Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PENURUNAN

FUNGSI DIGESTI DAN NUTRISI

Nama : Natasya Ruth Entiman


NIM: 19011104056
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengeksresikan sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri
mulut, kerongkongan, lambung usus halus, usus besar dan anus. Pada penyakit saluran
cerna, terapi gizi merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk mempertahankan status
gizi pasien.Gangguan pada saluran cerna atas yang terdiri dari mulut, esofagus dan
lambung yang memiliki implikasi gizi yag memerankan fungsi mekanis dan kimia dalam
proses pencernaan. Gangguan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas sebagian besar
berakibat terhadap asupan makan dan toleransi terhadap tekstur serta jenis makanan
tertentu.
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-gejala
mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya
salah satunya pada gangguan pencernaan. Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan
zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti
meliputi: (1) pengambilan makanan (prehensi), (2) memamah (mastikasi), (3) penelanan
(deglutisi), (4) pencernaan (digesti), dan (5) pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).
Lanjut usia (Lansia) secara definisi adalah Proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
B. Tujuan
- Untuk mendeteksi masalah pencernaan pada lansia
- Untuk mengetahui tahapan pemeriksaan awal bagi lansia dengan gangguan pencernaan

LANDASAN TEORI
Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia. Seiring
dengan pertambahan usia maka fungsi organ-organ tubuh akan mengalami kemunduran, baik
secara fisik maupun psikologis. Perubahan fisik pada lanjut usia (lansia) akibat penurunan fungsi
organ tubuh secara degenerative yang berdampak terhadap kesehatan dan aktivitas lansia sehari-
hari. Asupan makan sangat mempengaruhi proses menua karena seluruh aktifitas sel atau
metabolisme dalam tubuh memerlukan zat-zat gizi yang cukup. Sedangkan faktor internal yang
mempengaruhi proses menua adalah perubahan Biologis, yang pada akhirnya juga dapat
mempengaruhi status gizi.
Malnutrisi Kegemukan pada lansia timbul karena kebiasaan makan banyak pada usia
muda, yang tidak dikurangi ketika memasuki masa usia lanjut. Padahal, kebutuhan energi dan
aktivitasnya telah jauh berkurang. Berat badan kurang pada lansia disebabkan karena minimnya
asupan akibat berkurangnya nafsu makan, adanya gangguan penyakit, faktor kejiwaan, atau
karena masalah sosial ekonomi. Kekurangan vitamin pada lansia, biasanya terjadi karena
minimnya asupan buah dan sayuran. Kondisi ini dapat menyebabkan lansia kurang napsu makan,
cepat pikun, daya tahan tubuh menurun, kulit tampak kering, dan terlihat lesu. Masalah Gizi
Penurunan fisik, psikis, dan metabolisme pada lansia merupakan faktor utama timbulnya
masalah gizi. Penurunan faktor fisik dapat diamati pada kurangnya kemampuan mencerna
makanan.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat dan bahan: Alat dan bahan yang digunakan adalah handscoon dan minyak urut
(minyak zaitun).
Tahap orientasi:
Menyapa klien, memperkenalkan diri, memberitahukan maksud dan tujuan dilakukan
Pengkajian tersebut, dan tanyakan kebersediaan klien untuk terlibat dalam pengkajian
yang akan di yang akan dilaksanakan.
Tahap Kerja:
- Meminta klien untuk berbaring telentang
- Meminta izin untuk membuka pakaian yang menutupi area perut klien, dengan tetap
menjaga privacy klien.
- Tuang minyak secukupnya ke telapak tangan dan mulai proses pengurutan
ada 4 tahap
-tahap 1
Usap bagian perut dengan kedua tangan dari tengah menuju ke puncak iliaka
lalu turun menuju ke pangkal paha (seperti gerakan memutar)
- tahap 2
Usap abdomen secara sirkuler mengikuti usus besar. Dimulai dari kwadran
kanan bawah menuju mengikuti kolon asendens, kemudian ke arah kiri
mengikuti kolon transfersum lalu ke kwadran kiri bawah mengikuti kolon
desenden. Tindakan ini membantu mendorong materi feses sepanjang usus
untuk dibawa ke rectum. Lakukan usapan ini beberapa kali sambil
meningkatkan kekuatannya usapan untuk menstimulasi kontrasi. jadi hal ini dilakukan
dari kanan bawah ke kanan atas, dari kanan atas ke kiri lalu ke kiri bawah
-tahap 3
Lakukan pengusapan secara melingkar pada ujung bawa kolon desendens dengan satu
tangan secara cepat. Gunakan jari-jari tangan untuk agar dapat memecahkan massa feses
di dalam ujung kolon desendens sehingga lebih mudah masuk ke rektum.
- tahap 4
Lakukan usapan pada dinding perut, utamanya pada area umbilicus untuk
merelaksasikan kembali otot-otot perut, lalu bersihkan dengan tissue.
selalu menanyakan kenyamanan pasien selama proses mesase.
Tahap Terminasi
- Tanyakan pada lansia jika ada hal yang mungkin ingin lansia sampaikan dan tanyakan
terkait pengkajian yang sudah dilakukan
- Kontrak waktu ulang dengan lansia jika diperlukan
- Ucapkan terima kasih

Kesimpulan

Masase abdomen merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada
lansia yang menderita konstipasi. Masase abdomen dilakukan untuk menangani penumpukan
feses di usus besar dan di rektum. Perhatikan kenyamanan dan tanyakan perasaan klien selama
proses masase. Bila klien merasa tidak nyaman, kurangi kekuatan dan kedalaman usapan. hal ini
bisa dilakukan selama beberapa hari sampai masalah konstipasi pads lansia dapat teratasi.
REFERENSI
- Ubaidillah Nizamuddin. 2021. ROSES PENUAAN DALAM PERSPEKTIF
KARDIOVASKULAR. Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
- Nurchayo Heru. 2005. SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (DIGESTI). Dosen Jurdik
Biologi, FMIPA, UNY

Anda mungkin juga menyukai