TUGAS INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
OLEH :
RINTA NURYANI
SNR212250082
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagai mana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya dan Putri, 2013). Hipertensi
merupakan suatu kondisi tekanan darah yang meningkat pada sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2001). Hipertensi
merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan
tekanan darah persisten yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan. Satu kali
pengukuran tekanan darah tidak memenuhi syarat sebagai diagnosis hipertensi (Potter and
Perry, 2005). Jadi dapat disimpukan hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali kunjungan.
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Join National Comitten on Detection Evolution and Treatment of High Blood
Pressure VIII dalam Bell et al., (2015) mengklasifikasikan tekanan darah pada orang
dewasa berusia 18 tahun atau ke atas sebagai berikut.
Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum
diketahui penyebabnya dialami pada 90% penderita hipertensi sedangkan 10% sisanya
disebabkan karena hipertensi sekunder dimana hipertensi sekunder merupakan hipertensi
yang terjadi akibat penyebab yang jelas (Udjanti, 2010). Meskipun hipertensi primer
penyebabnya belum diketahui namun diperkirakan hipertensi primer disebabkan karena
faktor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup. Hipertensi sekunder disebabkan
karena penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, gangguan hormonal seperti
feokromositoma, obat-obatan seperti kontrasepsi oral, dan penyebab lain seperti
kehamilan, luka bakar, tumor otak dll (Aspiani, 2015).
Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah
dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis
kelamin, dan genetik. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain kebiasaan merokok,
konsumsi serat, stres, aktivitas fisik, konsumsi garam, kegemukan, kebiasaan konsumsi
alkohol dan dislipidemia (Kemenkes RI, 2013).
Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga bertahun-tahun. Jika
hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati bisa
menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
pandangan menjadi kabur (Ruhyanudin, 2007).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat memengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Brunner and
Suddarth, 2001).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin I, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner and Suddarth, 2001).
7. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi farmakologis
Berbagai penelitian klinis membuktikan bahwa, obat anti hipertensi yang diberikan tepat
waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %, infark miokard 20-25 %, dan
gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-obatan yang diberikan untuk penderita hipertensi
meliputi diuretik, angiotensin-converting enzyme (ACE), Beta-blocker, calcium channel
blocker (CCB), dll. Diuretik merupakan pengobatan hipertensi yang pertama bagi
kebanyakan orang dengan hipertensi (Kemenkes RI, 2013a).
Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Manajemen diet bagi penderita hipertensi yaitu membatasi gula, garam, cukup
buah, sayuran, makanan rendah lemak, usahakan makan ikan berminyak seperti tuna,
makarel dan salmon (Kemenkes RI, 2013a).
Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat badan. Mengurangi berat badan dapat
menurunkan tekanan darah karena mengurangi kerja jantung dan volume sekuncup
(Aspiani, 2015). Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas)
dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai IMT normal 18,5 – 22,9
kg/m2, lingkar pinggang <90 cm untuk laki-laki dan <80 cm untuk perempuan (Kemenkes
RI, 2013a).
3) Olahraga yang teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kinerja jantung (Aspiani, 2015). Senam
aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit lima kali perminggu dapat menurunkan
tekanan darah baik sistol maupun diastol. Selain itu, berbagai cara relaksasi seperti
meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi penderita hipertensi tanpa obat (Kemenkes
RI, 2013a).
4) Berhenti Merokok
Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok dapat menurunkan aliran darah ke bebagai organ dan meningkatkan
kerja jantung (Aspiani, 2015).
Mengurangi konsumsi alkohol dapat menurunan tekanan darah sistolik. Sehingga penderita
hipertensi diupayakan untuk menghindari konsumsi alkohol (Kemenkes RI, 2013a).
6) Mengurangi stres
Stres dapat memicu penurunan aliran darah ke jantung dan meningkatkan kebutuhan
oksigen ke berbagai organ sehingga meningkatkan kinerja jantung,oleh karena itu dengan
mengurangi stres seseorang dapat mengontrol tekanan darahnya (Nurahmani, 2012)
8. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam jangka panjang akan
mengganggu pembuluh darah arteri dalam mensuplai darah ke organ-organ diantaranya
jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi yang tidak terkontrol berakibat komplikasi pada
jantung meliputi infark jantung dan pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah
jantung. Hematuria (urine yang disertai darah) dan oliguria (kencing sedikit) merupakan
komplikasi hipertensi pada ginjal. Komplikasi hipertensi juga dapat terjadi pada mata
berupa retinopati hipertensi. Stroke dan euchephalitis merupakan penyakit yang terjadi
pada organ otak sebagai akibat hipertensi yang tidak ditangani dalam waktu lama (Wijaya
dan Putri, 2013).
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk. Sarjono
2. Alamat dan Telepon : Jalan Sungai Mahakam, Kel. Roban, Hp. 0895617472847
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiunan PNS
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
1. Komposisi Keluarga :
No NAM JENIS HUBUNGA UMU PENDIDIKA PEKERJAA
. A KELAMI N DENGAN R N N
N KK
1. Ny. R Perempuan Istri 63 SD IRT
tahun
Keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang tinggal serumah.
2. Suku Bangsa :
Keluarga Tn. S berasal dari suku Melayu/Indonesia, bahasa sehari-hari yang digunakan
yaitu bahasa Melayu.
8. Agama :
Keluarga Tn. S menganut agama dan menjalankan kewajiban sholat lima waktu. Setiap
Jumat Tn. S melaksanakan sholat Jumat di masjid depan komplek.
Dalam keluarga hanya Tn. S yang menderita penyakit hipertensi. Tn. S mengatakan
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama, tidak ada yang pernah
menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Kepemilikan rumah
Rumah keluarga Tn. S meupakan rumah sendiri / pribadi.
b. Luas dan tipe rumah
Luas rumah 90 m² dengan ukuran 9x10 meter yang terdiri dari ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang keluarga, dapur, WC, dan garasi. Lantai rumah porselen dengan tipe
rumah pemanen.
c. Penerangan dan ventilasi
Arah rumah Tn. S menghadap ke timur, cahaya matahari dapat masuk saat pagi hari
dengan jumlah jendela 9 buah, pada malam hari menggunakan penerangan listrik.
d. Jamban
Jamban keluarga Tn. S terletak didalam rumah dengan kondisi bersih, keluarga Tn. S
menggunakan septic tank dan berjarak lebih dari 10 meter dari sumber air.
e. Sumber air minum
Sumber air minum menggunakan PDAM dan air hujan. Air minum dimasak sampai
mendidih dan didinginkan.
Denah Rumah :
2. Karakateristik Tetangga dan Komunitas RW
Hubungan sosialisasi antar tetangga sekitar baik dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Di lingkungan sekitar keluarag Tn. S biasanya mengikuti kegiatan keagamaan dan
kegiatan rutin komplek seperti membersihkan lingkungan sekitar komplek.
IV.STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga bersifat terbuka satu sama lain sehingga apabila ada permasalahan
akan bisa cepat di selesaikan dengan baik karena adanya partisipasi dari seluruh anggota
keluarga.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga Tn. S saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
rumah tangga selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah.
2. Fungsi Sosialisasi
Diantara anggota keluarga Tn. S berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula interaksi dengan masyarakat sekitarnya. Keluarga Tn. S berusaha bertingkah
laku dan berperilaku yang sesuai dengan norma yang di anut di lingkungannya.
4. Fungsi Reproduksi
Tn. S dengan usia 69 tahun dan Ny. R dengan usia 63 tahun sudah dalam kategori non
produktif.
5. Fungsi Ekonomi
Tn. S dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari dari uang pensiunan yang terimanya setiap
bulan, sedangkan untuk berobat keluarga Tn. S menggunakan Askes.
Eliminasi BAB 1x sehari dengan BAB 1x sehari dengan BAB 1x sehari dengan
konsistensi lunak, konsistensi lunak, konsistensi lunak,
warna kuning, berbau warna kuning, berbau warna kuning, berbau
khas dan tidak khas dan tidak khas dan tidak
menggunakan obat menggunakan obat menggunakan obat
pencahar serta tidak pencahar serta tidak pencahar serta tidak ada
ada keluhan nyeri ada keluhan nyeri keluhan nyeri pada saat
pada saat BAB. pada saat BAB. BAB.
BAK 4-5 x sehari BAK 4-5 x sehari BAK 4-5 x sehari
dengan bau yang khas dengan bau yang khas dengan bau yang khas
dan berwarna kuning dan berwarna kuning dan berwarna kuning
jernih. Tidak ada jernih. Tidak ada jernih. Tidak ada
gangguan pola gangguan pola gangguan pola
eliminasi. eliminasi. eliminasi.
Istirahat Tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-8 jam
Tidur sehari, kadang-kadang sehari, kadang-kadang sehari, tidak ada
tidur siang 1-2 jam tidur siang 1-2 jam, gangguan pola tidur.
dan ketika bangun tidak ada gangguan
klien sudah merasa pola tidur.
cukup untuk
istirahatnya, hanya
jika merasakan nyeri
klien sedikit
terganggu dengan
tidurnya dan biasa
terbangun.
Aktivitas Aktifitas sehari-hari Aktifitas sehari-hari Aktifitas sehari-hari
Sehari-hari dilakukan seperti normal, hanya normal, tidak ada
biasanya, hanya kadang-kadang kelainan.
kadang-kadang mengeluh nyeri pada
mengeluh nyeri pada daerah lutut.
kedua lutut.
Gaya Hidup Klien sewaktu muda Tidak merokok, tidak Tidak merokok, tidak
merokok, tapi sudah mengkonsumsi mengkonsumsi alkohol,
lama berhenti. Tidak alkohol, dan jarang dan jarang
mengkonsumsi beraktifitas/olahraga. beraktifitas/olahraga
alkohol dan jarang
berolahraga/olahraga.
ANALISA DATA
masalah kesehatan.
SKORING / PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
masalah kesehatan.
A. Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan atau
observasi.
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu perawat
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode
dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah,
pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data sekunder.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data keluarga,
data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit (pemeriksaan fisik), data
penunjang keluarga, kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga, hasil pembinaan berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui
masalah keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang lengkap
sebagai langkah awal dan proses keperawatan.
Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan analisa data
sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa diagnosa keperawatan
yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa bersama dengan keluarga akan
melakukan scoring pada masalah yang didapat dan akan menentukan prioritas masalah mana
yang akan dilakukan intervensi lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1x 40 menit diharapkan keluarga mampu membina
hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta keluarga dapat memberi informasi
yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data keluarga
b. Mengetahui data anggota keluarga
c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik)
d. Mengetahui data penunjang keluarga
e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan.
C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah
b. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
c. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat pemeriksaan fisik
d. Waktu : 13:00 WIB
e. Tempat : Rumah Tn. S
f. Strategi Pelaksanaan :
No Tahap Kegiatan Mahasiswa KegiatanKeluarga Waktu
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang tersedia
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
b. Evaluasi Proses
1) Situasi mendukung tidak ada gangguan
2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif selama
menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi Hasil
a) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga
b) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota keluarga
c) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan individu yang sakit
( pemeriksaan fisik).
d) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang keluarga. Keluarga
mampu memberikan informasi kemampuan keluarga melakukukan tugas
pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
e) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan.
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai melakukan scoring masalah atau
menetapkan prioritas masalah dan didapatkan dua diagnosa prioritas yang akan dilakukan
intervensi sesuai dengan kondisi keluarga saat ini.
Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab,
proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi proses penyakit hipertensi.
b. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
f. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
g. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan faktor resiko penyebab hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
i. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
j. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan
5 menit
- Memberikan salam
- Menjawab salam
- Menanyakan kepada
- Menjawab
keluarga apakah masih
pertanyaan
ingat dengan
1 Pra Interaksi mahasiswa
- Menjelaskan kembali
-Menjawab
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan
-Mendengarkan
maksud dan tujuan
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi manajemen nyeri sebelumnya
2) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi proses penyakit hipertensi
sebelumnya
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien belum memahami tentang edukasi yang telah
disampaikan. Pada pertemuan ketiga ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab
nyeri, periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri,
menggunakan analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan faktor
resiko penyebab, proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu mengenal
manajemen nyeri dan mengetahui proses penyakit hipertensi .
2. Tujuan Khusus
- Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
- Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
- Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
- Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
- Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
- Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.30 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Waktu
Keluarga
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi -Menjawab
- Menyediakan materi dan
pertanyaan
media pendidikan
kesehatan -Memperhatikan
- Memberikan kesempatan
bertanya
-Memberikan 15 menit
- Menjelaskan penyebab pertanyaan
dan factor resiko penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan proses
patofisologi timbulnya
penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan
gejala yang ditimbulkan
penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan
kemungkinan terjadinya -Memperhatikan
komplikasi
- Menginformasikan kondisi
klien saat ini
-Memperhatikan
3 Penutup - Menanyakan perasaaan -Menjawab 5 menit
keluarga pertanyaan
-Menyepakati
- Mengontrak waktu untuk kontrak
pertemuan selanjutnya yang dibuat
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga belum memahami edukasi manajemen nyeri
2) Keluarga memahami edukasi proses penyakit hipertensi
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien pada edukasi manajemen proses penyakit paham
tentang penyebab hipertensi serta komplikasi hipertensi, klien belum memahami proses
timbulnya penyakit hipertensi dan tanda dan gejala hipertensi, dan klien belum memahami
tentang edukasi manajemen nyeri.
Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui proses penyakit dan tanda dan gejala
hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
f. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
g. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan
A. Latar Belakang
Pada pertemuan kelima ini diharapkan keluarga mampu melakukan teknik non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan
diharapkan klien dan keluarga memahami proses penyakit hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
b. Keluarga mampu mengetahui proses penyakit hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Waktu
Keluarga
A. PENGANTAR
Materi : Hipertensi
Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri dan Proses Penyakit Hipertensi
Hari/tanggal : Selasa, 8 November 2022
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Jalan Sungai Mahakam, Kel. Roban
Sasaran : Keluarga Tn. S
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,diharapkan Tn. S dan
keluarga mengerti tentang cara mengurangi rasa nyeri dan proses penyakit
Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, Tn. S dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Nyeri
b. Klasifikasi Nyeri
c. Tanda dan Gejala Nyeri
d. Strategi Untuk Mengurangi Rasa Nyeri
e. Pengertian Hipertensi
f. Gejala Hipertensi
g. Factor resiko Hipertensi
h. Komplikasi Hipertensi
i. Cara Mencegah Hipertensi
C. MATERI
(terlampir)
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
4. Penutup : 5 menit
Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah mendengarkan
disampaikan
Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan
kepada sasaran.
Mengucapkan salam.
DOKUMENTASI KEGIATAN