Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :
Luthfiyah Inayati
Utep Yunus Suhardi

Komplikasi Hemoragi pada Akhir Masa


Kehamilan
DEFINISI
Pendarahan dan kemungkinan hemoragi selama akhir masa
kehamilan merupakan situasi darurat. Keadaan ini dapat
sangat membahayakan kesejahteraan janin dan kesehatan
ibu, meningkatnya morbiditas dan mortalitas maternal dan
perinatal. Pendarahan yang terjadi pada akhir masa
kehamilan pada umumnya berkaitan erat dengan adanya
kelainan plasenta.
PLASENTA PREVIA
Penyebaab pendarahan dan hemoragi (kehilangan darah
sebanyak 500mL atau lebih) yang paling sering terjadi
selama beberapa bulan terakhir masa kehamilan.
Pada plasenta previa ,plasenta tertanam di segmen bawah
uterus sehingga sebagian atau seluruh plasenta menutupi
mulut serviks internal.
PLASENTA PREVIA TOTAL
Terjadi pada saat plasentamenutup mulut serviks internal
secara menyeluruh.

Implantasi rendah plasenta terjadi ketika plasenta sampai


ke bagian mulut serviks internal sehingga plasenta dapat
terpalpasi oleh dokter saat eksplorasi digital di sekitar
serviks, tetapi tidak melebar melebihi bagian pinggir mulut
internal.
MANIFESTASI KLINIS

Tanda utama pada wanita yang mengalami plasenta


previa adalah pendarahan berwarna merah terang
per vaginam yang tidak menimbulkan nyeri selama
trimester kedua atau ketiga. Pendarahan bercak –
bercak, atau dapat berawal dengan pendarahan
masif.
ETIOLOGI

Penyebab plasenta previa masih belum diketahui.


Walau demikian, beberapa faktor risiko tertentu
telah dihubungkan dengan peningkatan risiko
terjadinya plasenta previa. Faktor – faktor ini
termasuk multiparitas, usia ibu yang lanjut, gestasi
multipel, persalinan sesarea sebelumnya, dan insisi
uterus.
PATHWAY
DIAGNOSA MEDIS

Semua kemungkinan terjadinya plasenta previa


harus selalu dicurigai pada wanita yang mengalami
perdarahan uterus selama pertengahan akhir masa
kehamilan. Diagnosis dapat di tegakan secara jelas
dan mudah dengan menggunakan teknik sonografi
untuk menentukan letak plaseta. Penentuan letak
plasenta dengan pemindahan suara memberikan
keakuratan sebesar 95%.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksaan medis adalah untuk memastikan
kelahiran bayi yang aterm tanpa komplikasi yang akan
terjadi pada ibu dan bayinya.
Penatalaksaan konservatif merupakan tindakan yang
tepat ketika janin belu matur ( menurut berat atau usia
kehamilan <36 minggu) dan perdarahan yang terjadi
tidak berlebihan. Pada beberapa keadaan tertentu, tirah
baring dan pengamatan ketat terhadap kesejahteraan
ibu dan janinnya sering kali dapat menghasilkan
penghetian pendarahan dan memberikan waktu yang
cukup bagi janin untuk matang.
Untuk memperpanjang usia gestasi pada pasien yang
mengalami perdarahan pada trimester ketiga dan
persalinan preterm, tokolisis dengan magnesium sulfat,
terbutalin, atau ritodrin dapat diberikan. Pencernaan
persalinan dapat dilakukan ketika kematangan janin
telah dipastikan dengan amniosentesis, biasanya pada
gestasi minggu ke-36 sampai minggu ke-37. Pada
semua kasus plasenta previa total atau pada lebih dari
30% kasus plasenta previa sebagian, kelahiran sesarea
dilakukan memakai anestesi inhalasi umum dan ringan.
Persalinan per vaginam sering kali dapat dilakukan pada
plasenta letak rendah, khususnya apabila bayi kecil dan
serviks telah membuka sebagian.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
1. Kaji tanda – tanda vital dasar seperti perdarahan, aktivitas dan kondisi uterus
(ukuran, konturiritabilitas, dan relaksasi.
2. Kaji adanya nyeri tekan, terutama pada abdomen, denyut jantung janin dan
aktivitas serta tingkat kesadaran.
3. Semua pembalut perineal harus disimpan dan diperiksa jumlah kehilangan
darah dengan cermat oleh perawat.
4. Klien juga harus melaporkan jika ia merasakan adanya cairan yang mengalir
keluar dari vagina.
5. Anjurkan klien untuk palpasi uterus untuk mendeteksi adanya kontraksi
uterus, yang dapat menunjukan awitan terjadinya persalinan.
6. Kaji tanda – tanda syok seperti, pucat, kedinginan dan takikardi, serta
hipoksia janin sekunder akibat oksigenisasi yang tidak adekuat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Volume cairan b.d kehilangan


darah berlebihan akibatimplantasi plasenta
yang abnormal
2. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d
hipovolemia
3. Risiko infeksi b.d hemoragi
4. Cemas b.d risiko terhadap kesejahteraan janin
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Rencana intervensi keperawatan dapat beranekaragam, yang
bergantung pada program penatalaksaan medis aktif atau
penatalaksanaan konservatif yang akan di berikan.
 Pengkajian yang berkelanjutan terhadap status maternal dan
perinatal harus dilakukan oleh perawat untuk mendeteksi
perubahan.
 Perawat harus membantu wanita yang dengan diagnosis
plasenta previa untuk mempertahankan harga dirinya dengan
cara mendengarkan masalahnya dan memberikan penjelasan
yang jelas mengenai situasi dan pendekatan penatalahsanaan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan :
 Klien menyebutkan efek plasenta previa pada hasil akhir

perinatal dan pengobatan untuk mencegah komplikasi.


 Klien mengikuti protokol pengobatan yang telah di programkan

 Klien mempertahankan perfusi jaringan dan oksigen yang

adekuat untuk unit ibu janin.


 Klien melahirkan bayi yang sehat pada atau mendekati aterm.

 Klien kembali pada status fungsi sebelum nya setelah pelahiran

(pada umumnya kelahiran sesarea) tanpa ada komplikasi.


SOLUSIO PLASENTA

Merupakan pemisahan prematur plasenta yang


normanya tertanam di dinding uterus. Keadaan ini
merupakan komplikasi yang serius ini merupakan
penyebab utama terjadinya kematian janin
intrapartum dan menyebabkan hampir 15%
kematian perinatal.
ETIOLOGI
 Penyebab terjadinya solusio plasenta masih
belum diketahui. Walaupun demikian ,keadaan
ini dapat berkaitan dengan kelemahan bawaan
atau adanya anomali dalam arteriol spiral, dan
beberapa keadaan tertentu dianggap sebagai
faktor yang berperan pada solusio plasenta.
MANIFESTASI KLINIS
 Yang terjadi pada solusio plasenta bervariasi,
yang bergantung pada tipe pemisahan prematur
plasenta yang .
 Solusio plasenta tersembunyi, juga disebut
sebagai solusio plasenta tertutup, dicirikan
dengan pemisahan terpusat yang memerangkap
darah yang hilang diantara dinding uterus dan
plasenta.
DIAGNOSA MEDIS

Penentuan diagnosis solusio plesenta dilakukan


lewat pengkajian riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
Gejala yang terjadi sangatlah bervariasi, yang
bergantung pada derajat pemisahan plasenta. Oleh
karena itu 20% klien tidak mengalami perdarahan
eksternal dan gejala seakan – akan minimal, maka
solusio tertutup harus dipertimbangkan pada pasien
yang mengalami persalina pretem.
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Terapi bergantung pada kondisi janin dan wanita pada saat dibuat diagnosa.
Apabila janin masih hidup dan aterm atau mendekati aterm, persalinan
cepat dengan persalinan sesarea (kecuali persalinan per vaginam dapat
dilakukan dengan cepat) dapat dilakukan untuk solusio plasenta sedang
sampai berat.
 Hipovolemia dan anemia pada ibu dapat dikoreksi dengan pemberitahuan
darah lengkap segar dan larutan elektrolit baik saat atau selama persalinan
dan pelahiran.
 Jalur vena sentral (CPV/Central Venous Pressure) atau jalur arteri dipasang
dan dipelihara guna pemantauan hemodinamik pada wanita yang sakitnya
kritis.
 Apabila terjadi uterus couvelaire, uterus tidak akan dapat berkontraksi
dengan baik setelah pelahiran karena otot uterus terisi oleh darah.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Pada wanita yang mengalami solusio plasenta mencangkup semua
komponen yang telah diuraikan untuk pasien yang mengalami aborsi
spontan dan plasenta previa. Pengkajian awal dan berkelanjutan
terhadap status kesehatan ibu dan janin merupakan tindakan yang
sangat penting. Pemeriksaan laboratorium awal harus meliputi kadar
hemoglobin, hematokrit, fibrinogen, produk degradasi fibrin (FDP),
masa trombin, masa protombin, dan masa tromboplastin parsial.
Semua klien ini harus diperiksa golongan darahnya dan dilakukan
pencocokan silang dengan beberapa unit packed red blood cells
karena adanya kemungkinan hemoragi yang cukup serius.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d perdarahan akibat pelepasan plasenta


yang prematur
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan darah
yang berlebih (tersembunyi atau terlihat)
3. Cemas b.d hasil akhir kehamilan yang tidak pasti
4. Gangguan perfusi jaringan b.d hipovolemia
5. Risiko cedera (janin) b.d gangguan perfusi plasenta
6. Kurang pengetahuan b.d pengobatan dan prosedur
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Pada beberapa wanita, posisi telentang dapat menyebabkan uterus yang hamil
menekan pembuluh darah utama ibu sehingga dapat menurunkan perfusi plasenta.

 Pada beberapa situasi yang lebih akut, asupan dan haluaran setiap jam harus
dicatat. Jumlah haluaran yang diinginkan adalah 30 sampai 60 mL/jam. Oksigen
dapat diberikan dengan masker oksigen pada kecepatan 8 – 10L/menit untuk
mencegah atau meminimalkan hipoksia pada janin.

 Apabila jalur CPV telah dipasang, pengukuran harus dicatat dan dilaporkan secara
saksama.

 Rentan normal selama masa kehamilan adalah 5 – 12mm Hg rentan normal


tekanan baji paru (PWP) adalah < 6 – 8mm Hg.
EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan pada wanita
yang mengalami solusio plasenta serupa dengan hasil
asuhan keperawatan yang diharapkan pada wanita yang
mengalami plasenta previa. Hasil yang diharapkan
tambahannya adalah :
 Janin memperlihatkan perfusi jaringan dan oksigenisasi

yang adekuat.
 Klien mendiskusikan dampak kehilangan janin atau

bayinya pada diri dan keluarganya, dengaan maju


melewati proses berduka dengan baik.
MASALAH LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PERDARAHAN

 Perdarahan dapat menyebabkan hipovolemia dan syok


hemoragik kecuali dilakukan terapi yang tepat dan cepat
untuk mengontrol perdarahan dan mengganti darah yang
hilang. Pada sebagian situasi kedaruratan, uterus harus
dikosongkan semua isinya dengan cepat dan efisien.
 Hipofibrigenemia, suatu kekurangan fibrinogen dalam
darah, terjadi pada wanita usia subur yang mengalami
penurunan kadar fibrinogen dalam darahnya dalam
upaya mengontrol perdarahan dengan bekuan darah.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Terapi untuk hipofibrinogemia mencakup


penggantian darah dan fibrinogen serta terminasi
kehamilan. Pemberian kriopresipitat secara umum
merupakan tindakan yang efektif dalam
meningkatkan konsentrasi fibrinogen dalam
plasma.
KOAGULASI INTRAVASKULER DISEMINATA

KID merupakan kelainan paradoks dengan efek


antikoagulasi dan prokoagulasi yang terjadi secara
bersamaan. Pada KID, pembekuan akan
mengalami stimulasi berlebihan di sepanjang
sistem sirkulasi.
PATHWAY
DIAGNOSIS MEDIS
 Antitrombin III, sebuah glikoprotein dan banyak
terdapat dalam inhibitor hidup pembentukan
trombin, merupakan parameter laboratorium yang
sangat peka untuk menentukan diagnosis KID.
PENATALAKSAAN MEDIS

Intervensi medis saat ini untuk penyakit KID


memiliki empat strategi utama. Menghilangkan
keadaan yang memicu terjadinya KID, penggantian
faktor pembekuan darah dan trombosit, terapi
antikoagulan, dan inhibisifibrinolisis reduksi
(hanya apabila ketiga langkah yang pertama dapat
menghentikan perdarahan)
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN

Perawat harus melakukan pengkajian yang


seksama terhadap wanita yang berisiko apakah ada
tanda – tanda awal KID. Manifestasi klinis
kemungkinan akan sulit terdeteksi pada tahap awal,
tetapi akan jelas terlihat ketika KID menjadi
semakin parah. Gejala – gejala yang terjadi dapat
meliputi perdarahan yang terjadi pada gusi dan
pada area penusukan, petekiae dan purpura pada
kulit, kegelisahan, kecemasan dan takikardi.
TERIMAKASI 

Anda mungkin juga menyukai