Anda di halaman 1dari 9

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI


DI RAWAT INAP RSUD CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2014

R. Nety Rustikayanti, S.Kp.,M.Kep1 Reynie Purnama Raya, SKM., M.Epid2


Resa Pratiwi, S.Kep3 123 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung
ABSTRAK

Gangguan kesehatan yang sering terjadi pada sistem reproduksi wanita di kalangan
masyarakat diantaranya mioma uteri yang terdiri dari mioma kisti dan mioma solid. Data
di Indonesia memperkirakan proporsi mioma uteri sebanyak 2,3911,7%, Jawa Barat
pada tahun 2013 sebanyak 7.345 kasus. Faktor yang terjadi pada kasus tersebut
diantaranya yaitu umur, paritas, kehamilan. Di RSUD Cicalengka dibandingkan dengan
Rumah sakit yang lain diantaranya yaitu Rumah sakit AMC penderita mioma uteri
sebanyak 35%, dan di Rumah sakit Majalaya sebesar 40% proporsi kejadian mioma
uteri masih rendah dibandingkan RSUD Cicalengka dan jumlah mioma uteri tahun 2013
sebanyak 133 penderita. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik pada
mioma uteri rawat inap di RSUD Cicalengka Kabupaten Bandung tahun 2015. Jenis
penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan waktu retrospektif. Jumlah sampel
sebanyak 110 yang terdiri dari 55 mioma dan 55 non mioma. Data yang digunakan data
sekunder yaitu data yang diambil berdasarkan data rekam medik. Analisa data
menggunakan distrubusi frekuensi dan chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa
usia responden didapatkan kejadian kasus mioma uteri yaitu 55 orang.(50,0%) sedangkan
non mioma uteri 55 orang (50,0%), berdasarkan karakteristik usia pada mioma uteri
didapatkan paling banyak usia > 20 tahun sebanyak 57 (51,8%) (penderita mioma uteri 29
orang dan non mioma uteri 28 orang) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
usia dengan kejadian mioma uteri, berdasarkan karakteristik paritas pada mioma uteri
didapatkan dengan jumlah 1 anak sebanyak 58 orang.(52,7%) (penderita mioma uteri 26
orang dan non mioma uteri 32 orang) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
paritas dengan kejadian mioma uteri, berdasarkan karakteristik kehamilan pada mioma
uteri paling banyak pada wanita yang sedang hamil sebayak 58 orang (52,7%) (penderita
mioma uteri 28 orang dan non mioma uteri 30 orang) dan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kehamilan dengan kejadian mioma uteri.
Kata Kunci
: Karakteristik, Kejadian Mioma Uteri RSUD Cicalengka

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

PENDAHULUAN
Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 diwujudkan dengan
menyelenggarakan
pembangunan
nasional di semua bidang kehidupan
yang berkesinambungan dan merupakan
suatu rangkaian pembangunan yang
menyeluruh, terpadu, dan terarah.
Pembangunan kesehatan sebagai salah
satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal (UUD 1945).
Salah satu hal yang perlu diperhatikan
dalam mencapai kesehatan yang optimal
adalah kesehatan reproduksi. Kesehatan
reproduksi adalah suatu kondisi yang
sempurna dari fisik, mental dan keadaan
sosial (tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan atau kecacatan) dalam
setiap persoalan yang berhubungan
dengan sistem, fungsi serta proses
reproduksi. Pada wanita
banayak
gangguan-gangguan kesehatan yang
menjadi permasalahan pada sistem
reproduksi (Fitramaya, 2009).
Ganggungan kesehatan yang sering
terjadi pada sistem reproduksi wanita di
kalangan
masyarakat
diantaranya
kanker serviks, kanker payudara, kista
ovarium, gangguan menstruasi, mioma
uteri dan lain sebagainya. Gangguan
kesehatan reproduksi tersebut dapat
mengganggu proses sistem reproduksi
pada wanita untuk terjadinya kehamilan
(Manuaba, 2009).
Adapun jenis dari mioma uteri jinak
yang berada di uterus diantaranya kista
yaitu
terdapat
dibawah
epitel
vulva/perineum
maupun
vagina
berwarna kekuning-kuningan dan berisi
cairan kental, gartner berasal dari
saluran mesonefridikus ujolfifi. Terdapat
pada dinding lateral-anterolateral vagina
sampai pada vulva dekat urethra dan
klitoris, karunkula urethra neoplasma ,

terdiri dari polip merah muda dengan


tangkai pada tepi dorsal muara urethtra,
mikroskopik sebagai papiloma urethra
yang ditutup oleh epitel transisional
yang tersusun sebagai lipatan dengan
tipe
yang
sering
menyerupai
pertumbuhan ganas, nevus berasal dari
melanosit dalam epidermis atau darisel
Schwan dari serabut saraf yang menuju
ke kulit dan mioma uteri dibedakan
menjadi non mioma dan mioma uteri
yang merupakan mioma uteri jinak
yang berada di uterus lebih tepatnya di
otot uterus dan jaringan ikat sekitarnya.
Menurut Organisasi kesehatan dunia
World Health Organization (WHO)
memperkirakan diseluruh dunia hanya
20%-50% penderita mioma uteri.
Medical Surveillance Monthly Report,
Armed Force Amerika Serikat tahun
2009-2013 melaporkan terdapat 11.931
kasus mioma uteri (insidens rate 57,6
per 10.000 tiap tahun) pada wanita usia
reproduksi aktif (Benson, 2010).
Data di Indonesia memperkirakan
proporsi mioma uteri dari semua
penderita ginekologi yang dirawat di
Rumah Sakit terdapat
2,3911,7%
(Wikjosastro, 2010). Penelitian di
Cianjur tahun 2007-2010 menemukan
kasus pasien penderita mioma uteri
sejumlah 114 dan 81 diantaranya
menderita mioma uteri asimptomatik
dengan proporsi71,05%. Penelitian di
rsud Cicalengka menyatakan bahwa
pada tahun 2011 berdasarkan data rekam
medik yang ada terdapat 52 kasus
mioma uteri, mioma uteri menempati
urutan ke lima dari sepuluh penyakit
Ginekologi. Pada tahun 2012 proporsi
mioma uteri adalah 7,04% dan pada
tahun 2013 proporsi mioma uteri adalah
8,03% (Manurung, 2010).
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2013 didapatkan kasus
mioma uteri pada reproduksi wanita
terdapat 7.345 kasus terdiri dari mioma
uteri jinak atau mioma uteri 4.678
(68%). Kasus mioma uteri didapatkan
dari setiap Rumah Sakit yang berada

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

diseluruh Jawa Barat (Profil Dinkes


Jawa Barat 2013).
Data yang didapatkan oleh peneliti di
RSUD Cicalengka Kota Bandung untuk
angka kejadian mioma uteri dalam dua
tahun terakhir mengalami peningkatan,
pada tahun 2012 terdapat 33 kasus dan
tahun 2013 menjadi 133 kasus.
Sedangkan pada tahun 2014 berdasarkan
data rekam medik dilihat dari bulan
Januari sampai dengan bulan Desember
bahwa angka kejadian mioma uteri
sebanyak 55 kasus mioma uteri (Data
Rekam Medik).
Berdasarkan data uraian diatas bahwa
mioma uteri menjadi faktor penyebab
utama yang merupakan salah satu
penyakit sistem reproduksi pada wanita.
Sedangkan mioma uteri adalah mioma
uteri jinak otot polos yang terdiri dari
sel-sel jaringan otot polos, jaringan
pengikat fibroid dan kolagen. Mioma
uteri merupakan salah satu mioma
uteri ginekologi yang paling sering
terjadi dan ditemukan pada 30%
wanita usia reproduktif. Sebagian besar
(sekitar dua per tiga) wanita dengan
mioma uteri tidak menunjukkan gejala
(asimtomatik), hampir setengah dari
kasus mioma uteri ditemukan secara
kebetulan
pada
pemeriksaan
ginekologik. Diperkirakan hanya 20%50% dari penderita mioma uteri yang
menunjukkan gejala klinik seperti
menoragia. Ada beberapa faktorfaktor
yang berpengaruh untuk terjadinya
mioma uteri (Derek LJ, 2011).
Faktorfaktor mioma uteri yang
dipengaruhi adalah ketidakseimbangan
emosi misalkan sering stres, daya tahan
tubuh rendah, gaya hidup yang tidak
seimbang, semua itu menyebabkan
gangguan
pada
hormon
dan
kemungkinan timbul mioma uteri.
Ukuran besar kecilnya mioma uteri
juga dipengaruhi oleh jumlah kalori
pada tubuh karena timbulnya kalori
dalam
tumbuh
mempengaruhi
pertumbuhan mioma, mioma juga
dapat
terjadi
karena
makan

sembarangan dan berat badan yang


berlebihan. Pertumbuhan mioma uteri
paling sedikit
memerlukan
waktu
sekitar 8 tahun, infeksi dan jamur
dalam rahim juga bisa menjadi
perangsang pertumbuhan mioma uteri
atau memungkinkan
mioma uteri
tumbuh kembali walaupun telah
diangkat. Oleh karena itu kebersihan
alat kelamin, berat badan tubuh, dan
keseimbangan emosi harus dijaga agar
mioma
tidak
terangsang
pertumbuhannya (Prawirohardjo, 2010).
Adapun peran perawat terhadap pasien
mioma uteri yaitu mampu melakukan
tindakan intervensi sehingga pasien
mampu mengungkapkan perasaan dan
keadaan hidup pasien saat ini (Marillyn
E, 2010).
Berdasarkan studi literatur yang terjadi
bahwa faktor yang mempengaruhi
mioma uteri diantaranya faktor usia,
paritas dan kehamilan. Hal ini dapat
dilihat bahwa dengan usia dan faktor
paritas dapat mempengaruhi penyebab
terjadinya mioma uteri. Paparan diatas
diperkuat berdasarkan teori yang
mengatakan bahwa wanita dengan
kehamilan mempengaruhi mioma uteri
karena tingginya kadar esterogen
dalam kehamilan dan bertambahnya
vaskularisasi ke uterus kemungkinan
dapat
mempercepat
terjadinya
pembesaran mioma uteri (Hadibroto,
2008).
Hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Linda Yana tentang judul
Karakteristik Penderita Mioma Uteri
Yang Di Rawat Inap Di RSUD Dr.
Pirnga di Medan Tahun 2009-2011.
Didapatkan berdasarkan hasil penelitian,
usia tertinggi penderita mioma uteri 4049 tahun 59,9%, Batak etnis 57,9%,
59,2% Islam, SMA 72,4%, ibu rumah
tangga 69,1%, wanita yang sudah
menikah 91,4%, tinggal di Medan
65,8%. Multipara paritas 45,2%, mioma
intramural 41,9%, ukuran mioma 5-10
cm 67,5%, 51,4% perdarahan abnormal,
tidak menggunakan kontrasepsi 69,8%,

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

menarche 90,8%, histerektomi total


abdominal histerektomi 76,3%, rata-rata
lama menginap 7,20 hari. Ada
perbedaan yang signifikan antara pasien
usia dan terapi medis (p = 0,000).
Panjang rata-rata mioma uteri pasien
yang peduli konservatif lebih pendek
dari pada dengan miomektomi dan
histerektomi (p = 0,000). Rata-rata lama
pasien mioma uteri saat diberhentikan
oleh permintaan sendiri lebih pendek
dari pada di bawah perawatan medis (p
= 0,000).
Adapun alasan peneliti mengambil
penelitian di
RSUD Cicalengka
dibandingkan dengan Rumah sakit yang
lain diantaranya yaitu Rumah sakit
AMC penderita mioma uteri sebanyak
35%, dan di Rumah sakit Majalaya
sebesar 40% proporsi kejadian mioma
uteri masih rendah dibandingkan RSUD
Cicalengka. Selain itu peneliti tertarik
mengambil mioma uteri berdasarkan
karakteristik diantaranya usia, paritas,
dan kehamilan dari tiga karakteristik
tersebut lebih dominan dibandingkan
dengan
hormone endogen, riwayat
keluarga wanita, etnik, diet dan
kebiasaan merokok. Selain itu seorang
wanita yang memiliki riwayat kehamilan
lebih berisiko dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil. Setiap
kehamilan mengandung risiko, dimana
risiko tersebut akan berdampak pada
kesehatan ibu dan janin. Berbagai risiko
yang muncul selama kehamilan itu,
selain dari komplikasi kehamilan ada
juga ibu yang memiliki riwayat penyakit
yaitu diantaranya mioma uteri (Muzakir,
2008).
Berdasarkan paparan latar belakang
diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul
hubungan karakteristik dengan kejadian
mioma uteri di rawat inap RSUD
Cicalengka Kabupaten Bandung.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif
korelatif, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan (Sugiyono, 2014).
Metode korelatif yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang memang sudah ada
(Sugiyono, 2014). Pada penelitian
dilakukan untuk mengetahui hubungan
karakteristik dengan kejadian mioma
uteri rawat inap di RSUD Cicalengka
Kabupaten Bandung.
Pendekatan waktu dalam pengumpulan
data
menggunakan
pendekatan
retrospektif atau case control, yaitu
study yang didasari pada catatan medis,
mencari mundur terhadap pengamatan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
(Nursalam, 2013).. Dalam penelitian ini
hanya ingin mengetahui hubungan
faktor risiko penyebab terjadinya mioma
uteri. Merupakan jenis penelitian case
control dipilih kelompok subjek yang
berasal
dari
populasi
yang
karakteristiknya sama dengan kasus dan
hanya berbeda dalam hal terdapatnya
suatu penyakit (Nursalam, 2013).
Populasi yang menjadi sasaran dalam
penelitian ini adalah jumlah mioma uteri
dan non mioma uteri di RSUD
Cicalengka dilihat berdasarkan data
medik yaitu sebanyak 55 orang yang
dilihat pada tahun 2014.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2007). Bila besar populasi
yang dapat mewakili dari populasi yang
diteliti. Menurut (Azwar, 2009). Sampel
merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini yaitu menggunakan
teknik total sampling dimana jumlah
sampel yang diambil secara keseluruhan
dari jumlah populasi yaitu sebanyak 55

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

orang pada tahun 2014. Adapun


pengambilan sampel yang dilihat
berdasarkan data rekam medik, rasio 1:1
yaitu sebanyak 110 orang, 55 penderita
mioma uteri dan 55 penderita non
mioma uteri yaitu tumor lain yang dapat
hidup di uterus.
Variabel mengandung pengertian ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimilikioleh kelompok
lain. Definisi lain mengatakan bahwa
variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimilki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian
tertentu
(Notoatmodjo,
2010).
Variabel adalah objek peneliti, atau
apayang menjadi titik perhatian suatu
peneliti. Ada dua macam variabel, yaitu
variabel independen dan variabel
dependen (Arikunto, 2008).
Variabel independen penelitian ini yaitu
karakteristik pasien mioma uteri.
Variabel ini sering disebut juga sebagai
variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam Bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel
dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Hidayat,
2009).
Variabel
dependen
pada
karakteristik penelitian ini yaitu kejadian
mioma uteri.
Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai
suatu fenomena (Hidayat, 2007). Data
yang diperoleh dari suatu pengukuran
kemudian dianalisis dan dijadikan
sebagai bukti (evidence) dari suatu
penelitian. Instrumen pada penelitian ini
yaitu berupa lembar observasi yang
dilihat oleh peneliti berdasarkan data
rekam medik. Kemudian setelah data
terkumpul peneliti menganalisa data
tersebut sehingga mendapatkan output
atau hasil.

Analisa data yang merupakan proses


penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan di
interpretasikan dengan menggunakan
statistik, kemudian diberikan interpretasi
dan membandingkan hasil penelitian
dengan teori yang ada. Analisa data
yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
Analisis Univariat
Analisa data dilakukan dengan cara
univariat yaitu untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian.
ada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Adapun analisis
dalam penelitian ini yaitu menggunakan
rumus persentase frekuensi sebagai
berikut:
Rumus :

= 100%

Keterangan :
P : presentase untuk setiap kategori
f : jumlah setiap kategori
N : jumlah total responden
Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk melihat
atau mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Pada penelitian ini analisa bivariat yaitu
Hubungan karakteristik dengan kejadian
mioma uteri rawat inap di RSUD
Cicalengka.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan
memakai uji Chi Square karena syarat
uji
tersebut
yaitu
data
yang
didistribusikan dengan jenis data yang di
hubungkan, pada analisa bivariat ini
karena kategori karakteristik dengan
kejadian mioma uteri rawat inap di
RSUD Cicalengka berbentuk numerik
maka akan dilakukan uji Uji Chi-Square
dengan kategori (Nominal) atau
berbentuk angka (Numerik) (Sugiyono,
2014) dengan penyajian data dalam

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

bentuk tabel silang. Rumus Uji ChiSquare sebagai berikut :


(0 )2

Sumber : (Arikunto, 2006)


2 =

Keterangan:
x2
: Nilai Chi kuadrat
fo
: Frekuensi yang diobservasi
fh
: frekuensi yang diharapkan
dimana :
fe =
fe
fk
fb
T
kolom

= frekuensi yang diharapkan


= jumlah frekuensi pada kolom
= jumlah frekuensi pada baris
= jumlah keseluruhan baris atau

Hasil akhir uji statistik adalah untuk


mengetahui apakah keputusan uji Ho
ditolak atau Ho diterima. Syarat uji chi
square adalah tabel harus menggunakan
2x2, digunakan tingkat kepercayaan
95%. Ketentuan pengujian dengan Chi
Square adalah jika p value alpha
(0,05) maka ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel, tetapi
jika p value > alpha (0,05) maka tidak
ada hubungan yang signifikan antara
keduanya (Notoatmodjo, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan data skunder yaitu data
yang diambil berdasarkan data objektif
mengenai
mioma
uteri,
dengan
pendekatan retrospektif atau case
control, yaitu study yang didasari pada
rekam medis atau catatan medis,
mencari mundur terhadap pengamatan
hubungan karakteristik dengan kejadian
mioma uteri di rawat inap RSUD
Cicalengka di tahun sebelumnya
tepatnya tahun 2014 yang telah terjadi.

Hasil analisis ini berupa univariat


artinya mengetahui besaran distribusi
frekuensi dalam suatu variabel dan
bivariat artinya untuk mengetahui
hubungan antara kedua variabel. Berikut
hasil penelitian ini disajikan sebagai
berikut
Tabel
4.1
Distribusi
frekuensi
karakteristik penderita mioma uteri di
RSUD Cicalengka tahun 2014
Karakteristik
Usia
20th
>20 th
Paritas
1 anak
>1 anak
Kehamilan
Hamil
Tdk hamil

Mioma Uteri
f
%

Non Mioma Uteri


f
%

Total
%

26
29

47,3
52,7

27
28

49,1
50,9

53
57

48,2
51,8

26
29

47,3
52,7

32
23

58,2
41,8

58
52

52,7
47,3

28
27

50,9
49,1

30
25

54,5
45,5

58
52

52,7
47,3

Berdasarkan hasil yang menujukan


diatas dapat diketahui bahwa usia
responden yaitu 20 tahun sebanyak 53
orang (48,2%) ( penderita mioma uteri
26 orang dan non mioma uteri 27 orang
) dan usia >20 tahun sebanyak 57 orang
(51,8%) ( penderita mioma uteri 29
orang dan non mioma uteri 28 orang) ,
untuk paritas responden yaitu 1 anak
sebanyak 58 orang (52,7%) ( penderita
mioma uteri 26 orang dan non mioma
uteri 32 orang ) dan paritas > 1 anak
sebanyak 52 (47,3%) ( penderita mioma
uteri 29 orang dan non mioma uteri 23
orang ) dan untuk kehamilan yaitu hamil
sebanyak 58 (52,7%) ( penderita mioma
uteri 28 orang dan non mioma uteri 30
orang ) dan tidak hamil sebanyak 52
(47,3%) ( penderita mioma uteri 27
orang dan non mioma uteri 25 orang ).

Tabel 4.2 Hubungan antara usia


dengan kejadian mioma uteri di
RSUD Cicalengka Tahun 2014

Usia
20 th
>20 th

Mioma
Uteri
f
26
29

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Total

Non Mioma
%
47,3
52,7

f
27
28

%
49,1
50,9

f
53
57

%
48,2
51,8

nilai P

0,849

Berdasarkan
tabel
diatas
memperlihatkan bahwa terdapat 57
orang (51,8%) dengan usia responden >
20 tahun untuk kejadian mioma uteri 29
orang (52,7) dan non mioma uteri 28
orang (50,9) sehingga didapatkan nilai P
0,849 artinya H0 5% < 0,005 diterima
yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan kejadian
mioma uteri.

Tabel 4.3 Hubungan antara paritas


dengan kejadian mioma uteri di
RSUD Cicalengka Tahun 2014

Paritas
1 anak
>1 anak

Non
Mioma

Mioma
Uteri
f
26
29

%
47,3
52,7

f
32
23

%
58,2
41,8

Total
f
58
52

%
52,7
47,3

nilai P

0,252

Berdasarkan
tabel
diatas
memperlihatkan bahwa terdapat 58
orang (52,7%) pada penderita mioma
uteri 26 orang (47,3%) dan non
mioma uteri 32 (58,2%) orang
dengan paritas antara 1 anak dan
didapatkan nilai P 0,252 artinya H0
5% < 0,005 diterima yang berarti
tidak ada hubungan yang signifikan
antara paritas dengan kejadian
mioma uteri.
Tabel
4.4
Hubungan
antara
kehamilan dengan kejadian mioma
uteri di RSUD Cicalengka Tahun
2014
Mioma
Uteri

Kehamilan
Hamil
Tidak
hamil

f
28
27

%
50,9
49,1

Non
Mioma
f
30
25

%
54,5
45,5

Total
f
58
52

%
52,7
47,3

nilai P

0,702

Berdasarkan
tabel
diatas
memperlihatkan bahwa terdapat 58
orang (52,7%) dengan wanita yang
sedang hamil pada penderita mioma
uteri 28 orang (50,9%) dan non

mioma uteri 30 orang (54,5%)


sehingga didapatkan nilai P 0,702
artinya H0 5% < 0,005 diterima yang
berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara kehamilan dengan
kejadian mioma uteri.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Berdasarkan karakteristik usia pada
mioma uteri didapatkan paling
banyak usia > 20 tahun sebanyak 57
(51.8%) penderita mioma uteri 29
orang dan non mioma uteri 28
orang, paritas pada mioma uteri
didapatkan dengan jumlah 1 anak
tahun sebanyak 58 orang.(52.7%)
penderita mioma uteri 26 orang dan
non mioma uteri 32 orang, dan
kehamilan pada mioma uteri paling
banyak pada wanita yang sedang
hamil sebayak 58 orang (52.7%)
penderita mioma uteri 28 orang dan
non mioma uteri 30 orang.
2. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara usia dengan
kejadian mioma uteri nilai p 0,849.
3. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara paritas dengan
kejadian mioma uteri nilai p 0,252.
4. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kehamilan dengan
kejadian mioma uteri

Saran
1. Perlu adanya upaya preventif dari
tenaga
kesehatan
dengan
mengadakan
penyuluhanpenyuluhan mengenai penyakitpenyakit ginekologis, salah satunya
mioma uteri. Penyuluhan berisi
upaya deteksi dini mioma uteri
dengan mensosialisasikan pada
masyarakat mengenai gejala-gejala
mioma uteri. Penyuluhan tentang
pola hidup sehat dan teratur
penting dilakukan, kerena dengan
pola hidup sehat dan teratur individu
tehindar dari penyakit.

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat


dijadikan salah satu informasi bagi
pengembangan ilmu keperawatan,
khususnya di bidang keperawatan
maternitas dan untuk mengetahui
hubungan karakteristik mioma uteri
di rawat inap di RSUD Cicalengka.
3. Meningkatkan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor lain yang menjadi
penyebab terjadinya mioma uteri
khususnya pada wanita yang usia >
20
tahun,
sehingga
dapat
mengetahui
secara
spesifik
mengenai faktor yang terjadi pada
penderita mioma uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Abelson-Mitcchell,
N.
2007.
theaetiology and pathogenesis
of fibroids.in : shawRW.eds
Arikunto, Suharsimi2010. Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktek, Jakarta : rineka cipta.
Azwar ,S 2007, Produser tetap dan
ginekologi. Jakarta : EGC
Cunningham, FG. Mioma uteri obsterti
William. edisi 18. Jakarta :
EGC , 2007.447-451
Derek, L.J. Dasar-dasar obstetric dan
ginekologi edisi 2. Jakarta :
EGC. 1994
Dinas Kesehatan. 2013. Provinsi Jawa
Barat Profil Kesehatan 2009.
Available
at
:
http://www.dinkesjatengprov.g
o.id/dokumen/profil/2008/profi
l2008.pdf
Fitramaya 2009. Tentang kondisi dan
kesehatan reproduksi dan
permasalahannya. Jakarta EGC
Heffner, Linda J. dan Danny J. Schust.
2006. Ata Glance Sistem
Reproduksi
Edisi
Kedua.
Jakarta : Erlangga Benson,
2010. Data kasus mioma uteri
Linda Yana br. Ginting, 2009-2011
Karakteristik penderita mioma
uteri yang di rawat inap di
RSUD DR. Pringadi Medan.

Manuaba

IBG. 2005. Penentuan


Kepaniteraan Klinik Obstetric
dan Ginekologi. Edisi 2 .
Jakarta : EGC
Manurung,
2010.
Etiology
Symptomatology
dan
Diagnosis of Uterine Myomas.
Volume 87. Dapartement of
Obstetrics adn gynecology
UCLA Schoolof Medicini.
California : American Society
for Reproductive Medicine.
Notoatmodjo, S. 2010 Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
rineka cipta
Nursalam, 2013. Konsep dan penerapan
metodologi
penelitian
Keperawatan. Jakarta
Parker
WHO
2007.
Etiology,
symptomatology dan diagnosis
of uterin myomas. uterine
myomas.87 (4). P . 725-733
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku
acuan nasional maternal dan
neonatal, Jakarta JPNKRPOGI
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirahrdjo.
http://digilib.unimus.ac.id
Saifuddin, A.B. George A. Gulardi
H.W. DjokoWaspodo. Buku
acuan nasional pelayanan
kesehatan
maternal
dan
neonatal. Jakarta : JNPKKR
POGI. 2001. Hal 207-2015
Setisi, (2009). Hubungan umur penderita
mioma uteri di RSUD DR.
Moewardi Surakarta.
Sugiyono, (2013). Memahami penelitian
kualitatif. Bandung : alfabeta
Thomason, (2008). Gambaran faktor
resiko penyebab terjadinya
mioma uteri
Tortoharjo G.J dan derrickson B.H
2006.
principles
of
anatomy.Twelfth Edition. Asia
: wiley

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Undang-undang dasar 1945 tentang


mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal
Widyastuti, Y., Rahmawati, A., dan
Purnama ningrum, Y.E., 2009.
Kesehatan
Reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya.
Wiknjosastro, (2005). Obstetri dan
ginekologi. Ahli Bahasa : H.
TMA Chalik. Jakarta. Widya
Medika

Jurnal Keperawatan Oleh Resa Pratiwi,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai