Oleh:
Shofi Khaqul Ilmy
NIM. 140070300011007
Kelompok 4 K3LN
faktor
patologis
yang
menyebabkan
gangguan
pertumbuhan.
Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7
2. Tidak adanya proses patologis.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita
distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir
sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi
yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat
distress subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai
gestasi.
Bayi
tampak
waste
dengan
tanda-tanda
Nilai
APGAR
rendah
(suatu
penilaian
untuk
menolong
oleh
gangguan
kromosom
atau
infeksi
kongenital
ASIMETRIS
Kepala lebih besar dari perut
Meningkat
Meningkat
Kecil
komplikasi Biasanya tanpa komplikasi baik
prognosisnya buruk
prognosisnya
D. ETIOLOGI
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau
abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau
menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut mungkin terjadi ketika
janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena
infeksi. Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya
kecil), kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.
Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Maternal
Infeksi
Pecandu alkohol dan obat tertentu
Perokok
2. Uterus dan Plasenta
Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta
Plasenta abruption, plasenta praevia, infark plasenta
(kematian sel pada plasenta), korioangioma.
Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
Twin-to-twin transfusion syndrome
3. Janin
Janin kembar
Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat
menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV)
simetris
serta
polihidramnion
(cairan
ketuban
dengan PJT) .
Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan
janin). Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti
obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat
menyebabkan PJT.
kelainan
kromosom,
kelainan
organ
(terutama
kejadian
pertumbuhan
lebih
janin
lama
simetris.
dibandingkan
Beberapa
gangguan
organ
lebih
kg.
Sementara,
jika
Anda
termasuk
gemuk,
maka
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai
dari lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris
PJT dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan
neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk
ialah PJT yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan
kelainan kromosom.(5)
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi
H. PENATALAKSANAAN
10
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasienpasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.
Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan
janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan
metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk
mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci
seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung
bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan
pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi
untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian
ukuran-ukuran
yang
didapatkan
pada
pemeriksaan
tersebut
11
12
I. PENCEGAHAN
Beberapa
penyebab
dari
PJT
tidak
dapat
dicegah.
akan
mengkonsumsi
obat,
pastikan
13
no
1
2
3
kriteria hasil
RR dalam batas normal
kedalaman inspirasi
pengembangan
dada
awal
4
4
4
target
5
5
5
simetris
Skala:
1 : severe deviation from normal range
2: substantial deviation from normal range
3: moderate deviation from normal range
4: mild deviation from normal range
5: no deviation from normal range
no
4
kriteria hasil
penggunaan otot
5
6
pernafasan
dipsnea
retraksi dinding dada
Skala:
14
awal target
bantu 4
5
4
4
5
5
1 : severe
2: substantial
3: moderate
4: mild
5: none
NIC:
Monitor Pernafasan
Monitor rata-rata, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan
oto-otot aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan
interkostal
Monitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur
Monitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
respirasi Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik
Biot dan pola taxic
Perhatikan lokasi trakea
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan
Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan,
dan haus udara, perhatikan perubahan pada SaO 2, SvO2, CO2
akhir-tidal, dan nilai gas darah arteri (AGD), dengan tepat
Terapi Oksigen:
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
15
kriteria hasil
awa
target
l
1
gejala infeksi
skala:
1= tidak pernah
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= selalu
NIC:
Proteksi Infeksi
Aktivitas:
16
17
Definisi
Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva
pertumbuhan intrauterine, bayi tersebut dapat lahir pada kondisi preterm,
term, atau postterm.
Klasifikasi
1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
2. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir
ekstrem rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.
Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1500 gram.
3. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara
1501 2500 gram
4. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir
dengan BB berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.
5. Retardasi
pertumbuhan
Retardation/IUGR):
intrauterine
ditemukan
pada
(Intrauterine
bayi
yang
Growth
pertumbuhan
18
Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin
tinggi risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah
gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi,
kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan
dibandingkan BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi
antara reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk
mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang denan baik
sampai kehamilan 32 34 minggu. Penundaan pengosongan lambung
atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi
preterm mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang
diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan
dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim
yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun.
Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu)
juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan
kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan
mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk kehilangn panas
akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan
akan kalori.
19
metabolisme
bilirubin
mempermudah
terjadinya
hiperbiliribinemia.
6. Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom
malabsorbsi.
Faktor risiko BBLR
1.
2.
Anemia.
3.
Malnutrisi.
4.
Anak kembar.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai
Penerbit FKUI. 1999: 781-83.
2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics
and gynekology. Volume 99. No: 3. Maret 2003.
3. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm
SL, Casey BM. Dashe JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual
of Obstetrics. Edisi 2003. The University of Texas Southwestern
Medical Centre at Dallas. 2003:743-760
4. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including
Perinatology and Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501
5. Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008. Nursing Outcomes
Classification Fourth Edition. Mosby, Inc : Missouri.
6. McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008. Nursing Intervention
Classification FourthEdition. Mosby, Inc : Missouri.
7. North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing
Diagnoses : Definition & Classification 2012-2014. Philadelphia.
21