Anda di halaman 1dari 119

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN TN. M.

S DI DESA WARISA
KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

CT : Ns Lenny Gannika, S.Kep, M.Kep.

OLEH :
MILITIA SUNDALANGI , S.KEP

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MANADO 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau
suami-istri dan anaknya, atau ayahnya dan anaknya, atau ibunya dan anaknya
(Menurut UU nomor 52 tahun, 2009).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang tediri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling kebergantungan.
Kesehatan Keperawatan keluarga adalah identifikasi kebutuhan bersama dengan
perlindungan dan peningkatan kesehatan area geografisyang ditentukan. Status
kesehatan suatu kesehatan keluarga dikaitkan dengan sejumlah faktor, seperti
akses perawatan kesehatan, kondisi ekonomi, sosial danmasalah lingkungan, dan
praktik budaya, dan itu penting untuk perawat kesehatan masyarakat untuk
memahami faktor penentu kesehatan danmengenali interaksi faktor-faktor yang
menyebabkan penyakit, kematian, dan disabilitas.Perawat keluarga melakukan
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Kesehatan Keperawatan keluarga
dalam praktik keperawatan bersifat kolaboratif dan didasarkan pada penelitian dan
teori. Yaitu menerapkan proses keperawatan untuk perawatan individu dan
keluarga, guna meningkatkan upaya kesehatan salah satunya kesehatan di
Indonesia.
Salah satu hasil pembangunan kesehatan keluarga di Indonesia adalah
meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Setiap tahun penduduk
bertambah dan banyak orang yang kurang menerapkan pola hidup sehat. Hal ini
berarti kelompok resiko dalam masyarakat lebih khususnya keluarga menjadi
lebih tinggi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis dimana
orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg dan
dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas).
Penyakit ini sering dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi
yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah meliputimerokok, obesitas, gaya
hidup yang monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputiusia,
jenis kelamin, suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati, 2009).
Pada saat dlakukan pengkajian awal di dapatkan keluarga binaan memiliki
permasalahan kesehatan yaitu hipertensi dikarenakan pola hidup yang tidak baik,
dan tidak rutin dalam mengonsumsi obat antihipertensi, bahkan tidak
mengonsumsi sama sekali.
Dari latar belakang di atas dapat diterapkan penatalaksanaan kesehatan keluarga
dengan masalah hipertensi untuk dapat mengoptimalkan status kesehatan yang
lebih baik dalam keluarga baik dalam pengkajian , penentuan diagnosa sampai
kepada intervensi yang dilakukan pada keluarga binaan.
B. Tujuan Keperawatan
1. Tujuan umum Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan keluarga
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat lebih khusus
pada keluarga Tn. MS dan Ny. HK
b. Meningkatnya kemampuan individu dan keluarga untuk melaksanakan
upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
pada keluarga Tn. M.S dan Ny. H.K
c. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan pada keluarga di rumah
d. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah pada keluarga
e. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999)
dalam Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau
lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa
kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall,
(1986) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih
yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah
atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.
3. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (
kakek- nenek, paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
menggambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran
bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak),
referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah),
coercive power (paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama
orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap
kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat
ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan
makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan
perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah
fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan.
6. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga
barudengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap
pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk
pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia
30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini
adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas
perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi
dan tanggung jawab.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga
saatini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan
suami- ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik
secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan
anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan
kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang
adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman
untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utamapada
keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatankeluarga
untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yanglebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah.
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas
perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk
memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas
perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota
keluarga,terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara
terbukasatu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah
setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak
tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri.
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika
orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan
persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup
dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang
berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang
sehat.
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan
salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali
kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan (2013) adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan
orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis
danperawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yangbertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas
fisik,psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi
“entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko
tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan
terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui
apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak
keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta
memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi
hak dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga
terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas
perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat
untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan
yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau
budaya yang dipraktikkan keluarga.
9. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan
antara lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) bu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah
penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun
diastolik yang naik diatas tekana darah normal. Tekanan darah sistolik adalah
tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan
darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh
ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara
terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila
arteriol– arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit
mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010).
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2009).
2. Anatomi Dan Fisiologi
a. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung,
vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem
kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh
tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi
paru untuk dioksigenasi.
1) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua
paru-paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah
disebut apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya
pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea
medioclavikularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak
agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral
sternum. Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm
tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki
sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
2) Pembuluh darah
Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen
dikelilinggi oleh dinding yang terdiri atas tiga lapisan :
a) Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan langsung
dengan darah. Terdiri atas lapisan dalam endotelium yang
dikelilingi berbagai jaringan ikat.
b) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
dengan berbagai serat elastik.
c) Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas jaringan
ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam
pembuluh darah yang membentuk sistem jalur-jalur tertutup :
a) Arteri mengangkut darah menjauhi jantung.
(1) Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan cabang-
cabang terdekatnya. Mengandung banyak jaringan ikat.
(2) Arteri muskular bercabang dari arteri elastik dan
mendistribusikan darah ke berbagai bagian tubuh.
(3) Arteriol adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian
besar arteriol mempunyai tiga tunika pada dindingnya, dengan
jumlah otot polos yang memadai pada tunika medika.
b) Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopik yang mempunyai
dinding sangat tipis. Hanya tunika intima yang terdapat pada
dinding ini. Sebagian dindingnya hanya mengandung satu lapisan
endotelium.
c) Vena mengangkut darah kembali ke jantung.
(1) Venula pascapiler adalah vena terkecil, sangat berpori-pori,
tetapi mempunyai serat otot polos yang menyebar pada tunika
media.
(2) Venula terbentuk ketika venula pascapiler bersatu. Dinding
venula yang lebih besar berlapis tiga.
(3) Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika intima
dan tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri yang
berukuran serupa.
b. Fisiologi
Menurut Mutaqqin (2014) Sistim kardiovaskuler berfungsi sebagai
sistim regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon
seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme
meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada
keadaan tertentu darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung otak untuk memelihara sistim sirkulasi organ tersebut.
1) Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim
kardiovaskular, secara normal volume darah yang berada dalam
sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan berat badan 70 kg berkisar
8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar
55% merupakan plasma, volume komponen darah harus memiliki
jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar system
kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2) Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi yang
digunakan untuk menigkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan
yaitu dengan meningkatkan jumlah cairan jantung (cardiac output)
pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut
jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume). Curah
jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit, peningkatan
curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung atau
volume sekuncup.
3) Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut jantung
ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus SA
dan system purkinje. Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung
dipengaruhi oleh saraf simpatis, saraf parasimpatis melalui sistim saraf
otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system saraf
otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor,
refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks pernapasan.
4) Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient,
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg
pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan
menurun bersamaan dengan pergerakan darah keluar menuju arteri,
kapiler, venula. Sistem vena mempunyai daya kapasitasnsi yang
sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan tekanan yang kecil.
Adanya kapasitansi dan banyaknya system saraf simpatis akan
mengubah tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung,
konstriksi vena yang disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan
mengurangi kapasitani dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
meningkatkan aliran balik ke jantung.
5) Ruang jantung
a) Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan darah mengalirkan darah dari vena-
vena sirkulasi sistemis ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke
paru- paru . darah yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke
dalam atrium kanan melalui vena cava superior, inferior dan sinus
koronarius.
b) Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang
berguna untuk menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang
cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri
pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran darah
bertekanan rendah, dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap
aliran darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena itu,
beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan dari
pada ventrikel kiri.
c) Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-
paru melalui vena pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati antara
vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah akan
mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila terdapat perubahan
tekanan dalam atrium kiri (retrograde).
d) Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan
aliran darah ke jaringan-jaringan perifer.
6) Katup jantung
a) Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan ventrikel,
mempunyai tiga buah daun katup yang disebut katup trikuspidalis.
Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup yang disebut katup mitral.
b) Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary
dan katup semilunar aorta. Katup semilunar pulmonary terletak
pada arteri pulmonaris, memisahkan arteri pulmonaris dengan
ventrikel kanan.katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta.
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat
kalasifikasi (Smeltzer, 2012), yaitu :
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan
Diastolik
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzer, et al, 2012

Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang


dewasa menurut Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang
Dewasa.
Kategori TD Sistolik TD diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmHg
Sumber : Triyanto, 2014
4. Etiologi
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara
bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan
berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi primer
atau esensial adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang
berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor keturunan (Brunner & Suddart,
2015). Sedangkan menurut Robbins
(2007), beberapa faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau
esensial mencakup pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan seperti
:stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi
garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam
hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,
berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart,
2015). Sedangkan menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab hipertensi
sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes,
kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya seperti
obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan
seperti kontasepsi oral dan kartikosteroid.
5. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
a. Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada
seseorang dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan
yang lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan
darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang
memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi
pada usia muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa
hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih
dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Diantara orang dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari
pada tekanan darah diastolic karena merupakan predictor yang lebih
baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti penyakit
jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai
kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama
antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.
4) Etnis
Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam
tidaklah jelas, akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar
rennin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap
vasopressin, tinginya asupan garam, dan tinggi stress lingkungan.
b. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes
mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan
menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah
besar.
2) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalahan
persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan
banyak stressor dan respon stress.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya
jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan
dengan pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-
faktor lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
meningkatkan resiko hipertensi.
4) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi pada
individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone
natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung
menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi
mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan
magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa
penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi.
pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti
kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.
6. Patofisiologi
Menurut Yusuf (2008), Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung
dan tahanan perifer. Tubuh mempunyai sistem yang berfungsi mencegah
perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi
ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika
terjadi perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang
bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada yang bereaksi lebih
lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain reflek kardiovaskular melalui
baroreseptor, reflek kemorereptor, respon iskemia susunan saraf pusat, dan
reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos. Sistem
lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah melibatkan
respon ginjal dengan perngaturan hormon angiotensin dan vasopresor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang
merupakan bentuk dari arterioklerosis (pengerasan arteri). Antherosklerosis
ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada dinding arteri sehingga
mengurangi volume aliran darah ke jantung, karena sel-sel otot arteri
tertimbun lemak kemudian membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada
arteri dan penurunan elastisitas arteri sehingga tidak dapat mengatur
tekanan darah kemudian mengakibatkan hipertensi. Kekakuan arteri dan
kelambanan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang
dimanisfestasikan dalam bentuk hipertrofo ventrikel kiri (HVK) dan
gangguan fungsi diastolik karena gangguan relaksasi ventrikel kiri sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi. (Hull,
1996; dalam Bustan 2007).
Berdasarkan uraian patofisiologi hipertensi diatas dapat disimpulkan
bahwa hipertensi dimulai adanya pengerasan arteri. Penimbunan lemak
terdapat pada dinding arteri yang mengakibatkan berkurangnya volume cairan
darah ke jantung. Penimbunan itu membentuk plak yang kemudian terjadi
penyempitan dan penurunan elastisitas arteri sehingga tekanan darah tidak
dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan
diastolik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
7. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah,
dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus ) (Brunner &
Suddart, 2015).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala
sampai bertahun – tahun.Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Penyakit arteri koroner
dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi.Hipertrofi
ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat
dipaksa berkontraksi melawan tekana sistemik yang menigkat.Apabila
jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja, maka dapat
terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart, 2015).
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa
sebagian besar gejala klinis timbul :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekana intracranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
e. Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
(Anonim, 2013)
9. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada
organ-organ tubuh menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang
dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila
tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
10. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap
program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan
kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner & Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Radmarsarry, (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), mengatasi
obesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik
dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
2) Kurangi asupan natrium
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), penguramgan
konsumsi garam menjadi ½ sendok the/hari dapat menurunkan
tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic sebanyak 2,5
mmHg.
3) Batasi konsumsi alkohol
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), konsumsi alkohol
harus dibatasi karena konsumsi alcohol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat mempunyai resiko
mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang
tidak meminum berakohol.
4) Diet yang mengandung kalium dan kalsium
Kaplan, (2006) dalam Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet
potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi diet
tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apel
kacang-kangan, kentang dan diet rendah lemak dengan cara
mengurangi asupan lemak jenuh dan lemat total. Sedangkan menurut
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), kalium dapat
menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium
yang terbuang bersama urin.Dengan mengonsumsi buah-buahan
sebanyak 3-
5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potassium yamg
cukup.
5) Menghindari merokok
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), merokok memang
tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya hipertensi,
tetapi merokok dapat menimbulkan resiko komplikasi pada pasien
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari
rokok karena dapat memperberat hipertensi.
6) Penurunan Stress
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013), stress memang tidak
menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika episode stress
sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sangat
tinggi.
7) Terapi pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat
yang dikukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar
aliran energy dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan
komplikasinya dapat diminalisir, ketika semua jalur energi tidak
terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko
hipertensi dapat ditekan.
b. Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan cairan berlebih dalam
tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya
pompa jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan seperti asma bronkhial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada resptor.
7) Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung
(kontraktilitas) akan terhambat.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Data Keperawatan
1. Identitas Keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn. M.S
b. Jenis kelamin :L
c. Umur : 43 tahun
d. Agama : Kriten Protestan
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Petani
g. Alamat : Jaga V Desa Warisa :
h. Tanggal Kunjungan : Selasa, 3 November 2020
2. Daftar anggota keluarga
No. Initial Umur L/P Hub.KK Pddk Pekerj. Agama Status
kesehatan
1. Ny. H.K 44 P Istri S1 ASN Kr.Protestan Sehat namun
memiliki
penyakit
kronis
Hipertensi
2. Nn. M.S 21 P Anak S1 Mahasiswa Kr.Protestan Sehat tidak
memiliki
riwayat
penyakit
apapun
3. An. E.S 15 L Anak SMP Pelajar Kr.Protestan Sehat tidak
memiliki
riwayat
penyakit
apapun
4. An. T.S 8 L Anak TK Pelajar Kr.Protestan Sehat tidak
memiliki
riwayat
penyakit
apapun
3. Genogram : 3 generasi
Keterangan

: Laki - Laki

: Perempuan

: Laki-laki Meninggal

: Tinggal serumah
Dalam penentuan genogram didapatkan hasil bahwa untuk generasi pertama merupakan
orang tua dari Ny. H.K dan Tn. M.S, pada generasi pertama ayah dari Tn. M.S meninggal
diakibatkan penyakit Gastritis dan serangan jantung. Pada generasi kedua adalah kakak
beradik dari Tn.M.S dan Ny.H.K. pada generasi yang kedua didapatkan adik dari Ny.
H.K meninggal pada masih bayi berumur 10 bulan dengan penyakit sakit perut. Dan pada
generasi ketiga adalah anak-anak dari Ny.H.K dan Tn. M.. pada asuhan keperawatan
keluarga binaan ini didapatkan yang mendapatkan masalah kesehatan itu pada Ny. H.K
dan Tn. M.S yang menderita hipertensi. Pada kedua pihak baik dari Ny. H.K dan Tn. M.S
memiliki riwayat keturunan penyakit hipertensi.saat ini yang tinggal serumah merupakan
keluarga inti yaitu Tn. M.S sebagai kepala keluarga, Ny. H.K sebagai istri, dan anak anak
yaitu Nn. M.S, An.E.S, dan An. T.S.

4. Tipe Keluaga: Tipe keluarga dengan Usia Dewasa (Keluarga Inti) communal Family

5. Latar Belakang Budaya meliputi :


a. Identitas suku bangsa: identitas suku bangsa dari keluarga yaitu Suku Minahasa
b. Tempat tinggal keluarga : Berada di tempat tinggal lingkungan homogen
c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan yang masuk dalam
tradisi keluarga : Tidak ada tradisi yang mencolok dalam keluarga, keluarga rutin beribadah,
keluarga mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, keluarga juga memanfaatkan
waktu luang untuk berkumpul dengan anggota keluarga yang lain walau hanya dengan
menonton TV dan berbincang.
d. Bahasa yang digunakan sehari-hari: Bahasa yang digunakan sehari-hari
e. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya ): tidak ada pengaruh budaya-
budaya tertentu dalam dekorasi rumah keluarga
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi tradisonal:
Keluarga tidak menggunakan jasa perawatan tradisional tetapi keluarga memanfaatkan
dokter keluarga dalam menangani masalah kesehatan keluarga
g. Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau
memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan:
Keluarga mempercayai pengobatan tradisional untuk pengobatan tradisional seperti
rebusan air sirsak untuk menurunkan tekanan darah dan meredahkan nyeri.

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a. Status kelas Sosial: Status kelas sosial termasuk dalam kelas atas
b. Status Ekonomi: jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga yaitu lebih dari
Rp.1.000.000 dengan pencari nafkah dalam keluarga adalah suami dan istri,
dengan dana tambahan dari pemerintah dan gereja yang diterima keluarga dengan
keluarga mengaturnya untuk keperluan atau kebutuhan sehari-hari. keluarga
memiliki asuransi kesehatan berupa KIS atau BPJS.
I. RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Tahap Perkembangan Keluarga saat ini berada pada
tahap perkembangan usia dewasa muda dilihat dari anak pertama

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Tugas perkembangan keluarga


saat ini dimana berada pada usia remaja telah terpenuhi tugas perkembangannya.
3. Riwayat keluarga Inti: Riwayat keluarga memiliki penyakit keturunan yaitu
hipertensi, di dalam keluarga hanya suami dan istri yang memiliki masalah
kesehatan. Riwayat pencegahan penyakit pada keluarga dimana dilakukan imunisasi
lengkap pada anak-anak di dalam anggota keluarga. Sumber pelayanan kesehatan
yang digunakan keluarga yaitu bidan, perawat, dokter keluarga dan puskesmas.
4. Riwayat keluarga sebelumnya: Riwayat kesehatan dari kedua orangtua memiliki
riwayat keturunan penyakit hipertensi dari orang tua Ayah dan ibu.
II. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah :

a. Denah Rumah

Teras Rumah

Kamar 1
Ruang 1
Kamar 2

Kamar 3 Ruang 2
Garasi

Kamar 4 Ruang 3

Kamar
Dapur
mandi

b. Status Kepemilikan Rumah : Kepemilikan sendiri


c. Deskripsi Kondisi Rumah Terkait Kesehatan: rumah dari keluarga binaan memiliki
sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang baik, dan memiliki sistem
penerangan rumah yang baik.

d. Sumber Air Minum: Sumber air minum dari depot air minum yang berada di lingkungan
daerah tempat tinggal.

e. Perasaan Subyektif Terhadap Rumah : Keluarga mengatakan nyaman dengan tempat


tinggal yang ditempati saat ini dan tidak ada masalah-masalah berkaitan dengan tempat
tinggal keluarga lebih khusus kondisi rumah saat ini.

f. Bahaya-bahaya Keamanan (Lingkungan Beresiko) : Lingkungan tempat tinggal keluarga


tidak berisiko karena tidak memiliki pabrik-pabrik kimia dan sejenisnya dengan
pemanfaatan pembuangan limbah keluarga yaitu dengan memanfaatka parit.

g. Kondisi lingkungan sekitar rumah : Kondisi lingkungan sekitar rumah baik dan
tidak ada masalah, sampah rumah tangga tidak berserakan dimana-mana.

h. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan


Lingkungan : Keluarga mengetahui jika ada lingkungan yang kotor seperti
sampah yang berseraakan, air yang menggenang itu semuanya dapat
menimbulkan penyakit dan dalam keluarga memiliki kebiasaan membersihkan
rumah setiap hari berupa mnyapuh lanta dan halaman.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas : Keluarga tinggal berdekatan dengan
tetangga dengan jarak rumah 1-2 meter. Ditempat tinggal keluarga memiliki
pelayanan kesehatan posyandu dan bidan. Akses transportasi dilingkungan keluarga
menggunakan kendaraan pribadi (Mobil dan motor), ojek dan angkutan umum.
Lingkungan tempat tinggal keluarga memiliki petugas keamanan seperti hansip dan
linmas.
3. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga menempati rumah selama 15 tahun. Rumah
tempat tinggal keluarga sekarang tidak ditempati dari awal berkeluarga dan sempat
berpindah rumah.
4. Sistem pendukung keluarga : Keluarga mampu beradaptasi dan berinteraksi sosial dengan
komunitas masyarakat dengan mengikuti pertemuan-pertemuan masyarakat sesuai dengan
pembagian jaga.
III. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi : komunikasi yang digunakan dalam keluarga yaitu komunikasi terbuka.
Jika ada masalah maka akan dibicarakan bersama. Keluarga juga dalam menggunakan
nbahasa sehari-hari yaitu dengan menggunakan bahasa manado.

2. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan : Dalam keluarga yang berperan


sebagai pengambilan keputusan adalah suami dan istri dengan melalui musyawarah
dalam keluarga.
3. Struktur peran Dalam keluarga Tn.M.S sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja untuk
mencari nafkah dalam menghidupi keluarga. Ny.H.K berperan sebagai ibu dan istri sekaligus
membantu dalam mencari nafkah untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.Nn. M.S,
An. E.S dan An. T.S masih tinggal Bersama kedua orang tua tetapi Nn. M.S selaku anak
pertama menempuh pendidikan diluar Kota.

4. Nilai keluarga : Dalam keluarga menekankan etika dan sopan santun dalam berinteraksi
dengan orang lain di mana menerapkan perilaku saling menghormati dan menghargai serta
berani mengungkapkan kebenaran

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Afektif: Hubungan antara keluarga terjalin harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin
baik, antara anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati dan menyayangi sehingga
tidak ada istilaah pilih kasih. Antara keluarga juga mendukung bila ada anggota keluarga
yang sakit langsung dibawah ke petugas kesehatan atau layanan kesehatan.
2. Fungsi Sosialisasi: Dalam keluarga ditanamkan kedisiplinan dalam mendidik anak-anak.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan:
a. Mengenal Masalah : Keluarga mengatakan mengetahui kalau Ny.H.K dan
Tn.M.S menderita tekanan darah tinggi. Keluarga hanya tau makanan yang harus
dihindari oleh Ny. H..K dan Tn. M.S. yaitu makanan yang asin atau tinggi garam
dan juga daging. Ny. H.K dan Tn. M.S jarang mengontrolkan kesehatannya atau
memeriksakan tekanan darah dengan alasan takut mengetahui hasil tekanan darah
ketika dilakukan pemriksaan tekanan darah yang nantinya akan selalu terpikirkan
oleh Ny.H.K dan Tn M.S yang mungkin bisa mengganggu aktivitas atau dapat
memicu penigkatan stress. Ny. H.K kadang lupa untuk meminum obat pengontrol
tekanan darah sedangkan Tn. M.S tidak pernah mengonsumsi obat antihipertensi
walaupun tekanan darah saat diperiksa lebih dari batas normal.
b. Mengambil Keputusan : Jika dalam keluarga ada yang sakit biasanya dibelikan
obat diwarung dan mngkonsumsi obat-obatan herbal, tetapi jika sakitnya terasa
berat dan tidak sembuh dengan obat warung maupun obat herbal maka akan
dibawah ke dokter praktek keluarga.
c. Kemampuan dalam merawat anggota keluarga: Dalam keluarga telah ada yang
memperingatkan Ny.H.K dan Tn. M.S untuk rajin mengontrol kesehatannya
dikarenakan Ny. H.K dan Tn. M.S memiliki riwayat penyakit Hipertensi
d. Kemampuan dalam memodifikasi Lingkungan : Keluarga mengetahui bahaya
akibat lingkungan yang tidak sehat akan menimbulkan permasalahan kesehatan.
Jadi kelarga selalu menjaga kebersihan rumah dengan sellau membersihkan
rumah dan halaman rumah.
e. Kemampuan dalam menggunakan fasilitas kesehatan: Keluarga mengatakan
jarang mememriksakan kesehatan ke pusekesmas atau pelayanan kesehatan.
V. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga:

a. Stresor Jangka Pendek : Ny. H,K dan Tn. M.S merasakan pusing ketika tekanan
darah naik

b. Stresor Jangka Panjang : Ny. H.K dan Tn. M.S khawatir tensinya bertambah
tinggi dan kesehatannya makin parah
2. Strategi Koping Keluarga: Jika ada masalah yang muncul langsung diselesaikan
Bersama
3. Adaptasi: Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga menganjurkan untuk
beristirahat dan minum obat tetapi jarang memriksakan kesehatan rutin di layanan
kesehatan. Jika sudah dalam kondisi berat baru akan dibawa ke layanan kesehatan.

VI. Pemeriksaan fisik


NO VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARAG
Tn. M.S Ny. H.K Nn. M.S An. E.S An. T.S
1 Riwayat Hipertensi Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Penyakit saat
ini
2 Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dirasakan
3 Tanda dan - Pusing - Pusing Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gejala - Nyeri Kepala - Nyeri
Kepala
4 Riwayat Hipertensi Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumnya
5 Tanda-tanda TD: 140/90 mmHg TD: 140/80 TD: 110/70 TD: 120/80 TD: 120/70
Vital N : 80 x/m mmHg mmHg mmHg mmHg
R: 22 x/m N : 86 x/m N : 86 x/m N : 80 x/m N : 82 x/m
S: 36.7 R: 20 x/m R: 18 x/m R: 22 x/m R: 20 x/m
S: 37 S: 36.5 S: 36.4 S: 36,1
6 System Cardio TD: 120/90 mmHg TD: 130/80 TD: 110/70 TD: 120/80 TD: 120/70
Vaskuler mmHg mmHg mmHg mmHg

7 Rambut Hitam, bersih tidak Hitam, Hitam, Hitam, Hitam,


ada ketombe bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak
ada ada ada ada
ketombe ketombe ketombe ketombe
8 Konjungtiva Tidak anemis Tidak Tidak Tidak Tidak
anemis anemis anemis anemis
9 Sklera Tidak ikterik Tidak Tidak Tidak Tidak
ikterik ikterik ikterik ikterik
10 Hidung Tidak ada secret, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dan simetris kiri dan secret, dan secret, dan secret, dan secret, dan
kanan simetris kiri simetris simetris simetris
dan kanan kiri dan kiri dan kiri dan
kanan kanan kanan
11 Telinga Tidak keluar Tidak Tidak Tidak Tidak
serumen keluar keluar keluar keluar
serumen serumen serumen serumen
12 Mulut Mukosa bibir Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab dan tidak bibir bibir bibir bibir
ada sariawan bersih lembab dan lembab dan lembab dan lembab dan
dan gigi lengkap tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
sariawan sariawan sariawan sariawan
bersih dan bersih dan bersih dan bersih dan
gigi gigi gigi gigi
lengkap lengkap lengkap lengkap
13 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid
14 Paru Tidak ada bunyi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nafas yang bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas
abnormal yang yang yang yang
abnormal abnormal abnormal abnormal
15 Jantung Irama jantung Irama Irama Irama Irama
teratur terdengan jantung jantung jantung jantung
bunyi jantung 1 dan teratur teratur teratur teratur
2 terdengan terdengan terdengan terdengan
bunyi bunyi bunyi bunyi
jantung 1 jantung 1 jantung 1 jantung 1
dan 2 dan 2 dan 2 dan 2
16 Abdomen Tidak ada nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tekan bisng usus nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
terdengar bisng usus bisng usus bisng usus bisng usus
terdengar terdengar terdengar terdengar
17 Ekstremitas Tidak ada edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ektremitas kiri dan edema edema edema edema
kanan, simetris kiri ektremitas ektremitas ektremitas ektremitas
dan kanan pada kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan
bagian ekstremitas kanan, kanan, kanan, kanan,
simetris kirisimetris simetris simetris
dan kanan kiri dan kiri dan kiri dan
pada bagian kanan pada kanan pada kanan pada
ekstremitas bagian bagian bagian
ekstremitas ekstremitas ekstremitas
18 Kulit Bersih, kulit sawo Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
matang kulit kuning kulit sawo kulit kulit sawo
langsat matang kuning matang
langsat
19 Turgor kulit Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis

VII.Harapan Keluarga (harapan keluarga terhadap petugas kesehatan)


Harapan keluarga terhadap pelayanan dan petugas kesehatan yaitu keluarga berharap pada
petugas kesehatan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah kesehatan
yang dialami keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menganalisis data fokus berupa data subyektif dan objektif dari pengkajian yang diperoleh
untuk dapat ditetapkan sebagai diagnosa keperawatan.

TANGGAL/
DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
JAM
Selasa, 3 Data Subyektif : Domain 1
November - Keluarga Ketidakefektifan Manajemen
2020 / 19.00 mengatakan jarang Kesehatan Keluarga (00080)
WITA mengontrolkan
kesehatannya atau
memeriksakan
tekanan darah
- Keluarga
mengatakan takut
mengetahui hasil
tekanan darah
ketika dilakukan
pemeriksaan
tekanan darah yang
mungkin bisa
mengganggu
aktivitas atau dapat
memicu penigkatan
stress
- Ny. H.K
mengatakan
kadang lupa untuk
meminum obat
pengontrol tekanan
darah
- Tn. M.S
mengatakan tidak
pernah
mengonsumsi obat
antihipertensi
walaupun tekanan
darah saat
diperiksa lebih dari
batas normal.
- Keluarga
mengatakan jika
sakitnya terasa
berat dan tidak
sembuh dengan
obat warung
maupun obat
herbal maka akan
dibawah ke dokter
praktek keluarga.
Data Obyektif :
- Tekanan Darah Ny
H.K
TD: 140/80 mmHg
N : 86 x/
R: 20 x/m
S: 37
- Tekanna darah
Tn.M.S
TD: 140/90 mmHg
N : 80 x/m
R: 22 x/m
S: 36.7
- Tampak keluarga
belum melakukan
manajemen
kesehatan keluarga
dengan baik
Selasa, 3 Faktor Risiko Domain 4
November Tidak Konsisten dengan Risiko Ketidakstabilan tekanan darah
2020 / 19.00 program Pengobatan (00267)
WITA

C. PRIORITAS MASALAH
Membuat urutan diagnosa keperawatan yang sudah dibuat berdasarkan prioritas masalah
disertai dengan pembenarannya.

PRIORITAS DIAGNOSA SKORE


NO PEMBENARAN PARAF
MASALAH KEPERAWATAN PRIORITAS
1 Ketidakefektifan Ketidakefektifan Sifat masalah : Masalah kesehatan
Manajemen Manajemen wellnes: yang memerlukan
Kesehatan Keluarga Kesehatan Keluarga tindakan yang
3/3x1 cepat dan tepat
1 untuk menghindari
bahaya lebih lanjut
dari hipertensi
Kemungkinan Hanya sebagian
masalah dapat sumber dan tidakan
diubah: untuk
sebagian memecahakan
masalah yang
1/2x2 dapat dijangkau
1 oleh keluarga,
tetapi memnuhi
kesadaran yang
kuat dalam waktu
yang cukup lama.
Potensial Masalah kesehtan
masalah untuk terhadap
dicegah: manajemen
Cukup kesehatan dapat
dicegah jika
2/3x1 keluarga
0,6 mengetahui
penatalaksanaan
hipertensi
dikeluarga
Menonjolnya Masalah berat
masalah : harus ditangani.
Harus segera Keluarga
ditangani menyadari dan
perlu segera
2/2x1 ditangani
1 permasalahan
kesehatan yang ada
Total : 3,6

Risiko Risiko Sifat masalah : Risiko


2 Ketidakstabilan Ketidakstabilan Risiko: permasalahan
tekanan darah tekanan darah kesehatan terkait
2/3x1 hipertensi dan
0,6 fluktuasi tekanan
darah akibat
penatalaksanaan
kesehatan yang
kurang
diperhatikan
Kemungkinan Hanya sebagian
masalah dapat sumber dan tidakan
diubah: untuk memecahakan
sebagian masalah yang dapat
dijangkau oleh
1/2x2 keluarga, tetapi
1 memnuhi kesadaran
yang kuat dalam
waktu yang cukup
lama.
Potensial Masalah kesehtan
masalah untuk terhadap risiko
dicegah: ketidakstabilan
Cukup tekanan darah dapat
dicegah jika
2/3x1 keluarga
0,6 mengetahui
penatalaksanaan
hipertensi
dikeluarga
Menonjolnya Masalah berat harus
masalah : ditangani. Keluarga
Harus segera menyadari dan perlu
ditangani segera ditangani
permasalahan
2/2x1 kesehatan yang ada
1 agar tidak terjadi
dari masalah risiko
menjadi actual.
Total : 3,2
RENCANA KEPERAWATAN

DATA PENDUKUNG DIAGNOSIS NOC NIC


KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSA KODE Hasil KODE INTERVENSI
Data Subyektif : 00080 Domain 1 1803 TUK 1 5510 Pendidikan kesehatan
- Keluarga mengatakan Ketidakefektifan Keluarga Mampu mengenal  Menentukan pengetahuan
jarang mengontrolkan Manajemen mengenai masalah kesehatan kesehatan dan gaya hidup
kesehatannya atau Kesehatan Keluarga perilaku saat ini pada
memeriksakan tekanan (00080) keluarga
darah  Berikan ceramah untuk
- Keluarga mengatakan
menyampaikan informasi
takut mengetahui hasil
 Tekankan pentingnya pola
tekanan darah ketika
dilakukan pemeriksaan makan yang sehat tidur
tekanan darah yang dan berolahraga bagi
mungkin bisa mengganggu keluarga
aktivitas atau dapat
memicu penigkatan stress 1622 TUK 2 5250 Dukungan pengambilan
- Ny. H.K mengatakan Keluarga mampu mengambil Keputusan
kadang lupa untuk keputusan yang tepat terhadap  Bantu pasien untuk
meminum obat pengontrol masalah kesehatan mengklarifikasi nilai dan
tekanan darah harapan yang mungkin
- Tn. M.S mengatakan tidak akan membantu dalam
pernah mengonsumsi obat membuat pilihan yang
antihipertensi walaupun penting dalam hidupnya
tekanan darah saat  Fasilitasi pengambilan
diperiksa lebih dari batas
keputusan kolaboratif dan
normal.
membantu dalam
- Keluarga mengatakan jika
membuat pilihan
sakitnya terasa berat dan
tidak sembuh dengan obat
warung maupun obat 2605 TUK 3 7140 Dukungan Keluarga
herbal maka akan dibawah Keluarga mampu memberikan  Bantu keluarga untuk
ke dokter praktek perawatan mengenai masalah mendapatkan
keluarga. kesehatan pengetahuan,
Data Obyektif : keterampilan dan alat
- Tekanan Darah Ny H.K yang diperlukan untuk
TD: 140/80 mmHg mendukung keputusan
N : 86 x/ mereka terhadap
R: 20 x/m perawatan pasien
S: 37  Libatkan anggota keluarga
- Tekanna darah Tn.M.S
dalam membuat
TD: 140/90 mmHg
N : 80 x/m keputusan terkait
R: 22 x/m perawatan jika
S: 36.7 memungkinkan
- Tampak keluarga belum  Berikan pengetahuan yang
melakukan manajemen dibutuhkan bagi keluarga
kesehatan keluarga dengan untuk membantu
baik membuat keputusan
terkait pasien
Menentukan Terapi
Komplementer dalam
membantu mengontrol
Tekanan Darah Tinggi
2601 TUK 4 6610 Identifikasi Risiko
Keluarga mampu memodifikasi  Kaji ulang tingkat
lingkungan untuk menjamin kesehatan dan faktor
kesehatan pencetus hipertensi
 Diskusikan dengan
keluarga aktivitas-
aktivitas pengurangan
risiko
 Lakukan tindak lanjut
strategi dan aktivitas
pengurangan risiko
5614 Pengajaran : Peresepan
Diet
 Kaji tingkat pengetahuan
pasien mengetahui
mengenai diet untuk
hipertensi
 Jelaskan kepada pasien
mengenai tujuan
kepatuhan terhadap diet
yang disarankan terkait
dengan kesehatan
 Instruksikan pasien untuk
menghindari makanan
yang dipantang dan
mengkonsumsi makanan
yang diperbolehkan

6482 Manajemen Lingkungan


 Tentukan tujuan keluarga
dalam mengelolah
lingkungan dan
kenyamanan yang optimal
 Hindari gangguan dan
berikan waktu untuk
istirahat
 Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung
1806 TUK 5 7560 Fasilitasi Kunjungan
Keluarga mampu  Berikan dukungan dan
memanfaatkan fasilitas perawatan bagi anggota
pelayanan kesehatan keluarga
 Fasilitasi keluarga untuk
berkonsultasi dengan
dokter dan tenaga
kesehatan serta fasilitas
kesehatan yang lain.
IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada keluarga setiap hari dan mengetahui respon klien terhadap setiap tindakan yang telah diberikan

TANGGAL/ NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA/TTD


JAM
Senin, Domain 1 S: - keluarga mengatakan masih Militia Sundalangi S,Kep
09/11/2020 Ketidakefektifan Media: Leaflet, mengonsumsi makanan yang tinggi garam
Manajemen Baskom, air hangat, dan lemak
Kesehatan handuk, stetoskop, - Keluarga mengatakan memiliki
Keluarga (00080) tensi meter. riwayat hipertensi
Waktu: - Keluarga mengatakan menagtakan
Tempat: Rumah mengerti dan memahami dengan
Keluarga Tn. M.S, di pendidikan kesehatan yang
Desa Warisa diberikan
Yang hadir : - Keluarga mengatakan akan
- Tn. M.S menerapkan pola hidup yang sehat
O: - tampak keluarga memiliki perilaku
- Ny. H.K yang kurang baik dalam manajemen
TUK 1 kesehatan keluarga
Keluarga Mampu - Tampak keluarga sudah mengerti
mengenal mengenai dengan edukasi yang diberikan
masalah kesehatan :
- Menentukan A: TUK 1 sudah tercapai dimana keluarga
pengetahuan sudah mengerti dengan pendidikan
kesehatan dan kesehatan yang sudah diberikan
P: melanjutkan implementasi TUK 2
gaya hidup
perilaku saat
ini pada
keluarga
Hasil :
- Keluarga
mengatakan
seringkali
masih
mengonsumsi
makanan
makanan yang
tinggi garam
dan lemak
walaupun
sudah tahu
kalau kal itu
menimbulkan
dampak yang
tidak baik dan
Tn. M.S dan
Ny. HK
mengatakan
memiliki
riwayat
penyakit
hipertensi
- Keluarga
mengatakan
sudah tahu
tentang pola
hidup sehat
tapi kurang
20.50 WITA menerapkanya
 Memberikan
penyuluhan
tentang hipertensi
Hasil :
Keluarga mengerti
dan memahami
tentang penyakit
hipertensi serta
gaya hidup terkait
penyakit hipertensi
dan keluarga ingin
mengoptimalkan
status kesehatan
keluarga terkait
penyakit

 Memberikan
penjelasan tentang
pentingnya pola
hisup yang sehat :
Hasil :
Keluarga
mengatakan
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan
mengenai pola
hidup sehat

TUK 2 S: - keluarga mengatakan bersedia dalam Militia Sundalangi, S.Kep.


Keluarga mampu setiap pengambilan keputusan yang ada
mengambil keputusan - Keluarga mengatakan memilih
yang tepat terhadap rendam air hangat untuk terapi
masalah kesehatan komplementer
O: keluarga tampak koperatif dalam
 Membantu pengambilan keputusan
keluarga - Terapi yang diputuskan keluarga
21.15 WITA adalah terapi rendam air hangat
mengklarifikasi
nilai dan harapan A: TUK 2 teratasi dimana keluarga mampu
mengambil keputusan yang tepat terhadap
yang mungkin
masalah kesehatan
akan membantu P: Lanjutkan dengan implementasiTUK 3
dalam membuat
pilihan dalam
masalah
kesehatan
Hasil :
Keluarga
mengatakan ingin
memperbaiki
masalah
kesehatan mereka
dengan harapan
untuk
21.15 WITA
menciptakan
status kesehatan
yang sehat dan
keluarga bersedia
untuk mengambil
setiap keputusan
sesuai dengan
pilihan
 Memberikan
fasilitasi
pengambilan
keputusan
kolaboratif dan
membantu dalam
membuat pilihan
dalam menangani
masalah
21.55 WITA kesehatan yaitu
dengan
memberikan
solusi pilihan
rendam air hangat
dan senam
hipertensi
Hasil :
Keluarga
menerima dalam
pembuatan
keputusan. Dan
keluarga memilih
rendam air hangat
untuk menjadi
terapi
komplementer
dalam keluarga
dalam mengontrol
dan menurunkan
tekanan darah.

22.00 WITA
TUK 3 S: Keluarga mengatakan mengerti dan Militia Sundalangi, S.Kep
Keluarga mampu memahami dengan setiap anjuran yang
memberikan diberikan
perawatan mengenai - Keluarga mengatakan nyaman
masalah kesehatan dengan terapi rendam air hangat
yang diberikan
22.10 WITA  Kaji ulang tingkat
- Keluarga memgatakan akan
kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat dan
faktor pencetus rajin minum obat dan
hipertensi mengontrolkan tekanan darah
Hasil : O : - tampak keluarga mengerti dengan
Keluarga setiap anjuran yang diberikan
mengatakan tidak - Tampak keluarga koperatif dan aktiv
rutin minum obat terlibat dala setiap intervensi yang
dan menerapkan diberikan
- Keluarga bersedia terlibat dalam
pola hidup tidak terapi komplementer
sehat dapat memicu - TTV
risiko penyakit Tn. M.S
TD: 130/80 mmHg
salah satunya S: 36,7
hipertensi R: 20 x/ m
 Lakukan tindak N: 986x/m
lanjut strategi dan Tn. H.K
aktivitas TD: 130/70 mmHg
S: 36.3
pengurangan risiko R: 20 x/ m
Hasil: N: 88 x/m
Keluarga A: TUK 3 masalah teratasi dimana keluarga
mengatakan ingin mengerti dan memahami setiap anjuran dan
rutin minum obat, bisa menerapkan intervensi yang diberikan
P: pertehankan TUK 3 dan Lanjutkan
dan mengontrol
dengan implementasi TUK 4 pada besok
tekanan darah serta hari
menjaga pola
hidup sehat. Bukan
berarti tidak makan
tetapi mengurangi
 Instruksikan pasien
untuk menghindari
makanan yang
dipantang dan
mengkonsumsi
makanan yang
diperbolehkan
yaitu mengurangi
makanan makanan
yang mengandung
lemak tinggi dan
mngurangi
konsumsi garam
berlebihan
Hasil :
Keluarga mengerti
dan memahami
dengan anjuran
yang diberikan
22.10 WTA  Memberikan
terapi
komplementer
rendam air
hangat kepada
Ny. H.K dan
Tn. M.S
Hasil :
Ny.H.K dan
Tn. M.S
bersedia dan
terlibat aktiv
dalam
pemberian
terapi
komplementer
rendam air
hangat
 Mengontrol
22.40 WITA
TTV Tn.M.S
dan Ny. H.K
Hasil :
- TTV
Tn. M.S
TD: 130/80
mmHg
S: 36.9
R: 20 x/ m
N: 90 x/m
Tn. H.K
TD: 140/90
mmHg
S: 36.5
R: 18 x/ m
N: 86 x/m

Selasa, Domain 1 Media: Stetoskop, S: - keluarga mengatakan merasa nyaman Militia Sundalangi, S.Kep.
10/11/2020 Ketidakefektifan tensi meter. saat melakukan Teknik relaksasi nafas
Manajemen Waktu: dalam
Kesehatan Tempat: Rumah - Keluarga mengerti dan memahami
Keluarga (00080) Keluarga Tn. M.S, di dengan Teknik yang diberikan
Desa Warisa - Keluarga mengatakan akan selalu
Yang hadir : menerapkan terapi ini untuk
- Tn. M.S mengalihkan nyeri jika tekanan
- Ny. H.K darah naik dan merasa tidak nyaman
TUK 3 : Keluarga O : TD Ny HK : 130/80 mmHg
mampu memberikan TD Tn. M.S: 130/90 mmHg
perawatan mengenai - Tampak keluarga mengerti dengan
masalah kesehatan setiap anjuran dan keluarga
koperatif dengan setiap tindakan
- Melakukan yang diberikan
19.00 WITA pengukuran A: TUK 3 teratasi dimana keluarga
Tekanan darah mengerti dalam manajemen kesehatan dan
terapi yang diberikan
pada Ny. H.K
P : lanjutkan TUK 3 dengan memberikan
dan Tn. M.S komplementer rendam air hangat pada
Hasil: besok hari dan lanjurkan dengan TUK 4
Ny. H.K
TD: 130.80
mmHg
Tn. M.S
TD : 140/90
mmHg
- Melakukan terapi
19.10 – 19. 40 komplementer
WITA Teknik
relaksasi nafas
dalam kepada
keluarga dan
menjelaskan
tujuan dan
manfaat terapi
Teknik
relaksasi napas
dalam
Hasil :
Keluarga
mengikuti
setiap anjuran
yang dilakukan
dan mengerti
dengan setiap
instruksi yang
ada. Ny.H.K
dan Tn. M.S
menarik nafas
tahan 1-3 detik
dan hembuskan
lewat mulut
dan dilakukan
sebanyak 5-6
kali

10/11/2020 TUK 4 : Keluarga S : - keluarga mengatakan akan rajin


mampu memodifikasi beristirahat yang cukup menerapkan hidup
lingkungan untuk sehat dan menciptakan dan
menjamin kesehatan mempertahankan lingkungan agar tetap
tennag
O : - tampak keluarga mengerti dan
19.00 WITA - Menganjurkan
memahami dengan setiap hal yang
kepada diberikan
keluarga untuk A: TUK 4 teratasi di mana keluarga
dapat mengerti dan memahami dengan setiap
menciptakan anjuran yang diberikan
lingkungan P : lanjutkan untuk intervensi pada TUK 5
yang tenang untuk menjelaskan pada keluarga
dan istirahat pentingnya menggunakan layanan
yang cukup kesehatan dalam mengontrol status
Hasil : kesehatan terkait penyakit yang dialami.
Keluarga
mengerti
dengan setiap
anjuran yang
diberikan dan
akan
memodifikasi
lingkungan
supaya terlihat
tennag dan
akan
beristirahat
yang cukup
sesuai dengan
anjuran dan
akan
melakukan diet
rendah lemak
dan garam
untuk dapat
mengurangi
risiko
peningkatan
darah tinggi.
Rabu, Domain 1 Media: Stetoskop, S: Keluarga mengatakan mengerti dan Militia Sundalangi, S.Kep.
11/11/2020 Ketidakefektifan tensi meter, memahami dengan setiap anjuran yang
Manajemen Baskom/Loyang, Air diberikan
Kesehatan Hangat, handuk. - Keluarga mengatakan nyaman
Keluarga (00080) Waktu: 30 menit dengan terapi rendam air hangat
Tempat: Rumah yang diberikan
Keluarga Tn. M.S, di O : - tampak keluarga mengerti dengan
Desa Warisa setiap anjuran yang diberikan
Yang hadir : - Tampak keluarga koperatif dan aktiv
- Tn. M.S terlibat dala setiap intervensi yang
- Ny. H.K diberikan
 Melakukan - Keluarga bersedia terlibat dalam
19.00 WITA pengukuran terapi komplementer
Tekanan darah - TTV
pada Ny. H.K dan Tn. M.S
Tn. M.S TD: 130/80 mmHg
Tn. H.K
Hasil: TD: 130/70 mmHg
Ny. H.K A: masalah teratasi dimana keluarga
TD: 130/80 mengerti dan memahami setiap anjuran dan
mmHg bisa menerapkan intervensi yang diberikan
Tn. M.S
TD : 130/90 P: Pertahankan intervensi kepada keluarga
dan lanjutkan degn TUK 5 untuk
mmHg mengedukasi dalam penggunaan layanan
 Melakukan terapi kesehatan yang ada.
17.15 – 17.45 komplementer
WITA rendam kaki di air
hangat kepada
keluarga dan
menjelaskan
tujuan dan
manfaat terapi
terapi
komplementer
rendam air hangat
(supervise)
Hasil :
Keluarga bersedia
mengikuti terapi
komlementer yang
diberikan.
Keluarga
mengikuti setiap
anjuran yang
dilakukan dan
mengerti dengan
setiap instruksi
yang ada.
Rabu, TUK 5 S: - keluarga mengatakan akan Militia Sundalangi, S.Kep
11/11/2020 Keluarga mampu menggunakan layanan kesehatan untuk
memanfaatkan fasilitas mengontrolkan masalah kesehatan
pelayanan kesehatan - Keluarga mengatakan akan menjaga
pola hidup yang sehat dalam
mengontrol masalah kesehatan yang
18.00  Menganjurkan
ada
kepada keluarga - Keluarga mengatakan mengerti
untuk dapat rutin dengan semua anjuran dan instruksi
mengontrolkan yang diberikan
dan berkonsul O : keluarga tampak koperatif dan aktiv
pada pusat dalam percakapan yang ada
layanan - Tampak keluarga mengerti dengan
kesehatan dokter, semua anjuran yang diberikan
puskesmas dan A: TUK 5 masalah teratasi dimana keluarga
bidan dalam mengerti dengan setiap anjuran yang
mengontrol status diberikan
kesehatan terkait
P : - Follow up terus keluarga dalam
penyakit yang di
mnegontrolkan status kesehatan mereka di
alami layaanan kesehatan
Hasil : - lakukan terapi terapi komplementer
Keluarga yang dapat menurunkan tekanan
mengerti dan darah
memahami - Menganjurkan untuk selalu minum
dengan anjuran obat rutin dalam terapi farmakologi
yang diberikan
dan akan selalu
mengontrolkan
kesehatan dipusat
layanan
kesehatan.
Kamis, Domain 1 Media: Stetoskop, S: Keluarga mengatakan mengerti dan Militia Sundalangi, S.Kep.
12/11/2020 Ketidakefektifan tensi meter, handphone memahami dengan setiap anjuran yang
Manajemen dan headset diberikan
Kesehatan Waktu: 60 menit - Keluarga mengatakan nyaman
Keluarga (00080) Tempat: Rumah dengan terapi mendengarkan musik
Keluarga Tn. M.S, di
Desa Warisa klasik dan merasa tenang pikiran
Yang hadir : O : - tampak keluarga mengerti dengan
- Tn. M.S setiap anjuran yang diberikan
- Ny. H.K - Tampak keluarga koperatif dan aktiv
 Melakukan terlibat dala setiap intervensi yang
pengukuran diberikan
19.00 WITA - Keluarga bersedia terlibat dalam
Tekanan darah
pada Ny. H.K dan terapi komplementer
Tn. M.S - TTV
Tn. M.S
Hasil: TD: 120/80 mmHg
Ny. H.K Tn. H.K
TD: 130/80 TD: 130/90 mmHg
mmHg A: masalah teratasi dimana keluarga
Tn. M.S mengerti dan memahami setiap anjuran dan
TD : 130/90 bisa menerapkan intervensi yang diberikan
mmHg P: Pertahankan intervensi kepada keluarga
 Melakukan terapi dan edukasi keluarga untuk dapat
komplementer melakukan ini secara rutin dan juga terapi
19.10 – 20.10 terapi dan anjuran lain dalam mengonntrol dan
WITA mendengarkan menurunkan tekanan darah
musik klasik dan - Follow up kesehatan di layanan
kesehatan
menjelaskan - Hentikan intervensi
tujuan dari terapi
komplementer
Hasil :
Keluarga bersedia
mengikuti terapi
komlementer yang
diberikan.
Keluarga
mengikuti setiap
anjuran yang
dilakukan dan
mengerti dengan
setiap instruksi
yang ada.
Gambar pengkajian

Gambar skoring

Gambar implementasi hari I keluarga Binaan

IMPLEMENTASI HARI II
IMPLEMENTASI HARI III DAN SUPERVISI

IMPLEMENTASI HARI IV
Lampiran Jurnal Pendukung

PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN
TIMBANGAN TAHUN 2017

Nanda Masraini Daulay 1, Febrina Angraini Simamora2


1
Dosen Stikes Aufa Royhan, 2Dosen Stikes Aufa Royhan
Email: nanda_daulay88@yahoo.com

Abstract

Hypertension is a big problem, not only in continental European countries but also in
Indonesia. Hypertension affects one billion people worldwide and is estimated to increase
by
1.5 billion in 2025. Each year hypertension accounts for nearly 9.4 million deaths. The
research is quantitative research. Quasi experimental research design. One-pretest posttest
design research model. Sampling using purposive sampling technique. This research was
conducted in April-May 2017. Data collection using Observation Sheet. Data analysis using
alternative test Paired Sample Test Test. Based on the research on the first day can be
concluded the influence of foot soak using warm water can lower blood pressure that can be
seen with data before hypertension 2 as much as 10 (66,8%) respondents and after
Hypertension 2 to 3 (20,1%) responder. On the second day, the majority of respondents who
experienced hypertension were Hypertension 1, that is 10 respondents (66.5%) and minority
category was found in Hypertension 2, 2 respondents (13.4%) and prehypertension 2
Respondents (13.4%). Result of alternative test of Paired Sample Test on the first day
obtained Pvalue = 0.002 (<0,05), second day got Pvalue = 0.001 (<0,05). This research is
expected to be one alternative treatment to lower blood pressure in people with hypertension.

Keywords: Soak Feet, Blood Pressure Decrease


1. Pendahuluan mendatang di proyeksikan 29% warga
Hipertensi merupakan masalah dunia terkena hipertensi. Presentasi
besar, tidak hanya di Negara-negara benua penderita hipertensi saat ini paling banyak
Eropa tapi juga di Indonesia. Hipertensi terdapat di negara berkembang Data global
diderita oleh satu miliar orang diseluruh status report on noncommunicable disease
dunia dan diperkirakan tahun 2025 Tahun 2010 dari WHO menyebutkan ,40%
melonjak menjadi 1,5 miliar orang. Setiap negara ekonomi berkembang memiliki
tahun hipertensi atau tekanan darah tinggi penderita hipertensi, sedangkan negara
menyumbang kepada kematian hampir 9,4 maju hanya 35% kawasan afrika
juta orang akibat penyakit jantung dan mememgang posisi puncak penderita
stroke dan jika digabungkan, kedua hipertensi sebanyak 46 . Sedangkan
penyakit ini merupakan penyebab kawasan amerika menempati posisi paling
kematian nomor satu didunia, WHO terakhir dengan 35%. Di kawasan asia
(World Health Organization, 2013) tenggara 36 % orang dewasa menderita
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
hipertensi telah menyebabkan kematian Menurut DR. Khancit
sebanyak 9.4 juta jiwa pada warga dunia Limpakarnjanarat dalam publikasinya
setiap tahunnya. Badan kesehatan dunia mengatakan bahwa pada tahun 2011 WHO
WHO memperkirakan bahwa jumlah mencatat 1 miliar orang terkena hipertensi.
penderita hipertensi akan terus bertambah Di Indonesia angka penderita hipertensi
seiring dengan jumlah penduduk yang mencapai 32% pada 2008 dengan kisaran
terus meningkat pada tahun 2025 usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria
mencapai 42.7%, sedangkan 39,2 $ adalah wanita.
Lampiran Jurnal Pendukung

Menurut dr. Salli Rosseffi Jenis penelitian yang dilakukan


Nasution dalam publikasinya mengatakan adalah penelitian kuantitatif dengan
bahwa 2,6 desain penelitian yang digunakan adalah
% atau 310.536 masyarakat provinsi Quasi eksperimen. Model penelitian
Sumatera Utara terkena hipertensi dalam penelitian ini adalah one grup
berdasarkan survei kesehatan yang pretest posttest design yaitu eksperimen
di
yang di lakukan pada satu kelompok saja
lakukan oleh prodia pada tahun 2012.
Menurut data dari Badan pusat statistik tanpa adanya kelompok pembanding
(BPS) pada tahun 2014 di kota Padang (Sugiyono,
Sidimpuan Jumlah penderita Hipertensi 2008).
mencapai 5075 jiwa.
Secara ilmiah air Tabel 1 Desain penelitian One Group
hangat Pretest-Posttest Design
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pretest Treatment Posttest
Hangatnya air membuat sirkulasi darah O1 X
menjadi lancar. Oleh karena itu, penderita O2 (Sugiyono 2008).
hipertensi dalam pengobatannya tidak
hanya menggunakan obat- obatan, tetapi Penelitian ini dilakukan di
bisa menggunakan alternatif Kelurahan Timbangan Kecamatan
nonfarmakologis dengan menggunakan Padangsidimpuan Utara karena sesuai
metode yang lebih mudah dan murah dengan kriteria yang peneliti harapkan
yaitu dengan menggunakan terapi serta jumlah sample tersedia. Kegiatan
rendam kaki air hangat yang bisa penelitian dimulai dari persiapan sampai
dilakukan di rumah. Air hangat seminar proposal yaitu dari bulan Oktober
mempunyai dampak fisiologis bagi 2016 s/d Agustus 2017.
tubuh sehingga rendam kaki air Pengambilan sampel secara
hangat dapat digunakan sebagai salah satu keseluruhan pada penelitian ini
terapi yang dapat memulihkan otot sendi menggunakan teknik purposive sampling
yang kaku serta menyembuhkan stroke dengan jumlah sampel dalam penelitian
apabila dilakukan melalui kesadaran dan ini berjumlah 15 orang yang sesuai
kedisiplinan (Kusumaastuti, 2008). dengan kriteria penelitian yang akan
Berdasarkan Survei pendahuluan dilakukan.
yang dilakukan peneliti di Kelurahan Analisa data yang dilakukan yaitu
Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan analisa univariat dan analisa bivariat
Utara, jumlah penderita hipertensi di dengan menggunakan uji T Berpasangan
kelurahan Timbangan berjumlah 37 (paired T test), Uji Paired T test adalah uji
orang. Rata-Rata Penderita hipertensi di beda parametris pada dua data yang
kelurahan Timbangan menggunakan berpasangan. Jika uji uji T Berpasangan
pengobatan secara farmakologis. (paired T test) tidak terpenuhi maka
Penduduk kelurahan timbangan yang peneliti menggunakan uji statistik uji
mengalami hipertensi belum atau tidak wilcoxcon Test. Wilcoxon Sign Rank Test
mengetahui pengobatan secara
nonfarmakologis. 3. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Demografi
2. Metodologi Responden
Penelitian

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin


di
Kelurahan Timbangan.
Lampiran Jurnal Pendukung

Karakteristik Responden Kelurahan F %


Timbangan
Umur
46- 55 tahun. 12 73.3%
56 - 65 tahun. 3 26.7%
Total 15 100 %
Jenis Kelamin
Perempuan 8 53.3%
Laki-laki 7 46.7%
Total 15 100%

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum di lakukan


Terapi rendam kaki menggunakan air hangat hari pertama di Kelurahan
Timbangan Tahun
2017 dalam kategori MAP.
Tekanan darah MAP (Mean Mean Frekwensi Presentasi
Arterial Pressure)
Hipertensi Stadium 1 (106-119) 120.289 5 33.2%
Hipertensi Stadium 2 (>120) 10 66.8%
Total 15 100%

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Sesudah di lakukan


Terapi rendam kaki menggunakan air hangat hari pertama di Kelurahan
Timbangan Tahun
2017 dalam kategori MAP.
Tekanan darah MAP (Mean Mean Frekwensi Presentasi
Arterial Pressure)
Pre Hipertensi (100-105) 114.953 1 6.7%
Hipertensi Stadium 1 (106-119) 11 73.2%
Hipertensi Stadium 2 (>120) 3 20.1%
Total 15 100%

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum di lakukan


Terapi rendam kaki menggunakan air hangat hari kedua di Kelurahan Timbangan
Tahun 2017 dalam kategori MAP.
Tekanan darah MAP (Mean Mean Frekwensi Presentasi
Arterial Pressure)
Pre Hipertensi (100-105) 117.753 1 6.7%
Hipertensi Stadium 1 (106-119) 5 33.3%
Hipertensi Stadium 2 (>120) 9 60.0%
Total 15 100%

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Sesudah di lakukan


Terapi rendam kaki menggunakan air hangat hari kedua di Kelurahan Timbangan
Tahun 2017 dalam kategori MAP.
Tekanan darah MAP (Mean Mean Frekwensi Presentasi
Arterial Pressure)
Normal (70-99) 113.180 1 6.7%
Lampiran Jurnal Pendukung

Pre Hipertensi (100-105) 2 13.4%


Hipertensi Stadium 1 (106-119) 10 66.5%
Hipertensi Stadium 2 (>120) 2 13.4%
Total 15 100%

Tabel 4.6 Hasil uji Analisis Bivariat Hari pertama

Tekanan Darah Mean Selisih SD Min Max A pValue


Tekanan darah 120.289 6.2876 110.0 136.6 0.05 0.002
sebelum 5.336
Tekanan darah 114.953 5.9396 123.3 126.6
sesudah
*signifikan (p<0,05)
Tabel 4.7 Hasil uji Analisis Bivariat Hari Kedua

Tekanan Darah Mean Selisih SD Min Max A pValue


Tekanan darah 117.753 5.8640 103.3 126.6 0.05 0.001
sebelum 4.573
Tekanan darah 113.180 7.6424 96.6 126.6
sesudah
*signifikan (p<0,05)

4. Pembahasan penurunan tekanan darah pada penderita


Berdasarkan hasil penelitian hipertensi diketahui bahwa sebagian besar
karakteristik responden dapat diuraikan responden yang berumur 41-50 tahun yaitu
sebagai berikut, Menurut umur yang 16 responden (72,73%) mengalami
dilibatkan dalam penelitian ini adalah hipertensi. Menurut Triyanto 2014), faktor
sebanyak 15 Responden dari Kelurahan usia sangat berpengaruh terhadap
Timbangan,yang dibagi menjadi 3 hipertensi karena dengan bertambahnya
kelompok umur yaitu 45-59 tahun, 60-74 umur maka semakin tinggi mendapatkan
tahun, 75-90 tahun. Dari tabel diatas dapat risiko hipertensi. Insiden hipertensi makin
diketahui mayoritas responden di meningkat dengan meningkatnya usia. Ini
Kelurahan Timbangan yang berumur 45- sering disebabkan oleh perubahan alamiah
59 tahun sebanyak 12 Responden (80%), di dalam tubuh yang mempengaruhi
dan minoritas berumur 60-74 tahun jantung, pembuluh darah dan hormone.
sebanyak 03 Responden (20%). Menurut Anggraini, dkk (2009),
Berdasarkan distribusi karakteristik dalam jurnal penelitiannya tentang Faktor
yang dilibatkan dalam penelitian ini – Faktor Yang Berhubungan Dengan
berdasarkan Jenis Kelamin adalah laki-laki Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang
7 Responden (43%) perempuan berjumlah Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
8 Responden (57%) . Bungkinang Periode Januari Sampai Juni
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan 2008, wanita terlindung dari penyakit
bahwa jenis kelamin perempuan lebih kardiovaskuler sebelum menopause.
banyak menderita Hipertesi dibandingan Wanita yang belum mengalami menopause
laki-laki. dilindungi oleh hormon estrogen yang
Berdasarkan penelitian sebelumnya berperan dalam meningkatkan kadar
yang di lakukan oleh intan pratika 2013
(HDL). Proses ini terus berlanjut dimana
dalam Pengaruh rendam kaki
menggunakan air hangat terhadap hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita
secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
Lampiran Jurnal Pendukung

Dari uraian diatas, dapat 3 Responden (20.1%) dan prehpertensi


disimpulkan usia dan jenis kelamin sebanyak 1 Responden (6.7%). Jadi pada
seseorang memberikan pengaruh terhadap hari pertama dapat di simpulkan bahwa
Tekanan darah sesorang, sehingga dalam pengaruh rendam kaki menggunakan air
penelitian ini usia dan jenis kelamin hangat dapat menurunkan tekanan darah
responden merupakan salah satu yang dapat di lihat dengan data sebelum
karakteristik yang dapat mempengaruhi dilakukan terapi penderita hipertensi 2
Tekanan darah seseorang, itu dikarenakan sebanyak 10 (66,8%) responden dan
bertambahnya umur maka semakin tinggi setelah di lakukan terapi renam kaki
mendapatkan risiko hipertensi. Insiden responden yang mengalami Hipertensi 2
hipertensi makin meningkat dengan menjadi 3 (20,1%) responden.
meningkatnya usia. Ini sering disebabkan Hasil ini sejalan dengan penelitian
oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang dilakukan oleh Santoso (2015)
yang mempengaruhi jantung, pembuluh dengan judul Pengaruh Terapi Rendam
darah dan hormone. Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
5. Tekanan Darah Sebelum dan Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk
sesudah di lakukan Terapi rendam Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak
kaki menggunakan air hangat hari yang menunjukkan sebelum dilakukan
pertama (Pre-Test dan Post-Test). terapi rendam kaki air hangat didapatkan 9
Hipertensi atau penyakit tekanan orang lansia mengalami hipertensi derajat I
darah tinggi adalah suatu gangguan pada dan 7 orang lansia mengalami hipertensi
pembuluh darah yang mengakibatkan derajat II stelah dilakukan terapi rendam
suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa kaki menggunakan air hangat yg menderita
oleh darah, terhambat sampai ke jaringan hipertensi 1 menjadi 5 responden dan
tubuh yang membutuhkan. Hipertensi hipertensi 2 menjadi 3 responden serta pre
sering kali disebut sebagai pembunuh hipertensi menjadi 8 responden.
gelap (silent killer), karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai 6. Tekanan Darah Sebelum dan sesudah
dengan gejala-gejalanya lebih dahulu di lakukan Terapi rendam kaki
sebagai peringatan bagi korbannya menggunakan air hangat hari kedua
(Sustrani, 2007). (pre-Test dan Post-Test).
Dari 15 responden dilakukan Hasil pengukuran tekanan darah
pengukuran sebelum dilakukan terapi terhadap 15 responden dilakukan sebelum
rendam kaki menggunakan air hangat, (Pre-Test) pemberian terapi rendam kaki
mayoritas responden yang mengalami menggunakan air hangat dihari kedua
hipertensi adalah Hipertensi 2 yaitu dapat di lihat dengan data, Mayoritas
sebanyak 10 Responden (66.8%) dan responden yang mengalami hipertensi
kategori minoritas terdapat pada Hipertensi adalah Hipertensi 2 yaitu sebanyak 9
1 yaitu sebanyak 5 Responden (33.2%). Responden (60%) dan kategori minoritas
Dari 15 responden dilakukan terdapat pada Hipertensi 1 yaitu sebanyak
pengukuran sesudah dilakukan terapi 5 Responden (33.3%) dan prehipertensi 1
rendam kaki menggunakan air hangat, Responden (6.7%).
dapat di ketahui bahwa mayoritas Dari 15 responden dilakukan
responden yang mengalami hipertensi pengukuran sesudah (Post-Test) dilakukan
adalah Hipertensi 1 yaitu sebanyak 11 terapi rendam kaki menggunakan air
Responden (73.2%) dan kategori minoritas hangat dihari kedua, mayoritas responden
terdapat pada Hipertensi 2 yaitu sebanyak yang mengalami hipertensi adalah
Hipertensi 1 yaitu sebanyak 10 Responden
(66.5%) dan kategori minoritas terdapat
pada Hipertensi 2 yaitu sebanyak 2 Responden (13.4%) dan prehipertensi
Lampiran Jurnal Pendukung

2 Responden (20.1%) dan pre hipertensi


Responden (13.4%) serta normal 1 sebanyak 1 Responden (6.7%). Jadi pada
Responden (6,7%). hari pertama dapat di simpulkan bahwa
Sesuai dengan penelitian yang pengaruh rendam kaki menggunakan air
dilakukan oleh Nurul Solechah dalam hangat dapat menurunkan tekanan darah
judul pengaruh terapi rendam kaki dengan yang dapat di lihat dengan data sebelum
air hangat terhadap penurunan tekanan dilakukan terapi, penderita hipertensi 2
darah pada pasien hipertensi di puskesms sebanyak 10 (66,8%) responden dan
bahu Manado. yaitu hasil penelitian setelah di lakukan terapi redam kaki
sesudah dilakukan hidroterapi rendam responden yang mengalami Hipertensi 2
hangat tekanan darah sistolik paling menjadi 3 (20,1%) responden.
rendah sebesar 110 mmHg dan paling Dari 15 responden sebelum
tinggi sebesar 160 mmHg dengan rata-rata dilakukan (Pre-Test) terapi dihari kedua
sebesar 133,7 mmHg. dapat di lihat dengan data, Mayoritas
responden yang mengalami hipertensi
7. Analisa Bivariat adalah Hipertensi 2 yaitu sebanyak 9
Pengaruh Rendam kaki menggunakan Responden (60%) dan kategori minoritas
air hangat terhadap penuunan tekanan terdapat pada Hipertensi 1 yaitu sebanyak
darah pada penderita Hipertensi di 5 Responden (33.3%) dan prehipertensi 1
Kelurahan Timbangan Tahun 2017. Responden (6.7%). Dari 15 responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pengukuran sesudah (Post-Test)
dilakukan oleh Intan Pratika pada tahun dilakukan terapi mayoritas responden
2012 tentang Pengaruh Rendam Kaki yang mengalami hipertensi adalah
menggunakan Air Hangat Terhadap Hipertensi 1 yaitu sebanyak 10 Responden
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita (66.5%) dan kategori minoritas terdapat
Hipertensi di Desa Bendungan Kecamatan pada Hipertensi 2 yaitu sebanyak 2
Keraton Pasuruan. Setelah di lakukan Responden (13.4%) dan prehipertensi 2
rendam kaki menggunakan air hangat pada Responden (13.4%) serta normal 1
hari pertama paling banyak responden Responden (6,7%). Jadi pada hari kedua
memiliki tekana darah 120-139/80-89 dapat di simpulkan bahwa pengaruh
mmHg dengan jumlah responden 10 rendam kaki menggunakan air hangat
(45%). Setelah di lakukan rendam kaki dapat menurunkan tekanan darah yang
menggunakan air hangat pada hari kedua dapat di lihat dengan data sebelum
paling banyak responden memiliki tekanan dilakukan terapi, mayoritas penderita
darah 120-139/80-89 mmHg dengan hipertensi 2 sebanyak 9 (60%) responden
jumlah responden 11 (50%). dan setelah di lakukan terapi redam kaki
Berdasarkan Hasil penelitian yang di responden yang mengalami Hipertensi 2
lakukan oleh peneliti pada hari pertama menjadi 2 (13,4%) responden.
Dari 15 responden dilakukan pengukuran Dari hasil analisa statistik dengan
sebelum terapi didapatkan data bahwa menggunakan Uji Paired Sample Test
Responden yang mengalami Hipertensi 2 pada hari pertama diperoleh Pvalue =
yaitu sebanyak 10 Responden (66.8%) dan 0.002 (<0,05), Serta pada hari kedua di
kategori minoritas terdapat pada Hipertensi peroleh Pvalue = 0.001 (<0,05), berarti Ho
1 yaitu sebanyak 5 Responden (33.2%). ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada
Data 15 responden setelah dilakukan Pengaruh rendam kaki menggunakan air
pemberian terapi di dapatkan data bahwa hangat terhadap penururnan tekanan darah
Hipertensi 1 yaitu sebanyak 11 Responden pada penderita hipertensi di kelurahan
(73.2%) dan kategori minoritas terdapat Timbangan Tahun 2017. Dapat diketahui
pada Hipertensi 2 yaitu sebanyak 3 bahwa pengaruh rendam kaki terhadap
penurunan tekanan darah sangat
bermanfaat bagi penderita hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah
Lampiran Jurnal Pendukung

meski tidak turun secara signifikan tetapi penurunan denyut jantung dan daya
dapat menurunkan tekanan darah. Oleh kontraktilitas jantung (Hery winarsi 2007).
sebab itu, penderita hipertensi dapat Hidroterapi mengurangi rasa sakit
menggunakan terapi rendam kaki dengan merangsang produksi endorphin,
menggunakan air hangat untuk yang merupakan zat kimia saraf yang
menurunkan tekanan darah sebai terapi memiliki sifat analgesik. Terapi ini juga
alternatif yang dapat digunakan. membantu meningkatkan sirkulasi darah
Hasil ini juga didukung penelitian dengan memperlebar pembuluh darah
sebelumnya oleh Putri, dkk (2015) dalam sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke
jurnal penelitiannya yang berjudul jaringan yang mengalami pembengkakan.
Efektifitas Terapi Rendam Kaki Perbaikan sirkulasi darah juga
Menggunakan Air Hangat Dan Senam memperlancar sirkulasi getah bening
Lansia Terhadap Tekanan Darah Di Unit sehingga membersihkan tubuh dari racun.
Rehabilitasi Sosial (Uresos) Pucang Oleh karena itu, orang-orang yang
Gading Unit Semarang II, yang menderita berbagai penyakit seperti
menyatakan bahwa rata-rata tekanan darah rematik, radang sendi, linu panggul, sakit 6
sistole sebelum diberikan terapi rendam Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki
kaki menggunakan air hangat dan senam Menggunakan Air Hangat terhadap
lansia adalah 145 mmHg. Tekanan darah Penurunan Tekanan Darah pada Penderita
sistole setelah diberikan terapi rendam Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan
kaki menggunakan air hangat dan senam Ungaran Barat Kabupaten Semarang
lansia adalah 132,27 mmHg dengan hasil punggung, insomnia, kelelahan, stress,
p-value 0,000 < α = (0,005) artinya ada sirkulasi darah yang buruk (hipertensi),
perbedaan tekanan darah sistole sebelum nyeri otot, kram, kaku, terapi air
dan setelah dilakukan terapi rendam kaki (hidroterapi) bisa digunakan untuk
menggunakan air hangat dan senam lansia meringankan masalah tersebut. Berbagai
pada kelompok intervensi. jenis hidroterapi, metode yang umum
Menurut Asia Traditional Chinese digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi
Medicine (2013), rendam kaki dengan air rendam, sitzbath, pijat air, membungkus
hangat setiap hari untuk meningkatkan dengan kain basah, kompres, merendam
sirkulasi darah Terapi rendam kaki dengan kaki (Chaiton, 2012).
air panas mencapai serangkaian perawatan Menurut Destia, Umi & Priyanto
kesehatan yang efisien melalui tindakan (2014), prinsip kerja terapi rendam kaki air
pemanasan, tindakan mekanis dan hangat secara konduksi dimana terjadi
tindakan kimia air serta efek penyembuhan perpindahan panas/hangat dari air hangat
dari uap obat dan medis pengasapan. ke dalam tubuh akan menyebabkan
Merendam bagian tubuh ke dalam pelebaran pembuluh darah dan penurunan
air hangat dapat meningkatkan sirkulasi, ketegangan otot sehingga dapat
mengurangi edema, meningkatkan melancarkan peredaran darah yang akan
relaksasi otot. Merendam juga dapat mempengaruhi tekanan arteri oleh
disertai dengan pembungkusan bagian baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus
tubuh dengan balutan dan membasahnya aorta yang akan menyampaikan impuls
dengan larutan hangat (Perry & Potter, yang dibawa serabut saraf yang membawa
2005). Impuls aferen suatu baroreseptor isyarat dari semua bagian tubuh untuk
yang mencapai jantung akan merangsang menginformasikan kepada otak perihal
aktivitas saraf parasimpatis dan tekanan darah, volume darah dan
menghambat pusat simpatis kebutuhan khusus semua organ ke pusat
(kardioaselerator) sehingga menyebabkan saraf simpatis ke medulla sehingga akan
merangsang tekanan sistolik yaitu
regangan otot ventrikel akan merangsang
ventrikel untuk segera berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup
Lampiran Jurnal Pendukung

semilunar belum terbuka. Untuk membuka mayoritas hipertensi 1 10 responden


katup aorta, tekanan di dalam ventrikel (66,5%).
harus melebihi tekanan katup aorta. c. Analisa statistik dengan menggunakan
Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai Uji T berpasangan (paired t test) pada
terjadi sehingga dengan adanya pelebaran hari pertama diperoleh Pvalue = 0.002
pembuluh darah, aliran darah akan lancar (<0,05), Serta pada hari kedua di
sehingga akan mudah mendorong darah peroleh Pvalue = 0.001 (<0,05),
Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki berarti Ho ditolak dan Ha diterima
Menggunakan Air Hangat terhadap artinya bahwa ada Pengaruh rendam
Penurunan Tekanan Darah 7 pada kaki menggunakan air hangat terhadap
Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono penururnan tekanan darah pada
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten penderita hipertensi di kelurahan
Semarang masuk kejantung sehingga Timbangan Tahun 2017.
menurunkan tekanan sistoliknya. Pada
tekanan diastolik keadaan releksasi Dari hasil penelitian tentang maka
ventrikular isovolemik saat ventrikel peneliti memberikan saran agar penelitian
berelaksasi, tekanan di dalam ventrikel ini bisa diaplikasikan oleh masyarakat
turun drastis, aliran darah lancar dengan penderita hipertensi di Kota
adanya pelebaran pembuluh darah Padangsidimpuan.
sehingga akan menurunkan tekanan
diastolik (Perry & Potter, (2006). 9. Daftar Pustaka
Anggraini, DKK.( 2009). Faktor-faktor
8. Kesimpulan dan Saran yang berhubungan dengan kejadian
Dari hasil penelitian yang telah hipertensi pada pasien
penulis lakukan dengan judul “Pengaruh hipetensiyang berobat di poliklinik
rendam kaki menggunakan air hangat dewasa puskesmas Bungkinng
terhadap penururnan tekanan darah pada periode januari sampai juni 2008.
penderita hipertensi di Kelurahan Diperoleh dari
Timbangan Tahun 2017”. http//:ejurnalunsart.ac.id/download di
Maka penulis mengambil akses pada tanggal 12 juni 2017
kesimpulan sebagai berikut :
a. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Asia Traditional Chinese Medicine
hari pertama Pre-Test dan Post-Test (TCM). (2013). Rendam kaki dengan
dapat diketahui bahwa sebelum di air panas mempercepatkan peredaran
lakukan terapi penderita mayoritas darah.
hipertensi 2 sebanyak 10 responden Dikutipdarihttp://id.asiatcm.com/conte
(66,8%). Setelah dilakukan terapi nt/rendam-kaki-dengan-air-panas-
dapat diketahui bahwa responden mempercepatkan-peredaran -darah.
dengan tekanan darah mayoritas Diakses tanggal 17 Mei 2017.
hipertensi 1 11 responden (73,2%).
b. Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Chaiton,(2012). Hypertension, dikutip dari
hari kedua berdasarkan Pre-Test dan
Post-Test dapat diketahui bahwa Http//:www.emedicine.com .
sebelum di lakukan terapi mayoritas diakses pada tanggal 23 November
hipertensi 2 sebanyak 9 responden 2016.
(60.0%) dan setelah dilakukan terapi
dapat di ketahui bahwa responden Hery winarsih. (2007). Antioksidan alami
dan radikal bebas, yogyakarta:
kanisius.
Lampiran Jurnal Pendukung

Khancit. (2011). Publikasi World Health WHO, (2013). World Health


Organization. Dikutip dari Organization. Dikutip dari Http//:e-
Health.kompas.com. diakses pada jurnal.com di akses pada
tanggal 14 desember 2016 tangal 12 November 2012

Kusumaastuti (2008). Olahraga untuk


orang sehatdan penderita penyakit
jantung Trias Sgk dan senam 10
menit. Jakarta: FKUI

Putri dkk. (2015). Efektifitas terapi


rendam kaKi menggunakan air hangat
dan senam lansia terhadap
tekanan darah di unit rehabilitas
sosial pucang gading unit
semarang II. Trianto. (2010). Model
pembelajaran terpadu : konsep,
strategi, dan implementasinya
dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).jakarta:
Bumi aksara

Rosseffi, salli. (2012) , publikasi survei


penderita hipertensi di sumatera
utara, dikutip dari
http//:Prodia.com. di akses pada
tanggal14 november 2016

Sugiyono, (2008). Metode penelitian


kuantitatif an kualitatif . Bandung:
CV. Alfabeta.

Sustrani L. (2007). Hipertensi. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka

Santoso, A. Dwi. (2015). Pengaruh


terapin rendam kaki menggunakan air
hangat terhadapa penurunan
tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di wilayah kerja upk
puskesmas katulistiwa kota pontianak.
http//:portalgaruda.go.id di akses pada
tanggal 11 juni 2017
Lampiran Jurnal Pendukung

Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada


Lansia
Penderita Hipertensi
1
Andhika Mahatidanar H , Khairun
2
Nisa
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung

Abstrak
Hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi pada lansia karena penurunan sistem tubuh, terutama sistem kardiovaskular. Sa at
ini, tatalaksana pasien hipertensi adalah farmakologi dan nonfarmakologi. Tatalaksana nonfarmakologi salah satunya ialah
mendengar musik klasik. Penelitian sebelumnya menunjukan, mendengar musik klasik mengurangi kecemasan dan stres, sehingga
tubuh mengalami relaksasi yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode
kuasi eksperimental dengan pendekatan pre and post test tanpa kelompok kontrol. Tekanan darah dibandingkan sebelum dan sesudah
mendengar musik klasik. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Populasi yang digunakan adalah 50 orang lansia. Hipertensi diperoleh dengan pemeriksaan tekanan darah dan wawancara
riwayat konsumsi obat anti hipertensi. Sampel diambil menggunakan teknik concesutive sampling, sehingga didapat 40 orang yaitu
16 orang laki-laki dan 24 orang perempuan. Sampel kemudian diberi terapi musik klasik. Hasil penelitian didapatkan 37 sampel
mengalami penurunan tekanan darah dan 3 sampel tidak mengalami penurunan tekanan darah. Hasil uji t-test dan Wilcoxon
menunjukan adanya pengaruh musik klasik yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi (p= 0,000).
Kesimpulan, mendengar musik klasik mampu menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

Kata kunci: hipertensi, lansia, musik


klasik

Effect of Classical Music to Decrease of Blood Pressure in Elderly


Patients with Hypertension
Abstract
Hypertension is a disease that often occurs in elderly due to the elderly there is a decrease of the body system, especially in the
cardiovascular system. At this time the management for hypertensive patients is pharmacological and non-pharmacological. Where
non-pharmacological management one of them is listening to classical music. Many research showed that listening to classical
music can reduce anxiety and stress, so that the body relaxes, resulting in decreased blood pressure and heart rate. This study aims to
determine effect of classical music on blood pressure decrease in elderly patients with hypertensia. This study used quasi
experimental method with pre and post test approach without control group. Blood Pressure will be compared before and after
listening to classical music. This research was conducted in Kotabaru Village, Tanjung karang Timur, Bandar Lampung. Population
used was 50 elderly patient. Hypertension was obtained by blood pressure examination and history of consumption of
antihypertensive drugs. Sample was taken by concesutive sampling technic, so get 40 people, 16 men and 24 women. Then, sample
was given classical music therapy. The result was 37 samples decreased blood pressure and 3 samples did not decrease blood
pressure. Based on the results of t-test and Wilcoxon analysis, there is significant effect of classical music on decreasing blood
pressure of elderly hypertensive patient (p= 0.000). Conclusion, classical music can reduce blood pressure in elderly people with
hypertension.

Keyword: classical music, elderly,


hypertension

Korespondensi : Andhika Mahatidanar H, alamat Jl. Hi. Nasir No. 2 Kota Baru, Bandar Lampung, HP 082280524438, email
kapten_luffy@ymail.com

Pendahulua dilakukan, agar lansia tersebut masih dapat


n memenuhi kebutuhan dengan mandiri. Seiring
Lanjut usia adalah proses yang tidak dapat
dihindari. Memasuki masa lansia, sangat
diperlukan kesadaran diri untuk
mempertahankan derajat kesehatan dengan
taraf setinggi–tingginya supaya terhindar dari
penyakit atau gangguan kesehatan. Hal ini
Lampiran Jurnal Pendukung
dengan pertambahan usia, perubahan fisiologis
pada lansia, selalu disertai dengan berbagai
masalah kesehatan yang menyebabkan penyakit
degeneratif. Penyakit degeneratif membawa
konsekuensi pada perubahan dan gangguan
1
pada sistem kardiovaskuler, seperti hipertensi.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darah yang memberi gejala berlanjut pada
organ target, seperti stroke untuk otak,
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah tentang pengaruh positif musik klasik terhadap
jantung dan untuk otot jantung. Hipertensi kehidupan, baik untuk kesehatan maupun
merupakan kondisi tekanan darah sistolik sama pembelajaran. Musik klasik seperti karya
atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan Mozart, Bach, Bethoven, dan Vivaldi, terbukti
darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi
Hipertensi terjadi karena menurunnya elastisitas stress, meredakan ketegangan, meningkatkan
2 5
arteri akibat proses menua pada lansia. energi dan daya ingat.
Hipertensi menjadi masalah utama dalam Penelitian Saloma (2007), menunjukan
kesehatan masyarakat. Data World Health bahwa mendengarkan musik klasik dapat
Organization (WHO) tahun 2000 menunjukkan, di mengurangi kecemasan dan stres, sehingga
seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang tubuh mengalami relaksasi. Hal ini
yang mengidap hipertensi. Kejadian hipertensi di mengakibatkan penurunan tekanan darah dan
6
Indonesia, diperkirakan akan meningkat sebanyak denyut jantung, terutama pada anak remaja.
80% pada tahun 2025.1 Kelurahan Kota Baru terletak di wilayah
Di Indonesia, lansia yang menderita Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar
hipertensi diperkirakan berjumlah 15 juta orang, Lampung. Berdasarkan pra-survei yang penulis
tetapi hanya 4% yang terkontrol. Diperkirakan lakukan, ditemukan fakta bahwa di Kelurahan
15% lansia, tidak menyadari menderita Kota Baru masih cukup banyak lansia yang
hipertensi, sehingga cenderung menjadi menderita hipertensi, disamping penyakit
hipertensi berat. Hal ini terjadi karena mereka lainnya, dan jumlahnya terus meningkat setiap
tidak menyadari dan tidak mengetahui faktor tahunnya.
2,3
Berdasarkan fenomena tersebut,
resikonya. Saat ini, penyakit degeneratif dan penulis tertarik untuk meneliti pengaruh musik
kardiovaskular merupakan salah satu masalah klasik terhadap penurunan tekanan darah pada
2,3
kesehatan di Indonesia. lansia penderita hipertensi.
Pencegahan hipertensi, umumnya
dilakukan dengan mengubah gaya hidup, seperti Metode
pengurangan berat badan pada anak yang obesitas, Penelitian ini menggunakan metode kuasi
pengaturan diet, olah raga teratur dan mengurangi eksperimental dengan pendekatan pre and post
stres. Rangkaian ini merupakan tatalaksana non test tanpa kelompok kontrol. Tekanan Darah akan
farmakologi. Pengaturan diet dan olahraga dibandingkan sebelum dan sesudah mendengarkan
teratur, umumnya terbukti menurunkan tekanan 6
musik klasik. Penelitian ini dilaksanakan di
darah. Tetapi ada metode non farmakologi lain Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjung karang
yang dapat menurunkan tekanan darah, yaitu Timur, Bandar Lampung. Populasi yang digunakan
menggunakan musik klasik. Meskipun demikian adalah 50 orang lansia penderita hipertensi di
penggunaan musik klasik sebagai tatalaksana non Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjung Karang
2,3
farmakologik, masih dikembangkan. Timur, Bandar Lampung. Kriteria inklusi yang
Musik klasik adalah esensi keteraturan dan digunakan adalah:
membaca pada semua hal yang baik, adil dan a. Lansia yang menderita hipertensi grade I
indah. Berdasarkan pengertian musik secara b. Lansia baik laki-laki maupun perempuan yang
umum, musik klasik diartikan sebagai suatu cipta, berumur 45-60 tahun
rasa, dan karsa manusia yang indah dan c. Mempunyai tekanan darah lebih atau sama
dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian, suara dengan 140/90-159/99 mmHg
melodi, ritme dan harmoni yang dapat d. Belum meminum obat hipertensi pada hari
membangkitkan emosi, dan bisa membuat mood pemeriksaan
menjadi bahagia, menghilangkan stress, pengiring e. Mampu berkomunikasi dengan baik dan
selama proses pembelajaran dan bisa untuk mempunyai pendengaran yang baik.
4
mengurangi nyeri. f. Bersedia menjadi responden
Musik klasik akhir-akhir ini mulai diperkenalkan Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian ini
dan dipopulerkan. Hal mengkaji lebih dalam, adalah tidak hadir dalam pengambilan data.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tabel 2. Distribusi jenis kelamin responden
tekanan darah dan variabel bebas adalah musik Jenis Persentase
Orang
klasik. Semua data yang telah didapatkan dalam Kelamin (%)
penelitian, dikumpulkan dan dilakukan Perempuan 24 60
pemaparan pada setiap variabel yang diperoleh. Laki-Laki 16 40
Data kemudian disusun, dikelompokan dan Total 40 100
dianalisis. Hasil penelitian, disajikan
dan Tabel 3. Rerata tekanan sistolik dan diastolik
dijabarkan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisa sebelum diterapi
dilakukan secara kualitatif dengan menarik
kesimpulan umum pada penelitian yang Tekanan
Mean SD Min Max
dilakukan. Darah
Sistolik 149,5 5,8 140 160
Hasil Diastolik 90,8 1,8 90 95
Penelitian ini dilaksanakan pada
masyarakat di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tekanan darah setelah diberi terapi musik
Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. klasik
Jumlah populasi sebanyak 50 orang responden. Rerata tekanan sistolik responden setelah
Sampel diambil menggunakan teknik concesutive diberi terapi musik klasik lebih rendah bila
sampling, sehingga yang memenuhi kriteria dibandingkan dengan rerata sebelum diterapi, yaitu
inklusi hanya sebanyak 40 orang. Responden 145,2 mmHg. Rerata tekanan diastolik setelah
tersebut bersedia untuk mengikuti penelitian ini diterapi juga menunjukan nilai yang lebih rendah
dari awal sampai akhir. Penulis melibatkan bila dibandingkan dengan rerata sebelum diterapi,
paramedik untuk melakukan pemeriksaan yaitu 86,4 mmHg. Hasil lengkap rerata tekanan
tekanan darah responden, sebelum diterapi sistolik dan diastolik setelah diterapi, disajikan
musik klasik maupun sesudah diterapi musik pada tabel 4.
klasik.
Distribusi pasien berdasarkan usia Tabel 4. Rerata tekanan sistolik dan
diastolik
setelah diterapi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tekana
n Mean SD Min Max
karateristik usia, disajikan pada tabel 1. Darah
Sistolik 145,2 5,7 135 158
Diastolik 86,4 2,2 80 90
Tabel 1. Distribusi usia responden
Usia Persentase
Oran
(Tahun)
g (%) Pembahasan
45-50 11 27,5 Pada penelitian ini, karaterisitik usia
51-55 10 25 responden dikelompokkan menjadi tiga
56-60 19 47,5 kelompok, yaitu: usia 45-50 tahun (27,5%), usia
Total 40 100 51-55 tahun (25%), dan usia 56-60 tahun (47,5%).
Kelompok usia 56-60 tahun merupakan kelompok
Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin responden dengan penderita penyakit hipertensi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan terbanyak. Hasil ini sesuai dengan Sundari (2012),
jenis kelamin, disajikan pada tabel 2. yang menjelaskan lansia memiliki resiko tiga kali
lipat mengalami hipertensi dibanding usia
Tekanan darah sebelum diberi terapi dewasa. Hal ini dikarenakan peningkatan usia,
musik klasik menyebabkan jantung dan pembuluh darah
Rerata tekanan sistolik responden sebelum mengalami perubahan, baik struktural maupun
diberi terapi musik sebesar 149,5 mmHg, fungsional. Secara umum, perubahan yang terjadi
sedangkan rerata tekanan diastolik sebesar 90,8 berlangsung terus menerus yang ditandai dengan
7-9
mmHg. Hasil lengkap rerata tekanan sistolik dan penurunan tingkat aktivitas.
diastolik sebelum diterapi, disajikan pada tabel 3. Distribusi jenis
kelamin
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
responden perempuan lebih banyak menderita
hipertensi bila dibandingkan dengan responden responden tidak mengalami penurunan tekanan
laki-laki (Tabel 2). Lebih lanjut, data darah setelah diberi terapi musik klasik. Hal ini
penelitian ini menunjukan bahwa responden terjadi karena tiga responden tersebut tidak
perempuan yang menderita hipertensi, merupakan dapat berkonsentrasi dan tidak bersikap tenang
kelompok responden dengan usia 51-60 tahun. serta kurang rileks ketika diberi terapi musik
16
Sebagian responden tersebut, telah mengalami klasik.
menopause. Salah satu teori menyebutkan faktor Pada penelitian ini, penulis hanya sedikit
pemicu hipertensi pada perempuan adalah menanyakan hal-hal yang mempengaruhi
menopause. Menopause menyebabkan fungsi keadaan hipertensi, dikarenakan waktu yang
ovarium normal berangsur-angsur menghilang terbatas dan banyak responden yang mempunyai
dan kadar esterogen turun pasca menopause. Hal kegiatan saat penelitian. Hal-hal yang belum
ini menyebabkan peningkatan kadar kolesterol penulis tanyakan kepada responden, diantaranya
dan Low Density Lipoprotein (LDL), sementara stres yang dapat mempengaruhi tekanan darah,
reseptor LDL berkurang, sehingga menyebabkan sudah penulis jelaskan di atas.
10-12
tekanan darah meningkat.
Simpula
Tekanan darah sebelum diberi terapi
n
musik klasik Berdasarkan penelitian yang sudah
Pada penelitian ini, penulis melakukan
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa musik
pemeriksaan tekanan darah responden dan
klasik dapat menurunkan tekanan darah pada
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
lansia dengan rerata penurunan tekanan sisolik
faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi,
sebesar 4,3 mmHg dan diastolik sebesar 4,4
seperti faktor genetik/keturunan. Penulis juga
mmHg.
menanyakan pola hidup responden, seperti
konsumsi makanan tinggi natrium, merokok dan
kebiasaan minum alkohol. Hal-hal tersebut Daftar
dilakukan sebelum penulis memberi terapi musik pustaka
klasik. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui 1. Hadi M, Kris P, editor. Buku ajar
tekanan darah responden. Pemeriksaan tekanan Boedhi-
darah yang dilakukan meliputi tekanan darah Darmojo: Geriatri (ilmu kesehatan usia
sistolik dan tekanan darah diastolik.
13-15 lanjut). Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit
Hasil penelitian menunjukan bahwa FKUI; 2009.
tekanan darah sistolik sebelum diberi terapi 2. Junaidi I. Hipertensi
musik klasik diperoleh angka rata-rata 149,5 pengenalan,
mmHg. Tekanan sistolik minimum sebesar 140 pencegahan, dan pengobatan. Jakarta: PT
mmHg dan maksimum sebesar 160 mmHg. Bhuana Ilmu Populer; 2010.
Sedangkan tekanan diastolik diperoleh angka 3. Currie CJ, Morgan CL, Gill L, Stott
rata-rata sebesar 90,7 mmHg. Tekanan diastolik NCH, Peters A. Epidemiology and costs of
minimum sebesar 90 mmHg dan maksimum acute hospital care for cerebrovascular disease
sebesar 95 mmHg. in diabetic and non diabetic populations.
Stroke. 1997;28:1142-6.
Tekanan darah sesudah diberi terapi 4. Campbell D. Mozart effect for childern: efek
musik klasik mozart untuk anak-anak. Jakarta: Gramedia
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pustaka Utama; 2006.
tekanan darah 37 responden setelah diberi 5. Campbell D. Efek mozart:
terapi musik klasik lebih rendah bila dibandingkan memanfaatkan
dengan tekanan darah sebelum diberi terapi (Tabel kekuatan musik untuk mempertajam pikiran,
4). Hal ini terjadi karena 37 responden tersebut, meningkatkan kreatifitas, dan menyehatkan
mempraktekkan teori dan petunjuk penulis terkait tubuh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
dengan sikap tenang dan rileks, ketika diberikan 2007.
terapi musik klasik. Tiga 6. Sari CY. Penggunaan buah mengkudu untuk
menurunkan tekanan darah tinggi. Majority.
2015;4(3):34-40.
7. Widjayakusumah M, Antonia T,
editor.
Guyton dan Hall buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2014
Lampiran Jurnal Reading

JURNAL READING
PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP
PENURUNANAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
KELURAHAN TIMBANGAN TAHUN 2017
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah merupakan gaya yang
diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah akibat kontraksi
jantung dan dipengaruhi oleh elastisitas dinding pembuluh (Tortora &
Derrickson, 2009). Penatalaksanaan hipertensi terbagi dua yaitu, terapi
farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan hipertensi secara non-
farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih
sehat, salah satunya terapi merendam kaki dengan air hangat yang
bertemperatur 39 - 40|C. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak
fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana
hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan
aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang
akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh
(Lalage, 2015). Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk
melakukan terapi non farmakologi pada asuhan keperawatan kelurga
binaan mengenai pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi
2. Tujuan

Penelitian untuk mengetahui pengaruh rendam kaki dengan air hangat


terhadap penurunan tekanan darah pasien dengan hipertensi.
B. Tinjauan Teori

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai


tekana darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan
darah lebih dari atau sama dengan 90 mmHg
Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg
dan tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi (WHO)
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus – menerus lebih dari satu periode
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
Lampiran Jurnal Reading

normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat
diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada
umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik
antara 90-95 mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi (sylvia A,
pierce. 533)
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Hipertensi esensial/primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebab atau
idiopatik selanjutnya ada Hipertensi sekunder/renal yaitu merupakan
berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi esensial, akan tetapi belum
terdapat keterangan pasti yang dapat menjelaskan penyebabnya.
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga
semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah. Secara mudah tekanan darah dapat
dituliskan dengan formulasi sebagai berikut :
Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer
Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah
dipengaruhi juga oleh tekanan atrium kanan, akan tetapi karena tekanan
atrium kanan mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai pengaruh.
Penatalaksanaan hipertensi terbagi dua yaitu, terapi farmakologis dan non
farmakologis. Pengobatan hipertensi secara non-farmakologisdapat
dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat,

C. Aplikasi dalam asuhan keperawatan keluarga

Pada penelitian ini yang dilakukan adalah terapi rendam air hangat pada kaki.
Penatalaksanaaan dan terapi pada penderita hipertensi bukan hanya terapi
farmakolog tetapi juga non farmakologi dapat membantu menurunkan
tekaanan darah pada penderita hipertensi. Pada penelitian -penelitian
sebelumnya juga membuktikan bahwa rendam air hangat ini dapat membantu
dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Secara ilmiah air
hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada
pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan
didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh. Sehingga penulis juga tertarik untuk
mengaplikasikan terapi rendam air hangat ini untuk dapat menurunkan dan
mengontrol tekanan darah tinggi penderita hipertensi.

D. Kesimpulan dan Saran


Lampiran Jurnal Reading

kesimpulan
 Didapatkan hasil bahwa usia jenis kelamin seseorang memberikan
pengaruh terhadap tekanan darah seseorang itu dikarenakan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapatkan risiko
hipertensi. Diakibatkan juga oleh perubahan alamiah di dalam tubuh
yang meempengaruhi jantung pembuluh darah dan hormone.
 Ada pengaruh rendam air hangat terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi.

Saran
Setelah mendapatkan hasil tentang pengaruh rendam air hangat terhadap
penurunan tekanan darah dapat disarankan agar penderita hipertensi dapat
melakukan dan mengaplikasikan terapi ini di rumah dalam mengontol dan
menurunkan tekanan darah ditambah dengan menjaga pola hidup yang sehat.
Lampiran Jurnal Reading
Lampiran SOP Rendam Air Hangat

SOP RENDAM AIR HANGAT DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH

Topik : Cara Mengontrol Hipertensi


Terapi Komplementer “ Rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah”
Waktu : 30 Menit
Tempat : Desa Warisa Jaga V

1. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan selama 30 menit, klien mampu memahami dan
mempratekkan tentang terapi rendam kaki menggunakan air hangat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
Tujuan Khusus :
Klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dan pengertiann terapi rendam kaki
menggunakan air hangat untuk menurunkan tekanan darah dengan bahasanya
sendiri
b. Menjelaskan manfaat dari terapi rendam kaki menggunakan air hangat untuk
menurunkan tekanan darah
c. Menjelaskan langkah-langkah dari terapi rendam kaki menggunakan air hangat
untuk menurunkan tekanan darah
A. Pengertian Hipertensi dan Rendam Kaki Air Hangat
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
2. Pengertian Rendam Kaki air hangat
Rendam kaki air hangat adalah satu terapi non farmakologis yang mudah dan
murah yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Pengobatan secara non Farmakologis dapat dilakukan dengan
mengubah gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi dengan rendam kaki
Lampiran SOP Rendam Air Hangat

menggunakan air hangat dilakukan setiap saat. Efek rendam kaki air hangat sama
dengan berjalan kaki telanjang selama 20-30 menit

B. Manfaat
Manfaat merendam kaki dengan air hangat akan membuat pembuluh darah melebar dan
meningkatkan sirkulasi darah. Ini dapat merelaksasikan seluruh tubuh dan mengurangi
kelelahan dari hari yang penuh dengan aktifitas.
Secara Ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak
pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar.

C. Langkah- Langkah
Alat bahan
1. Baskom/ Ember
2. Air/Hangat bertemperatur 39-40˚c
3. Handuk
4. Termometer (jika ada)
5. Sphygmo-manometer
6. Stestoskop
Prosedur
1. Siapkan air hangat dengan maksimal panas 40˚c
2. Masukkan air hangat ke dalam baskom dengan banyak air 15cm ,tambahkan sedikit
air dingin apabila terlalu panas
3. Masukkan kedua kaki ke dalam baskom yang telah terisi air hangat
4. Biarkan kaki direndam selama ± 15 menit
5. Lakukan rendam kaki air secara rutin satu kali sehari
6. Kemudian mengukur tekanan darah setelah melakukan terapi
Referensi

Nurul Solechach. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Terhadap Penurunan Tekanan darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di
Puskesmas Bahu Manado

I Kadek Suparianto (2017). Satuan Acara Penyuluhan Rendam Kaki Air Hangat
Lampiran SOP Rendam Air Hangat

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan          : Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi dalam
memanajemen kesehatan yang Efektif
Sasaran              : Keluarga Binaan
Tanggal :
Waktu               : 45 menit
Tempat : Rumah Keluarga

1.   TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mendapat penjelasan tentang Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi
dalam memanajemen kesehatan yang Efektif selama 45 menit, diharapkan kelompok lansia
dapat mengerti dan memahami tentang Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi
dalam memanajemen kesehatan yang Efektif

2.   TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapatkan penjelasan kelompok lansia mampu :
1. Mengerti dan memahami Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi dalam
memanajemen kesehatan yang Efektif
2. Mampu Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi dalam memanajemen
kesehatan yang Efektif serta patuh dalam minum obat
3.   Garis – garis Besar Materi
1. Pengertian Hipertensi
2. Faktor Risiko Hipertensi
3. Komplikasi Hipertensi
4. Cara Mengukur Tekanan Darah
5. Mengendalikan Hiertensi dengan Patuh
6. Tips Mengontrol Hipertensi
7. Mengatur Pola Makna
Lampiran SOP Rendam Air Hangat

8. Pencegahan Hipertensi

4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
5. Media
- Leaflet
6. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Respon Waktu


1.       1. Pre Interaksi
1.      Membalas salam
1.      Memberi salam pembuka dan memperkenalkan
diri 2.      Mendengarkan 5 Menit

2.      Menjelaskan Tujuan 3.      Memberi Respon


3.      Kontrak Waktu

2.       2. Isi
Menjelaskan Penjelasan tentang Mengenal Mendengarkan dengan 35
Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi dalam penuh perhatian Menit
memanajemen kesehatan yang Efektif

3.       3. Penutup
1.      Tanya Jawab 1.      Menanyakan hal yang
2.      Menyimpulkan Hasil Penyuluhan belum jelas 5 Menit

3.      Memberi Salam Penutup 2.      Aktif bersama


menyimpulkan
3.      Membalas salam

7. Evaluasi
1.      Mengajukan Pertanyaan Lisan
 Kelompok Lansia coba jelaskan apa itu hipertensi ?
Lampiran SOP Rendam Air Hangat

 Bagaimana cara mencegah hipertensi ?


2.      Observasi
 Respon/tingkah laku Ibu saat diberi pertanyaan : apakah diam atau menjawab (benar
atau kurang tepat)
 Kelompok lansia antusias atau tidak dalam bertanya hal yang tidak diketahui tentang
Mengenal Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi dalam memanajemen kesehatan
yang Efektif
Lampiran SAP Penyuluhan Hipertensi

MATERI HIPERTENSI DAN PENCEGAHANNYA


A. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan Darah Tinggi adala suatu keadaan di mana tekanna darah
sistolik >140 mmHg dana tau tekanna darah sisitolik <90 mmHg
B. Faktor Risiko Hipertensi
1. Risiko Yang tidak dapat dimodifikasi
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat Keluarga (Genetik)
2. Risiko yang dapat dimodifikasi
a. Kegemukan (Obesitas)
b. Merokok
c. Kurang aktivitas
d. Konsumsi garam berlebihan
e. Dyslipidemia
f. Konsumsi alcohol berlebihan
g. Psikososial dan stress
C. Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit Jantung
2. Stroke
3. Penyakit Ginjal
4. Retinopati (Kerusakan Retina)
5. Penyakit Pembuluh darah Tepi
6. Gangguan Saraf
7. Gangguan Serebral otak
D. Cara Mmengukur Tekanan Darah
1. Mempersilahkan Paien untuk duduk 3-5 menit sebelum dilakukan
pemeriksaan TD
Sebellum pengukuran:
- Pasien Harus dalam keadaan tenang
Lampiran SAP Penyuluhan Hipertensi

- Kandung kemih kosong


- Hindari konsumsi kopialkohol dan rokok minimal 30 menit sebelum
pengukuran
2. Gunakan ukuran minset yang sesuai dengan ukuran. Posisi batas bawah
manset sekitar 2.5 cm di atas siku
3. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan kondisi sebagai berikut
- Posisi duduk bersandar dan rileks
- Lengan di posisikan di atas meja dengan ketinggan selevel jantung
- Posisi kaki tidak menyilang dan telapak kaki rata menyentuh lantai
- Apabila menggunakan baju lengan panjang usahan lipatan baju tidak
menghambat aliran darah
- Selama pengukuran dilarang bergerak dan berbicara
4. Melakuka pengukuran tekanan darah sebanyak 2 kali beri jeda 1 – 2 menit
serta pengukuran tambahan atau pengukuran ketiga dapat dapat dilakukan
jika pengukuran kedua memiliki hasil lebih dari 5 mmHg pertimbangkan
menggunakana nilai rerata TD jika di anggap lebih tepat
5. Pada kunjungan pertama Ukur TK pada kedua lengan untuk mendeteksi
kemungkinan adanya perbedaan. Pada pengukuran selanjutnya
menggunakan sisi lengan dengan pengukuran tertinggi sebagai referensi
E. Kendalikan Hipertensih
- Periikksa Kesehatan Secara Rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dnegan pengobatan
- Tetap diet dengan gizi seimbang
- Upayakan aktivitas fisik dengan aman
- Hindari asap rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya
F. Tips Mengontrol Hipertensi
- Ketahui Tekanan Darah Anda
- Kontrol TD secara teratur
- TD tinggi sering teanpa gejala
- TD yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi
Lampiran SAP Penyuluhan Hipertensi

- Pastikan Ketersediaan obat dirumah


- Obat penting untuk menjaga tekanan darah
- Minum obat teratur
- Ketahui efek samping obat yang diminum
- Berhati-hati menggunakan obat bebas.
G. Mengatur Pola Makan
- Batasi Gula
- Batasi konsumsi garam secara berlebihan
- Batasi daging berlemak tinggi
- Perbanyak mengonsumsi buah dan sayur
H. Pencegahan Hipertensi
- Cek Kesehatan Secara Rutin
- Enyahkan Asap Rokok
- Rajin AKtivitas Fisik
- Diet Seimbang
- Istirahat Cukup
- Kelola Stres
SUMBER LITERATUR

http://www.academia.edu/10608381/hipertensi_penyuluhan

Departemen Kesehatan RI. 2007. Mengenal Hipertensi dan Pencegahannya. Jakarta


Lampiran Leaflet Penyuluhan Hipertensi
Lampiran Leaflet Penyuluhan Hipertensi
Lampiran ADL Mahasiswa

ACTIVITY DAILY LIFE


UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 2001114104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kep.
NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT
1 Selasa, 3 Nov 09.00 Melakukan pre conference dengan
2020 Kelompok 5 keperawatan Keluarga
Lampiran ADL Mahasiswa Bersama dengan CT Ns. Lenny Gannika,
M.Kep:
Arahan :
Sudah bisa mulai pengkajian

2 10.00 -10.30 Melakukan Persiapan untuk melakukan


pengkajian kepada Pasien

3 11.00-13.00 Melakukan pengkajian Kepada keluarga


resume dengan diagnosa Stroke di Desa
Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara pada Resume Keluarga

4 13.00-14.00 Melakukan pengkajian hari I kepada


keluarga binaan Tn. M.S di Desa Warisa
Kecematan Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara

5 14.30 Mengukur TD Ny H.K dan Tn. M.S


Tn. M.S
TD : 140/80 mmHg

Ny H.K
TD: 130/80 mmHg
6 16.00 Melakukan Post Confrence Bersama
anggota kelompok 5
Rencana Besok :
Melanjutkan pengkajian hari 2 baik
resume dan keluarga binaan
Lampiran ADL Mahasiswa

ACTIVITY DAILY LIFE


UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kep.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Rabu, 4 Nov 09.15 Melakukan pre conference dengan
2020 Kelompok 5 Keperawatan keluarga
Bersama dengan pembimbing klinik
Ns Lenny Gannika, M.Kep
Arahan :
- Lanjutkan Pengkajian bagi
yang belum dan tegakkan
diagnosa sampai intervensi
- Hari jumat akan dilakukan
pemeriksaan pengkajian oleh
CT

2 10.00 Melakukan Persiapan untuk


-10.43 melakukan Implementasi kepada
Pasien Resume
3 11.00-13.30 Melakukan Implementasi Kepada
pasien Ny.S.K dengan diagnosa
Stroke di Desa Warisa Kecamatan
Lampiran ADL Mahasiswa

Talawaan Kabupaten Minahasa Utara

4 Mengukur Tanda Tanda Vital Ny. S.K


dengan Diagnosa Stroke
Hasil:
TD: 120/70 mmHg
RR: 18x/m
N: 78 x/m
Suhu: 36,8

Edukasi kepada Pasien dan Keluarga


tentang pengurangan risiko jatuh dan
tujuan aktivitas fisik dan gerak
mobilisasi
Lampiran ADL Mahasiswa

5 13.30-15.30 Melakukan pengkajian hari ke II


kepada keluarga binaan di Desa
Warisa Kec. Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara

6 16.00 Melakukan Post Confrence Bersama


anggota kelompok 5 stase keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Menyusun pengkajian yang
sudah dibuat dan di tegakkan
diagnosa sampai dengan
intervensi untuk keluarga
binaan.
- Pada hari Jumat akan
dilakukan pemeriksaan
pengkajian oleh CT
Lampiran ADL Mahasiswa

ACTIVITY DAILY LIFE


UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kep.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Jumat, 6 Nov 08.00-09.56 Melakukan pre conference dengan Kelompok
2020 5 Keperawatan Keluarga Bersama dengan CT
Ns Lenny Gannika , M.Kep sekalian dengan
pemeriksaan pengkajian keluarga binaan
Arahan:
- Untuk genogram tambahkan
penjelasan
- Buat sedetail mungkin
- Anggota kelompok yang lain harap
membuat seperti yang dijelaskan
- Melanjutkan dengan penyusunan
laporan intervensi dan melanjutkan ke
implementasi

2 10.00 -10.43 Melakukan Persiapan untuk melakukan


Implementasi kepada Pasien resume

2 11.13-13.45 Melakukan Implementasi hari ke II Kepada


pasien Ny.S.K dengan diagnosa Stroke di
Desa Warisa Kecamatan Talawaan
Kabupaten Minahasa Utara
Lampiran ADL Mahasiswa

3 Membantu aktvitas Mobilisasi gerak pada


Ny. S.K

4 Edukasi dan melakukan pijatan kaki untuk


merelaksasikan sirkulasi darah pada Ny. K
untuk mncegah risiko perfusi serebral tidak
efektif.
Lampiran ADL Mahasiswa

5 15.30 Diskusi dengan keluarga binaan dalam


penentuan skoring untuk diagnosa yang
sudah ditentukan

6 16.00-selesai Melakukan Post Confrence kelompok 5


Keperawatan Keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Lanjutkan untuk pennegakkan
intervensi
- Lakukan skoring kepada keluarga
Lampiran ADL Mahasiswa

7 19.00 Penyusuan intervensi dan laporan untuk


implementasi resume dan intervensi yang
akan dilakukan pada keluarga binaan
Lampiran ADL Mahasiswa

ACTIVITY DAILY LIFE


UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kep.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Sabtu, 7 Nov 09.00 Melakukan pre conference dengan Kelompok 5
2020 Keperawatan Keluarga
Perencanaan hari ini:
- Melanjutkan penyusunan intervensi
- Mencari jurnal pendukung untuk
intervensi
- Menyusun laporan implementasi bagi
yang sudah melaksanakan implementasi
baik pada pasien resume maupun
keluarga binaan
2 12.00-14.00 Menyusun laporan implementasi II kepada
keluarga resume dan melanjutkan persiapan
intervensi yang akan dilakukan minggu depan
kepada keluarga binaan.
Lampiran ADL Mahasiswa

3 16.00-selesai Melakukan Post Confrence kelompok 5


Keperawatan Keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Lanjutkan untuk pennegakkan intervensi
- Lakukan skoring kepada keluarga
ACTIVITY DAILY LIFE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kes.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Senin, 9 Nov 09.00 Melakukan pre conference dengan
2020 Kelompok 5 Keperawatan Kelurga
Bersama dengan pembimbing klinik Ns
Lenny Gannika, M.Kep
Perencanaan hari ini:
- Akan dimulai implementasi hari
pertama bagi keluarga binaan
dengan memberikan penyuluhan,
mengukur TTV, dan terapi
komplementer
- Lanjutkan implementasi resume hari
III
3 12.00-13.00 Melakukan Implementasi hari ke III
Kepada pasien Ny.S.K dengan diagnosa
Stroke di Desa Warisa Kecamatan
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara

4 12.30 Mengukur Tanda Tanda Vital Ny. S.K


dengan Diagnosa Stroke
Hasil:
TD: 130 mmHg
RR: 18x/m
N: 78 x/m
Suhu: 36,8

5 12.55 Membantu aktvitas Mobilisasi gerak pada


Ny. S.K dan sekaligus melatih rom pada
Ny.S.K
6 16.00 Melakukan post conference Bersama
kelompok 5 keperawatan keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Melanjutkan untuk implementasi
kepada keluarga binaan dengan
kasus hipertensi
- Mengirim laporan pada CT paling
lambat Selasa, 10 November 2020
pukul 20.00 WITA
7 21.00 Memeriksa Tekanan darah Tn. M.S dan
NY. H.K sebelum dilakukan tindakan
keperawatan

8 21.15 Melakukan implementasi Hari I kepada


keluarga binaan
TUK 1: melakukan penyuluhan tentang
hipertensi pada keluarga
9 21.55 Melakukan TUK 2 Memberikan fasilitasi
pengambilan keputusan kolaboratif dan
membantu dalam membuat pilihan dalam
menangani masalah kesehatan yaitu dengan
memberikan solusi pilihan rendam air
hangat dan senam hipertensi

10 22.10 TUK 3 : Memberikan terapi komplementer


rendam kaki air hangat pada keluarga
binaan guna menurunkan dan mengontrol
tekanan darah tinggi pada penderita
hipertensi

11 TUK 3 : Melakukan tindak lanjut dan


strategi risiko pada keluarga binaan
ACTIVITY DAILY LIFE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kes.

NO Hari/Tangga Jam Kegiatan Keterangan CT


l
1 Selasa, 10 09.15 Melakukan pre conference dengan
Nov 2020 Kelompok 5 Keperawatan Kelurga
Bersama dengan pembimbing klinik Ns
Lenny Gannika, M.Kep
Perencanaan hari ini:
- Melanjutkan Implementasi hari ke
II untuk keluarga binaan
- Untuk terapi komplementer boleh
disesuaikan agar keluarga tidak
bosan
- Terapi komplementer untuk hari ini
akan di lakukan terapi Teknik
relaksasi napas dalam dalam TUK
3 dan pada TUK 4 akan
menganjurkan untuk manajemen
lingkungan dan menekankan pola
hidup sehat
2 19.00 Mengukur Tanda Tanda Vital Ny. H.K dan
Tn M..S
Hasil:
TD Ny. HK: 130/80 mmHg
TD Tn M.S : 140/90 mmHg
Dan mengedukasi dalam memodifikasi
lingkungan kepada keluarga binaan dalam
menciptakan lingkungan yang tenang.
3 19.10-19.40 Melakukan Terapi Komplementer Teknik
Relaksasi nafas dalam kepada keluarga
binaan dan
4 16.00 Melakukan post conference Bersama
kelompok 5 keperawatan keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Melanjutkan untuk implementasi
kepada keluarga binaan dengan
kasus hipertensi dan untuk terapi
komplementer bisa disesuaikan
- Mengirim laporan pada CT paling
lambat Selasa, 10 November 2020
pukul 20.00 WITA
ACTIVITY DAILY LIFE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kes.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Rabu, 11 Nov 09.00 Melakukan pre conference dengan
2020 Kelompok 5 Keperawatan Kelurga
Perencanaan hari ini:
- Melanjutkan Implementasi hari ke
IIIuntuk keluarga binaan
- Untuk terapi komplementer boleh
disesuaikan agar keluarga tidak
bosan
- Terapi komplementer untuk hari
ini akan di lakukan terapi rendam
kaki air hangat TUK 3 dan pada
TUK 5 akan menganjurkan untuk
keluarga dapat menggunakan
fasilitas layanan kesehatan yang
ada dalam mengontrolkan
penyakitnkeluarga.
2 17.10 Mengukur Tanda Tanda Vital Ny. H.K
dan Tn M..S
Hasil:
TD Ny. HK: 130/80 mmHg
TD Tn M.S : 140/90 mmHg
Dan mengedukasi keluarga untuk dapat
mengontrolkan masalah kesehatan kepada
layanan fasulitas kesehatan yang ada

3 17.15 Melakukan Terapi rendam kaki di air


hangat kepada keluarga binaan sekaligus
dengan supervise dari dosen pembimbing
4 16.00 Melakukan post conference Bersama
kelompok 5 keperawatan keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Melanjutkan untuk implementasi
kepada keluarga binaan dengan
kasus hipertensi dan untuk terapi
komplementer bisa disesuaikan
ACTIVITY DAILY LIFE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kes.

NO Hari/Tangga Jam Kegiatan Keterangan CT


l
1 Kamis, 12 09.00 Melakukan pre conference dengan
Nov 2020 Kelompok 5 Keperawatan Kelurga
Perencanaan hari ini:
- Melanjutkan Implementasi hari
ke IV untuk keluarga binaan
- Untuk terapi komplementer
boleh disesuaikan agar keluarga
tidak bosan
- Terapi komplementer untuk hari
ini akan di lakukan terapi
mendengarkan musik klasik
2 19.00 Mengukur Tanda Tanda Vital Ny. H.K
dan Tn M..S
Hasil:
TD Ny. HK: 130/90 mmHg
TD Tn M.S : 130/70 mmHg
Dan mengedukasi keluarga untuk dapat
mengontrolkan masalah kesehatan
kepada layanan fasulitas kesehatan yang
ada
3 19.10-20.10 Melakukan terapi komplementer
mendengarkan musik klasik

4 16.00 Melakukan post conference Bersama


kelompok 5 keperawatan keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Membuat laporan secara full dan
dikumpulkan kepada dosen
pembimbing
- Pada hari Jumat akan di adakan
evaluasi Bersama dengan CT
ACTIVITY DAILY LIFE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PROFESI NERS

NAMA : Militia Christy Aprilia Sundalangi, S.Kep.


NIM : 20014104027
CT : Ns.Lenny Gannika, S.Kep, M.Kes.

NO Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan CT


1 Jumat, 13 09.00 Melakukan pre conference dengan
Nov 2020 Kelompok 5 Keperawatan Kelurga
Perencanaan hari ini:
- Melanjutkan Implementasi hari
ke IV untuk keluarga binaan
- Untuk terapi komplementer
boleh disesuaikan agar keluarga
tidak bosan
- Terapi komplementer untuk
hari ini akan di lakukan terapi
mendengarkan musik klasik
2 13.00 Melakukan evaluasi implementasi
Bersama dengan CT Ns Lenny
Gannika, M.Kep.
Serta mendapatkan arahan dan
bimbingan

4 16.00 Melakukan post conference Bersama


kelompok 5 keperawatan keluarga
Rencana Selanjutnya :
- Membuat laporan secara full
dan dikumpulkan kepada dosen
pembimbing paling lambat hari
minggu pukul 12 siang
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, (2016). Profil Dins Kesehatan


Dinas Provinsi Sulawesi Utara, Sulut
Diagnose Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Irianto Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular,
Panduan Klinis, Bandung : Alfa Beta

Kholifah Siti Nur (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Modul


bahan ajar cetak keperawatan. Jakarta

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan

Sarkomo. (2016). Gambaran tingkat kecemasa keluarga pasien hipertensi di


ruang mawar. http://www.scribd.com/1444261/ diakses tanggal 3
november 2020

Anda mungkin juga menyukai