DEFINISI
Bayi lahir kurang bulan lebih 25- 30% adalah PJT.Kejadian bervariasi antara 3-10%,yang
lebih penting kita harus mengetahui bahwa kematial perinatal PJT adalah 7-8 kali dari bayi
normal.kematian intrauterine terjadi pada 26% PJT.
Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila berat badan janin kurang dari 10 % dari
berat janin kurang dari 10%dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu.biasanya
perkembangan yang terhambat diketahui setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan,tidak semua
IUGR/PJT adalah hipoksi atau patologi karena ada 25%-60% yang berkaitan dengan konstitusi
etnik dan besar orang tua.
(Sarwono Prawiroharjdo,2008:697)
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ialah janin dengan berat dibawah persentil ke-10
pada standard intrauretin growh chatr of low birth weight untuk masa kehamilan dan
mengacu kepada suatu kondisi dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetic yang optimal.
Artinya janin memiliki berat kurangdari 90% dari keseluruhan janin dalam usia
kehamilan yang sama.janin dengan PJT pada umumnya akan lahir premature (<37 minggu) atau
dapat pula lahir cukup bulan (aterm,>37minggu).
IUGR merupakan suatu diagnosis bahwa janin memiliki berat badan kurang dari persentil
ke 10 untuk usia kehamilannya. IUGR simetris (intrinsik): perbandingan lingkar kepalaterhadap
lingkar abdomen normal. Disebabkan oleh penyakit genetik dan infeksi janin, prognosis buruk.
IUGR asimetris (ekstrinsik) : perbandingan lingkar kepala terhadap lingkar abdomen meningkat,
disebabkan oleh insufisiensi plasenta, prognosis baik dengan pengobatan yang tepat.
(buku saku dokter keluarga university of lowa edisi 3 Mark G Graber, Peter P Toth, Robert L.
herting Jr: EGC)
ETIOLOGI / PENYEBAB
b) Kelainan uterus
c) Kehamilan kembar
f) Toksemia
h) Obat-obatan(narkotika,alcohol,rokok,kokain,anti metabolit)
2) Faktor janin :
a) Kelainan congenital
c) Kelainan genetic
d) Infeksi janin,misalnya penyakit TORCH (tokoplasma,rubella,sitomegalo virus,dan
herpes.)
e) Aplasia pankreas
3) Faktor plasenta :
d) Infark
f) Pelepasaan plasenta.
FAKTOR RESIKO
Penyakit Ibu Kronik, Hipertensi, PIH, hipertensi yang diinduksi kehamilan), diabetes,
penyakit jantung sianotik, penyakit vaskular kolagen, anemia ibu yang berat, penyakit
ginjal, kehamilan janin kembar.
Terdapat riwayat bayi kecil sesuai usia kehamilan, merokok penyalahgunaan obat atau
alkohol.
(buku saku dokter keluarga university of lowa edisi 3 Mark G Graber, Peter P Toth, Robert
L. herting Jr: EGC)
RESIKO TERHADAP IUGR
Resiko terbesar berkaitan dengan IUGR adalah lahir mati (bayi lahir sebelum kelahiran).
Kelahiran bayi sebelum cukup bulan mengharuskan untuk menghindari masalah yang serius ini.
Bayi mungkin akan lebih menderita berada di luar rahim ketimbang ia masih di dalam, karena
bayi dengan IUGR sering tidak dapat mentoleransi dengan baik persalinan, maka kelahiran
cesarean sepertinya hampir pasti perlu dilakukan.
1) Pada wanita yang riwayat bayi SGA ( lebih kecil dari pada umur kehamilan)
4) Dengan komplikasi maternal, khususnya yang berkaitan dengan berkurannya aliran darah
ke placenta dan uterus
PATOFISIOLOGI
Pada kelainan sirkulasi utero plasenta akibat dari perkembangan plasenta yang
abnormal,pasokan oksigen,masukan nutrisi,dan pengeluaran hasil metabolic menjadi
abnormal.janin menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga timbul IUGR / PJT yang
asikmetrik yaitu lingkar perut yang jauh lebih kecil daripada linggar kepala.
Pada keadaan yang parah mungkin akan terjadi kerusakan tingkat seluler berupa kelainan
nucleus dan mitokondria.
Pada keadaan hipoksia,produksi,radiasi bebas,diplasenta menjadi sangat banyak dan anti oksidan
yang telatif kurang (misalnya preeklamsia), akan menjadi lebih para. (soothill dan kawan-kawan
1987) telah melakukan pemeriksaan gas darah.pada IUGR yang parah dan menempatkan asidosis
dan hiperkapina, hipoglikemi, dan eritoblatolis. kematian pada janin asismetris lebih parah
dibandingkan dengan simetrik.
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas ndipengaruhi oleh makanan.
Study pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hai ini sebaikya terjadi kondisi percepatan
pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapat ukuran plasenta yang luas.
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan
plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut
terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik.
Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversible.
(Pengantar Kuliah Obstetri Proft Dr.I.B.G. Manuaba, Sp.Og(K) Hal 425)
KLASIFIKASI / PEMBAGIAN KLINIS
1) PJT tipe 1 atau dikenal juga sebagai tipe simetris,terjadi pada kehamilan 0-20 minggu,
terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel(hiperplasia),umumnya
disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin.prognosisnya buruk.
2) PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris terjadi pada kehamilan 28-40
minggu, yaitu gangguan potensi tubuh untuk memperbesae sel (hipertrofi),misalnya pada
hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta.prognosisnya baik.
3) PJT tipe III adalah kelainan diantara kedua tipe diatas terjadi pada kehamilan 20-28
minggu, yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hyperplasia dan
hipertrofi sel, misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau keracunan.
prognosissnya dubia.
DIAGNOSIS IUGR
Secara klinis awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal setelah 28 minggu .Namun
secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan
tafsiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi.secara klinik pemeriksaan fundus
umumnya dalam Sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan bila lebih rendah dari 3cm, patut
dicurigai adanya IUGR, meskipun sensifitasnya hanya 40%. Smitth dan kawan-kawan
melakukan observasi pada 4229 kasus dan menemukan bahwa pertumbuhan yang suboptimal
sejak trimester pertama berkaitan dengan kelahiran priterm dan kejadian PJT.
Kita harus curiga jika pertumbuhan tinggi fundus tidak seperti yang diperkirakan yaitu 1
cm /minggu di antara usia kehamilan minggu ke 20 dan ke 36. Kekurangan tinggi fundus 4 cm
mengharuskan pemeriksaan ultrasonografi. Scan ultrasonik serial dapat memastikan diagnosis.
(buku saku dokter keluarga university of lowa edisi 3 Mark G Graber, Peter P Toth,
Robert L. herting Jr: EGC)
1) Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda.
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis sampai bagian
teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga)
sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa
janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
3) USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka kebenarannya
mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita
sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada
pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala
dengan lingkar perut untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.
Penggunaan ultrasonografi dalam diagnosis dan evaluasi IUGR
Mulai pengawasan
EFW Dibawah persentil ke 10 antepartum sampai
pelahiran.
Bila dijumpai pelahiran
Rasio HC/AC Dalam batas normal IUGR sebelum umur
kehamilan 20 minggu
Volume air Periksa adanya kelainan
ketuban Normal / kurang congenital dan tentukan
kariotipe janin.
(Pengantar Kuliah Obstetri Proft Dr.I.B.G. Manuaba, Sp.Og(K) Hal 426)
4) Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang
tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.
(sarwono.2008:698)
PENATALAKSANAAN/ PENGOBATAN
(buku saku dokter keluarga university of lowa edisi 3 Mark G Graber, Peter P Toth, Robert L.
herting Jr: EGC)
1) Penilaian Antepartum ;
b) Bila penyebab diketahui tidak akan mengubah fetal outcome secara besar
d) Satu diantara 10 fetus IUGR dengan anomali mempunyai kromosom yang abnormal
2) Penilaian fetus
4) Persalinan
a. Waktu yang optimal untuk persalinan tergantung pada keadaan ibu atau fetus
b. Banyak kematian fetus in utero menjadi setelah 36 minggu persalinan dilakukan sebelum
36 minggu.
A. Upaya umum :
4) Berhenti hamil setelah mencapai umur sekitar 35 tahun sehingga kemungkinan penyakit
yang di derita ibu tidak berpengaruh
B. Upaya khusus :
1) Tidur miring ke kiri ,untuk meningkatkan kelancaran aliran darah menuju retro placenter
sehingga meningktkan aliran nutrisi ,vitamin,meningkatkan pertukaran co2 dan o2
Menurut Ballard
Kurva Battalgia dan
Lubchenko
Diagnosis antenatal: Terapinya:
Mortalitas/morbiditas
tinggi
Persiapan untuk
mengatasi harus cukup
baik
Bayi masuk ICU bayi
Hasil selanjutnya buruk:
-IQ rendah
-Gangguan neurologis
-Gangguan kepribadian
MASALAH PATOGENESIS
1) Janin intrauteri:
Mungkin terjadi deformitas dan kelainan congenital yang fatal sehingga tidak
mungkin hidup.
Trauma persalinan
Jepitan pada tali pusat yang ketat sehingga menambah asfiksia sampai meninggal
c) Perdarahan :
d) Kegagalan fungsi organ vital yang tidak dapat diatasi akibat kehamilan dengan
IUGR
Dengan demikian upaya untuk menyelamatkan bayi dengan IUGR memerlukan perawatan
intensif dan biaya yang cukup besar dengan hasil yang belum memusakan.
PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang
bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress;
berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin,
mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta
pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus
baik(10).
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil
sebagai berikut :
1) Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2) Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
3) Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
4) Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi
keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5) Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6) Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu
dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui sedini
mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai
dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36, pemeriksaan
dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1
minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan,
semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi, pemeriksaan harus
dilakukan lebih sering seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
1) (Sarwono Prawiroharjo,2008)
2) Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999
3) Mark G Graber, Peter P Toth, Robert L. herting Jr .“buku saku dokter keluarga university
of lowa”. edisi 3: EGC)
4) obstetric patologi edisi 2,penerbit buku kedokteran: ECG
5) Nellson. 1996. Ilmu kesehatan anak vol 1.jakarta: EGC
6) Prof. Dr.I.B.G.Manuaba SpOG, Dr.I.A.Chandranita, SpOG. Dr. I.B. G Fajar Manuaba
SpOG. “Pengantar Obstetri Ida Bagus Manuaba”. Jakarta :EGC, 2007.
7) Kehamilan di atas usia 30. “By Glade B. Curtis”, Yasmin Asih)
8) http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/26/intra-uterine-growth-retardation-iugr/