Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Campak dan rubella adalah penyakit yang dapat dicegah dengan
pemberian vaksin. Imunisasi campak adalah salah satu imunisasi yang masuk
dalam program pemerintah. Imunisasi campak diberikan pada anak usia 9
bulan dalam imunisasi dasar, pada anak usia 24 bulan dalam imunisasi
lanjutan dan kelas 1 sekolah dasar.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian
dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini
menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang
terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan
abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella
Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan. Orangtua perlu memiliki
pengetahuan yang baik tentang imunisasi sehingga lebih yakin untuk
memberikannya pada bayi/anak. Hingga saat ini sudah terbukti bahwa
imunisasi banyak menyelamatkan jiwa manusia dengan turunnya angka
kesakitan serta membasmi penyakit menular yang terjadi di dunia. Sehingga
dengan hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pemberian imunisasi
pada sesuai jadwal sebagai pembentukan daya tahan tubuh.

B. Tujuan
Penulis dapat melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai
kompetensi standar pelayanan kebidanan khususnya pada pemberian imunisasi
MR.

1
C. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini yaitu:
1. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami kebutuhan imunisasi pada bayi
khususnya pemberian imunisasi campak MR.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan yang lebih luas tentang penerapan ilmu dalam
pelayanan pemberian imunisasi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada bayi, balita dan prasekolah pada pustaka sebelumnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Imunisasi dan Vaksin


Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak
diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.

B. Tujuan Pemberian Imunisasi


Secara umum tujuan pemberian imunisasi adalah Menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I).
Tujuan khusus pemberian imunisasi adalah:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/
kelurahan pada tahun 2014.
2. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
3. Eradikasi polio pada tahun 2015.
4. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.

3
5. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal management).
C. Penyakit yang Dapat Dicegah denggan Imunisasi (PD3I)
Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan
imunisasi selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I). Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini,
Berikut merupakan jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) antara lain:
1. Difteri: Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae
2. Pertusis: Penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertussis. (batuk rejan).
3. Tetanus: Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin.
4. Tuberculosis (TBC): Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosa disebut juga batuk darah.
5. Campak : Penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles.
6. Poliomielitis: Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
virus polio tipe 1, 2, atau 3. Secara klinis menyerang anak di bawah umur
15 tahun dan menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis = AFP)
7. Hepatitis B: Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
merusak hati (penyakit kuning).
8. Hemofilus Influenza tipe b (Hib): Salah satu bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi dibeberapa organ, seperti meningitis, epiglotitis,
pneumonia, artritis, dan selulitis. Banyak menyerang anak di bawah usia 5
tahun, terutama pada usia 6 bulan–1 tahun.
9. HPV (Human papiloma Virus) : Virus yang menyerang kulit dan membran
mukosa manusia dan hewan.
10. Hepatitis A: Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus.

4
D. Jenis Imunisasi
Berikut adalah jenis imunisasi berdasarkan sifat penyelenggaraannya di
Indonesia:

Gambar 2.1 Skema Jenis Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraan


E. Sasaran Imunisasi
sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah sebagai berikut:

5
F. Klasifikasi Vaksin
Tabel 2.5 Klasifikasi Vaksin

G. Vaksin Measles dan Rubella (MR)


1. Definisi
Penyakit campak merupakan Penyakit yang disebabkan oleh virus
myxovirus viridae measles, menular melalui udara (percikan ludah) dari
bersin atau batuk penderita.
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang
dilemahkan (live attenuated) berupa serbuk kering dengan pelarut.
Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.

6
2. Gejala
a. Gejala awal: demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, konjunctivitis
(mata merah) dan koplik spots.
b. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke
tubuh dan tangan serta kaki.
3. Komplikasi
a. Diare hebat
b. Peradangan pada telinga
c. Infeksi saluran napas (pneumonia)
4. Tujuan dan Manfaat
Memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit Measles (campak) dan
Rubella (campak jerman). Terutam untuk anak perempuan, pemberian
vaksin MR sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubela saat
hamil. Sementara pada anak laki-laki nantinya vaksin ini untuk mencegah
agar tidak terserang rubella dan nantinya menulari sang istri yang sedang
hamil. Penting diketahui rubella dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
5. Jenis dan Sediaan Vaksin
Vaksin ini harus disimpan pada suhu 2-8oC di refrigerator. Setelah
digunakan, simpan vaksin dalam refrigerator tertutup dan kedap cahaya.
Buang vaksin jika tidak digunakan dalam waktu 8 jam. Vaksin Measles
Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated)
berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per
vial. Setiap dosis vaksin MR mengandung:
a. 1000 CCID50 virus campak
b. 1000 CCID50 virus rubella
6. Cara Pemberian
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya
boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama
diberikan pada bayi minimal 1 bulan setelah imunisasi lain. Vaksin ini
dapat diberikan pada usia 9 bulan. Jika belum mendapat imunisasi campak

7
di usia 9 bulan, maka MR dapat diberikan di usia 12 bulan dan diulangi
pada usia 6 tahun.
7. Reaksi dan Efek Samping
Beberapa hari atau 1-2 minggu setelah imunisasi, biasanya anak
mengalami demam, timbul ruam dan bercak merah, serta terjadi
pembengkakan dilokasi penyuntikan. Namun tak perlu khawatir karena
gejala tersebut berlangsung sementara saja. Demamnya dapan diatasi
dengan obat penurun panas yang dosis pemaikannya sesuai anjuran tenaga
kesehatan. Efek dikatakan serius jika menunjukkan reaksi anafilatik,
ensefalopati, purpura trombositopenia hingga artritis kronis.
8. Kontraindikasi
a. Memiliki gangguan sistem imun yang berat karena keganasan,
penyakit defisiensi imun, terapi imunosupresif
b. Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan
radioterapi
c. Wanita hamil
d. Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
e. Kelainan fungsi ginjal berat
f. Decompensatio cordis
g. Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
h. Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
9. Penundaan Imunisasi
Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan sebagai berikut:
a. Demam
b. Batuk pilek
c. Diare

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

Tempat Praktek : Puskesmas


Tanggal : 30 Oktober 2020

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Bayi

a. Nama : By. A
b. Tanggal, Jam lahir : 15 Januari 2020
c. Jenis Kelamin : Perempuan
Orang Tua

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. R


Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Grobogan Alamat : Grobogan
1.

9
2. Alasan Datang : ibu mengatakan ingin mengimunisasi anaknya.
3. Data Ibu
a. Riwayat obstetrik : G1P0A0
b. Umur kehamilan : 39 minggu
c. Frekuensi ANC : 14 kali di BPM, Puskesmas dan RSUD
d. Imunisasi TT : TT boster
e. Obat obatan atau jamu yang diminum
1. Tablet Fe
2. Asam folat
3. Kalk
4. Vitamin A, B dan C
5. Tidak minum jamu
f. Kenaikan BB : 9 kg
g. Riwayat penyakit penyerta
Tidak ada riwayat penyakit penyerta
h. Komplikasi selama hamil
Tidak ada
g. Riwayat persalinan terakhir :

Jenis persalinan : spontan


Penolong : Bidan
Indikasi : -

4. Data Bayi
a. Keadaan BBL
Berat Badan Lahir : 3200 gram
Panjang Badan Lahir : 49 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Lila : 11 cm
b. Riwayat Imunisasi

10
HB0 : 16 Januari 2020
BCG +polio I : 17 februari 2020
DPT I+ Polio II : 19 Maret 2020
DPT II +polio III : 20 April 2020
DPT III +polio IV+ipv: 4 Juni 2020

5. Pola Nutrisi
a. Nutrisi
Minum : ibu mengatakan bayinya minum ASI dan MPASI.
Frekuensi : ibu mengatakan bayinya sering minum ASI.
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : ibu mengatakan bayinya BAK 2 kali dalam 21 jam
setelah lahir, warnanya kuning jernih
2) BAB
Frekuensi: ibu mengatakan bayinya BAB 2 kali dalam sehari
tidak ada keluhan
c. Hygiene
Mandi : Ibu mengatakan bayinya dimandikan 2 kali dalam sehari.

B. DATA OBJEKTIF
PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda-tanda Vital
Nadi :100 kali / menit
Pernafasan : 35 kali / menit
Suhu : 36.8ºC
c. Berat Badan : 8500 gram
d. Panjang Badan : 71 cm

C. ANALISA

11
1. Diagnosa kebidanan
By. A umur 9 bulan belum mendapat vaksin Campak
2. Masalah :-
3. Kebutuhan :
a. Vaksin MR

D. PENATALAKSANAAN
( Tanggal: 7 Mei 2019, Jam: 08.30 WIB)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada orang tua bayi bahwa
kondisinya dalam keadaan baik dan bayi boleh untuk diimunisasi.
Orang tua bayi mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang vaksin MR dan tujuan pemberiannya.
Ibu paham.
3. Memberikan Injeksi vaksin MR 0,5 ml secara sub kutan. Bayi telah
mendapat vaksin
4. Menjelaskan kepada ibu efeksamping dari pemberian imunisasi MR.
ibu paham.
5. Memberikan terapi paracetamol drop 3x 80 ml bila panas. Ibu paham
dengan yang disampaikan.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Data Subjektif
Bayi Berusia 9 bulan 15 hari
Ibu mengatakan ingin mengimunisasi anaknya.
Riwayat Imunisasi:
HB0 : 16 Januari 2020
BCG +polio I : 17 februari 2020
DPT I+ Polio II : 19 Maret 2020
DPT II +polio III : 20 April 2020
DPT III +polio IV+ipv : 4 Juni 2020
Jadwal sekarang adalah imunisasi MR, dimana bayi telah mendapat
imunisasi sesuai jadwal.
B. Data Objektif
Tanda-tanda Vital
Nadi :100 kali / menit
Pernafasan : 35 kali / menit
Suhu : 36.8ºC
Berat Badan : 8500 gram
Panjang Badan : 71 cm
Dari hasil pemeriksaan data objektif didapatkan dalam batas normal,
sehingga bayi layak untuk diberikan imunisasi MR. Dari kasus yang
telah dipelajari disertai dengan hasil data subjektif dan objektif, ini
menunjukkan keselarasan bahwa kedisiplinan orangtua memberikan
pengarus besar terhadap pemberian imunisasi sesuai jadwal. Orangtua
perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi sehingga
lebih yakin untuk memberikannya pada bayi/anak.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Orangtua perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi
sehingga lebih yakin untuk memberikannya pada bayi/anak. Hingga saat
ini sudah terbukti bahwa imunisasi banyak menyelamatkan jiwa manusia
dengan turunnya angka kesakitan serta membasmi penyakit menular yang
terjadi di dunia. Sehingga dengan hal tersebut menunjukkan betapa
pentingnya pemberian imunisasi pada sesuai jadwal sebagai pembentukan
daya tahan tubuh.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit KEMENKES RI.


(2017). Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR). Jakarta:
Kemenkes RI.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. (2015). Buku Ajar Imunisasi.
Jakarta: Kemenkes RI.

Rachmawati, Septi Dewi dkk. (2019) .Pedoman Praktis Imunisasi pada Anak:
Pemberian Imunisasi pada Anak Sehat sehat, sakit, dan terlambat jadwal.
Malang: UB Press.

https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/non-who-
publications/2017-mr-guidance-immunization-campaign-moh-bahasa.pdf?
sfvrsn=4c49454a_2

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/03Buku-
Ajar-Imunisasi-06-10-2015-small.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai