FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
OKTOBER 2015
PLASENTA PREVIA
Oleh :
Miftahul Janna, S. Ked.
10542 0097 09
Pembimbing :
Dr. dr. H. Nasrudin A. Mappaware, Sp. OG.
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa :
Nama
NIM
: 10542 0097 09
: Plasenta Previa
LAPORAN KASUS
Status Pasien
A. Identitas
Nama
: Ny. S
Umur
: 29 tahun
No. RM
: 045755
Namasuami
: Tn. M
Ruang Perawatan
: Ar Razaq C
Riw. Kehamilan
: G3P2A0
HPHT
: 30/12/2014
Riwayat Obstetri
1.
2.
3.
B. Pemeriksaan Fisis
Tanda-tanda vital
KU
: Baik, sadar
TD
: 110/70 mmHg
: 20x/menit
: 80x/menit
: 36,5oC
Pemeriksaan luar
TFU
: 31 cm
LP
: 98 cm
TBJ
: 3.038 gram
His
: tidak ada
Situs
: memanjang
DJJ
: 148x/menit
Punggung : kanan
Anak kesan tunggal
Gerakan anak (+) aktif dirasakan ibu
Pemeriksaan Dalam Vagina Tidak di lakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
USG :
Hasil
Nilai Rujukan
Hb
leukosyte
Eritrosite
Trombosite
Hematokrit
LED
Hit jenis : segmen
Lymposit
Monosite
12,3 g/dl
8,9 ribu/l
4,55 juta/l
254 ribu/l
38,6%
80,9 %
12,4%
2 menit
Kimia Klinik
Gula darah sewaktu
Hasil
124 mg/dl
Serologi
HBSag
12-16 g/dl
4,0-10 rubu/l
3,5-5,2 juta/l
150-450 ribu/l
37-43%
0- 20mm/jam
52,0-75,0%
20-40%
1-3 menit
Nilai Rujukan
75- 150 mg/dl
Hasil
Non Reaktif
D. Diagnosis
D/ G1P0A0 gravid preterm 36 minggu 1 hari + plasenta previa totalis
E. Penatalaksanaan
Lapor konsulen
CITO SC pukul 7:30
Lapor OK
Lapor Anastesi
Follow Up
Tgl 23/7/2015 pukul 12:00
Observasi post operasi
Keadaan Umum : baik, lemah
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,6c
pernapasan
: 20x/menit
Follow Up
Tgl 24/09/2015 jam 06.00. POH 1
3
Subjektif
Objektif
: KU : baik
Tekanan D
: 100/70 mmHg
S : 36,0C
Nadi
: 80 x/menit
P : 16x/menit
Mammae
Asi
: V. kering
Peristaltik (+)
Flatus (+)
Lokia
: kruenta
BAB
: baik
BAK
: Lancar
Hb post operasi
: 11,2 gr/dl
Assesment
: POH I
Penatalaksanaan:
1. Bila injeksi habis : aff infus, aff keteter
2. Ganti obat oral : cefadroxil 500 mg 2x1, asam mefenamat 500mg 3x1, SF
1x1
3. Boleh pindah ruangan
Follow Up
Tgl 25/9/2015 (jam 06 : 00) POH II
Subjektif
Objektif
: KU : baik
Mammae
Asi
: ada/ada
: V. kering
Lokia
: kruenta
BAB
: Belum
BAK
: lancar
Assesment
: POH II
Penatalaksanaan
Cefadroxil 500 mg 2x1
Asam mefenamat 500mg 3x1
SF 1x1
Usul : dulcolax supp/rectal
Pasien boleh pulang
F. Identitas Bayi:
Nama
: By. Ny S
BBL
: 3480 gram
PBL
: 48 cm
J. Kelamin
: Laki-laki
Apgar Score
: 8/10
Ballard score
DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien ibu mengeluh keluar darah
mengumpal-gumpal dari jalan lahir, tanpa nyeri perut yang terjadi pada saat
beristirahat dengan usia kehamilan 36 minggu 1 hari. Perdarahan obstetrik yang
terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi setelah anak atau plasenta
lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat,dan jika tidak mendapat
penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Salah satu sebabnya
adalah plasenta previa. Oleh sebab itu, perlulah keadaan ini diantisipasi seawalawalnya selagi perdarahan belum sampai ke tahap yang membahayakan ibu dan
janinnya. Antisipasi dalam perawatan prenatal adalah sangat mungkin oleh karena
pada umumnya penyakit ini berlangsung perlahan diawali gejala dini berupa
perdarahan berulang yang mulanya tidak banyak tanpa disertai rasa nyeri dan
terjadi pada waktu yang tidak tertentu, tanpa trauma. Sering disertai oleh kelainan
letak janin atau pada kehamilan lanjut kehamilan bawah janin tidak masuk ke
dalam panggul, tetapi masih mengambang ke atas pintu atas panggul. Pada pasien
ini tidak dilakukan pemeriksaan dalam dan ibu ini diketahui hamil anak ke tiga
dimana lebih sering terjadi pada paritas tinggi, dan berdasarkan hasil usg
ditemukan letak plasenta yang menutupi OUI yang menunjukkan bahwa plasenta
previa totalis.Perempuan hamil yang ditengarai menderita plasenta previa harus
segera dirujuk dan diangkut ke rumah sakit terdekat tanpa melakukan periksa
dalam karena perbuatan tersebut memprofokasi perdarahan berlangsung semakin
cepat dan deras.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
uteri interna. Sejalan dengan bertambah luasnya segmen bawah rahim ke arah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri secara dinamik mendatar dan
meluas dalam persalinan kala I bisa mengubah luas permukaan serviks yang
tertutup oleh plasenta, fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi
dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal
maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun
pemeriksaan digital. Oleh karena itu pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang
secara berkala dalam asuhan antenatal maupun intranatal.1
B. Insiden
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan
pada usia diatas 30 tahun. Lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada
kehamilan tunggal. Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan
insidennya berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidennya
lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya wanita
hamil pada paritas tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi
dalam obstetrik yang memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta
previa bisa lebih tinggi. Dari seluruh laporan kasus di dapatkan 4 dari 1000
kasus, dan pada trimester ke dua mungkin dapat ditemukan pada 4%-6%
kehamilan.1,2
C. Etiologi
Faktor-faktor ditemukan sebagai etiologinya:3
1. Endometrium yang inferior
2. Chorion yang persisten
10
6. Pemeriksaan Ultrasonografi
Metode penentuan lokasi yang paling sederhana, tepat dan aman
adalah sonografi, yang dapat menentukan lokasi plasenta denga tingkat
keakuratan sampai 98%. Hasil positif palsu mungkin disebabkan oleh
peregangan kandung kemih. Oleh karena itu, pemeriksaan USG yang
tampak positif harus di ulang setelah pengosongan kandung kemih. Suatu
kesalahan yang sering terjadi adalah identifikasi plasenta yang tertanam di
fundus tanpa menyadari bahwa plasenta besar dan meluas kebawah sampai
ostium servikalis internal.8,9
Pada pertengahan trimester II, plasenta menutup ostium internum
pada 30% kasus. Dengan perkembangan segmen bawah rahim, sebagian
besar implantasi yang rendah tersebut terbawa ke lokasi yang lebih atas.
Penggunaan Color Doppler dapat menyingkirkan kesalahan pemeriksaan.
USG transvaginal secara akurat dapat menentukan adanya plasenta letak
rendah pada segmen bawah uterus.4,9
12
P = Plasenta ; F : Fetus
Gambar 4. Plasenta previa10
Sumber dari : Leveno, Kenneth J. Obstetri Williams Panduan Ringkas
Williams Manual of Obstetrics. 2012.
13
Uterus
Solusio plasenta
Plasenta previa
Merah tua s/d
Merah segar
coklat hitam
Berulang
Terus menerus
Tidak nyeri
Disertai nyeri
Tegang,
bagian
Tidak tegang
janin tak teraba
Tidak nyeri tekan
14
Nyeri tekan
Syok
dan
Lebih sering
Jarang
anemia
Tidak
sesuai
Sesuai
dengan
dengan
jumlah
jumlah
darah
darah yang keluar
yang keluar
Fetus
40% fetus sudah
Biasanya
fetus
mati
hidup
Tidak
disertai
Disertai kelainan
kelainan letak
letak
Pemeriksaan
Ketuban
menonjol Teraba plasenta atau
dalam
walaupun tidak his
perabaan fornik ada
bantalan antara bagian
janin
dengan
jari
pemeriksa
Tabel 1. Perbedaan Solutio Plasenta dan Plasenta Previa11
Sumber dari : http://freddypanjaitan.wordpress.com
Insidensinya 1% dari seluruh kehamilan. Solusio berarti pemisahan
plasenta yang terjadi lebih awal akibat adanya perdarahan. Perempuan
yang mengalami keadaan ini pada kehamilannya yang terdahulu memiliki
kemungkinan
10%
untuk
mengalami
kembali
dalam
kehamilan
15
tingginya
mortalitas
janin
akibat
janin
cepat
kehabisan
darah
(eksanguinasi).11,12
G. Penatalaksanaan
Semua pasien dengan perdarahan pervagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan
syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan
umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.3
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
a. Keadaan umum pasien, kadar Hb.3
b. Jumlah perdarahan yang terjadi.3
c.
16
17
Jika anak sudah anak sudah ada dan cukup yang paling bail adalah
histerektomi.3
5. Penanganan Plasenta Previa Lateralis dan Marginalis :3
a. Lakukan amniotomi
b. Berikan oksitosin
c. Bila dengan amniotomi perdarahan belum berhenti, dilakukan cunam
willets Gausz atau versi Braxton Hicks
d. Bila semua ini belum berhasil untuk menghentikan perdarahan, bila
janin masih hidup lakukan seksio sesaria.
e. Pada plasenta previa lateralis posterior dan plasenta previa lateralis
yang bagian besarnya menutupi ostium, sering langsung dilakukuan
seksio sesaria, karena secara anatomis dengan cara di atas perdarahan
agak suka di kontrol.
6. Penanganan Plasenta Previa Sentralis (Totalis):
a. Untuk menghindari perdarahan yang banyak, maka pada plasenta
previa sentralis dengan janin hidup atau meninggal, tindakan yang
paling baik adalah seksio sesaria.3
b. Walaupun tidak pernah dikerjakan lagi, namun untuk diketahui, pada
janin mati di daerah pelepasan dapat dilakukan penembusan plasenta,
kemudian dilakukan cunam willet Gauz atau versi Braxton-hicks untuk
melahirkan janin.3
H. Komplikasi
Komplikasi Ibu :3,11
1. Perdarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan insersio di
depan.
2. Infeksi karena anemia.
3. Robekan implantasi plasenta dibagian belakang SBR (segmen bawah
rahim) : dengeours plasenta previa.
4. Terjadi rupture uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
Komplikasi Janin : 3,11
1. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.
2. Mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan tubuh yang rendah.
3. Asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.
I. Prognosis
18
dan
19
20