Anda di halaman 1dari 20

Nama: AHMAD ROYADI, S.

Kep

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kunjungan Minggu I
Tanggal 23 Oktober 2016
Pertemuan Ke; 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

I. KARAKTERISTIK KELUARGA
A. DEFINISI
Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada orientasi yang
digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M. Friedman (1998)
mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Definisi lain keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN 1999, cit Setyowati 2008).

B. CIRI-CIRI KELUARGA
1.      Diikat tali perkawinan
2.      Ada hubungan darah
3.      Ada ikatan batin
4.      Tanggung jawab masing –masing
5.      Ada pengambil keputusan
6.      Kerjasama
7.      Interaksi
8.      Tinggal dalam suatu rumah
C. STRUKTUR KELUARGA
1.      Struktur peran keluarga, formal dan informal
2.      Nilai/ norma keluarga, norma yg diyakini oleh keluarga. Berhubungan dengan
kesehatan
3.      Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua anak, ayah ibu, &
anggota lain
4.      Struktur kekuatan Keluarga, kemampuan Mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk kesehatan.

D. Ciri - Ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy (1998), dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2.      Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing
-masing.
3.      Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing - masing.

Struktur Keluarga (Ikatan Darah) :


1.      Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur ayah
2.      Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur ibu
3.      Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
4.      Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
5.      Keluarga kawinan, hubungan Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

Pemegang Kekuasaan
1.      Patriakal, dominan dipihak ayah
2.      Matriakal, dominan di pihak ibu
3.      Equalitarian, ayah dan ibu
E. PERAN KELUARGA
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy (1998),
adalah sebagai berikut :
1.      Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2.      Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Peran anak: Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

F. TIPE KELUARGA
Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu: (Suprajitno, 2004)
1.      Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2.      Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang menjadi:
(Suprajitno, 2004)
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di Indonesia juga
meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan dengan pasangan atau anaknya
kelak jika menikah.
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual
cohabiting family).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (guy and
lesbian family).
Sedangkan Menurut Nasrul Effendy (1998), tipe keluarga terdiri dari :
1.      Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
2.      Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3.      Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan suatu keluarga inti.
4.      Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5.      Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
6.      Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.

G. FUNGSI KELUARGA
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
1.     Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2.     Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
3.     Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4.     Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5.     Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga
juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), keluarga


memiliki delapan fungsi, yaitu:
1. Fungsi Agama
Yang dimaksud fungsi agama, keluarga adalah tempat penanaman nilai-nilai
keagamaan, dan sekaligus pemberian identitas agama pada setiap anak yang lahir.
Nilai-nilai agama harus diberikan, diajarkan, dipraktikkan di dalam kehidupan
keluarga. Dengan demikian semua anggota keluarga bisa mendapatkan pondasi
yang sangat kokoh berupa kehidupan beragama yang didapatkan sejak dari dalam
rumah.
2. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga adalah tempat pertama kali semua anggotanya mendapatkan pengertian
dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Sikap
hidup, tata nilai, etika, sopan santun, budi pekerti yang sudah menjadi milik
masyarakat, didapatkan dan ditanamkan sejak awal dalam kehidupan keluarga.
3. Fungsi Cinta KasihK
Keluarga harus menjadi tempat untuk menumbuhkan dan menyemai rasa cinta dan
kasih sayang di antara semua anggotanya. Jika anak-anak mendapatkan suasana
cinta dan kasih sayang dalam keluarga, mereka akan tumbuh menjadi manusia
yang penuh cinta dan kasih sayang. Hal ini akan menjadi modal besar bagi semua
anggota keluarga untuk mengembangkan sikap cinta dan kasih sayang dalam
kehidupan yang lebih luas.
4. Fungsi Perlindungan
Keluarga harus menjadi tempat yang aman, nyaman dan menenteramkan semua
anggotanya, karena adanya suasana saling melindungi. Semua anggota keluarga
merasa tenang, aman dan damai, karena merasa terlindungi. Tidak ada tindakan
diskriminasi, kekerasan, pemaksaan kehendak, yang membuat ada anggota
keluarga merasa terancam dan tidak aman.
5. Fungsi Reproduksi
Keluarga adalah satu-satunya sarana yang sah dan halal untuk mengembangkan
keturunan. Melalui keluarga, muncullah anak sebagai generasi penerus bangsa dan
negara. Dalam kehidupan keluarga, salah satu tujuan utama adalah mendapatkan
keturunan. Hal ini tidak bisa didapatkan secara sah dan halal, jika tidak melalui
proses pernikahan dan pembentukan keluarga.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga juga harus menjadi tempat semua anggotanya untuk bersosialisasi satu
dengan yang lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dan produktif.
Keluarga juga menjadi tempat pertama kali diberikannya pendidikan bagi semua
anak. Dalam kehidupan keluarga, proses pendidikan berjalan dengan sangat
efektif karena interaksi yang terjadi dengan sangat intesif.
7. Fungsi Ekonomi
Keluarga akan kokoh apabila ada kecukupan dari segi ekonomi. Kesejahteraan
keluarga memiliki andil cukup signifikan dalam menciptakan keutuhan,
keharmonisan, kelanggengan dan kebahagiaan keluarga. Maka harus ada proses
pemberdayaan ekonomi dalam keluarga yang bisa melibatkan semua anggotanya
secara proporsional.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Keluarga memiliki peran untuk membina lingkungan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar. Keluarga tidak boleh eksklusif yang tidak mengenal tetangga dan
masyarakat di sekitar. Demikian pula keluarga harus peduli dengan kelestarian
lingkungan alam yang dimulai dari dalam kehidupan sehari-hari.

H. TUGAS KELUARGA DIBIDANG KESEHATAN


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno,
2004)
1.      Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua
perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/ keluarga.
2.      Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan
teratasi. Dalam hal ini termasuk mengambil keputusan untuk mengobati
sendiri.
3.    Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan sering kali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi keluarga
mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
4.     Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5.     Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

II. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan
keluarga  juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian
terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa
keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan
evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga  yaitu
dengan mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta
minat untuk membantu keluarga  dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga ,
menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan
yang dirasakan keluarga  dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :

A. PENGKAJIAN
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga  yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
1. Pengumpulan data
1)    Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan 
tipe keluarga .
2)    Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga
a)     Tahap perkembangan keluarga  saat ini  Tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.
b) Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi  Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga  serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c)     Riwayat keluarga  inti  Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga  inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d)     Riwayat keluarga  sebelumnya  Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga  dari pihak suami dan istri.
3)     Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan  Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh keluarga .
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan  Perilaku keluarga  didalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam
penggelolaan penyakit.
c)     Pengobatan tradisional  Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk
menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang
dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4)    Status Sosial Ekonomi
a)     Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal
suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir 
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b)     Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut
(Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga  dalam
merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .
5)      Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga  yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
6)      Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
7)      Data Lingkungan
a)     Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b)     Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
8)     Struktur keluarga
a)     Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu
tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran
dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b)    Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c)     Struktur peran
Menurut Friedman (1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga
puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga .
9)     Fungsi keluarga
a)     Fungsi afektif
Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga  itu sendiri.
b)     Fungsi sosialisasi        .
Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
c)     Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :
(1)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah kesehatan,
yang perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
(2)  Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
 Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
 Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit
 Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
 Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
 Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
 Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
(3)  Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota
keluarga  yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah ;
 Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
 Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
 Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai.
 Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
 Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
 Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
 Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
 Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga  akan fasilitas tersebut.
 Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
 Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
d)     Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah:
(1) Berapa jumlah anak
(2)   Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga
(3)  Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga .
(4)  Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :
(1)   Sejauh mana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
(2) Sejauh mana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
10) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah
yang belum terselesaikan
11)  Stress dan Koping keluarga
a.       Stressor jangka pendek dan panjang
1)     Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
2)     Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b.     Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap
situasi/stressor.
c.      Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.
d.     Strategi adaptasi disfungsional
e.      Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila menghadapi
permasalahan

b.     Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

c.     Pengkajian Lingkungan
1)    Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2)    Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3)    Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah
tempat.
4)    Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan
masyarakat.
5)    Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota
keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga  dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

d.     Pengkajian Anak Sekolah


 Bagaimana karakteristik teman bermain
 Bagaimana lingkungan bermain
 Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
 Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
 Bagaimana temperamen anak saat ini
 Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
 Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
 Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
 Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
 Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
 Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
 Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
 Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
 Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

e.    Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap petugas
kesehatan yang ada.

 2.   DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :


 Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
 Resiko (ancaman kesehatan)
 Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga  ;


a.       Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual
1)      Contoh 1
a)    Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga  mengenal masalah
kekurangan nutrisi.
b)    Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mengambil
keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c)     Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga  merawat anggota
keluarga  dangan masalah kekurangan nutrisi.
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3
unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan
mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa
tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa  yaitu diagnosa yg
ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus
melibatkan ketiga etiologi tersebut
2)      Contoh 2
Perubahan peran dalam keluarga  (bapak S) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami
3)      Contoh 3
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga  bapak B
berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga  dengan
keterbatasan gerak (rematik).

b.     Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)


Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan
rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat, dsb.
Contoh;
1)    Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga  mengenal masalah komunikasi
2)    Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga  bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  melakukan stimulasi terhadap
Balita.
c.     Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga  dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh;
1)     Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga  bapak R
2)     Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga  bapak R
3)     Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga
bapak R

Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan
peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :


N KRITERIA SKOR BOBOT
O
1 Sifat masalah
      Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
      Ancaman kesehatan 2 1
      Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
      Mudah 2
      Sebagian 1 2
      Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
      Tinggi 3
      Sedang 2 1
      Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
    Masalah berat, harus segera ditangani 2
    Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
    Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga 

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


a.     Kriteria 1
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga
b.     Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
 Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat
c.      Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat  dalam
memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d.     Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .

Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
a.       Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
b.      Tujuan jangka menengah
c.       Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

3.    PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan
standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4.    IMPLEMENTASI
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga  berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan
keperawatan terhadap keluarga  mencakup hal-hal dibawah ini ;
a.      Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b.    Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara:
 Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
 Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
c.     Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga  yang sakit
dengan cara :
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
 Mengawasi keluarga  melakukan perawatan
d.     Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara:
 Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
 Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
e.     Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
cara:
 Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
 Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5.      EVALUASI
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai, (Harmoko, hal 100; 2012).
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional.
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.  Misal : keluarga  mengatakan nyerinya berkurang.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A  : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan.
P  : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga  pada tahap
evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai