Anda di halaman 1dari 73

‘’ KEPERAWATAN KELUARGA’’

TUGAS INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

OLEH :
RINTA NURYANI
SNR212250082

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Menurut Johnson’s, 1992 (dalam Bakri, 2017), mendefinisikan keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainya.
2. Tujuan Keluarga
Tujuan dasar keluarga menurut Padila (2012), Karena keluarga merupakan unit
dasar dari masyarakat. keluarga memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap
perkembangan individu-individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan
individu tersebut. keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara
masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban
masyarakat.
3. Struktur Keluarga
Macam-macam Struktur keluarga oleh Padila (2012), diantaranya adalah:
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
d) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ayah.
e) Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi Pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
f) Neolokal Adalah suami istri yang tinggal tidak dekat dengan keluarga suami
maupun istri.
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Bakri (2017), adalah :
a) Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga kecil dalam satu rumah yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, tante.
3) Keluarga dyad (Pasangan inti), yaitu sepasang suami istri yang telah
membina rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak atau keduanya
bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih dulu.
4) Keluarga Single parent, yaitu kondisi seseorang tidak memiliki pasangan
lagi disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi single
parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
5) Keluarga Single adult, yaitu keluarga dengan orang dewasa yang hidup
sendirian.
b) Keluarga Modern
1) The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah yang tinggal bersama.
2) Reconstituded Nuclear, yaitu keluarga yang tadinya berpisah kemudian
kembali membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Tinggal
bersama anak-anaknya, baik anak dari pernikahan sebelumnya, maupun
hasil dari perkawinan baru.
3) The stepparent family, yaitu suami-istri yang mengadopsi seorang anak.
4) Commune family, yaitu keluarga yang tidak memiliki hubungan darah
namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan
pengalaman yang sama.
5) The nonmarital heterosexsual conhabiting family, yaitu keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa ikatan pernikahan.
6) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan seseorang yang mempunyai
persamaan jenis kelamin yang hidup bersama sebagaimana pasangan suami
istri (marital partners).
7) Cohibiting couple, yaitu dua atau lebih orang bersepakat untuk tinggal
bersama tanpa ikatan pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti
kehidupan berkeluarga.
8) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama dan mereka merasa sudah menikah, sehingga
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak bersama.
9) Group Network Family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
10) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara untuk waktu sementara.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman 1998 (dalam Padila, 2012), mengidentifikasikan lima fungsi
dasar keluarga, yakni :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang
bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasa
dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial. Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru
mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia menjadi anggota.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya
keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi
oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik
untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.
Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga profesional.
Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan sistem keluarga yang
bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki tugas dan
risiko kesehatan yang berbeda-beda. Dion dan Betan 2013 (dalam Bakri, 2017),
membagi keluarga dalam 8tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga Baru (Beginning Family)
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui
perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan untuk
membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga, membuat
berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk dalam hal
merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua, dan mencari pengetahuan
prenatal care.
b. Keluarga Dengan Anak Pertama
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan suami
istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Pada masa ini sering timbul konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan
perhatian yang lebih ditujukan kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan
perubahan anggota keluarga, mempertahankan keharmonisan pasangan suami
istri, berbagi peran dan tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5
tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, membantu anak bersosialisi dengan lingkungan, cermat
membagi tanggung jawab, mempertahankanhubungan keluarga, serta mampu
membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan, anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)


Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar
sampai memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini, sosialisasi anak semakin
melebar. Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di sekolah dan
lingkungan yang lebih luas lagi. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini
adalah anak harus sudah diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orang tua
bisa mengarahkan dengan tepat, membekali anak dengan berbagai kegiatan
kreatif agar motoriknya berkembang dengan baik, dan memperhatikan anak akan
risiko pengaruh teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua perlu memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa
remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia ingin
mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih membutuhkan bimbingan. Oleh
sebab itu, komunikasi antara orangtua dan anak harus terus dijaga. Selain itu,
beberapa peraturan juga sudah mulai diterapkan untuk memberikan batasan
tertentu tetapi masih tahap wajar. Misalnya dengan membatasi jam malam.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya
keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal ini,
orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi tujuan
tertentu. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini antara lain membantu dan
mempersiapkan anak untuk hidup mandiri, menjaga keharmonisan dengan
pasangan, memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, bersiap mengurusi
keluarga besar (orang tua pasangan) memasuki masa tua dan memberikan contoh
kepada anak-anak mengenai lingkungan rumah yang positif.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family)
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah
satu pasangan bersiap negativ atau meninggal. Tugas perkembangan
keluarganya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan keharmonisan dengan
pasangan, anak, dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.
h. Keluarga Lanjut Usia
Masa usia lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas
perkembangan dalam masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan “life review” juga
penting, disamping tetap mempertahankan kedamaian rumah, menjaga
kesehatan, dan mempersiapkan kematian.
7. Peran Keluarga
Menurut Ali (2010), Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yaitu :
a. Peran Ayah, sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b. Peran Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,
pelindung keluarga, pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat.
c. Peran Anak, sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial, dan spiritual.
8. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Lima tugas
keluarga menurut Achjar (2010), adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauhmana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah. Bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang
dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negatif dari
keluarga terhadap masalah kesehatan, dan bagaimana sistem pengambilan
keputusan yang dilakukan anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, apakah
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan
anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga
terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau
oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan
keluarga.
B. Konsep Dasar Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagai mana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya dan Putri, 2013). Hipertensi
merupakan suatu kondisi tekanan darah yang meningkat pada sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2001). Hipertensi
merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan
tekanan darah persisten yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan. Satu kali
pengukuran tekanan darah tidak memenuhi syarat sebagai diagnosis hipertensi (Potter and
Perry, 2005). Jadi dapat disimpukan hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali kunjungan.

2. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Join National Comitten on Detection Evolution and Treatment of High Blood
Pressure VIII dalam Bell et al., (2015) mengklasifikasikan tekanan darah pada orang
dewasa berusia 18 tahun atau ke atas sebagai berikut.

Klasifikasi Tekanan Darah

Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium 2 ≥160 atau ≥100

(Bell, Twiggs and Olin, 2015)


3. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum
diketahui penyebabnya dialami pada 90% penderita hipertensi sedangkan 10% sisanya
disebabkan karena hipertensi sekunder dimana hipertensi sekunder merupakan hipertensi
yang terjadi akibat penyebab yang jelas (Udjanti, 2010). Meskipun hipertensi primer
penyebabnya belum diketahui namun diperkirakan hipertensi primer disebabkan karena
faktor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup. Hipertensi sekunder disebabkan
karena penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, gangguan hormonal seperti
feokromositoma, obat-obatan seperti kontrasepsi oral, dan penyebab lain seperti
kehamilan, luka bakar, tumor otak dll (Aspiani, 2015).

4. Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah
dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis
kelamin, dan genetik. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain kebiasaan merokok,
konsumsi serat, stres, aktivitas fisik, konsumsi garam, kegemukan, kebiasaan konsumsi
alkohol dan dislipidemia (Kemenkes RI, 2013).

5. Tanda dan Gejala Hipertensi

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga bertahun-tahun. Jika
hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati bisa

menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
pandangan menjadi kabur (Ruhyanudin, 2007).

6. Mekanisme Terjadinya Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat memengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Brunner and
Suddarth, 2001).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin I, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner and Suddarth, 2001).

7. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan dengan terapi


farmakologis dan non farmakologis.

a. Terapi farmakologis

Berbagai penelitian klinis membuktikan bahwa, obat anti hipertensi yang diberikan tepat
waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %, infark miokard 20-25 %, dan
gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-obatan yang diberikan untuk penderita hipertensi
meliputi diuretik, angiotensin-converting enzyme (ACE), Beta-blocker, calcium channel
blocker (CCB), dll. Diuretik merupakan pengobatan hipertensi yang pertama bagi
kebanyakan orang dengan hipertensi (Kemenkes RI, 2013a).

b. Terapi non farmakologis

1) Makan gizi seimbang

Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Manajemen diet bagi penderita hipertensi yaitu membatasi gula, garam, cukup
buah, sayuran, makanan rendah lemak, usahakan makan ikan berminyak seperti tuna,
makarel dan salmon (Kemenkes RI, 2013a).

2) Mengurangi berat badan

Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat badan. Mengurangi berat badan dapat
menurunkan tekanan darah karena mengurangi kerja jantung dan volume sekuncup
(Aspiani, 2015). Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas)
dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai IMT normal 18,5 – 22,9
kg/m2, lingkar pinggang <90 cm untuk laki-laki dan <80 cm untuk perempuan (Kemenkes
RI, 2013a).
3) Olahraga yang teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kinerja jantung (Aspiani, 2015). Senam
aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit lima kali perminggu dapat menurunkan
tekanan darah baik sistol maupun diastol. Selain itu, berbagai cara relaksasi seperti
meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi penderita hipertensi tanpa obat (Kemenkes
RI, 2013a).

4) Berhenti Merokok

Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok dapat menurunkan aliran darah ke bebagai organ dan meningkatkan
kerja jantung (Aspiani, 2015).

5) Mengurangi konsumsi alkohol

Mengurangi konsumsi alkohol dapat menurunan tekanan darah sistolik. Sehingga penderita
hipertensi diupayakan untuk menghindari konsumsi alkohol (Kemenkes RI, 2013a).

6) Mengurangi stres

Stres dapat memicu penurunan aliran darah ke jantung dan meningkatkan kebutuhan
oksigen ke berbagai organ sehingga meningkatkan kinerja jantung,oleh karena itu dengan
mengurangi stres seseorang dapat mengontrol tekanan darahnya (Nurahmani, 2012)

8. Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam jangka panjang akan
mengganggu pembuluh darah arteri dalam mensuplai darah ke organ-organ diantaranya
jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi yang tidak terkontrol berakibat komplikasi pada
jantung meliputi infark jantung dan pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah
jantung. Hematuria (urine yang disertai darah) dan oliguria (kencing sedikit) merupakan
komplikasi hipertensi pada ginjal. Komplikasi hipertensi juga dapat terjadi pada mata
berupa retinopati hipertensi. Stroke dan euchephalitis merupakan penyakit yang terjadi
pada organ otak sebagai akibat hipertensi yang tidak ditangani dalam waktu lama (Wijaya
dan Putri, 2013).
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk. Sarjono
2. Alamat dan Telepon : Jalan Sungai Mahakam, Kel. Roban, Hp. 0895617472847
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiunan PNS
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
1. Komposisi Keluarga :
No NAM JENIS HUBUNGA UMU PENDIDIKA PEKERJAA
. A KELAMI N DENGAN R N N
N KK
1. Ny. R Perempuan Istri 63 SD IRT
tahun

2. Nn. H Perempuan Anak 27 S1 Guru


tahun
Genogram : (tiga generasi)
Tipe Keluarga :

Keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang tinggal serumah.

2. Suku Bangsa :
Keluarga Tn. S berasal dari suku Melayu/Indonesia, bahasa sehari-hari yang digunakan
yaitu bahasa Melayu.

8. Agama :
Keluarga Tn. S menganut agama dan menjalankan kewajiban sholat lima waktu. Setiap
Jumat Tn. S melaksanakan sholat Jumat di masjid depan komplek.

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Kebutuhan sehari-hari keluarga Tn. S semua dipenuhi Tn. S dengan gaji pensiunan
sebagai PNS.

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga Tn. S mempunyai kebiasaan rutin untuk berkumpul menonton televisi
bersama. Sesekali melakukan rekreasi keluarga keluar kota atau pergi ke moll, makan
malam bersama keluarga atau pergi ke pantai bersama anak-anak dan cucu yang sudah
tidak lagi tinggal serumah karena sudah memiliki rumah sendiri.

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S merupakan tahap VI yaitu keluarga yang
melepaskan anak usia dewasa muda (families launching young adults first child gone to
last child’s leaving home). Tahap ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah
sehingga rumah menjadi kosong. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada
tidaknya anak yang belum berkeluarga serta tetap tinggal bersama orangtua.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. S merupakan tahap VI yaitu membantu perawatan
orang tua yang sudah lanjut usia.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


a) Tn. S sebagai Kepala Keluarga jarang sakit memiliki riwayat penyakit hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu. Tn. S mengeluh pusing, kepala terasa berat dan nyeri di
daerah pundak, dengan skala nyeri 5 (sedang). Tn. S mengatakan keluhannya
dirasakan sejak 1 bulan terakhir ini dan sebelumnya pernah berobat ke puskesmas
dan sudah diberikan obat. Setelah minum obat keluhan sedikit berkurang. Pada saat
pengkajian didapatkan hasil Tekanan Darah : 150 /90 mmHg, Suhu : 36,5°Celcius,
Berat Badan : 61 Kg, Nadi : 83 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, TB : 170 cm tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lainnya.
b) Ny. R jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius, hanya
biasanya mengeluh nyeri pada daerah lutut, tidak ada masalah istirahat, makan
maupun kebutuhan dasar yang lain.
c) Nn. H. jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius, tidak ada
masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain, imunisasi sudah
lengkap.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Dalam keluarga hanya Tn. S yang menderita penyakit hipertensi. Tn. S mengatakan
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama, tidak ada yang pernah
menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Kepemilikan rumah
Rumah keluarga Tn. S meupakan rumah sendiri / pribadi.
b. Luas dan tipe rumah
Luas rumah 90 m² dengan ukuran 9x10 meter yang terdiri dari ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang keluarga, dapur, WC, dan garasi. Lantai rumah porselen dengan tipe
rumah pemanen.
c. Penerangan dan ventilasi
Arah rumah Tn. S menghadap ke timur, cahaya matahari dapat masuk saat pagi hari
dengan jumlah jendela 9 buah, pada malam hari menggunakan penerangan listrik.
d. Jamban
Jamban keluarga Tn. S terletak didalam rumah dengan kondisi bersih, keluarga Tn. S
menggunakan septic tank dan berjarak lebih dari 10 meter dari sumber air.
e. Sumber air minum
Sumber air minum menggunakan PDAM dan air hujan. Air minum dimasak sampai
mendidih dan didinginkan.
Denah Rumah :
2. Karakateristik Tetangga dan Komunitas RW
Hubungan sosialisasi antar tetangga sekitar baik dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Di lingkungan sekitar keluarag Tn. S biasanya mengikuti kegiatan keagamaan dan
kegiatan rutin komplek seperti membersihkan lingkungan sekitar komplek.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Tn. S sebelumnya berdomisili di Pontianak sejak menikah kemudian pindah ke
kecamatan Tebas pada tahun 1990 karena pindah tempat kerja. Sejak tahun 2012 keluarga
Tn. S pindah ke kelurahan Roban (tempat tinggal sekarang).

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat


Hubungan tetangga dan komunitas RT/ RW sangat baik, jika ada tetangga yang sakit atau
akan mengadakan acara dan kegiatan lainnya dikerjakan secara gotong royong. Tn. S
sekeluarga aktif dalam kegiatan sosial masyarakat dan saling berinteraksi antar sesama
anggota keluarganya.

5. Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Tn. S terdiri dari suami isteri dengan 4 orang anak, 1 orang anak sudah
meninggal, 2 orang anak sudah berkeluarga dan 1 orang anak yang belum berkeluarga.
Fasilitas penunjang kesehatan di UPT Puskesmas Singkawang Timur I.

IV.STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga bersifat terbuka satu sama lain sehingga apabila ada permasalahan
akan bisa cepat di selesaikan dengan baik karena adanya partisipasi dari seluruh anggota
keluarga.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Struktur kekuatan keluarga Tn. S terletak pada Tn. S sebagai kepala keluarga, namun
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur Peran:
Kedudukan dalam keluarga Peran yang dijalankan
Tn. S Kepala keluarga yang berperan mencari
nafkah

Ny. R Istri Tn. S, sebagai ibu rumah

Nn. H Anak dari Tn. S

4. Nilai atau Norma Budaya


Dalam keluarga Tn. S semua keluarga saling menghargai dan menghormati satu sama
lainnya.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga Tn. S saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
rumah tangga selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah.

2. Fungsi Sosialisasi
Diantara anggota keluarga Tn. S berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula interaksi dengan masyarakat sekitarnya. Keluarga Tn. S berusaha bertingkah
laku dan berperilaku yang sesuai dengan norma yang di anut di lingkungannya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


Setiap hari Ny. R menyiapkan makanan yang dimasak sendiri terdiri dari nasi, lauk pauk,
dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
merawat dan membawanya berobat ke puskesmas. Dalam merawat Tn. S, Ny.R masih
memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain, sesekali diberikan
minum rebusan air daun salam karena dipercaya oleh keluarga dapat menurunkan tekanan
darah tinggi dan mengurangi nyeri kepala.

4. Fungsi Reproduksi
Tn. S dengan usia 69 tahun dan Ny. R dengan usia 63 tahun sudah dalam kategori non
produktif.

5. Fungsi Ekonomi
Tn. S dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari dari uang pensiunan yang terimanya setiap
bulan, sedangkan untuk berobat keluarga Tn. S menggunakan Askes.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Stressor jangka pendek keluarga Tn. S yaitu gangguan kesehatan yang Tn. S alami dan
keluhkan. Stressor jangka panjang keluarga yaitu komplikasi dari penyakit Tn. S tersebut
bila tidak diobati.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

Keluarga Tn. S mampu beradaptasi dengan masalah yang di hadapi, hal


ini dapat di lihat dengan pengobatan rutin Tn. S dalam menjalani
pengobatan di UPT Puskesmas Singkawang Timur I.

3. Strategi Koping Yang Digunakan


Keluarga Tn. S selalu membicarakan atau mendiskusikan hal yang berkaitan dengan
keluarga. Tetapi tetap mengambil keputusan secara bersama-sama.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional


Tn. S setelah di diagnosa oleh dokter bahwa dirinya menderita hipertensi, keluarga rutin
membawa Tn. S berobat ke UPT Puskesmas Singkawang Timur I.
I. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. S berharap agar petugas kesehatan dapat membantu mengatasi masalah
kesehatan yang ada pada keluarganya. Keluarga berharap semoga Tn. S cepat sembuh dan
sehat kembali serta tidak ada keluhan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

II. DATA TAMBAHAN

Pengkajian Tn. S Ny. R Nn. H


Nutrisi Makan 3x sehari Makan 3x sehari Makan 3x sehari
dengan komposisi dengan komposisi dengan komposisi nasi,
nasi, lauk pauk, dan nasi, lauk pauk, dan lauk pauk, dan sayuran.
sayuran. Minum air sayuran. Minum air Minum air putih
putih sebanyak 6-7 putih sebanyak 6-7 sebanyak 6-7 gelas
gelas perhari, kadang- gelas perhari, kadang- perhari.
kadang minum teh kadang minum teh
atau kopi 1 gelas atau kopi 1 gelas
perhari. perhari.

Eliminasi BAB 1x sehari dengan BAB 1x sehari dengan BAB 1x sehari dengan
konsistensi lunak, konsistensi lunak, konsistensi lunak,
warna kuning, berbau warna kuning, berbau warna kuning, berbau
khas dan tidak khas dan tidak khas dan tidak
menggunakan obat menggunakan obat menggunakan obat
pencahar serta tidak pencahar serta tidak pencahar serta tidak ada
ada keluhan nyeri ada keluhan nyeri keluhan nyeri pada saat
pada saat BAB. pada saat BAB. BAB.
BAK 4-5 x sehari BAK 4-5 x sehari BAK 4-5 x sehari
dengan bau yang khas dengan bau yang khas dengan bau yang khas
dan berwarna kuning dan berwarna kuning dan berwarna kuning
jernih. Tidak ada jernih. Tidak ada jernih. Tidak ada
gangguan pola gangguan pola gangguan pola
eliminasi. eliminasi. eliminasi.
Istirahat Tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-8 jam
Tidur sehari, kadang-kadang sehari, kadang-kadang sehari, tidak ada
tidur siang 1-2 jam tidur siang 1-2 jam, gangguan pola tidur.
dan ketika bangun tidak ada gangguan
klien sudah merasa pola tidur.
cukup untuk
istirahatnya, hanya
jika merasakan nyeri
klien sedikit
terganggu dengan
tidurnya dan biasa
terbangun.
Aktivitas Aktifitas sehari-hari Aktifitas sehari-hari Aktifitas sehari-hari
Sehari-hari dilakukan seperti normal, hanya normal, tidak ada
biasanya, hanya kadang-kadang kelainan.
kadang-kadang mengeluh nyeri pada
mengeluh nyeri pada daerah lutut.
kedua lutut.
Gaya Hidup Klien sewaktu muda Tidak merokok, tidak Tidak merokok, tidak
merokok, tapi sudah mengkonsumsi mengkonsumsi alkohol,
lama berhenti. Tidak alkohol, dan jarang dan jarang
mengkonsumsi beraktifitas/olahraga. beraktifitas/olahraga
alkohol dan jarang
berolahraga/olahraga.

IX. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Tn. S Ny. R Nn. H
Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala simetris,
simetris, tidak simetris, tidak terdapat tidak terdapat luka,
terdapat luka, memar, luka, memar, atau memar, atau benjolan
atau benjolan dan benjolan dan nyeri dan nyeri tekan. Kulit
nyeri tekan. Kulit tekan. Kulit kepala kepala bersih dan
kepala bersih dan bersih dan distribusi rambut berwarna hitam,
distribusi uban belum uban sudah merata, warna kulit kuning
merata, warna kulit warna kulit putih, langsat, turgor kulit
sawo matang, turgor turgor kulit baik, CR baik, CR < 2 detik.
kulit baik, CR < 2 < 2 detik.
detik. Wajah
meringis, dengan
skala nyeri 5
(sedang).
Tanda-Tanda TD : 150/90 mmHg TD : 120 /80 mmHg TD : 100 /70 mmHg
Vital Temp : 36,5° C Temp : 36° C Temp : 36,2° C
ND : 83 x/menit ND : 80 x/menit ND : 82 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit
BB, TB Tinggi Badan=170 cm Tinggi Badan=150 cm Tinggi Badan = 156 cm
Berat Badan = 61 kg Berat Badan =65 kg Berat Badan = 50 kg
Nilai IMT = 21,1 Nilai IMT = 28,9 Nilai IMT = 20,5 kg/m²
kg/m² (normal) kg/m² (BB berlebih) (normal)
Mata Konjungtiva anemis, Konjungtiva anemis, Konjungtiva anemis,
sklera tampak bersih sklera tampak bersih sklera tampak bersih
dan tidak ikterik. dan tidak ikterik. dan tidak ikterik. Tidak
Tidak ada stabismus, Tidak ada stabismus, ada stabismus,
penglihatan sudah penglihatan sudah penglihatan sudah
mulai kabur, tidak mulai kabur, tidak mulai kabur,
menggunakan menggunakan menggunakan
kacamata, tidak kacamata, tidak kacamata, tidak tampak
tampak peradangan tampak peradangan peradangan dan tidak
dan klien ada katarak dan tidak ada katarak. ada katarak.
senelis, tapi sudah
dioperasi.
Hidung Bentuk hidung Bentuk hidung Bentuk hidung simetris,
simetris, tidak ada simetris, tidak ada tidak ada peradangan,
peradangan, tidak ada peradangan, tidak ada tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan dan nyeri tekan dan dan gangguan
gangguan penciuman. gangguan penciuman. penciuman.
Mulut Mulut dan gigi Mulut dan gigi tampak Mulut dan gigi tampak
tampak bersih, tidak bersih, tidak ada bersih, tidak ada
ada peradangan/stomatitis, peradangan/stomatitis,
peradangan/stomatitis mukosa lembab, mukosa lembab, tidak
, mukosa lembab, menggunakan gigi menggunakan gigi
tidak menggunakan palsu dan sudah ada palsu. Tidak ada
gigi palsu dan sudah beberapa gigi yang peradangan pada gusi.
ada beberapa gigi ompong. Tidak ada
yang ompong. Tidak peradangan pada gusi.
ada peradangan pada
gusi.
Leher Leher tidak ada Leher tidak ada Leher tidak ada
kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak terdapat
terdapat pembesaran terdapat pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar thyroid, tidak kelenjar thyroid, tidak thyroid, tidak ada kaku
ada kaku kuduk, dan ada kaku kuduk, dan kuduk, dan tidak ada
tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran pembesaran vena
vena jugularis. vena jugularis. jugularis.
Dada Inspeksi : bentuk dada Inspeksi : bentuk dada Inspeksi : bentuk dada
normal, pergerakan normal, pergerakan normal, pergerakan otot
otot dada simetris, otot dada simetris, dada simetris, tidak ada
tidak ada peggunan tidak ada peggunan peggunan otot dada
otot dada tambahan, otot dada tambahan, tambahan, tidak ada
tidak ada retraksi iga. tidak ada retraksi iga. retraksi iga.
Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada Palpasi : Tidak ada
nyeri tekan, tekstur nyeri tekan, tekstur nyeri tekan, tekstur
padat, getaran aliran padat, getaran aliran padat, getaran aliran
darah pada ictus darah pada ictus darah pada ictus teraba.
teraba. teraba. Perkusi : sonor hampir
Perkusi : sonor Perkusi : sonor hampir di semua lapang paru
hampir di semua di semua lapang paru dan hypersonor di batas
lapang paru dan dan hypersonor di paru.
hypersonor di batas batas paru. Auskultasi : Bunyi
paru. Auskultasi : Bunyi jantung normal, tidak
Auskultasi : Bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan
jantung normal, tidak ada suara tambahan seperti vesikuler dan
ada suara tambahan seperti vesikuler dan mengi.
seperti vesikuler dan mengi.
mengi.

Abdomen Inspeksi : abdomen Inspeksi : abdomen Inspeksi : abdomen


simetris, tampak rata, simetris, tampak rata, simetris, tampak rata,
tudak tampak tudak tampak tudak tampak
pembesaran pada pembesaran pada pembesaran pada
abdomen. abdomen. abdomen.
Auskultasi : bising Auskultasi : bising Auskultasi : bising usus
usus 25 x/menit. usus 25 x/menit. 25 x/menit.
Palpasi : tidak Palpasi : tidak terdapat Palpasi : tidak terdapat
terdapat nyeri tekan, nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak teraba
tidak teraba teraba pembesaran pembesaran abdomen
pembesaran abdomen abdomen atau adanya atau adanya massa,
atau adanya massa, massa, abdomen abdomen supel.
abdomen supel. supel. Perkusi : terdengar
Perkusi : terdengar Perkusi : terdengar bunyi tympani.
bunyi tympani. bunyi tympani.
Tangan Kekuatan otot 5, Kekuatan otot 5, Kekuatan otot 5,
rentang gerak rentang gerak rentang gerak
maksimal, tidak ada maksimal, tidak ada maksimal, tidak ada
deformitas, tidak ada deformitas, tidak ada deformitas, tidak ada
tremor dan tidak tremor dan tidak tremor dan tidak
terdapat edema. terdapat oedema. terdapat oedema.
Kaki Kekuatan otot 5, Kekuatan otot 5, Kekuatan otot 5,
pergerakan sendi pergerakan sendi pergerakan sendi
normal, tidak terdapat normal, tidak terdapat normal, tidak terdapat
edema dan varises. edema, terdapat edema dan varises.
Tidak menggunakan varises. Tidak Tidak menggunakan
alat bantu jalan menggunakan alat alat bantu jalan seperti
seperti tongkat atau bantu jalan seperti tongkat atau walker,
walker, tidak ada tongkat atau walker, tidak ada paralysis.
paralysis dan ada tidak ada paralysis dan
nyeri di daerah lutut. ada nyeri di daerah
lutut.
Keadaan k/u baik, kesadaran k/u baik, kesadaran k/u baik, kesadaran
Umum composmentis. composmentis. composmentis.
TD : 150 /90 mmHg TD : 120 /80 mmHg TD : 100 /70 mmHg
Temp : 36,5° C Temp : 36° C Temp : 36,2° C
ND : 83 x/menit ND : 80 x/menit ND : 82 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : a. Ketidakmampuan Gangguan Rasa


a. Klien mengatakan terkadang keluarga mengenal Nyaman
nyeri dibagian tengkuk leher dan masalah kesehatan
kedua lutut. b. Gejala Penyakit
b. Tn. S mengatakan tidak
mengetahui cara mengatasi nyeri
yang di alami.
c. Tn. S mengatakan jika nyeri
timbul, klien biasa istirahat tidur.
DO :
a. Klien tampak memegangi
tengkuk dan kedua lutut
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. GCS : 15
d. TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 83 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,5° C

DS : a. Ketidakmampuan Defisit pengetahuan


a. Tn. S mengatakan tidak keluarga mengenal
mengetahui penyebab masalah masalah kesehatan
kesehatan yang dialami. b. Kurang terpapar
b. Tn. S mengatakan tidak informasi
mengetahui tanda dan gejala
masalah kesehatan yang dialami.
c. Tn. S mengatakan tidak
mengetahui komplikasi dari
masalah kesehatan yang dialami.
d. Tn. S mengatakan tidak
membatasi/ mengurangi konsumsi
makanan asin/ garam.
DO :
a. Klien tampak bingung
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. GCS : 15
d. TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 83 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,5° C

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Rasa Nyaman b.d ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan.

2. Diagnosa keperawatan : Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan.

SKORING / PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Rasa Nyaman b.d ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan
NO KRITERIA BOBOT SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah : 3 1 3/3x1=1
Aktual Tn. S mengatakan
dirinya
biasa
merasakan nyeri
dibagian tengkuk dan
kedua lutut.
Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2x2=2
dirubah : Kemungkinan
2.
Mudah masalah nyeri dapat
mudah di ubah.
Potensi masalah untuk 3 1 3/3x1=1
dicegah : Potensial masalah
3.
Tinggi Tn. S terhadap nyeri
tinggi untuk dicegah.
Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1=1
Segera ditangani Masalah nyeri ini
4.
harus segera
diatasi.
Nilai 5
Diagnosa keperawatan : Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan.

NO KRITERIA BOBOT SKOR PEMBENARAN


Sifat Masalah : 3 1 3/3x1=1
Aktual Tn. S tidak
mengetahui tentang
1.
penyebab, tanda
gejala, komplikasi
dari hipertensi.
2. Kemungkinan masalah dapat 1 1/2 1/2x1=1/2
dirubah : Tn. S mengatakan
Sebagian masalah ini
kemungkinan
sebagian dapat
diubah.
Potensi masalah untuk 3 1 3/3x1=1
dicegah : Tn. S mengatakan
3.
Tinggi potensial masalah
dapat dicegah tinggi.
Menonjolnya masalah : 0 0 0/1x1=0
Tidak dirasakan ada masalah Tn. S mengatakan
tidak merasakan
4.
adanya masalah
dengan defisit
pengetahuan
Nilai 2 1/2
DAFTAR PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan Rasa Nyaman b.d ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


NO Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
Keperawatan Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Gangguan Setelah Setelah Respon 1. Klien Edukasi
rasa nyaman dilakukan dilakukan Verbal mampu Manajemen
(D.0074) tindakan tindakan mengidenti Nyeri
berhubungan keperawata keperawata fikasi nyeri (I.1239)
dengan n diharapkan 1. Observasi
2. Keluarga
ketidakmamp diharapkan tingkat 1.1Identifika
mampu
uan keluarga tingkat nyeri si
menyebutk
mengenal nyeri menurun kesiapan
an tindakan
masalah menurun (L.08066) dan
nonfarmak
kesehatan. (L.08066) kemampuan
ologis yang
menerima
dianjurkan
informasi
mahasiswa
2.Teraupetik
3. Keluarga 2.1Sediakan
mampu materi dan
memilih media
tindakan pendidikan
yang kesehatan
dilakukan 2.2Jadwalka
untuk
anggota n pendidikan
keluarga kesehatan
yang sesuai
mengalami kesepakatan
nyeri. 2.3Berikan
kesempatan
4. Keluarga
bertanya
mampu
Psikomotor 3. Edukasi
merawat
3.1Jelaskan
anggota
penyebab,
keluarga
periode,dan
yang sakit.
strategi
5. Klien meredakan
mampu nyeri
memprakti 3.2Anjurkan
kkan teknik memonitor
relaksasi nyeri secara
nafas mandiri
dalam. 3.3Anjurkan
menggunaka
n analgetik
secara tepat.
3.4Ajarkan
teknik
nonfarmakol
ogis untuk
mengurangi
rasa nyeri
2. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

NO Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana


Keperawatan Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Defisit Setelah Setelah Respon 1. Klien Edukasi
pengetahuan dilakukan dilakukan Verbal dan Proses
(D.0111) tindakan tindakan keluarga Penyakit
keperawatan keperawata siap dan (I.12444)
berhubungan
diharapkan n keluarga mampu 1. Observasi
dengan
tingkat mampu menerima 1.1
ketidakmampuan
pengetahuan mengenal informasi. Identifikas
keluarga
keluarga masalah i kesiapan
mengenal 2. Klien
meningkat dan
masalah. dan
kemampuan
(L.12111). keluarga
menerima
mampu
informasi
menyebut
2. Terapeutik
kan 2.1 Sediakan
tentang materi dan
penyakit media
hipertensi pendidikan
. kesehatan
2.2 Berikan
kesempatan
bertanya
3. Edukasi
3.1 Jelaskan
penyebab dan
faktor resiko
penyakit
3.2 Jelaskan
proses
patofisolo
gi timbulnya
penyakit
3.3 Jelaskan
tanda dan
gejala
yang
ditimbulka
n penyakit
3.4 Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
3.5
Informasikan
kondisi klien
saat ini.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
Diagnosa
dan Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Waktu

07 / 11 / 2022 Gangguan rasa Edukasi DS :


Jam 13.00 WIB nyaman Manajemen Nyeri - Klien
(D.0074) (I.1239) mengatakan
berhubungan 1.1 bersedia
dengan Mengidentifikasi menerima
ketidakmampuan kesiapan materi
keluarga dan kemampuan yang
mengenal menerima disampaikan.
masalah informasi - Klien
kesehatan. 2.1 Menyediakan mengatakan
materi dan belum pernah
media pendidikan mendapatkan
kesehatan edukasi
2.2 Menjadwalkan seperti ini.
pendidikan DO :
kesehatan sesuai - Klien
kesepakatan kooperatif
2.3 Memberikan - Klien tampak
kesempatan bingung.
bertanya
3.1 Menjelaskan
penyebab,
periode, dan
strategi
meredakan nyeri
3.2 Menganjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
3.3 Menganjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat.
3.4 Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
08 / 11 / 2022 Edukasi DS :
Jam16.00 WIB Manajemen Nyeri - Klien
(I.1239) mengatakan
1.1 paham
Mengidentfikasi tentang
kesiapan obat untuk
dan kemampuan nyeri.
menerima - Klien
informasi mengatakan
2.1 Menyediakan belum paham
materi dan penyebab
media pendidikan nyeri.
kesehatan - Klien
2.2 Menjadwalkan mengatakan
pendidikan belum paham
kesehatan sesuai strategi
kesepakatan meredakan
2.3 Memberikan
kesempatan nyeri
bertanya - Klien
3.1 Menjelaskan mengatakan
penyebab, belum paham
periode, dan cara
strategi memonitor
meredakan nyeri nyeri.
3.2 Menganjurkan - Klien
memonitor mengatakan
nyeri secara belum paham
mandiri teknik
3.3 Menganjurkan relaksasi
menggunakan nafas dalam
analgetik secara DO :
tepat. - Klien masih
3.4 Mengajarkan tampak
teknik bingung
nonfarmakologis - Klien aktif
untuk bertanya
mengurangi rasa
nyeri
09 / 11 / 2022 Edukasi DS :
Jam16.30 WIB Manajemen Nyeri - Klien
(I.1239) mengatakan
1.1 paham
Mengidentfikasi penyebab
kesiapan nyeri.
dan kemampuan - Klien
menerima mengatakan
informasi paham
2.1 Menyediakan
materi dan strategi
media pendidikan meredakan
kesehatan nyeri
2.2 Menjadwalkan - Klien
pendidikan mengatakan
kesehatan sesuai paham cara
kesepakatan memonitor
2.3 Memberikan nyeri.
kesempatan - Klien
bertanya mengatakan
3.1 Menjelaskan belum paham
penyebab, teknik
periode, dan relaksasi
strategi nafas dalam
meredakan nyeri DO :
3.1 Menganjurkan - Klien dapat
memonitor menjelaskan
nyeri secara apa penyebab
mandiri nyeri.
3.4 Mengajarkan - Klien
teknik menjelaskan
nonfarmakologis kembali
untuk bagaimana
mengurangi rasa strategi dan
nyeri cara
memonitor
nyeri
10 / 11 / 2022 Edukasi DS :
Jam 16.00 WIB Manajemen Nyeri - Klien
(I.1239) mengatakan
1.1 paham teknik
Mengidentfikasi relaksasi
kesiapan nafas
dan kemampuan dalam
menerima DO :
informasi - Klien dapat
2.2 Menjadwalkan melakukan
pendidikan teknik
kesehatan sesuai relaksasi
kesepakatan nafas
2.3 Memberikan dalam
kesempatan
bertanya
3.4 Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
11 / 11 / 2022 1.1 Mengevaluasi DS :
Jam 16.00 WIB keseluruhan - Klien
implementasi mengatakan
1.2 Terminasi paham
tentang
nyeri dan
bagaimana
mengurangi
rasa
nyeri.
DO :
- Klien terlihat
mampu
menerapkan
secara
mandiri
apa yang
sudah
dianjurkan
oleh
mahasiswa
07 / 11 / 2022 Defisit Edukasi Proses DS :
Jam 13.00 WIB pengetahuan Penyakit - Klien
(D.0111) (I.12444) bersedia
berhubungan 1.1 menerima
dengan Mengidentifikasi edukasi
ketidakmampuan kesiapan tentang
keluarga mengenal dan kemampuan hipertensi
masalah. menerima - Klien
informasi mengatakan
2.1 Menyediakan belum pernah
materi dan mendapatkan
media pendidikan edukasi
kesehatan tentang
2.2 Memberikan hipertensi.
kesempatan DO :
bertanya - Klien
3.1 Menjelaskan Mendengarka
penyebab n dengan
dan factor resiko kooperatif
penyakit - Klien tampak
3.2 Menjelaskan bingung
proses
Patofisologi
timbulnya
penyakit
3.3 Menjelaskan
tanda dan
gejala yang
ditimbulkan
penyakit
3.4 Menjelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
3.5
Menginformasika
n
kondisi klien saat
ini.
08 / 11 / 2022 Edukasi Proses DS :
Jam16.00WIB Penyakit - Klien paham
(I.12444) tanda dan
1.1 gejala
Mengidentifikasi hipertensi
kesiapan - Klien paham
dan kemampuan komplikasi
menerima dari
informasi hipertensi
2.1 Menyediakan - Klien
materi dan mengatakan
media pendidikan belum paham
kesehatan penyebab
2.2 Memberikan hipertensi.
kesempatan - Klien
bertanya mengatakan
3.1 Menjelaskan belum paham
penyebab proses
dan factor resiko penyakit
penyakit hipertensi
3.2 Menjelaskan DO :
proses - Klien
patofisologi mendengarka
timbulnya n
penyakit dengan
3.3 Menjelaskan kooperatif
tanda dan - Klien dapat
gejala yang menyebutkan
ditimbulkan tanda dan
penyakit gejala
3.4 Menjelaskan hipertensi
kemungkinan - Klien dapat
terjadinya menyebutkan
komplikasi komplikasi
3.5 dari
Menginformasika hipertensi
n
kondisi klien saat
ini.
09 / 11 / 2022 Edukasi Proses DS :
Jam 16.30 WIB Penyakit - Klien paham
(I.12444) tanda dan
1.1 gejala
Mengidentifikasi hipertensi
kesiapan - Klien paham
dan komplikasi
kemampuan dari
menerima hipertensi
informasi - Klien
2.1 Menyediakan mengatakan
materi dan belum paham
media pendidikan penyebab
kesehatan hipertensi.
2.2 Memberikan - Klien
kesempatan mengatakan
bertanya belum paham
3.1 Menjelaskan proses
penyebab penyakit
dan faktor resiko hipertensi
penyakit DO :
3.2 Menjelaskan - Klien
proses mendengarka
patofisologi n
timbulnya dengan
penyakit kooperatif
3.3 Menjelaskan tanda - Klien dapat
dan menyebutkan
Gejala yang tanda dan
ditimbulkan gejala
penyakit hipertensi
3.4 Menjelaskan - Klien dapat
kemungkinan menyebutkan
terjadinya komplikasi
komplikasi dari
3.5 Menginformasikan hipertensi
kondisi klien saat
ini.
10 / 11 / 2022 Edukasi Proses DS :
Jam 16.00 WIB Penyakit - Klien
(I.12444) mengatakan
1.1 paham
Mengidentifikasi penyebab
kesiapan hipertensi.
dan kemampuan - Klien
menerima mengatakan
informasi paham proses
2.1 Menyediakan penyakit
materi dan hipertensi
media pendidikan DO :
kesehatan - Klien
2.2 2.2 Memberikan mendengarka
kesempatan n
bertanya dengan
3.1 Menjelaskan kooperatif
penyebab - Klien dapat
dan factor resiko menyebutkan
penyakit penyebab
3.2 Menjelaskan hipertensi
proses - Klien dapat
patofisologi proses
timbulnya penyakit
penyakit dari
hipertensi
11 / 11/ 2022 DS :
Jam 16.00 WIB 1. Mengevaluasi - Klien
keseluruhan mengatakan
implementasi. paham
2. Terminasi. tentang
penyebab
hipertensi,
tanda
dan gejala
hipertensi,
komplikasi
dari
hipertensi dan
proses
penyakit
hipertensi.
DO :
- Klien terlihat
mampu
menjelaskan
edukasi yang
telah
diberikan
mahasiswa.
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : Pertama (1)


Tanggal : 07 November 2022

A. Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan atau
observasi.
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu perawat
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode
dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah,
pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data sekunder.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data keluarga,
data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit (pemeriksaan fisik), data
penunjang keluarga, kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga, hasil pembinaan berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui
masalah keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang lengkap
sebagai langkah awal dan proses keperawatan.
Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan analisa data
sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa diagnosa keperawatan
yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa bersama dengan keluarga akan
melakukan scoring pada masalah yang didapat dan akan menentukan prioritas masalah mana
yang akan dilakukan intervensi lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1x 40 menit diharapkan keluarga mampu membina
hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta keluarga dapat memberi informasi
yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data keluarga
b. Mengetahui data anggota keluarga
c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik)
d. Mengetahui data penunjang keluarga
e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan.
C. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah
b. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
c. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat pemeriksaan fisik
d. Waktu : 13:00 WIB
e. Tempat : Rumah Tn. S
f. Strategi Pelaksanaan :
No Tahap Kegiatan Mahasiswa KegiatanKeluarga Waktu

1 Orientasi - Memberikan salam -Menjawab salam 5 menit


- Memperkenalkan diri -Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan -Mendengarkan
pertemuan
- Menjelaskan kontrak -Menyetujui kontrak
waktu dan tujuan pertemuan waktu dan tempat

- Menanyakan data keluarga -Menjawab pertanyaan


-Menanyakan data anggota -Menjawab pertanyaan
keluarga
-Menanyakan data -Menjawab pertanyaan
pengkajian individu yang dan bersedia dilakukan
sakit ( pemeriksaan fisik) pemeriksaan fisik.
-Menanyakan data -Menjawab pertanyaan
penunjang keluarga
2 Kerja -Menanyakan kemampuan -Menjawab pertanyaan
30 menit
keluarga melakukan tugas
pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
-Menjelaskan masalah yang -Mendengar dan
ditemukan dalam keluarga memperhatikan
-Menyusun atau -Berdiskusi bersama
memprioritaskan masalah
yang didapat keluarga
3 Terminasi -Menyimpulkan hasil -Ikut menyimpulkan 5 menit
pertemuan
-Mengontrak waktu untuk -Menyetujui kontrak
pertemuan selanjutnya
-Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam -Menjawab salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang tersedia
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
b. Evaluasi Proses
1) Situasi mendukung tidak ada gangguan
2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif selama
menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi Hasil
a) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga
b) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota keluarga
c) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan individu yang sakit
( pemeriksaan fisik).
d) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang keluarga. Keluarga
mampu memberikan informasi kemampuan keluarga melakukukan tugas
pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
e) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan.
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : Kedua (2)


Tanggal : 08 November 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai melakukan scoring masalah atau
menetapkan prioritas masalah dan didapatkan dua diagnosa prioritas yang akan dilakukan
intervensi sesuai dengan kondisi keluarga saat ini.
Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab,
proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi proses penyakit hipertensi.
b. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
f. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
g. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan faktor resiko penyebab hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
i. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
j. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

5 menit
- Memberikan salam
- Menjawab salam
- Menanyakan kepada
- Menjawab
keluarga apakah masih
pertanyaan
ingat dengan
1 Pra Interaksi mahasiswa
- Menjelaskan kembali
-Menjawab
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan
-Mendengarkan
maksud dan tujuan

2 Interaksi - Mengidentifikasi -Menjawab pertanyaan 15 menit


kesiapan dan
kemampuan
menerima informasi
- Menyediakan materi -Memperhatikan
dan media pendidikan
kesehatan
- Menjadwalkan
pendidikan kesehatan - Menjawab
sesuai kesepakatan pertanyaan
- Memberikan -Memberikan
kesempatan bertanya pertanyaan
- Menjelaskan -Memperhatikan
penyebab, periode,
dan strategi
meredakan nyeri
- Menganjurkan -Memperhatikan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Menganjurkan -Memperhatikan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis -Memperhatikan
untuk mengurangi
rasa nyeri
- Mengidentifikasi -Menjawab pertanyaan 15 menit
kesiapan dan
kemampuan
menerima informasi
- Menyediakan materi -Memperhatikan
dan media pendidikan
kesehatan
- Memberikan -Memberikan
kesempatan bertanya pertanyaan
- Menjelaskan -Memperhatikan
penyebab dan factor
resiko penyakit
- Menjelaskan proses -Memperhatikan
patofisologi
timbulnya penyakit
- Menjelaskan tanda
dan yang ditimbulkan -Memperhatikan
penyakit
- Menjelaskan
kemungkinan -Memperhatikan
terjadinya komplikasi
- Menginformasikan
kondisi klien saat ini, -Memperhatikan
gejala yang
ditimbulkan penyakit

- Menanyakan perasaan- - Menjawab


keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu
untuk pertemuan -Menyepakati
3 Penutup 5 menit
selanjutnya kontrak yang dibuat
- Mengakhiri
pertemuan dan -Menjawab salam
mengucapkan salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi manajemen nyeri sebelumnya
2) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi proses penyakit hipertensi
sebelumnya
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : Ketiga (3)


Tanggal : 09 November 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien belum memahami tentang edukasi yang telah
disampaikan. Pada pertemuan ketiga ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab
nyeri, periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri,
menggunakan analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan faktor
resiko penyebab, proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu mengenal
manajemen nyeri dan mengetahui proses penyakit hipertensi .
2. Tujuan Khusus
- Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
- Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
- Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
- Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
- Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
- Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.30 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan

Kegiatan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Waktu
Keluarga

- Memberikan salam -Menjawab salam 5 menit


- Menanyakan kepada -Menjawab
keluarga apakah masih ingat pertanyaan
1 Pra Interaksi dengan mahasiswa
- Menjelaskan kembali -Menjawab
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud dan -Mendengarkan
tujuan
2 Interaksi
- Mengidentifikasi kesiapan -Menjawab 15 menit
dan kemampuan
menerima informasi pertanyaan
- Menyediakan materi dan -Memperhatikan
media pendidikan
kesehatan
- Menjadwalkan pendidikan -Menjawab
kesehatan sesuai pertanyaan
kesepakatan
- Memberikan kesempatan
bertanya -Memberikan
pertanyaan
- Menjelaskan penyebab,
periode, dan strategi -Memperhatikan
meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri -Memperhatikan
- Menganjurkan
menggunakan analgetik -Memperhatikan
secara tepat
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk -Memperhatikan
mengurangi rasa nyeri

- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi -Menjawab
- Menyediakan materi dan
pertanyaan
media pendidikan
kesehatan -Memperhatikan
- Memberikan kesempatan
bertanya
-Memberikan 15 menit
- Menjelaskan penyebab pertanyaan
dan factor resiko penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan proses
patofisologi timbulnya
penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan
gejala yang ditimbulkan
penyakit -Memperhatikan
- Menjelaskan
kemungkinan terjadinya -Memperhatikan
komplikasi
- Menginformasikan kondisi
klien saat ini
-Memperhatikan
3 Penutup - Menanyakan perasaaan -Menjawab 5 menit
keluarga pertanyaan
-Menyepakati
- Mengontrak waktu untuk kontrak
pertemuan selanjutnya yang dibuat

- Mengakhiri pertemuan -Menjawab salam


dan mengucapkan salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga belum memahami edukasi manajemen nyeri
2) Keluarga memahami edukasi proses penyakit hipertensi
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : Keempat (4)


Tanggal : 10 November 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien pada edukasi manajemen proses penyakit paham
tentang penyebab hipertensi serta komplikasi hipertensi, klien belum memahami proses
timbulnya penyakit hipertensi dan tanda dan gejala hipertensi, dan klien belum memahami
tentang edukasi manajemen nyeri.
Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui proses penyakit dan tanda dan gejala
hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
f. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
g. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

- Memberikan salam -Menjawab salam


- Menanyakan kepada - Menjawab
keluarga apakah masih ingat
pertanyaan
Pra Interaksi dengan mahasiswa 5 menit
1 -Menjawab
- Menjelaskan kembali kontrak
sebelumnya
- Menyampaikan maksud
-Mendengarkan
dan tujuan

2 Interaksi - Mengidentifikasi kesiapan -Menjawab 15 menit


dan kemampuan pertanyaan
menerima informasi
- Menyediakan materi dan -Memperhatikan
media pendidikan
kesehatan
-Menjawab
- Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai pertanyaan
kesepakatan
- Memberikan kesempatan
-Memberikan
bertanya
- Menjelaskan penyebab, pertanyaan
periode, dan strategi -Memperhatikan
meredakan nyeri - Memperhatikan
- Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Menganjurkan - Memperhatikan
menggunakan analgetik
secara tepat
- Mengajarkan teknik -Memperhatikan
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan -Menjawab
menerima informasi pertanyaan
- Menyediakan materi dan
media pendidikan -Memperhatikan
kesehatan
- Memberikan kesempatan
-Memberikan
bertanya
pertanyaan
- Menjelaskan penyebab -Memperhatikan
dan factor resiko penyakit
15 menit
- Menjelaskan proses
patofisologi timbulnya -Memperhatikan
penyakit
- Menjelaskan tanda dan
- Memperhatikan
gejala yang ditimbulkan
penyakit
- Menjelaskan -Memperhatikan
kemungkinan terjadinya
komplikasi
- Menginformasikan -Memperhatikan
kondisi klien saat ini

- Menanyakan perasaan -Menjawab


keluarga pertanyaan

- Mengontrak waktu untuk -Menyepakati


3 Penutup 5 menit
pertemuan selanjutnya kontrak yang dibuat
- Mengakhiri pertemuan dan
-Menjawab salam
mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan.
c. Evaluasi Hasil
1) Klien mampu memahami penyebab dan periode nyeri
2) Keluarga paham cara memonitor nyeri
3) Keluarga paham strategi meredakan nyeri
4) Keluarga mengatakan masih mempelajari teknik non farmakologis relaksasi nafas
dalam yang diajarkan
5) Keluarga mampu memahami tanda dan gejala hipertensi
6) Keluarga mampu memahami komplikasi hipertensi
7) Keluarga belum memahami penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi
8) Keluarga belum memahami proses penyakit hipertensi
DOKUMENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan ke : Kelima (5)


Tanggal : 11 November 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan kelima ini diharapkan keluarga mampu melakukan teknik non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan
diharapkan klien dan keluarga memahami proses penyakit hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
b. Keluarga mampu mengetahui proses penyakit hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Manajemen Nyeri dan Edukasi Proses Penyakit Hipertensi
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WIB
5. Tempat : Rumah Tn. S
6. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Waktu
Keluarga

- Memberikan salam -Menjawab salam 5 menit


- Menanyakan kepada -Menjawab
keluarga apakah masih pertanyaan
1 Pra Interaksi ingat dengan mahasiswa
- Menjelaskan kembali -Menjawab
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud -Mendengarkan
dan tujuan

2 Interaksi - Mengidentifikasi -Menjawab 10 menit


kesiapan dan pertanyaan
kemampuan menerima
informasi
- Menjadwalkan -Menjawab
pendidikan pertanyaan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Memberikan -Memberikan
kesempatan bertanya pertanyaan
- Mengajarkan teknik -Memperhatikan
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengidentifikasi -Menjawab 10 menit

kesiapan dan pertanyaan


kemampuan menerima
informasi
- Memberikan
kesempatan bertanya -Memberikan
- Menjelaskan proses pertanyaan
patofisologi timbulnya -Memperhatikan
penyakit
- Menanyakan perasaan -Menjawab 5 menit
keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu -Menyepakati
untuk pertemuan kontrak
3 Penutup
selanjutnya yang dibuat
- Mengakhiri pertemuan -Menjawab salam
dan mengucapkan
salam
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
2) Keluarga mampu memahami penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi.
3) Keluarga memahami proses penyakit hipertensi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. PENGANTAR
Materi : Hipertensi
Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri dan Proses Penyakit Hipertensi
Hari/tanggal : Selasa, 8 November 2022
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Jalan Sungai Mahakam, Kel. Roban
Sasaran : Keluarga Tn. S
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,diharapkan Tn. S dan
keluarga mengerti tentang cara mengurangi rasa nyeri dan proses penyakit
Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, Tn. S dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Nyeri
b. Klasifikasi Nyeri
c. Tanda dan Gejala Nyeri
d. Strategi Untuk Mengurangi Rasa Nyeri
e. Pengertian Hipertensi
f. Gejala Hipertensi
g. Factor resiko Hipertensi
h. Komplikasi Hipertensi
i. Cara Mencegah Hipertensi
C. MATERI
(terlampir)
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu


1. Pembukaan 5 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan Memberi salam
apersepsi
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
 Menyebutkan materi/pokok Menyimak
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
 Nyeri
 Klasifikasi Nyeri
 Tanda dan Gejala Nyeri
 Strategi Untuk Mengurangi
Rasa Nyeri
 Pengertian Hipertensi
 Gejala Hipertensi
 Factor resiko Hipertensi
 Komplikasi Hipertensi
 Cara Mencegah Hipertensi
3. Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan materi
No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu
penyuluhan. Memperhatikan dan
 Menyampaikan secara menjawab
singkat materi penyuluhan.
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.

4. Penutup : 5 menit
 Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah mendengarkan
disampaikan
 Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan
kepada sasaran.
 Mengucapkan salam.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai