Ny. S usia 30 tahun dibawa ke IGD Puskesmas oleh keluarga dengan keluhan kejang.
Menurut orangtua pasien, kejang kelonjotan berulang seluruh tubuh yang terjadi secara tiba
tiba sejak 1 hari SMRS, hari ini kejang sebanyak 3 kali, lama kejang sekitar 2-3 menit, saat
kejang mata melihat ke atas, kelopak mata berkedip- kedip, keluar air liur berbusa dari mulut
pasien. Saat kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang pasien tampak lemas dan tertidur,
beberapa saat kemudian pasien kembali bangun dan sadar. Nyeri kepala, muntah, kelemahan
anggota gerak disangkal. Pasien rutin berobat ke Puskesmas dan mendapat terapi
Karbamazepin dan Asam Valproat, namun dalam 1 minggu ini tidak rutin minum obat.
Pasien ingin memiliki anak karena sudah 2 tahun menikah belum memiliki anak.
IDENTIFIKASI ISTILAH
1. Kejang kelonjotan: Kejang tonik klonik, pada kejang ini, tubuh penderita kaku
sedangkan ekstremitas atas dan bawah berkontraksi terus menerus (kelojotan), dimana
seluruh badan bergerak (tangan/kaki), mata mendelik keatas. Selain kelojotan, ciri-ciri
lain kejang epilepsi adalah mulut berbuih dan mata melirik keatas.
2. SMRS : sebelum masuk rumah sakit
3. RCL : RCL adalah refleks cahaya langsung, yaitu refleks pupil yang langsung terkena
cahaya. (+/+) artinya normal kanan dan kiri.
4. RCTL adalah refleks cahaya tidak langsung, yaitu refleks pupil mata yang tidak
terkena cahaya, ketika pupil mata yang sebelahnya dikenai. (+/+) artinya normal kanan
dan kiri.
5. Paresis Nervus Kranialis : kelumpuhan pada otot-otot wajah yang disebabkan oleh
lesi pada lower motor neuron nervus kranialis.
6. Karbamazepin : obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi atau orang yang
mengalami kejang. Obat tersebut dikenal sebagai antikonvulsan atau obat anti-
epilepsi, merupakan obat pilihan untuk kejang fokal yang sederhana dan kompleks
serta kejang tonik-klonik sekunder setelah cetusan fokal. Carbamazepine memodulasi
voltage-gated sodium channels (VGSC), menyebabkan penghambatan potensial aksi
dan penurunan transmisi sinaptik. Mirip dengan anti-kejang lainnya, carbamazepine
disarankan untuk berikatan dengan subunit alfa VGSC, khususnya pada kantong
pengikat yang dibentuk oleh loop pori eksternal dan bagian pelapis pori domain
IV. Carbamazepine menjaga saluran natrium dalam keadaan tidak aktif, menyebabkan
lebih sedikit saluran untuk dibuka dan dengan demikian menghambat pembentukan
potensial aksi. Carbamazepine juga berikatan dengan saluran ion tegangan-gated
lainnya, seperti saluran kalsium tegangan-gated.
7. Asam Valproat: turunan sintetis dari asam propilpentanoat dengan
sifat antikonvulsan (anti kejang) yang digunakan dalam pengobatan epilepsy.
Pada epilepsi, asam valproate bekerja dengan meningkatkan konsentrasi GABA di
otak. Asam valproate bekerja dengan meningkatkan kadar inhibitor neurotransmitter
gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak, obat ini dapat meningkatkan atau meniru
aksi GABA di situs reseptor postsinaptik, dan juga dapat menghambat
saluran Natrium dan Kalsium, sehingga dapat mengatasi kejang. Asam valproate
cepat diserap pencernaan
8. Pupil bulat isokor: pupil pada kedua mata besarnya sama. Kondisi ini adalah kondisi
yang norma
KONSEP: Kejang epilepsy idiopatik: tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologik.
Diperkirakan mempunyai predisposisi genetik dan umumnya berhubungan dengan usia.
IDENTIFIKASI MASALAH
ANALISA MASALAH
Nyeri kepala, muntah, kelemahan anggota gerak disangkal, maka tidak ada gangguan
pada serebrinya, seperti edema serebri yang menyebabkan nyeri kepala. Pasien juga
dalam keadaan Compos Mentis yang berarti pasien tidak mengalami kelainan
Struktural di otak maka belum sampai mengenai batang Otak ( formasio retikularis)
dalam mengatur kesadarannya.
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran: Compos Mentis Menunjukkan pasien tidak mengalami gangguan
kesadaran. Kesadaran compos mentis atau kesadaran penuh menunjukkan tidak
terdapat gangguan pada pusat kesadaran yaitu ARAS.
Vital Sign
Tekanan darah: 120/80mmHg
Frekuensi nadi: 80x/menit
Frekuensi napas: RR 22x/menit
Suhu: 36,8oC
SPO2: 97%, normal.
GCS E4M6V5
N. Kranialis:
pupil bulat isokor, Ø3mm/ Ø3mm, Pupil berbentuk bulat dengan diameter 3 mm, sama antara
mata kanan dan kiri
RCL (+/+), RCTL (+/+), normal
paresis nervus cranialis tidak ada, menunjukkan tidak ada kelainan pada saraf kranial,
lesi bukan pada saraf kranial
kaku kuduk (-) motorik dalam batas normal,
refleks fisiologis dalam batas normal,
refleks patologis babinski (-/-),
sensorik dan otonom dalam batas normal