Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN


KELUARGA PEMULA DI KELURAHAN TONDO

Di Susun oleh

MUHLIS R. MIU, S.Kep


2019032054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KONSEP KELUARGA PEMULA

A. Definisi Keluarga dan Keluarga Pemula(Baru Menikah)


Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-
masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit
yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu
cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”. Hariyanto,2005. keluarga
menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga . Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit
terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan
pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran
masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan,
ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada
pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan
tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri struktur keluarga  :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
B. Tujuan Dasar Keluarga:
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-
individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut.
Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat
dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat
dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang
menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga
diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara,
namun keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang
memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas
tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya,
kelompok lain seperti teman kerja, teman sekolah,majelis dan LSM tidak
menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu
segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan sekolah atau
pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah(supriadi,1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh
penting terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu
yang menjadi anggotanya(Supriadi,2009)
C. Struktur keluarga  (ikatan darah) :
1. Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami.
5. keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan
kebutuhan dasar:
a. PRASEJATERA
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat
memenuhi salah satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
b. KELUARGA  SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum
dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda
tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB,
dibawa kesarana kesehatan..
c. KELUARGA  SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai
agama,  makan 2 kali sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,
kesehatan (idem),  daging/ telur minimal 1 kali seminggu,  Pakaian
baru setahun sekali,  Luas lantai 8m2 per orang,  Sehat 3 bulan terakhir,
Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur
10,  60 tahun dapat baca tulis,  Umur 7-15 tahun bersekolah,  Anak
hidup 2 /lebih . keluarga  masih pus saat ini berkontrasepsi.
d. KELUARGA  SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai
agama,  pakaian berbeda tiap keperluan,  lantai bukan tanah, kesehatan
idem,  anggota melaksanakan ibadah,  daging/telur seminggu sekali,
memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir,  luas lantai 8 m2
perorang,  anggota keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.
e. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat,  indikator Keluarga Sejahtera III +
(ditambah),  memberikan sumbangan.
D. Tipe Keluarga yaitu:
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non
normative. Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga
sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua
campuran atau orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier tunggal atau karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan
anak-anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
E. Fungsi keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-kembangkan
anak dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga
nya dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
F. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan:
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
G. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan  Tahap Perkembangan  (Duval)
(Sociologikal Perspektive) 
1. Keluarga baru menikah/pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok
sosial.
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual
e. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
3. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
a. Membantu sosialisasi anak dg lingk luar.
b. Mempertahankan keintiman     pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat
4. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama
enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c. Komunikasi  terbuka : hindari, debat,  permusuhan.
d. Persiapan perubahan Sistem peran
5. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –anak untuk kehidupan
dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua
6. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. meningkatkan keakraban pasangan
7. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangann.
d. Melakukan life review masa lalu   
H. Keluarga sebagai system :
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya
peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung
antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya,
agama
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga
I. Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima /
memperhatikan lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima
/memberi perhatian pada lingk. Sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing;
a. Mempersiapkan keluarga yang baru
b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri.
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula
adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan
kehidupan bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang
digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup
bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan
menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga
besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah
kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana
J. Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula
1. Masalah keperawatan kesehatan keluarga
a. Komunikasi keluarga  disfungsional
b. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi
orangtua, konflik peran orangtua.
c. Perubahan penampilan peran.
d. Gangguan citra tubuh.
e. Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga.
f. Risiko terhadap tindak kekerasan.
g. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
h. Gangguan tumbuh kembang.
K. Proses Keperawatan keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat
bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa
saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga  juga membagi dalam lima
tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan
evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut
Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik
dengan keluarga  yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga,
menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga  dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga
terdiri dari lima langkah dasar meliputi :
L. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga  yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat
dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana
(Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
M. Pengumpulan data
1. Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan  tipe keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga  saat ini
angan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.
b. Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga  serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga  inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat keluarga  sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak
suami dan istri.
N. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga  dengan masyarakat.
5. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah
anggota keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
O. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
1. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
2. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
3. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan
tradisional.
P. Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal
suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir 
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut
(Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga  dalam
merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .
Q. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman
kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam
kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis
seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
R. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
S. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
T. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu
tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar
pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga
puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
U. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga  itu sendiri.
2. Fungsi sosialisasi.
Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan
anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi
menjadi labil dan mudah stress.
3. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah
kesehatan, yang perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami
fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi
keluarga  terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.
4) Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
6) Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota
keluarga  yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan
dan menggunakan sumber/ fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/
penyakit.
2) Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
3) Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang
diperlukan memadai.
4) Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap
perawatan yang diperlukan
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
6) Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
7) Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga  akan fasilitas tersebut.
9) Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
V. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
W. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :
a. Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
X. Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu
dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi
permasalahan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila
menghadapi permasalahan
Y. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
Z. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap
petugas kesehatan yang ada.
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi
masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain
merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi
perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana
untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga  ;
2. Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual
Contoh:
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga
 mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan
nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga  
merawat anggota keluarga  dangan masalah kekurangan nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan
denganketidaktahuan keluarga  mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga  bapak
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mellakukan stimulasi
terhadap Balita.
4. Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga  dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa
keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga
bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga
bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga  bapak R
5. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi
seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan
prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan
dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga  :
N KRITERIA SKOR BOBOT
O
1 Sifat masalah
      Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
      Ancaman kesehatan 2 1
      Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
      Mudah 2
      Sebagian 1 2
      Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
      Tinggi 3
      Sedang 2 1
      Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
     Skor
        _____________  x  Bobot
        Angka tertinggi 
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari
dan dirasakan oleh keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah
2. Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat 
dalam memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga  melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga .
 Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga  berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.
Tindakan keperawatan terhadap keluarga  mencakup hal-hal dibawah
ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga  melakukan perawatan
4. Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
b. Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada
 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian
untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke
keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara subjektif
setelah dilakukan intervens keperawatan.  Misal : keluarga
mengatakan nyerinya berkurang.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam
1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada
tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga  pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
DAPTAR PUSTAKA

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.


Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik.EGC:Jakarta.
Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.
Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN
KELUARGA PEMULA DI KELURAHAN TONDO

Di Susun oleh

MUHLIS R. MIU, S.Kep


2019032054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2021
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
Nama KK : Tn. A
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SI
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : Jl. Pendidikan kelurahan tondo palu
2. Komposisi Keluarga

Status
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan
Kesehatan

1. Tn. A L 26 KK S1 Belum punya sehat


pekerjaan

2. Ny. R P 24 Istri SMA Ibu rumah Sehat


tangga

3. Genogram

A B

C D
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Tinggal Serumah

A = Orang Tua dari Tn.A

B = Orang Tua dari Ny.R

C = Tn.A dan saudaranya

D = Ny.R dan saudaranya

4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
5. Suku Bangsa
Keluarga Tn A berasal dari Pande sedangkan keluarga Ny. R berasal dari
Mepanga .Ny. R Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan yang
bersantan dan gorengan.
6. Agama
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan
keagamaan dilingkungan sekitarnya, terutama Ny.R, biasanya Ny.R mengikuti
pengkajian RT yang diadakan setiap seminggu sekali.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. A mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan, dan untuk sementara
kebutuhan keluarga dipenuhi oleh kedua orang tua Ny.J karena mereka masih
tinggal satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari pekerjaan,
supaya tidak terus bergantung dengan mertuanya.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap Keluarga pemula
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny. R Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi karna
masi bergantung pada orang tua.
3. Riwayat Keluarga inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama. Ny. R mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirnya
menikah. Ny.R juga mengatakan setelah mereka menikah mereka masih tinggal
bersama orang tua. Saat ini kondisi kesehatan kedua orang tua baik.Tn. A
mengatakan dia cemas karena belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn.
A memiliki riwayat merokok 1 bungkus sehari.
4. Riwayat keluarga Sebelumnya.
Ny.R mengatakan dulu pernah mengalami penyakit asma ,dan pernah
mengalami penyakit malaria, dan Tn. A juga mengatakan dulu pernah
mengalami sakit malaria, merokok sampai sekarang masi merokok, tetapi
sampai saat ini tidak pernah sakit malaria lagi.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ny. R menurut
Ny. R rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian belakang.
kondisi rumah masih terlihat berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca
pernikahan. antara rumah Ny.R dengan yang lainnya tidak terlalu jauh, berjarak
lebih kurang 2 meter. Kondisi ventilasi dirumah baik dan cukup karena setiap
kamar ada jendela atau ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan
pertukaran udara sangat cukup.
2. Dena Rumah

KAMAR 1

KAMAR 2 WC
DAPUR

3. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW


Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat.
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter. Ny.R
mengatakan tetangganya cukup ramah, baik, dan sangat kompak denagn
berbagai kegiatan. Mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol
diteras salah satu rumah. Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Ny.R.
Menurut Ny.R diseberang jalan rumahnya ada tempat praktek bidan, sehingga
apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,mereka
pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau kepuskesmas. Kegiatan posyandu
biasanya diadakan di posyandu terpadu. Untuk fasilitas umum,lingkungan
rumah Ny.J jauh dari perkotaan.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.A Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah
Ny.R di Jn Pendidikan kelurhan tondo palu, dan untuk saat ini belum ada
rencana untuk pindah rumah.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.A Mengatakan berinteraksi sangat baik. Ny.R sering mengikuti
Kegiatan di Kelurahannya. Begitu juga dengan Tn.R semenjak tinggal
dilingkungan kelurahan tondo, mengikuti kegiatan yang ada di kelurahan
tersebut.
D. Struktur Keluarga
1. Sistem Pendukung Keluarga
Tn.A Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu. Apabila
ada diantara mereka yang sakit, maka orang tua dari Ny.R.
2. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Tn.A mempunyai pola komunikasi yang cukup baik, terbuka, bila
timbul masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan
memberikan umpan balik yang tepat. Dan tidak ada pola komunikasi
fungsional yang ditemukan keluarga.
3. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn.A merupakan pemegang kendali rumah tangga, tetapi apabila berkaitan
dengan hal pengambilan keputusan Tn.A bertanggung jawab untuk
mengendalikan masalah dengan mengambil keputusan secara kompromi
dengan Ny.R.
4. Strukur Peran
Tn.A sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena
ia masih tinggal bersama mertuanya. Tn.A merupakan pemimpin keluarga,
sedangkan Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. A di dalam
keluarga dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn.A ia selalu berusaha
menjadi suami yang baik. Tn.A pun tidak pernah mengambil keputusan
sepihak, ia selalu melibatkan Ny.R untuk memberikan masukan.
5. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai kaili karena mereka berdua tinggal
dilingkungan orang-orang kaili. Tn.A dan Ny.R merupakan pekerja keras.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik
maka mereka tidak akan melakukan hal itu.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.A dan Ny.R selalu berusahha saling memperlihatkan kasih sayang baik
anatar mereka berdua, maupun orang tua dari Ny.R. mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi yang terbuka dalam segala hal, sehingga sampai saat
ini jarang terjadi masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-
kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny.R mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling
menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka
terima, termasuk peran suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.A
mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan
hubungan dalam keluarga berjalan baik dan harmonis. Keluarga meyakini
akan norma keluarga sesuai dengan norma agama dan adat istiadat sehingga
keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera. Dalam hal mengatur
kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada istri(Ny.R) namun apabila nanti
ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama.
Kelaurga mengatakan, bila nanti mempunyai anak, mereka akan mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.A sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk
filek, hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri
belum mengalami sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.A saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 minggu menikah.
Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi
mereka juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau member mereka
anak berapa, mereka akan bahagia.
5. Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn.A belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang
tua. Sehingga mereka memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ny.R.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika
terus-terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan
kedepanya akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri,
menyekolahkan anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit
berkecil hati dengan keadaan sekarang ini.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
a. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan
keluarga saat ini.
b. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di
jangkau oleh keluarga.
c. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.R secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu
pada saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa
makan, dan membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan
BB drastic pada Ny.R.
G. Pemeriksaan Fisik

No Tn.A
Pengkajian Hasil Pemeriksaan
.
1. Pemeriksaan Umum
Penampilan Umum Tn.A yang berperan Sedangkan Ny.R yang
sebagai kepala keluarga, berperan sebagai seorang
terlihat sehat, cara istri tampak kurus,
perpakaian rapi, berpakaian rapi,
kebersihan baik, postur kebersihan baik,
badan sedang, TD:120/80 TD:110/70mmHg,
mmHg, RR:18x/i, ND;60x/I, RR: 22x/i.
ND:70x/i.
Status mental dan cara Status emosi Tn.A mampu Status emosi Ny.R
bicara berorientasi dengan baik mampu berorientasi
tanpa hambatan. Berbicara dengan baik tanpa
nyambung dengan apa hambatan. Berbicara
yang dibicarakan. nyambung dengan apa
yang dibicarakan.
II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan
rambut.
1. Pemeriksaan kulit Kulit terlihat bersih, warna Kulit terlihat bersih,
kulit merata dan berwarna warna kulit merata dan
putih, turgor kulit baik, berwarna putih, turgor
tidak terdapat lesi, dn kulit baik, tidak terdapat
sensivitas baik. lesi, dn sensivitas baik.

2. Pemeriksaan rambut dan Rambut dan kulit kepala Rambut dan kulit kepala
terlihat bersih, warna terlihat bersih, warna
kulit kepala
rambut hitam, tipis, tekstur rambut hitam, tipis,
halus, tidak terdapat lesi di tekstur halus, tidak
kepala terdapat lesi di kepala

3. Pemeriksaan kepala Tidak ada kelainan pada Tidak ada kelainan pada
bentuk kepalah bentuk kepalah
III. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Kepala terlihat simetris, Kepala terlihat simetris,
tidak ada lesi. tidak ada lesi.
2. Pemeriksaan muka Wajah terlihat simetris, Wajah terlihat simetris,
warna kulit putih. warna kulit putih.
Distribusi merata sesuai Distribusi merata sesuai
dengan warna kulit. dengan warna kulit.
Kekuatan otot temporan Kekuatan otot temporan
normal, swnsasi wajah normal, swnsasi wajah
normal normal
3. Pemeriksaan telinga Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada
lesi, tidak ada nyeri tekan. lesi, tidak ada nyeri tekan.
4. Pemeriksaan mata Warna konjungtiva tidak Warna konjungtiva tidak
anemis anemis
5. Pemeriksaan hidung dan pemeriksaan hidung pemeriksaan hidung
Normal, tidak ada lesi Normal, tidak ada lesi
sinus
maupun cairan. maupun cairan.

6. Pemeriksaan mulut dan Warna bibir terlihat Warna bibir terlihat


normal tidak terdapat normal tidak terdapat
tenggorokan
caries pada bagian didepan caries pada bagian
gigi. didepan gigi.
7. Pemeriksaan leher Normal, tidak ada Normal, tidak ada
gangguan fungsi maupun gangguan fungsi maupun
kelainan anatomis. kelainan anatomis.
IV. Pemeriksaan Dada
1. Syistem pernapasan RR=Normal (napas 24x/i, RR=Normal (napas 24x/i,
tidak menggunakan otot tidak menggunakan otot
bantu, tidak terdengar bantu, tidak terdengar
bunyi nafas tambahan) bunyi nafas tambahan)
2. Syistem kardiovaskular BJ=Normal, BJ 1 dan BJ 2 BJ=Normal, BJ 1 dan BJ
terdengar, tidak ada BJ 2 terdengar, tidak ada BJ
tambahan tambahan
V. Pemeriksaan Abdomen Bising usus terdengar Bising usus terdengar
normal. normal.
VI. Pemeriksaan Ekstremitas. Tidak ada gangguan fungsi Tidak ada gangguan
maupun kelainan anatomis fungsi maupun kelainan
anatomis
VIII. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak memandang
warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani pasien/orang-orang yang
butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga mendapatkan pekerjaan secepatnya.
4. Analisa

Analisa Data pada keluarga Tn.Dedi

No Data Interpretasi Data Masalah


1 Ds : Ketidakmampuan Cemas terhadap masa
mengambil depan karena belum
 Tn. R mengatakan belum memiliki keputusan untuk memiliki pekerjaan pada
pekerjaan
melakukan keluarga Tn.A khusus nya
 Tn. R mengatakan susah
mendapatkan pekerjaan dan saat ini tindakan yang tepat pada Tn.A
terus mencari lowongan pekerjaan
 Tn. R mengatakan ada persaan
khwatir terhadap masa depan
keluarga.
D0 :

 Tn. A ada di rumah pada saat


pengkajian pada jam 2, seharusnya
jam kerja
 Tn. A tampak kecewa karena belum
memiliki pekerjaan
2 Ds : Ketidak mapuan Resiko tinggi terjadinya
mengenal masalah penyakit akibat merokok
 Tn.A mengatakan merokok 1 kesehatan pada keluarga Tn.A
bungkus sehari
khususnya Tn.A
 Tn.A tidak bisa meninggalkan
kebiasaan merokok
 Tn.Amengatakan tersa seperti ada
yang kurang kalau tidak merokok
Do :

Tn.Amerokok saat dikaji


5. Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga
1. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada
keluarga Tn.Dedi khususnya pada Tn.Dedi B.d ketidakmampuan
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
2. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Tn.dedi
khususnya Tn.dedi B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan
6. Prioritas Masalah
Dx.I. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada
keluarga Tn.Dedi khususnya pada Tn.Dedi B.d ketidakmampuab mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
No Kriteria Perhitungan Bobot Penjelasan
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan Tn.A berkecil
Actual hati,tidak percaya diri dan khawatir
terhadap masa depan.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Sumberdaya di keluarga cukup kuat
untuk di ubah: 1. Mertua saling menghargai dan
Tinggi dapat mengerti
2. Sistim dukungan sosial
keluarga kuat
3. Pola komunikasi keluarga baik.
3 Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah dengan kota
cegah : terjangkau ( agak dekat). Keluarga
Cukup belum memanfaatkan lapangan
pekerjaan yang ada.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Keluarga merasakan adanya
masalah : masalah tapi cemas dianggap hal
Tidak segera biasa
perlu diatasi
Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.Dedi
Khususnya Tn.Dedi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah.
No Kriteria Perhitungan Bobot Penjelasan
.
1. Sifat 2/3x1=2/3 2/3 Merokok dapat mengakibatkan
masalah:Resiko berbagai masalah kesehatan baik
untuk yang merokok maupun yang
pasif. Resiko penyakit yang timbul
karena merokok sangat banyak
diantaranya PPOM, bronchitis, sampai
dengan Kanker Paru.
2. Kemungkinan 1/2x2=1/2 ½ Keluarga memiliki sumber daya
untuk dirubah: diantaranya:
sebagian  Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
 Hubungan keluarga yang harmonis
 Keluarga terutama Ny.R
mempunyai keinginan agar Tn.A
berhenti merokok.
 Namun, kebiasaan merokok ini
sudah sangat lama jadi susah untuk
dengan cepat merubahnya.
3. Potensial 1/3x1=1/3 1/3 Perilaku merokok ini sudah lama Tn.A
dicegah:Rendah lakukan. Keluarga tidak pernah
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk mengurangi perilaku merokok
karena belum ada yang memotivasi
kuat untuk berhenti merokok.
4. Menonjolnya 0/2x1=0 0 Keluarga tidak merasakan adanya
masalah: masalah karena Tn.A selama ini tidak
masalah tidak pernah menderita sakit yang
dirasakan. diakibatkan oleh rokok.

Perencanaan

N Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Perencan


O
1 Cemas terhadap masa depan Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan bersama
pengertian cemas.
karena belum memiliki keperawatan selama 1-3 x
2. Jelaskan kepada kelu
pekerjaan pada keluarga kunjungan rumah diharapkan cemas yang berkelanj
3. Jelaskan pada ke
Tn.Dedi khususnya pada kecemasan keluarga berkurang
tindakan yang haru
Tn.Dedi B.d ketidakmampuan atau hilang Tn.Dedi terlihat kecew
mengambil keputusan untuk Kriteria Hasil :
melakukan tindakan yang tepat 1. Mengenal masalah
2. Mengambil keputusan
untuk mencegah terjadinya
gangguan cemas yang lebih
parah, misalnya dengan
memanfaatkkan peluang-
peluang kerja.

2 Resiko tinggi terjadinya Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada k


penyebab seseorang
penyakit akibat merokok pada keperawatan selama 1-3 x
pengaruh keluarga, t
Tn.dedi khususnya Tn.dedi B.d kunjungan rumah diharapkan kepribadiannya.
2. Beri kesempatan
ketidakmampuan mengenal masalah merokok berkurang
bertanya tentang
masalah kesehatan atau hilang dimengerti.
Kriteria Hasil :
1. Mengenal bahaya atau
penyakit lanjut akibat
merokok.

Implementasi keperawatan
Waktu
No Tindakan Keperawatan Respon Klien
(Tgl & Jam)

1 27 Januari 2021 1. Mendiskusikan bersama keluarga 1. Keluarga aktif berdisk


tentang pengertian cemas.
dengan baik
16.00 2. Menjelaskan kepada keluarga dampak
akibat cemas yang berkelanjutan. 2. Keluarga mau diajak
3. Menjelaskan pada keluarga mengenai komunikasi
tindakan yang harus dilakukan
3. Keluarga mendengark
seksama

2 16.30 1. Menjelaskan pada keluarga tentang 1. Keluarga mendengarkan


penyebab seseorang merokok: karena
seksama
pengaruh keluarga, teman, atau
karena kepribadiannya. 2. Keluarga mau diberikan
2. Memberikan kesempatan keluarga
kesempatan untuk bertan
untuk bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti.
Evaluasi
Waktu Catatan Perkembangan
No Ttd
(Tgl & Jam) (SOAP)

S:
1 Selasa 02 Februari
2021 - Keluarga mengatakan belum terlalu paham

10.00 tentang masalah cemas


- Keluarga mengatkan masi bingung
mengenai tindakan apa yang harus di
lakukan

O:

- Tn.A terlihat bingung

A: Masalah belum teratsi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang


pengertian cemas.
2. Menjelaskan kepada keluarga dampak
akibat cemas yang berkelanjutan.
3. Menjelaskan pada keluarga mengenai
tindakan yang harus dilakukan

2 S:
10.30
- Tn A mengatakan sedikit paham mengenai
bahaya merokok
- Tn.A mengatakan masi belum bisa untuk
berhenti merokok

O:

- Tn. A terlihat merokok saat di kunjungi

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Menjelaskan pada keluarga tentang


penyebab seseorang merokok: karena
pengaruh keluarga, teman, atau karena
kepribadiannya.
2. Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti.

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE II


Waktu Catatan Perkembangan
No Ttd
(Tgl & Jam) (SOAP)

Rabu 03 Februari S:
1
2021
- Keluarga mengatakan sedikit paham
10.00
tentang masalah cemas
- Keluarga mengatakan masi bingung
mengenai tindakan apa yang harus di
lakukan

O:

- Tn.A terlihat bingung

A: Masalah belum teratsi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang


pengertian cemas.
2. Menjelaskan kepada keluarga dampak
akibat cemas yang berkelanjutan.
3. Menjelaskan pada keluarga mengenai
tindakan yang harus dilakukan

2 10.30 S:
- Tn A mengatakan sudah paham akan
bahaya merokok
- Tn.A mengatakan masi belum bisa untuk
berhenti merokok

O:

- Tn. A terlihat merokok saat di kunjungi

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Menjelaskan pada keluarga tentang


penyebab seseorang merokok: karena
pengaruh keluarga, teman, atau karena
kepribadiannya.
2. Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti.

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE III

No Waktu Catatan Perkembangan Ttd


(Tgl & Jam) (SOAP)

S:
1 Rabu 03 Februari
2021 - Keluarga mengatakan sedikit paham
10.00 tentang masalah cemas
- Keluarga mengatakan sudah tidak bingung
dan berusaha untuk mencari solusi dalam
masalah yang di hadapi

O:

- Tn.A terlihat santai di ajak komunikasi

A: Masalah kecemasan teratasi

P: Intervensi dihentikan

2 10.30 S:
- Tn A mengatakan sudah paham akan
bahaya merokok
- Tn.A mengatakan masi akan mencoba untuk
berhenti merokok

O:

- Tn. A terlihat tidak merokok pada saat di


kunjungi

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai