Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PERSEPSI SENSORI


NEUROMA AKUSTIK

KELOMPOK 3
IIB S1 KEPERAWATAN
ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ASELYA PUTRI AYELI


DILA NOFRIYANTI
EMILYA ENDIRIAS SARI
FITRI ADHA SABRINA
INDAH SEPTIANI PUTRI
JEFRI DAVID
LULUH LINDU SEKARRANI
MITRI VINOLA UTAMIs

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

NISA AULIA RAHMAN


NUR AZIZAH
RENDA FAUZANA
RYAN SEPTA YOZI
SRI OKTALISIS
TOPAN AL-AFGANI P
YOLANDA PUTRI

S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keislaman sampai
saat sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi agung
Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah
membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
NEUROMA AKUSTIK. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang sistem persepsi
sensori, tidak lupa pula teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita
selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Padang, April 2015

Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular adalah tumor
ganas non-saraf kranial dari 8. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi
(Schwann sel) dari saraf vestibular inferior (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais,
2007). Mereka juga dapat terjadi dalam labirin (Neff dkk, 2003). Akustik terdiri dari
sekitar 6 % dari seluruh tumor intrakranial, sekitar 30% dari tumor otak, dan sekitar 85%
dari tumor di daerah sudut cerebellopontine, dan 10% adalah meningioma. Hanya sekitar

10 tumor yang baru didiagnosa setiap tahun per juta orang (Evans et al, 2005), sesuai
dengan antara tahun 2000 dan 3000 kasus baru setiap tahun di Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari indera pendengaran ?
2. Apa pengertian dari Neuroma Akustik ?
3. Apa penyebab dari Neuroma Akustik?
4. Bagaimana patofisiologi dari Neuroma Akustik ?
5. Bagaimana tanda dan gejala yang akan muncul pada Neuroma Akustik ?
6. Apa komplikasi yang akan muncul pada Neuroma Akustik ?
7. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada Neuroma Akustik ?
8. Bagimana asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien Neuroma
Akustik ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas sistem persepsi sensori dalam bentuk makalah
NEUROMA AKUSTIK.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui anatomi dari indera pendengaran
Untuk mengetahui pengertian dari Neuroma Akustik
Untuk mengetahui penyebab terjadinya Neuroma Akustik
Untuk mengetahui patofisiologi dari Neuroma Akustik.
Untuk mengetahui tanda dan gejala pada Neuroma Akustik
Untuk mengetahui komplikasi yang muncul pada Neuroma Akustik
Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada Malnutrisi
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Neuroma Akustik

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat penulisan dari makalah ini :
1. Bagi lembaga, dapat menambah referensi perpustakaan STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG, khususnya dalam hal mengetahui sistem persepsi sensori tentang Neuroma
Akustik.
2. Bagi mahasiswa, hasil penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai pengetahuan yang
bisa dijadikan pedoman dalam memahami sistem persepsi sensori tentang Neuroma
Akustik.
3. Bagi masyarakat, hasil penulisan dari makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang
penyakit Neuroma Akustik.

BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFENISI
Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular, adalah tumor
ganas non-saraf kranial dari 8. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi
(Schwann sel) dari saraf vestibular inferior. (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais,
2007).Neuroma akustik adalah tumor jinak tumbuh lambat pada saraf cranial VIII,
biasanya tumbuh dari sel schwan pada bagian ventribuler saraf ini. (Brunner & Suddart
dkk, 2002).
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh dari selubung saraf akustikus.
Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis
posterior atau di dalam liang telinga dalam. (problemo.blogspot.com).
Secara umum Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat
tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari
pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga
dalam menuju dari telinga batin ke otak. Karena cabang-cabang saraf ini langsung

mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari neuroma akustik dapat


menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga dan kegoyangan.

2. ETIOLOGI
1. Idiopatik (belum dapat diketahui pasti penyebab terjadinya).
2. Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen
supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap
sel tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur
ibu dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung
jawab untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen
NF2 membantu mencegah neuromas akustik.
Hanya satu gen berubah dan berfungsi NF2 adalah diperlukan untuk mencegah
pembentukan neuroma akustik. Jika kedua gen NF2 menjadi berubah atau hilang di
salah satu sarung mielin sel saraf vestibular kemudian sebuah Neuroma akustik
biasanya akan berkembang.
3. ANATOMI FISIOLOGI
Telinga dibagi menjadi 3 bagian :
1. Telinga luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus,dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membrana timpani(gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang
lebih setinggi mata. Aurikulusmelekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama
oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringanbawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara danperjalanannya sepanjang kanalis
auditorius eksternus.Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal
mandibular.
Telinga luar berfungsi dalam mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi
getaran cairan di telinga dalam.

a. Pina (aurikel) yaitu :


suatu lempeng tulang rawan yg dibungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan
menyalurkannya ke saluran telinga bagian dalam.

b. Meatus auditorius eksternus merupakan saluran yg dijaga oleh rambut-rambut halus yang
berfungsi melindungi telinga dari debu. Kulit yg melapisi saluran telinga mengandung
kelenjar keringat yg menghasilkan serumenatau kelenjar lilin.
c. Membran timpani membran tipis yg teregang menutupi pintu masuk ketelinga tengah

Kelenjar cerumen yaitu kelenjar yang berfungsi untuk menjaga gendang telinga lentur
dan menangkap debu

2. Telinga tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dankapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpaniterletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai
batas lateral telinga, Membran inisekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengahmerupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)dihubungkan dengan tuba
eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udaradi bagian
mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu

malleus, inkus stapes. Osikulidipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara.

Telinga tengah berfungsi dalam memindahkan getaran dari membrane timpani ke bagian
telinga dalam.
a. Malenus, inkus, stapes merupakan tulang kecil yang berfungsi dalam
menghubungankan getaran dari telinga luar ke gendang telinga kemudian di
teruskan ke gendang telinga atau membrane tympani.
b. Gendang telinga ( membrane Tympani), yaitu membrane yang terdiri dari mukosa
yang melapisi seluruh telinga begian tengah sehinga getaran yang dihantarkan
kelembabanya dapat disesuaikan dengan kelembaban telinga dalam, dimana
gelombang bunyi yang sampai digetarkan oleh gendang telinga dan mengalirkan
getaran ke telinga dalam, sehingga tidak ada udara dari luar yang masuk kedalam
c.

rongga telinga bagian dalam.


Tuba eustachius merupakan saluran auditory yang menyambungkan nasofaring
dengan telinag bagian tengah. Tuba eustachius berfungsi dalam menyeimbangkan
tekanan udara diluar dengan tekanan didalam telinga tengah.

3. Telinga dalam

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) danVIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Kokleadan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior,superior dan lateral erletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang
berhubungan dengan keseimbangan.
a. Labirin Tulang
Terdiri dari vestibula, koklea, dan saluran setengah lingkaran.
Vestibula berfungsi sebagai penghubung antara telinga bagian tengah dengan
telinga bagian dalam.
Koklea mengandung sel-sel syaraf yang berfungsi dalam meneriama sensasi suara.
Saluran setengah lingkaran berfungsi senagai keseimbangan tubuh.
b. Labirin Membranosa
Pada labirin membranosa sisinya dipenuhi oleh cairan limfatik luar
(perilimfe) dan didalamnya terdapat cairan endolimfe yang berfungsi menstimulasi
sel-sel syaraf khas yang terdapat pada struktur tersebut yang kemudian dialirkan ke
serebelum atau otak untuk diterjemahkan.

Menurut fungsinya telinga terdiri dari beberapa fungsi :


Untuk alat mendengar
Untuk keseimbangan
4. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar neuroma akustik berkembang dari sel schwan yang berada pada
nervus vestibularis hanya 5% yang timbul dari sel schwan yang berasal dari nervus
cochlearis.
Setelah tumor tumbuh cukup besar untuk mengisi kanalis auditorius interna, maka tumor
akan tumbuh terus biasanya menuju kearah medial yakni rongga cerebellopatine angine
dan bentuk tumor saat ini mencapai rongga ini adalah speris.
Saat tumor mencapai diameter 2cm dan sudah berada di cerebellopantine angle,
tumor akan menekan permukaan lateral batang otak yang jika tumor tumbuh lebih besar
akan mendorong batang otak ke arah yang berlawanan.

Saat tumor mencapai diameter 4 cm tumor berkembang kea rah depan dan menekan saraf
trigenimus yang menimbulkan gejala nyeri wajah satu sisi. Dan apabila tumor
berkembang kea rah bawah akan menekan saraf IX, X, XII dan menyebabkan kesulitan
menelan.
Dan jika tumor terus tumbuh melebihi diameter 4 cm, maka tumor akan menekan
otak kecil dan secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya hidrocepalus
obstruktif. Terjadinya hidrocepalus akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intraktanial dengan gejala nyeri kepala, mata kabur, serta mual dan muntah.
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering timbul pada pasien dengan neuroma akustik adalah
( Brunner & Suddart.2002 ) :
Titinus unilateral.
Kehilangan pendengaran dengan atau tanpa vertigo.
Gangguan keseimbangan.
Tuli.

6. KOMPLIKASI
a. Paralis nervus facialis
Kelumpuhan saraf facialis terjadi karena adanya penekanan pada nervus VII oleh
tumor yang semakin membesar.
b.

Kebocoran cairan cerebrospinal.


Tumor tumbuh besar dan menekan otak kecil sehingga menyebabkan
hidrocepalus obstruktif.
c. Nyeri wajah dan kesulitan menelan.
Karena tumor tumbuh terus menerus hingga berukuran sekitar 4 cm, maka akan
menekan saraf trigeminus dan menekan saraf cranial IX, X, XII, sehingga nyeri
wajah dan kesulitan menelan.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Evaluasi yang sangat akurat yang mampu mendeteksi hampir 100% dari neuroma
akustik.

Computerized Tomografhi Scanning (CT-scan)


8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penghapusan neuromas akustik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
pendekatan. Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Operasi
Mikro untuk neuroma akustik adalah teknik-satunya yang menghilangkan tumor.
operasi pengangkatan tumor atau tumor adalah paling umum pengobatan untuk Neuroma
akustik. perlakuan Radiasi (dibahas pada bagian lain) tidak menghilangkan tumor, namun
memiliki potensi untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhannya. Pembedahan
adalah pengobatan hanya yang pasti akan mengobati gejala keseimbangan yang
berhubungan dengan pertumbuhan tumor, sebagai saraf vestibular dipindahkan pada
operasi.
Stereotactic Terapi radiasi
Terapi radiasi dilakukan dalam berbagai cara, tetapi terutama oleh empat metode
gamma, radioterapi, Selama terapi radiasi stereotactic, juga disebut Radiosurgery atau
radioterapi. radiasi diberikan dalam dosis tunggal yang besar, Tidak jelas berapa
persentase tumor dikendalikan oleh metode ini untuk waktu yang lama Di masa lalu
ketika dosis radiasi yang lebih tinggi digunakan, tingkat kegagalan sekitar 12% (yang
kemudian diperlukan operasi). Kebanyakan ahli bedah merasa bahwa tumor ini jauh lebih
sulit untuk dihilangkan setelah perawatan radiasi Radiasi tidak menghapus tumor, dan
ketika tumor iradiasi pembedahan, sering ditemukan bahwa mereka telah tumbuh sel-sel
tumor di dalamnya. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menyebabkan penyusutan tumor
atau di setidaknya membatasi pertumbuhan tumor. Keberhasilan jangka panjang dan
risiko ini pendekatan pengobatan tidak diketahui. MRI periodik pemantauan seluruh
kehidupan pasien dianjurkan.
Terapi radiasi dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang dapat kadangkadang terjadi bahkan bertahun-tahun kemudian. Terapi radiasi dapat juga menyebabkan
kerusakan pada saraf kranial tetangga, yang dapat mengakibatkan gejala seperti mati rasa,
nyeri atau kelumpuhan otot-otot wajah

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

KASUS 3
Tn. A (35 tahun) dirawat dirumah sakit dengan keluhan sudah 3 bulan yang lalu telinga
sebelah kanan terasa ada benjolan dan pendengaran berkurang serta telinga sebelah kanan
terasa berdenging. Tn. A mengatakan sakit pada telinga kanan, merasakan nyeri dan tidak bisa
mendengar apapun. Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan terasa ada benjolan dan
pendengaran berkurang serta telinga kanan terasa berdenging. Hasil pemeriksaan fisik pada
Tn.A didapatkan TD : 170/140 mmHg, HR : 98x/menit dan RR : 24x/menit. Tn.A mengatakan
kepala nya pusing dan muter-muter serta nyeri terasa berdenyut-denyut pada kepala dan telinga
kanan. Keluarga Tn.A mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn.A jarang beraktivitas karena
mengeluh pusing saat bangun dari tidur. Tn.A juga merasakan mual-mual sehingga sudah 3
hari porsi makannya berkurang. Saat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan
pada telinga kanan dalam 4 cm. Diagnosa sementara adalah Neuroma Akustik (tumor pada
telinga). Dokter menyarankan kepada Tn.A untuk melakukan pemeriksaan rotgen dan CT-Scan
untuk memastikan penyakit Tn.A dan menjelaskan kemungkinan untuk pembedahan. Tn.A
merasa khawatir karena Tn.A tidak pernah menyangka penyakitnya separah itu.

A. Format pengkajian
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
No. register
Alamat
Status
Diagnose medis

: Tn. A
: 35 tahun
: laki-laki
: 6353 351
: jln. Manggis
: Menikah
: Neuroma Akustik

2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : sudah 3 hari Tn.A jarang beraktivitas karena mengeluh pusing
saat bangun tidur.
Riwayat Kesehatan Dahulu : 3 bulan lalu telinga sebelah kanan terasa ada
benjolan dan pendengaran berkurang, serta telinga sebelah kanan terasa
berdenging.
Riwayat Kesehatan Sekarang : Tn.A mengatakan sakit pada telinga kanan
merasakan nyeri dan tidak bisa mendengar apapun.
Riwayat Kesehatan keluarga : mungkin keluarga menderita penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : terdapat benjolan pada telinga kanan bagian dalam 4cm
Palpasi : ada nya nyeri tekan.
4. Pemeriksaan penunjang
MRI
CT-Scan
Rogent
B. Analisa Data
o Data Objektif :
-TD :170/140 mmHg
-HR : 98x/menit
-RR : 24x/menit
o Data Subjektif
-pasien mengeluh sudah 3bulan telinga kanan terasa ada benjolan ,pendengaran
berkurang, serta telinga kanan terasa berdenging.
-pasien mengatakan kepala pusing, berputar-putar, serta nyeri terasa berdenyutdenyut pada kepala dan telinga kanan.
-pasien mengeluh sulit beraktivitas
-pasien mengeluh pusing saat bangun tidur.
-pasien mengeluh mual-mual porsi makan berkurang

-pasien cemas , karena tidak menyangka penyakitnya nya parah


Data
Do : tumor pada telinga

Etiologi

Problem

Gangguan persepsi sensori

Fungsi pendengaran menurun

Nyeri akut

Penekanan saraf sekitar

Ds :

pasien mengeluh
pendengaran berkurang

pasien mengatakan
telinga sebelah kanan
berdenging

pasien mengeluh sakit


pada telinga sebelah
kanan.

Do :

TD : 170/140 mmHg

Ds :

Pasien mengeluh kepala


pusing

Pasien mengeluh nyeri


pada telinga kanan

Pasien mengeluh pusing


saat bangun tidur

Pasien
kepala
nyeri
denyut

mengatakan
sebelah
dan

kanan

berdenyut-

Do ; Ds :

Pasien mengatakan susah

beraktivitas
Pasien mengeluh mual-

mual
Pasien mengatakan kepala

pusing
Pasien mengatakan porsi

Gangguan pemenuhan

Intake cairan inadekuat

kebutuhan nutrisi

makannya berkurang
Do :
Ds :

Pasien mengeluh kepala


pusing berputar-putar

Pasien

mengeluh

Resiko cidera tinggi

Vertigo

pendengaran berkurang

pasien mengeluh jarang


beraktivitas

karena

pusing

C. Diagnosa
1. Nyeri b/d penekanan saraf sekitar
2. Gangguan persepsi sensori (auditori) b/d fungsi pendengaran menurun
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d Intake cairan inadekuat
4. Resiko cidera tinggi b/d vertigo
D. Intervensi
Diagnosa

NOC

1. Nyeri b/d penekanan saraf KH : -nyeri berkurang

NIC
Manajemen nyeri :
-lakukan penilaian

nyeri

secara komprehensif dimulai


dari lokasi , karakteristik

,durasi, frekuensi, kualitas,


intensitas dan penyebab
-kaji ketidaknyamanan secara
non verbal.
-pastikan pasien mendapatkan
perawatan dengan analgesic
-gunakan komunikasi yang
terapeutik agar pasien dapat
menyatakan

pengalamannya

terhadap nyeri.
-tentukan
dampak

nyeri

terhadap kehidupan seharihari

(tidur, nafsu

aktivitas, dll)
-menyediakan

makan,
informasi

tentang nyeri
-kontrol faktor lingkungan
yang

dapat

menimbulkan

ketidaknyamanan bagi pasien


-ajari untuk menggunakan
teknik non farmakologi (nafas
dalam)
2. Gangguan
sensori
fungsi
menurun

persepsi Tujuan: meningkatkan


(auditori)

b/d kepekaan fungsi pendengaran

pendengaran klien.
Kriteria hasil:
-

menunjukkan fungsi

pendengaran yang lebih baik


- komunikasi dapat terjalin

Aktifitas Keperawatan :
1. Hilangkan
suara
bising/stimulus
berlebihan

yang
sesuai

kebutuhan
2. Catat adanya perubahan
yang

spesifik,gunakan

instruksi
sederhana

verbal

yang
dengan

jawaban ya atau tidak


3. Berikan
petunjuk
(isyarat) pada orientasi

realita
4. Beriakan

lingkungan

yang tenang dan tidak


kacau jika di perlukan
gunakan musik.
5. Beriakan
lingkungan
yang tenang dan tidak
kacau jika di perlukan
3. Gangguan
kebutuhan

pemenuhan Tujuan : kebutuhan nutrisi


nutrisi

b/d klien terpenuhi

Intake cairan inadekuat

gunakan musik.
Aktifitas Keperawatan :
1. Kaji

riwayat

nutrisi,

Kriteria hasil :

termasuk makan yang

- menunujukkan

disukai.

peningkatan/mempertahanka

2. Observasi

n berat badan.

masukkan

- tidak mengalami mual dan

pasien

muntah.
- Menununjukkan perilaku,
perubahan pola hidup untuk

dan

catat

makanan

3. Timbang berat badan


setiap hari.
4. Berikan makan sedikit

meningkatkan dan atau

dengan frekuensi sering

mempertahankan berat badan

dan atau makan diantara

yang sesuai.

waktu makan
5. Observasi

dan

catat

kejadian mual/muntah,
flatus dan dan gejala
lain yang berhubungan
6. Berikan
hygiene
baik

sesudah

dan

Bantu

mulut

yang

sebelum

dan

makan,

gunakan sikat gigi halus


untuk penyikatan yang

lembut. Berikan pencuci


mulut yang di encerkan
bila mukosa oral luka.
7. Kolaborasi

berikan

obat sesuai indikasi


8. Kolaborasi

pada

ahli

gizi untuk rencana diet


4. Resiko cidera tinggi b/d Tujuan : Klien tidak
vertigo

Aktifitas Keperawatan :
1. Tekankan

pentingnya

Kriteria hasil :

mematuhi

program

-Bebas dari cedera

terapeutik

mengalami cedera

- Klien dan keluarga

2. Bantu

ambulasi

dan

menyetujui aktivitas atau

aktivitas hidup sehari-

modifikasi aktivitas yang

hari dengan tepat

tepat

3. Jaga agar penghalang


tempat

tidur

tetap

terpasang
4. Dampingi klien selama
aktivitas yang diijinkan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat tumbuh yang
berkembang pada saraf akustikus, menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda
dan kegoyangan. Juga dikenal sebagai schwannoma vestibular, neuroma akustik mnerupakan
penyebab umum gangguan pendengaran. Penyebabnya 2 gen Neurofibromatosis (NF2)yang
diturunkan oleh ayah dan ibu. Tanda gejala gangguan pendengaran, (tinnitus) di telinga yang
terkena, kegoyangan, kehilangan keseimbangan, Pusing (vertigo), wajah mati rasa dan
kelemahan.
Penatalaksanaannya dilakukan :
1.

Operasi, dapat menghilangkan tumor/ pengangkatan tumor untuk memperlambat atau


menghentikan pertumbuhannya.

2. Terapi radiasi Stereotactic,


Terapi radiasi dilakukan dalam berbagai cara, tetapi terutama oleh empat metode gamma,
radioterapi. Radiasi diberikan dalam dosis tunggal yang besar.
B. SARAN
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran pada satu telinga, biasanya bertahap
dengan tanda gejala lainnya, dianjurkan sesegera di periksa guna mengetahui dan mencegah
neuroma akustik.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddart.2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai