Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

J DENGAN IBU
MENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN V KELURAHAN
KOLONO

OLEH

NUR ISRAWATI (S.0019.P.017)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN

KENDARI

1
KONSEP DASAR KELUARGA

A. Pengertian keluarga
Beberapa definisi keluarga,antara lain sebagai berikut :

1. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan


darah, adopsi,perkawinan, atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama)dan adanya hubungan psikologis(ikatan emosional)(Siti Nur
Kholifah, 2016)(ZAMNI 2018)
2. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dan saling ketergantungan( departemet kesehatan RI dalam
siti,N,K,2016)(ZAMNI 2018)
3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes RI, 1998)
dalam Ns. Komang Ayu Henny Achjar (2010)(YUANA 2020)
4. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes RI, 1998)
dalam Ns. Komang Ayu Henny Achjar (2010)(YUANA 2020)

B. Karakteristik keluarga
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi
2. Anggota keluarga hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak, adik
4. Mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota (Salvari
Gusti, 2013) dalam (YUANA 2020)

2
C. Tipe keluarga
Dalam (ZAMNI 2018) dan (YUANA 2020)Berbagai tipe keluarga sebagai
berikut :

1. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe yaitu:


a. The Nuclear Family ( keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
b. The dyad family ( keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri dari
atas suami dan istri tanpa anak
c. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
d. Single adult,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
e. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluaga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, dan sebagainya.Tipe keluarga ini banyak
dianut oleh keluarga indonesia terutama di daerah pedesaan.
f. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah
(baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun
karir sendiri atau sudah menikah.
g. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang –barang pelayanan, seperti dapur dan
kamar mandi yang sama
2. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe kelurga nontradisional, tipe keluarga ini
tidak lazim ada di indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut:
a. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang
tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
c. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

3
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/
saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

D. Fungsi keluarga
Menurut friedman dalam (Anizarwan 2018) dan (ZAMNI 2018)fungsi
keluarga ada lima antara lain :

1. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang


pemenuhankebutuhan psikososial anggota keluarga.Melalui pemenuhan
fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang
utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,stabilitas
kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan
harga diri.
2. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial Sosialisasi dimulai saat lahir dan
hanya diakhiri dengan kematian.Sosialisasi merupakan suatu proses yang
berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu mengubah
perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial
yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau
perubahan yangdialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi
sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
3. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambahsumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secaraekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan
kesehatan.Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat(yang
mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual)
merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.

4
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan
d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yangsehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

E. Tahap dan tugas perkembangan keluarga


Dalam (YUANA 2020)(ZAMNI 2018)(Anizarwan 2018)Terdapat delapan
tahap perkembangan keluarga yang perlu di ketahui yaitu :

1. Tahap Keluarga Pemula atau Pasangan Baru


Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling
memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan
mempersiapkan diri menjadi orang tua.
2. Tahap keluarga sedang mengasuh anak
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu membentuk keluarga muda
sebagai suatu unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar denganmenambahkan peran
orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing- masing pasangan.
3. Tahap keluargadengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan
beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah

5
Tugas perkembangannya adalah mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolah.
5. Tahap keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu menyeimbangkan kebebasan dan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua
dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi dua arah.
6. Tahap keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannnya adalah memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-
anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu
orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak
mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi setelah
ditinggalkan anak.
7. Tahap orang tua usia petengahan
Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para
orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,
merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan masing-
masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
8. Tahap keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap perkembangan keluarga ini adalah yaitu mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyeuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk

6
memahami eksistensi mereka, saling memberi perhatian yang menyenangkan
antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti
berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

BAB III
KONSEP DASAR HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensiatautekanandarahtinggiadalahpeningkatantekanandarahsistolikle
bihdari 140 mmHg dan tekanandarahdiastoliklebihdari 90 mmHg pada dua kali
pengukurandenganselangwaktu lima menitdalamkeadaancukupistirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).

Hipertensiadalahsuatukeadaandimanaseseorangmengalamipeningkatanteka
nandarahdiatas normal yang mengakibatkanpeningkatanangkakesakitan
(morbiditas) dan angkakematian / mortalitas (Trianto, 2014).

B. Etiologi
Pada umumnyahipertensitidakmempunyaipenyebab yang spesifik.
Hipertensiterjadisebagairesponpeningkatancurahjantungataupeningkatantekananp
erifer. Akan tetapi, adabeberapa factor yang memengaruhiterjadinyahipertensi :
(Aspiani, 2016)

1. Genetik :responneurologiterhadap stress ataukelainanekskresiatau transport


Na.
2. Obesitas :terkaitdengantingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanandarahmeningkat.
3. Stress karenalingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah

Berdasarkanpenyebabnyahipertensidibagimenjadi 2 golongan ;

7
1. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer adalahhipertensi yang
belumdiketahuipenyebabnya. Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh
karenaitu,penelitian dan pengobatanlebihditunukanbagipenderitaesensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
a) Faktor keturunan Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras
kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
c) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g),
kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum
obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
2. Hipertensisekunder
Hipertensisekunderterjadiakibatpenyebab yang jelas salah
satucontohhipertensisekunderadalahhipertensi vascular renal, yang
terjadiakibat stenosis arterirenalis.
Kelainaninidapatbersifatkongenitalatauakibataterosklerosis stenosis
arterirenalismenurunkanalirandarahkeginjalsehinggaterjadipengaktifanbarores
eptorginjal, perangsanganpelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II.
Angiotensin II secaralangsungmeningkatkantekanandarahtekanandarah, dan
secaratidaklangsungmeningkatkansintesisandosteron dan reabsorpsi natrium.
Apabiladapatdilakukanperbaikan pada stenosis, atauapabilaginjal yang
terkena di angkat,tekanandarahakankembalike normal.
Penyebab lain darihipertensisekunder, antara lain ferokromositoma,
yaitu tumor penghasilepinefrin di kelenjar adrenal, yang
menyebabkanpeningkatankecepatandenyutjantung dan volume sekuncup, dan
penyakitcushing, yang menyebabkanpeningkatan volume
sekuncupakibatretensi garam dan peningkatan CTR karenahipersensitivitas

8
system sarafsimpatisaldosteronisme primer
(peningkatanaldosterontanpadiketahuipenyebab-nya) dan hipertensi yang
berkaitandengankontrasepsi oral juga dianggapsebagaikontrasepsisekunder
(Aspiani, 2016).

C. Manifestasiklinis
Pada umumnya, penderitahipertensiesensialtidakmemilikikeluhan.
Keluhan yang dapatmunculantara lain: nyerikepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leherkaku, penglihatankabur, nyeri dada, mudahlelah, lemas dan impotensi. Nyeri
kepalaumumnya pada hipertensiberat, dengancirikhasnyeriregiooksipitalterutama
pada pagihari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung, penyebab
sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.

Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi


dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah
memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat
hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).

D. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:
Diastolik
No Kategori Sistolik (mmHg)
(mmHg)
1 Optimal <120 <180
2 Normal 120-129 80-84
3 High normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

9
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4
>210 >120
(sangatberat)

E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrolkonstriksi dan
relaksasipembuluhdarahterletakdipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor inibermulajarassarafsimpatis, yang berlanjutkebawahkekorda spinalis
dan keluardarikolumnamedula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsanganpusat vasomotor dihantarkandalambentukimplus yang
bergerakkebawahmelalui system sarafsimpatiske ganglia simpatis. Pada titikini,
neuron pre-ganglion melepaskanasetilkolin, yang merangsangserabutsarafpasca
ganglion kepembuluhdarah,
dimanadengandilepaskannyanorepinefrinmengakibatkankonstriksipembuluhdarah.
Berbagai factor, sepertikecemasan dan
ketakutandapatmempengaruhiresponspembuluhdarahterhadaprangsangvasokonstri
ktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi
epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang


kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormoninimenyebabkanretensi natrium dan air oleh tubulusginjal,
menyebabkanpeningkatan volume instravaskuler. Semua factor
tersebutcenderungmenyebabkanhipertensi (Aspiani, 2016).

10
F. Pemeriksaanpenunjang
1. Laboratorium
a) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c) Darah periferlengkap
d) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2. EKG
a) Hipertrofiventrikelkiri
b) Iskemiaatauinfarkmiocard
c) Peninggiangelombang P
d) Gangguankonduksi
3. Fotorontgen
a) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b) Pembendungan, lebarparu
c) Hipertrofiparenkimginjal
d) Hipertrofi vascular ginjal
(Aspiani,2016)

G. penatalaksanaan
Tujuandeteksi dan
penatalaksanaanhipertensiadalahmenurunkanrisikopenyakitkardiovaskular dan
mortalitassertamorbiditas yang berkaitan. Tujuanterapiadalahmencapai dan
mempertahankantekanansistolikdibawah 140 mmHg dan tekanandistolikdibawah
90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal
inidapatdicapaimelaluimodifikasigayahidupsaja, ataudenganobatantihipertensi
(Aspiani, 2016).

Penatalaksanaanfaktorrisikodilakukandengancarapengobatansetara non-
farmakologis, antara lain:

1. pengaturan diet
Berbagaistudimenunjukanbahwa diet dan
polahidupsehatataudenganobat-obatan yang menurunkangejalagagaljantung
dan dapatmemperbaikikeadaanhipertrofiventrikelkiri.

Beberapa diet yang dianjurkan:

11
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding
vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendahkolestrolsebagaipencegahterjadinyajantungkoroner
2. Penurunanberat badan
Mengatasiobesitas pada sebagian orang, dengancaramenurunkanberat
badan mengurangitekanandarah,
kemungkinandenganmengurangibebankerjajantung dan volume sekuncup.
Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
3. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung
4. Memperbaikigayahidup yang tidaksehat
Berhentimerokok dan tidakmengonsumsi alcohol,
pentinguntukmengurangiefekjangkapanjanghipertensikarena asap
rokokdiketahuimenurunkanalirandarahkeberbagai organ dan
dapatmeningkatkankerjajantung. (Aspiani, 2016)

12
BAB V
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang
dibina. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga yang terdiri dari beberapa tahap meliputi (Komang
Ayu, 2010) dalam (YUANA 2020) :

1. Data Umum :
a. Identitas Kepala keluarga
b. Komposisi anggota keluarga
c. Genogram
d. Tipe keluarga
e. Suku bangsa
f. Agama
g. Status sosial ekonomi keluarga
h. Aktifitasrekreasikeluarga
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
d. Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan :
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga

13
4. Struktur Keluarga :
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur Peran
d. Nilai dan Norma Keluarga
5. Fungsi Keluarga :
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Perawatan kesehatan
6. Stress / Penyebab masalah dan koping yang dilakukan keluarga:
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
7. Pemeriksaan fisik (Head to toe) : Pemeriksaan fisik dilakukan pada
semua anggota kelurga tisak berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik
pada klien di klinik atau rumah sakit yang meliputi pemeriksaan head
to toe.
8. Harapan Keluarga :
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang responindividu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial (Allen, 1998) dalam Salvari Gusti
(2013)dan (YUANA 2020)Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yangdidapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa
keperawatan meliputi :
1. Problem atau masalah
2. Etiologi atau penyebab masalah

14
3. Tanda Sign dan Gejala (symptom)

C. Intervensi keperawatan keluarga


Intervensi / Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulantindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
dari masalah keperawatan yang sering muncul (Salvari Gusti,
2013)Perencanaan keperawatan keluarga mencakup tujuan umum
dantujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan
kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab.Selanjutnyamerumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standar. Langkah-langkah dalam rencana
keperawatan keluarga adalah :
1. Menentukan sasaran atau goal
2. Menentukan tujuan atau objektif
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan
4. Menentukan kriteria dan standar kriteria Standar.

D. Implementasi / Pelaksanaan
Implementasi / pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari
proseskeperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan
untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan
kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun (Salvari Gusti,
2013)
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dilakukan
sesuaidengan rencana keperawatan keluarga yang telah dibuat dengan
didahului perawat menghubungi keluarga bahwa akan dilakukan
implementasi sesuai dengan kontrak sebelumnya (saat mensosialisaasikan
diagnosa keperawatan).

15
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
disusun rencana keperawatan yang baru. Metode evaluasi keperawatan,
yaitu :
1. Evaluasi formatif (proses) Adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
sistem penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan
kemajuan atau menggunakan sistem SOAP
2. Evaluasi Sumatif (hasil) Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk
menilai secara keseluruhan, sistem penulisan sumatif ini dalam bentuk
catatan naratif atau laporan singkat (Salvari Gusti, 2013)

16

Anda mungkin juga menyukai