Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA

Nama : Suhaili Azhari


NPM : 1614201120498

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10 dalam
APD Salvari, 2013).
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan
kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang
ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi
dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).

B. KARAKTERISTIK KELUARGA
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4. Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

C. TIPE KELUARGA
Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti (The nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal (The single-parent family) yaitu
keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari
perceraian, pisah, atau ditinggalkan.
c. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka (The dyad family)
d. Bujang dewasa yang tinggal sendiri
e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah,
istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
f. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
2. Keluarga NonTradisional
a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah
(biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
c. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga kemunitas adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.

D. STRUKTUR KELUARGA
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudarah istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudarah suami.
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karna adanya
hubungan dengan suami istri.

Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga
memiliki ciri-ciri yaitu :

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota


keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

Menurut Suprajitno (2004) Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5


kelompok, yaitu:

1. Keluarga Pra Sejahtera Dengan indikator, keluarga belum dapat memenuhi


kebutuhan dasar secara minimal seperti sandang, papan, kesehatan,
pengajaran agama
2. Keluarga sejahtera tahap I (KS I)
Dengan indikator :
a. Melaksanakn ibadah menurut agama yang dianut
b. Makan dua kali sehari/lebih
c. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
d. Lantai rumah bukan dari tanah
e. Kesehatan (anggota keluarga sakit) dibawa kesarana/petugas kesehatan
3. Keluarga sejahtera tahap II (KS II)
Dengan indikator :
a. Selain indikator KS I diatas juga
b. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur
c. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam
seminggu
d. Memperoleh pakaian baru dalam 1 tahun terakhir
e. Luas lantai tiap penghuni rumah 8m2 per orang
f. Anggota keluarga sehat dalam waktu 3 bulan terakhir
g. Anggota keluarga berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan
tetap
h. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga usia 10 – 60 tahun
i. Anak usia sekolah (5 – 17 tahun) bersekolah
j. Anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih PUS dan saat ini memakai
kontrasepsi
4. Keluarga sejahtera tahap III (KS III)
Dengan indikator :
a. Selain indikator ks ii diatas juga
b. Upaya keluarga untukmeningkatkan/menambah pengetahuan agama
c. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama paling kurang dalam 6 bulan
e. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, tv
f. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi
5. Keluarga sejahtera tahap III plus (KS III plus)
Dengan indikator :
a. Selain indikator KS III diatas juga
b. Memberikan sumbangan secara teratur dan suka rela dalam bentuk
material kepada masyarakat.
c. aktif sebagai pengurus yayasan/panti

E. FUNGSI KELUARGA
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga
yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya
partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak
ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan
mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya. Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan
seks pada anak sangat penting.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah) dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.

F. PERANAN KELUARGA
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
3. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

G. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman
1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang
saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan keluarga berencana.
Tugas perkembangan keluarga :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
Tugas perkembangan lain :
a. Mempersiapkan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual, dan kehiatan
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
Tugas perkembangan lain yaitu
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga missal kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
b. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (biasanya
keluarga memiliki tingkat kerepotan yang tinggi)
c. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
d. Merencanakan kegiatan dan waktu menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah, memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah, mempersiapkan perubahan system peran dan
peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuhkembang
anggota keluarga.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan
anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan
kembali hubungan perkawinan, membantu anak untuk mendiri sebagai
keluarga baru di masyarakat, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat
pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan
lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungan
perkawinan yang kokoh. Tugas perkembangan lain :
a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia menengah
b. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara generasi. Tugas perkembangan
lain:
a. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan,
kekuatan fisik.
b. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
c. Melakukan life review masa lalu.
H. TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan.
Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman
dalam Achjar, 2010).
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun
yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian
dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan
perlu segera di catat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
seberapa perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siap diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segeralah
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan agar
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak
dapat membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah.
Perawat ini dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi (Suparyanto , 2012). Pemberian secara fisik
merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga Suprajitno (2004)
menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi
masalah keperawatan keluarga
Untuk mengetahui yang dapat di kaji yaitu :
a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien ..?
b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang
perawatan yang di perlukan pasien ..?
c. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien ..?
4. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi
keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak
pada kesehatan keluarga, Pengetahuan keluarga tentang sumber yang di
miliki di sekitar lingkungan rumah.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga,
adakah pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar,
2010).

I. KEPERAWATAN KELUARGA
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan
terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu penkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, Alamat dan telpon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c) Tipe keluarga
d) Suku bangsa
e) Agama
f) Status sosial ekonomi keluarga
g) Aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh keluarga,
misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja, balita, maka tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila lansia ikut dengan
keluarga) tetapi bila tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan
remaja.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak suami maupun
isteri. Lingkungan
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
f) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut keluarga, misalnya
keluarga menerapkan aturan agar setiap anggota keluarga sudah berada
dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga,
yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambilkeputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu ± 6 bulan.
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga apabila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
8) Dasar data pengkajian pasien Kanker berdasarkan Doenges
(2000)yaitu :
a) Aktivitas dan istirahat
Gejala : Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.
b) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja, perubahan pada
tekanan darah (hipotensi)
c) Integritas ego
Gejala : Faktor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang
perubahan dalam penampilan, menyangkal diagnosis, perasaan tidak
berdaya.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
d) Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinarius
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e) Makanan dan cairan
Gejala : Kebiasaan Diet buruk, anoreksia, intoleransi aktivitas,
perubahan pada berat badan
Tanda : Perubahan pada kelembaban atau turgor kulit, edema
f) Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
g) Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi
h) Pernapasan
Gejala : Merokok
i) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan
matahari lama
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi
j) Seksualitas
Gejala : Masalah seksual, pasangan seks multiple
k) Interaksi sosial
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat
perkawinan
l) Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, riwayat pengobatan.

J. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga,
perumusan diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati,
terdiri dari :
1. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
2. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah.
3. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang
ditemukan sebagai komponen pandukung terhadap diagnosis
keperawatan actual dan risiko.

Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya


(1978) sebagai berikut.

N Kriteria Skor Bobot


O
1 Sifat Masalah   1

Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah   2
2
Dengan mudah
1
Hanya sebagian
0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah   1
3
Tinggi
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah   1

Masalah berat, harus segera ditangani


2
Ada masalah, tetapi tidak segera
1
ditangani
 
Masalah tidak dirasakan
0
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.


b. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c. Jumlahkan skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.
K. PERENCANAAN
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan
Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan
pada diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
L. PELAKSANAAN
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga mencakup
hal-hal berikut, yaitu :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan yang
menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungklin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan
membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.
M. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2008).
DAFTAR RUJUKAN

Achjar, K.A. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Arita, Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus.
Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Bailon, G.S.& Maglaya, A. (1989). Perawatan kesehatan keluarga. Jakarta: Quezon
City.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:
EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu
Nursalam. (2008). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis.
Jakarta: salemba medika

Anda mungkin juga menyukai