PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi dengan berat badan lahir rendah rentan sakit atau mengalami
infeksi, Sedangkan dalam jangka panjang, bayi berisiko mengalami
keterlambatan perkembangan motorik atau kemampuan dalam belajar.
Semakin rendah berat badan lahir bayi, maka semakin banyak masalah medis
yang akan dihadapi. Banyak kondisi yang menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan rendah. Penyebab utama dan yang paling banyak terjadi adalah
kelahiran prematur yaitu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu. Bayi prematur tidak sempat mengalami pertumbuhan pesat yang
terjadi pada trimester akhir kehamilan.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) disebabkan oleh Intrauterine
Growth Retriction (IUGR) karena kekurangan gizi selama kehamilan (Sharma
et al, 2016). IUGR merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian. IUGR
terjadi sebagai gangguan pertumbuhan janin tidak sesuai dengan umur
kehamilan, dan memiliki berat lahir di bawah normal yang dapat disebabkan
karena faktor maternal plasenta dan janin, serta kurangnya asupan gizi pada
janin selama kehamilan (Sharma et al, 2016). Selain itu bayi kecil masa
kehamilan (KMK) disebut juga dengan Small for Gestational Age (SGA)
adalah berat badan lahir rendah namun sesuai dengan umur kehamilan
(Gaccioli dan Lager, 2016). IUGR/KMK/SGA menyumbang persentase dalam
kejadian angka kesakitan dan kematian BBL, sehingga perlunya mengkaji
lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan termasuk faktor ibu, janin dan
plasenta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1
1. Bagaimana etiologi dari terjadinya Intra Uterine Growth Restriction
(IUGR) ?
2. Apakah Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab IUGR?
3. Bagaimana dampak bayi dengan IUGR?
4. Apa saja yang dapat digunakan sebagai dasar diagnosa Kemungkinan
Kecil Masa Kehamilan (KMK)/IUGR?
5. Bagaimana upaya preventif yang dapat digunakan untuk menurunkan
kejadian IUGR?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Etiologi dari terjadinya Intra Uterine Growth Restriction (IUGR)
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi penyebab IUGR
3. Dampak bayi dengan IUGR
4. Penegakan diagnosa Kemungkinan Kecil Masa Kehamilan (KMK)/IUGR
5. Mengetahu upaya-upaya preventif yang dapat digunakan untuk
menurunkan kejadian IUGR
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etiologi
Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) adalah kondisi ketika bayi yang
belum lahir berukuran lebih dari seharusnya karena tidak tumbuh pada tingkat
normal didalam rahim. Istilah ini juga dikenal dengan Small for Gestasional
Age (SGA) atau kecil masa kehamilan (KMK). IUGR memungkinkan kondisi
pada bayi yang dalam usia kehamilan aterm (> 37 minggu) berat badannya
belum mencapai 2,5 kg (2500 gram). Kondisi ini terjadi ketika bayi tidak
tumbuh dengan berat badan normal selama kehamilan. Penyebab pembatasan
pertumbuhan intrauterin bervariasi termasuk kelainan plasenta, tekanan darah
tinggi pada ibu, infeksi, dan merokok atau penyalahgunaan alkohol. IUGR
akan menyebabkan bayi yang lahir lebih mudah terkena infeksi dan
memerlukan perawatan ekstra.
3
a. Rubella : gangguan vaskular, khususnya kapiler endotelial dan dapat
menimbulkan gangguan kongenital.
b. Sitomegalovirus : gangguan sel berupa sitolisis sehingga dapat
menimbulkan gangguan fungsi sel dan menimbulkan gangguan
kongenital.
c. Hepatitis A-B : menimbulkan gangguan umum karena fungsi hati
dalam mengatur nutrisi kurang maksimal sehingga mampu
menimbulkan prematuritas.
5. Kelainan kromosom janin : gangguan tumbuh kembang muskulus arterioli
sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi darah retroplasenter. Adanya
kelainan kromosom dapat mengakibatkan pula terjadinya abortus spontan
dan menimbulkan kelainan kongenitas serta tumbuh kembang dalam
bentuk KMK/IUGR.
a. Trisomi 21 dan 18
b. Trisomi 16
6. Gangguan vaskular ibu hamil (hipertensi ibu hamil, penyakit ginjal,
preeklampsia/eklampsia) : terjadi gangguan retroplasenter sirkulasi
sehingga menimbulkan kekurangan nutrisi, O2, vitamin, dan lainnya.
Akibatnya dapat menimbulkan tumbuh kembang terlambat dan terjadi
kecil untuk masa kehamilannya.
7. Insersio tali pusat pada plasenta (insersio vilamentosa dan insersio
marginalis): mungkin setiap gerakan janin intra uteri dapat menimmbulkan
gangguan aliran darah menuju janin dan menimbulkan KMK.
8. Antifosfolipid/autoimun : menimbulkan trombosis kapiler plasenta
sehingga dapat terjadi abortus berulang dan tumbuh kembang terganggu
yang mengakibatkan KMK.
9. Keadaan hipoksia ibu hamil : kehamilan pada ketinggian diatas permukaan
laut serta rendahnya konsentrasi O2 dan PO2 dapat menimbulkan BB janin
lebih rendah dari yang lahir di sekitar pantai. Turunnya BB janin sekitar
200-250 gram dengan perbedaan tinggi sekitar 1000 meter.
4
C. Dampak Bayi dengan IUGR
Janin di dalam kandungan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
seiring bertambahnya usia kandungan ibu. Kebanyakan bayi memiliki ukuran
dan berat badan yang rendah ketika ia dilahirkan terlalu cepat (kelahiran
prematur). Akan tetapi, terkadang bayi juga bisa memiliki ukuran dan berat
badan yang rendah meski dilahirkan cukup bulan. Bayi yang dilahirkan
dengan KMK lebih rentan terkena infeksi dan gangguan lainnya. Berikut
merupakan dampak dari bayi IUGR:
1. Aspirasi mekoneum
2. Hipoglikemia
3. Hipokalsemia
4. Polisitermia (rendahnya PO2)
5. Tingginya viskositas darah
6. Hiponatremia
7. Hipotermia
8. Respiration Distress Syndrome
Kelanjutan bayi dengan IUGR adalah dampak jangka panjangnya
karena berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat sehingga
memungkinkan bayi memiliki IQ rendah, gangguan neurologis, dan
gangguan tumbuh kembang dalam kepribadiannya.
5
b. Kemungkinan kelainan plasenta
c. Kehamilan ganda
d. Hasil pemeriksaan laboratorium: peningkatan kadar protein alfa/HCG
serum ibu, zat dasar nutrisi rendah, ibu hamil dengan anemia dab
penyakitt kolagen.
3. Hasil pemeriksaan ibu hamil:
a. Kesan umum besarnya uterus lebih kecil dari perkiraan umur
kehamilan.
b. Bertambahnya BB ibu hamil kurang dari normal.
c. TFU tidak sesuai usia kehamilan.
4. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Beberapa aspek dalam pemeriksaan USG yang dapat membantu diagnosis
adalah estimasi berat janin, abdominal circumference (AC), rasio head
circumference/ abdominal circumference (HC/AC), rasio femur length/
abdominal circumference (FL/AC), volume cairan amnion, dan doppler
velosimetri.
6
Gagasan umum upaya preventif karena besar kemungkinan
penyebab utama IUGR/SGA atau (Kecil Masa Kehamilan) KMK adalah
kombinasi kekurangan gizi dan penyakit dasar ibu hamil (hipertensi,
kardiovaskular-arteriosklerosis, atau usia ibu yang relatif tinggi).
2. Upaya Khusus
Setelah diagnosis ditegakkan, ada kemungkinan akan terjadi IUGR.
Maka, upaya yang dapat dilakukan adalah:
a. Tidur miring kiri untuk memperlancar aliran darah menuju
retroplasenter
b. Memberikan pengobatan ringan : Aspirin 150 mg/hari, dipiridimol 225
gr/hari dan pemberian heparin untuk mengurangi trombosis.
Cara kerja obat tersebut adalah dengan mengurangi kemungkinan
agregasi trombosit sehingga menurunkan kemungkinan trombosis
kapiler dalam plasenta, meningkatkan aliran darah pada plasenta
sehingga lebih mampu memberikan nutrisi/yang lainnya serta
pertukaran O2 dan CO2, mengurangi suasana asidosis dan
meningkatkan perbandingan prostasiklin/tromboksan A2 sehingga
terjadi vasodilatasi yang dapat meningkatkan sirkulasi aliran
retroplasenter. Dengan adanya upaya ini diharapkan mampu
meningkatkan BB bayi serta memperpanjang usia kehamilan sehingga
mampu meningkatkan BB bayi.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
2. Data Kebidanan
a. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilan
b. Keluhan utama : Ibu mengatakan mudah lelah dan lemas
c. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Banyaknya : 4 – 5 kali ganti
pembalut/hari
3) Lamanya : 7 hari
4) Warna : merah tua
8
5) Siklus : 28 hari (teratur)
d. Status perkawinan
1) Kawin/tidak kawin : Kawin
2) Usia kawin : 25 tahun
3) Lama perkawinan : 11 tahun
4) Perkawinan : sah, pertama
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Alasan
No. Jenis Mulai Berhenti Keluhan
berhenti
Ingin hamil
1 Suntik 2013 2016 Tidak ada
lagi
g. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : 22 Desember 2019
2) HPL : 29 September 2020
3) Umur Kehamilan : 36 minggu
4) ANC
a. Trimester I : 2 kali
b. Trimester II : 2 kali
c. Trimester III : 2 kali
5) Keluhan
a. Trimester I : mual muntah
b. Trimester II : tidak ada
c. Trimester III : mudah lelah tidak nafsu makan
3. Pengetahuan/KIE yang pernah di dapat :
9
- Ibu mengatakan bahwa pernah dapat KIE tentang
ketidaknyamanan kehamilan
- Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
gizi ibu hamil
- Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tanda
bahaya kehamilan.
4. Data Kesehatan
a. Data kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa dalam keadaan yang sehat dan tidak
sedang menderita penyakit menular (Hiv/Aids, hepatitits,
TBC), menurun (asma, diabetes melitus) dan menahun
(jantung).
b. Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada sedang
menderita penyakit menular (Hiv/Aids, hepatitits, TBC),
menurun (asma, diabetes melitus) dan menahun (jantung).
c. Data kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang
pernah menderita penyakit menular (Hiv/Aids, hepatitits,
TBC), menurun (asma, diabetes melitus) dan menahun
(jantung).
d. Riwayat penyakit keturunan
ibu mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit
keturunan
e. Riwayat keturunan kembar
ibu mengatakan bahwa dari keluarga ibu dan suami tidak
ada riwayat keturunan kembar.
5. Data kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
a) Frekuensi
10
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 2-3 kali
sehari
Selama hamil : ibu mengatakan makan 2-3 kali
sehari
b) Porsi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 1/2 piring
nasi dengan sayur
Selama hamil : ibu mengatakan makan 1 piring nasi
dengan sayur
c) Jenis
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan nasi, sayur
Selama hamil : ibu mengatakan makan nasi, sayur
dan lauk.
d) Keluhan makan
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil : ibu mengatakan kurang nafsu
makan
e) Pantangan makan
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada
pantangan
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada
pantangan
f) Suplemen
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
Selama hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
g) Jamu
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
Selama hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
h) Merokok
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak merokok
Selama hamil : ibu mengatakan tidak merokok
11
i) Alkohol
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
Selama hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
j) Minum dalam 1 hari
Sebelum hamil : ibu mengatakan minum 7 gelas
perhari
Selama hamil : ibu mengatakan minum 8-9 gelas
perhari
b. Eliminasi
a) Frekuensi BAK
Sebelum hamil : ibu mengatakan BAK 4 kali sehari
Selama hamil : ibu mengatakan BAB 4-5 kali
sehari
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
b) Frekuensi BAB
Sebelum hamil : BAB 2 sehari sekali
Selama hamil : BAB 1-2 hari sekali sehari
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
c. Pola tidur
a. Tidur siang
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak pernah tidur
siang
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang 15
menit
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
b. Tidur malam
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 5 – 6
jam
Selama hamil : ibu mengatakan tidur malam 6-7
jam
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
12
c. Keluhan
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada keluhan
d. Aktivitas
Sebelum hamil : ibu mengatakan pekerjaan sehari-
harinya yaitu mengurus rumah
tangga
Selama hamil :ibu mengatakan selama hamil
mengurus rumah tangga
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan
e. Pola Seksual
Selama hamil, ibu mengatakan tidak ada keluhan
f. Personal higyene
a) Mandi
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari
b) Keramas
Sebelum hamil : ibu mengatakan keramas 2 kali
seminggu
Selama hamil : ibu mengatakan keramas 2-3 kali
seminggu
c) Sikat gigi
Sebelum hamil : ibu mengatakan sikat gigi 2 kali
sehari
Selama hamil : ibu mengatakan sikat gigi 2 kali
sehari
d) Ganti pakaian
Sebelum hamil : ibu mengatakan ganti pakaian 2-3
kali sehari
Selama hamil : ibu mengatakan ganti pakaian 2-3
kali sehari
13
e) Ganti pakaian dalam : ibu mengatakan ganti 3 kali
sehari
6. Data psikologis
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan bahwa perasaannya sangat senang
dengan kehamilan ini, karena merupakan kehamilan yang
ditunggu-tunggu.
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak : direncanakan
c. Jenis kehamilan yang diharapkan : kehamilan anak laki-
laki
d. Kekhawatiran : ibu mengatakan takut terjadi sesuatu
terhadap janin nya
7. Data psikososial
a. Respon suami terhadap kehamilan
suami sangat senang dan bahagia dengan kehamilan ini,
karena ini adalah kehamilan yang ditunggu tunggu.
b. Rencana melahirkan
ingin melahirkan secara spontan
c. Rencana menyusui
ingin memberikan ASI ekslusif 6 bulan dan dilanjut
pemberian sampai umur anak 2 tahun dengan tambahan
Makanan Pendamping ASI
8. Data sosial budaya
a. Hubungan dengan keluarga/lingkungan
Hubungan ibu dengan keluarga baik dan lingkungan
mendukung
b. Budaya
Ibu mengatakan terdapat kebudayaan mitoni
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
14
b. Kesadaran : composmetis
c. Keadaan emosional : stabil
d. Tinggi badan : 148 cm
e. Berat badan : sebelum hamil: 37 kg
Kunjungan lalu : 44 kg
Kunjungan sekarang : 46.5 kg
f. Lila : 22 cm
g. Vital sign
1) Suhu badan : 36,60C
2) Tekanan darah :135/85 mmHg
3) Nadi : 85 X/menit
4) Pernafasan : 20 X/menit
2. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok,
tidak lepek
2. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloesma
garvidarumm
3. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : bersih, tidak ada polip
5. Telinga : bersih, tidak ada serumen
6. Leher : vena jugularis normal, kelenjar tyroid tidak
membengkak
7. Mulut : tidak berbau, tidak ada sariawan, tidak ada
caries gigi
8. Dada : simetris, tidak ada retraksi
9. Mammae : simetris, tidak ada tarikan, hiperpigmentasi
tidak ada
benjolan abnormal.
10. Perut :
1) Inspeksi
15
Pembesaran perut lebih kecil dengan usia kehamilan,
tidak ada bekas luka operasi.
2) Palpasi
a) TFU : 26 cm
b) Leopold I : tinggi fundus uteri 2 jari di atas
pusat teraba bulat, lunak dan tidak melenting
c) Leopold II : di sebelah kanan teraba bagian
panjang, keras dan ada tahanan
d) Leopold III : pada bagian bawah teraba bagian
bulat keras sedikit melenting
e) Leopold IV : pada bagian bawah belum masuk
PAP (pintu atas panggul)
3) Auskultasi
a. Punctum maximum : Bagian bawah
b. DJJ : (+) 129 kali/menit
c. Irama : cepat teratur
11. Genetalia/vulva :-
12. Ekstremitas
1) Atas : tidak ada oedema, kuku merah
muda
2) Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises,
kuku merah muda
Perkusi (reflek patela) : positif (+)/(+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborat
HB : 11,2 g/dL
GDS : 105 mg/dL
VCT : NR
HBsAg : NR
Sifilis : NR
Hasil USG (14/8/2020)
16
Hasil : GA: 32 w, FW: 1300 gr , EDD: 10/10/2020, AK
cukup, plasenta: fundus, DJJ (+).
C. Analisa
Ny. I umur 36 tahun G3P1A1 Umur Kehamilan 36 minggu janin
tunggal hidup intrauteri dengan IUGR.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya yaitu TD: 135/85 mmHg,
N: 85x/menit, R: 20 x/menit, S: 36.60 C, BB: 46 kg, TFU : 26 cm..
Ibu paham dan mengerti dengan yang disampaikan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu tidak
nafsu makan. Pada kehamilan lanjut/TM III biasanya ibu
mengalami tidak nafsu makan hal ini dapat disebabkan karena
masalah psikologis dari ibu, karena kehamilan ibu sudah mendekati
proses persalinan. Keluhan yang dirasakan ibu dapat juga terjadi
karena pada TM III penyerapan makanan pada usus juga
berkurang, sehingga ibu bermasalah pada BAB, yang menyebabkan
perut ibu terasa penuh dan ibu tidak nafsu makan. Apabila ibu tidak
nafsu makan ibu dapat makan sedikit-sedikit tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan janin.
3. Mengingatkan ibu untuk menambah jumlah porsi makan, dengan
makan sedikit tapi sering serta memenuhi kebutuhan nutrisi
perbanyak sayur, lauk pauk, buah dan susu ibu hamil. Ibu juga
memenuhi kebutuhan cairan dengan minum minimal 8 gelas dan
bila perlu susu satu gelas. Sebaiknya ibu memenuhi kebutuhan
kalori selama kehamilan dengan cara makan makanan selingan di
sela-sela waktu makan pagi-siang dan siang-malam. Ibu juga
diharapkan makan makanan yang manis supaya pada saat janin ibu
lahir tidak berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu mengerti dan paham
dengan nasihat yang disampaikan.
17
4. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan kebutuhan istirahat
yaitu ibu boleh melakukan pekerjaan yang tidak memberatkan serta
membuat ibu kelelahan, ibu disarankan untuk tidak mengangkat
barang yang berat-berat, serta ibu memenuhi kebutuhan istirahat
yaitu tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam per hari.
5. Berikan terapi kalsium lactat 20 tab 3x500 mg, SF 10 tab 1x1.
6. Memberitahu ibu USG ulang ke dokter SpOG untuk persiapan
persalinan. Ibu bersedia untuk USG.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan mudah lelah, ibu mengurus rumah tangga, ibu
memiliki riwayat abortus pada kehamilan ke 2. Tentunya dari beberapa
data tersebut dapat sebagai faktor penyebab keterlambatan
perkembangan janin didalam rahim. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa riwayat abortus, aktivitas dan kondisi ibu sebelum
dan selama hamil dapat menjadi salah satu faktor terjadinya IUGR.
B. Data Objektif
TFU : 26 cm, LILA: 22 cm, dan penambahan berat badan selama
hamil yaitu 9.5 kg. Pada kasus Ny. I yakni dari keadaan awal hamil
dengan Lila 22 cm, ini menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil yaitu
KEK sudah mempunyai resiko melahirkan dengan BBLR. Didukung
dengan hasil pemeriksaan TFU 26 cm. dimana dengan Status IMT ibu
dibawah 17 kg/m2 seharusnya kenaikan berat badan ibu selama hamil
yaitu 12 sampai 18 kg. Sedangkan pada pemeriksaan menunjukkan
bahwa kenaikan BB ibu selama hamil hanya 9.5 kg.
Dari kasus yang telah dipelajari disertai dengan hasil data subjektif
dan objektif, ini menunjukkan keselarasan bahwa banyaknya faktor yang
mengacu pada resiko IUGR akan meningkatkan pula resiko terjadinya
19
kehamilan IUGR. Belum ditemukan kesenjangan antara teori dengan
praktik. Selain bidan, pentingnya pula peran suami dan keluarga dalam
mendukung kesejahteraan ibu hamil. Khususnya dalam memberi
dukungan emosional.
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab pembatasan pertumbuhan intrauterin bervariasi termasuk
kelainan plasenta, tekanan darah tinggi pada ibu, infeksi, dan merokok
atau penyalahgunaan alkohol. IUGR akan menyebabkan bayi yang lahir
lebih mudah terkena infeksi dan memerlukan perawatan ekstra. Adanya
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya IUGR termasuk faktor ibu,
plasenta dan janin. Penting sekali dilakukannya deteksi dini dalam
kehamilan. Beberapa hal dapat digunakan sebagai dasar dalam penegakan
diagnosa IUGR diantaranya kondisi ibu sebelum hamil saat ini, keadaan
kehamilan ibu saat ini serta didukung dengan pemeriksaan ultrasonografi.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. (2007).
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Wibisono, Hermawan dr., Sp.OG & Ayu Bulan Febry Kurnia Dewi, S.KM.
(2009). Solusi Sehat Seputar Kehamilan. PT Agromedia Pustaka, Edisi Pertama :
Tangerang.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2016.00040/full diakses 17
Oktober 2020 19.00
22