Anda di halaman 1dari 44

Tugas : Keperawatan Keluarga

Dosen : Iskandar Zulkarnain, S.Kep, Ns

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN DIAGNOSA HIPOTENSI

OLEH :

SUSANA GLORIA KERTY, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2021
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga

Menurut Bailon dan Maglaya (1998) dalam Ali & Ariani (2010) menjelaskan

keluarga sebagai perkumpulan dua orang atau lebih individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Ali & Ariani, 2010)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atau dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau

seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri

atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti (1994) dalam Harnilawati

(2013).

B. Tipe Keluarga

1. Tipe tradisional

a. Nuclear Family (Keluarga Inti)

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

b. Extended Family (Keluarga Besar)

Keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,

saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
d. Single Parent

Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak

(kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

e. Single Adult

Suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang

telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

f. Commuter Family

Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda. Tetapi salah satu kota tersebut

sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerjs diluar kota bisa berkumpul

pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week end).

g. Blended Family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

2. Tipe Non Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) denga anak tiri dari hubungan

tanpa nikah

b. The Stepparent Family

Keluarga dengan orang tua tiri

c. Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara

hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman

yang sama
d. Group networking family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama

lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan

dan pertanggung jawab membesarkan anaknya

e. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti–ganti pasangan tanpa melelui

pernikahan

f. Cohibiting Couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas

an tertentu

g. Gay And Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami –

istri (marital partners) (Utama, 2018).

C. Fungsi Keluarga

1. Fungsi ekonomi

Keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan

nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga

2. Fungsi mendapatkan status sosial

Keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain

yang berbeda disekitarnya

3. Fungsi pendidikan

Keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan


anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya

4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya

Orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang

mirip dengan luar rumah

5. Fungsi pemenuhan kesehatan

Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka

melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.

6. Fungsi religius

Keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.

7. Fungsi rekreasi

Keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi

ketegangan akibat berada di luar rumah

8. Fungsi reproduksi

Bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan

fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas

serat pendidikan seks bagi anak-anak

9. Fungsi afektif

Keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial

sebelum anggota keluarga berada di luar rumah (Utama, 2018)

D. Tahap Perkembangan Keluarga

1. Keluarga baru

Perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru.

Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan
dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan

keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB

2. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family)

Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai

tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,

adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan

menjadi orang tua.

3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah

Keluarga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun.

Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan,

merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan

anggota keluarga yang lain.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan

keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan,

kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota

keluarga dan sistem komunikasi keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja


Keluarga dengan usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas

pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang

berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan

filosofi hidup

6. Keluarga dengan anak dewasa

Keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan


keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar

anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan

menantu.

7. Keluarga usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun.

Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan,

bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan

pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas

sosial

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki

masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia.

Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat,

memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat

(Utama, 2018).

E. Struktur Keluarga

1. Ciri-ciri struktur keluarga

a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap anggota keluarga

memiliki peran serta fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat

tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat

antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapait tujuan.


b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota memiliki peran dan tanggungjawabnya

masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-

mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggungjawab

masing-masing anggota keluarga.

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan bahwa masing-masing

anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti

halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama dan peran ibu yang merawat

anak-anak.

2. Struktur Keluarga

a. Dominasi jalur hubungan darah

1) Patrilineal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis

keturunan ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur

keluarga patrilineal.
2) Matrilineal. Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis

keturunan ibu. Suku Padang merupakan salah satu contoh suku yang

menggunakan struktur keluarga matrilineal.

b. Dominasi keberadaan tempat tinggal

1) Patrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

keluarga sedarah dari pihak suami

2) Matrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

keluarga sedarah dari pihak istri.


c. Dominasi pengambilan keputusan

1) Patriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami

2) Matriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri (Efendi &

Makhfudli, 2009).

F. Tugas Keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang

kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh

sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan

dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun

yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian. Apabila

menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa

yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang

tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga

agar memperoleh bantuan.


3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga

memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian,

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan

lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat

dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama.

4. Memodifikasi lingkungan

Hal ini perlu ditekankan kepada keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya

Keluarga juga perlu ditekankan untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada disekitarnya agar dapat mencapai kesehatan keluarga yang optimal (Bailon

dan Maglaya (1998) dalam Efendi & Makhfudli (2009).

G. Tingkat Kemandirian Keluarga

Kemandirian keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (2006) dalam Program

Perawatan Komunitas dibagi menjadi empat tingkatan dari keluarga mandiri tingkat satu

(paling rendah) sampai keluarga mandiri tingkat empat (paling tinggi).

Tingkat Kemandirian
No. Kriteria
I II III IV

1 Menerima petugas Puskesmas V v v V

Menerima pelayanan kesehatan sesuai


2 V v v V
rencana keperawatan
Mengetahui dan mengungkapkan masalah
3 v v V
kesehatannya secara benar

Memanfaatkan pelayanan fasilitas


4 v v V
kesehatan sesuai anjuran

Melakukan tindakan keperawatan


5 v v V
sederhana sesuai anjuran

Melakukan tindakan pencegahan secara


6 v v
aktif

Melakukan tindakan peningkatan


7 V
kesehatan (promotif) secara aktif

(Efendi & Makhfudli, 2009)


H. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang perawat

mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap pengkajian

ini merupakan proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Lyer

dkk (1996) dalam Harnilawati (2013)).

Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan

wawancara, pengamatan, studi dokumentasi, dan pemeriksaan fisik.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre

Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu:

a. Data Umum

1) Identitas kepala keluarga


2) Komposisi anggota keluarga

3) Genogram

4) Tipe keluarga

5) Suku bangsa

6) Agama

7) Status sosial ekonomi keluarga

b. Aktifitas rekreasi keluarga

1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

2) Tahap perkembangan keluarga saat ini

3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


4) Riwayat keluarga inti

5) Riwayat keluarga sebelumnya

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

3) Mobilitas geografis keluarga

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

5) System pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

3) Struktur peran (formal dan informal)

4) Nilai dan norma keluarga


e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

2) Fungsi sosialisasi

3) Fungsi perawatan kesehatan

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga

2) Respon keluarga terhadap stress

3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi yang disfungsional


g. Pemeriksaan fisik

1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut,

THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system

genetalia

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga

1) Terhadap masalah kesehatan keluarga

2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004)

yaitu:

a. Membina hubungan baik

Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain,

perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan


tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas

kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada

keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.

b. Pengkajian awal

Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan

yang dilakukan.

c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)

Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih

lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian

awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab

dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar. (Suprajitno, 2004)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah

kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan

perawatan.

Tahapan dalam menentukan diagnosa keperawatan keluarga antara lain:

a. Analisa data

Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan

standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.

b. Perumusan masalah

Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:


1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.

2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.

3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh

perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang

mendukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada

tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial

Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi

kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya

terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi

(E).

b. Diagnosa ancaman/risiko

Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi

masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini

terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).

c. Diagnosa nyata/actual/gangguan

Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan

memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari

problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).

Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan


kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.

Dalam Friedman (1998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang

cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:

Kategori Diagnosa Diagnosa Keperawatan

NANDA

Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah

manajemen kesehatan Perilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah

Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan

Konflik keputusan

Peran-pola hubungan Berduka antisipasi

Berduka disfungsional

Konflik peran orang tua isolasi social

Perubahan dalam proses keluarga

Perubahan penampilan peran

Risiko perubahan dalam menjadi orang tua

Perubahan menjadi orang tua

Risiko terhadap kekerasan

Koping pola – pola Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan

toleransi terhadap stress Koping keluarga tidak efektif : menurun

Koping keluarga tidak efektif : kecacatan


1. Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi

(Efendy,1998).

Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala

prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).

c. Skala prioritas

Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi

dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun

prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan

beberapa criteria sebagai berikut :

1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)

2) Kemungkinan masalah dapat diubah

3) Potensi masalah untuk dicegah

4) Menonjolnya masalah
I. Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses

skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978)

dalam Effendy (1998).

Kriteria Bobot Skor

Sifat masalah 1 Aktual =3

Risiko =2

Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2

untuk dipecahkan Sebagian =1

Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3

dicegah Cukup =2

Rendah =1

Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2

Tidak segera diatasi = 1

Tidak dirasakan adanya masalah = 0


Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot

3) Jumlahkan skor untuk semua criteria

4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

Rumus :

a. Perencanaan

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan

dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan

intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer

untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk

memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk

memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka

panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga.

Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana

mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah

sebagai berikut :

1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah


2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui
dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-

faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara

mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara

teratur.

4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah

diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.


3. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria

dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja

valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah

digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai

kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman, 1998)

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :

a. S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh


keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

b. O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan

pengamatan yang obyektif.

c. A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan

obyektif.

d. P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,

2004)

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z., & Ariani, F. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar: Pustaka As Salam.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Utama, S. A. (2018). Buku Saku Siap Kompeten dalam UKOM untuk Mahasiswa

Keperawatan. Jakarta: Saktya Institute.

BAB II
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. IDENTIFIKASI DATA
1. Nama Keluarga : Tn. MA
2. Alamat : Jl. Sukaria no 7A
3. Komposisi Keluarga
No. NJK Hub.dgn KK Umur Pekerjaan Pendidikan

1. TL KK 40 Th Wiraswasta SMA

2. NP Istri 38 Th Irt SMP

3. AP Anak 12 Th Pelajar Belum tamat


SD

4. AP Anak 8 Th Pelajar Belum tamat


SD

Genogram

? ? ?

? ? ? ? ? ? ?

40 Th
38 Th
12 Th 8 Th

Keterangan :

: Laki-laki ? : Umur tidak diketahui

: Perempuan

: Meninggal

: Menikah

: Klien

: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.MA tergolong tipe keluarga tradisional yaitu keluarga inti
(Nuclear Family) yang terdiri dari 1 orang suami, 1 orang istri dan 2 orang
anak kandung.
5. Latar belakang budaya
a. Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga.
Suku Tn. MA adalah suku bugis, dalam kehidupan sehari-hari bahasa yang
di gunakan adalah bahasa indosnesia dan bahasa bugis
b. Asal Negara
Berasal dari Indonesia
c. Hubungan sosial keluarga dengan etnis yang tidak
sama Hubungan etnis keluarga sama etnis (Suku Bugis)
d. Tempat tinggal keluarga rata-rata berasal dari etnis yang sama atau
tidak Suku Bugis, Sengkang, dan Bone
e. Aktivitas agama, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
keluarga. Ibadah tiap waktu
6. Identifikasi Agama
a. Agama keluarga : Islam
b. Adakah perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan
prakteknya: Tidak ada
c. Berapa anggota keluarga yang aktif menjalankan ibadah : Kepala keluarga
dan istri
d. Apakah ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga : Keluarga mengatakan
rajin sholat 5 waktu
e. Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga: Keluarga menyakini ibadah
mempengaruhi kehidupannya
7. Status ekonomi keluarga
Tn. MA bekerja sebagai wiraswasta dan Ny. M bekerja sebagai IRT
dirumahnya. Tn. MA mengatakan biasa memninta bantuan pada istri berperan
sebagai pengatur keuangan. Pendapat yang diperoleh keluarga dalam satu
bulan dalam rentang 1.000.000 – 2.000.000.
8. Rekreasi keluarga
Tn. MA biasanyya menggunakan waktu luangnya untuk berkumpul dan
bersantai bersama di rumah. Menurut Ny. M, kegiatan seperti berkumpul
bersama sudah merupakan rekreasi bagi mereka.
B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. MA berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia
lanjut. Sedangkan Anak Tn. MA berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi dan kesenjangan tahap :
Tugas perkembangan pada keluarga Tn. MA dan Ny. M sudah terpenuhi
sesuai dengan tahap perkembangan yang seharusnya.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Tn. MA memiliki rumah batu bata dengan satu lantai dimana seluruh
lantainya telah dilapisi oleh tegel, sehingga tampak bersih. Dari teras hingga
dapur terlihat menggunakan plafon, namun dibagian dapur tidak menggunakan
plafon. Di dalam rumah klien terdapat 4 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi.
Rumah klien tampak memiliki ventilasi yang cukup, terlihat dari banyaknya
jendela yang menggunakan ventilasi, sehingga cahaya matahari dapat masuk
melalui sela-sela ventilasi. Untuk pengolaan sampah, klien mengumpulkan
kemudian diangkut oleh truk sampah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. MA tinggal di perumahan. Tetangga sering berkomunikasi satu
sama lain dan sebagian besar tetangga berprofesi Pegawai Negri. Seluruh

penduduk di wilayah tersebut memiliki sumber air sumur dan sampah yang
juga diangkut oleh petugas kebersihan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Ny. M mengatakan sudah ± 10 tahun menetap didaerah tersebut. Tn. MA dan
Ny. M berasal dari Sengkang namun sudah lama menetap di Bone bersama
dengan Ibu dan Saudaranya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Keluarga Tn. MA memiliki interaksi yang baik dengan warga disekitarnya dan
cukup sering menggunakan pelayanan-pelayanan yang ada dikomunitas
seperti contohnya Puskesmas Lappariaja. Ny. M merasa cukup terbantu
dengan adanya beberapa kegiatan di komunitas tempat tinggalnya seperti
kegiatan puskesmas.
5. Sistem pendukung keluarga
Ny. M mengatakan pemberi bantuan yang utama adalah Ibu dan saudara klien.
Jika keluarga tidak mampu membantu, maka akan meminta dukungan dari
tetangga.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi
Interaksi anggota keluarga Tn. MA pada umumnya baik antar satu dengan
yang lain. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menceritakan
perasaanya kepada anggota keluarga yang lain, dan seluruh anggota keluarga
akan saling mendengarkan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pembuatan keputusan adalah Tn. MA sebagai kepala keluarga namun tetap
mendengar saran dari Ny. M. Pengatur keluarga lebih dominan adalah Ny. M.
3. Struktur peran
a. Ayah
Berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah utama,
penentu kebijakan, dan pembuat keputusan.

b. Ibu
Berperan sebagai pencari nafkah, penasehat dalam keluarga, dan pengatur
keuangan.
c. Anak pertama
Berperan sebagai seorang anak yang mematuhi orang tuanya, dan belajar
menjaga adiknya
d. Anak Kedua
Berperan sebagai seorang anak yang mematuhi orang tuanya, hormat
dengan kakaknya.
4. Nilai-nilai keluarga
Tn. MA mengatakan tidak menganut nilai-nilai khusus dalam keluarganya.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
Keluarga Tn. MA saling mendukung satu sama lain, dan semua
permasalahan diselesaikan secara bersama.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi yang terjadi dalam keluarga Tn. MA ini terjalin dengan baik.
Masing-masing anggota keluarga dapat berinteraksi dengan sopan pada
anggota keluarga lainnya. Masing-masing anggota keluarga juga tidak ragu
untuk menceritakan permasalahannya pada anggota keluarga lainnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
Tn. MA dan Ny. M mampu mengetahui jika ada salah satu anggota
keluarga yang sakit dan mengetahui tindakan yang harus diambil. Seperti
contoh jika anak sakit maka sang ibu akan mengantar anaknya untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya.
Ny. M mengetahui beberapa makanan yang baik untuk dikonsumsi
bagi kesehatan seperti pentingnya memakan buah dan sayur. Tidak ada
penggunaan alkohol maupun obat-obatan tertentu dalam keluarga ini.
Personal hygiene dari keluarga Tn. MA ini tidak terlalu diterapkan dengan
baik. Ny. M merasa bahwa pelayanan kesehatan di lingkungannya sudah
cukup membantu seperti puskesmas yang terkadang memberikan pendidikan

kesehatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Tn. MA juga tidak


memiliki masalah khusus dalam penggunaan fasilitas umum.
F. KOPING KELUARGA
1. Stresor
Ny. M mengatakan bahwa stresor terbesar dalam keluarganya adalah
ekonomi.
2. Apakah keluarga mampu bertindak obyektif dan realistis terhadap stresor
Keluarga Tn. MA mampu bertindak berdasarkan penilaian obyektif dan
realistis terhadap situasi yang mengandung stres. Sebagai contoh dalam
permasalahan ekonomi, Ny. M menyesuaikan diri dengan cara berhemat dan
tidak terlalu mempermasalahkannya.
3. Reaksi terhadap stresor
Tn. MA menanggapi situasi yang penuh dengan stress dengan kesabaran.
Namun tetap ada beberapa kondisi yang membuat koping mereka tidak
bekerja. Sebagai contoh jika Ny. M sudah sangat stress dengan beberapa
urusan rumah tangga dan kesehatannya maka sang ibu akan bersedih. Namun
anggota keluarga lain akan langsung mendukung sang ibu untuk memperbaiki
kopingnya
G. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga Tn. MA terkait kesehatan adalah masing-masing anggota bisa
meningkatkan pola hidup dalam keadaan sehat, dapat menerapkan informasi-
informasi kesehatan yang telah diperoleh, dan dapat menerapkan dan menjaga
pola hidup bersih dan sehat yang sudah diajarkan. Tn. MA juga berharap tenaga
kesehatan disekitar tempat tinggalnya tetap membimbing dan membantunya untuk
dapat hidup bersih dan sehat serta mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada.
H. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Anggota Keluarga


Fisik Tn. MA Ny. M An. AP An. MP
Tidak ada rambut Tidak ada rambut Tidak ada rambut Tidak ada rambut
Rambut
rontok rontok rontok rontok
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Mata
kelainan kelainan kelainan kelainan
Hidung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluha Tidak ada keluhan
Tampak bersih Tampak bersih Tampak kurang Tampak bersih
Telinga dan tidak ada dan tidak ada bersih dan tidak dan tidak ada
kelainan kelainan ada kelainan kelainan
Gigi tampak Gigi tampak Gigi tampak Gigi belum
bersih dan bersih dan bersih dan tidak lengkap dan
Gigi-Mulut
tidak ada tidak ada ada keluhan masih dalam
keluhan keluhan pertumbuhan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Leher:
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
Tonsil
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
Kelenjar
bening bening bening bening
Dada: Dada tampak Dada tampak Dada tampak Dada tampak
Jantung simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
Paru pembesaran dan pembesaran dan pembesaran dan pembesaran dan
Bentuk dada tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
Gerakan tekan tekan tekan tekan
Terdengar bising Terdengar bising Terdengar bising Terdengar bising
Perut: usus 24x/menit usus 24x/menit usus 24x/menit usus 24x/menit
Bising usus (normal), tidak (normal), tidak (normal), tidak (normal), tidak
Nyeri tekan terdapat adanya terdapat adanya terdapat adanya terdapat adanya
nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
Kulit tampak Kulit tampak Kulit tampak Kulit tampak
Kulis:
bersih, turgor bersih, turgor bersih, turgor bersih, turgor
Turgor
kulit baik. kulit baik. kulit baik. kulit baik.
Mampu bergerak Mampu bergerak Mampu bergerak Mampu bergerak
bebas, tidak ada bebas, tidak ada bebas, tidak ada bebas, tidak ada
Ekstremitas atas
edema, lesi, atau edema, lesi, atau edema, lesi, atau edema, lesi, atau
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Mampu bergerak Mampu bergerak Mampu bergerak Mampu bergerak
Ekstremitas bebas, tidak ada bebas, tidak ada bebas, tidak ada bebas, tidak ada
bawah edema, lesi, atau edema, lesi, atau edema, lesi, atau edema, lesi, atau
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Tekanan darah 120/80 mmHg 90/60 mmHg - -
Pernapasan 20x/menit 18x/menit 22x/menit 24x/menit
Nadi 84x/menit Teraba kuat Teraba kuat Teraba kuat
Suhu 36.7 oC 36.6 Co
36.5 oC 37.0 oC
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPOTENSI (TEKANAN DARAH RENDAH)

A. Pengkajian
Diketahui Ny. M tinggal bersama suami dan anak. Pada saat Ns Susan pengkajian di
rumah Ny. M data yang di dapat pada saat kunjungan yaitu TD : 90/60 mmHg, N :
18x/menit, S : 36.6 oC, P : 18x/menit.
B. Analisa Data
No Data Masalah
Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan
 Ny. M masih bingung dengan Hipotensi yang pemeliharaan
dialami, Ny. M mengatakan tidak mengetahui kesehatan
penyebab tekanan darah rendah yang dialami
dan belum memeriksakan kondisinya di fasilitas
kesahatan
 Klien mengatakan Hipotensi kadang dirasakan
dan merasa tidak nyaman namun saat sudah
baik klien tidak lagi mempermasalahkan hal
tersebut.
DO :
 Tampak klien lemas dan terkadang tidak fokus
 Klien tampak bingung dan banyak bertanya terkait
tekanan darah rendah dan penyebab hal tersebut
bisa terjadi
2. DS: Perilaku
 Klien mengatakan sering mengabaikan istirahat kesehatan
dan jarang konsultasi pada petugas kesehatan cenderung
berisiko
 Klien mengatakan tidak mengonsumsi semua obat
yang diberikan oleh petugas kesehatan dan hanya
menggunakan obat obat herbal
 Klien mengatakan bahwa suaminya memiliki
kebiasaan merokok di dalam rumah sedangkan
terdapat balita di dalam rumah tersebut seingga
terkadang ditegur oleh anaknya yang masih
kecil

DO :
 Pemeriksaan tekanan darah Ny. M : 90/60 mmHg
 Ny. M tampak santai menanggapi tekanan darah
yang di rasakan dan hanya menggunakan minyak
kayu putih atau aromaterapi.
C. Diagnosis keperawatan

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

No Masalah Kriteria Skor Bobot Total Pembenaran


keperawatan

1. Perilaku Kesehatan Sifat masalah : Bila keadaan tersebut tidak


cenderung berisiko a. Aktual (3) segera diatasi dapat
b. Risiko (2) membahayakan anggota keluarga
c. Potensial (1) 3 3 1
yang mengalami hipotensi dan
membuat anggota keluarga
menjadi perokok pasif
Total score : 9,8
Kemungkinan masalah Keluarga merasa tekanan darah
dapat diubah rendah bukanlah hal serius jika
a. Mudah (2) sudah di atasi dengan istirahat
b. Sebagian (1) 1 2 1
yang cukup dan merokok dalam
c. Tidak dapat (0)
rumah sudah menjadi suatu
kebiasaan.

Potensial masalah untuk Keluarga mau berusaha untuk


dicegah merubah kebiasaannya.
a. Tinggi (3) 2 1 7,3
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)
Menonjolnya masalah Keluarga merasa keadaan
a. Segera (2) tersebut telah berlangsung lama
1 1 0,5
b. Tidak perlu (1)
c. Tidak dirasakan (0)

No Masalah Kriteria Skor Bobot Total Pembenaran


keperawatan

2. Ketidakefektifan Sifat masalah : Anggota keluarga yang


pemeliharaan a. Aktual (3) mengalami hipotensi tidak
kesehatan b. Risiko (2) 2 3 2 memeriksakan kondisinya di
c. Potensial (1)
fasilitas kesehatan karena sibuk
bekerja.

Kemungkinan masalah Klien merasa kadang tidak


dapat diubah nyaman dengan tekanan darah
Total score : 5
a. Mudah (2) 2 2 2 rendah yang dialami dan
b. Sebagian (1)
menyatakan ingin segera sembuh
c. Tidak dapat (0)

Potensial masalah untuk Klien mau menyempatkan


dicegah waktunya untuk memeriksakan
3 1 1
a. Tinggi (3) kondisinya di fasilitas kesehatan
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)
Menonjolnya masalah Klien mengatakan sudah biasa
a. Segera (2) 0 1 0 mengalami tekanan darah rendah
b. Tidak perlu (1) dan merasa tidak nyaman dengan
Masalah Keperawatan :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan (Nanda) Tujuan/ Sasaran Intervensi


. (NOC) (NIC)
1. DS: Setelah dilakukan intervensi, diagnosa teratasi  Identifikasi tingkat pengetahuan
 Ny. M masih bingung dengan dengan kriteria hasil : keluarga tentang proses penyakit
Hipotensi yang dialami, Ny. M  Jelaskan penyebab, tanda dan gejala,
mengatakan tidak mengetahui Keluarga mampu mengenal masalah serta pilihan pengobatan
penyebab tekanan darah rendah kesehatan  Gali kesiapan keluarga untuk
yang dialami dan belum Pengetahuan keluarga bertambah terkait mengontrol dan manajemen tanda
memeriksakan kondisinya di hipotensi yang dialami (penyebab, tanda dan dan gejala penyakit
fasilitas kesahatan gejala, serta pilihan pengobatan)  Ajarkan perencanaan perawatan
pada anggota keluarga
 Klien mengatakan Hipotensi Keluarga mampu mengambil keputusan  Berikan pilihan keluarga yang akan
kadang dirasakan dan merasa Keluarga berpartisipasi dalam
membantu keluarga membuat
tidak nyaman namun saat memutuskan perawatan kesehatan dengan
cara : keputusan terkait perawatan anggota
sudah baik klien tidak lagi
 Menggunakan informasi kesehatan yang keluarga yang sakit
mempermasalahkan hal
tersebut. dipercaya untuk mengembangkan  Batasi aktivitas dan perbanyak
strategi dan mengoptimalkan kesehatan istirahat
 Melakukan monitor sendiri status kesehatan
secara mandiri
DO :  Bantu klien memilih makanan yang
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dapat mempercepat kesembuhan
 Tampak klien lemas dan yang sakit
terkadang tidak fokus  Pertimbangkan sumber-sumber
Keluarga menunjukkan partisipasi dalam
 Klien tampak bingung dan ketidaknyamanan
perawatan profesional yang meliputi:
banyak bertanya terkait tekanan  Menyediakan perawatan  Bantu klien untuk memilih
darah rendah dan penyebab hal  Mengevaluasi efektivitas perawatan perawatan kesehatan professional
tersebut bisa terjadi Keluarga mampu memodifikasi lingkungan  Identifikasi dan fasilitasi kebutuhan
Keluarga menunjukkan persepsi positif terhadap transportasi untuk menjangkau
lingkungan dengan : fasilitas pelayanan kesehatan
 Menetapkan dan mempertahankan
rutinitas keluarga
 Mendukung dan berbagi perasaan satu sama
lain

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan
Keluarga berpartisipasi dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan dengan cara sering
menunjukkan perilaku pencarian kesehatan yang
meliputi:
 Melakukan skrining diri
 Mendapat bantuan dari professional
kesehatan
 Mencari bantuan bila diperlukan
2. Perilaku kesehatan cenderung Setelah dilakukan intervensi, diagnosa teratasi  Identifikasi tingkat pengetahuan
berisiko dengan kriteria hasil : keluarga tentang proses penyakit
 Anjurkan kepada seluruh anggota
DS: Keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga untuk membuat keputusan
 Klien mengatakan sering Keluarga menunjukkan tindakan untuk
tentang perawatan
mengabaikan istirahat dan mengontrol risiko yang meliputi :
 Memonitor faktor risiko di lingkungan  Beri motivasi terhadap adanya
jarang konsultasi pada petugas
kesehatan  Mengembangkan strategi yang efektif dalam perubahan terhadap kebiasaan
mengontrol risiko  Memberikan dukungan terhadap
 Klien mengatakan tidak  Menghindari paparan ancaman risiko adanya perubahan perilaku kesehatan
mengonsumsi obat yang  Memberikan informasi terhadap
diberikan oleh petugas pilihan makanan yang lebih sehat
kesehatan dan hanya  Bantu klien untuk memilih perawatan
menggunakan obat herbal kesehatan professional
 Klien mengatakan bahwa Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
suaminya memiliki kebiasaan kesehatan
merokok di dalam rumah Keluarga berpartisipasi dalam memanfaatkan
sedangkan terdapat balita difasilitas kesehatan dengan cara sering
dalam rumah tersebut seinggamenunjukkan perilaku pencarian kesehatan yang
terkadang ditegur oleh meliputi:
anaknya yang masih kecil  Melakukan skrining diri
 Mendapat bantuan dari professional
DO :
kesehatan
 Pemeriksaan tekanan darah Ny.
 Mencari bantuan bila diperlukan
M : 90/60 mmHg
 Ny. M tampak santai
menanggapi tekanan darah
yang di rasakan dan hanya
menggunakan minyak
kayu putih atau
aromaterapi.

E. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


Hari/
Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin, 12 Juli Pukul 10.00
2021  Membina hubungan saling percaya kepada keluarga S:
klien  Keluarga mengatakan terdapat anggota
Hasil : Keluarga mengenal perawat dan keluarga yang memiliki tekanan darah rendah
bersedia diberikan intervensi dan tidak mengetahui penyebabnya
 Mengkaji masalah dalam keluarga  Ny. M jarang melakukan konsultasi dan
Hasil : memeriksakan kondisinya di fasilitas kesehatan
- Terdapat anggota keluarga yang memiliki tekanan O:
darah rendah dan bingung dengan penyebabnya  Klien tampak lemas
- Anggota keluarga yang mengalami tekanan darah  Klien tampak banyak bertanya tentang tekanan
rendah terkadang kurang istirahat karena sibuk darah rendah
bekerja dan menjaga anaknya A : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
- Ny. M jarang melakukan konsultasi dan P:
memeriksakan kondisinya di fasilitas kesehatan  Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang
karena menggap tekanan darah rendah kadang proses penyakit
terjadi meski kadang membuatnya tidak nyaman  Jelaskan penyebab, tanda dan gejala, serta pilihan
pengobatan
 Gali kesiapan keluarga untuk mengontrol dan
manajemen tanda dan gejala penyakit
 Berikan pilihan keluarga yang akan membantu
keluarga membuat keputusan terkait perawatan
anggota keluarga yang sakit

Pukul 10.30
 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga S :
tentang proses penyakit yang dialami Ny. M yaitu  Ny. M mengatakan telah mengetahui paham terkait
tekanan darah rendah tekanan darah rendah yang dialaminya
Hasil :  Ny. M mengatakan ingin segera sembuh dan siap
- Anggota keluarga mengatakan tidak mengetahui untuk mengontrol manajemen tanda dan gejala
proses penyakit yang dialaminya penyakit yang dialami
- Ny. M juga mengatakan tidak mengetahui O:
penyebab dan hal yang harus dilakukan terhadap  Tampak klien memahami dan aktif selama
tekanan darah rendah selain istirahat intervensi ceramah dilakukan
 Klien tampak senang dengan diskusi yang
 Menjelaskan penyebab, tanda dan gejala, serta dilakukan
pilihan pengobatan dengan metode ceramah A : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Hasil : P:
- Ny. M mulai memahami penyebab, tanda dan  Evaluasi terkait pendidikan kesehatan yang telah
gejala, serta pilihan pengobatan yang dilakukan dilakukan
terhadap penyakitnya
- Selama proses, Ny M tampak memperhatikan
serta aktif mengemukakan pendapat serta tanda
dan gejala terkait penyakit tekanan darah rendah

Pukul 10.15
 Gali kesiapan keluarga untuk mengontrol dan
manajemen tanda dan gejala penyakit
Hasil : Ny. M mengatakan ingin segera sembuh
dan siap untuk mengontrol manajemen tanda dan
gejala penyakit yang dialami

 Berikan pilihan keluarga yang akan membantu


keluarga membuat keputusan terkait perawatan
anggota keluarga yang sakit
Hasil : Ny. M mengatakan akan segera
memeriksakan kondisinya karena tidak nyaman dan
mengganggu pekerjaannya
Pukul 11.00 Pukul 14.00
 Mengevaluasi terkait pilihan perawatan kesehatan S :
professional yang dialami  Ny.M telah memeriksakan kondisinya di fasilitas
Hasil : kesehatan dan melakukan manajemen kesehatan
- Ny. M telah memeriksakan kondisinya di fasilitas terhadap penyakitnya
kesehatan dan melakukan manajemen kesehatan
terhadap penyakitnya O:
- Ny. M mengatakan ia telah melakukan konsultasi  Klien tampak senang dan semangat dengan
dengan dokter kesembuhannya

A : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan teratasi


P:
 Intervensi dihentikan
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Hari/
Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa, 13 Pukul 10.15
Ju;I 2021  Mengkaji masalah dalam S:
keluarga Hasil :  Terdapat anggota keluarga yang mengalami
- Terdapat anggota keluarga (Ny. M) yang hipotensi
mengalami hipotensi dan sering mengabaikan waktu  Terdapat anggota keluarga yang merokok di dalam
istirahat karena sibuk dan menjaga anaknya dan luar rumah
- Terdapat anggota keluarga yang memiliki kebiasaan
merokok di dalam rumah sedangkan terdapat balita di O:
rumah tersebut  TD Ny. M : 90/60 mmHg
- Pemeriksaan TD Ny. M 90/60 mmHg A : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
P:
 Lanjutkan pengkajian keluarga binaan
 Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang
proses penyakit
Pukul 10.30
 Melakukan pengkajian lanjut terhadap keluarga binaan S:
Hasil :  Keluarga mengatakan bersedia diberikan
- Klien mengatakan telah bingung dengan masalah intervensi keperawatan
hiportensi yang dialami dan terapi  Ny. M mengatakan suaminya biasa merokok di
pengobatannya dalam rumah dan sudah dilakukan sejak lama
- Klien ingin menggali informasi mengenai sehingga biasa ditegur oleh anaknya yang masih
penyebab, tanda dan gejala, serta pilihan program kecil
pengobatan terhadap hiportensi yang dialami O:
- Klien mengatakan walaupun mengetahui penyakitnya,  TD Ny. M : 90/60 mmHg
ia masih sering mengabaikan istirahatnya karena sibuk  Tampak ventilasi rumah yang kurang
bekerja dan menjaga anaknya yang masih kecil
- Klien mengatakan tidak mengonsumsi obat dan A : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
hanya menggunakan aromaterapi atau minyak kayu
putih P:
- Klien juga mengatakan ia tidak mengonsumsi obat  Beri motivasi terhadap adanya perubahan terhadap
karena jika mengonsumsi obat terlalu banyak kebiasaan
dapat menyebabkan mudah mengantuk dan  Beri pilihan makanan yang lebih sehat
tenggorokan terasa tidak enak
- Ny. M mengatakan suaminya biasa merokok di
dalam rumah dan sudah dilakukan sejak lama
- Keluarga mengatakan mengetahui dampak dari
merokok dan kebiasaan merokok di dalam rumah
terhadap kesehatan anggota keluarga
- Tampak ventilasi rumah yang kurang
- Keluarga mengatakan bersedia diberikan intervensi
Pukul 11.00
 Melakukan pemeriksaan TD pada Ny
M Hasil : 90/60 mmHg
Pukul 13.00
 Beri motivasi terhadap adanya perubahan terhadap S:
kebiasaan  Ny. M mengungkapkan bahwa ia tidak ingin
Hasil : hipotensi yang dialami menimbulkan komplikasi
- Ny. M mengatakan ingin merubah yang serius kedepannya
perilakunya tersebut namun sulit karena telah O:
menjadi kebiasaannya  Klien antusias mengungkapkan keinginannya
- Ny. M mengungkapkan bahwa ia tidak ingin hipotensi untuk berubah
yang dialami menimbulkan komplikasi yang serius  TD Ny. M 90/70 mmHg
kedepannya A : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
- Keluarga juga mengungkapkan pendapat terkait P:
kebiasaan Tn MA merokok di dalam rumah  Beri dukungan terhadap adanya perubahan perilaku
sebaiknya diubah sehubungan dengan terdapat anak- kesehatan
anak dan balita dalam rumah tersebut  Beri informasi terhadap pilihan makanan yang lebih
 Pemeriksaan TD pada Ny. sehat
M Hasil : 90/70 mmHg

Pukul 14.00
 Memberikan dukungan terhadap adanya perubahan S:
perilaku kesehatan  Ny. M mengatakan akan mencoba untuk
Hasil : mengubah kebiasaannya tersebut
- Ny. M mengatakan akan mencoba untuk mengubah  Tn MA masih sering merokok di dalam
kebiasaannya tersebut secara perlahan rumah karena kadang lupa
- Keluarga telah menyampaikan dan mendorong Tn MA O:
untuk menghetikan secara perlahan  Klien tampak paham terhadap informasi yang
kebiasaannya merokok di dalam rumah diberikan
 Memberikan informasi terhadap manajemen kesehatan A : Perilaku kesehatan cenderung berisiko
untuk kondisi keluarga P : Pertahankan Intervensi
Hasil :  Evaluasi perubahan perilaku kesehatan keluarga
- Ny. M mengetahui bahwa istirahat yang cukup akan  Bantu klien untuk memilih perawatan kesehatan
mempengaruhi kondisinya menjadi lebih bugar professional

Anda mungkin juga menyukai