DEFINISI :
Pertumbuhan Janin Terhambat (Intrauterine Growth Restriction/IUGR atau Fetal Growth
Restriction/FR), didefinisikan sebagai pertumbuhan janin yang tidak mencapai potensi
pertumbuhan normalnya, yang disebabkan pengaruh genetik dan lingkungan. Istilah IUGR sering
rancu dengan Bayi Kecil Masa Kehamilan (Small Gestational Age/SGA), namun sebenarnya ini
istilah yang berbeda. SGA adalah bayi lahir dengan berat kurang dari kurva berat bay normal
(<10% sesuai usia kehamilan, paritas, dan gendernya). Sedangkan IUGR merupakan definisi
klinis, yang menunjukkan adanya proses malnutrisi pada bay baru lahir.
1. bayi preterm, lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dengan berat sesuai usia kehamilan
(Average Gestational Age/AGA);
2. bayi preterm dan IUGR, lair sebelum usia kehamilan 37 minggu dengan berat kurang dari usia
kehamilan (SGA); dan
3. bayi aterm dan IUGR, lahir setelah 37 minggu dengan berat kurang dari usia kehamilan
(SGA).
EPIDEMIOLOGI
Insiden IUGR bervariasi tergantung populasi, lokasi geografis, kurva standar yang dijadikan
acuan, dan batas persentil yang digunakan untuk menentukan IUGR (misal: P-3, P-5, atau P-10).
IUGR ditemukan pada 24% bayi baru lahir, kurang lebih sekitar 30 juta bayi mengalami IUGR
tiap tahunnya. Kasus IUGR utamanya ditemukan di Asia yang meliputi hampir 70% kasus,
sedangkan Afrika dan Amerika Latin menyumbang 20% dan 5% kasus. Kurang lebih 25-33%
bayi yang lahir < 2500 g mengalami IUGR, kira-kira 4-7% bayi lahir di negara maju dan 6-30%
bayi lahir di negara berkembang mask kategori IUGR.
FAKTOR RESIKO
Faktor Maternal
1. usia muda (<16 tahun) atau usia tua (>35 tahun) saat hamil;
5. paparan racun lingkungan, termasuk berbagai obat-obatan seperti warfarin, steroid, obat anti
kejang, obat anti neoplasma, anti metabolit, dan antagonis asam folat;
10. tidak mendapatkan penanganan medis (antenatal care) yang baik saat hamil;
11. kelaparan
Faktor Plasenta
meliputi:
4. villus avaskular;
6. infark multipel;
8.syncytial knots;
16. penyebab genetik meliputi peningkatan espresi gen endoglin plasenta dan
Faktor Janin
1. kelainan kromosom, seperti trisomi 18 dan 13, autosomal delesi, kromosom cincin,
uniparental disomy (UID);
4. kehamilan multipel;
6. kelainan metabolik janin meliputi agenesis pancreas, galaktosemia, phenylketonuria, dan lain-
lain.
Faktor Genetik
Polimorfisme pada gen maternal, plasenta, dan janin yang mengode protein dan hormon telah
diketahui memengaruhi pertumbuhan janin. Beberapa faktor genetik yang diketahui berhubungan
dengan IUGR adalah sebagai berikut.
1. Gen Plasenta
a. Gen Homeobox
b. Gen SERPINA3
2. Gen Maternal
b. Visfatatin
c. Gen Thrombophilia
3. Gen Janin
a. Peningkatan kadar …
PATOGENESIS
IUGR bukanlah suatu penyakit spesifik, melainkan konsekuensi dari berbagai penyakit ibu atau
janin. Ada hubungan yang kuat antara IUGR, kelainan kromosom, dan kelainan kongenital. Janin
dengan kelainan kromosom, meliputi trisomi 13, 18, dan 21 sering mengalami gangguan
pertumbuhan, dan bayi dengan kelainan autosomal lainnya (delesi dan perubahan struktur
kromosom cincin) juga mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
Secara umum, kelainan kromosom dan kelainan kongenital meliputi 20% kasus IUGR, dan
persentasenya menjadi lebih tinggi jika gangguan pertumbuhan dideteksi sebelum 26 minggu
dan dihubungkan dengan polihidramnion.
Penyakit vaskular ibu, yang dihubungkan dengan penurunan perfusi uteroplasenta, menyebabkan
25-30% kasus IUGR. Ini adalah penyebab terbanyak
IUGR pada janin yang tidak mengalami kelainan bawaan. Preeklampsia berat, onset dini, dan
hipertensi kronis superimposed preeklampsia memiliki efek nyata gangguan pertumbuhan janin.
Kelainan status nutrisi ibu juga dapat menggangu pertumbuhan janin jika kekurangan substrat
penting tersebut sangat parah. Ini sudah dibuktikan dari pengamatan terhadap bayi-bayi yang lair
di Belanda pada masa pendudukan Nazi saat perang dunia kedua, yang ibunya mengalami
pembatasan kalori berlebihan, beratnya lebih kecil signifikan dibanding saudara-saudaranya.
Berat bayi rendah juga dapat disebabkan berat badan ibu yang rendah sebelum hamil atau
peningkatan berat badan selama hamil yang rendah.
Infeksi janin juga dapat menyebabkan IUGR, meskipun lebih jarang dan umumnya disebabkan
infeksi primer cytomegalovirus sebelum usia kehamilan 20 minggu. Infeksi rubella dan
parvovirus diketahui juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Kebiasaan merokok
dapat menurunkan berat janin sebanyak 135-300 g, dan zat-zat tertentu seperti kokain, heroin,
alkohol, obat anti kejang, dan warfarin dapat memengaruhi pertumbuhan
TATA LAKSANA
Jika diagnosis IUGR sudah ditegakkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut,konsultasi/rujukan pada pusat perawatan perinatal (tersier), dan pengawasan fetomaternal
dimulai Dalam tata laksana IUGR, ada 3 hal yang harus diperhatikan: pengawasan janin intra
uterin, terapi intra uterin, dan waktu-metode terminasi kehamilan.
Pengawasan Janin Intra Uterin Pengawasan janin memegang peranan penting untuk menentukan
perlu tidaknya tindakan terminasi darurat, sebelum waktu terminasi yang diharapkan tercapai.
Tes kesejahteraan janin ini dapat dibagi tiga berdasar waktunya: jangka panjang (valid untuk > 2
minggu), jangka menengah (valid untuk 1 minggu), dan jangka pendek
Pemeriksaan dasar adalah biometri janin, perkiraan berat janin, jumlah cairan ketuban, dan
doppler arteri umbilikalis. Jika biometri janin tetap interval dua minggu, berkurangnya air
ketuban, atau doppler arteri umbilikalis abnormal maka dapat dilakukan pengawasan lebih intens
dengan tes jangka menengah (interval satu mingguan), atau perawatan di rumah sakit sehingga
bisa dilakukan tes jangka pendek.
NST adalah metode pengawasan kesejahteraan janin yang simpel dan mudah dikerjakan. NST
berperan pada pengawasan intensif (terutama di RS), dapat dikerjakan sehari dua kali pada kasus
IUGR prematur untuk mencapai usia kehamilan yang diharapkan. Tes nonstress adalah tes
skrining yang digunakan dalam kehamilan untuk menilai status janin melalui denyut jantung janin
dan responnya
Pemeriksaan doppler arteri umbilikalis abnormal menunjukkan gangguan perfusi utero plasenta
yang banyak didapat pada kasus IUGR. Tanda awal insufisiensi utero plasenta adalah
berkurangnya end-diastolic flow dan meningkatnya nilai PI (pulsatility index) pada pemeriksaan
ini. Jika kondisi ini berlanjut, maka akan memberikan gambaran absent end-diastolic flow
(AEDV), dan terakhir reversed end-diastolic flow (RED). Abnormalitas pada pemeriksaan ini
menunjukkan janin perlu pengawasan lebih ketat, dapat melalui NST atau pemeriksaan doper
arteri-vena lainnya.
Beberapa metode yang bisa dikerjakan sebagai terapi intra uterin: oksigenasi maternal,
suplementasi nutrisi, perawatan di rumah sakit, calcium channel blockers, terapi hormon,
betamimetics, penambahan volume plasma, aspirin dosis rendah, dan heparin.
PROGNOSIS
3. Berat ringannya IUGR (dinilai dari biometri janin, doppler arteri umbilikalis dan pembuluh
darah lainnya, volume cairan ketuban).