4. Monitor mual
4. Untuk mengetahui
frekuensi, durasi dan
5. Monitor asupan nutrisi dan
tingkat keparahan mual
kalori
5. Untuk mengetahui asupan
nutris dan kalori yang tepat
N:
6. Kendalikan factor lingkungan N:
penyebab mual 6. Untuk mengurangi rasa
7. Berikan makanan dalam mual
jumlah kecil dan menarik 7. Untuk meningkatkan
E: nafsu makan
8. Anjurkan istirahat dan E:
tidur yang cukup 8. Untuk pemenuhan
9. Anjurkan sering energy
membersihkan mulut 9. Untuk mengurangi rasa
mual
10. Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis 10. Untuk mengatasi rasa
untuk mengatasi mual mual pada ibu hamil
(relaksasi dan terapi
music)
C:-
C:-
2 Defisit nutrisi berhubungan Setelah diberikan asuhan O : O:
dengan ketidakmampuan keperawatan diharapkan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Untuk mengetahui status
mencerna makanan defisit nutrisi dapat teratasi 2.Identifikasi alergi dan nutrisi ibu hamil
dengan kriteria hasil: intoleransi makanan 2. Untuk menghindari efek
1. Porsi makan yang 3.Identifikasi makanan yang samping alergi yang dapat
dihabiskan meningkat. disukai memperberat kondisi ibu.
2. Verbalisasi keinginan 4.Identifikasi kebutuhan kalori 3. Untuk meningkatkan nafsu
untuk meningkatkan dan jenis nutrient makan ibu hamil.
nutrisi. 5.Monitor asupan makanan 4. Untuk memenuhi
3. Pengetahuan tentang N: kebutuhan gizi ibu hamil.
pilihan makanan dan 6. Lakukan oral hygine 5. Untuk mengetahui
minuman yang sehat sebelum makan, jika perlu. progress dari program diet
meningkat. 7. Fasilitasi dalam menentukan yang telah direncanakan.
4. Pengetahuan tentang pedoman diet N:
standar asupan nutrisi 8. Sajikan makanan secara 6. Untuk mengurangi rasa
yang tepat meningkat. menarik dan suhu yang mual.
5. Nafsu makan membaik. sesuai 7. Agar ibu hamil dapat
menjalani program diet
E:
dengan baik.
9. Anjurkan posisi duduk, jika 8. Untuk meningkatkan nafsu
mampu makan.
10. Ajarkan diet yang E:
diprogramkan 9. Untuk mencegah aspirasi.
N: N:
5. Anjurkan pasien diet tinggi 5. Untuk meningkatkan
serat motilitas usus
6. Berikan enema atau irigasi
fekal bila perlu 6. Merangsang peristaltic
usus dan defekasi untuk
E: mengatasi konstipasi
7. Jelaskan etiologi masalah dan E:
alasan tindakan 7. Agar pasien mengatahui
8. Latih buang air besar secara penyebab dari konstipasi
teratur 8. Agar pasien tidak
mengalami konstipasi
9. Ajarkan cara mengatasi kembali
konstipasi/impaksi 9. Agar pasien terlatih dalam
mengatasi konstipasi yang
10. Anjurkan peningkatan di alami
asupan cairan 10. Untuk meningkatkan
peristaltic usus
C:
11. Kolaborasikan obat pencahar, C:
jika perlu
11. Untuk melunakkan
feses pasien
E:
8. Agar pasien tidak
merasa kesepian dan
ansietas berkurang
9. Agar pasien dapat
terbuka akan masalah
yang dihadapi
10. Untuk mengurangi
ketegangan
11. Untuk membuat klien
merasa tenang
C:-
6. Keletihan berhubungan Setelah diberikan asuhan O : O:
dengan kondisi fisiologis keperawatan diharapkan 1. Identifikasi gangguan fungsi 1. Untuk mengetahui bagian
(kehamilan) keletihan dapat teratasi tubuh yang mengakibatkan tubuh pasien yang
dengan kriteria hasil: kelelahan. bermasalah dan berdampak
1. Verbalisasi kepulihan 2. Monitor kelelahan fisik dan pada kelelahan.
energi meningkat. emosional. 2. Untuk mengontrol
2. Tenaga meningkat. 3. Monitor pola dan jam tidur. kelelahan fisik dan
3. Kemampuan melakukan 4. Monitor lokasi dan emosional pada ibu hamil.
aktivitas rutin meningkat. ketidaknyamanan selama 3. Untuk mengatasi masalah
4. Verbalisasi lelah melakukan aktivitas. gangguan pola tidur.
menurun. 4. Untuk menghindari faktor
N:
5. Lesu menurun. pemberat kelelahan.
5. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus. N:
6. Berikan aktivitas distraksi 5. Untuk memberikan rasa
yang menenangkan. tenang pada ibu hamil.
6. Untuk mengurangi
E:
kelelahan pada ibu hamil.
7. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap. E:
8. Anjurkan menghubungi 7. Untuk membiasakan ibu
perawat jika tanda dan gejala dalam melakukan aktivitas
kelelahan tidak berkurang. tanpa kelelahan secara
9. Ajarkan strategi koping untuk bertahap.
mengurangi kelelahan. 8. Agar perawat mampu
melakukan pengkajian
C:
ulang jika terjadi
10. Kolaborasi dengan ahli gizi
keabnormalan.
tentang cara meningkatkan
asupan makanan. 9. Untuk meminimalisir
kelelahan.
C:
10. Untuk memenuhi
kebutuhan energi ibu hamil.
C:
C:
-
-
8. Pola seksual tidak efektif Setelah diberikan asuhan O : O:
berhubungan dengan konflik keperawatan diharapkan pola 1. Identifikasi tingkat
1. Untuk mengetahui
orientasi seksual seksual tidak efektif dapat pengetahuan pasien tentang
seberapa besar
teratasi dengan kriteria hasil: hubungan seksual semasa
1. Menunjukkan pendirian hamil. pengetahuan pasien tentang
seksual yang jelas 2. Monitor stress, kecemasan
hubungan seksual semasa
meningkat. dan depresi akan hubungan
hamil.
2. Integrasi orientasi seksual seksual.
kedalam kehidupan N: 2. Untuk mengkaji faktor
sehari- hari meningkat. 3. Fasilitasi komunikasi antara
prnyebab gangguan
3. Verbalisasi hubungan pasien dan pasangan.
hubungan seksual.
seksual sehat meningkat. 4. Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan N:
masalah seksual
3. Untuk meningkatkan
5. Berikan pujian terhadap
keterbukaan pasien.
prilaku yang benar
6. Berikan saran sesuai 4. Untuk melengkapi
kebutuhan pasangan dengan
pengkajian.
menggunakan bahasa yang
5. Memberikan apresiasi
mudah diterima, dipahami,
dan tidak mengkahimi kepada pasangan tentang
E:
prilaku yang sudah dibuat.
7. Jelaskan efek kehamilan
6. Agar pasangan mampu
terhadap perilaku seksual dan
sebaliknya. mengerti dengan baik
8. Informasikan pentingnya
bagaimana hubungan
modifikasi pada aktivitas
seksual semasa kehamilan.
seksual.
C :- E:
8. Untuk meningkatkan
C :-
C :-
10. Koping tidak efektif Setelah diberikan asuhan O : 1. Untuk mengukur
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 1. Identifikasi pemahaman seberapa jauh
ketidakadekuatan strategi koping tidak efektif dapat proses kehamilan. pengetahuan ibu
koping teratasi dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi dampak tentang kehamilan.
1. Prilaku koping situasi terhadap peran dan 2. Untuk mengetahui
adaptif meningkat hubungan. dampak situasi
2. Verbalisasi 3. Identifikasi kebutuhan kehamilan terhadap
kemampuan dan keinginan terhadap peran ibu dalm
mengatasi masalah dukungan sosial. keluarga.
meningkat. 3. Untuk mencari system
N:
3. Verbalisasi pendukung yang tepat
4. Diskusikan perubahan
pengakuan masalah untuk ibu hamil.
peran yang dialami.
meningkat. 4. Untuk mempersiapkan
5. Gunakan pendekatan
4. Perilaku asertif ibu terhadap perubahan
yang tenang dan
meningkat. peran yang terjadi.
meyakinkan.
5. Agar pasien terbuka
6. Fasilitasi dalam
dalam menyampaikan
memperoleh informasi
perasaannya.
yang dibutuhkan.
6. Agar informasi
7. Motivasi untuk
tersampaikan dengan
menentukan harapan
jelas ke pasien.
yang realistis.
7. Agar pasien terdorong
8. Motivasi
untuk merawat dan
mengidentifikasi sistem
menjaga kondisinya
pendukung yang tersedia.
beserta janinnya.
9. Kurangi rangsangan
lingkungan yang 8. Agar pasien terdorong
mengancam. untuk memaksimalkan
peran support system
E:
yang dimiki.
10. Anjurkan
9. Agar pasien merasa
mengungkapkan perasaan
lebih nyaman.
dan persepsi.
10. Agar pasien mampu
11. Anjurkan keluarga
terbuka akan masalah
terlibat.
yang dihadapi.
12. Latih penggunaan teknik
11. Keluarga sebagai
relaksasi
support system yang
C :- mendukung klien.
12. Agar pasien merasa
lebih tenang.
C :-
11. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan asuhan O: O:
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 1. Identifikasi tanda- tanda 1. Untuk mengetahui
kehilangan cairan secara aktif risiko hipovolemia dapat jika terjadinya adanya tanda- tanda
teratasi dengan kriteria hasil: hipovolemia. hipovolemia pada
1. Kekuatan nadi 2. Identifikasi faktor resiko pasien.
meningkat. ketidakseimbangan 2. Untuk menghindari
2. Turgor kulit cairan. terjadinya
meningkat. 3. Monitor intake dan ketidakseimbangan
3. Output urine output carian. cairan.
meningkat. N: 3. Untuk mengawasi
4. Hitung kebutuhan cairan. asupan dan keluaran
5. Berikan asupan cairan cairan agar tetap
oral. seimbang.
E: N:
6. Anjurkan memperbanyak 4. Untuk mencukupi
asupan cairan oral. kebutuhan cairan
C :- pasien.
5. Untuk meningkatkan
volume cairan pada
tubuh pasien.
E:
6. Agar pasien terhindar
dari hipovolemia.
C :-
12. Risiko cedera berhubungan Setelah dilakukan asuhan O: O:
dengan perubahan postur keperawatan diharapkan 1. Identifikasi area 1. Untuk menghindari
tubuh risiko cedera dapat teratasi lingkungan yang cedera pada pasien.
dengan kriteria hasil: berpotensi menyebabkan
1. kejadian cedera cedera.
menurun 2. Identifikasi kesesuaian 2. Untuk menghindari
2. ketegangan otot alas kaki pada cedera pada pasien.
menurun ekstermitas bawah.
N: N:
3. Sediakan pencahayaan 3. Memberikan
yang memadai. penerangan yang cukup
bagi pasien.
4. Gunakan alas lantai jika 4. Untuk menghindari
beresiko mengalami cedera serius pada
cedera serius. pasien.
5. Sediakan alas kaki anti 5. Agar pasien tidak
slip. merasa licin saat
berjalan.
6. Pastikan barang pribadi 6. Agar pasien mudah
mudah dijangkau. menjangkau barang-
barang yang
diperlukan.
7. Tingkatkan frekuensi 7. Untuk meminimalisir
observasi dan resiko cedera.
pengawasan pasien.
E: E:
8. Jelaskan alasan intervensi 8. Agar pasien dan
pencegahan jatuh ke keluarga dapat
pasien dan keluarga. mencegah cedera secara
mandiri.
9. Anjurkan berganti posisi 9. Untuk menghindari
secara perlahan pada saat hipotensi ortostatik.
tidur dan duduk selama
beberapa menit sebelum
berdiri.
C :- C :-