Anda di halaman 1dari 27

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI

1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara


Pada saat memulai dalam melaksanakan tugas pekerjaan,
ASN harus memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar
mutu layanan yang melekat pada wewenang tersebut. Pelayanan
publik yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi
juga semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan publik.
Berdasarkan pada prinsip pelaksanaan aktualisasi yang
memuat tentang nilai dasar ANEKA, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
yang harus ditetapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil
Negara maka perlu penulis uraikan indikator-indikator dari kelima
kata dasar tersebut yaitu:
a) Akuntabilitas
Terdapat beberapa pengertian dan pemahaman tentang
akuntabilitas. Untuk memudahkan pemahaman perlu
dijabarkan bahwa akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Aspek Akuntabilitas terdapat beberapa
aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is
result oriented)

13
3) Akuntabilitas memerlukan adanya laporan (Accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability
improves performance)
Adapun jenis akuntabilitas terbagi menjadi dua, yaitu
akuntabilitas vertikal (vertical accountability) berupa
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability) berupa pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Nilai-nilai dasar akuntabilitas memiliki
beberapa indikator, antara lain:
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Responsibilitas
5) Keadilan
6) Kepercayaan
7) Keseimbangan
8) Kejelasan
9) Konsisten
b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan
pada Pancasila. Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan 5
(lima) sila Pancasila, yaitu:
Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

14
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhada Tuan Yang Maha Esa Kepada orang lain.
Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.

15
6) Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusia.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.

16
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbutan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.

17
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan besama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c) Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam
Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah
3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
4) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
5) Mebuat keputusan berdasrkan prinsip keahlian
6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur
8) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
18
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab ASN, semua
harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama yang menjadi
target stakeholders adalah layanan yang komitmen pada
mutu, melalui penyelenggaraan pada tugas secara efektif,
efisien, dan inovatif.
Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil
kerja. Efisisensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang keluar alur. Inovasi muncul karena adanya
dorongan kebutuhan organisasi perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahanyang terjadi
disekitarnya.
Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut:
1) Efektifitas dan efisiensi
2) Inovasi
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara customers/clients tetap setia
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
19
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik
berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients maupun perkembangan teknologi
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

e) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang artinya
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral dan
penyimpangan dari kesucian.
Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah:
1) Kejujuran
2) Kepedulian
3) Kemandirian
4) Kedisiplinan
5) Tanggung jawab
6) Kerja keras
7) Sederhana
8) Keberanian
9) Keadilan

20
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Sesuai Perkalan No. 21 Tahun 2016, pada pelatihan dasar
CPNS Tahun 2017, ditambahkan satu agenda pelatihan yaitu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI yang terbagi dalam 3
(tiga) mata pelatihan, yaitu Manajemen ASN (Aparatur Sipil
Negara), Pelayanan Publik dan Whole of Government.
a) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersin dari
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Manajemen
ASN lebih menekankan kepada profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor
induk pegawai secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesa yang
memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pehabat
Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjia kerja sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
memberikan pelayanan publik yang profesional. Pelayanan
publik merupakan pelayanan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan

21
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan
jasa dan/atau pelayanan administrative yang diselenggarakan
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelaggan.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak sesuai amanat Undang - undang. Setelah
mendapatkan haknya maka ASN uga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
b) Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana
termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat 3
unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan dan
kepuasan yang diberikan oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan
yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik
yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien

22
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
c) Whole of Government
Whole of Government atau yang disingkat WoG adalah
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan public dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan public. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
3. Perkawinan
Perkawinan adalah persekutuan hidup antara seorang pria
dan seorang wanita yang dikukuhkan secara formal dengan
Undang-Undang, yaitu yuridis dan kebanyakan juga religius
menurut tujuan suami istri dan Undang-Undang, dan dilakukan
untuk selama hidupnya menurut lembaga perkawinan.
Dalam KUH Perdata, pengertian perkawinan tidak dengan
tegas diatur ketentuannya seperti Pasal 26 yang memandang
perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata dan Pasal
27 bahwa perkawinan menganut prinsip monogami. Pasal 103
menyatakan bahwa suami dan isteri harus saling setia, tolong
menolong dan bantu membantu. Meskipun tidak dijumpai sebuah
definisi tentang perkawinan, ilmu hukum berusaha membuat
definisi perkawinan sebagai ikatan antara seorang pria dan
seorang wanita yang diakui sah oleh perundang-undangan negara
dan bertujuan untuk membentuk keluarga yang kekal abadi.
4. Konseling Gizi
Konseling gizi dapat diartikan suatu pendekatan yang
dilakukan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan

23
keluarga agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya serta permasalahan yang dihadapi. Empat unsur
komunikasi dalam konseling gizi yang harus ada agar tujuan
komunikasi tercapai, yaitu pemberi pesan, isi pesan, saluran atau
media, dan penerima pesan. Dengan kata lain konseling gizi
dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan proses komunikasi
dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap, serta perilaku sehingga membantu klien atau klien
mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan
makanan dan minuman (Cornelia et al., 2014).
5. Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana
seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK) adalah keadaan di mana seseorang mempunyai
kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita
risiko KEK bilamana LILA(Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm (Chinue,
2009). LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri.
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Status gizi yang buruk
(KEK) sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Di samping itu,
akan mengakibatkan anemia pada bayi baru lahir, mudah terinfeksi,
abortus, terhambatnya pertumbuhan otak janin (Supariasa, 2002).
Ibu KEK adalah ibu yang mempunyai kecenderungan
menderita KEK. Untuk memastikan seorang ibu berisiko KEK,
maka ibu tersebut perlu diperiksa LILA dan Indeks Masa Tubuh
(IMT) sebelum hamil. Ibu yang mempunyai ukuran LILA <23,5 cm
dan IMT( Indeks Masa Tubuh merupakan hasil pembagian berat
badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter) < 17,0
beresiko terkena KEK (As’Ad, 2002).

24
B. RANCANGAN AKTUALISASI
Isu yang diangkat yaitu “Belum Optimalnya Pelayanan Gizi bagi
Calon Pengantin pada Puskesmas Rawat Inap Cempaka Dinas
Kesehatan Kota Banjarbaru”.
Dalam mengorganisir kegiatan ini, nutrisionis mengutamakan
kewajibannya sebagai PNS (Manajemen ASN) dalam memberikan
pelayanan yang profesional dalam hal ini calon pengantin (Pelayanan
Publik) dengan melibatkan semua pihak yang terkait seperti dokter, bidan,
calon pengantin, dan pihak lainnya (Whole of Government).
Profesi : Nutrisionis Terampil
Unit Kerja : Puskesmas Rawat Inap Cempaka
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan gizi bagi calon
pengantin pada Puskesmas Rawat Inap
Cempaka Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Gagasan : 1. Melakukan koordinasi lintas program
Pemecahan Isu 2. Melakukan persiapan ruang dan bahan
pelayanan gizi
3. Menyusun Satuan Acara Konseling (SAK)
4. Merancang media Konseling
5. Melakukan kegiatan pelayanan gizi calon
pengantin
6. Melakukan pemeriksaan berat badan dan
lingkar lengan atas (LLA) pasca konseling
7. Melakukan evaluasi hasil layanan gizi

25
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan 1. Menghubungi pengelola Kesepakatan Pada tahapan awal, Dengan dilakukanya Saling
koordinasi lintas program KIA dengan Lintas saya akan koordinasi lintas bekerjasama
program 2. Mendiskusikan Program menghubungi program yang lintas program
permasalahan serta membuat alur pengelola program KIA menghasilkan alur dalam rangka
pemecahan masalah untuk mendiskusikan rujukan dari poli KIA memberikan
3. Mendiskusikan alur rujukan permasalahan ibu ke poli Gizi, pelayanan terbaik
calon pengantin dari poli hamil KEK yang dapat diharapkan konseling bagi masyarakat
KIA ke poli Gizi dicegah dengan gizi dapat membantu (Bersama)
4. Membuat alur rujukan melakukan konseling calon pengantin untuk
bersama pengelola gizi pada calon mendapatkan
program KIA pengantin, kemudian pelayanan gizi yang
5. Meminta persetujuan alur bekerjasama untuk optimal sesuai
kepada atasan mendiskusikan alur dengan Misi
rujukan konseling gizi Puskesmas ketiga :
untuk calon pengantin peningkatan upaya
dari poli KIA ke poli kesehatan sumber
Gizi (Etika Publik : daya masyarakat
Menghargai dan perilaku hidup
komunikasi, bersih dan sehat.
konsultasi dan
kerjasama), setelah
didapatkan alur rujukan
kemudian saya

26
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
meminta persetujuan
alur tersebut kepada
atasan
(Akuntabilitas :
Responsibilitas)
Sehingga dihasilkan
alur rujukan baru
pelayanan gizi pada
calon pengantin, untuk
menjamin pelayanan
kesehatannya
(Komitmen Mutu :
Inovasi)
Sehingga hak nya
sebagai klien terpenuhi
(Anti Korupsi :
Peduli)
2. Melakukan 1. Menyiapkan dan 1. Ruang gizi Sebelum memulai Melakukan persiapan Melakukan
persiapan ruang membersihkan ruang gizi yang nyaman pelayanan gizi, saya pelayanan gizi untuk persiapan
dan bahan 2. Mempersiapkan alat tulis, 2. Siap dan terlebih dahulu menunjang efektifitas pelayanan gizi
pelayanan gizi buku register, formulir tersedianyan menyiapkan dan dari pelayanan gizi agar terciptanya
konseling alat tulis, buku membersihkan ruang sesuai dengan Visi pelayanan gizi
3. Memposisikan alat ukur register, dan gizi agar klien merasa Puskesmas : yang optimal
timbangan berat badan ke formulir nyaman selama Terwujudnya (Aman, Nyaman)

27
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
posisi nol (0), konseling melakukan konseling pelayanan
mempersiapkan pengukur 3. Timbangan gizi (Nasionalisme : kesehatan yang
tinggi badan dan pengukur berat badan, Sila ketiga, optimal menuju
lingkar lengan atas pengukur mengutamakan masyarakat sehat
tinggi badan , kepentingan publik)
pita lingkar Pada tahapan
lengan atas persiapan ini, saya juga
menyiapkan alat tulis,
buku register dan
formulir konseling
sehingga dapat
mempercepat kegiatan
ketika klien datang
(Komitmen Mutu :
Efektifitas & Efisiensi)
Alat ukur juga harus
dikalibrasi, agar hasil
pengukuran tidak
terjadi kesalahan
(Akuntabilitas :
Tanggung Jawab).
Sehingga data
pengukuran valid &
tidak mengada-ada

28
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(Anti Korupsi : Jujur)
3. Menyusun Satuan 1. Membuat draft rencana Satuan Acara Pada langkah pertama, Satuan Acara Satuan acara
Acara Konseling kerja Konseling saya membuat draft Konseling yang dibuat konseling
2. Mengumpulkan dan rencana kerja dengan untuk mempermudah merupakan
menyusun bahan/materi cermat sehingga berjalannya suatu perencanaan
3. Mengolah SAK kegiatan konseling konseling diharapkan agar kegiatan
4. Melakukan konsultasi dapat dilakukan secara akan membantu klien konseling dapat
dengan atasan teratur sesuai dengan dalam mencapai berjalan dengan
tahapan yang pelayanan gizi yang lancar dan
semestinya optimal sesuai Misi terarah sesuai
(Nasionalisme : ASN Puskesmas ketiga dengan maksud
yang bekerja keras, yaitu peningkatan dan tujuan yaitu
sila kelima) Kemudian upaya kesehatan membuat klien
mengumpulkan dan sumber daya dapat memahami
menyusun masyarakat dan apa yang
bahan/materi yang perilaku hidup disampaikan
diperlukan untuk bersih dan sehat (Terdepan)
kegiatan konseling gizi
dengan penuh
tanggung jawab serta
menyusun
bahan/materi konseling
dengan sistematis
(Akuntabilitas :

29
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Responsibilitas)
Kemudian saya
mengolah SAK dan
menyusun waktu dalam
SAK agar tidak
memakan waktu terlalu
lama (Komitmen Mutu
: Efektifitas &
Efisiensi) setelah SAK
tersusun, saya akan
berkonsultasi dengan
atasan untuk meminta
saran dan persetujuan
(Etika Publik :
menghargai
komunikasi,
konsultasi, dan kerja
sama)
4. Merancang media 1. Mengumpukan materi 1. Leaflet Untuk membuat leaflet Leaflet dan lembar Leaflet dan
konseling edukasi 2. Lembar Balik dan lembar balik, balik yang dibuat lembar
2. Membuat dan mendesain pertama yang harus merupakan alat yang merupakan
template media saya lakukan adalah diharapkan dapat inovasi terbaru
3. Melakukan koordinasi mengumpulkan mempermudah klien yang
dengan atasan bahan/materi yang memahami materi mengedepankan

30
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Memperbaiki rancangan sesuai dengan SAK yang diberikan sesuai pada kepentingan
media (Anti Korupsi : dengan Misi masyarakat
Kedisiplinan) Puskesmas kesatu : (klien) agar
kemudian saya Peningkatan mutu mudah
membuat dan manajemen memahami materi
desain/rancangan yang kesehatan) yang diberkan
menarik (Komitmen (Inovatif)
Mutu : Kreatifitas)
melakukan koordinasi
dengan atasan untuk
meminta masukan dan
pendapat
(Nasionalisme :
Menghargai Pendapat
Orang Lain, Sila
keempat) setelah itu
memperbaiki dan
menambahkan
masukan serta saran
dari atasan agar leaflet
dan lembar balik
tersebut menarik serta
mudah dipahami oleh
klien (Akuntabilitas :

31
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kejelasan Target)
5. Melakukan 1. Memberi salam pada klien 1. Data Sebelum melakukan Agar terwujudnya Melakukan
Kegiatan 2. Mengumpulkan identitas identitas konseling gizi, saya pelayanan kesehatan konseling gizi
Pelayanan Gizi klien klien terlebih dahulu yang optimal bagi pada calon
Calon Pengantin 3. Melakukan pengukuran 2. Data berat memberi salam, calon pengantin , pengantin masih
berat badan, tinggi badan, badan, tinggi memperkenalkan diri maka saya akan jarang terjadi di
dan lingkar lengan atas badan dan sebagai Nutrisionis melakukan konseling puskesmas-
calon pengantin wanita lingkar kepada klien dengan gizi pada calon puskesmas,
4. Melakukan perhitungan IMT lengan atas sopan dan santun, pengantin sehingga sehingga
5. Melakukan Konseling 3. Terlaksanan kemudian saya diharapkan adanya puskesmas rawat
6. Melakukan evaluasi ya konseling menanyakan data diri peningkatan derajat inap cempaka
(feedback) konseling gizi pada klien yaitu nama, umur, kesehatan pada calon mengambil cara
7. Mengingatkan kembali calon pekerjaan dan ibu sesuai dengan ini untuk
pada klien yang memiliki pengantin pendidikan terakhir Visi Puskesmas mengurangi
status gizi kurang dan dengan bahasa yang yaitu terwujudnya permasalahan
lingkar lengan atas kurang sopan dan santun pelayanan pada calon ibu
untuk berkunjung ke (Etika Publik : kesehatan yang hamil (Terdepan)
puskesmas 1 bulan Memberikan layanan optimal menuju
kemudian kepada publik secara masyarakat sehat
jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna
dan santun)
Kemudian

32
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
mempersilahkan klien
untuk berdiri pada alat
timbangan, pengukur
tinggi badan serta
melakukan pengukuran
lingkar lengan atas.
Dalam proses
pengukuran, ketelitian
kegiatan dipastikan
terjaga (Komitmen
Mutu : Efektifitas &
Mutu) dengan meminta
secara ramah agar
klien mematuhi
instruksi dari pengukur
(Nasionalisme :
mengutamakan
kepentingan publik,
Sila ketiga), dan hasil
penimbangan berat
badan, pengukuran
tinggi badan serta
lingkar lengan atas
ditulis sesuai dengan

33
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
fakta (Anti Korupsi :
Jujur)
Kemudian melakukan
edukasi melalui
konseling yang tepat
dengan bantuan media
konseling agar klien
bisa memahami materi
yang diberikan
(Komitmen Mutu :
Efektifitas & Efisien)
Memberikan
pertanyaan mengenai
materi yang telah
disampaikan sebagai
feedback dari klien,
sehingga saya tahu
sejauh apa pemaparan
yang diterima oleh klien
(Akuntabilitas :
Tanggung jawab)
6. Pemeriksaan 1. Memberi salam pada klien Data lingkar Saya terlebih dahulu Pemeriksaan lingkar Memonitoring
lingkar lengan atas 2. Mencocokan identitas klien lengan atas dan memberi salam, lengan atas dan berat konseling gizi
dan berat badan yang datang dengan buku berat badan klien menyapa dan badan ini pada calon

34
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
pasca konseling register klien yang yang dimonitoring menanyakan kabar dari Dilakukan pada klien pengantin setiap
berstatus gizi kurang dan klien (Etika Publik : dalam kategori status datang
lingkar lengan atas kurang Memberikan layanan gizi kurang serta berkunjung ke
3. Mengukur berat badan dan kepada publik secara lingkar lengan atas fasilitas
lingkar lengan atas klien jujur, tanggap, cepat, <23.5 cm setiap klien pelayanan
4. Melakukan perhitungan tepat, akurat, berdaya berkunjung dan merupakan
indeks masa tubuh guna, berhasil guna, diharapkan dapat langkah awal
5. Menanyakan kendala yang dan santun) kemudian membantu untuk memonitor
dihadapi klien dalam saya akan mengukur permasalahan yang calon ibu hamil
pemenuhan nutrisi kembali berat badan dihadapi klien seperti agar terhindar
dan lingkar lengan atas berat badan dan dari
klien, ketelitian lingkar lengan atas permasalahan
kegiatan dipastikan yang kurang sesuai masalah ibu hamil
terjaga (Komitmen dengan Visi kurang energi
Mutu : Efektifitas & Puskesmas : kronis (KEK)
Mutu) dengan meminta terwujudnya (Terdepan)
secara ramah agar pelayanan
klien mematuhi kesehatan yang
instruksi dari pengukur optimal menuju
(Nasionalisme : masyarakat sehat
mengutamakan
kepentingan publik,
Sila ketiga), dan hasil
penimbangan berat

35
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
badan, pengukuran
lingkar lengan atas
ditulis sesuai dengan
fakta (Anti Korupsi :
Jujur)
7. Melakukan 1. Menganalisis hasil kegiatan Laporan evaluasi Saya menganalisis Membuat evaluasi Evaluasi hasil
evaluasi hasil 2. Melakukan konsultasi kegiatan hasil kegiatan (Etika hasil kegiatan setiap kegiatan untuk
layanan gizi dengan atasan mengenai Publik : Membuat bulan kepada atasan melihat sejauh
draft evaluasi keputusan merupakan mana efektifitas
3. Membuat laporan evaluasi berdasarkan prinsip perwujudan dari kegiatan ini
kegiatan keahlian) dan pelayanan kesehatan dilakukan
melakukan konsultasi yang optimal menuju (Terdepan)
dengan atasan masyarakat sehat
mengenai draft sesuai dengan Misi
evaluasi Puskesmas ketiga
(Nasionalisme : yaitu peningkatan
Menghargai pendapat upaya kesehatan
orang lain, Sila sumber daya
keempat) untuk masyarakat dan
menghasilkan laporan perilaku hidup
evaluasi kegiatan bersih dan sehat
(Komitmen Mutu :
Menghasilkan
produk) sebagai

36
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
pertanggungjawaban
kepada atasan
(Akuntabilitas :
Responsibilitas)

C. RENCANA PENJADWALAN KEGIATAN AKTUALISASI

37
Tabel 3.2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
N
Kegiatan Pelaksanaan Tempat
o
(1) (2) (3) (4)
Melakukan koordinasi lintas program 16 September – 21
1
September 2019
Melakukan persiapan ruangan dan bahan 16 September – 16
2
pelayanan gizi Oktober 2019
Menyusun satuan acara konseling 16 September – 21
3
September 2019
Merancang media konseling 16 September – 21 Puskesmas Rawat
4
September 2019 Inap Cempaka
Melakukan kegiatan pelayanan gizi bagi calon 23 September – 16
5
pengantin Oktober 2019
Melakukan pemeriksaan LILA dan BB pasca 23 September – 16
6
konseling Oktober 2019
Melakukan evaluasi hasil layanan gizi 23 September – 16
7
Oktober 2019

D. RENCANA MATRIK PENJADWALAN KEGIATAN AKTUALISASI


Tabel 3.3. Matriks Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

38
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September Oktober
I II III IV I II III
Konsultasi dan/atau koordinasi dengan coach dan
1 Persiapan mentor
Melakukan koordinasi lintas program
Melakukan persiapan ruangan dan bahan pelayanan
gizi
Menyusun satuan acara konseling
Merancang media konseling
2 Pelaksaan
Melakukan kegiatan pelayanan gizi bagi calon
pengantin
Melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan berat
badan pasca konseling
Melakukan evaluasi hasil kegiatan
Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi
3 Evaluasi
Penyusunan Laporan

39

Anda mungkin juga menyukai