EPILEPSI
NIM : 201614401110075
Semester : VB
KEPERAWATAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional
dan keluarga non tradisional.
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah lanjut usia.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup
bersama dalam satu rumah dan berperilaku layaknya suami istri.
4) Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
E. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda
disekitarnya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak
pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan,
merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
dengan anggota keluarga yang lain.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan
aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam
memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan
sistem komunikasi keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah
menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan
keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan
keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun.
Laporan Pendahuluan Epilepsi
A. Pengertian
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang
berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat
reversibel (Tarwoto, 2007).
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-
gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan
lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan
berbagai etiologi (Arif, 2010).
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi
dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas
muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai
manifestasi klinik dan laboratorik (anonim, 2008).
B. Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui
(Idiopatik) Sering terjadi pada :
E. Manifestasi klinik
1. Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau
gangguan penginderaan.
2. Kelainan gambaran EEG
3. Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen
4. Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik
(Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men cium bau-
bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala
dan sebagainya)
F. Klasifikasi kejang
1. Kejang Parsial
a. Parsial Sederhana
Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran. Misal: hanya
satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala
sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi,
bau atau rasa yang tidak umum/tdk nyaman.
b. Parsial Kompleks
Dengan gejala kompleks, umumnya dengan ganguan kesadaran.
Dengan gejala kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor. Misalnya:
individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, tetapi
individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut
lewat.
2. Kejang Umum (grandmal)
Melibatkan kedua hemisfer otak yang menyebabkan kedua sisi tubuh
bereaksi Terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti
dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (Klonik)
Disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari:
a. Kejang Tonik-Klonik
b. Kejang Tonik : keadaan kontinyu
c. Kejang Klonik : Kontraksi otot mengejang
d. Kejang Atonik : Tidak adanya tegangan otot
e. Kejang Myoklonik : kejang otot yang klonik
f. Spasme kelumpuhan
g. Tidak ada kejang
h. Kejang Tidak Diklasifikasikan/ digolongkan karena datanya tidak
lengkap.
G. Pemeriksaan Diagnosti
1. Pungsi Lumbar
Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang
ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan
meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada
bayi.
Pada pengkajian fisik juga dapat ditemukan data – data lain diantaranya :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, umur , keterbatasan dalam beraktivitas
Tanda : perubahan tonus otot, kontraksi otot atau sekelompok otot
2. Sirkulasi
Gejala : Hipertensi, peningkatan nadi,sianosis
3. Integritas Ego
Gejala : Stresor eksternal atau internal yang berhubungan dengan keadaan
Tanda : Pelebaran rentang respon emosional
4. Eliminasi
Gejala : Inkontensia episodik
Tanda : Peningkatan tekanan kandung kemih, otot relaksasi yang
mengakibatkan interkontensia.
5. Makanan
Gejala : Sertifitas terhadap makanan,mual muntah.
Tanda : Kerusakan jaringan lunak atau gigi, hiperplasia.
6. Neorosensori
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktivitas kejang yang berulang,
pingsan,pusing, riwayat trauma kepala.
7. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot,nyeri abnormal.
Tanda : Sikap dan tingkah laku perubahan tonus otot.
8. Pernafasan
Gejala : Gigi mengatup,siasonis pernapasan dan turun cepat, peningkatan
sekresi mukus.
9. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, fraktur
Tanda : Tauma pada jaringan lunak, penurunan kekuatan otot
10. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah dalam hubungan inter personal dalam keluarga dan
lingkungan sosialnya. ( Doenges, 2000; 259 )
B. Fokus Intervensi
pola nafas yang efectif dengan jalan nafas paten aspirasi dicegah
- Intervensi