Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

PERDARAHAN POSTPARTUM
Dosen Pembimbing : A.Wina ,M.kes

Oleh Kelompok:
1.Cornelius Sungkono
2.Margediana
3.Trivonia Avila Manare
ASUHAN KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK
2010/2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN PERDARAHAN POST PARTUM

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi
Perdarahan postpartum adalah perdarahan 500cc atau lebih setelah kala III
selesai (setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat.
Perdarahan postpartum biasanya didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih
dari 500ml selama dan atau setelah kelahiran.
2. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng ke arah
muka belakang: ukurannya seperti telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri
atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal
2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio (cervix ke depan dan membentuk sudut dengan vagina; demikian pula,
corpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan cervix uteri).

3. Etilogi
Penyebab perdarahan post partum adalah:
1. Atoni uteri
2. Robekan jalan lahir:serviks,vagina dan perineum

3.
4.
5.
6.

Retensio plasenta
Tertinggalnya sebagai plasenta
Inversio uteri
Robekan jalan dinding uterus

4.Manisfestasi Klinis
Manifestasi klinis yang biasa ditemukan padaperdarahan post partum adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (lebih dari 500 ml )


Nadi lemah
Tekanan darah rendah
Tampak pucat
Ekstrimitas teraba dingin
Lokia berwarna merah
Pusing,gelisah,mual
Syok hipovolemik

5. Komplikasi
1. infeksi
2. anemia
3.kematian
6. Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam
stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya
plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah
sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan
kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor
utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan
menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.
7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang bisa di lakukan pada perdarahan post


partum adalah
1. Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, Hematokrit,
2. Kultur uterus dan vagina: untuki mengetahui infeksi paska salinan
(biasanya terjadi peningkatan leukosit/sel darah putih)
3. Ultrasonografi: untuk mengetahui penyebab perdarahan, apakah karena
adanya plasenta yang tertahan dalam uterus atau tidak
8. Penatalaksaan
Penatalaksanaan yang tepat untuk perdarahan post partum adalah
1. Menemukan terlebih dahulu penyebab perdarahan tersebut, sehingga
petugas kesehatan dapat memberikan tindakan yang tepat untuk
menangani / menghentikan perdarahan yang terjadi.
2. Pemberian cairan infuse
3. Berikan transfuse darah (kalau perlu)
9. Pencegahan
Pencegahan yang tepat untuk menghindari/meminimalkan terjadinya
perdarahan post partum
adalah:
1. Selama masa kehamilan, perlu diperhatikan keadaan ibu, apakah
anemis atau tidak (awasi hemoglobin)
2. Anjurkan ibu dengan pemberian gizi yang baik, termasuk pemberian zat
besi atau vitamin.
3. Proses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit, kalau ibu ada
riwayat perdarahan sebelumnya
4. Hindari memijat atau mendorong uterus saat pengeluaran plasenta
(sebelum plasenta lepas)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Pola aktivitas dan latihan
- Kelelahan , khususnya bila persalinan lama atau sulit ; meningkatkan
kebutuhan glukosa-glukosa.

b. sirkulasi
-takikardi , peningkatan TD
-kulit panas, kering, kemerahan.
c. Pola nutrisi metabolic
- Polidipsia ,polifagia
- Mual/muntah
- Ketonuria, peningkatan glukosa serum
- Melaporkan episode hipoglikemia, glikosuria
- Tipe pemberian makan bayi yang direncanakan mempengaruhi kebutuhan
kalori dan kebutuhan insulin.
d. Pola eliminasi
- perubahan pola berkemih
- nyeri tekan abdomen
e. Pola reproduksi dan seksualitas
- Uterus mungkin rileks/menonjol, dan lokhia mungkin berat dan ada bekubekuan.
- Persalinan mungkin telah lama/diaugmentasi atau diinduksi
- Praterm, besar untuk gestasi, atau bayi berat badan lahir rendah.
f. pola persepsi kognitif
- Melaporkan gangguan penglihatan
g. pola mekanisme koping
- stress, tergantung pada orang lain

2. Diagnosa Keperawatan
1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
berlebihan
2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
4. Resiko tinggi Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan intravaskuler
5. .Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, status cairan
tubuh, penurunan Hb, prosedur invasive

3. Rencana Tindakan
DP : 1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
berlebihan
Hasil yang diharapkan: Mendemonstrasikan stabilisasi/perbaikan dalam
keseimbangan cairan dibuktikan oleh tanda vital stabil
Intervensi:
1.Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan
factor-faktor penyebab pada situasi hemoragi (misalnya: laserasi,
fragmen plasenta tertahan, sepsis, emboli cairan aminotik atau retensi
janin mati selama lebih dari 5 minggu.
Rasional:Membantu dalam membuat rencana keperawatan yang tepat
dan memberikan kesempatan untuk mencegah atau membatasi
terjadinya komplikasi
2.Kaji dan catat jumlah, tipe, dan sisi perdarahan: timbang dan hitung
pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter.
Rasional: Perkiraan kehilangan darah, adanya bekuan-bekuan
membantu membuat diagnose banding dan menentukan kebutuhan
penggantian.
3.Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus, dengan perlahan
massage penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menepatkan
tangan kedua tepat di atas simfifis pubis.
Rasional: Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnose
banding, peningkatan kontraktilitas miometrium dapat menurunkan
kehilangan darah, penempatan satu tangan di atas simfisis pubis
mencegah kemungkinan intervensi uterus selama massage.
4.Perhatikan hipoyensi atau takikardia, perlambatan pengisian kapiler
atau sianosis dasar kuku, membrane mukosa dan bibir.
Rasional: Tanda-tanda ini menunjukan hipovolemik dan terjadinya syok,
perubahan pada TD tidak dapat dideteksi sampai volume cairan telah
menurun sampai 30%-50%, sianosis adalah tanda akhir dari hipoksia.
5. Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau
tekanan arteri pulmonal, bila ada.
Rasional: memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi
dan kebutuhan
penggantian
6. lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20 sampai 30 derajat
dari tubuh
horizontal

Rasional: perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi


aktivitas, pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik
vena, menjamin persediaan darah ke otak dan organ vital lainnya.

7. Mulai infuse 1 atau 2 1.V. dari cairan isotonic atau elektrolit dengan
kateter 18G atau melalui jalur vena sentral, beikan darah lengkap atau
produk darah, (mislnya plasma, trombosit) sesuai indikasi.
Rasional: Perlu untuk infuse cepat atau multiple dari cairan atau produk
darah untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan.
DP: 2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
Hasil yang diharapkan: Menunjukan TD, Nadi, gas darah, arteri dan
HB, mendemonstrasikan
fungsi hormonal normal dengan suplai ASi
adekuat untuk laktasi dan mengalami kembali menstruasi normal.
Intervensi:
1.Perhatikan HB, sebelum dan setelah kehilangan darah, kaji status
nutrisi, tinggi dan berat badan.
Rasional: Nilai banding membantu menentukan berat badannya
kehilangan darah, status yang ada sebelum nya dari kesehatan yang
buruk meningkatkan luasnya cidera dari kekurangan oksigen
2. Pantau tanda vital: catat derajat dan durasi episode hipovolemik
Rasional: Luasnya keterlibatan hipofisis dapat dihubungkan dengan
grajat dan durasi hipotensi, peningkatan frekuensi pernapasan dapat
menunjukan upaya untuk mengatasi asiodis metabolic
3.Tindakan perhatikan tingkat kesadaran dan perubahan perilaku
Rasional:Perubahan sensorium adalah indicator dini dari hipoksia,
sianosis, tanda lanjut, mungkin tampak sampai kadar po2, turun di
bawah 50mmhg
4.Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan suhu
kulit.
Rasional:Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ vital, sirkulasi
pada pembuluh darah perifer diturunkan, yang mengakibatkan sianosis
dan suhu kulit dingin.

5.Kaji payudara setiap hari, perhatikan ada atau tidaknya laktasi dan
perubahan pada ukuran payudara
Rasional:Kerusakan atau keterlibatan hipofisis anterior (sindrom
Sheehan) menurunkan kadar prolaktin, mengakibatkan tidak adanya
produksi ASI dan akhirnya menurunkan jaringan payudara
6.Pantau GDA dan kadar pH
Rasional:Membantu dalam mendiagnosa derajat hipoksia jaringan atau
asidosis yang diakibatkan dari terbentuknya asam laktat dari
metabolism anaerobic
7.Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
Rasional:Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk transport sirkulasi
ke jaringan
DP :3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Hasil yang diharapkan:Mengungkapkan kesadaran terhadap perasaan
dan penyebab ansietas (hemoragi pasca partum dirasakan sebagai
ancaman pada integritas fisiknya)
Intervensi:
1.Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian
hemoragi pasca partum, klarifikasi kesalahan konsep.
Rasional:Membantu dalam mambentuk rencana perawatan, persepsi
klien tentang kejadian mungkin menyimpang, memperberat ansietas
2.Evaluasi respon fisiologis pada hemoragi pasca partum : misalnya
takikardia, takipnea, gelisah, atau iriabilitas
Rasional:Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena
respon fisiologis, ini dapat diperberat atau dikomplikasi oleh factorfaktor psikologis
3.Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung
Rasional:Dapat membantu klien mempertahankan control emosional
dalam berespon terhadap perubahan status fisiologis, membantu
dalam menurunkan transmisi ansietas antar pribadi
4.Berikan informasi tentang madalitas tindakan dan keefektifan
intervensi

Rasional:Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan ketakutan


yand diakibatkan oleh ketidaktahuan
5.Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ansietas, berikan
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
Rasional:Pengungkapan memberikan kesempatan untuk
memperjelas informasi, memperbaiki kesalahan konsep, dan
meningkatkan perspektif, memudahkan proses pemecahan masalah.
6.Rujuk klien/pasangan untuk konseling atau kelompok pendukung
komunitas seperti COPE ( Coaping Overall Pregnancy Experience)
Rasional:Membantu menurunkan ansietas melalsebaya atau
dukungan professional dan interaksiui

DP: 4. Resiko tinggi Kelebihan volume cairan berhubungan dengan


perpindahan cairan intravaskuler
Hasil yang diharapkan: Menunjukan TD, nadi dan berat jenis urine,
serta tanda neurologis DBN, tanpa kesulitan pernapasan.
Intervensi:
1.Pantau adanya peningkatan TD dan nadi, perhatikan
pernapasan terhadap tanda dispnea,stridor, ronki basah atau
ronki
Rasional:Bila pengantian cairan berlebihan, gejala-gejala
kelebihan beban sirkulasi dan kesulitan pernapasan (mis: edema
paru) dapat terjadi.
2.Pantau frekuensi infuse secara manual atau elektronik (lebih
baik) catat masukan, ukur berat jenis urine.
Rasional:Masukan harus kurang lebih sama dengan haluaran
dengan kadar cairan stabil, berat jenis berubah kebalikan dengan
haluaran, sehingga bila fungsi ginjal mambaik, angka jenis berat
menurun, dan sebaliknya, (catatan: haluran mungkin berkurang
pada klien dengan spasme glomerulus karena HKK sampai cairan
ekstravaskuler kembali ke sirkulasi umum)
3.Kaji status neurologis, perhatikan perubahan perilaku dan
peningkatan iritabilitas.

Rasional:Perubahan perilaku mungkin tanda awal dari edema


serebral karena retensi cairan.
4.Pantau kadar HT
Rasional:Bila volume plasma membaik, kadar Ht menurun
DP: 5.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
status cairan tubuh, penurunan Hb, prosedur invasive
Hasil yang diharapkan:Mengungkapkan pemahaman tentang
factor penyebab individual, menunjukan jumlah SDP dan tanda
vital DBN, lokhia bebas dari bau.
Intervensi:
1.Mendemonstrasikan mencuci tangan yang tepat dan teknik
perawatan dri, tinjau ulang cara tang tepat untuk menangani dan
membuang material yang terkontaminasi ( mis: pembalut, tissue,
balutan)
Rasional:Mencegah terkontaminasi silang/penyebaran organism
infeksius
2.Perhatikan perubahan pada tanda vital atau jumlah SDP
Rasional:Peningkatan suhu dari 100,4 f (38C) pada 2 hari
berturut-turut ( tidak menghitung 24 jam pertama pascapartum)
takikardia, atau leukositosis dengan perpindahan ke kiri
menendakan infeksi
3.Perhatikan gejala malaise, mengigil, anoreksia, nyeri tekanan
uterus atau nyeri pelvis.
Rasional:Gejala-gejala ini menandakan keterlibatan sistemik,
kemungkinan menimbulkan bakteremia, syok dan kematian bila
tidak teratasi.
4.Pantau kecepatan involusi uterus dan sifat serta jumlah rabas
lokhia, (rujuk pada MK: infeksi puerpurieum)
Rasional:Infeksi uterus memperlambat involusi dan mamperlama
aliran lokhia
5.Selidikin sumber potensial lain ari infeksi seperti: pernapasan
(perubahan pada bunyi napas, batuk produktif, sputum,) mastitis(
bengkak, eritema, nyeri) atau infeksi saluran kemih (urine keruh,
bau busuk, dorongan, frekuensi, nyeri.)

Rasional:Diagnose banding adalah penting untuk pengobatan


yang efektif
6.Kaji kadar HB/Ht, berikan suplemen zat besi, sesuai indikasi
Rasional:Anemia sering menyertai infeksi, memperlambat
pemulihan, dan merusak
system imun.
7.Berikan antibiotic intravena, sesuai indikasi
Rasional:Antibiotic spectrum luas mungkin diberikan sampai hasil
kultur dan sensitivitas tersedia, pada saat ini antibiotic organismkhusus dapat mulai dberikan

Daftar Pustaka
Doengoes, E Marilynn.2001.Rencana Perawatan
Maternal/bayi.Edisi 2.Jakarta:EGC
Prawiroharjo,sarwono.2008.Ilmu Kebidanan.Edisi 4.Jakarta:PT.Bina
Pustaka sarwono Prawiroharjo
Ns.serri Hutahean,S.kep.2009.Asuhan Keperawatan Dalam
Maternitas dan Ginekologi.Jakarta:TIM

Anda mungkin juga menyukai