Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN “HIPERTENSI”

Disusun Oleh:
Nama: Masniraih Lumbangaol
NIM: SNR 212250065

DOSEN PENGAMPU:
Ns.Almumtahanah , M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian keluarga
Menurut Johnson’s, 1992 (dalam Bakri, 2017), mendifinisikan keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainya.
2. Tujuan keluarga
Tujuan dasar keluarga menurut Padila (2012), Karena keluarga merupakan unit
dasar dari masyarakat. keluarga memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap
perkembangan individu-individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan
individu tersebut. keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara
masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban
masyarakat.
3. Struktur keluarga
Macam-macam Struktur keluarga oleh Padila (2012), diantaranya adalah:
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
d) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ayah.
e) Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi Pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
f) Neolokal Adalah suami istri yang tinggal tidak dekat dengan keluarga suami
maupun istri.
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Bakri (2017), adalah :
a) Keluarga tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga kecil dalam satu rumah yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, tante.
3) Keluarga dyad (Pasangan inti), yaitu sepasang suami istri yang telah
membina rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak atau keduanya
bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih dulu.
4) Keluarga Single parent, yaitu kondisi seseorang tidak memiliki pasangan
lagi disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi single
parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
5) Keluarga Single adult, yaitu keluarga dengan orang dewasa yang hidup
sendirian.
b) Keluarga modern
1) The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah yang tinggal bersama.
2) Reconstituded Nuclear, yaitu keluarga yang tadinya berpisah kemudian
kembali membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Tinggal
bersama anak-anaknya, baik anak dari pernikahan sebelumnya, maupun
hasil dari perkawinan baru.
3) The stepparent family, yaitu suami-istri yang mengadopsi seorang anak.
4) Commune family, yaitu keluarga yang tidak memiliki hubungan darah
namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan
pengalaman yang sama.
5) The nonmarital heterosexsual conhabiting family, yaitu keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa ikatan pernikahan.
6) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan seseorang yang mempunyai
persamaan jenis kelamin yang hidup bersama sebagaimana pasangan suami
istri (marital partners).
7) Cohibiting couple, yaitu dua atau lebih orang bersepakat untuk tinggal
bersama tanpa ikatan pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti
kehidupan berkeluarga.
8) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama dan mereka merasa sudah menikah, sehingga
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak bersama.
9) Group Network Family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
10) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara untuk waktu sementara.
5. Fungsi keluarga
Menurut Friedman 1998 (dalam Padila, 2012), mengidentifikasikan lima fungsi
dasar keluarga, yakni :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang
bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasa
dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial. Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru
mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia menjadi anggota.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya
keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi
oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik
untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.
Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga profesional.
Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.
6. Tahap perkembangan keluarga
Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan sistem keluarga yang
bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki tugas dan
risiko kesehatan yang berbeda-beda. Dion dan Betan 2013 (dalam Bakri, 2017),
membagi keluarga dalam 8tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga Baru (Beginning Family)
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui
perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan untuk
membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga, membuat
berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk dalam hal
merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua, dan mencari pengetahuan
prenatal care.
b. Keluarga Dengan Anak Pertama
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan suami
istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Pada masa ini sering timbul konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan
perhatian yang lebih ditujukan kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan
perubahan anggota keluarga, mempertahankan keharmonisan pasangan suami
istri, berbagi peran dan tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5
tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, membantu anak bersosialisi dengan lingkungan, cermat
membagi tanggung jawab, mempertahankanhubungan keluarga, serta mampu
membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan, anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)


Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar
sampai memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini, sosialisasi anak semakin
melebar. Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di sekolah dan
lingkungan yang lebih luas lagi. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini
adalah anak harus sudah diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orang tua
bisa mengarahkan dengan tepat, membekali anak dengan berbagai kegiatan
kreatif agar motoriknya berkembang dengan baik, dan memperhatikan anak akan
risiko pengaruh teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua perlu memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa
remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia ingin
mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih membutuhkan bimbingan. Oleh
sebab itu, komunikasi antara orangtua dan anak harus terus dijaga. Selain itu,
beberapa peraturan juga sudah mulai diterapkan untuk memberikan batasan
tertentu tetapi masih tahap wajar. Misalnya dengan membatasi jam malam.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya
keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal ini,
orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi tujuan
tertentu. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini antara lain membantu dan
mempersiapkan anak untuk hidup mandiri, menjaga keharmonisan dengan
pasangan, memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, bersiap mengurusi
keluarga besar (orang tua pasangan) memasuki masa tua dan memberikan contoh
kepada anak-anak mengenai lingkungan rumah yang positif.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family)
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah
satu pasangan bersiap negativ atau meninggal. Tugas perkembangan
keluarganya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan keharmonisan dengan
pasangan, anak, dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.

h. Keluarga Lanjut Usia


Masa usia lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas
perkembangan dalam masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan “life review” juga
penting, disamping tetap mempertahankan kedamaian rumah, menjaga
kesehatan, dan mempersiapkan kematian.
7. Peran keluarga
Menurut Ali (2010), Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yaitu :
a. Peran Ayah, sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b. Peran Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,
pelindung keluarga, pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat.
c. Peran Anak, sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial, dan spiritual.
8. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Lima tugas
keluarga menurut Achjar (2010), adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauhmana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.Bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang
dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negatif dari
keluarga terhadap masalah kesehatan, dan bagaimana sistem pengambilan
keputusan yang dilakukan anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, apakah
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan
anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga
terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau
oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan
keluarga.
B. Konsep Dasar Hipertensi

1. Definisi hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah


secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan
sebagai mana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya
dan Putri, 2013). Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah yang
meningkat pada sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg (Brunner and Suddarth, 2001). Hipertensi merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah
persisten yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan. Satu kali pengukuran
tekanan darah tidak memenuhi syarat sebagai diagnosis hipertensi (Potter and
Perry, 2005). Jadi dapat disimpukan hipertensi merupakan suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah
sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg yang diukur
paling sedikit dalam dua kali kunjungan.

2. Klasifikasi hipertensi

Menurut Join National Comitten on Detection Evolution and Treatment of


High Blood Pressure VIII dalam Bell et al., (2015) mengklasifikasikan tekanan
darah pada orang dewasa berusia 18 tahun atau ke atas sebagai berikut.

Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah

Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium 2 ≥160 atau ≥100


(Bell, Twiggs and Olin, 2015)

3. Penyebab hipertensi

Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu


hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dialami pada 90%
penderita hipertensi sedangkan 10% sisanya disebabkan karena hipertensi
sekunder dimana hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi akibat
penyebab yang jelas (Udjanti, 2010). Meskipun hipertensi primer penyebabnya
belum diketahui namun diperkirakan hipertensi primer disebabkan karena
faktor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup. Hipertensi sekunder
disebabkan karena penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, gangguan
hormonal seperti feokromositoma, obat-obatan seperti kontrasepsi oral, dan
penyebab lain seperti kehamilan, luka bakar, tumor otak dll (Aspiani, 2015).

4. Faktor risiko hipertensi

Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor yang tidak
dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat
diubah antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik. Faktor risiko yang dapat
diubah antara lain kebiasaan merokok, konsumsi serat, stres, aktivitas fisik,
konsumsi garam, kegemukan, kebiasaan konsumsi alkohol dan dislipidemia
(Kemenkes RI, 2013).

5. Tanda dan gejala hipertensi

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga


bertahun-tahun. Jika hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati bisa

menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak


nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur (Ruhyanudin, 2007).
6. Mekanisme terjadinya hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat memengaruhi respons pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Brunner and Suddarth, 2001).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin I, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Brunner and Suddarth, 2001).

7. Penatalaksanaan hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan dengan


terapi farmakologis dan non farmakologis.

a. Terapi farmakologis

Berbagai penelitian klinis membuktikan bahwa, obat anti hipertensi yang


diberikan tepat waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %,
infark miokard 20-25 %, dan gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-obatan yang
diberikan untuk penderita hipertensi meliputi diuretik, angiotensin-converting
enzyme (ACE), Beta-blocker, calcium channel blocker (CCB), dll. Diuretik
merupakan pengobatan hipertensi yang pertama bagi kebanyakan orang dengan
hipertensi (Kemenkes RI, 2013a).
b. Terapi non farmakologis

1) Makan gizi seimbang

Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Manajemen diet bagi penderita hipertensi yaitu
membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran, makanan rendah lemak,
usahakan makan ikan berminyak seperti tuna, makarel dan salmon (Kemenkes
RI, 2013a).

2) Mengurangi berat badan

Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat badan. Mengurangi berat


badan dapat menurunkan tekanan darah karena mengurangi kerja jantung dan
volume sekuncup (Aspiani, 2015). Penderita hipertensi yang mengalami
kelebihan berat badan (obesitas) dianjurkan untuk menurunkan berat badan
hingga mencapai IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang <90 cm
untuk laki-laki dan <80 cm untuk perempuan (Kemenkes RI, 2013a).

3) Olahraga yang teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda bermanfaat


untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kinerja jantung (Aspiani,
2015). Senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit lima kali perminggu
dapat menurunkan tekanan darah baik sistol maupun diastol. Selain itu,
berbagai cara relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi
penderita hipertensi tanpa obat (Kemenkes RI, 2013a).

4) Berhenti Merokok

Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena


asap rokok yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok dapat menurunkan aliran darah ke
bebagai organ dan meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2015).

5) Mengurangi konsumsi alkohol

Mengurangi konsumsi alkohol dapat menurunan tekanan darah sistolik.


Sehingga penderita hipertensi diupayakan untuk menghindari konsumsi
alkohol (Kemenkes RI, 2013a).

6) Mengurangi stres
Stres dapat memicu penurunan aliran darah ke jantung dan meningkatkan
kebutuhan oksigen ke berbagai organ sehingga meningkatkan kinerja
jantung,oleh karena itu dengan mengurangi stres seseorang dapat mengontrol
tekanan darahnya (Nurahmani, 2012)

8. Komplikasi hipertensi

Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam jangka
panjang akan mengganggu pembuluh darah arteri dalam mensuplai darah ke
organ-organ diantaranya jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi yang tidak
terkontrol berakibat komplikasi pada jantung meliputi infark jantung dan
pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung. Hematuria (urine
yang disertai darah) dan oliguria (kencing sedikit) merupakan komplikasi
hipertensi pada ginjal. Komplikasi hipertensi juga dapat terjadi pada mata
berupa retinopati hipertensi. Stroke dan euchephalitis merupakan penyakit
yang terjadi pada organ otak sebagai akibat hipertensi yang tidak ditangani
dalam waktu lama (Wijaya dan Putri, 2013).

PROSESASUHANKEPERAWATANKELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Bpk. Sumarto
2. Alamat dan telepon : Dusun Tanah Merah,082148194146
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Petani Sawit
4. Pendidikan kepala Keluarga : SMA
1. Komposisi Keluarga :
No. NAMA JENIS HUBUNGAN UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELAMIN DENGAN KK
1. Ny. S perempuan istri 40 tahun SMA Petani
2. Tn.St Laki - laki mertua 70 tahun Tidak ada -
3. Nn. F perempuan anak 23 tahun SMA Mahasiswa
4. An. G perempuan anak 12 tahun Sd pelajar
Tipe Keluarga :

Tipe keluarga extended family yang terdiri dari mertua, suami, istri dan anak - anak

2. Suku Bangsa :
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
Jawa. Keluarga juga mengikuti perkumpulan adat jawa

8. Agama :
Tn. S beragama Islam, serta mertua, istri dan anak beragama yang sama, setiap jumat Tn.
S mengadakan sholat jumat dan ikut aktif dalam setiap kegiatan keagamaan

9. Status sosial ekonomi keluarga :


Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari

Hasil panen sawit dan hasil bertani sayur – sayuran istri


Hasil panen sawit : Rp. 5.000.000,00
Hasil Bertani sayuran :Rp. 700.000,00
Rp.5.700.000,00

Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :


Makan : Rp. 550.000,00
Listrik : Rp. 150.000,00
Kuliah anak : Rp.1.500.000,00
Lain : Rp 300.000,00
Rp.2.500.000,00
Barang-barang yang dimiliki : televisi, kipas angin, lemari, sepeda motor 2.

10. Aktivitas rekreasi keluarga :


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi
bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang – kadang dilakukan

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.S merupakan tahap VI keluarga dengan anak dewasa (
launching center families ) saat anak pertama memutuskan keluar dari rumah orang tua
untuk kuliah, orang tua pun bertugas untuk membantu anakuntuk hidup mandiri sesuai
dengan kapasitasnya. Selain itu orang tua dapat menata kembali peran mereka di dalam
rumah tangga dengan anggota keluarga yang ada.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga Tn.S merupakan tahap VI membantu orang tua lansia

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


a) Tn. S sebagai Kepala Keluarga jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah
kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi. Merokok sejak usia 21 tahun

b) Ny. S jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius, tidak ada
masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain

c) Tn. St. jarang sakit mempunyai hipertensi sejak 2 th yang lalu, rutin kontrol ke klinik
terdekat 1 bulan sekali untuk cek darah dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi. pada saat pengkajian: Tekanan darah : 170 /85 mmhg Suhu : 37 celcius Berat
Badan : 53 Kg Nadi : 84 x/m Pernafasan : 20 x/m TB : 145 cm tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan, maupun kebuthan dasar yang lainnya.

d) Nn.F jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan. Imunisasi sudah lengkap.

e) An. G jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan. Imunisasi sudah lengkap.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Riwayat keluarga sebelumnya Tn. St menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.S dari
pihak Bapak tidak ada yang menderita hipertensi., tetapi dari pihak Ny.S , ibunya baru
dijumpai adanya hipertensi

5. Menjelaskan tentang riwayat kesehatan pada keluarga pihak suami dan istri

Memberikan penjelasan tentang informasi kesehatan serta cara menjaga agar hipertensi
pada Ny. St tetap terkontrol
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
 Karakteristik rumah Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi
yang yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.

 Gambar 2. Denah rumah

Kamar Gudang
mandi /
WC
Dapur Kamar
tidur
Ruang Kamar
tamu tidur
Kamar
tidur

 Sumber air minum dari sumur gali


 Kamar mandi / wc milik sendiri, dengan kloset jongkok. Kamar mandi bersih
 Jarak septik tank dengan air bersih > 10 meter
 Pembuangan air limbah keluarga di alirkan ke selokan
 Keluarga memelihara kucing di dalam rumah, beternak ayam, bebek di luar
rumah,dengan jarak kandang dari rumah 3 meter
 Perasaan/pandangan keluarga tentang tempat tinggalnya: keluarga merasa
nyaman dan betah tinggal di rumahnya.

2. Karakateristik tetangga dan komunitas RW


Tipe lingkungan: pedesaan, dengan tipe tempat tinggal di daerah pertanian, kondisi jalan
di sekitar rumah terpelihara, sampah bersih, ada klinik sebagai tempat pelayanan
kesehatan.toserba dan warung sebagai fasilitas pemasaran. Ada musholla dari 400 meter
tempat tinggal, ada PAUD / TK 1200 meter, SD dan SMP 1450 meter dari tempat
tinggal, dan ada fasilitas rekreasi 2000 meter dari tempat tinggal

3. Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga Sebagai penduduk Dusun Tanah Merah, pada tahun 2004
tinggal di pulau Jawa, tahun 2008 pindah ke Lampung, dan Tahun 2010 pindah ke
Kalimantan (tempat tinggal sekarang)

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Karakteristik tetangga dan komunitas RW Hubungan antar tetangga saling membantu, bila
ada tetangga yang melakukan acaradan kegiatan lain dikerjakan saling gotong royong. Tn. S
bekerja dari jam 08.00 sampai dengan 16.00 WIB
Perkumpulan keluarga biasanya dilakukan sambil makan malam, interaksi keluarga dan
masyarakat baik

5. Sistem pendukung keluarga


Jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang, ke klinik datang sendiri.

IV.STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan
mendapatkan informasi kesehatan

2. Struktur kekuatan keluarga


Struktur kekuatan keluarga Ny. St menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga
lainnya dalam keadaan sehat

3. Struktur peran: (peran masing-masing anggota keluarga baik formal dan informal)
Kedudukan dalam keluarga Peran yang dijalankan
Tn.S Kepala keluarga, berperan mencari
nafkah sebagai petani Sawit
Ny. S Istri Tn. S, ikut membantu dalam mencari
nafkah sebagai petani sayuran
Tn. St Mertua dari Tn. S
Nn. F Anak dari Tn. S, Nn.F menjalankan peran
sebagai anak pertama, yang harus
menjaga dan menyayangi adiknya dan
juga patuh dan hormat kepada kedua
orang tua. Selain itu, Nn.F diusianya
yang memasuki dewasa muda memiliki
kesibukan sebagai Mahasiswa dan sudah
tinggal di Pontianak
An. G Anak dari Tn. S, An.G menjalankan
peran sebagai anak bungsu. An.G
menjalankan peran sebaga anak sekolah,
dan bersosialisasi dengan teman-
temannya
4. Nilai atau norma budaya
Nilai dan norma keluarga Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur,
demikian pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang
terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
Keluarga afektif Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit

2. Fungsi sosialisasi :
Fungsi sosial Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik

3. Fungsi perawatan kesehatan :


Keluarga Tn.S dalam melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, mampu menjalankan 5
tugas kesehatan keluarga berikut ini:
a. Mampu mengenal masalah kesehatan
b. Mampu mengambil keputusan
c. Mampu merawat anggota keluarga yang sakit
d. Mampu memodifikasi lingkungan
e. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan

4. Fungsi reproduksi :
Fungsi reproduksi Tn.S memiliki 2 anak, tidak ada rencana untuk menambah anak lagi. Ny.
S masih ikut dalam program kb suntik 3 bulan

5. Fungsi ekonomi :
Fungsi ekonomi Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk
anak, pendidikan anak dan biaya untuk berobat dan memiliki rumah sendiri.

VI.STRES DAN KOPING KELUARGA


1.Stressor jangka pendek dan Panjang
Keluarga Tn.S mengatakan Stresor jangka pendek yang biasa dialami oleh keluarganya
yakni masalah biaya sekolah anak-anak
Stresor jangka panjang: Ny.St khawatir karena tekanan darahnya tinggi

2.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke klinik kesehatan terdekat,
Keluarga Tn.R dalam merespon suatu stressor/situasi sulit sangat tenang dan bijak.

3.Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada

4.Strategi adaptasi disfungsional


Strategi adaptasi disfungsional Ny. St bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau
istirahat

I. HARAPAN KELUARGA
Semoga ke depannya keadaan kesehatan keluarga dapat semakin ditingkatkan dengan
sering konsul atau sekedar control ke fasilitas kesehatan

II. DATA TAMBAHAN


Pemeriksaan An. G Ny.St Ny.S Tn.S
Kepala Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
alopesia, bersih, alopesia, bersih alopesia, bersih alopesia, bersih
Tanda-tanda vital HR: 120/90 HR:190/80 mmhg HR: 110/70mmhg HR: 125/80mmhg
mmhg RR: 18x/m RR: 20x/m RR: 20x/m
RR: 20x/m S: 36,7 S: 37,00 S: 36,5
S: 36,8
BB, TB BB: 35 kg BB: 45 kg BB: 55 kg BB: 65 kg
TB: 120 cm TB: 152 cm TB: 155 cm TB: 170 cm
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak
anemi. Sklera anemi. Sklera anemi. Sklera anemi. Sklera
putih bersih, putih bersih, putih bersih, putih bersih,
Hidung Simetris, tidak Simetris, Simetris, Simetris,
ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
polip/sinus, polip/sinus, polip/sinus,
polip/sinus, kebersihan kebersihan kebersihan
kebersihan baik. baik. baik. baik.
Mulut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sariwan, sariwan, sariwan, sariwan,
kebersihan baik, kebersihan baik, kebersihan baik, kebersihan baik,
tidak ada ada gigi ada karies/gigi ada karies/gigi
karies/gigi berlubang berlubang berlubang
berlubang
Leher Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
benjolan/lesi. benjolan/lesi. benjolan/lesi.
benjolan/lesi.
Dada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada ada ada ada
benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka
, , , ,
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada ada ada ada
benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka benjolan/lesi/luka
, tidak ada asites , tidak ada asites , tidak ada asites , tidak ada asites
Tangan Pergerakan baik, Pergerakan Pergerakan Pergerakan
tidak ada fraktur, baik, tidak baik, tidak baik, tidak
ada fraktur, ada fraktur, ada fraktur,
Kaki Pergerakan baik, Pergerakan Pergerakan Pergerakan
tidak fraktur, baik, tidak baik, tidak baik, tidak
fraktur, tidak fraktur, tidak fraktur, tidak
tidak udem udem udem udem
Keadaan Umum KU: Baik, KU: Baik, KU: Baik, KU: Baik,
kesadaran kesadaran kesadaran kesadaran
Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis

Catatan ; pemeriksaan fisik pada Nn. F tidak dilakukan karena tidak berada di rumah
atau lagi kuliah di tempat yang berbeda

ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS : Manajemen kesehatan Ketidakmampuan
 Keluarga mengatakan kurang keluarga tidak efektif keluarga merawat
memahami cara merawat. - dalam mengenal
Keluarga mengatakan makanan masalah anggota
Ny.St” sama dengan keluarga keluarga dengan
yang lain hipertensi
 Pola tidur Ny.St tidak sesuai
dan kurang dari kebutuhan
 Ny.St mengatakan khawatir
tensinya semakin tinggi dan
takut terkena stroke
 Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Ny.St
yang khawatir tensinya akan
bertambah tinggi
DO :
 Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang diderita
Ny. St
 TD : 190/90 mmHg
 Nadi : 88 x/m
 Suhu : 37 0 C
 Respirasi : 20 x/m

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosis Keperawatan Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi.

2. Prioritas Masalah Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi.

Skoring data :

No kriteria score bobot Nilai pembenaran


.
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x Rasa takut dapat meningkatkan
1=1 tekanan darah, yang dapat
Keadaan masalah memperburuk keadaan.

2. Kemungkinan masalah 1 2 Pemberian penjelasan yang tepat


dapat diubah sebagian ½ x 2 dapat membantu menurunkan rasa
=1 takut.
Potensial masalah
3. untuk dicegah cukup 2 1 2/3 x1 Penjelasan dapat membantu
= 0,6 mengurangi rasa takut
4. Menonjolnya masalah
– masalah tidak perlu ½ x 1 Keluarga menyadari dengan
ditangani 1 1 = 0,5 mematuhi diet yang dianjurkan
dapat mengurangi rasa khawatir
pada Tn.St

Jumlah 3,1

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


N Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
O Keperawatan Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standa
r
1. Manajemen Keluarga Setelah  Adanya 1 .Berikan
kesehatan mampu dilakukan usaha untuk penjelasan
keluarga tidak memberika kunjungan tidur sesuai pada
efektif n rumah 3 x kebutuhan keluarga
berhubungan perawatan diharapkan  Periksa tentang diet
dengan pada Ny.St keluarga secara teratur yang sesuai
ketidakmampua mampu ke pelayanan untuk
n keluarga memberika kesehatan penderita
merawat dalam n  Ungkap hipertensi
mengenal perawatan an Ny.St tidak yaitu diet
masalah pada Tn.St takut rendah
anggota  Wajah garam,
keluarga Ny.St tampak rendah
dengan relaks lemak dan
hipertensi kolesterol
1. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
mengkons
umsi
makanan
sesuai
dengan
diet
hipertensi
2. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
jadwal
tidur
Ny.St
3. Anjurkan
kepada
keluarga
memeriksa
kan Ny.St
secara
teratur
4. Melatih
dan
mengajark
an senam
hipertensi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
dan keperawatan
waktu

3 – 10 - 1.Manajemen 1. Menganjurkan pada S: Keluarga mengatakan


2022, kesehatan keluarga sudah memahami
jam keluarga tidak memerikasakan Ny. St tentang cara merawat
19.30 efektif setiap minggu dan keluarga dengan
berhubungan minum obat secara hipertensi dengan
WIB dengan teratur. memperhatikan diet,
ketidakmampuan pola tidur dan kontrol
2. Memberikan
keluarga secara teratur
penjelasan pada
merawat dalam
keluarga tentang diet
mengenal O : Keluarga dapat
yang sesuai dengan
masalah anggota mengungkapkan kembali
hipertensi pada
keluarga dengan cara merawat keluarga
makanan yang
hipertensi hipertensi dengan
diberikan Tn.St harus
memperhatikan diet,
benar-benar rendah
pola tidur dan kontrol
garam, mengurangi
teratur Makanan yang
makanan berlemak
disajikan untuk Tn. R
3. Menganjurkan pada sama dengan anggota
keluarga untuk keluarga yang lain
mengatur pola tidur
pada siang hari A : Tujuan tercapai
sebaiknya digunakan sebagian
untuk istirahat
P : Lanjutkan Intervensi

2. Manajemen
4 – 10 - kesehatan 1. Menganjurkan pada
2022, keluarga S : Keluarga mengatakan
keluarga tidak
jam memerikasakan Tn.St sudah menyendirikan
efektif
17.00 setiap minggu dan makanan Ny.St dengan
berhubungan
WIB minum obat secara anggota keluarga
dengan
ketidakmampuan teratur.
O :Tn.St mengatakan sudah
keluarga 2. Memberikan tidak takut lagi dengan
merawat dalam penjelasan pada tensinya Makanan
mengenal keluarga tentang diet yangdisajikan untuk
masalah anggota yang sesuai dengan Ny.St nasi, sayur asam,
keluarga dengan hipertensi pada lauk tahu, tempe garing
hipertensi makanan yang
diberikan Tn.St harus Makanan untuk Tn.St dan
benar-benar rendah anggota keluarga yang
garam, mengurangi lain tersendiri
makanan berlemak
3. Menganjurkan pada Wajah Ny.St tampak lebih
keluarga untuk relaks
mengatur pola tidur
pada siang hari A : Tujuan tercapai
sebaiknya digunakan
untuk istirahat sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

05-10- Manajemen 1.Menganjurkan pada


2022, kesehatan keluarga
S : Keluarga mengatakan
jam keluarga tidak memerikasakan Tn.St
sudah menyendirikan
08.00 efektif setiap minggu dan
makanan Ny.St dengan
WIB berhubungan minum obat secara
anggota keluarga
dengan teratur.
ketidakmampuan
2. Memberikan O :Tn.St mengatakan sudah
keluarga
penjelasan pada tidak takut lagi dengan
merawat dalam
keluarga tentang diet tensinya Makanan
mengenal
yang sesuai dengan yangdisajikan
masalah anggota
hipertensi pada untukTn.St nasi, sayur
keluarga dengan
makanan yang bening, ikan gabus ,
hipertensi
diberikan Tn.St harus tempe garing
benar-benar rendah
garam, mengurangi Makanan untuk Tn.St dan
makanan berlemak anggota keluarga yang
3. Menganjurkan pada lain tersendiri
keluarga untuk
mengatur pola tidur Wajah Tn.St tampak lebih
pada siang hari relaks . Tekanan darah
sebaiknya digunakan 150 / 90 mmHg,
untuk istirahat pernafasan 20 x / menit,
nadi 80 x / menit
4. Melatih dan
mengajarkan senam A : Tujuan tercapai
hipertensi
P : Lanjutkan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. PENGANTAR
Materi : Hipertensi
Pokok bahasan : Perawatan dan pencegahan hipertensi
Hari/tanggal : Senin, 3 oktober 2022
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : Dusun Tanah Merah
Sasaran : Keluarga Tn S terutama Ny. St

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. St dan keluarga dapat
melakukan perawatan dan pencegahan pada Hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x35 menit, Ny. St dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian Hipertensi
b. Klasifikasi Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Factor resiko Hipertensi

e. Penatalaksanaan Hipertensi
f. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.
C. MATERI
(terlampir)
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. leaflet
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu


1. Pembukaan 5 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan Memberi salam
apersepsi
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
 Menyebutkan materi/pokok Menyimak
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
 Pengertian Hipertensi
 Klasifikasi Hipertensi
 Tanda dan Gejala Hipertensi
 Factor resiko Hipertensi
 Penatalaksanaan Hipertensi
 Makanan yang dipantang
3. Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan inti Memperhatikan dan
penyuluhan. menjawab
 Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
No Kegiatan Penyuluh Respon peserta Waktu
bertanya
 Memberi kesempatan
kepada sasaran untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.

4. Penutup : 5 menit
 Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah mendengarkan
disampaikan
 Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan
kepada sasaran.
 Mengucapkan salam.

Anda mungkin juga menyukai