Anda di halaman 1dari 12

Organ Sistem Pencernaan Manusia Beserta Fungsinya

Setiap harinya, manusia memerlukan energi untuk menjalani rutinitas. Nah, energi ini dapat diperoleh
dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang nantinya diolah oleh tubuh.

Dalam proses pengolahan tersebut, ada yang namanya sistem pencernaan. Makanan yang telah melalui
proses tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk feses.

Sistem pencernaan merupakan rangkaian proses yang dilakukan oleh organ pencernaan untuk mengolah
makanan agar dapat diserap nutrisinya dan diubah menjadi energi. Organ-organ tersebut memiliki
fungsi dan perannya masing-masing dalam mengolah makanan.

Organ-organ Sistem Pencernaan dan Fungsinya

Mengutip buku IPA Terpadu karya Mikrajuddi dkk, berikut organ-organ yang berperan dalam sistem
pencernaan beserta fungsinya.

1. Mulut

Proses pencernaan yang pertama berlangsung di dalam mulut. Ketika makanan masuk ke dalam mulut,
maka gigi, lidah, dan kelenjar ludah akan akan membantu proses tersebut.

Pada rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Gigi akan mengunyah
makanan hingga menjadi halus agar enzim-enzim pencernaan dapat mencerna makanan lebih cepat dan
efisien.

Pada kelenjar ludah ada yang namanya saliva atau air liur. Ludah memiliki enzim ptialin (amilase) yang
berfungsi mengubah makanan yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana atau
maltosa.

2. Kerongkongan
Kerongkongan atau esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Fungsi dari kerongkongan sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung.

Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung.

Gerakan kerongkongan ini disebut sebagai gerak peristalsis, yang berarti gerakan kembnag kempis
kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung.

Makanan berada di dalam kerongkongan selama enam detik. Bagian pangkal kerongkongan atau faring
berotot lurik yang bekerja secara sadar menurut kehendak manusia dalam proses menelan.

Lambung merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut. Proses pencernaan
selanjutnya terjadi di lambung.

Lambung memiliki tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan
bagian bawah (pilorus). Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot ini menyebabkan lambung berkontraksi.

Akibatnya, makanan teraduk dengan baik sehingga bercampur merata dengan getah lambung. Ini
disebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur.

Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah tersebut mengandung air lendir, asam lambung, enzim renin, dan
enzim pepsinogen.

Getah lambung bersifat asam karena mengandung asam lambung yang berfungsi membunuh kuman
penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin.
Nantinya, pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Sedangkan enzim renin
berperan menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya kedua enzim
tersebut menunjukkan proses pencernaan di lambung terjadi secara kimiawi.

4. Usus Halus

Selanjutnya yaitu usus halus. Organ ini merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua
belas jari, usus kosong dan usus penyerap.

Di usus dua belas jari, terdapat saluran getah pankreas dan saluran empedu. Getah pankreas
mengandung sejumlah enzim, yaitu amilase, lipase dan tripsinogen.

Dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan enzim-enzim dari pankreas,
empedu, dan hati seperti tripsin, amilase, maltase, sukrase, laktase, dan lipase.

Setelahnya, proses penyerapan akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat diserap langsung oleh usus halus.

5. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus seperti selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus
besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri E. Coli yang membantu proses pembusukan
sisa-sisa makanan menjadi feses.

Selain membusukkan sisa-sisa makanan, bakteri tersebut juga menghasilkan vitamin K yang berperan
dalam proses pembekuan darah. Banyak sisa makanan di usus besar yang masih mengandung air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan menjadi fungsi penting dari usus besar.

Perjalanan makanan sampai di usus besar mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus
besar makanan dapat disimpan selama 24 jam.
6. Anus

Sebelum dikeluarkan melalui anus, feses akan disimpan di dalam rektum. Sensor di rektum akan akan
mengirim sinyal ke otak untuk memutuskan apakah feses perlu dikeluarkan atau tidak.

Setelah itu, feses yang siap dibuang akan dikeluarkan melalui anus. Otot anus berfungsi untuk menahan
dan menjaga feses agar tidak keluar dari rektum sebelum saatnya.

GAngguan saluran cerna

Macam-macam Gangguan Pencernaan

Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang diserap
tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel. Selain itu, sistem pencernaan juga
berfungsi memilah dan membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran
gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus besar,
kantong empedu, dan pankreas. Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat berlangsung singkat dan
sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya dapat berlangsung lama dan mungkin
membutuhkan terapi untuk mengatasinya. Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum
terjadi adalah sebagai berikut:

1. GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis gangguan pencernaan yang terjadi saat asam
lambung naik menuju kerongkongan. Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter
bagian bawah kerongkongan. Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke lambung.
Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat
asam lambung naik ke kerongkongan.

GERD dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi terbakar di dada, nyeri dada, kesulitan
menelan, mual, muntah, dan batuk. Diagnosis penyakit GERD dapat dilakukan melalui pemeriksaan
esofagogastroduodenoskopi. Kemudian, untuk mengatasinya Anda pun perlu mengubah gaya hidup dan
pola makan, termasuk:

Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil

Tidak langsung berbaring setelah makan

Menghindari makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein

Meninggikan kepala saat tidur

terapi farmakologi

2. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis gangguan pencernaan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat pereda nyeri
dalam jangka panjang.

Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap, penurunan berat
badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu makan. Untuk melakukan diagnosis tukak
lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.

3. Batu Empedu

Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat cairan empedu mengandung
terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa metabolisme. Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan
empedu mengalami hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:

Nyeri kolik

Radang kantung dan saluran empedu

Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)


Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan kondisi:

Gemuk

Berusia lebih dari 40 tahun

Perempuan

Usia subur

Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak

Sering buang angin

Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di bagian perut kanan
atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga operasi.

4. IBS

IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri gangguan pencernaan, termasuk sakit
perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan
berturut-turut. Gejala lainnya ialah kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses.
Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun, faktor-faktor tertentu seperti infeksi
bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi
makanan tertentu diduga berkaitan dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan
beberapa cara di bawah ini:

Menghindari makanan yang memicu gejala

Mengurangi stres

Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat

Olahraga secara teratur dan istirahat cukup

5. IBD

Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di saluran
pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Jenis gangguan
pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu
makan, demam, serta penurunan berat badan.
Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan yang
tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga
memicu terjadinya peradangan. IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan
laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya. Perawatan khusus
seperti obat-obatan diperlukan untuk:

Mengurangi peradangan

Memblokir respons kekebalan

Mengobati atau mencegah infeksi

Mengobati diare parah

Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan terhadap diare,
atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa. Namun, adakalanya
pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi seperti obstruksi usus atau abses.

6. Diare
Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang dikatakan menderita diare apabila
mengalami peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai tekstur feses
yang lebih cair. Adapun penyebab gangguan pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus
atau bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan. Selain peningkatan frekuensi BAB,
beberapa gejala diare lainnya termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya darah pada
tinja.

Diare dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya jenis gangguan
pencernaan ini sangat mudah diobati, namun pada kasus diare parah yang tidak segera ditangani bisa
berakibat fatal, khususnya pada anak-anak. Penderita diare membutuhkan obat yang bermanfaat untuk
menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

7. Konstipasi atau Sembelit

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau jarang buang air besar. Apabila Anda
buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami sembelit.
Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini
antara lain:

Mengejan saat buang air besar

Merasa seperti ada penyumbatan di rektum sehingga feses sulit dikeluarkan

Merasa tidak tuntas setelah buang air besar


Memerlukan bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menggunakan jari tangan atau menekan
perut

Sembelit bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kurangnya konsumsi makanan berserat, kurang
minum air, hingga pengaruh obat-obatan seperti antasida atau obat antiinflamasi non-steroid. Selain itu,
penyebabnya juga bisa dari intralumen seperti feses yang keras ataupun tumor. Sedangkan penyebab
dari ekstralumen bisa karena pendesakan lumen usus oleh massa organ lain. Memperbanyak asupan
serat, cairan, dan olahraga akan membantu mengatasi kondisi ini. Anda juga dapat mengonsumsi obat
pencahar atau pelunak feses sebagai solusi sementara.

8. Wasir atau Hemoroid

Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih sering
dialami oleh orang di atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang terasa
menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.

Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat BAB,
bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu sembelit
kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare
kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.
Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi
banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut,
maka dibutuhkan tindakan operasi.

setelah membaca sedikit perkenalan tentang gangguan saluran cerna, sekarang mari kita simak
penjelasan di video

Sembunyikan

Anda mungkin juga menyukai