Anda di halaman 1dari 24

Asslamualaikum Wr.

Wb

 Ike Widia

 Radika Dwi Permana


RETENSIO PLASENTA
Pengertian

(Depkes, 2007) Retensio plasenta ialah plasenta yang belum


lahir dalam setengah jam setelah janin lahir (Depkes, 2007).
 
(Prawirohardjo, 2008) Retensio plasenta adalah tertahannya
atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30
menit stelah bayi lahir.

(Ashari, 2010) Retensio palsenta adalah plasenta belum lahir


setelah ½ jam bayi lahir
etiologi
 Pada sebagian besar kasus plasenta terlepas secara spontan dari
tempat implantasinya dalam waktu beberapa menit setelah janin
lahir. Penyebab pasti tertundanya pelepasan setelah waktu ini tidak
selalu jelas, tetapi tampaknya cukup sering adalah gangguan
pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus

 Plasenta yang sudah lepas tetapi belum dilahirkan juga merupakan


salah satu penyebab dari retensio plasenta. Keadaan ini dapat
terjadi karena atonia uteri dan dapat menyebabkan perdarahan
yang  banyak  dan adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah
rahim. Hal ini dapat disebabkan karena penanganan kala III
yang keliru/salah dan terjadinya kontraksi pada bagian bawah uterus
yang menghalangi placenta (placenta inkaserata).
klasifikasi

Retensio plasenta terdiri dari ...


a. Plasenta adhesiva
b. Plasenta akreta
c. Plasenta inkreta
d. Plasenta perkreta
e. Plasenta inkarserata
TANDA GEJALA

a. Pendarahan tanpa alasan 


b. tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa.
c. Darahnya berwarna segar,berlainan dengan darah
yang disebabkan oleh
solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Sumber pendarahannya ialah sinus uterus yang
terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding
uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta.
Pathway
penatalaksaan

A. Penanganan Umum

a. Jika placenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan.


Jika andadapat merasakan placenta dalam vagina, keluarkan
placentaa tersebut.  
b. Pastikan kandung kemih sudah kosong.
c. Jika placenta belum keluar, berikan oksitoksin 10 unti i.m. Jika
belum dilakukan pada penanganan aktif kala III
d. Jika uterus berkontraksi, lakukan PTT.j
e. Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran
placenta secaramanual
B. Penanganan khusus :
1). Retensio placenta dengan separasi parsial
2). Placenta inkaserata
3). Placenta akreta
4). Placenta manual
Pemeriksaan penunjang

1. Hitung darah lengkap:
• untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) danhematokrit
(Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit.
Padakeadaan yang disertai dengan infeksi,
leukosit biasanya meningkat
2. Menentukanadanya gangguan koagulasi 
• dengan hitung protrombin time (PT) dan activated Partial
Tromboplastin Time (APTT) atau yang sederhana dengan
Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT).
Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang
disebabkan oleh faktor lain
Komplikasi

Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan


bahaya :

1. Perdarahan
2. infeksi
3. Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
Prognosis

Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah


darah yang hilang, keadaan sebelumnya serta
efektifitas terapi.Diagnosa dan
penatalaksanaan yang tepat sangat penting
Pengkajian

 
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan
keperawatan pada ibu dengan retensio placenta
adalah sebagai berikut : 

1. Identitas klien
Data biologis/fisiologis meliputi; keluhan utama, riwayat kesehatan
masa lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetrik (GPA,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas), dan pola kegiatan sehari-
hari sebagai berikut :
2. Sirkulasi : 
• Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkintidak tejadi sampai
kehilangan darah bermakna)
• Pelambatan pengisian kapiler
• Pucat, kulit dingin/lembab
• Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (placentaa
tertahan)
• Dapat mengalami perdarahan vagina berlebihan
• Haemoragi berat atau gejala syock diluar proporsi jumlah kehilangan
darah. 

3.    Eliminasi :

Kesulitan berkemih dapat menunjukan haematoma dari porsi atas


vagina
 4. Nyeri/Ketidaknyamanan : 
Sensasi nyeri terbakar/robekan (laserasi), nyeri tekan abdomina
(fragmen placenta tertahan) dan nyeri uterus lateral. 

5.    Keamanan :
Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin
tersembunyi) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan
terlihat pada labia mayora/labia minora, dari muara vagina ke perineum;
robekan luas dari episiotomie, ekstensi episiotomi kedalam kubah
vagina, atau robekan pada serviks
6. Seksualitas : 
 Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol
(fragmen placenta yang tertahan)
 Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi
multipel, polihidramnion, makrosomia), abrupsio placenta, placenta
previa.

7.    Pemeriksaan fisik meliputi;


keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan obstetrik (inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi). 

8.    Pemeriksaan laboratorium. (Hb 10 gr%)


Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

 Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan


kehilangan melalui vaskuler yang berlebihan.

 Resiko tinggi terjadi Infeksi berhubungan dengan


trauma jaringan.

 Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi


jaringan
Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan
kehilangan melalui vaskuler yang berlebihan

A. Intervensi :

 Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatiakan faktor-


faktor penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi (misalnya laserasi,
fragmen plasenta tertahan, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion
atau retensi janin mati selama lebih dari 5 minggu)
 Rasional : Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan
memberikan kesempatan untuk mencegah dan membatasi terjadinya
komplikasi.

 Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung
pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.
 Rasional : Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan adanya
bekuan-bekuan membantu membuat diagnosa banding dan menentukan
kebutuhan penggantian.
 Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan perlahan
masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatkan
tangan kedua diatas simpisis pubis.
 Rasional : Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa
banding. Peningkatan kontraktilitas miometrium dapat menurunkan
kehilangan darah. Penempatan satu tangan diatas simphisis pubis
mencegah kemungkinan inversi uterus selama masase.

 Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau


sianosis dasar kuku, membran mukosa dan bibir.
 Rasional :Tanda-tanda ini menunjukan hipovolemi dan terjadinya syok.
Perubahan pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai volume
cairan telah menurun sampai 30 - 50%. Sianosis adalah tanda akhir dari
hipoksia.
 Pantau parameter hemodinamik seperti tekanan vena sentral atau
tekanan baji arteri pulmonal bila ada.
 Rasional : Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi
dan kebutuhan penggantian.

 Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh
horizontal.
 Rasional : Perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi
aktivitas. Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik vena,
menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.

 Pantau masukan dan keluaran, perhatikan berat jenis urin.


 Rasional: Bermanfaat dalam memperkirakan luas/signifikansi
kehilangan cairan. Volume perfusi/sirkulasi adekuat ditunjukan dengan
keluaran 30 – 50 ml/jam atau lebih besar.
 Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina. Berikan
tekanan balik pada laserasi labial atau perineal.
 Rasional : Haematoma sering merupakan akibat dari perdarahan lanjut
pada laserasi jalan lahir.

 Mulai Infus 1 atau 2 i.v dari cairan isotonik atau elektrolit dengan kateter !
8 G atau melalui jalur vena sentral. Berikan darah lengkap atau produk
darah (plasma, kriopresipitat, trombosit) sesuai indikasi.
 Rasional : Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan atau produk
darah untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan.

 Berikan obat-obatan sesuai indikasi :


 Oksitoksin, Metilergononovin maleat, Prostaglandin F2 alfa.
 Rasional : Meningkatkan kontraktilitas dari uterus yang menonjol dan
miometrium, menutup sinus vena yang terpajan, dan menghentikan
hemoragi pada adanya atonia.
 Terapi Antibiotik.
 Rasional : Antibiotok bertindak secara profilaktik untuk mencegah infeksi
atau mungkin perlu diperlukan untuk infeksi yang disebabkan atau
diperberat pada subinvolusi uterus atau hemoragi.

 Pantau pemeriksaan laboratotium sesuai indikasi : Hb dan Ht.


 Rasional : Membantu dalam menentukan kehilangan darah. Setiap ml
darah membawa 0,5 mgHb.
 Kesimpulan
 
Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa hal yang dapat di
simpulkan yaitu sebagai berikut. Retensio plasenta adalah keadaan
dimana plasenta tidak lahir selama dalam waktu atau lebih dari 30 menit
setelah bayi lahir. Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya
retensio placenta yaitu :

 Placenta belum lepas dari dinding rahim dikarenakan placenta


 tumbuh melekat lebih dalam
 Placenta telah terlepas akan tetapi belum dapat dikeluarkan.
(masih ada sisa-sisa potongan plasenta di rahim)

Masalah yang terjadi akibat dari retensio plasenta adalah perdarahan


bahkan bisa berakibat syok.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai