Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

GIZI OLAHRAGA

Kelompok 3.4

Ernestine Benita (41150017)

I Gede Pande Wahyu Widiastana (41150018)

Chatarina Triskawardani K. (41150088)

I Putu Restu Wibawa (41150090)

Jonathan Irlambang (41150091)

Novia Bella Rianto (41150036)

Dayang Christi Nopiyondayani (41150040)

Willy Chritian Putra Philipus (41150042)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2019

SKENARIO
Cindy adalah seorang binarga putri berusia 24 tahun akan mengikuti kontes
pertandingan binaraga pada 8 Mei 2019. Guna mempersiapkan diri dalam mengikuti
kontes tersebut, sebelumnya binaraga tersebut telah melakukan konsultasi gizi kepada
dr.Stark. Dokter menjelaskan terkait asupan gizi yang diperlukan yang disesuaikan
dengan alergi yang dimiliki pasien terhadap daging ayam dan makanan yang
digoreng.

I. STATUS GIZI ATLIT


1. Antropometri
a. Persentase lemak : 15%
b. Tinggi Badan : 169 cm
c. Berat Badan : 66 kg
d. Indeks Masa Tubuh (IMT) :

kg
Indeks Massa Tubuh (IMT)= 66¿ ¿kg = 23,15 2
m

Menurut Departemen Kesehatan RI (2010), status gizi atlit dengan IMT

kg
23.15 termasuk dalam kategori normal.
m2
2. Biokimia/Hasil Laboratorium
e. Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Eritrosit 5 juta /μL 4 – 5 juta/μL

Hb 14 g/dL 12 – 14 g/dL

HCT 43% 40% - 50%

Basofil 0% 0% – 1%

Eusinofil 2% 1% - 3%

Neutrofil batang 4% 1% - 6%

Neutrofil segmen 60% 50% - 70%

Limfosit 37% 20% - 40%

Monosit 6% 2% - 8%

LED 13 mm/jam < 15 mm/jam

Leukosit 9 x 103 / μL 5 – 10 x 103 / μL

Trombosit 300 x 103 / μL 150-400 x 103 / μL


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Warna Kekuningan jernih Kekuningan jernih

Berat jenis 1018 g/mL 1016 – 1022 g/mL

pH 7 4.5 – 8 (sewaktu)

Glukosa Negatif Negatif

Protein Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

Urobilinogen Negatif Negatif

Nitrit Negatif Negatif


f. Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Sel epitel Negatif Negatif

Makrofag Negatif Negatif

Leukosit Negatif Negatif

Eritrosit Negatif Negatif

Kristal Negatif Negatif

Sel ragi Negatif Negatif

Parasit Negatif Negatif

Benzidine Negatif Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Sterkobilin Negatif Negatif

g. Pemeriksaan NAPZA

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Methamphetamine Negatif Negatif

Benzodiazepine Negatif Negatif


THC/Marijuana Negatif Negatif

Amphetamine Negatif Negatif

Morphine Negatif Negatif

3. Data Klinis
 Tanda Vital :
BP : 120 / 80 mmHg
HR : 69x/menit
RR : 17x/menit
T : 36,5 0C
 Riwayat penyakit sekarang :-
 Riwayat penyakit dahulu : Alergi semua jenis seafood
 Riwayat penyakit keluarga :-
 Gaya hidup :
Merokok : -
Alkhohol : -
Olahraga : 3-5 x/ minggu
Pola makan : Teratur 3x/hari
Pola tidur : 6-8 jam

4. Diet
 Food recal
Sarapan Pagi
Lemak Karbohidrat
Makanan Berat URT Protein Kalori
(gr) (gr)
1
Soto Daging - 11,51 10,77 18,25 219
mangkuk
1
Nasi Putih - 0,44 44,08 4,2 204
Mangkuk
Teh Manis - 1 gelas 0 14,36 0 55

Telur Rebus   1 butir 5,28 0,56 6,26 77


Total 17,23 69,77 28,71 555
             
Snack pagi
Lemak
Makanan Berat URT Karbo Protein Kalori
(gr)
Pisang 125 gr 100ml 0,39 26,95 1,29 105

Biskuit Kelapa 27 gr 5 keping 5 19 2 130


Jus Campuran
  1 gelas 0,59 14,93 3,67 71
Sayur
Total 5,98 60,88 6,96 306
             
Makan Siang
Makanan Berat URT Lemak Karbo Protein Kalori
Daging Sapi
85 gr 1 porsi 14,72 0 22,02 227
Panggang
1
Nasi Putih - 0,44 44,08 4,2 204
mangkuk
Sayur Toge   1 porsi 0 0 34 114
1
Sup Kentang - 3,56 14,25 3,73 105
mangkuk
Jus Jeruk - 1 gelas 0,5 25,79 1,74 112
             
Total     19,22 84,12 65,69 762
Snack Sore
Makanan Berat URT Lemak Karbo Protein Kalori
Yougurt buah 225 gr 1 Porsi 3,2 42,22 11,03 238
Es Krim Coklat   1 porsi 14,63 37,51 5,05 287
Nuts Fitbar 24 gr 1 bar 2,5 15 3 90
Selada Daun Hijau   1 porsi        
total 20,33 94,73 19,08 615
             
Makan malam
Makanan Berat URT Lemak Karbo Protein Kalori
Ikan Tuna
100 gr 1 porsi 3,96 0,41 27,3 153
Panggang
1
Nasi Putih   0,44 44,08 4,2 204
mangkok
Sayur Toge 100 gr 1 porsi 0 0 34 114
Susu   1 gelas 4,88 11,49 8,03 122
total 9,28 55,98 73,53 593
             
         

Asupan Total (%) 29,8302 67,2611 35,6973  


Kkal 648,36 1461,92 775,88 2831
gram 72,04 365,48 193,97  
 Pantangan
Tidak suka mengonsumsi daging ayam, dan makanan yang digoreng.
 Akses Pangan
Seluruh akses pangan pada atlet menjadi tanggung jawab pemerintah
seluruhnya.

II. KEBUTUHAN GIZI ATLET


1. Menentukan Kebutuhan Gizi Atlet (Waspadji, 2015)
a. Menghitung Berat Badan Ideal (Rumus Brocca)
Berat Badan Ideal = 90 % x (TB cm – 100) x 1 kg

BB Ideal = 90 % x (169 cm – 100) x 1 kg


= 62,1 kg
b. Menghitung Kebutuhan Kalori Basal
Kalori Basal per kg BB = 25 kal/kg

Kalori Basal = BB Ideal x Kalori Basal per kg BB


Kalori Basal = 62,1 x 25
= 1552,5 Kalori
c. Faktor Aktivitas, Usia, Berat badan, dan Stress
d. Total Kebutuhan Kalori Harian
TKKH = BMR + Faktor Aktivitas ± Faktor Usia ± Faktor BB ± Stress
TKKH = 1552,5 + 776,25 ± 0 ±0
kal
= 2328,75
hari
2. Menentukan Kebutuhan Makronutrien, Mikronutrien, dan air
a. Menghitung Kebutuhan Makronutrien
1) Total Kebutuhan Lemak Harian
Rekomendasi lemak yang dibutuhkan dalam sehari (gram/hari) untuk
binaraga wanita sebesar 0,8 gr/kgbb.
gram kal
0,8 x 66 kg = 52, 8 = 475,2
hari hari
2) Total Kebutuhan Protein Harian
Rekomendasi protein yang dibutuhkan dalam sehari (gram/hari) untuk
binaraga wanita sebesar 2,7 – 3,3 gr/kgbb.
gram kal
2,7 x 66 kg = 178,2 = 712,8
hari hari
3) Total Kebutuhan Karbohidrat Harian
Rekomendasi protein yang dibutuhkan dalam sehari (gram/hari) untuk
binaraga wanita sebesar 5,0 gr/kgbb.
gram kal
5 x 66 kg= 330 = 1320
hari hari

kal
Dari total kebutuhan Kalori Harian sebesar 2328,75 ,
hari
membutuhkan masing-masing 22% lemak, 32% protein, dan 56%
karbohidrat.

b. Menghitung Kebutuhan Mikronutrien


Tenis merupakan olahraga anaerobik maka perlu memperhatikan kebutuhan
makronutrien dan mikronutriennya baik sebelum, ketika, dan setelah pertandingan.
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan simpanan energi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan energi sepanjang durasi pertandingan dan untuk membantu pertumbuhan
dan perbaikan otot setelah pertandingan. Tujuan utama pemain tenis adalah secara
bertahap meningkatkan simpanan glikogen otot dan tetap terhidrasi. Penting untuk
makan banyak makanan karbohidrat kompleks, terutama yang memiliki indeks
glikemik rendah untuk membantu meningkatkan simpanan glikogen.Selain
mempertahankan asupan karbohidrat dan cairan yang tinggi, penting untuk memiliki
sedikit protein tambahan, hingga 1,5-2 gram / kilogram, untuk memastikan bahwa
semua jaringan telah diperbaiki sepenuhnya, dan untuk mendukung produksi kreatin.
Makanan pra-kompetisi harus tinggi karbohidrat, rendah lemak, rendah protein,
rendah serat. (Teodor, D, 2017 ; Parker S, 2018)
Terdapat beberapa faktor dalam menentukan kebutuhan kalori basal seseorang
termasuk atlet, yaitu jenis kelamin, umum, aktivitas fisik/pekerjaan, berat badan,
adanya komplikasi atau keadaan lain seperti kehamilan. (Waspadji et al, 2013)
Terdapat perbedaan antara kebutuhan kalori basal atlet dengan kalori yang dibutuhkan
atlet tenis saat pekan pertandingan. The International Tennis Federation
merekomendasikan atlet tenis minimal harus mengonsumsi 2500-3000 kkal perhari
dengan rincian makronutrien sebagai berikut: 58% karbohidrat, 19% protein dan 23%
lemak. (Parker, 2018)
Menghitung kebutuhan kalori harian salah satunya dapat menggunakan basal
metabolic rate (BMR). BMR adalah jumlah energi yang dikeluarkan tubuh selama
satu hari dalam kondisi istirahat atau tidak beraktivitas berat (Volp, A. C. P. et al.
2011) . Rumus BMR sebagai berikut:
BMR Wanita = 447.593 + (9.247 x berat badan [kg]) + (3.098 x tinggi badan [cm]) –
(4.33 x umur)
Level Aktivitas Fisik :
- Tidak aktif: TEE = BMR x 1.2
- Cukup aktif, berolahraga 1-3 kali/minggu: TEE = BMR x 1.375
- Aktif, berolahraga 3-5 kali/minggu: TEE = BMR x 1.55
- Sangat aktif, berolahraga 6-7 kali/minggu: TEE = BMR x 1.725
Berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan hasil TEE 2520. Jika kebutuhan
tersebut dipecah menjadi kebutuhan karbohidrat 58%, protein 19%, dan lemak 23%
maka didapatkan hasil kebutuhan karbohidrat sebesar ±1.450 kkal (362,50 gram),
protein ±475 kkal (118,75 gram), dan lemak ±575 kkal (63,89 gram).
1) Makronutrien
 Karbohidrat
Karbohidrat yang direkomendasikan untuk olahraga stop and go seperti
tenis adalah 6-10 gram/kgBB/hari untuk meningkatkan simpanan glikogen,
wanita umumnya membutuhkan sedikit lebih sedikit daripada pria (Burke L et
al, 2007). Jika dibandingkan dengan BB wanita tersebut yaitu 61 kg maka
kebutuhan karbohidrat hariannya adalah 366-610 gram/hari. Hasil tersebut
sudah sesuai dengan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa kebutuhan
karbohidrat yaitu 58% dari TEE. Umumnya direkomendasikan karbohidrat
kompleks, terutama yang memiliki indeks glikemik rendah, harus dikonsumsi
karena mereka memiliki serat dan vitamin yang tinggi dan memberikan
pelepasan energi berkelanjutan lebih lama periode waktu. Karbohidrta tersebut
dapat ditemukan dalam sereal, roti, pasta, kentang, nasi, polong-polongan,
buah-buahan, sayuran dan produk olahraga (energi bar dan minuman
olahraga).
 Protein
Kebutuhan protein untuk pemain tenis berkisar dari 1,2 hingga 2,0 g /
kg / hari dan rekomendasi yang lebih baru menyarankan untuk mengonsumsi
0,3 g / kg setelah bermain dan latihan kekuatan dan setiap 3–5 jam sesudahnya
(Karpinski C, 2017). Protein berkualitas tinggi dalam bentuk protein hewani
atau sumber protein lengkap direkomendasikan untuk dikonsumsi.
Rekomendasi nutrisi tenis saat ini juga menyarankan untuk mengkonsumsi
sumber pemulihan protein cepat seperti dalam bentuk susu coklat ketika
pemain meninggalkan lapangan, sumber-sumber ini juga membantu untuk
melembabkan dan menyediakan beberapa natrium dan karbohidrat. Dalam
istilah praktis, sebagian besar pemain tennis akan membutuhkan antara 3 - 5
ons (20-35 g) protein tanpa lemak dalam bentuk daging atau kesetaraan
protein nabati seperti tahu, kacang, dan analog daging. Selain itu, protein susu
atau alternatif susu vegetarian harus dikonsumsi dalam kisaran 3-4 porsi per
hari di jamuan makan utama untuk memenuhi kebutuhan anabolik dan
pemulihan pemain tenis ini. (Parker, 2018) Jika dibandingkan dengan BB
wanita tersebut yaitu 61 kg maka kebutuhan protein hariannya adalah 73,2-
122 gram/hari. Hasil tersebut sudah sesuai dengan teori sebelumnya yang
mengatakan bahwa kebutuhan karbohidrat yaitu 19% dari TEE.
 Lemak
Kebutuhan lemak pada atlit tenis sebesar 20-30% dari kebutuhan kalori
harian atau minimum 30-40 gram/hari. Ada dua jenis utama lemak: jenuh
(ditemukan dalam lemak hewani, kecuali ikan), dan tidak jenuh (ditemukan di
lemak nabati, minyak, dan ikan gemuk). Lemak nabati tersebut sebagai
alpukat, kacang dianggap penting, konsumsi sedikit lemak nabati setiap hari
membantu pembuatan hormon, untuk mempertahankan kulit dan rambut yang
sehat, dan sebagai sumber energi sekunder untuk latihan. Lemak
membutuhkan waktu paling lama untuk dicerna; jadi lemak bukan sumber
energi cepat saat berolahraga. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori
sebelumnya yang menyarankan konsumsi lemak sebanyaj 23% dari kebutuhan
kalori harian atau sebesar ±575 kkal (63,89 gram)(Reinsalu, K, 2017).
2) Mikronutrien
 Zat Besi
Penipisan dan defisiensi besi adalah masalah umum yang terlihat pada
populasi atletik, termasuk pemain tenis profesional. Penyebabnya terlihat
multifaktorial dan proses yang dimediasi oleh latihan termasuk perdarahan
gastrointestinal, hematuria, berkeringat, dan hemolisis. Pengaruh gender
termasuk siklus menstruasi atlet wanita yang meningkatkan kehilangan zat
besi melalui menstruasi. (Burden RJ, 2015; Malczewska J, 2000)
Hepcidin, hormon yang diproduksi hati, tampaknya mempengaruhi
regulasi penyerapan zat besi di usus. Hepcidin berfungsi mengikat ke saluran
pengekspor besi dari tubuh yang dikenal sebagai Ferroportin . Pada atlet,
peradangan yang diinduksi olahraga dapat meningkatkan hepcidin, sehingga
mengurangi penyerapan zat besi dan dengan demikian menyebabkan defisiensi
zat besi (Peeling P, 2008; Burden RJ, 2015).Kebutuhan zat besi harian pada
wanita usia 19-50 tahun adalah 14,8 mg/hari (Reinsalu, K, 2017).
Menurut Burden RJ tahun 2017, rekomendasi diet zat besi meliputi:
- Uji status besi pemain tenis profesional setiap 3 bulan untuk mendapatkan
wawasan tentang tuntutan zat besi individu tersebut.
- Tes status zat besi melalui pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin,
hematokrit, dan jumlah dan indeks sel darah merah), ferritin (simpanan zat
besi), serum besi, dan saturasi transferrin (mensirkulasi zat besi dalam
tubuh) .
- Meresepkan suplementasi zat besi oral (mis., Besi sulfat) atau makanan
yang mengandung zat besi tinggi pada saat kadar hepcidin paling rendah.
Ini mungkin terjadi sebelum sesi pelatihan, 8-12 jam setelah sesi pelatihan,
atau berakhir pada hari-hari istirahat.
- Suplemen zat besi oral untuk setidaknya 3 bulan karena total cadangan
tubuh besi membutuhkan 3-6 bulan untuk dipulihkan.
- Konsumsi makanan yang mengandung kedua jenis zat besi: zat besi heme
(makanan hewani) dan zat besi non-heme (makanan nabati). Karena zat
besi non-heme diserap dengan buruk, gabungkan dengan makanan yang
kaya vitamin C (mis., Nanas, jeruk, jeruk bali dan jusnya; stroberi, paprika,
brokoli, tomat, kiwi) atau sumber makanan besi heme. Mengurangi asupan
makanan kaya kalsium, jenis serat tertentu (mis., Fitat dan oksalat), teh,
kopi, dan kakao di sekitar waktu makan makanan kaya zat besi karena
semuanya dapat menghambat penyerapan zat besi.
 Kalsium dan Fosfor
Kalsium dan fosfor memainkan peran kunci dalam menjaga kesehatan
tulang, meningkatkan kinerja otot dan pencegahan cedera yang optimal (Burke
L, 2007; Thomas DT, 2016). Berdasarkan buku asuhan gizi klinis, kebutuhan
harian Kalsium untuk wanita berusia 19-50 tahun sebesar 3500 mg/hari dan
Fosfor sebesar 550mg/hari (Nikolaos K, 2014).

Atlet sebaiknya mengkonsumsi makanan lengkap yang terakhir kira-kira 3 – 4


jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan
penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa lapar sawaktu pertandingan.

Djoko (1996) mengatakan beberapa syarat makanan pada hari pertandingan :

- Cukup gizi sesuai dengan kebutuhan


- Protein cukup 10 – 12 %, lemak 15 – 20 %, karbohidrat 68 – 70 % dari total kalori
- Banyak mengandung vitamin
- Mudah dicerna, tidak bergas dan berserat, serta tidak merangsang ( pedas, asam)
- Cairan gula diberikan dalam konsentrasi rendah

Dikatakan pula berbagai hal yang perlu diperhatikan :

a) Pilih makanan yang tinggi karbohidat. Misalnya : nasi, mie, bihun, makroni dan
kue-kue seperti bolu, biskuit, krakers dll.
b) Hindari makanan yang terlalu banyak gula seperti sirop , shft drink, coklat satu
jam sebelum bertanding. Pemakaian gula sebelum bertanding akan merugikan
sebab selain mempunyai efek osmotik, juga akan meningkatkan sekresi insulin
yang akan mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.
c) Memberikan makanan tambahan dalam bentuk cairan yang kaya akan zat gizi,
karena makanan cair lebih cepat meninggalkan lambung daripada makanan padat
dan diberikan dua jam sebelum bertanding.
d) Hindarkan makanan berat – berserat. Sayuran berserat atau sayuran mentah akan
menimbulkan volume faeses yang akan memperberat alat cerna.

Pola hidangan yang dapat dikonsumsi atlet sesaat menjelang pertandingan adalah
sebagai berikut:

- 3 – 4 jam sebelum bertanding, makanan lengkap biasa, misalnya nasi dengan lauk-
pauk.
- 2 – 3 jam sebelum bertanding sebaiknya dalam bentuk makanan kecil, misalnya roti
- 1 – 2 jam sebelum bertanding, makanan cair berupa jus buah diberikan kepada atlet.
- 30 – 60 menit sebelum bertanding, atlet hanya boleh diberi minuman cair saja

III. Rekomendasi Menu Untuk Atlet


1) Daftar Menu H-2
DIET H-2 ENERGI 2610 KKAL
Lemak–577.08 kkal (22.10%) Karbohidrat–1526.36 kkal (58.47%) Protein–506.76 kkal(19.41%)
Sarapan Pagi
Menu Bera URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
t
Nasi putih - 1 mangkok 0.44 44.08 4.2 204
Telur orak arik - 1 porsi 7.14 1.15 6.81 98
Tumis kacang Panjang (25 g - 1 porsi 13.31 18.47 31.12 280
bawang bombay+55 g
kacang panjang+100 g dada
ayam+1 sdt minyak wijen+1
siung bawang putih )
Total 20,89 63,7 42,13 582
Snack pagi
Menu Bera URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
t
Sup Labu (1 gelas susu tanpa
1
lemak+500 g labu kuning+10 - 0.8 52,28 14,29 249
porsi/mangkok
g tepung)
Total 0,8 52,28 14,29 249
Makan Siang
Menu Bera URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
t
1
Nasi putih - 0.44 44.08 4.2 204
mangkok
1 mangkok,
Bayam dimasak, segar - 4.16 6.81 5.33 74
segar
Susu coklat - 1 gelas 5.25 28.88 7.7 190
Daging sapi 100g 1 porsi 19,54 0 26.33 288
Total 29.39 123.85 43.56 756
Snack Sore
Menu Bera URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
t
Pancake oat (35 g
gandum+20 g susu rendah - 1 porsi 1.07 28.83 14.69 203
lemak+100 g putih telur)
1 sedang
Donat dilapisi gula 10.3 22.86 2.34 192
diameter 7 cm
Total 12 51.59 17.03 395
Makan malam
Menu Bera URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
t
Nasi putih - 1 mangkok 0.44 44.08 4.2 204
Putih telur - ½ butir 0,03 0.12 1.8 8.5
Es the - 1 gelas 240 ml 0 23.44 0.02 90
Brokoli dimasak ( lemak
tidak ditambahkan dalam - 100 gram 0.41 7.14 2.37 35
masakan)
Jeruk 1 buah 0.16 15.39 1.23 62
Total 1.04 90.17 9.62 399.5
2) Daftar Menu H-1
DIET H-1 ENERGI 2523 KKAL
Lemak–636.6 kkal (25,4%) Karbohidrat–1452.48 kkal (58.09%) Protein–491.64 kkal(19.66%)

Sarapan Pagi
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Oatmeal Instan - 1 mangkuk 2.81 42.63 5.76 213
Susu Murni - 1 gelas 7.93 11.03 7.86 146
Telur rebus - 1 buah 5.28 0.56 6.26 77
Total 16.02 54.22 19.88 436
Snack pagi
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Salad Buah
Tropis (nanas,
- 1 mangkok 0.26 57.47 1.05 221
pepaya, pisang,
jambu)
Jus Jeruk Peras
- 1 gelas 0.5 25.79 1.74 112
Segar
Fitbar - 2 5 30 6 180
Total 5.76 113.26 8.79 513
Makan Siang
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Dada Ayam
goreng tanpa - 1/2 porsi 7.64 0 26.6 181
kulit
Cap cay kuah - 1 mangkok 4.67 17.4 2.85 120
Tahu goreng - 1 buah 2.62 1.36 2.23 35
Tempe goreng - 1 buah 2.28 1.79 2 34
Total 17.65 64.63 37.88 574
Snack Sore
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Tahu Isi 120 gr 1 porsi 6.64 8.65 10.25 134
Teh manis - 1 gelas 0 14.36 0 55
Jagung rebus - 1 buah 0.47 14.07 1.96 59
Total 7.11 37.08 12.21 248
Makan malam
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Kentang Rebus diameter
2 buah 0.28 54.76 5.08 236
dengan garam : 6,5 cm
Steak Daging
100 gr 1 porsi 15.01 0 27.29 252
Sapi
Susu Murni - 1 gelas 7.93 11.03 7.86 146
Jagung rebus
- 2 buah 0.94 28.14 3.92 118
(diserut)
Total 24.16 93.93 44.15 752
3) Menu Hari Pertandigan

DIET PRE-COMPETITION ENERGI 595 KKAL


Lemak–163.26 kkal (27,43%) Karbohidrat–350.76 kkal (58.95%) Protein–119.36 kkal(20%)

3 Jam Sebelum Pertandingan


Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Porridge Oats 105 g 1 cup 7.5 63 18 360
Boiled egg - 1 item 5.28 0.56 6.26 77
Bacoon - 1 slice 5.01 0.17 4.44 65
Mineral Water 1 cup 0 0 0 0
Total 17.79 63.73 28.7 502
1-2 Jam Sebelum Pertandingan
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Banana Juice 100 ml 1 cup 0.35 23.96 1.14 93
Total 0.35 23.96 1.14 93
30-60 Menit Sebelum Pertandingan
Menu Berat URT Lemak (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Kalori (kkal)
Electrolyte 240 ml 1 bottle 0 0 0 0
water
DAFTAR PUSTAKA

Burden RJ, Morton K, Richards T, Whyte GP, Pedlar CR. Is iron treatment beneficial in,
iron-deficient but non-anemic endurance athletes? A system- atic review and meta-
analysis. Br J Sports Med. 2015;49:1389–97.
Burke L. Racket sports. In: Practical ports nutrition. Champaign, IL: Human Kinetics; 2007.
p. 241–52.
Garvican LA, Lobigs L, Telford R, Fallon K, Gore CJ. Haemoglobin mass in an anemic
female endur- ance runner before and after iron supplementation. Int J Sports
Physiol Perform. 2011;6:137–40.
Karpinski C, Rosenbloom C. Sports nutrition: a handbook for professionals, vol. 466-481.
Chicago: The Academy of Nutrition and Dietetics; 2017. p. 572–3.
Love P. US tennis players average caloric intakes and sport food use, presented at USPTA
Tennis Symposium. 2010.
Malczewska J, Raczynski G, Stupnicki R. Iron status in female endurance athletes and in
non-athletes. Int J Sport Nutr Exerc Metab. 2000;10(3):260–76.
Nikolaos K, Charilaos D, Meropi K, Evangelia M, Kalliopi. 2014. Asuhan Gizi Klinik. EGC
Parker-Simmons S., Love P. (2018) Sports Nutrition for Tennis Players. In: Di Giacomo G.,
Ellenbecker T., Kibler W. (eds) Tennis Medicine. Springer, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-71498-1_34
Peeling P, Dawson B, Goodman C, Landers G, Trinder D. Athletic induced iron deficiency:
new insights into the role of inflammation, cytokines and hormones. Eur J Appl
Physiol. 2008;103:381–91.
Reinsalu, K. (2017) ‘Science In Sport’.
Teodor, D. and Teodor, D. (2017) ‘Nutrition guidelines for competitive tennis’, 18(4), pp.
225–228.
Thomas DT, Erdman KA, Burke LM. Position of the academy of nutrition and dietetics,
dieticians of Canada, and The American college of sports medi- cine: nutrition and
athletic performance. J Acad Nutr Diet. 116(3):501–28.. http://www.eatrightpro.
org/~/media/eatrightpro files/practice/position and practice papers/position
papers/nutritionathleticperf. ashx.
Volp, A. C. P. et al. (2011) ‘Energy expenditure : components and evaluation methods’,
26(3), pp. 430–440. doi: 10.3305/nh.2011.26.3.5181.
Waspadji Sarwono dkk, 2013. Menyusun Diet Berbagai Penyakit Ed. 4.Badan Penerbitan
FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai