Bismillahirrohmanirrohim...
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya. Kematian ibu atau maternal death adalah kematian yang terjadi selama kehamilan
atau kematian dalam periode 42 hari setelah melahirkan/berakhirya kehamilan yang
disebabkan oleh penyebab obstetrik/ginekologik langsung (bukan karena
kecelakaan/cidera).
PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN MATERNAL
Perdarahan (52-67%)
Preeklamsia/eklamsia (30,43%)
Infeksi/sepsis (17,39%)
KASUS GADAR
Kegawatdaruratan Obstetri
o Perdarahan antepartum
o Perdarahan postpartum:
Atoni
Inversio uteri
Ruptur uteri
o PE/E
o Syok septik
o Emboli air ketuban
o Prolaps tali pusat
o Fetal distres
Kegawatdaruratan Ginekologi
o Torsi kista
o KET
o Causes of sudden collapse emboli cairan amnion, syok anafilaksis,
gangguan cerebrovaskuler, eklamsia, infark miokard, tension pneumothorax,
emboli paru dan inversio uteri
Pendarahan Antepartum (PAP)
Definisi : Perdarahan pervaginam antara usia kehamilan 20 minggu hingga melahirkan
Insidens : 2%-5% dari seluruh kehamilan
Berbagai penyebab perdarahan antepartum
- solusio plasenta 40% - 1% kehamilan
- tidak terklasifikasi 35%
- plasenta previa 20% - ½% kehamilan
- lesi saluran genital bawah 5%
- lain-lain
Penatalaksanaan PAP
Pendarahan yang terjadi di atas
minggu ke-20 kehamilan adalah
kontra indikasi dilakukannya
pemeriksaan dalam/VT/ jika terjadi
pendarahan, yang pertama kali
dilakukan adalah cek ke-stabilan
ibu dan janin seperti cek
hemodinamik, vital sign ibu,
denyut jantung janin (DJJ), dll. Jika
ibu dan atau janin stabil, maka
dimonitor dengan pemeriksaan
laboraturium, barangkali ada
infeksi. Dapat juga dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui keadaan dalam, jika
sudah terbukti tidak terdapat kelainan plasenta, maka dapat dilakukan pemeriksaan dalam.
Namun jika kondisi ibu dan atau janin tidak stabil, maka kehamilan harus diterminasi dengan
persalinan.
Solusio Plasenta
- Klasifikasi solusio plasenta
Plasenta lepas dari rahim (padahal harusnya nempel), kemudian terjadi peregangan uterus,
hal ini dapat menyebabkan perdarahan.
Penatalaksanaan solusio plasenta
Plasenta Previa
Definisi
- Plasenta menutupi ostium uteri interna atau letak rendah
Klasifikasi
- total seluruhnya menutupi ostium (kanan)
- partial sebagian menutupi ostium (tengah)
- marginal cukup dekat dengan ostium
sehingga dapat meningkatkan risiko
perdarahan pada saat dilatasi dan penipisan
serviks (kiri)
Penatalaksanaan plasenta previa
Vasa Previa (insersi tali pusat velamentosa)
Definisi
- Pembuluh darah pada selaput ketuban berjalan melewati servix
- Insersi velamentosa atau lobus suksenturiata
Komplikasi
- ex-sanguinasi setelah amniotomi
Diagnosis
- Apt test - Kleihauer test dari darah vagina
- bradikardia janin (terminal) berawal takikardia atau sinusoidal
Prognosis
- Mortalitas janin sebesar 50-70%
Ruptura uteri
Diagnosis
Penatalaksanaan
PENGELOLAAN UMUM
- Selalu siapkan tindakan gawat darurat (Resusitasi)
- Minta pertolongan pada petugas lain untuk membantu
bila dimungkinkan (CALL FOR HELLP)
- Lakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi
kesadaran & vital sign (supportive measures)
- Jika terdapat syok lakukan segera penanganan (Vasculas
access, fluid replacement, transfussion)
- Periksa kandung kemih, bila penuh kosongkan, amati kecukupan rehidrasi melalui
urin output (monitoring)
- Cari penyebab perdarahan dan lakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab
perdarahan
Syok hipovolemik
Syok hipovolemik adalah suatu keadaan akut dimana tubuh kehilangan cairan baik
berupa darah, plasma maupun elektrolit dimana hal itu menyebabkan tubuh harus
melakukan kompensasi dengan munculnya tanda syok (akral dingin, pernafasan dan nadi
meningkat). Berikut tabel derajat syok, perlu dokter ketahui perkiraan hilangnya cairan agar
dapat menentukan berapa banyak cairan yang harus diberikan untuk resusitasi.
Akibat Syok Hipovolemik
Volume cairan tubuh yang hilang mengaktifkan sistem saraf simpatis untuk memproduksi
senyawa katekolamindan menurunkan venous return. Hal ini menyebabkan tubuh
melakukan kompensasi berupa vasokonstriksi perifer takikardi dan hipotensi arterial.
Akibatnya, oksigenasi di jaringan kurang, terjadilah metabolisme anaerob dari sel tubuh,
menyebabkan asidosis, kemudian gagal jantung. Berhubung jantung ini adalah pusat suplai
darah ke organ lain, jika jantungnya aja bermasalah maka dapat meyebabkan multi organ
failure.
Syok Hemoragik
Penentuan & penanganan penyebab syok hemoragik prinsip penanganan syok ini adalah
penggantian cairan berupa resusitasi atau tranfusi, posisi recumbent (berbaring, punggung
datar, kakiekstensi agak terbuka), perbaiki oksigenasi dan hentikan sumber perdarahan.
Bila curiga perdarahan hebat sebagai penyebab syok, maka :
Hentikan perdarahan secara berurutan
Oksitosin, massase uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta, persiapan
pembedahan
Segera tranfusi bila Hb < 8 gr% darah segar
Tentukan sebab perdarahan :
Nilai ulang keadaan ibu 20-30 menit setelah resusiitasi
Monitoring/Pengawasan Janin
Manajemen PPP
Terdapat 5 tahap penatalaksanaan pada pendarahan post partum :
- Step 1 berupa penilaian awal dan terapi simtomatik (sesuai gejala). Monitor
kestabilan kondisi ibu jika Hb < 8, lakukan transfusi. Monitor kecukupan resusitasi
cairan, beri oksigen, monitor tekanan darah, pernafasan, dan saturasi oksigen. Cari
penyebab PPP, lakukan tes lab (darah rutin, tes koagulasi dan tes cross match)
- Step 2 adalah terapi kausatif (sesuai penyebab)
- Step 3 mulai dipetimbangkan untuk merujuk ke obstetrician atau bedah dengan
bantuan anestesiologist untuk operasi menghentikan perdarahan, transfer ke ruang
ICU, lakukan kompresi manual dan terus monitor tekanan darah dan faktor
koagulasi.
- Step 4 ini adalah tahap operasinya setelah tadi dirujuk, memperbaiki laserasi, ligasi
pembuluh dan isterektomi.
- Step 5 adalah penanganan post histerektomi yaitu abdominal packing dan
monitoring, pastikan tidak ada emboli.
Manajemen Atonia Uteri
Inversi uteri
Antikonvulsan
Magnesium Sulfat untuk preeklampsia dan eklampsia
- Dosis awal
o MgSO4 4 g IV sebagai larutan 20% selama 5 menit
o Lanjut MgSO4 (20%) 1 g /jam (IV, syring pump) untuk pemeliharaan
ATAU
o MgSO4 (40%) 8g IM ,dilanjutkan 4 g setiap 4 jam
o Lanjutkan sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang terakhir (postpartum
diberikan 6 jam setelah melahirkan)
- Sebelum pemberian MgSO4, periksa:
o Frekuensi pernafasan minimal 16x/m
o Refleks patella (+)
o Urin minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
- Siapkan antidotum jika terjadi henti nafas: ventilator, Beri kalsium glukonat 2g
(20ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan
Antihipertensi
- Diberikan Bila TD > 160/110 mmHg, target penurunan tensi 20% atau diastolik 90
mmHg
- Obat pilihan adalah hidralazin yang diberikan 5mg IV pelan-pelanselama 5 menit
sampai tekanan darah turun
- Alternative lain:
o Nifedipin 5mg sublingual. Jika respons tak baik setelah 10 menit beri
tambahan 5mg sublingual
o Labetolol 10mg IV, jika respons tak baik berikan lagi labetolol 20mg IV
Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
- Terdapat oliguri (<400ml/24 jam)
- Terdapat sindrom HELLP
- Koma berlanjut lebih dari 24 jam sesudah kejang
Alhamdulillahirobbil’alamin..