para pasien yang
mendapat terapi obat hipoglikemik dan pembatasan asupan kalori.
d. Farmakoterapi Obat hipoglikemik dapat diberikan dalam bentuk tablet atau
injeksi. Biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan
olahraga gagal menurunkan kadar gula darah. Obat hipoglikemik oral (OHO)
berdasarkan cara kerjanya dibagi atas 4 golongan yaitu :
1) Pemicu sekresi insulin seperti Sulfonil Urea dan Glinid.
2) Penambah sensitivitas terhadap insulin seperti Metformin dan
Tiazolindion.
3) Penghambat Glukoneogenesis (Metformin).
4) Penghambat absorbs glukosa seperti penghambat glukosidase alfa
e. Diit penyakit Diabetes Mellitus Pengelolaan diit bagi penderita diabetes
mellitus oleh Waspadji (2013); Ernawati (2013), antara lain :
1) Kebutuhan kalori Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energi adalah 60-70%
dari karbohidrat, 10- 15% dari protein dan 20-25% dari lemak.
2) Penentuan status gizi berdasarkan IMT IMT dihitung berdasarkan
pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan
(dalam meter) kuadrat. Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT : a) Berat
badan kurang : 23.0 d) Dengan resiko : 23-24,9 e) Obesitas I : 25-29,9 f)
Obesitas II : ≥ 30.

C. Konsep Asuhan Keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus


1. Pengertian
Menurut Padila (2012), Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses
yang kompleks dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja
sama dengan keluarga dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahap
proses keperawatan keluarga meliputi :pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penilaian.
2. Tahap pengkajian asuhan keperawatan keluarga
Menurut Padila (2012, p. 92), Pengkajian merupakan tahapan dimana
perawat mengambil data secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga sebagai
berikut :
a. Data umum
Data umum keluarga meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi dan tipe keluarga, suku bangsa,
agama, status sosial ekonomi dan aktivitas rekreasi.
b. Sumber Data Pengkajian
1) Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang
dapat memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapinya.
2) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang
terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang
mengerti dan dekat dengan klien.
3) Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan
riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.

c. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Menjelaskan
mengenai tugas yang belum terpenuhi serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersbut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti : Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
keluarga inti.
4) Riwayat keluarga sebelumnya : Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
d. Pengkajian lingkungan Pengkajian lingkungan meliputi karakteristik rumah,
tetangga dan komunitas RW, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan dan
interaksi dengan masyarakat dan sistem pendukung keluarga.
e. Struktur keluarga Struktur keluarga meliputi pola komunikasi keluarga,
struktur kekuatan keluarga, struktur peran dan nilai atau norma keluarga
f. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif: Bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi : Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit.
4) Fungsi reproduksi : Hal yang perlu dikaji adalah berapa jumlah anak,
metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anak.
5) Fungsi ekonomi : Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada untuk peningkatan status kesehatan keluarga.
g. Stress dan kopping keluarga Stress dan kopping keluarga meliputi stressor
jangka pendek dan panjang, kemampuan keluarga berespon terhadap stressor,
strategi koping yang digunakan dan strategi adaptasi disfungsional.

h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Menurut
Mubarak dkk (2012) Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik
klinik.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
individu, keluarga mmaupun kelompok terhadap suatu proses kehidupan/masalah
tentang kesehatan secara aktual atau potensial yang kemungkinan membutuhkan
tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut (Bararah Taqiyyah &
Mohammad Jauhar, 2013).
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita diabetes mellitus sesuai
dengan prioritas masalah antara lain (SDKI, Edisi 1. 2018):
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
c. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan dengan
ketidakpatuhan dalam pengobatan (D.0027)

Menurut Achjar (2010, p. 21), etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga


mengacu pada ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas
keluarga yaitu:

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi :


1) Persepsi terhadap keparahan penyakit
2) Pengertian
3) Tanda dan gejala
4) Faktor penyebab
5) Persepsi keluarga terhadap masalah
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi :
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
2) Masalah dirasakan keluarga.
3) Keluarga menyerah terhadap masalah yag dialami.
4) Sifat negatif terhadap masalah kesehatan.
5) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
6) Informasi yang salah.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit, meliputi:
1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit.
2) Sifat dan perkembangan perawatan keluarga yang dibutuhkan.
3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
4) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:
1) Manfaat pemeliharaan lingkungan.
2) Pentingnya higyene sanitasi.
3) Upaya pencegahan penyakit.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, meliputi:
1) Keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Keuntungan yang didapat.
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,


selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :
Tabel 1. Prioritas Masalah
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual = 3
Resiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan masalah untuk 2 Mudah = 2
dipecahkan Sebagian – 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi – 3
Cukup – 2
Rendah – 1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya = 0

Skoring :
a. Tentukan skor untuk tiap kriteria.
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot.
Angka Skor Tertinggi X Nilai Bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan
seluruh bobot.
4. Perencanaan keperawatan keluarga
Friedman (2013) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat
pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur,
langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka
panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud
luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.
Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan
sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya,
pengetahuan dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon
yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk
mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Tabel 2. Perencanaan Keperawatan (Diagnosis individual)

No Diagnosa Tujuan/luaran Intervensi


1. Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan meningkat, kriteria 1. Identifikasi lokasi,
agen cedera biologis hasil : karakteristik, durasi,
1. Melaporkan frekuensi, kualitas dan
nyeri terkontrol : intesitas nyeri
meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
No Diagnosa Tujuan/luaran Intervensi
2. Keluhan nyeri : 3. Ajarkan teknik non
menurun farmakologis
3. Kemampuan 4. Kolaborasi pemberian
mengggunakan analgetik
teknik non
farmakologis :
meningkat
2. Gangguan mobilitas Mobilitas fisik Dukungan perawatan diri
fisik berhubungan meningkat, kriteria 1. Identifikasi kebiasaan
dengan nyeri hasil: aktivitas merawat diri sesuai
1. Nyeri menurun usia
2. Kelemahan fisik 2. Monitor tingkat
menurun kemandirian
3. Kekuatan otot 3. Sediakan lingkungan
meningkat terapeutik
4. ROM meningkat 4. Ajarkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
3. Risiko Kestabilan kadar Manajemen hiperglikemia
ketidakstabilan kadar glukosa darah 1. Monitor tanda dan gejala
glukosa darah meningkat, riteria hiperglikemia
berhubungan dengan hasil: 2. Konsultasi medis jika tanda
ketidakpatuhan 1. Kestabilan dan gejala hiperglikemia tetap
dalam pengobatan Kadar Glukosa ada dan memburuk
Darah membaik. 2. 3. Anjurkan monitor kadar
Rasa haus menurun glukosa darah
3. Keluhan lapar 4. Anjurkan kepatuhan
menurun terhadap diet dan olahraga
4. Jumlah urine
membaik

Tabel 3. Perencanaan Keperawatan (Diagnosis keluarga)

Diagnosa Tujuan/luaran Intervensi


keperawatan
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi Proses Penyakit
b.d. ketidakmampuan meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan
keluarga mengenal Dengan kriteria hasil: kemampuan menerima
masalah kesehatan - Perilaku sesuai anjuran informasi
keluarga meningkat 2. Sediakan materi dan media
- Pertanyaan tentang masalah pendidikan kesehatan
menurun 3. Jadwalkan pendidikan
- Menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai kesepakatan
yang tidak tepat menurun 4. Jelaskan penyebab dan
- Pengetahuan tentang fakto risiko penyakit
penyakit meningkat 5. Jelaskan tanda dan gejala
penyakit
6. Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
7. Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan gejala
memberat
5. Implementasi
Menurut Padila (2013), implementasi Rencana Asuhan Keperawatan yaitu
melaksanakan apa yang telah direncanakan, isinya berupa intervensi-intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan.
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau
keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas
dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 2013).
6. Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
keluarga, perawat dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses
berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui
rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).
Menurut Sunaryo (2016), evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
perkembangan terhadap implementasi yang telah dilakukan, serta menilai
keberhasilan aktivitas yang telah dilakukan, antara lain dengan :
a. Kumpulkan data tentang respon klien
b. Bandingkan respon dengan kriteria.
c. Analisa alasan pencapaian tujuan.
d. Modifikasi rencana keperawatan bila perlu.

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil


implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif (Suprajitno, 2016) dengan SOAP, dengan
pengertian "S" adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, "O" adalah
keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
penglihatan. "A" adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
keluarga secara subjektif dan objektif, "P" adalah perencanaan selanjutnya
setelah perawat melakukan tindakan. Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan
yang sudah dibuat sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat
rencana tindak lanjut yang masih searah dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Denpasar: Sagung Seto..

Bakri, Maria H. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Donsu, Induniasih & Purwanti. (2015). Panduan Praktik Keperawatan Keluarga .


Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Mellitus Terpadu Penerapan


Teori Keperawatan Self Care Orem. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Padila. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Definisi dan Indikator
Diagnostik (Cetakan III), DPP PPNI, Jakarta.

PPNI. 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi dan Tindakan
Keperawatan (Cetakan II), DPP PPNI, Jakarta.

PPNI. 2019, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan (Cetakan II), DPP PPNI, Jakarta

Smeltzer, SuzanneC.2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Burnnerand


Suddarth .Ed.8. Vol. 3. Jakarta:(IDF).(2015).
Susanto, Tantut. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media.http://repository.unissula.ac.id/1505/3/Daftar%20Pustaka.pdf.

Teli Margaretha. 2018. Pedoman Asuhan Keperawatan Individu, keluarga dan Komunitas.
Kupang: Lima Bintang.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. N
2. Alamat dan telepon : Jl Tirtasari GG Dharma no 10A
3. Pekerjaan kepala keluarga : Pensiunan
4. Pendidikan kepala keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga :

JENIS HUBUNGAN
No. NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELAMIN DENGAN KK
1. Tn. N Laki-laki Kepala 67 th SMA Pensiunan
keluarga
2. Ny. S perempuan Istri 61 th S1 Pensiunan
Genogram : (tiga generasi)

Keterangan Genogram :

Ket:
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah
× : meninggal dunia

6. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn N adalah keluarga inti dengan anggota


keluarga lansia. Keluarga terdiri dari suami istri dan tiga orang anak yang
ketiganya sudah menikah dan hidup terpisah dari orangtua.
7. Suku Bangsa : Keluarga Tn N berasal dari Singkawang,suku bangsa suami dan
istri adalah Jawa. Bahasa yang sehari-hari digunakan adalah bahasa Jawa.
8. Agama : Keluarga Tn N beragama Islam dan taat menjalankan ibadah sesuai
ajaran Islam. Ny S masih rutin mengikuti kegiatan pengajian,sarakalan dan safari
fajar.
9. Status sosial ekonomi keluarga : Sumber penghasilan keluarga adalah dari dana
pensiunan suami-istri dan kadang pemberian dari anak-anak. Gaji pensiunan
suami dan istri kurang lebih 3.000.000 per bulan. Keluarga memiliki asuransi
BPJS.
Kebutuhan :
listrik : Rp 600.00
air : Rp 100.00
internet : Rp 325.000
makan : Rp 1.000.000
lain-lain Rp 1.000.000
barang-barang yang dimiliki : Televisi, AC, kipas angina, mesin cuci, motor,
mobil, meja, sofa.
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Rekreasi yang dilakukan sepasang suami istri ini
adalah menonton wayang atau karaoke di rumah atau mengunjungi ibu istri.
Sesekali anaknya dating untuk mengajak makan di luar atau rekreasi ke pantai.

B. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. N merupakan tahap VIII, yaitu tahap keluarga
usia lanjut.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. N merupakan tahap VIII, yaitu tahap keluarga
usia lanjut. Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


a. Tn. N
Tn. N sebagai kepala keluarga, Tn N menderita hipertensi sejak 1
tahun lalu. Klien jarang memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan
karena klien jarangn merasakan keluhan. jika klien merasa tidak enak badan
klien lebih memilih untuk mengkonsumsi jamu dan vitamin yang di beli di
toko obat. Klien mengatakan tidak terlalu memikirkan penyakit hipertensi
nya selagi badannya masih segar dan bias dibawa bekerja membereskan
rumah.
TD : 140/90 mmHg
N : 84 x menit
S : 36,2◦C
BB : 55 kg
TB : 164 cm
IMT : 20,45
b. Ny. S
Ny S baru menyadari penyakit diabetes mellitus nya setelah klien
pension. Klien mulai merasakan keluhan sering kencing (klien sering
mengganti celana dalam),sering haus dan cepat lapar. Sebelumnya klien tidak
terlalu merasakan keluhan penyakitnya karena klien masih ada kesibukan
bekerja dan sering berkumpul bersama temannya. Setahun belakangan ini
klien baru merasakan badan sering gatal-gatal,kaki terasa kebas dan
kesemutan juga pegal dan klien mengeluh mudah merasa lelah dan cepat
mengantuk. Saat masih aktif bekerja klien biasa tidur larut malam untuk
menyelesaikan pekerjaan maupun tugas kantornya. Klien sering
mengkonsumsi berbagai jenis obat,jika tidak sembuh sekali minum, klien
langsung mengganti dengan obat lainnya dank lien mudah terhasut bujukan
orang tentang pilihan obat yang baik. Klien sering mengkonsumsi minuman
manis dan cemilan tinggi gula dan karbohidrat. Klien tidak pernah
berolahraga dan selalu tidur setiap selelsai sholat Subuh dan bangun baru
pukul 10.00 WIB.
TD : 150/90 mmHg
N : 92x/menit
RR : 23x/menit
S : 37 ⸰C
BB : 74 kg
TB : 155cm
IMT: 30,80
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Ny S ada yang menderita Diabetes Meliitus yaitu ibu Ny S.

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Tipe rumah permanen,dinding semen dan lantai sudah porselen dari depan
sampai ke dapur. Sirkulasi udara cukup baik banyak jendela dan ventilasi ruangan
juga terang. Sumber air menggunakan air dari PDAM,jernih dan tidak berbau.
Lingkungan rumah bersih, Tn N setiap pagi dan sore rajin menyapu halaman dan
membersihkan daun yang berguguran. Sampah rumah tangga setiap malam
dibuang ke TPS,dan limbah dibuang ke halaman belakang.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan dengan tetangga cukup harmonis. Klien sering membagikan
makanan ke tetangga dan mengundang tetangga ke rumah jika ada acara. Klien
jarang bersitegang denga tetangga,jika ada masalah dikomunkasikan. Klien dekat
dengan tetangga di kiri,kanan dan depan rumah karena merupakan teman lama da
nada yang sepropfesi baik dengan suami maupun istri.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn N awalnyan tinggal di Pemangkat, kemudian pindah ke
Singkawang seiring dengan Tn N yang pindah tugas dan menetep di Singkawang
sampai sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn N setiap Maghrib sholat di masjid lalu bercengkrama dengan warga
samapi Isya.
Ny S rutin mengikuti kegiatan pengajian di pemukimannya dua kali dalam
seminggu. Kemudian mengikuti kegiatan serakalan dan safari fajar di kelompok
5. Sistem pendukung keluarga
Anak Ny S selalu mengingatkannya untuk mengurangi cemilan dan makanan
tinggi gula dan karbohidrat serta mengurangi minum manis dan bersoda. Anak
Ny S juga kerap mengajak Ny S untuk memeriksakan kesehatannya di fasilitas
kesehatan dan rutin mengecek kadar gula hanya klien saja yang takut akan jarum
dan takut akan hasilnya.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga jarang bermusyawarah atau membicarkan masalah secara bersama.
Masing-masing anggota kleuraga kerap mengambil keputusan sendiri. Di rumah
klien dan anggota keluarganya menggunakan bahsa Singkawang untuk saling
berkomunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga sering bekerja secara sendiri-sendiri dan mengedepankan pendapat
masing-masing. Antar anggota keluarga jarang bekerjasama.
3. Struktur peran :

Kedudukan dalam keluarga Peran yang dijalankan


Ayah Sebagai kepala keluarga, pencari nafkah,
dan membesarkan anak-anak.
Ibu Sebagai istri,mengurus rumah sekaligus
juga ikut bekerja membantu perekonomian
keluarga, dan bertugas membesarkan anak-
anak.

4. Nilai atau norma budaya


Nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran dari nilai-nilai agama yang
dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai. Keluarga Ny. S meyakini, bahwa
kebersihan adalah sebagian dari iman, rumah tampak bersih dan rapih. Keluarga
percaya bahwa hidup, sehat dan sakit sudah ada yang mengatur. Tn. A
mengatakan dikeluarganya tidak terlalu mengikuti pantangan yang disarankan
oleh petugas kesehatan dan keluarga serta jarang kontrol ke Puskesmas.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain sangat baik. Jika ada
anggota keluarga yang sakit maka saling membantu, atau jika kesulitan dana
maka anggota keluarga lain saling membantu sesuai dengan kemampuannya.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan sosialisasi antar keluarga baik, keluarga selalu bertanya kepada
Tn. N apabila terdapat permasalahan di dalam keluarga. Anak-anak dan cucu
sering berkunjung ke rumah Tn. N
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga masih belum mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga
secara optimal seperti belum mampu mengenal masalah kesehatan keluarga,
belum mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, belum
mampu memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit secara tepat
serta belum mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada seperti
Puskesmas.
4. Fungsi reproduksi
Tn. N memiliki 3 orang anak, ketiganya sudah menikah dan hidu
berpisah dari orang tua. Ny. S dahulu menggunakan kontrasepsi pil untuk
mencegah kehamilan. Saat ini Ny. S sudah masuk dalam usia menopouse.
5. Fungsi ekonomi
Menurut Ny S penghasilan yang didapatkan setiap bulan tidak mencukupi
kebutuhan sehari hari.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka panjang & jangka pendek Ny S mengatakan, yang menjadi
pikiran saat ini adalah bagaimana cara menjaga gaya hidup lebih sehat.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah,bila ada masalah biasanya
keluarga memutuskan sendiri langkah apa yang akan diambil.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny S mengaku banyak berdo’a apabila sakit
4. Strategi adaptasi disfungsional
Untuk mengurangi stress dalam keluarga anggota keluarga kerap kali
memisahkan diri,mencari kesenangan sendiri,berkumpul dengan komunitas
masing-masing. Setelah masalah mereda baru anggota keluarga kembali bersama.
Keluarga jarang duduk bersama membahas masalah karena biasanya saling emosi
jika bicara bersama.

G. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga adalah semoga Ny. S lekas sembuh dan berharap kepada
petugas kesehatan untuk dapat membantu keluarganya dalam mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi.

H. DATA TAMBAHAN

Pengkajian Suami Istri


Nutrisi Klien biasa makan 3xsehari dan Klien biasa makan 3xsehari
sangat jarang ngemil dengan porsi nasi, sayur, lauk,
dan buah. Klien terbiasa
ngemil diantara jam santai
Eliminasi Klien tidan mengalami Klien mengeluh sering
gangguan dan BAK maupun kencing dan kadang sangat
BAB mengganggu pada malam hari
Istirahat tidur Klien biasa tidur mulai jam 9 Klien biasa tidur lewat tengah
malam dan bangun jam 5 pagi. malam mengerjakan pekerjaan
rumah terlebih dahulu. Namun
jka gula darah klien melonjak
klien sering mengeluh lelah
dan tertidur di awal malam
tapi paginya masih mengantuk
dan lemah
Aktivitas sehari- Klien bisa melakukan aktivitas Klien bisa melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri. sehari-hari secara mandiri.
hari
Gaya hidup Klien bergaya hidup sederhana Klien cenderung bergaya
hidup mewah

I. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Ibu Bapak


Kepala Rambut bersih dan tipis, belum Rambut bersih, beruban,
banyak uban, pertumbuhan pertumbuhan merata dan
merata dan tidak ada bekas tidak ada bekas luka.
luka,tidak ada benjolan.
Tanda-tanda vital TD : 150/90 mmHg TD : 140/90 mmHg
N : 92x/menit N : 84 x
Pemeriksaan Ibu Bapak
RR : 23x/menit menit
S : 37 ⸰C S : 36,2◦C

BB, TB BB : 74 kg BB : 55 kg
TB : 155cm TB : 164 cm
IMT : 30,80 IMT : 20,45

Mata Konjungtiva tidak anemis Terdapat katarak senilis


Sklera bersih pada kedua lensa
Ada kantung mata
Hidung Tidak ada Tidak teraba massa,nyeri
deviasi,pembengkakan,benjolan tekan,pembengkakan atau
maupun nyeri tekan benjolan
Mulut Mukosa lembab,terdapat gigi Mukosa agak kering,
palsu,caries terdapat gigi palsu,caries
dan pembengkakan gusi
Leher Kelenjar getah bening tidak Kelenjar getah bening tidak
teraba, tidak terdapat pembesaran teraba, tidak terdapat
pada kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada kelenjar
pembesaran vena jugularis, teraba tiroid, tidak ada
denyutan nadi karotis, posisi pembesaran vena jugularis,
trakea simetris. Kelenjar getah teraba denyutan nadi
bening tidak teraba, tidak terdapat karotis, posisi trakea
pembesaran pada kelenjar tiroid, simetris. Kelenjar getah
tidak ada pembesaran vena bening tidak teraba, tidak
jugularis, teraba denyutan nadi terdapat pembesaran pada
karotis, posisi trakea simetris kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis,
teraba denyutan nadi
karotis, posisi trakea
simetris
Dada Terdapat lesi bekas operasi Bunyi jantung normal
pemasangan Ring,pergerakan dada Pergerakan dada simetris ,
asimetris,suara vesikuler. Kadang suara vesikuler. Tidak suara
mengeluh sesak nafas tambahan, tidak
terlihat menggunakan otot
bantu pernafasan. Ada
keluhan sesak ada keluhan
batuk
Abdomen Abdomen membulat besar,tidak Perut tidak terlalu
ada lessi maupun penonjolan besar,tidak tampak lesi dan
massa. Ada kembung dan neri pembesaran organ maupun
tekan,klien ada riwayat gastritis. penonjolan massa. Tidak
ada nyeri tekan
Tangan Kuku jari tangan panjang Terdapat bekas luka/scar

Kaki Sering mengeluh pegal,kebas dan Ada terdapat bekas luka


kesemutan pada jari jempol.
Kemampuan pergerakan sendi Kemampuan pergerakan
lengan dan tungkai bebas dan sendi lengan dan tungkai
tidak ada keluhan. Dan kekuatan bebas dan tidak ada
otot baik (5555) keluhan. Dan kekuatan otot
baik (5555)
Pemeriksaan Ibu Bapak
Keadaan Umum Tampilan klien terlihat cukup Keseluruhan tampilan klien
baik. Gaya berjalan baik tidak ada tampak baik. Tidak
kelainan. Bentuk tubuh menunjukkan gangguan
gemuk,tgidak bungkuk. Masih bentuk tubuh maupun gaya
mampu berjalan dan melakukan berjalan. Aktivitas sehari-
aktivitas harian secara mandiri hari mampu dilakukan
secra mandiri.

II. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Data subjektif: ketidakmampuan Risiko ketidakstabilan
-Ny. S mengatakan sering gatal-gatal keluarga merawat kadar glukosa darah
-Ny. S mengatakan sudah lama tidak anggota keluarga yang
memeriksa kadar gula darahnya. sakit.
- Ny S mengatakan sering merasa haus,
sering kencing, cepat lapar sehingga
pola makan tidak tentu
-Ny.S mengatakan kakinya merasa
sering kesemutan
- Ny. S mengeluh badannya lemas dan
kesulitas untuk beraktivitas berat.
- Ny S mengatakan jarang
mengkonsumsi obat anti diabetesnya

Data objektif:
- GDS: 305 mg/dL
- Klien tampak lelah
- Klien sering minum
- Klien tampak sering menggaruk
badannya
- Klien menggunakan topical cream
pereda nyeri
_ TD :150/90 mmHg, Nadi : 92x/menit,
Temp : 36,6◦C
-Klien memiliki obat anti diabetes dari
dokter yaitu metformin 500mg 2x1
2. DS : Ketidakmampuan Perilaku kesehatan
– Ny S dan keluarga mengatakan keluarga mengenal cenderung beresiko
selama ini tidak tidak membatasi masalah kesehatan
dalam makan apapun termasuk gula
- Ny. S mengatakan tidak pernah
melakukan aktivitas olahraga rutin.
- Ny. S dan keluarga mengatakan tidak
No Data Etiologi Masalah
tahu aktivitas olahraga untuk pasien
Diabetes Melitus.
- Ny S dan keluarga mengatakan masih
sering mengkonsumsi makanan yang
manis dan makan tengah malam.
-Ny S mengatakan jarang
mengkonsumsi obat anti diabetes hanya
jika merasa perlu saja
- Ny S mengatakan sering
mengkonsumsi banyak obat,jika tidak
sembuh dalam sekali minum obat
langsung beralih ke obat lain
DO :
- Ny. S tampak masih mengudap
cemilan tinggi gula dan karbohidrat
- Ny S masih mengkosumsi minuman
manis
- Obat anti diabetes masih banyak baru
di makan 3x kali sejak ditebus
-Berat badan klien berlebihan IMT
30,80 (obesitas)
-Banyak obat berserakan di tempat obat
klien
3. DS : Ketidakmampuan Kurang
- Ny. S dan keluarga mengatakan tidak
begitu paham tentang penyakit Diabetes keluarga mengenal pengetahuan
Melitus (pengertian, tanda dan gejala, masalah kesehatan
serta komplikasi).
- Ny. S dan keluarga mengatakan hanya
tahu cara merawat keluarga dengan
Diabetes Melitus di rumah dengan tidak
makan atau minum gula berlebihan.
- Ny. S dan keluarga mengatakan tidak
mengetahui bahwa Diabetes Melitus
adalah penyakit keturunan dan gaya
hidup.
DO :
- Ny. S dan keluarga tidak dapat
menjawab sebagian pertanyaan tentang
penyakit Diabetes Melitus.

III. SKORING / PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa 1
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : Klien mengalami
1) Aktual 3 1 2/3x1= 2/3 ketidakstabilan kadar gula
2) Resiko 2 darah karena
3) Potensial 1 ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga
dengan diabetes mellitus.
2. Kemungkinan masalah Kemungkinan masalah dapat
dapat diubah : diubah mudah, karena
1) Dengan mudah keluarga dangan senang hati
2) Hanya sebagian 2 2 2/2x2= 2 menerima kehadiran perawat
3) Tidak dapat 1 dan bersedia diberikan
0 edukasi lebih lanjut tentang
kesehatan anggota
keluarganya.

3. Potensi masalah untuk Masalah dapat dicegah agar


dicegah : tidak berlanjut dengan
1) Tinggi melibatkan langsung
2) Cukup 3 1 3/3 x1 = 1 keluarga, perawat, dan juga
3) Rendah 2 keinginan klien mengingat
1 banyaknya faktor yang
menyebabkan tidak stabilnya
kadar gula darah.

4. Menonjolnya masalah : Keluarga mengerti bahwa


1) Masalah berat dan kadar gula yang terus
harus segera ditangani 2 1 2/2x1 = 1 menerus tinggi dapat
2) Ada masalah, tidak berbahaya tetapi keluarga
perlu segera tidak terlalu mengetahui cara
ditangani 1 merawat klien.
3) Masalah tidak
dirasakan
0
Jumlah 4 4 2/3

Diagnosa 2
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : Klien dan keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit
1) Aktual 3 1 3/3x1 = 1 Diabetes Melitus terutama cara
2) Resiko 2 perawatan anggota keluarga
dengan Diabetes Melitus.
3) Potensial 1
2. Kemungkinan Sumber daya keluarga ada
masalah dapat (pendidikan, kemauan
diubah : menerima perubahan).
2 2 1/2x2 = 2 Keluarga mempunyai motivasi
1) Dengan mudah tinggi untuk merawat
2) Hanya sebagian 1 responden agar kondisi
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
3) Tidak dapat 0 kesehatannya membaik
3. Potensi masalah untuk Masalah dapat dicegah agar
dicegah : tidak berlanjut adalah cukup
3 1 2/3x1 = 2/3 dengan memberikan
1) Tinggi pengetahuan kepada keluarga
2) Cukup
2
3) Rendah
1
4. Menonjolnya masalah Klien dan keluarga mau
: bekerja sama dengan tenaga
medis untuk mencegah dan
1) Masalah berat dan melakukan perawatan diabetes
harus segera ditangani 2 1 1/2x1 = 1/2
mellitus.
2) Ada masalah,
tidak perlu segera 1
ditangani
3) Masalah tidak
dirasakan
0
4 4

Diagnose 3
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : Ny S dan keluarga mengatakan
hanya tahu pantangan orang
1) Aktual 3 1 3/3x1 = 1 dengan Diabetes Mellitus adalah
2) Resiko 2 makan-makanan yang manis
namun klien dan keluarga tidak
3) Potensial 1 mengetahui secara rinci,selama
ini tidak tidak membatasi dalam
makan apapun termasuk gula tidak
pernah melakukan aktivitas
olahraga rutin, tidak tahu aktivitas
olahraga untuk pasien Diabetes
Melitus, masih sering
mengkonsumsi makanan yang
manis dan makan tengah malam,
obat jarang dimakan
2. Kemungkinan Sumber daya keluarga ada
masalah dapat (pendidikan, kemauan menerima
diubah : perubahan). Keluarga mempunyai
2 2 1/2x2 = 1 motivasi tinggi untuk merawat
1) Dengan mudah responden agar kondisi
2) Hanya sebagian 1 kesehatannya membaik.
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
3) Tidak dapat 0
3. Potensi masalah Masalah untuk dicegah cukup
untuk dicegah : dengan melibatkan langsung
3 1 2/3x1 = 2/3 keluarga, perawat dan juga
1) Tinggi kemauan klien untuk mencegah
2
2) Cukup terjadinya komplikasi.
1
3) Rendah
4. Menonjolnya Klien dan keluarga tidak tahu
masalah : bahwa, gatal – gatal serta rasa
kebas dan kesemutan yang terus
1) Masalah berat menerus berbahaya bagi klien,
dan harus segera 2 1 1/2x1 = ½
tetapi keluarga mengatakan tidak
ditangani mengetahui cara mengatasi
2) Ada masalah, masalah.
1
tidak perlu segera
ditangani
3) Masalah tidak
dirasakan 0

4 3

IV. DAFTAR PRIORITAS MASALAH :

No Diagnosa Keperawatan Skor


1. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah b/d Ketidakmampuan keluarga 4 2/3
merawat anggota keluarga yang sakit Diabetes Melitus
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d Ketidakmampuan keluarga 4
mengenal masalah kesehatan Diabetes Melitus
3. Kurang pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah 3
kesehatan Diabetes Melitus

V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana


No
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
1. Risiko Setelah Setelah Verbal dan Kestabilan Manajemen
ketidakstab ilan dilakukan dilakukan non verbal kadar glukosa hiperglikemi
kadar glukosa asuhan asuhan darah (I.03115)
darah b/d keperawat keperawata (L03022) Edukasi diet
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
No
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
ketidakma an 3x1 n selama Setelah (I.12369)
mpuan keluarga jam kadar 3x 1 jam dilakukan 1.1
merawat anggota gula darah diharapkan tindakan Identifikasi
keluarga yang klien klien dan keperawatan kemungkinan
sakit (D.00179) dengan keluarga 3x24 jam penyebab
diabetes dapat: diharapkan hiperglikemi
mellitus menyebutk kadar glukosa 1.2
dalam an prinsip darah dalam Identifikasi
rentang diit dan rentang normal situasi yang
normal modifikasi dengan kriteria menyebabka
(100- 200 perilaku hasil: 1. Kadar n kebutuhan
mg/dL) perawatan glukosa dalam insulin
diabetes darah meningkat
mellitus membaik 2. 1.3
dirumah. Pasien dan Identifikasi
keluarga kebiasaan
mampu pola makan
mengontrol saat ini dan
glukosa darah masa lalu
secara mandiri 1.4 Monitor
3. Jumlah kadar
urine membaik glukosa
darah, jika
perlu
1.5 Anjurkan
monitor
kadar
glukosa
darah secara
mandiri
1.6 Ajarkan
pengelolaan
diabetes
(mis.
Penggunaan
insulin, obat
oral, monitor
asupan
cairan,
penggantian
karbohidrat,
dan bantuan
profesional
kesehatan)
1.7
Informasikan
makanan
yang
diperbolehka
n dan
dilarang
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
No
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
1.8 Anjurkan
mengganti
bahan
makanan
sesuai
dengan
Diet
2. Perilaku Setelah Setelah Verbal dan Perilaku Promosi
kesehatan dilakukan dilakukan psikomotorik kesehatan perilaku
cenderung intervensi pertemuan L.12107 upaya
berisiko b.d keperawat 1 x 30 1. penerimaan kesehatan
Ketidakma an selama menit terhadap status (I.12472)
mpuan keluarga 3 x 1 jam keluarga kesehatan Edukasi
mengenal diharapka dapat: 1. meningkat kesehatan
masalah n keluarga mengubah 2. kemampuan (I.12383)
kesehatan dengan gaya hidup melakukan 2.1
(D.0099) perilaku atau tindakan Identifikasi
kesehatan perilaku pencegahan perilaku
membaik untuk masalah upaya
memperbai kesehatan kesehatan
ki status meningkat yang dapat
Kesehatan 3. kemampuan ditingkatkan.
peningkatan 2.2
kesehatan 2.3 Orientasi
meningkat pelayanan
4. pencapaian kesehatan
pengendalian yang dapat
kesehatan dimanfaatkan
meningkat 2.4
Identifikasi
kesiapan
pasien
menerima
informasi.
2.5 Jelaskan
faktor risiko
yang dapat
mempengaru
hi kesehatan.
2.6
Anjurkan
latihan fisik
setiap hari
2.7 Anjurkan
makan sayur
dan buah
setiap hari
2.8 Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
No
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
2.9
Identifikasi
faktor-faktor
yang dapat
meningkatka
n dan
menurunkan
motivasi
perilaku
hidup sehat.
2.10 Berikan
lingkungan
yang
mendukung
kesehatan.
2.11 Ajarkan
perilaku
hidup sehat.
3. Defisit Setelah Setelah Verbal Tingkat Edukasi
pengetahuan b/d dilakukan dilakukan pengetahuan: proses
ketidakma asuhan asuhan 1. Perilaku penyakit
mpuan keluarga keperawat keperawata sesuai anjuran (I.12444)
mengenal an 3x 2 n selama meningkat Promosi
masalah jam 1x 60 2. kesiapan
kesehatan diharapka menit Kemampuan penerimaan
(D.00111) n keluarga menjelaskan informasi
peningkat dapat kembali (I.12470)
an mengenal pengetahuan 3.1
pengetahu masalah tentang Identifikasi
an klien kesehatan diabetes kesiapan dan
dan diabetes mellitus kemampuan
keluarga mellitus. meningkat menerima
3. informasi
Kemampuan 3.2 Sediakan
menggambark materi dan
an pengalaman media
sebelumnya pendidikan
sesuai dengan kesehatan
topic cukup 3.3
meningkat Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan.
3.4 Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
3.5 Jelaskan
penyebab
dan faktor
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
No
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
risiko
penyakit
3.6 Jelaskan
tanda dan
gejala yang
ditimbulkan
oleh penyakit
3.8 Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
3.9
Informasikan
kondisi
pasien saat
ini
3.10 Ajarkan
cara
meminimalis
ir gejala yang
dirasakan
3.11 Berikan
informasi
berupa
leaflet atau
gambar
untuk
memudahkan
pasien
mendapatkan
informasi
kesehatan
3.12
Libatkan
pengambil
keputusan
dalam
keluarga
untuk
menerima
informasi

VI. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal dan Diagnose


Implementasi Evaluasi
waktu Keperawatan
Kamis, 3 Resiko ketidakstabilan 1.1 Mengidentifikasi S:
November kadar gula dalam kemungkinan penyebab -Klien mengatakan “Besok
2022 darah b/d hiperglikemi cek gula lagi ya,Bu.”
ketidakmampuan 1.2 Mengidentifikasi -Klien baru menyadari
Tanggal dan Diagnose
Implementasi Evaluasi
waktu Keperawatan
keluarga merawat situasi yang bahwa keluhan fisiknya
anggota keluarga yang menyebabkan kebutuhan karena peningkatan gula
sakit (D.00179) insulin meningkat darah
1.3 Mengidentifikasi O:
kebiasaan pola makan -GDS 295 mg/dl
saat ini dan masa lalu -Klien meminum metformin
1.4 Memonitor kadar 500mg per oral
glukosa darah, jika perlu
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1.4 Monitor kadar glukosa
darah, jika perlu
1.5 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
1.6 Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
profesional kesehatan)
1.7 Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang.
Perilaku kesehatan 2.1 Identifikasi kesiapan S:
cenderung berisiko b.d dan kemampuan -Klien mengatakan “Besok
Ketidakmampuan menerima informasi mulai membatasi cemilan
keluarga mengenal 2.2 Identifikasi tingkat tinggi karbohidrat dan
masalah kesehatan pengetahuan dan minuman manis
(D.0099) ketrampilan O:
pemeriksaan gula darah -Klien meminum obat anti
2.3 Sediakan materi dan diabetesnya (metformin
media pendidikan 500mg)
kesehatan -Klien berhenti meminum
minuman manisnya
A : Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
2.4 Identifikasi kesiapan
pasien menerima informasi.
2.5 Jelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
2.6 Anjurkan latihan fisik
setiap hari
2.7 Anjurkan makan sayur
dan buah setiap hari
2.8 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Defisit pengetahuan 3.1 Identifikasi kesiapan S : Klien mengatakan,”Siap
Tanggal dan Diagnose
Implementasi Evaluasi
waktu Keperawatan
b/d ketidakma mpuan dan kemampuan besok belajar Bu.”
keluarga mengenal menerima informasi O:
masalah kesehatan 3.2 Sediakan materi dan -Klien bingung tentang apa
(D.00111) media pendidikan itu penyakitnya
kesehatan -Klien tampak antusias untuk
3.3 Jadwalkan belajar besok
pendidikan kesehatan A:
sesuai kesepakatan. Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3.4 Berikan kesempatan
untuk bertanya
3.5 Jelaskan penyebab dan
faktor risiko penyakit
3.6 Jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyakit
3.8 Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
Jum’at, 4 Resiko ketidakstabilan 1.4 Monitor kadar S:
Novemvber kadar gula dalam glukosa darah -Klien mengatakan enak juga
2022 darah b/d 1.5 Anjurkan monitor pake gula aren.
ketidakmampuan kadar glukosa darah Klien mengatakan malas
keluarga merawat secara mandiri makan buah karena malas
anggota keluarga yang 1.6 Ajarkan pengelolaan memotong atau
sakit (D.00179) diabetes (mis. mengupasnya.
Penggunaan insulin, -Klien mengatakan mulai
obat oral, monitor mengurangi kue tapi sulit
asupan cairan, mengurangi nasi terutama
penggantian malam sering lapar.
karbohidrat, dan bantuan O:
profesional kesehatan) -GDS 275 mg/dl
1.7 Informasikan -Klien mengaduk
makanan yang minumannya dengan gula
diperbolehkan dan aren
dilarang -Klien meminum metformin
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1.4 Monitor kadar glukosa
darah, jika perlu
1.5 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
1.8 Anjurkan mengganti
bahan makanan sesuai
dengan diet.
Perilaku kesehatan 2.4 Identifikasi S:
cenderung berisiko b.d kesiapan pasien -Klien mengatakan akan
Ketidakmampuan menerima informasi. mulai jalan(olahraga) sehabis
keluarga mengenal 2.5 Jelaskan faktor Subuh.
masalah kesehatan risiko yang dapat -Klien mengatakan akan
(D.0099) mempengaruhi mulai mengganti cemilan
kesehatan. dengan buah.
2.6 Anjurkan latihan O:
Tanggal dan Diagnose
Implementasi Evaluasi
waktu Keperawatan
fisik setiap hari -Klien meminum obatnya
2.7 Anjurkan makan (metformin 500mg)
sayur dan buah setiap -Klien mulai memilah obat
hari yang digunakan dan yang
2.8 Berikan kesempatan tidak akan dikonsumsi
untuk bertanya A:
Masalah teratsi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2.9 Identifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi
perilaku hidup sehat.
2.10 Berikan lingkungan
yang mendukung kesehatan.
2.11 Ajarkan perilaku hidup
sehat.

Defisit pengetahuan 3.4 Berikan kesempatan S:


b/d ketidakmampuan untuk bertanya -Klien mengatakan,”Owh
keluarga mengenal 3.5 Jelaskan penyebab sakit gatal dan lemas ini
masalah kesehatan dan faktor risiko rupanya karena gula darah.”
(D.00126) penyakit Klien mengatakan baru tahu
3.6 Jelaskan tanda dan kalau diabetes bias
gejala yang ditimbulkan diturunkan dan juga karena
oleh penyakit gaya hidup
3.8 Jelaskan O:
kemungkinan terjadinya -Klien bertanya kepada
komplikasi perawat
-Klien dapat menjawab
beberapa pertanyaan
A: Masalah teratasi sebgaian
P : Intervensi dilanjutkan
3.9 Informasikan kondisi
pasien saat ini
3.10 Ajarkan cara
meminimalisir gejala yang
dirasakan
3.11 Berikan informasi
berupa leaflet atau gambar
untuk memudahkan pasien
mendapatkan informasi
kesehatan
3.12 Libatkan pengambil
keputusan dalam keluarga
untuk menerima informasi
Sabtu, 5 Resiko ketidakstabilan 1.4 Monitor kadar S:
November kadar gula dalam glukosa darah -Klien mengatakan akan
2022 darah b/d 1.7 Informasikan mulai mengganti nasi putih
ketidakmampuan makanan yang dengan nasi jagung karena
keluarga merawat diperbolehkan dan sudah biasa makan sewaktu
anggota keluarga yang dilarang kecil dan rasanya enak
sakit (D.00179) 1.8 Anjurkan mengganti disbanding nasi merah.
Tanggal dan Diagnose
Implementasi Evaluasi
waktu Keperawatan
bahan makanan sesuai O;
dengan diet -GDS 245 mg/dl
-Klien meminum obat anti
diabetesnya (metformin
500mg)
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan oleh
klien dan keluarga di rumah
Perilaku kesehatan 2.9 Identifikasi faktor- S:
cenderung berisiko b.d faktor yang dapat Klien mengatakan,”Yuk Pak
Ketidakmampuan meningkatkan dan hidup sehat,biar bisa jalan-
keluarga mengenal menurunkan motivasi jalan.”
masalah kesehatan perilaku hidup sehat. O:
(D.0099) 2.10 Berikan lingkungan -Klien tampak bersemangat
yang mendukung -minuman manis diganti air
kesehatan. putih
2.11 Ajarkan perilaku -Kue diganti buah
hidup sehat. A;
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
oleh klien dan keluarga di
rumah

Defisit pengetahuan 3.9 Informasikan S:


b/d ketidakmampuan kondisi pasien saat ini -Klien mengatakan, “rupanya
keluarga mengenal 3.10 Ajarkan cara kondisi saya bias berbahaya.”
masalah kesehatan meminimalisir gejala O:
(D.00126) yang dirasakan -Klien tampak membaca
3.11 Berikan informasi brosur yang diberikan
berupa leaflet atau -Klien berbicara dengan
gambar untuk suami tentang isi brosur
memudahkan pasien A:
mendapatkan informasi Masalah teratasi
kesehatan P:
3.12 Libatkan Intervensi dilanjutkan klien
pengambil keputusan dan keluarga di rumah
dalam keluarga untuk
menerima informasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. PENGANTAR
Materi : Diabetes Mellitus
Pokok bahasan : Perawatan dan pencegahan Diabetes Mellitus
Hari/tanggal : Jum’at, 4 November 2022
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : Jl Tirtasari GG Dharma no 10 A
Sasaran : Tn N dan Ny S

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. S dan keluarga dapat
melakukan perawatan pada penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x35 menit, Ny. S dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Pengelolaan DM
f. Pemeriksaan penunjang
g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.
C. MATERI
(terlampir)
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. leaflet
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu


1. Pembukaan 5 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan Memberi salam
apersepsi
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
Menyimak
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
 Pengertian DM
 Penyebab DM
 Klasifikasi DM
 Tanda dan gejala DM
 Pengelolaan DM
3. Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan inti Memperhatikan dan
penyuluhan. menjawab
 Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.
No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu
4. Penutup : 5 menit
 Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah mendengarkan
disampaikan
 Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan
kepada sasaran.
 Mengucapkan salam.
DIABETES MELITUS

A. Pengertian
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(WHO, 1999).
B. Klasifikasi
1. Diabetes Melitus Tipe 1
a. Terjadi karena sel beta di pankreas mengalami kerusakan, sehingga
memerlukan insulin ekstrogen seumur hidup.
b. Umumnya muncul pada usia muda.
c. Penyebabnya bukan karena faktor keturunan melainkan faktor autoimun1
2. Diabetes Melitus Tipe 2
a. Tipe DM umum, lebih banyak penderitanya di bandingkan Tipe 1 -
Munculnya saat usia dewasa.
b. Disebabkan beberapa faktor seperti obesitas dan keturunan
c. Dapat menyebabkan terjadinya komplikasi apabila tidak dikendalikan.
3. Diabetes Gestasional
a. Timbul saat kehamilan
b. Penyebab riwayat DM dari keluarga, obesitas, usia ibu saat hamil, riwayat
melahirkan bayi besar dan riwayat penyakit lainnya.
c. Gejalanya sama seperti DM pada umumnya
d. Jika tidak ditangani secara dini akan beresiko komplikasi pada persalinan,
dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan > 4000gram serta kematian
bayi dalam kandungan.
C. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
1. Penglihatan kabur
2. Gatal-gatal terutama didaerah kemaluan
3. Cepat lelah dan mengantuk
4. Luka sulit sembuh
5. Banyak kencing
6. Sering merasa haus
7. Penurunan berat badan
8. Banyak makan
D. Komplikasi Diabetes Mellitus
Adapun komplikasi pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
1. Akut
a. Hiperglikemia
b. Penurunan kesadaran
2. Kronis
a. Kerusakan pembuluh darah kecil, contoh kerusakan pembuluh darah pada
mata, jantung dll.
b. Rentan infeksi TBC
c. Kebutaan
E. Pengelolaan Diabetes Mellitus :
1. Perencanaan diet
a. Tujuan pengaturan diet
1) Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat, dan olahraga
2) Mencapai dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
3) Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
4) Menghindari komplikasi akut
b. Pengaturan diet
1) Jadwal = 25% – 10% – 25% – 10% – 20% -10%
2) Jumlah = sesuai porsi (ingat makanan penukar)!
3) Jenis = sesuai kebutuhan
c. Pola makan
1) 07.00-08.00 : Makan Pagi
2) 10.00 : Makan Selingan
3) 12.00-13.00 : Makan Siang
4) 15.00-15.30 : Makan Selingan
5) 18.00-18.30 : Makan Malam
6) 19.00 : Makan Selingan

d. Pedoman makan yang sehat


1) Pilih makanan sehat
2) Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
3) Variasikan makanan
4) Gunakan piring kecil
5) Kunyah perlahan
6) Pilih makanan rendah lemak
7) Tingkatkan konsumsi makanan berserat (IG rendah)
8) Kurangi garam dan batasi gula
2. Melakukan olahraga
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu ) selama kurang
lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rhythmical, interval,
progressive, endurance)
Adapun manfaat dari latihan jasmani (olahraga) adalah :
a. Menurunkan kosentrasi gula darah, selama dan sesudah latihan
b. Menurunkan kosentrasi indulin basal dan post prandial
c. Memperbaiki sensitifitas insulin
d. Memperbaiki hiprtensi ringan sampai sedang
e. Memperbaiki pengeluaran tenaga
f. Memelihara kardiovaskular
g. Mningkatkan kekuatan fleksibelitas otot
h. Meningkatkan sense of well-being dan kwalitas hidup
3. Minum obat teratur
Jika pasien lebih menerapkan pngaturan makan dan kegiatan jasmani yang
teratur namun pngendalian kadar glukosa darahnya blum tercapai,
dipertimbangkan pemakaian obat-obatan berkhasiat hipoglikemik (oral – insulin)
a. Obat hipoglikemia oral
1) Sulfoniurea
Golongan obat ini mempunyai efek utama :
a) mengurangi produksi glukosa hati
b) memperbaiki ambilan glukosa perifer
2) Insulin
Indikasi penggunaan pada DM tip 2
a) Koma hiperosomolar
b) Asidosis laktat
c) Ketoasidosis
d) Stress berat (infeksi sistemik, operasi berat)
e) Kehamilan/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan
f) Tidak berhasil dikelola dngan dosis maksimal atau ada
kontraindikasi OHO.
4. Pemeriksaan gula darah
5. Konsultasi dengan dokter
REFERENSI

Tim Penyusun Buku Pedoman dan Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia (2019) Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Dewasa di Indonesia 2019. PB Perkeni

Tobing, A. (2012). Care Your Self Diabetes Mellitus; Pencegahan & Pengobatan Diri
Sendiri. Penebar Plus: Jakarta.

WHO (2016).Global Report on Diabetes.France: World Health Organization.


DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : 1
Tanggal : Rabu, 2 November 2022

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga merupakan salah satu unit terkecil didalam masyarakat yang terdiri ayah,
ibu, dan anak. Keluarga mempunyai tahap perkembangan dan tugas perkembangan.
Menurut Duval dan miller (1985) tahap perkembangan keluarga dibagi dalam
delapan tahap perkembangan yaitu keluarga dengan pasangan baru (Bargaining
Family), keluarga dengan anak pertama dibawah 30 bulan (Child Bearing), keluarga
dengan anak pra sekolah (2-6 tahun), keluarga dengan anak usia sekolah (6-13
tahun), keluarga dengan anak usia remaja (13– 20 tahun), keluarga melepas anak
usia dewasa muda, keluarga dengan orang tua paruh baya, dan keluarga dengan usia
lanjut dan pensiunan. Keluarga mempunyai peran dan fungsi baik dalam kehidupan
berkeluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu fungsi keluarga
adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan pada anggota keluarga yang
bertujuan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga. Namun,
masih banyak keluarga yang belum mampu merawat anggota keluarganya dengan
baik dan benar, sehingga diperlukan intervensi pendidikan kesehatan bagi keluarga
terutama keluarga dengan usia muda (Zakaria, 2017). Oleh karena itu diperlukan
asuhan keperawatan pada keluarga supaya keluarga dapat memberikan perawatan
pada anggota keluarga dengan kebutuhan berdasarkan kesehatan dalam tugas
perkembangan keluarga.
b. Data Yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
1) Data umum
2) Lingkungan
3) Fungsi keluarga
4) Pemeriksaan fisik (khusus bangi anggota keluarga berisiko tinggi)
c. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnose belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Proses Keperawatan
a. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah
kesehatan pada keluarga Tn.N
b. Tujuan Khusus
1) Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
(khususnya bagi anggota keluarga yang berisiko tinggi)
2) Teridentifikasi masalah kesehatan pada keluarga
3. Tindakan Keperawatan
a. Metode : wawancara dan pemeriksaan
b. Media dan Alat : format pengkajian,alat tulis,alat pemeriksaan fisik
c. Waktu dan Tempat : Rumah Tn, N Jl Tirtasari Gg Dharma no 10 A rt 010 rw 050
d. Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Struktur
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
b) Keluarga besedia menerima kehadiran mahasiswa
c) Menyiapkan media satu hari sebelum pelaksanaan
2) Kriteria Proses
a) Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan ramah tamah
b) Situasi mendukung selama kegiatan berlangsung
c) Keluarga dapat berpartisipasi dengan baik dan aktif selama kegiatan
d) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan
3) Kriteria Hasil
Di dapatkan data-data keluarga
Kunjungan ke : 2
Tanggal : Kamis, 3 November 2022

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Berdasarkan kunjungan pertama yang dilakukan pada tanggal 2 November 2022
didapatkan tentang klien Ny. S yang memiliki Riwayat Diabetes Mellitus. Ny. S
mengerti dan memahami tentang penyakit yang diderita tetapi Ny. S dan keluarga
tidak terlalu mengetahui penanganan yang harus di lakukan ketika gula darahnya
tinggi, masih mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan tinggi gula,tidak
pernah berolahraga serta sering mengkonsumsi banyak obat jika obat yang
sebelumnya di konsumsi tidak membawa efek kesembuhan. Bila gula darah tinggi
Ny.S merasakan gatal-gatal di tubuhnya, lelah, mengantuk, kaki kesemutan, sering
kencing, mudah lapar dan haus. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, didapatkan
hasil 305mg/dL
b. Data Yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu dikaji lebih lanjut adalah pengkajian keperawatan keluarga Ny. M
terutama pada Ny.S
c. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2. Proses Keperawatan
a. Tujuan Umum
Mengetahui masalah terkait kesehatan keluarga Tn. N khususnya Ny. S seperti
pengetahuan keluarga mengenai perawatan anggota keluarga yang sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan keluarga selama 1x 60 menit, diharapkan
keluarga : Memberikan informasi terkait masalah kesehatan yang sering dialami.
3. Tindakan Keperawatan
a. Metode : diskusi dan tanay jawab
b. Media dan Alat : format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
c. Waktu dan Tempat : Kamis, 3 November 2022. Di rumah TN N di Jl Tirtasari Gg
Dharma no 10 A
d. Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Struktur
a) H-1 Format Pengkajian sudah dipersiapkan
b) Media, alat, dan bahan siap
c) Keluarga Ny. S sudah siap sebelum pengkajian dimulai
d) Mahasiswa siap sebelum, saat, dan setelah pengkajian keperawatan keluarga
2) Kriteria Proses
a) Keluarga Ny. M menyampaikan terkait masalah kesehatan
b) Keluarga Ny. M mengikuti prosedur dalam pengkajian keperawatan
c) Mahasiswa memberikan pertanyaan pengkajian secara jelas
3) Kriteria Hasil
a) Data yang didapatkan sesuai dengan prosedur pengkajian keperawatan
b) Keluarga Ny. S bersedia mengikuti tindak lanjut dari pengkajian
keperawatan
Kunjungan ke : 3
Tanggal : 4 November 2022

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Berdasarkan evaluasi kunjungan ke satu dan dua yang dilakukan pada tanggal 2 dan
3 November 2022 didapatkan tentang keluarga dan klien mengetahui tentang
penyakit Ny. S yang menderita diabetes mellitus. Keluarga dan klien hanya
mengetahui tentang pengertian diabetes mellitus adalah ketika tingginya kadar
glukosa dalam darah. Dan mengetahui tentang tanda dan gejela dari diabetes
mellitus. Ny. S mengatakan ketika gula darahnya naik maka yang dirasakan adalah
kaki kesemutan dan badan gatal-gatal, badan lemah, mengantuk, sering lapar, makan
dan banyak kencing.
b. Data Yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu dikaji antara lain : pengkajian keperawatan keluarga Ny. M terutama
pada Ny. M
c. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
2. Proses Keperawatan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang pengertian dan tanda
gejela dari penyakit diabetes mellitus.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit keluarga dapat mengerti
dan memahami tentang konsep diabetes mellitus, penyebab diabetes mellitus, tanda,
gejala dan akibat diabetes mellitus.
3. Tindakan Keperawatan
a. Metode : diskusi dan tanya jawab
b. Media dan Alat : Sphygnomanometer, glucotest, alat tulis, leaflet
c. Waktu dan Tempat : 4 November 2022 jam 10.00-10.30 WIB di kediaman Tn.N Jl
Tirtasari Gg Dharma no 10A
d. Kriteria Evaluasi
 Kriteria Struktur
1) H-1 kontrak waktu
2) Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan
3) Media sudah dipersiapkan
4) Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
 Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
3) Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
 Kriteria Hasil
Keluarga dapat memahami tentang kosep diabetes mellitus, penyebab diabetes
mellitus, tanda, gejala dan akibat diabetes mellitus, cara penanganan dan
pencegahan diabetes mellitus.
Kunjungan ke : 4
Tanggal : Sabtu, 5 November 2022

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Berdasarkan evaluasi pertemuan ke 3 pada tanggal 3 Agustus 2021 didapatkan
bahwa keluarga masih tidak menjaga pola makan karena sudah merasa kakinya
sudah sembuh.
b. Data Yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
c. Data yang perlu dikaji, antara lain : Pengkajian keperawatan keluarga
d. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
2. Proses Keperawatan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami dan mampu mempraktikkan perilaku dan gaya hidup sehat serta
meninggalkan perilaku yang berisiko terhadap peningkatan gula darah.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit keluarga dapat mengerti
dan memahami tentang perilaku gaya hidup yang mendukung perbaikan kesehatan.
3. Tindakan Keperawatan
a. Metode : diskusi dan ceramah
b. Media dan Alat : leaflet,laptop,ppt,alat tulis
c. Waktu dan Tempat : Sabtu, 5 November 2022. Kediaman Tn. N, Jl Tirtasari Gg
Dharma No 10 A
d. Kriteria Evaluasi
 Kriteria Struktur
1) Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan
2) Media sudah dipersiapkan
3) Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutny
4) Keluarga Ny. S sudah siap sebelum implementasi/penkes dimulai
5) Mahasiswa siap sebelum, saat, dan setelah implementasi keperawatan
keluarga
 Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
3) Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
 Kriteria Hasil
Keluarga dapat memahami tentang perilaku hidup sehat bagi diabetisi dan mulai
menerapkannya.

Anda mungkin juga menyukai