Anda di halaman 1dari 19

40

BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Capaian Aktualisasi
Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat,
pelaksanaan aktualisasi sekaligus habituasi di tempat tugas yaitu
Puskesmas Rawat Inap Cempaka Banjarbaru telah dilaksanakan
sejak tanggal 16 September – 16 Oktober 2019. Pelaksanaan
aktualisasi sekaligus habituasi tersebut selalu dikoordinasikan dan
dilaporkan dengan mentor maupun coach dengan bukti fisik berupa
lembar kendali terlampir.
Rencana kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rancangan
sejumlah tujuh kegiatan, dimana pada pelaksanaannya seluruh
kegiatan telah berlangsung. Seluruh kegiatan tersebut adalah:
1. Melakukan koordinasi lintas program
2. Melakukan persiapan ruangan dan bahan pelayanan gizi
3. Menyusun satuan acara konseling
4. Merancang media konseling
5. Melakukan kegiatan pelayanan gizi bagi calon pengantin
6. Melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan berat badan pasca
konseling
7. Melakukan hasil evaluasi layanan gizi
Berikut penjelasan rinci mengenai pelaksanaan 7 (tujuh)
kegiatan pada aktualisasi dan habituasi tersebut, yaitu :
1. Melakukan koordinasi lintas program
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September – 21
September 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan
disini adalah berkoordinasi dengan lintas program agar calon
pengantin mendapatkan arahan/rujukan ke poli gizi untuk
memperoleh pelayanan gizi.

a. Tahapan Kegiatan
1. Menghubungi pengelola program KIA
41

2. Mendiskusikan permasalahan serta pemecahan masalah


3. Mendiskusikan alur rujukan calon pengantin dari poli KIA ke
poli Gizi
4. Membuat alur rujukan bersama pengelola program KIA
5. Meminta persetujuan alur kepada atasan

b. Output/Hasil
1. Kesepakatan dengan Lintas Program membuat alur
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama) : Pada tahapan awal, saya akan menghubungi
pengelola program KIA untuk mendiskusikan permasalahan ibu
hamil KEK yang dapat dicegah dengan melakukan konseling
gizi pada calon pengantin, kemudian bekerjasama untuk
mendiskusikan alur rujukan konseling gizi untuk calon
pengantin dari poli KIA ke poli Gizi
Akuntabilitas (Responsibilitas) : setelah didapatkan alur
rujukan kemudian saya meminta persetujuan alur tersebut
kepada atasan
Komitmen Mutu (Inovasi) : Sehingga dihasilkan alur
rujukan baru pelayanan gizi pada calon pengantin, untuk
menjamin pelayanan kesehatannya.
Anti Korupsi (Peduli) : Sehingga hak nya sebagai klien
terpenuhi.
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Dengan dilakukanya koordinasi lintas program yang
menghasilkan alur rujukan, diharapkan konseling gizi dapat
membantu calon pengantin untuk mendapatkan pelayanan gizi
yang optimal sesuai dengan misi Puskesmas ketiga :
peningkatan upaya kesehatan sumber daya masyarakat dan
perilaku hidup bersih dan sehat.
42

e. Penguatan Nilai Organisasi


Saling bekerjasama lintas program dalam rangka
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat merupakan
penguatan nilai organisasi “bersama”

Dokumentasi kegiatan koordinasi lintas program

Gambar 4.1 Koordinasi lintas program untuk membuat alur pelayanan


calon pengantin

2. Melakukan persiapan ruangan dan bahan pelayanan gizi


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober – 16
September 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan
disini adalah melakukan persiapan ruangan dan bahan pelayanan
gizi.

a. Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan dan membersihkan ruang gizi
2. Mempersiapkan alat tulis, buku register, formulir konseling
3. Memposisikan ke angka nol (0) alat ukur timbangan berat
badan, pengukur tinggi badan, pengukur lingkar lengan atas
b. Output/Hasil
43

1. Ruang gizi yang nyaman


2. Siap dan tersedianyan alat tulis, buku register, dan formulir
konseling
3. Timbangan berat badan, Mikrotois, pita lingkar lengan atas
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Nasionalisme (Sila ketiga, mengutamakan kepentingan
publik) : Sebelum memulai pelayanan gizi, saya terlebih dahulu
menyiapkan dan membersihkan ruang gizi agar klien merasa
nyaman selama melakukan konseling gizi
Komitmen Mutu (Efektifitas & Efisien) : Pada tahapan
persiapan ini, saya juga menyiapkan alat tulis, buku register dan
formulir konseling sehingga dapat mempercepat kegiatan ketika
klien datang
Akuntabilitas (Responsibilitas) : Alat ukur juga harus
dikalibrasi, agar hasil pengukuran tidak terjadi kesalahan
Anti Korupsi (Jujur) : Sehingga data pengukuran valid &
tidak mengada-ada.

d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi


Dengan dilakukannya persiapan pelayanan gizi untuk
menunjang efektifitas dari pelayanan gizi maka kegiatan ini
berkontribusi pada Visi Puskesmas : Terwujudnya pelayanan
kesehatan yang optimal menuju masyarakat sehat
e. Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan persiapan pelayanan gizi agar terciptanya
pelayanan gizi yang optimal merupakan penguatan nilai
organisasi “Aman & Nyaman”
44

Dokumentasi ruang pelayanan gizi

Gambar 4.2 Mempersiapkan ruang pelayanan gizi yang nyaman untuk


melakukan konseling gizi

3. Menyusun satuan acara konseling


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September - 21
September 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan
disini adalah melakukan penyusunan satuan acara konseling.

a. Tahapan Kegiatan
1. Membuat draft rencana kerja
2. Mengumpulkan dan menyusun bahan/materi
3. Mengolah SAK
4. Melakukan konsultasi dengan atasan
b. Output/Hasil
1. Satuan Acara Konseling
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Nasionalisme (ASN yang bekerja keras, sila kelima) : Pada
langkah pertama, saya membuat draft rencana kerja dengan
cermat sehingga kegiatan konseling dapat dilakukan secara teratur
sesuai dengan tahapan yang semestinya.
45

Akuntabilitas (Responsibilitas) : Kemudian mengumpulkan


dan menyusun bahan/materi yang diperlukan untuk kegiatan
konseling gizi dengan penuh tanggung jawab serta menyusun
bahan/materi konseling dengan sistematis.
Komitmen Mutu (Efektifitas & Efisiensi) : Kemudian saya
mengolah SAK dan menyusun waktu dalam SAK agar tidak
memakan waktu terlalu lama.
Etika Publik (Menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama) : Setelah SAK tersusun, saya akan berkonsultasi
dengan atasan untuk meminta saran dan persetujuan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Dengan dilakukannya pembuatan Satuan Acara Konseling,
dapat mempermudah berjalannya suatu konseling yang
diharapkan akan membantu klien dalam mencapai pelayanan gizi
optimal maka kegiatan ini berkontribusi pada misi Puskesmas
ketiga yaitu peningkatan upaya kesehatan sumber daya
masyarakat dan perilaku hidup bersih dan sehat
e. Penguatan Nilai Organisasi
Satuan acara konseling merupakan perencanaan agar kegiatan
konseling dapat berjalan dengan lancar dan terarah sesuai dengan
maksud dan tujuan yaitu membuat klien dapat memahami apa yang
disampaikan merupakan penguatan nilai organisasi Terdepan
46

Dokumentasi kegiatan menyusun Satuan Acara Konseling

Gambar 4.3 Menyusun Satuan Acara Konseling

4. Merancang media konseling


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September - 21
September 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan
disini adalah merancang media konseling (leflet dan lembar balik).

a. Tahapan Kegiatan
1. Mengumpulkan materi edukasi
2. Membuat dan mendesai template media
3. Melakukan koordinasi dengan atasan
4. Memperbaiki rancangan media
c. Output/Hasil
1. Lembar balik
2. Leaflet
47

d. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Anti Korupsi (Kedisiplinan) Untuk membuat leaflet dan
lembar balik, pertama yang harus saya lakukan adalah
mengumpulkan bahan/materi yang sesuai dengan SAK.
Komitmen Mutu (Kreatifitas) kemudian saya membuat
desain/rancangan yang menarik.
Nasionalisme (Menghargai pendapat orang lain, Sila
keempat) melakukan koordinasi dengan atasan untuk meminta
masukan dan pendapat
Akuntabilitas (Kejelasan target) setelah itu memperbaiki dan
menambahkan masukan serta saran dari atasan agar leaflet dan
lembar balik tersebut menarik serta mudah dipahami oleh klien
e. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Leaflet dan lembar balik yang dibuat merupakan alat yang
diharapkan dapat mempermudah klien memahami materi yang
diberikan, kegiatan ini berkontribusi pada Misi Puskesmas kesatu :
Peningkatan mutu dan manajemen kesehatan
f. Penguatan Nilai Organisasi
Leaflet dan lembar balik merupakan inovasi terbaru yang
mengedepankan pada kepentingan masyarakat (klien) agar
memudahkan untuk memahami materi yang disampaikan,
merupakan penguatan nilai organisasi Inovatif
48

Dokumentasi kegiatan merancang media

Gambar 4.4 Kegiatan merancang leaflet dan lembar balik

5. Melakukan kegiatan pelayanan gizi bagi calon pengantin


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 September – 16
Oktober 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan disini
adalah merancang media konseling (leflet dan lembar balik).

a. Tahapan Kegiatan
1. Memberi salam pada klien
2. Mengumpulkan identitas klien
3. Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar
lengan atas calon pengantin wanita
4. Melakukan perhitungan indeks masa tubuh
5. Melakukan Konseling
6. Melakukan evaluasi (feedback) konseling
49

7. Mengingatkan kembali pada klien yang memiliki status gizi


kurang dan lingkar lengan atas kurang untuk berkunjung ke
puskesmas 1 minggu kemudian
b. Output/Hasil
1. Data identitas klien
2. Data berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas
3. Terlaksananya konseling gizi pada calon pengantin
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Etika Publik (memberikan layanan kpada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna dan santun) Sebelum melakukan konseling gizi, saya
terlebih dahulu memberi salam, memperkenalkan diri sebagai
Nutrisionis kepada klien dengan sopan dan santun, kemudian saya
menanyakan data diri klien yaitu nama, umur, pekerjaan dan
pendidikan terakhir dengan bahasa yang sopan dan santun
Komitmen Mutu (Efektifitas & Mutu) Kemudian
empersilahkan klien untuk berdiri pada alat timbangan, microtoa
serta melakukan pengukuran lingkar lengan atas. Dalam proses
pengukuran, ketelitian kegiatan dipastikan terjaga
Nasionalisme (mengutamakan kepentingan publik, Sila
ketiga) Meminta secara ramah agar klien mematuhi instruksi dari
pengukur
Anti Korupsi (Jujur) hasil penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan serta lingkar lengan atas ditulis sesuai
dengan fakta
Komitmen mutu (Efektifitas dan efisien) Kemudian
melakukan edukasi melalui konseling yang tepat dengan bantuan
media konseling agar klien bisa memahami materi yang diberikan
Akuntabilitas (Responsibilitas) Memberikan pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan sebagai feedback dari
klien, sehingga saya tahu sejauh apa pemaparan yang diterima
oleh klien
50

d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi


Agar terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal bagi
calon pengantin , maka saya akan melakukan konseling gizi pada
calon pengantin sehingga diharapkan adanya peningkatan derajat
kesehatan pada calon ibu kegiatan ini berkontribusi pada Visi
Puskesmas yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal
menuju masyarakat sehat
e. Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan konseling gizi pada calon pengantin masih jarang
terjadi di puskesmas-puskesmas, sehingga puskesmas rawat inap
cempaka mengambil cara ini untuk mengurangi permasalahan
pada calon ibu hamil merupakan penguatan nilai organisasi
Terdepan

Dokumentasi Kegiatan Pelayanan Gizi Calon Pengantin

Gambar 4.5 Konseling gizi calon pengantin


51

Gambar 4.6 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)

6. Melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan berat badan


pasca konseling
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober - 12 Oktober
2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan disini adalah
melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan berat badan pasca
konseling

a. Tahapan Kegiatan
1. Memberi salam pada klien
52

2. Mencocokan identitas mencocokan identitas klien yang datang


dengan buku register klien yang berstatus gizi kurang dan
lingkar lengan atas kurang
3. Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas klien
4. Melakukan perhitungan indeks masa tubuh
5. Menanyakan kendala yang dihadapi klien dalam pemenuhan
nutrisi
b. Output/Hasil
1. Data berat badan dan lingkar lengan atas klien yang
dimonitoring
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Etika Publik (memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna dan santun) Saya terlebih dahulu memberi salam, menyapa
dan menanyakan kabar dari klien
Komitmen Mutu (Efektifitas & Mutu) kemudian saya akan
mengukur kembali berat badan dan lingkar lengan atas klien,
ketelitian kegiatan dipastikan terjaga
Nasionalisme (mengutamakan kepentingan publik, sila
ketiga) meminta secara ramah agar klien mematuhi instruksi dari
pengukur
Anti Korupsi (Jujur) hasil penimbangan berat badan,
pengukuran lingkar lengan atas ditulis sesuai dengan fakta
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Pemeriksaan lingkar lengan atas dan berat badan ini dilakukan
pada klien dalam kategori status gizi kurang serta lingkar lengan
atas <23.5 cm setiap klien berkunjung dan diharapkan dapat
membantu permasalahan yang dihadapi klien seperti berat badan
dan lingkar lengan atas yang kurang sesuai dengan Visi
Puskesmas : terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal
menuju masyarakat sehat
53

e. Penguatan Nilai Organisasi


Memonitoring konseling gizi pada calon pengantin setiap
datang berkunjung ke fasilitas pelayanan merupakan langkah awal
untuk memonitor calon ibu hamil agar terhindar dari permasalahan
masalah ibu hamil KEK merupakan penguatan nilai organisasi
Terdepan

Dokumentasi Kegiatan Melakukan Pemeriksaan lingkar lengan atas


dan berat badan pasca konseling

Gambar 4.7 Pengukuran lingkar lengan atas

Gambar 4.8 Pengukuran berat badan dan tinggi badan


54

7. Melakukan evaluasi hasil layanan gizi


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober – 17
Oktober 2019. Pada pelaksanaan yang saya aktualisasikan disini
adalah melakukan evaluasi hasil layanan gizi

a. Tahapan Kegiatan
1. Menganalisis hasil kegiatan
2. Melakukan konsultasi dengan atasan mengenai draft evaluasi
3. Membuat laporan evaluasi kegiatan
b. Output/Hasil
1. Laporan evaluasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Etika Publik (membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian saya menganalisis hasil kegiatan
Nasionalisme (menghargai pendapat orang lain, Sila
keempat) melakukan konsultasi dengan atasan mengenai draft
evaluasi
Komitmen Mutu (menghasilkan produk) untuk menghasilkan
laporan evaluasi kegiatan
Akuntabilitas (Responsibilitas) sebagai pertanggungjawaban
kepada atasan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Membuat evaluasi hasil kegiatan setiap bulan kepada atasan
merupakan perwujudan dari pelayanan kesehatan yang optimal
menuju masyarakat sehat maka kontribusi terhadap Misi
Puskesmas ketiga yaitu peningkatan upaya kesehatan sumber
daya masyarakat dan perilaku hidup bersih dan sehat
e. Penguatan Nilai Organisasi
Evaluasi hasil kegiatan untuk melihat sejauh mana efektifitas
kegiatan ini dilakukan merupakan penguatan nilai organisasi
Terdepan
55

Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Layanan Gizi

Gambar 4.9 Mendiskusikan evaluasi hasil layanan gizi bagi calon


pengantin

B. Deskripsi Core Isu Dan Strategi Pemecahannya


Isu adalah sebuah masalah yang dikedepankan yang belum
terpecahkan dan siap diambil langkah-langkah keputusannya. Isu
terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak
ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi nutrisionis terampil
pada organisasi Puskesmas Rawat Inap Cempaka isu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas, yaitu : “belum optimalnya pelayanan gizi
bagi calon pengantin pada Puskesmas Rawat Inap Cempaka
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru”
Permasalahan kurang energi kronis pada ibu hamil di wilyah
kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka masih sering terjadi. Pada
bulan September 2019 terdapat 10 ibu hamil KEK. Dampak yang
diakibatkan dari ibu hamil KEK ini adalah resiko anemia ibu hamil,
berat bayi lahir rendah bahkan dalam jangka panjang dapat
berdampak stunting pada anak.
56

Permasalahan ibu hamil KEK ini diharapkan dapat dicegah


melalui kegiatan pelayanan gizi pada calon pengantin, karena nutrisi
ibu hamil dapat dipersiapkan jauh sebelum menikah. Apabila
persiapan nutrisi atau perbaikan nutrisi dilakukan setelah hamil, akan
sangat sulit dilakukan karena terkendala keluhan-keluhan yang terjadi
disaat kehamilan.
Strategi pemecahan masalah tersebut adalah mengaktualisasikan
secara berkelanjutan kegiatan-kegiatan pelayanan gizi bagi calon
pengantin dengan melakukan tahapan kegiatan seperti: melakukan
koordinasi lintas program agar calon pengantin mendapatkan rujukan
ke poli gizi, melakukan persiapan ruangan dan bahan pelayanan gizi,
menyusun satuan acara konseling (SAK), merancang media konseling,
melakukan kegiatan pelayanan gizi calon pengantin, melakukan
pemeriksaan berat badan dan lingkar lengan atas pasca konseling,
melakukan hasil evaluasi layanan gizi, yang telah disusun pada laporan
hasil aktualisasi dan habituasi berdasarkan nilai-nilai ANEKA,
Pelayanan Publik, Manajemen ASN, Whole Of Goverment.

C.Proses Penerapan Inisiatif Dan Gagasan Kreatif


Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan
dan ditingkatkan. Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini
adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan
sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kita harus
mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda,
kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan
juga dapat mempengaruhi kreativitas. 
Keberhasilan rangkaian kegiatan dalam rangka mengatasi isu
aktual pada Puskesmas Rawat Inap Cempaka Banjarbaru memerlukan
inisiatif dan gagasan kreatif agar dapat memberikan alternatif
pemecahan dari masalah yang dihadapi. Gagasan kreatif dan inisiatif
yang telah saya laksanakan telah saya konsultasikan dengan mentor,
dan mendapat dukungan sepenuhnya dari mentor dan rekan kerja.
57

Inisiatif yang pertama yang saya lakukan adalah melakukan


koordinasi lintas program dan membuat alur pelayanan gizi bagi calon
pengantin agar calon pengantin mendapatkan rujukan ke poli gizi.
Inisiatif yang kedua yang saya lakukan yaitu membuat buku
register dan formulir konseling gizi calon pengantin. Dengan melakukan
pencatatan pada buku register dan formulir konseling gizi, kegiatan
dapat terdokumentasi dengan baik dan mempermudah pelaporan serta
penelusuran ibu hamil KEK dikemudian hari.
Inisiatif yang ketiga adalah saya membuat media konseling berupa
lembar balik dan leaflet agar memudahkan penyampaian informasi bagi
calon pengantin. Lembar balik digunakan saat melakukan konseling,
sedangkan leaflet diberikan untuk calon pengantin sebagai informasi
bacaan di rumah.

D. Kendala-Kendala Pelaksanaan Aktualisasi dan Cara Mengatasi


1. Kendala Internal dan Cara Mengatasinya
Secara umum kegiatan aktualisasi ini dapat berjalan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah dijadwalkan dan tidak ada
kendala yang terlalu sulit atau menghambat dilapangan. Namun
masih ada rekan kerja yang belum merujuk calon penganti untuk
ke poli gizi, mengingat waktu pelayanan yang singkat, missal di
hari Jum’at.
Untuk mengatasi hal tersebut penulis mengkomunikasikan
secara lisan kepada rekan kerja untuk tetap merujuk calon
pengantin ke poli gizi.
2. Kendala Eksternal dan Cara Mengatasinya
Kendala eksternal dari kegiatan aktualisasi habituasi ini yaitu
terkadang calon pengantin enggan diperiksa lingkar lengan atas
karena merasa takut setelah disuntik di bgian lengan atas. Namun
untuk mengatasi ketakutan itu saya menjelaskan prosedur dan
memberikan keyakinan bahwa pengukuran tersebut tidak sakit
dan tidak mengenai bekas suntikan.
58

E. Analisis Dampak
Pelayanan gizi bagi calon pengantin diharapkan dapat
mengurangi angka kejadian KEK pada ibu hamil. Dengan adanya
pemahaman sebelum dan saat perencanaan kehamilan kelak,
diharapkan calon pengantin khususnya wanita dapat mempersiapkan
dan memperbaiki nutrisi jauh sebelum kehamilan terjadi. Karena jika
perbaikan gizi dilakukan saat setelah menikah bahkan setelah
mengalami kehamilan, perbaikan gizi tersebut agak terlambat dan
kurang efektif. Sulitnya ibu hamil melakukan perbaikan gizi
dikarenakan faktor bawaan ibu hamil seperti mual, muntah dan lebih
memilih milih makanan.
Ibu hamil yang menderita kurang energi kronis (KEK) karena
asupan jangka panjang yang kurang baik, akan berdampak pada
anemia, berat bayi lahir rendah, bahkan stunting. Dengan adanya
pelayanan gizi pada calon pengantin ini kita dapat menilai status gizi
calon ibu, serta memberikan komunikasi informasi edukasi (KIE)
tentang nutrisi untuk pencegahan kurang energi kronis (KEK) serta
dampak buruk lainnya yang mengikuti. Serta dengan adanya
pelayanan gizi ini, kita dapat mengetahui calon ibu yang beresiko
kurang energi kronis (KEK) dan dapat mengikuti perkembangannya
dengan meminta melakukan kunjungan ulang setiap 1 bulan sekali.
Apabila pelayanan gizi bagi calon pengantin ini tidak dapat
dilaksanakan maka akan semakin terjadi kejadian ibu hamil yang
menderita kurang energi kronis (KEK) serta dampak penyerta lainnya
yang biasa mengikuti.

Anda mungkin juga menyukai