Anda di halaman 1dari 14

“PLASENTA PREVIA”

DEFINISI

Plasenta previa ialah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi


abnormal pada segmen bawah rahim (SBR), menutupi ataupun tidak
menutupi ostium uteri internum (OUI), sedangkan kehamilan itu
sudah viable atau mampu hidup di luar rahim (usia kehamilan >20
minggu dan/atau berat janin >500gram).

Plasenta previa adalah lokasi abnormal plasenta disegmen bawah


uterus, yang sebagian atau keseluruhannya menutupi os serviks.
Ketika kehamilan maju, ibu rentan terhadap perdarahan, terutama
saat serviks dilatasi, dan perdarahan bisa sangat hebat.
KLASIFIKASI

Plasenta previa totalis: apabila os interna serviks (OUI)


seluruhnya tertutup oleh plasenta.

Plasenta previa parsialis: apabila hanya sebagian OUI


tertutup plasenta.

Plasenta previa lateralis: apabila hanya tepi plasenta


yang menutupi OUI.

Plasenta letak rendah: apabila plasenta berimplantasi


di SBR tetapi tidak ada bagian yang menutupi OUI
ETIOLOGI

Abnormalitas vaskularisasi pada


endometrium
Ovulasi terlambat
Trauma endometrium sebelumnya
Kehamilan ganda
Pembedahan pada uterus sebelumnya
(bedah sesar, miomektomi)
Kuretase berulang
Mioma uteri
MANIFESTASI
KLINIK

Perdarahan dari jalan lahir berulang tanpa disertai rasa


nyeri
Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi
Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah
janin belum masuk pintu atas panggul atau ada kelainan
letak
Pemeriksaan speculum darah berasal dari ostium uteri
eksternum
Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul
setelah bulan ketujuh. Hal ini disebabkan
karena:
Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran
yang tidak berbeda dari abortus
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan
PATHOFISIOLOGI

Terdapat perdarahan pada


vagina pada usia kehamilan 20
minggu, timbul secara spontan
tanpa melakukan aktivitas atau
akibat trauma abdomen, darah
berwarna merah segar, disertai
atau tanpa disertai rasa nyeri
akibat kontraksi uterus. Perlu
juga dicari beberapa faktor
predisposisi seperti riwayat
solusio placenta, perokok,
hipertensi, multiparitas, dan
kehamilan ganda.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Laboratorium:
- Darah lengkap ( trombosit,
leukosit, eritrosit, hemoglobin,
hematocrit, laju endapan darah)
- Urine lengkap
KTG, Doppler, Laennec
USG, untuk menilai
letak/implantasi plasenta, usia
kehamilan dan keadaan janin
secara keseluruhan.
PENATALAKSANAAN
Aktif/terminasi kehamilan

Persalinan per vaginam

Dilakukan pada plasenta letak rendah,


plasenta marginalis, atau plasenta previa
lateralis di anterior (dengan anak letak
kepala).
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan USG,perabaan forniks atau
pemeriksaan dalam di kamar operasi
tergantung indikasi.
Dilakukan oksitoksin drip disertai pemecahan
ketuban.

Persalinan perabdominal
Dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini.
Plasenta previa dengan perdarahan banyak
Plasenta previa totalis
Plasenta previa lateralis di posterior
Plasenta letak rendah dengan anak letak
sungsang.
Ekspektatif
Syarat-syarat dilakukannya terapi akspektatif adalah sebagai
berikut:
Keadaan umum ibu dan anak baik
Perdarahan sedikit
Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat
janin kurang dari 2.500 gram
Tidak ada his persalinan
Penatalaksanaan dari terapi ekspektatif adalah sebagai berikut:
Pasang infus, tirah baring
Bila ada kontraksi prematur bisa diberikan tokolitik
Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG
Setiap hari.
KOMPLIKASI

Maternal:
Beberapa komplikasi dari plasenta previa pada
maternal adalah perdarahan, syok, dan
kematian, sepsis, Plasentitis, dan endometritis
pasca persalinan.
Fetal:
Salah satu komplikasi pada fetal di antaranya
adalah hypoxia, prematuria (60% kematian pada
masa perinatal). Hal ini terjadi karena asfiksia
intrauterine, sedangkan perdarahann janin terjadi
akibat manipulasi obstetrik.
DIAGNOSE
KEPERAWATAN

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan

Resti defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.

Ansietas b.d tindakan invasive


Intervensi :DIAGNOSE I
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan
2. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami
3. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi
menunjukkan gangguan sirkulasi darah.
4. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
Rasional : mengantisipasi terjadinya syok
5. Catat intake dan output
Rasional : produksi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan
penurunan fungsi ginjal.
6. Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang
hilang akiba perdarahan. Rasional : tranfusi darah mengganti
komponen darah yang hilang akibat perdarahan.
Intervensi : DIAGNOSE II
1. Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus
memiliki karekteristik bervariasi
2. Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian
ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
3. Catat haluaran dan pemasukan
Rasional : Mengetahui penurunanan sirkulasi terhadap destruksi sel
darah merah.
4. Observasi Nadi dan Tensi
Rasional : Mengetahui tanda hipovolume (perdarahan).
5. Berikan diet halus
Rasional : Memudahkan penyerapan diet
6. Nilai hasil lab. HB/HT
Rasional : Menghindari perdarahan spontan karena proliferasi sel
darah merah.
7. Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan
tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif
Intervensi : DIAGNOSE III
1. Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang
dicemaskan.
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannyaaka
mengurangi beban pikiran.
2. Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin
Rasional : mengurangi kecemasan klien tentang kondisi janin.
3. Beri penjelasan tentang kondisi janin
Rasional : mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan
janin.
4. Beri informasi tentang kondisi klien
Rasional : mengembalikan kepercayaan dan klien.
5. Anjurkan untuk menghadirkan orang-orang terdekat
Rasional : dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien
6. Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
Rasional : agar pasien kooperatif

Anda mungkin juga menyukai