Anda di halaman 1dari 27

Fundus berarti titik tertinggi, sedangkan uteri berarti rahim (uterus).

Jadi, fundus uteri adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus
uteri (tfu) adalah jarak antara titik simfisis pubis dan fundus uteri yang biasanya dilakukan oleh dokter atau bidan.

Tujuan pengukuran tinggi fundus uteri


Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk menghitung usia kehamilan dan mengukur perkembangan dan pertumbuhan
janin. Hasil dari tinggi fundus uteri atau tfu ibu hamil akan menunjukkan usia kehamilan. Setelah mengetahui tfu ibu hamil, biasanya
dokter atau bidan akan membandingkannya dengan hari pertama haid terakhir (hpht) untuk mengetahui kecocokannya.

Baca juga: Apa Beda Usia Kehamilan dan Usia Janin?

Selain pengertian tinggi fundus uteri, penting bagi Anda untuk mengetahui informasi tentang tfu sesuai usia kehamilan. Melalui
informasi tfu sesuai usia kehamilan ini, Anda akan mengetahui patokan hasil tinggi fundus uteri yang seharusnya sesuai dengan usia
kehamilan Anda.

Cara mengukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan oleh dokter atau bidan. Anda tidak bisa mengukur tinggi fundus sendiri. Alat ukur untuk
pengukuran tfu sesuai usia kehamilan bisa menggunakan jari atau alat ukur panjang elastis.

Namun, sebaiknya menggunakan alat ukur panjang karena lebih akurat. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur tinggi
fundus uteri menggunakan teknik McDonald dan Palpasi abdominal.

1. Teknik McDonald

Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald adalah dengan menghitung jarak dari simfisis pubis hingga ke
fundus uteri dan sebaliknya. Teknik McDonald ini menggunakan alat ukur panjang yang elastis yaitu pita ukur.

Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus uteri dengan teknik McDonald biasanya dilakukan pada saat usia
kehamilan mencapai 22 minggu. Namun, sebelum pengukuran harus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada abdomen terlebih dahulu.

Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald:


 Siapkan pita ukur
 Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung bawah
 Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
 Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
 Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
 Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri menahannya
 Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis pubis hingga ke fundus uteri
 Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
 Inilah hasil tfu ibu hamil

Cara mengukur usia kehamilan menggunakan rumus McDonald:

1. Usia kehamilan dalam minggu = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7


2. Usia kehamilan dalam bulan = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7

2. Teknik Palpasi abdominal

Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal adalah meraba atau menekan bagian perut dengan jari
tangan. Selain menghitung usia kehamilan, teknik Palpasi berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh, getaran, pergerakan, bentuk, dan
ukuran.

Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus uteri dengan teknik Palpasi abdominal biasanya dilakukan setelah ibu
hamil cukup bulan. Teknik palpasi abdominal dilakukan setelah rahim membesar sehingga bagian-bagian tubuh janin sudah bisa
dibedakan.

Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal menurut Leopold terdiri dari 4 tahap, yaitu Leopold
I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold IV. Setiap tahap memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung Usia Kehamilan dengan Akurat?

Leopold I

Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang berada pada fundus uteri.
Cara pemeriksaan Leopold I:

 Kedua telapak tangan dokter yang bersih diletakkan pada fundus uteri
 Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri dari fundus uteri ke simfisis pubis menggunakan jari
 Dokter atau bidan akan merasakan bagian tubuh janin yang berada pada bagian fundus. Apakah bokong, kepala atau kosong.

Leopold II

Tujuannya adalah untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung janin.

Cara pemeriksaan Leopold II:

 Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan kanan umbilikus
 Tentukanlah bagian punggung janin guna menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin
 Tentukan bagian-bagian kecil dari janin

Leopold III

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah bagian tubuh janin yang berada di bagian bawah rahim sudah masuk panggul atau belum.

Cara pemeriksaan Leopold III:

 Bagian terendah dari janin dicekap di antara ibu jari dan telunjuk tangan kanan
 Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
 Tentukan apakah bagian tubuh janin sudah masuk panggul atau belum

Leopold IV

Tujuannya adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah dan berapa bagian kepala janin yang sudah masuk
panggul ibu.

Cara pemeriksaan Leopold IV:


 Dokter atau bidan menghadap ke kiri pasien
 Kedua telapak tangan diletakkan pada sisi kiri dan kanan bagian terendah janin

Sumber:

1. Dwi Arum Ambarwati. 2015. Studi Taksiran Berat.


http://repository.ump.ac.id/975/3/Dwi%20Arum%20Ambarwati%20BAB%20II.pdf
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang dikenal dengan 10 T.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
Menurut
Depkes RI (2010
),
menyatakan bahwa dalam penerapan
praktis asuhan kebidanan pada ibu menggunakan standar minimal
pelayanan antenatal menjadi 10T
:
, yang terdiri :
1.
Timbang berat badan
dan pengukuran tinggi badan
Menurut Kusmiyati (2008),
pertambahan berat badan yang
normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh(BMI: Body
Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat
badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal
yang penting mengetahui BMI wanita ham
il. Total pertambahan berat
badan pada kehamilan yang normal 11,5
-
16 kg. Adapun tinggi badan
menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang
baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
Menurut Prawihardjo ( 2002 ), berat badan diukur dalam kg
tanpa
sepatu dan memakai pakaian yang seringan ringannya. Berat badan
yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapatkan perhatian
khusus karena memungkinkan terjadinya penyulit kehamilan.
Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari ½ kg /minggu, j
ika
ditemukan segera rujuk.
Menurut Depkes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah
satu deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, dimana bila tinggi
badan ibu hamil kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang.
2.
Ukur
T
ekanan
D
arah
Prawirohardjo (2002) menjelaskan bahwa, mengukur tekanan
darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring, posisi tetap sama
pada pemeriksaan pertama maupun berikutnya. Letakkan tensimeter
dipermudahkan yang datar setinggi jantungnya. Guna
kan ukuran
manset yang sesuai.
Tekanan darah diatas 140/90 mmHg atau peningkatan distol 15
mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit pada
pengukuran dua kali berturut
-
turut pada selisih waktu 1 jam berarti ada
kenaikan nyata dan ibu perlu
di rujuk.
3.
Ukur
T
inggi
F
undus
U
teri
Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuanya kehamilan dan
berat badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri
yang dapat dihitung dari tanggal haid terakhir yang menggunakan
rumus ( Mochtar,2002). Apabila
usia kehamilan dibawah 24 minggu
pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24
minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur
tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rum
usnya( Kusmiyati,2008).
4.
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Lengkap
Menurut Prawirohardjo (2002), pemberian imunisasi tetanus
toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi
pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang ked
ua
diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan
perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi
pada ibu hamil.
Tabel 2.1.4 Interval Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Lengkap
Antigen
Interval (Selang
Waktu Minimal)
Lama
Perlindungan
%
Perlindungan
TT 1
Pada kunjungan
antenatal pertama
-
Tidak ada
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 tahun*
80
TT 3
6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
99
TT 5
1 tahun setelah TT 4
25 tahun
99
(Prawirohardjo,
2002)
Keterangan : * artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum). (Prawirohardjo,2002).
Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5
cc IM( intra muscular )
di lengan atas/paha/bokong. Khusu untuk calon
pengantin diberikan imunisasi TT 2X dengan interval 4 minggu .
Usahakan TT1 dan TT2 diberikan sebelum menikah. (Salmah,2006).
5.
Pem
berian Tablet Besi Minimal 90 tablet selama kehamilan
Menurut Lubis (2009), pada
masa kehamilan volume darah
mengikat seiring kebutuhan zat besi. Suplement zat besi hamil
terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi
bias mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko
melahirkan berat badan rendah
dan prhlimature. Para ahli
menganjurkan wanita hamil mengkonsumsi zat 27 mg hari, muyaitu
50% diatas kebutuhan normal.
Depkes (2004), mengemukakan bahwa WHO juga menganjurkan
pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg zat besi) 2 kali
sehari bagi
semua ibu hamil. Jika Hb 9% atau kurang dari pada salah
satu kunjungan tingkatan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari
sampai akhir masa kehamilannya.
Kebijakan program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia
saat ini menetap:
1.
Pemberian tablet
Fe(320 mg Fe Sulfat dan 0,5 mg asam folat)
untuk semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari.
Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama
kehamilan yaitu 100 mg.
2.
Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2
-
3
kali satu tablet/hari selama 2
-
3 bulan dan dilakukan:
a.
Pemantauan Hb (Bila masih anemia)
b.
Pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya
cacing tambang dan parasit lainnya.
c.
Pemderiksa darah tetapi terhadap parasit malaria(di daerah
endemik).
Pada s
etiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat
besi yang cukup, hindari meminum the/kopi 1 jam sebelum/sesudah
makan karena dapat mengganggu penyerapan zat besi.Tablet zat besi
lebih dapat diserap jika di sertai dengan mengkonsumsi vitamin C
ya
ng cukup.Jika vitan C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak
tercukupi berikan tablet vitamin C 250 mg perhari(Depkes RI,2004).
6.
Tes laboratorium
biops
ikososial, dan pengetahuan klien.Memberikan konsultasi atau
melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan
dalam temu wicara antara lain:
1)
Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
2)
Melampirkan
kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3)
Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan.
4)
Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5)
Memberikan asuhan antenatal
6)
Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan diruma
h
7)
Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran.
8)
Persiapan dan biaya persalinan.
8.
Tentukan Presentasi Janin dan Hitung DJJ
Menurut Setiawan (2011), tujuan pemantauan janin itu adalah
untuk mendeteksi dari dini
ada atau tidaknya faktor
-
faktor resiko
kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan,
cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah
satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dlakukan
pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu/4 bulan.
Gambaran DJJ:
1)
Takikardi berat;detak jantung di atas 180x/menit
2)
Takikardi ringan: antara 160
-
180x/menit
3)
Normal:antara 120
-
160x/menit
4)
Bradikardi ringan: antara 1
00
-
119x/menit
5)
Bradikardi sedang: antara 80
-
100x/menit
6)
Bradikardi berat: kurang dari 80x/menit
9.
Tetapkan status gizi
Menurut Kusmiyati (2008), pada ibu hamil(bumil) pengukuran
LILA merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang
Energi Kronis (KEK) a
tau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume
otak dan IQ seorang
anak. Kurang Energi Kronis (KEK) (ukuran
LILA<23.5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam
jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA:
1)
Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan meter
an
2)
Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LILA.Baca menurut tanda panah.
3)
Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan pita LILA (Setiawan,2011).
10.
Tatalaksana Kasus
Menurut Joesrhan (2012), bila dari hasil pemer
iksaan laboratorium
ditemukan penyakit, ibu hamil perlu dilakukan perawatan k
Pengukuran Tinggi Fundus Uterus dengan Mc Donald
Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis digunakan sebagai salah satu indikator untuk menentukan kemajuan
pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau
turun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang meningkat secara berlebihan
mengidentifikasi adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion .
Pengukuran tinggi fundus uteri harus dilakukan dengan teknik yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan
menggunakan alat yang sama, alat ukur ini dapat berupa pita/tali atau dengan menggunakan pelvimeter.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengukur tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald adalah :
1. Alat ukur panjang ( meteran ) yang digunakan tidak boleh elastic
2. Saat melakukan pengukuran tinggi fundus uteri , kandung kemih ibu harus dikosongkan
3. Posisi ibu saat diukur setengah duduk untuk menghindarkan terjadinya gangguan peredaran darah baik pada ibu maupun janin.
Perkembangan dalam praktik kebidanan yang diterbitkan pengurus IBI pusat, menjelaskan efek fisiologis ynag terjadi pada ibu hamil
dalam posisi tidak terlentang, yaitu kemungkinan terjadinya penekanan uterus terhadap vena pelvis mayor, bvena cava inferior, dan
bagian dari aorta desenden. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi sirkulasi darah ke jantung bagian kanan. Akiba pengurangan
aliran darah ke jantung, dapat terjadi pengurangan oksegenasi ke otak, yang dapat menyebabkan pingsan.
Tujuan Pemeriksaan Tinggi Fundus Uterus dengan teknik Mc Donald :
1. Dari usia kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu, untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan perhitungan minggu, dan
hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin dapat dirasakan.
Tinggi fundus uteri dapat dicatat dalam centimeter (CM),yang harus sama dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan
berdasarkan HPHT.
Misalnya, jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi fundu uteri harus 33cm. jika pengukuran berbeda 1-2cm, masih bisa
ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2cm dari usia kehamilan, kemungknan ada gangguan pertumbuhan janin, sedangkan bila
deviasi lebih besar dan 2cm kemungkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, janin besar.
2. Dari usia kehamilan 36 minggu hingga ada tanda-tanda persalinan, untuk menghitung taksiran berat janin yang dikombinasi dengan
teori Johnson dan Tausack.
Untuk mendapatkan ketepatan pengukuran digunakan rumus Mc. Donald’s. Pengukuran tinggi fundus uteri ini dapat dilakukan
pada saat usia kehamilan memasuki trimester II dan III.

Penempatan Meteran Pengukuran Tinggi Fundus Uterus


Penempatan meteran pengukur juga bervariasi, diantaranya :
a. Meteran menyentuh kulit sepanjang uterus
1) Meteran dapat diletakan dibagian tengah abdomen wanita dan pengukuran dilakukan dengan mengukur dari atas simpisis pubis
sampai ke batas fundus. Meteran pengukuran ini menyentuh kulit sepanjang uterus.
2) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah abdomen . Setelah fundus uteri diposisikan tepat

ditengah abdomen tangan kiri menahan fundus uteri tangan kanan menempelkan meteran yang terbalik tepat ditengah, mulai dari

fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis samapai fundus uteri. Mengangkat

meteran dan membalik, kemudian membaca hasil pengukuran

b. Tidak melibatkan pengukuran lekukan fundus bagian atas.


1) Salah satu ujung meteran diletakan dibatas atas simpisis pubis dengan satu tangan
2) Tangan yang lain diletakan dibatas atas fundus
3) Meteran diletakan diantara jari telunjuk dan jari tengah dan pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari mengapit meteran.

C. Penatalaksanaan Mengukur Tinggi Fundus Uteri dengan teknik Mc Donald


1. Menyiapkan alat

a. Alat ukur yang tidak elastis

b. Kalender kehamilan

c. Alat-alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat mempersiapkan alat untuk pemeriksaan inspeksi

d. Status ibu

2. Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan inspeksi)

a. Menjelaskan tujuan pemeriksaan


b. Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan menggganjal bantal di bagian punggung bawah untuk kenyamanan ibu dan

kedua kaki diluruskan

3. Melaksanakan pemeriksaan

a. Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu

b. Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil waktu pemeriksaan

c. Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah abdomen

d. Setelah fundus uteri diposisikan tepat ditengah abdomen tangan kiri menahan fundus uteri tangan kanan menempelkan meteran yang

terbalik tepat ditengah, mulai dari fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis

samapai fundus uteri

e. Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca hasil pengukuran

f. Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempelkan pada tempatnya

g. Mencari hasil pemeriksaan pada status ibu.

D. Perhitungan Tinggi Fundus Uterus


Perhitungan Tinggi Fundus Uterus dikalkulasi sebagai berikut :
a. Menentukan Usia Kehamilan
1). Tinggi Fundus (cm) x 2/7 = ( durasi kehammilan dalam bulan )
2). Tinggi Fundus (cm) x 8/7 = ( durasi kehamilan dalam minggu )
3). Tinggi Fundus uteri dalam sintimeter (cm), yang normal harus sama dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir. Misalnya, jika umur kehamilannya 33 minggu, tinggu fundus uteri harus 33 cm. jika hasil
pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi lebih besar dari 2 cm, kemingkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, atau
janin besar.

b. Menentukan Perkiraan Berat Badan Janin menurut jhonson


Berat janin (dalam gram) sama dengan pengukuran fundus (dalam sentimeter) dikurangi n, yaitu 12 jika kepala pada atau
diatas spina iskhiadika atau 11 jika kepala dibawah spina iskhiadika atau sudah masuk panggul dikali 155 .
PBJ= Tinggi fundus ( cm ) – n (12 atau 11 ) x 155

 n = 12 jika vertex pada atau spina iskhiadika atau 11 jika vertex dibawah spina iskhiadika
Contoh soal :
Seorang ibu hamil dengan tinggi fundus 30 cm dengan verteks pada station -2. Berapakah perkiraan berat janin?
Jawab:
PBJ = 30 - 12 x 155
= 2790 gram.
Jadi perkiraan berat janin adalah 2790 gram.
Daftar Pustaka

Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC


C. Benson, Ralph dkk.2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC
Mandriwati, Gusti Ayu. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC
Mandriwati, Gusti Ayu. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta : EGC

Mufdililah .2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:Mitra Cendikia Offset
BESARNYA UTERUS DAN TINGGI FUNDUS

Diposting oleh Unknown di 06.19 .

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA UTERUS DAN TINGGI FUNDUS UTERI


TERHADAP USIA KEHAMILAN

USIA KEHAMILAN BESARNYA UTERUS TINGGI FUNDUS UTERI


Akhir Bulan 1 Lebih besar dari biasanya Belum teraba

Akhir Bulan 2 Sebesar telur bebek Dibelakang simphisis

Akhir Bulan 3 Sebesar telur anggsa 1- 2 jari diatas simphisis

Akhir Bulan 4 Sebesar kepala bayi Pertengahan simp- pusat

Akhir Bulan 5 Sebesar kepala dewasa 2- 3 jari dibawah pusat

Akhir Bulan 6 Sebesar kepala dewasa / > Setinggi pusat

Akhir Bulan 7 Sebesar kepala dewasa / > 2-3 jari di atas pusat

Akhir Bulan 8 Sebesar kepala dewasa / > Pertengahan pusat Px

Akhir Bulan 9 Sebesar kepala dewasa / > 3 jari dibawah Px / Setinggi Px


Sama dengan 8 bulan tetapi lebih
Akhir Bulan 10 Sebesar kepala dewasa / > lebar..

TUA KEHAMILAN TERHADAP TINGGI FUNDUS UTERI MENURUTSPIEGELBERG


22 – 28 Minggu = 24 – 25 cm di atas simphisis
28 Mgg = 26,5 cm di atas simphisis
30 Mgg = 29,5 - 30 cm di atas simphisis
32 Mgg = 29,5 - 30 cm di atas simphisis
34 Mgg = 31 cm di atas simphisis
36 Mgg = 32 cm di atas simphisis
38 Mgg = 33 cm di atas simphisis
40 Mgg = 37,7 cm di atas simphisis
Tinggi Fundus Uteri atau TFU Berdasarkan Usia Kehamilan
Ditulis oleh Jumadil Awal 2017-08-30 4 Komentar
Tinggi Fundus Uteri atau TFU Berdasarkan Usia Kehamilan. - Banyak orang yang masih penasaran dengan usia kehamilannya.
sehingga orang mencari cara menghitungnya. termasuk menghitung tinggu fundus uteri (TFU) berdasarkan usia kehamilan.

Menghitung usia kehamilan memang sesuatu hal yang sangat berarti. sehingga pasangan suami istri bisa lebih siaga mempersiapkan
kehamilan.

Berikut ini akan kami jelaskan apa yang dimaksud Tinggi Fundus Uteri atau TFU berdasarkan usia kehamilan.

img by gamatqnctasik.com

Tinggi Fundus Uteri atau TFU Berdasarkan Usia Kehamilan


Sebenarnya ada banyak cara mengetahui usia kehamilan. salah satunya adalah menghitung HPHT. Anda dapat membaca artikel ini
(Cara Menghitung HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)). untuk informasi leih lanjut.

Dalam usia kehamilan. TFU berdasarkan usia kehamilan adalah tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia kehamilan. Biasanya
pengukuran ini dilakukan saat pemeriksaan abdomen ibu hamil. tepatnya saat melakukan pemeriksaan Leopold 1.

Dari pengukuran TFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat badan janin. Pengukuran TFU menggunakan jari
pemeriksa sebagai alat ukurnya.

Hanya saja kelemahannya tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda. TFU lebih baik diukur menggunakan metylen dengan satuan
cm.
Caranya:
ujung metylen ditempelkan pada simfisis pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak rahim.
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan pita ukur. memberikan manfaat jika pengukuran dilakukan dengan cara yang benar.
yaitu dengan mengukur jarak antara fundus dan simfisis pubis.

Fungsi pengukuran tinggi fundus uteri atau TFU berdasarkan usia kehamilan. yaitu untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat
badan janin dalam kandungan. karena tinggi fundus memberikan informasi mengenai pertumbuhan progresif janin.

Dan merupakan cara untuk mendeteksi usia kehamilan. juga masalah terkait TFU yang besar dan terlalu kecil. hal ini untuk perkiraan
usia kehamilan menurut tanggal.

Meskipun secara klinis dengan mengkaji ukuran uterus dan membandingkannya dengan gestasi. tidak selalu diperoleh hasil yang
akurat karena ukuran dan jumlah janin. serta jumlah cairan amnion yang bervariasi.
variasi ukuran ibu dan paritas juga mempengaruhi perkiraan.

Ukuran Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

Menurut Spiegelberg dalam Mochtar (1998). TFU berdasarkan usia kehamilan dapat diukur dengan ukuran pada table di bawah:
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22-28 mgg 24-25 cm di atas simfisis
28 mgg 26,7 cm di atas simfisis
30 mgg 29,5-30 cm di atas simfisis
32 mgg 29,5-30 cm di atas simfisis
34 mgg 31 cm di atas simfisis
36 mgg 32 cm di atas simfisis
38 mgg 33 cm di atas simfisis
40 mgg 37,7 cm di atas simfisis

Keterangan

Berdasarkan table di atas. TFU berdasarkan usia kehamilan dapat dijelaskan berikut ini.

Img by: kesehatanvegan.com


Pada gambar di atas. TFU berdasarkan usia kehamilan adalah:

1. Tiga lapisan otot


Otot tersebut adalah sirkuler, longitudinal dan oblik. otot ini tampak jelas pada kehamila.

2. Usia kehamilan :

 8 minggu –> telur bebek


 12 minggu : telur angsa –> dapat diraba dari luar di atas simfisis (kosongkan dulu kandung kencing)
 Trimester I –> Tanda Hegar + : hipertrofi istmus
 16 mgu –> di isi amnion & janin: sebesar kepala bayi –> setinju dewasa dan FET pusat –> simfisis:

a. 2 jari diatas simfisis= 12 mgg


b. Setinggi pusat=24 minggu
c. 3 jari diatas pusat=28 minggu
d. 2 jari dibawah pusat=20 minggu
e. Diantara pusat-simfisis=16 minggu

 -20 minggu : FU à tepi bawah umbilikus


 24 minggu : FU à tepi atas umbilikus
 28 minggu : FU à 3 jari atas umblikus atau sepertiga jarak pusat – PX (25 cm)
 32 minggu : FU à 1/2 jarak pst-PX (27cm)
 36 minggu : FU à 1 jari bawah PX (30cm): –> Kepala bayi masih diatas PAP
 40 minggu : FU à turun kembali 3 jari bawah PX
 Tinggi FU –> umur kehamilan,besar, dan berat janin

Apabila kita melihat penjelasan di atas. TFU berdasarkan usia kehamilan bisa kita tinjau dan hitung.

Agar perhitungan TFU berdasarkan usia kehamilan bisa akurat. maka dibutuhkan ketelitian. terutama bentuk perut yang semakin
membuncit.
Perlu diketahui bahwa perhitungan TFU ini harus disertai dengan rumus yang lain. contoh HPHT dan menggunakan Rumus 4 1/3.
Silahkan baca: Rumus Menghitung Usia Kehamilan 4 1/3.

Jika anda teliti menghitung usia kehamilan Anda seperti TFU. maka anda dapat dengan sigap mempersiapkan segalanya.

Dan akhirnya, cukup sekian kami jelaskan TFU berdasarkan usia kehamilan. semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu Anda.

Jika ada yang ingin ditanyakan mengenai TFU ini. Silahkan berkomentar di bawah

Anda mungkin juga menyukai