Fokus intervensi keperawatan pada pasien fraktur menurut Doenges (1999: 764-775) dan Engram (1998: 629)
adalah sebagai berikut:
Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (cidera jaringan lunak).
Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, menunjukkan tindakan santai, dapat beraktivitas,
tidur, istirahat, menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi.
Intervensi :
1) Evaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, perhatikan lokasi, karakteristik nyeri dan kaji tingkat nyeri
dengan standar PQRST
Rasional : Untuk memulihkan pengawasan keefektifan intervensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi
atau reaksi terhadap nyeri.
Rasional : Mempertahankan kekuatan atau mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada
jaringan yang cidera.
5) Berikan alternatif tindakan kenyamanan. Contoh : pijatan, perubahan posisi, relaksasi, nafas dalam, imajinasi
dan sentuhan terapeutik.
6) Monitor tanda-tanda vital, observasi kondisi umum pasien dan keluhan pasien.
Kriteria hasil : Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi yang mungkin,
mempertahankan posisi fungsional, meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit.
Intervensi :
2) Bantu pasien dalam rentang gerak, latih dan bantu ROM(Range Of Motion) pasif/aktif.
Rasional : Mengawasi adanya hipotensi postural karena tirah baring, posisi elevasi dapat mengurangi edema.
6) Ubah posisi secara periodik dan dorong pasien untuk latihan batuk efektif dan nafas dalam.
7) Pertahankan tirah baring dan melatih tangan serta ekstremitas yang sakit dengan lembut.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi, bedah perbaikan, perubahan
pigmentasi dan perubahan sensasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan ketidaknyamanan hilang dan mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
Intervensi :
1) Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi di sekitar luka.
Rasional :Untuk menentukan intervensi selanjutnya, mengetahui indikasi, keefektifan intervensi dan terapi yang
diberikan.
Rasional : Meminimalkan tekanan pada area yang terpasang gips atau traksi.
6) Lakukan perawatan pada area kulit yang terpasang gips atau traksi ataupun yang dilakukan tindakan bedah.
Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kehancuran jaringan (kehilangan barier kulit) dan
kerusakan respon imun.
Kriteria hasil : Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam.
Intervensi :
1) Pantau kondisi umum pasien dan monitor tanda-tanda vital, kaji tanda-tanda infeksi.
3) Kaji sisi pen dan kulit. Perhatikan adanya keluhan peningkatan nyeri
4) Observasi keadaan luka terhadap pembentukan bulla, krepitasi dan bau drainase yang tidak enak.
Rasional : Mengetahui tanda-tanda infeksi gas gangren.
Rasional : Kekakuan otot, spasme tonus otot rahang menunjukkan tanda tetanus.
7) Selidiki adanya nyeri yang muncul secara tiba-tiba, perhatikan adanya keluhan peningkatan nyeri.
8) Berikan perawatan dengan teknik septik dan aseptik pada pen kawat steril dan alat-alat yang terpasang pada
pasien (kateter, infus)
Rasional : Program pengobatan untuk mencegah infeksi, untuk menjamin keseimbangan Nitrogen positif dan
meningkatkan proses penyembuhan.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, adanya ancaman terhadap konsep diri, gambaran diri, adanya
ancaman kematian (tersedak atau sulit bernafas).
Tujuan : Ansietas berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani, pasien mengakui
dan mendiskusikan rasa takut, pasien menunjukkan tentang perasaan yang tepat
Intervensi :
Rasional : Menenangkan dan menurunkan ansietas karena ketidaktahuan dan atau takut menjadi kesepian.
Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu pasien melalui penilaian awal, juga selama
pemulihan.
Rasional : Membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan
kemampuan koping.
Risiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran darah: cidera
vaskuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus dan hipovolemia.
Tujuan : Mempertahankan perfusi jaringan
Kriteria hasil : Terabanya nadi, kulit hangat/kering, sensasi normal, sensasi biasa, tanda vital stabil dan haluaran
urine adekuat untuk situasi individu.
Intervensi :
2) Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal pada fraktur
Rasional : Kembalinya warna harus cepat (3-5 detik), warna kulit putih menunjukkan gangguan arterial, sianosis
diduga adanya gangguan vena.
Rasional : Alat traksi dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah atau saraf, terutama pada aksila dan
lipat paha, mengakibatkan iskemia dan kerusakan saraf permanen.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan darah, khususnya pada ekstremitas bawah.
5) Awasi tanda vital. Perhatikan tanda-tanda pucat atau sianosis umum, kulit dingin, perubahan mental
Rasional : Ketidakadekuatan volume sirkulasi akan mempengaruhi sistim perfusi jaringan.
Rasional : Menurunkan edema atau pembentukan hematoma yang dapat mengganggu sirkulasi.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi, traksi atau gips pada ekstremitas
Intervensi :
1) Dorong pasien dalam mengekspresikan dan mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan cidera.
Rasional : Fraktur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Rasional : Rasa harga diri dapat ditingkatkan dengan aktivitas perawatan diri.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah arteri atau vena,
trauma pada pembuluh darah.
Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan ditandai dengan tekanan darah dalam rentang yang
normal, nadi perifer tidak teraba, edema perifer tidak ada.
Kriteria hasil : Mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif dan motorik/sensorik yang membaik,
menunjukkan tidak terjadinya tanda-tanda peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial).
Intervensi :
1) Melakukan perawatan sirkulasi perifer secara komprehensif misal: periksa nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, dan suhu ekstremitas.
3) Tinggikan anggota badan yang terkena 20 derajat atau lebih tinggi dari jantung.
Rasional : Takikardia sebagai akibat hipoksemia dan kompensasi upaya peningkatan aliran darah dan perfusi
jaringan.
5) Pantau/catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti trombosit & anti koagulan, contoh: heparin dan warfarin
natrium.