Anda di halaman 1dari 6

KasusGelombang 2

Tanggal 29 Maret 2019

Nama : Sesuai PS
Usia : 55 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Sesuai PS
Status pernikahan : Menikah
Pendidikanterakhir : SMA

RiwayatPenyakitSekarang
KeluhanUtama : Nyeripadapersendian kaki kirinya
Sejakkapan/onset : 3 hariyang lalu
Obatdipakaisaatini : tidakada

Riwayatpenyakitdahulu:
Pasienmemilikiriwayatasmaringandenganpencetusbulubinatangterutamakucing

Riwayatpenyakitkeluarga:
Ibupasienmemilikiriwayatalergimakananlaut, jikakambuhseringgatal-gataldanbiduren.

Riwayatpribadi (relevan): Pasientinggalbersamaistridanduaanaknyasudahbekerja.


Pasientidakminumalkohol, tidakmerokok, dantidakmengkonsumsinarkoba.
Pasienalergibulubinatang.Pasienmengakuseringmengkonsumsimakanan yang
disukaiyaknitengkleng.
Fotountukmolase:

HasilPemeriksaanFisik:
KU: compos mentis, kooperatif
Tanda Vital:
TD: 120/80 mmHg; N: 70 x/menit; R: 16 x/menit; t: 36,5OC

Kepala/leher: conjunctiva anemis -/- skleraikterik -/-, limfonodi coli tidakteraba, sianosis (-)
Toraks: inspeksi: dinding dada simetris, jejas (-), retraksi (-); palpasi: fremitus normal,
nyeritekan (-); perkusi: sonor di seluruhlapangparu; auskultasi: suaranapasvesikuler, wheezing
(-) di akhirekspirasi, ronki (-)
Abdomen: abdomen dalambatas normal
Ekstremitas: akralhangat
Status Lokalis: pedissinistra: tofus (+) di metatarsophalangeal digiti I, eritem (+), nyeri (+)

Hasilpemeriksaanpenunjang:
Hb: 12 g/dL (normal: 11,5-16,5 g/dL)
Eritrosit: 4,6 x 106 /L (normal: 4-5,2 x 106 /L)
Leukosit: 6 x 103 /L (normal: 4,4-11,3 x 103 /L)
Netrofil: 55% (normal: 50-70%) atau 4,3 x 103 /L (normal: 1,5-8 x 103 /L)
Limfosit: 35% (normal: 25-40%) atau 3 x 103 /L (normal 1-4 x 103 /L)
Trombosit: 250 x 103 /L (normal: 150-450 x 103 /L)
Asamurat: 9,6mg/dL

Diagnosis medis:
Gout arthritis

Obat yang dibawapulang:


R/ Paracetamol 500 mg No X
Sprn

Allopurinol tab 100 mg No X


S1 dd tab 1

Pertanyaan:

1. Apakahmasalahklinisdankeperawatan yang adapadakasus ini?


Masalahklinis: Gout Arthitis (akut-3hari)disertaitofus (+) metatarsophalangeal I pedissinistra
(podagra) eritem + nyeri+ hangat +, Hasil lab: Asamurat: 9,6 mg/dL
Kriteria 6/12;
inflamasi +
monoartikuler +
nyerimatatarsophalangeal+
matatarsophalangeal unilateral +
tofus +
hiperurinsemia +
Masalahkeperawatan:
a. Nyeriakutberhubungandenganagenciderabiologis
Onset : 3 harilalu
Provokatif: berjalan/duduk
Quality : tusuk/
Region : kaki kiri
Skala : 7-9
Time/treatment: pagi
Understanding: pengetahuanpenyakit
Value : Harapansembuh
b. Hambatanmobilitasfisikberhubungandengankakusendi
c. Defisiensipengetahuanberhubungandengankurangnyainformasi
2. Apakah terapi farmaka dan non farmaka yang tepat pada kasus ini?
Farmaka :
1. Celecoxib
Untuk mengobati rasa nyeri di berikan celecoxib dengan dosis 200 mg/hari.
Dosis maksimal 400 mg/hari. Apabila responnya kurang optimal maka dosis
celecoxib dinaikan sampai dosis maksimal (Thomas, 2012)
Aspirin dan NSAID non-selektif lainya dapat menigkatkan asma, efek
NSAID untuk artritis gout disebabkan oleh penghambatan generasi
prostaglandin oleh up-regulated COX-2. Oleh karena itu digunakan NSAID
selektif COX-2 yaitu Celecoxib. selain itu NSAID selektif COX-2 memiliki
efek pada lambung yang lebih kecil dibandingkan dengan NSAID non-
selektif.
Pada penelitian “Efficacy and Tolerability of Celecoxib in the Treatment
of Acute Gouty Arthritis: A Randomized Controlled Trial” yang dilakukan
Schumacher dkk (2012), diperoleh hasil penelitian : Celecoxib dosis tinggi
(800/400 mg) secara signifikan lebih efektif daripada celecoxib dosis rendah
(50 mg) dan sebanding dengan indometasin dalam pengobatan nyeri sedang
hingga berat pada pasien dengan artritis gout akut.
2. Allupurinol
Pemberian obat allupurinol sudah tepat di karenakan kadar asam urat pada
pasien tersebut sudah melebihi range normal yaitu 9,6 mg/dL.

Penggunaaan obat penurun asam urat dapat digunakan setelah serangan gout
akut reda. Frekuensi penggunaan obat sudah tepat, yakni sehari 1 tablet. Jika
kadar asam urat tidak dapat dikontrol maka perlu dinaikan dosisnya sampai
dosis masksiml 900 mg/hari. Ketika penggunaan allupurinol perlu dilakukan
pemeriksaan kadar asam urat setelah 4 minggu. Jika pasien tersebut toksisitas
akibat allupurinol maka diganti dengan obat penurun asam urat yang lain
yakni, probenecit dan febuxostat (IRA, 2018). Efek samping dari penggunaan
allupurinol adalah mual, muntah dan iritasi pada kulit.
Nonfarmakologi
- Menghindari makanan yang tinggi purin
- Latihan fisik
- Perubahan gaya hidup
- Kompres dengan air dingin
- Hindari pencetus asma
3. Edukasi terkait terapi dan polamakan kepada pasien?
- Obat allopurinol diminum sehari 1 tablet pada pagi hari
- Obat celexoxib diminum
- Setelah mengonsumsi obat nyeri dilakukan pemeriksaan tekanan darah
- Setelah pasien mengonsumsi obat nyeri apabila nyerinya masih terasa perlu dilakukan
- Penggunaan allopurinol digunakan jika nyeri yang dirasakan oleh pasien sudah reda.
- Perlu dilakukan pengontrolan kadar asam urat
- Jika merasakan mual, muntah , ruam gatal dari efek samping allopurinol yang
mengganggu aktivitas, untuk kembali ke rumah sakit melakukan pemeriksaan
- Hindari seafood, tengkleng, bayam, emping, melinjo, jeroan
- Benyak mengonsumsi air putih ( minimal 8-16 gelas/hari)
- Perlu dilakukan latihan fisik 3-5x seminggu (30-60 menit) meliputi latihan kekuatan otot,
fleksibilitas otot dan sendi serta ketahan kardiovaskular.
- Hindari pencetus asma yakni, bulu kucing dan selalu menggunakan masker ketika
berdekatan dengan hewan yang berbulu.

Daftar pustaka
Eko Thomas., 2012. Penggunaan Coxib Dalam Tata Laksana Nyeri Noniseptif. Jurnal
Ilmiah Kedokteran (Medicina). Vol 43.No 1
IRA., 2018. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. Perhimpunan Reumatologi
Indonesia. Jakarta.
Gliozzi,M.,et all. 2016. Reviuw The Treatment of Hyperuricemia. Internasional Journal
of Cardiology. 213. Hal 24.
Schumacher, et all., Efficacy and Tolerability of Celexocib in the Treatment of Acute
Gouty Arthritis: A Randomized Controlled Trial. The Journal of Rheumatologi. Hal
1864-1865.

Anda mungkin juga menyukai