BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN

1. Ekstrak daun bayam cina (Amaranthus tricolor L.)

2. CO2
3. Larutan untuk kerangka dan pengamatan jaringan lunak
4. Larutan Bouin
5. KOH 0,5%
6. KOH 1%
7. Etanol 90%
8. Gliserin 5%
9. Gliserin 20%
10. Gliserin 40%
11. Gliserin 80%
12. 1% Hidrogen Peroksida
13. Aquadest
HEWAN DIUJI
Tikus Wistar jantan dan betina dengan berat badan kurang lebih 200 gram diperoleh dari Rat
Center Palembang dan diaklimatisasi di Laboratorium Hewan Universitas Aisyah Pringsewu.
PROSEDUR PERCOBAAN
Tikus secara acak dibagi menjadi empat kelompok :
1. Satu kelompok kontrol diberi aquadest
2. Tiga kelompok diberi ekstrak daun bayam cina dengan dosis 50, 400 dan 1000
mg/KgBB.
3. Setiap kelompok terdiri dari 10 ekor tikus betina.
Obat diberikan secara oral sekali sehari pada 6-15 hari kehamilan.
JUMLAH JANIN HIDUP PER INDUK TIKUS DAN BOBOT BADAN
Dosis Janin Hidup Janin Tidak Berkembang Rata-rata
Berat Janin
Total % Total % (G)

Kontro 102 100% 0 0 2,51±0,1

l
50 93 100% 0 0 2,52±0,1
mg/kg
berat
tubuh
400 87 100% 0 0 2,6±0,1
mg/kg
dari
berat
 tubuh
1000 78 97,4% 0 0 2,56±0,1
mg/kg
dari
berat
tubuh

Keterangan :
1. Pada kelompok uji 50 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB menunjukkan janin hidup 100%
sebanding dengan kelompok kontrol.
2. Hasil pengamatan janin hidup tidak menunjukkan adanya kelainan pada semua janin
yang diamati, janin pada kelompok uji sebanding dengan janin pada kelompok kontrol.
3. Pada semua kelompok tidak terdapat kelainan vertebrata dan jumlah rangka normal :
- 7 tulang leher
- 13 tulang dada
- 6 tulang pinggang
- 4 tulang sacral
- 5 vertebra distal, 4 vertebra proksimal, 5 vertebra metatarsal.
4. Perlakuan ekstrak daun bayam cina (Amaranthus tricolor L.) pada kebuntingan hari ke 6-
15 pada penelitian ini tidak menyebabkan kecacatan pada janin, namun dengan adanya 2
janin yang meninggal dengan dosis 1000 mg/kgBB.
KESIMPULAN
Ekstrak daun bayam cina (Amatanthus tricolor L.) tidak menyebabkan cacat pada organ dan
rangka janin sehingga dapat dinyatakan tidak teratogenik.