Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRAUTERINE GROWTH RESTRICTION

(IUGR)

DIRUANGAN MERAK RSUD.S.K.LERIK

KUPANG

MAGDALENA TRINCE NENOMEL

223111033

UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG

2023
Tinjauan Teori

A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
melihat usia gestasi sedangkan Bayi berat lahir sangat rendah adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1500 gram tanpa melihat usia gestasi. BBLSR dapat terjadi pada bayi kurang dari
37 minggu atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction /IUGR), (Sudarti &
Fauziah, 2013). IUGR adalah janin yang berat badannya sama atau kurang dari 10 persentil
yang tidak mencapai pertumbuhan optimal karena terhambat olehfaktor maternal, fetal, dan
plasenta (Tricia et al, 2013). Bayi kecil masa kehamilan (KMK) disebut juga Small for
Gestational Age (SGA) mewakili kejadian IUGR atau pertumbuhan janin terhambat (Kozuki
et al,2012).

B.Etiologi

Faktor nutrisi merupakan salah satu penentu dalam pertumbuhan dan perkembangan janin
(Almatsier, 2011). Wanita hamil yang kurang mengkonsumsi mikronutrien terutama besi
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi besi karena terjadinya peningkatan kebutuhan besi
dalam kehamilan. Defisiensi besi adalah masalah nutrisi yang lazim terjadi di dunia.
diperkirakan kurang lebih dua milyar masyarakat di dunia mengalami defisiensi besi
(Kimberly et al, 2003). Masalah kekurangan zat besi melalui asupan makanan sangat
menghawatirkan, karena asupan zat besi selama kehamilan harus mencukupi untuk
peningkatan massa sel darah merah, penambahan volume plasma, dan meyediakan untuk
pertumbuhan unit fetoplasenta (School, 2005).
Penyebab umum IUGR adalah kelainan plasenta yang membuatnya tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Posisi plasenta terlalu rendah di dalam rahim (plasenta previa) juga
bisa meningkatkan risiko janin tidak berkembang.Kondisi janin tidak berkembang juga dapat
terjadi sebagai akibat dari masalah kesehatan tertentu pada ibu, seperti:
 Preeklampsia dan hipertensi saat hamil
 Penyakit ginjal, diabetes, penyakit jantung, anemia, penyakit paru-paru, dan gangguan
pembekuan darah yang terjadi sebelum dan selama hamil.
 Kelainan janin, seperti sindrom Down, kelainan kromosom, anencephaly, dan cacat
gin
 Merokok, minum alkohol, dan memakai narkoba sejak sebelum dan selama hamil.
 Terdiagnosis penyakit menular seksual seperti toksoplasmosis, rubella, dan sifilis
yang bisa ditularkan pada janin di dalam kandungan
 Malnutrisi (kekurangan atau kelebihan nutrisi) selama hamil yang dapat menghambat
pertumbuhan.
C.Komplikasi
PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat menyebabkan bahaya bagi
janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya kondisi
asupan nutrisi dan oksigenasi yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut
masih bisa di tangani kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya jika
sudah tidak bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa  bayi
untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktu nya . Komplikasi pada PJT dapat
terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung: Asfiksia, Hipoglikemi , Aspirasi mekonium , DIC, Hipotermi,  Perdarahan
pada paru,Polisitemia,  Hiperviskositas sindrom, Gangguan gastrointestinal.
b. Tidak langsung Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari
sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan
neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan oleh infeksi
kongenital dan kelainan k romosom
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi
D.Manisfestasi Klinik
Ada dua jenis IUGR yaitu simetris dan asimetris. Simetris IUGR terjadi jika faktor yang
menghambat pertumbuhan terjadi pada awal kehamilan, ditandai dengan ukuran lingkar
kepala, panjang badan, berat yang kurang secara proporsional untuk usia gestasi. Sedangkan
asimetris Intrauterine Growth Restriction (IUGR) umumnya disebabkan oleh insufisisensi
plasenta, malnutrisi ibu, atau kondisi luar yang muncul pada akhir kehamilan (Trica et al,
2013 ; Sulchan, 2011). Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,
dan  berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding pada  bayi
normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari  berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel.
Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk
perkembangan dan  pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada
sejumlah  janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik
(kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK)
dikarenakan karena faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb: PJT dapat terjadi kapanpun
dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat dini sering berhubungan dengan kelainan
kromosom dan penyakit ibu. Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya
berhubungan dengan problem lain.
Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh tubuh dan organ  janin menjadi terbatas. Ketika
aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini
dapat berakibat denyut jantung  janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami
kematian. Bayi-  bayi yang dilahirkan deng an PJT akan mengalami keadaan berikut :
Penurunan level oksigenasi
  Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi bayi
segera setelah lahir)
Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam kandungan) yang
dapat berakibat sindrom gawat nafas
 Hipoglikemi (kadar gula rendah)
 Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
 Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
E .Tanda dan Gejala
Menurut kemenkes (2022) intrauterine Growth Restriction (IUGR),memiliki manisfestasi
klinik,yaitu :
 Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Normalnya, sang ibu akan merasakan gerakan di perutnya pada trimester kedua. Bila sang ibu
awalnya merasakan sang bayi bergerak teratur, tapi tiba-tiba janin tidak bergerak, ada
kemungkinan bayi mengalami IUGR
 Hasil USG yang tidak normal
Ultrasound atau USG akan menunjukkan ukuran, posisi, dan secara keseluruhan
perkembangan bayi. Cara ini juga dapat menunjukkan cacat lahir sehingga dapat membantu
dokter membuat perkiraan hari kelahiran. Namun, pada kasus IUGR yang memberi tanda
janin tidak berkembang, hasil USG trimester pertama dan kedua tidak menunjukkan adanya
perkembangan.
 Kadar HCG menurun
Perlu diketahui bahwa HCG (human gonadoptropin) adalah hormon yang diproduksi selama
kehamilan. Kadar hormon HCG akan terus naik dari usia 9 hingga 16 minggu. Ini
menandakan bahwa kehamilan sang ibu berkembang normal. Kadar hormon hCG akan terus
naik dari usia 9 hingga 16 minggu. Ini menandakan bahwa kehamilan sang ibu berkembang
normal.Namun ketika janin tidak berkembang, kadar hCG akan lebih rendah dari seharusnya.
Bila terus terjadi, hal ini bisa menjadi pertanda janin tidak berkembang di dalam kandungan.
 Janin bayi tidak bergrak jadi tanda bayi tidak bergerak
Kadar hormon HCG akan terus naik dari usia 9 hingga 16 minggu. Ini menandakan bahwa
kehamilan sang ibu berkembang normal. Namun ketika janin tidak berkembang, kadar hCG
akan lebih rendah dari seharusnya. Bila terus terjadi, hal ini bisa menjadi pertanda janin tidak
berkembang di dalam kandungan. Pada beberapa kasus, bayi mungkin tidak sepenuhnya
berhenti berkembang, hanya saja terlambat perkembangannya.
 Demam
 Payudara tidak sensitif
 Gejala morning sickness berkurang
 Keluar cairan ketuban
 Kram perut
F.Patofisiologi
Fungsi Plasenta Abnormal Plasenta memegang peranan penting dalam terjadinya IUGR.
Kelainan pembentukan, perfusi inadekuat, dan disfungsi vili plasenta diduga sebagai salah
satu penyebab utama dari IUGR, terutama pada usia gestasi awal.Pada preeklampsia, terjadi
invasi sel trofoblas pada uterus yang terlalu dangkal dan kelainan diferensiasi sitotrofoblas.
Hal ini menyebabkan tidak terjadinya destruksi arteri spiralis desidua distal, sehingga
perfusi maternal melalui vili plasenta inadekuat yang akan menyebabkan hipoksia plasenta
lokal dan gangguan pertumbuhan janin.Selain itu, infark, stress oksidatif, sitokin-sitokin, dan
hipertensi dalam kehamilan juga dapat mengganggu fungsi vili trofoblas. Faktor Genetik
Genetik juga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya IUGR. Rendahnya
kadar insulin-like growth factor (IGF)-I dan II dan peningkatan kadar IGF binding protein
(BP)-1 ditemukan berhubungan dengan IUGR pada beberapa studi. Selain itu, delesi parsial
homozigot dan mutasi reseptor IGF-1 juga sudah ditemukan pada beberapa kasus IUGR.
Penyebab genetik lainnya yang diduga dapat menyebabkan IUGR adalah gangguan pada gen
glial cell missing-1 (GCM1).
Gangguan pada gen ini dipercaya dapat mengganggu diferensiasi dan morfogenesis
trophoblast sehingga dapat menyebabkan IUGR. Adapula faktor meternal lainnya yaitu
anemia,meskipun cukup umum terjadi,anemia pada ibu hamil tidak boleh disepelekan.jika
umum sel darah merah dalam tubuh ibu terlalu sedikit,ibu hamil dan janin beresiko
mengalami kekurangan gizi dan oksigen.tentunya,hal ini dapat membahayakan ibu serta janin
dalam kandungan,ini juga akan menyebabkan kondisi tubuh melemah dan mengalami
kontraksi dini.

G.Phatway
Penyakit ginjal, diabetes, penyakit
Faktor Ibu jantung, anemia, penyakit paru-paru, Penyebab lain :
dan gangguan pembekuan darah yang
faktorjanin,faktor
terjadi sebelum dan selama hamil
Nutrisi kurang
Faktor uterus
dan plasenta

IUGR (intrauterine growth restriction)


proportioate Dispropotionate

Janin menderita
Pasokan Oksigen ke distres
janin berkurang
Janin menderita Beberapa minggu-
distres hari sebelum lahir

Lama (berminggu Panajang dan lingkar


berbulan)sebelum kepala normal,namun
lahir berat tidak sesuai masa
Berat, panjang dan lingkar gestasi
kepala (proporsi Bayi tampak Wasted (BB
seimbang) namum menurun)
seluruhnya dibawah masa
gestasi
Jaringan lemak dibawah kulit
sedikit,kulit kering,keriput dan mudah
diangkat,bayi terlihat kurus dan lebih
H. Penatalaksanaan
panjang
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.Langkah kedua adalah membedakan
janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah
menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal. Untuk mengenali pasien-pasien dengan
resiko tinggi untuk mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti
hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan
sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran
usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran
yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.
Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin
PJT.

Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang  paling
efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi
terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :

1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan

2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada  janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan  pemeriksaan darah janin dianjurkan
a). Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom
serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan
nutrisi yang baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan
menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu
dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka
harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya
adalah melihat  pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap
3-4minggu  

b).Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh s ebelum waktunya dilahirkan,
hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila  penyebabnya adalah nutrisi ibu
hamil tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,
penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan

c). Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin  prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.

Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat  pada PJT karena
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses
melahirkan.

I.Penccegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang
bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress;
berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin,
mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta
pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus baik.  

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil sebagai
berikut :

1. Usahakan hidup sehat . Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas,


makanlah seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.

2. Hindari stress selama kehamilan. Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.

3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan. Setiap akan
mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan
4. Olah raga teratur Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.

5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.

6. Periksakan kehamilan secara rutin.   Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat
penting dilakukan agar kondisi ibu dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada
kondisi PJT, dapat diketahui sedini mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan setiap 4 minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari
minggu ke 28-36, pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya,
lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu.
Semakin  besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan  bertambahnya usia kehamilan.

II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi Nama,No RM,Umur,Jenis Kelamin,Pekerjaan,Agama,Alamat,Status,Tanggal
MRS,Tanggal Pengkajian,dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien yang berhubungan dengan asupan nutrisi pasien
c. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang
Kapan pertama kali pasien merasakan gangguan pada sistem pencernaan dan apa
tindakan yang diambil sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan medis.
 Riwayat penyakit dahulu
Ada riwayat penyakit dahulu sehingga pasien dirawat di rumah sakit
 Riwayat psikososial dan spiritual
Peran pasien dalam keluarga,status emosional meningkat, interaksi sosial
terganggu,adanya rasa cemas yang berlebihan,hubungan dengan tetangga yang tidak
harmonis,status dalam pekerjaan dan apakah pasien rajin melakukan ibadah sehari-
hari.
d. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti
kulit, rambut,kuku,mata dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistemis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
e. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan,kelemahan, malaise umum,kehilangan produktivitas (penurunan
semangat untuk bekerja).toleransi terhadap latihan rendah kebutuhan utuk istirahat
lebih banyak.
Tanda: takikardia/takipnea:dyspnea pada waktu bekerja atau istirahat latergi,menarik
diri,apaatis,lesu,dan kurang tertarik pada sekitarnya.kelemahan otot,dan penurunana
kekuatan.ataksia,tubuh tidak tegak.bahu menurun, postur lunglai,berjalan lambat,dan
tanda-tanda lain yang menunjukan keletihan.
2.sirkulasi
Gejala ; Riwayat kehilangan darah kronik,misalnya perdarahan kronik misalnya
pendrahan GI kronis,menstruasi beratr(DB),angina,CHF (akibat kerja jantung
berlebihan ).Riwayat endocarditis infektif kronis. Palpasi (takikardia kompensasi).
Tanda ;TD : peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi
melebar,hipotensi postural.Disritmia : abnormalitas EKG,depresi segmenn ST dan
pendaftaran atau depresi gelombang T :takikardia. Bunyi jantung ;mumur sistolik
(DB).Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva,mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan : pada pasien kulit hitam,
oucat dapat tampak sebagai keabu –abuan ). Kulit seperti berlilin, pucat (apastik,AP)
atau kuning lemon terang (AP),skelra : biru atau putih seperti mutiara (DB).pengisian
kapiler melambat penurunan aliran darah ke kapiler melambat ( penurunan aliran
darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi ) kuku ; mudah patah, berbentuk
seperti sendok (koilonikia ) (DB).rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh
uban secara premature (AP).
3.Intregritas Ego
Gejala : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfuse darah,
Tanda :depresi.
4.Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefltis, gagal ginjal.Flatulen,syndrome malabprsi (DB).
Hematemesis,fases dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
saluran urine.
Tanda : distensi Abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktivitas (penurunan
semangat untuk bekerja), toleransi terhadap latihan rendah, kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahaT Letargi, menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, danpenurunan
kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,berjalan lambat, dan
tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
6) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi
berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif
kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah
patah,berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus,
menipis,tumbuh uban secara premature (AP).
7) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
8) Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
9) saluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat dan
sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah

10) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki; klaudikasi dan
sensasi menjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina Epitaksis : perdarahan dari
lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
tanda romberg positif, paralysis
11) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
12) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;
baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, petikie dan
ekimosis (aplastik).
13) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB) , hilang
libido (pria dan wanita) dan mppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
2.Pemeriksaan Penunjang

Parameters Hasil Unit Refrence Ranges

WBC 8.98 10 3/uL 3.00 – 15.00

NEUT% 74.7+ % 37.0 -72.0

LYMPH% 17.0 - % 20.0 -5-.0

MONO% 6.8 % 0.0 -14.0

EO% 1.2 % 0.0 -6.0

BASO% 0.3 % 0.00 -1.0

IG% 0.8 % 0.00 -7.2

NEUT # 6.69 10 3/uL 1.50 – 7.00

LYMPH # 1.52 10 3/uL 0.00 -3.70

MONO # 0.61 10 3/uL 0.00 – 0.70

EO # 0.11 10 3/uL 0.00 – 0.40

BASO # 0.03 10 3/uL 0.00 – 0.10

IG # 0.07 10 3/uL 0.00 -7.00

HBG 8.9 g/dL 8.0 – 17.0

RBC 3.45 10 6/uL 2.50 – 5.50

HCT 26.9 % 26.0 -50.0

MCV 78,0 - fL 86.0 -110.0


MCH 25.8 - Pg 26.0 – 38.0

MCHC 33.1 g/dL 31.0 -37.0

RDW-SD 53.6 fL 37.0 -54.0

ROW -CV 18.9+ % 11.0 -16.0

PLT 211 10 3/uL 150 -450

PDW 12.5 fL 9.0 -17.0

MPV 10.6 fL 9.0 -13.0

P –LCR 30.5 % 13.0 -43.0

PCT 0.22 % 0.17 – 0.35

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


HBs.Ag Non Reaktif - Non Reaktif

HIV TEST Non Reaktif - Non Reaktif

Syphilis TEST Non Reaktif - Non Reaktif

RDT Antigen – Negatif - Negatif


SARS – CoV -2

Glukosa Darah 83 Mg/dL 70- 140


Sewaktu

1. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (aktivitas pagi hari)
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan)
2.Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan (SIKI)
Hasil (SLKI)

Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)


dengan agen pencedera tindakan keperawatan Observasi :
fisik (aktivitas fisik selama 2x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
berlebihan) diharapkan Nyeri kualitas, intensitas nyeri.
Menurun dengan 2. Identifikasi skala nyeri
3. Ientifikasi respon nyeri non
kriteria Hasil : verbal
1. Kemampuan 4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan meringankan
menuntas nyeri
kanaktivitas 5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
meningkat (5) 6. Identifikasi pengaruh budaya
2. Keluhan Nyeri terhadap respon nyeri.
7. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun (5) pada kualitas hidup
3. Meringis (5) 8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
4. Sikap protektif diberikan
menurun (5) 9. Monitor efek samping
5. Gelisah menurun penggunaan analgetik
Terapeutik
(5)
1. Berikan teknik nonfarmakologis
6. Kesulitan tidur untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur,
menurun
dll)
7. Ketegangan otot 2. Kontrol lingkunganan
memperberat rasa nyeri (mis.
menurun
Suhu ruangan,
8. (5)frekuensi nadi pencahayaan,kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan Tidur
membaik (5)
4. Pertimbangkan jenis dan sumber
9. Nafsu makan nyeri
5. dalam pemilihan strategi
membaik (5)
meredakan nyer
10. Perilaku membaik
Edukasi :
(5) 1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandir
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberianan
algetik, jika perlu

Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi (I.03119)


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
faktor (psikologis selama 2x 24 jam 2. Identifikasi alergi dan
(keengganan untuk makan) diharapkan status intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang
Nutrisi Membaik. disukai
Dengan kriteria Hasil : 4. Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
5. Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis: piramida
makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastik
jika asupan oral dapat
ssditoleransi
Edukasi
1. Ajarkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis: Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

3.Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu kepada rencana tindakan atau
intervensi yangditetapkan atau dibuat.

4.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu kepada kriteria hasil.
III.DAFTAR PUSTAKA
1.Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI
. 1999: 781-83.
2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and gynekology.
Volume 99. No: 3. Maret 2003.
3. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey BM. Dashe
JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi 2003. The University of
Texas Southwestern Medical Centre at Dallas. 2003:743-760
4. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including Perinatology and
Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501
5. Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008.  Nursing Outcomes Classification Fourth
Edition. Mosby, Inc : Missouri.
6. McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008.  Nursing Intervention Classification
FourthEdition. Mosby, Inc : Missouri.
7.  North American Nursing Diagnosis Association. 2012.  Nursing Diagnoses : Definition &
Classification 2012-2014. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai