Anda di halaman 1dari 17

SOAP pada pasien

eKLAMPSIA
Pendahuluan
Definisi..
Eklampsia merupakan hipertensi pada saat
kehamilan dimana gangguan yang muncul
biasanya terjadi pada usia kehamilan diatas 20
minggu.
Suatu sindroma yang berhubungan dengan
vasospasme , peningkatan resistensi dan
pembuluh darah perifer dan penurunan perfusi
organ.
EPIDEMIOLOGI
 Di Eropa eklampsia merupakan komplikasi yang jarang namun
serius dan membahayakan 1 : 2000 kehamilan dan 1 : 100 sampai
1: 1700 di negara berkembang.
 Di inggris penyakit hipertensi dalam kehamilan menyebabkan
18,6% kematian ibu, dimana eklampsia penyebab 10% kematian
tersebut.
 Penelitian Juni 2002 - Februari 2004 di RS. Dr. Kariadi Semarang
didapat 28,1% terjadi kasus persalinan dengan pre-eklampsia
berat.
 Kejadian preeklampsia dilaporkan sekitar 2-8 % pada kehamilan,
dari aspek geografi, social ekonomi dan ras berpengaruh terhadap
angka kejadian ini. Kejadian preeklampsia tertinggi terjadi di
negara Zimbabwe 7,1 % dan angka kejadian eklampsia tertinggi di
negara Kolombia 0,81 % (WHO, 1990-2002). Sedangkan di
Indonesia angka kejadian preeklampsia 4,8 % (SKRT, 1992).
Etiologi
Penyakit ini sampai saat ini belum diketahui pasti,banyak
teori yang dikemukakan para ahli dan disebut “the
diseases of theories” (zweifel 1916) . adapun hipotesis
yang diajukan

1. Peran prostasiklin dan trombiksan


2. Peran faktor imunologis
3. Faktor genetik
4. Peran Renin Angiotensin Aldosteron Sistem (RAAS)
Patofisiologi
Patofisiologi eklampsia meliputi:

• penurunan kadar angiotensin II ,menyebabkan pembuluh darah


menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan vaso aktif. Pada
kehamilan normal terjadi peningkatan yang progresif angiotensin
II, sedangkan pada preeklamsia terjadi penurunan angiotensin.

• Perubahan volume intravaskule, Pada kehamilan preeklamsia


terjadi vasokontriksi menyeluruh pada sistem pembuluh darah
astiole dan prakapiler pada hakekatnya merupakan kompensasi
terhadap terjadinya hipovolemi

• Sistem koagulasi tidak normal ,Terjadinya gangguan sistem


koagulasi bisa menyebabkan komplikasi hemologik seperti hellp
syndrom (hemolytic anemia, elevated liver enzym, low platelet)
Tanda dan gejala
Pre eklampsia Ringan
• Tekanan darah ≥ 140/90mmHg (kenaikan sistolik)
• Tekanan diastolik (≥ 3 0mmHg)
• Edem umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat
badan 1 kg perminggu
• Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gram/liter ; kualitatif 1+ atau 2+ pada
urin kateter atau mid stream.
Pre eklampsia berat
• Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
• Proteinuria ≥ 5 gram/liter
• Oligouria yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam.
• Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan nyeri epigastrium
• Eklampsia
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian
frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan
hiperrefleksia.
Tata laksana terapi
TUJUAN TERAPI
Pre eklampsia
• Mencegah terjadinya pre eklamsia berat dan eklampsia
• Melahirkan janin hidup
• Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya
Eklampsia
• menghentikan dan mencegah kejang, mencegah dan
mengatasi timbulnya penyulit khususnya krisis hipertensi.
Sebagai penunjang untuk stabilisasi keadaan seoptimal
mungkin.
SASARAN TERAPI : peningkatan kualitas hidup pasien
TERAPI
• Non Farmakologi
– Perbaikan nutrisi berupa diet garam, tinggi protein,
suplemen kalsium ( untuk pematangan tulang bayi ),
suplemen magnesium ( untuk kejang ), suplemen
seng, suplemen asam linoleat
– Istirahat baring yg ketat dalam posisi miring ke
samping (bed rest)
– Pemeriksaan kehamilan 2 minggu sekali
– Pemeberian kortiko steroid seperti dexamethason
untuk pematangan paru.
Farmakologi
• Pemberian Infus D5% yang tiap liternya diselingi dengan larutan
RL 500cc (60-125 cc/jam)
• Pemberian obat anti kejang MgSO sebagai pencegahan dan terapi.
• Anti hipertensi diberikan bila :
Desakan darah sistolis > 180 mmHg, diastolis
>110mmHg . Sasaran pengobatan adalahtekanan diastolis kurang
105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg)karena akan menurunkan
perfusi plasenta.
• Diuretikum diberikan atas indikasi edema paru, payah
jantungkongestif.
• Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
• Kardiotonika, indikasinya bila ada tanda-tanda
menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan
cedilanid
Skenario
Ny. Srikandi, 28 tahun, yang sedang dalam keadaan
hamil 35 minggu, menjalani Rawat Inap di Rumah
Sakit karena mengalami gejala sakit kepala, mual,
muntah, dan kejang-kejang. Dari Hasil pemeriksaan,
diketahui Tekanan darah pasien = 150/100 mmHg,
Protein dalam urin = 2,5 g/24 jam, dan Udem positif
pada bagian kaki dan muka. Penderita merasa berat
badannya terus bertambah sejak kehamilannya lebih
dari 20 minggu. Dokter mendiagnosis bahwa Ny.
Srikandi menderita pre-eklampsia dan
merekomendasikan terapi yang aman untuk
kehamilan dan janinnya.
SOAP
Subjektif
 Chief Complain :
• Pasien wanita, 28 tahun, hamil 35 minggu
• Gejala sakit kepala, mual, muntah, dan kejang-kejang
• Penderita merasa berat badannya terus bertambah sejak kehamilannya
lebih dari 20 minggu
 Family history : -
 Social history : -
 Allergies : -
 Past Medical History : -
 Review of System : -

Objektif
• Pemeriksaan fisik menunjukkan hasil sebagai berikut :
Udem positif pada bagian kaki dan muka
• Tanda vital (vital signs) :

TD : 150/100 mmHg
HR : -
RR : -
Tº : -
• Data laboratorium :
Protein dalam urin = 2,5 g/24 jam
Interpretasi data laboratorium adalah sebagai berikut :
– Kadar protein dalam urin yang tinggi menunjukkan indikasi
proteiuria
– Termasuk kategori proteinuria sedang (0,5 – 3 g/hari) 
pre-eklampsia
– Diagnosa dokter : pre-eklampsia
Analisis obat
No Nama obat Indikasi Mekanisme Dosis obat KI ESO
1. Labetalol Anti Non selektif (i.v) 5 – 10 mg Bradycardia, Fatigue ( lelah
hipertensi beta bloker Oral : 200-800 penderita ), pusing, mual
pada dengan mg/day in 2 asma
penderita aktifitas diveded doses
eklampsia simpatomimetik (JNC 7)
intrinsik

2. Hydralazine Anti Vasodilator (i.v) 5-10 mg Penyakit Hipotensi,


hipertensi langsung, every 20-30 jantung jangtung
melebarkan minutes as berdebar, sakit
arteriol dengan needed. kepala,
sedikit efek Oral : 25- neuropati
pada pembuluh 100mg/day perifer, diare,
darah, mual, muntah
mengurangi
resistensi
sistemik, yang
kemudian
menurunkan
tekanan darah.
3. Nifedipin Anti hipertensi, Kalsium kanal bloker. Oral : 10-30 mg 3 Infraksi
hipertensi Menghambat kali/hari. miokardial akut,
pulmonal, angina masuknya Ca2+ shock cardiogenic
ektraseluler di
miokard dan
pembuluh darah
sehingga melebarkan
arteri koroner dan
sistemik utama

4. MgSO4 Anti konvulsan Menekan SSP, blok (i.v) 4-5 gram, max Heart block,
perifer 40 gram/24 jam kerusakan
neuromuscular miokard
transmisi,
menghasilkan efek
antikonvulsi,
menurunkan jumlah
asetilkolin oleh
impuls saraf motorik

5. Metoclopramid Anti emetik Mengeblok reseptor Oral : 10-15 mg 4 Penyumbatan GI,


dopamin di zona kali sehari; di perdarahan
pemicu kemereseptor minum 30 menit
dari SSP, sebelum makan
meningkatkan respon
terhadap asetilkolin
di GI bagian atas
yang menyebabkan
motilitas,
No Terapi Subjek /
ASSESMENT
Problem Analisis DRP Guidline
objek medik
1. labetalol TD : 150/100 Hipertensi Pregnancy Risk DIH, JNC 7
mm/Hg Factor D (2nd
Sakit kepala and 3rd
trimesters

2. hydralazine TD : 150/100 Hipertensi Pregnancy risk Ada ( interaksi DIH,


mm/Hg factor C, obat ) medscape
Sakit kepala hydralazine
menaikkan efek
labetalol
karena
farmakodinamik
yang sinergis

3. Nifedipine TD : 150/100 hipertensi Efek tokolitik, DIH, JNC 7


mm/Hg mencegah
Sakit kepala kontraksi.
Pregnancy risk
factor C

4. MgSO4 Kejang Anti Pregnancy risk DIH


konvulsan factor A/C

5. Metoclopram Mual muntah Mual muntah Pregnanacy DIH


id risk factor B
PLAN
No Problem Rekomendasi Dosis DRP Monitoring
medik terapi

1. Hipertensi Nifedipine Oral : 10-30 mg Selalu cek


3 kali/hari TD, protein
dalam urin

2. Anti MgSO4 (i.v) 4-5 Frekuensi


konvulsan gram, max kejang,
40 kurangi
gram/24 stres
jam
3. Emetik Metocloprami Oral : 10-
d 15 mg 4
kali
sehari; di
minum 30
menit
sebelum
makan

Anda mungkin juga menyukai