KELOMPOK 3
IIB S1 KEPERAWATAN
ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keislaman sampai
saat sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi agung
Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah
membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
NEUROMA AKUSTIK. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang sistem persepsi
sensori, tidak lupa pula teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita
selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular adalah tumor
ganas non-saraf kranial dari 8. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi
(Schwann sel) dari saraf vestibular inferior (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais,
2007). Mereka juga dapat terjadi dalam labirin (Neff dkk, 2003). Akustik terdiri dari
sekitar 6 % dari seluruh tumor intrakranial, sekitar 30% dari tumor otak, dan sekitar 85%
dari tumor di daerah sudut cerebellopontine, dan 10% adalah meningioma. Hanya sekitar
10 tumor yang baru didiagnosa setiap tahun per juta orang (Evans et al, 2005), sesuai
dengan antara tahun 2000 dan 3000 kasus baru setiap tahun di Amerika Serikat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari indera pendengaran ?
2. Apa pengertian dari Neuroma Akustik ?
3. Apa penyebab dari Neuroma Akustik?
4. Bagaimana patofisiologi dari Neuroma Akustik ?
5. Bagaimana tanda dan gejala yang akan muncul pada Neuroma Akustik ?
6. Apa komplikasi yang akan muncul pada Neuroma Akustik ?
7. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada Neuroma Akustik ?
8. Bagimana asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien Neuroma
Akustik ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFENISI
Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular, adalah tumor
ganas non-saraf kranial dari 8. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi
(Schwann sel) dari saraf vestibular inferior. (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais,
2007).Neuroma akustik adalah tumor jinak tumbuh lambat pada saraf cranial VIII,
biasanya tumbuh dari sel schwan pada bagian ventribuler saraf ini. (Brunner & Suddart
dkk, 2002).
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh dari selubung saraf akustikus.
Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis
posterior atau di dalam liang telinga dalam. (problemo.blogspot.com).
Secara umum Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat
tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari
pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga
dalam menuju dari telinga batin ke otak. Karena cabang-cabang saraf ini langsung
2. ETIOLOGI
1. Idiopatik (belum dapat diketahui pasti penyebab terjadinya).
2. Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen
supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap
sel tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur
ibu dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung
jawab untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen
NF2 membantu mencegah neuromas akustik.
Hanya satu gen berubah dan berfungsi NF2 adalah diperlukan untuk mencegah
pembentukan neuroma akustik. Jika kedua gen NF2 menjadi berubah atau hilang di
salah satu sarung mielin sel saraf vestibular kemudian sebuah Neuroma akustik
biasanya akan berkembang.
3. ANATOMI FISIOLOGI
Telinga dibagi menjadi 3 bagian :
1. Telinga luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus,dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membrana timpani(gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang
lebih setinggi mata. Aurikulusmelekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama
oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringanbawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara danperjalanannya sepanjang kanalis
auditorius eksternus.Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal
mandibular.
Telinga luar berfungsi dalam mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi
getaran cairan di telinga dalam.
b. Meatus auditorius eksternus merupakan saluran yg dijaga oleh rambut-rambut halus yang
berfungsi melindungi telinga dari debu. Kulit yg melapisi saluran telinga mengandung
kelenjar keringat yg menghasilkan serumenatau kelenjar lilin.
c. Membran timpani membran tipis yg teregang menutupi pintu masuk ketelinga tengah
Kelenjar cerumen yaitu kelenjar yang berfungsi untuk menjaga gendang telinga lentur
dan menangkap debu
2. Telinga tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dankapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpaniterletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai
batas lateral telinga, Membran inisekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengahmerupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)dihubungkan dengan tuba
eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udaradi bagian
mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu
malleus, inkus stapes. Osikulidipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara.
Telinga tengah berfungsi dalam memindahkan getaran dari membrane timpani ke bagian
telinga dalam.
a. Malenus, inkus, stapes merupakan tulang kecil yang berfungsi dalam
menghubungankan getaran dari telinga luar ke gendang telinga kemudian di
teruskan ke gendang telinga atau membrane tympani.
b. Gendang telinga ( membrane Tympani), yaitu membrane yang terdiri dari mukosa
yang melapisi seluruh telinga begian tengah sehinga getaran yang dihantarkan
kelembabanya dapat disesuaikan dengan kelembaban telinga dalam, dimana
gelombang bunyi yang sampai digetarkan oleh gendang telinga dan mengalirkan
getaran ke telinga dalam, sehingga tidak ada udara dari luar yang masuk kedalam
c.
3. Telinga dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) danVIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Kokleadan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior,superior dan lateral erletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang
berhubungan dengan keseimbangan.
a. Labirin Tulang
Terdiri dari vestibula, koklea, dan saluran setengah lingkaran.
Vestibula berfungsi sebagai penghubung antara telinga bagian tengah dengan
telinga bagian dalam.
Koklea mengandung sel-sel syaraf yang berfungsi dalam meneriama sensasi suara.
Saluran setengah lingkaran berfungsi senagai keseimbangan tubuh.
b. Labirin Membranosa
Pada labirin membranosa sisinya dipenuhi oleh cairan limfatik luar
(perilimfe) dan didalamnya terdapat cairan endolimfe yang berfungsi menstimulasi
sel-sel syaraf khas yang terdapat pada struktur tersebut yang kemudian dialirkan ke
serebelum atau otak untuk diterjemahkan.
Saat tumor mencapai diameter 4 cm tumor berkembang kea rah depan dan menekan saraf
trigenimus yang menimbulkan gejala nyeri wajah satu sisi. Dan apabila tumor
berkembang kea rah bawah akan menekan saraf IX, X, XII dan menyebabkan kesulitan
menelan.
Dan jika tumor terus tumbuh melebihi diameter 4 cm, maka tumor akan menekan
otak kecil dan secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya hidrocepalus
obstruktif. Terjadinya hidrocepalus akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intraktanial dengan gejala nyeri kepala, mata kabur, serta mual dan muntah.
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering timbul pada pasien dengan neuroma akustik adalah
( Brunner & Suddart.2002 ) :
Titinus unilateral.
Kehilangan pendengaran dengan atau tanpa vertigo.
Gangguan keseimbangan.
Tuli.
6. KOMPLIKASI
a. Paralis nervus facialis
Kelumpuhan saraf facialis terjadi karena adanya penekanan pada nervus VII oleh
tumor yang semakin membesar.
b.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Evaluasi yang sangat akurat yang mampu mendeteksi hampir 100% dari neuroma
akustik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
KASUS 3
Tn. A (35 tahun) dirawat dirumah sakit dengan keluhan sudah 3 bulan yang lalu telinga
sebelah kanan terasa ada benjolan dan pendengaran berkurang serta telinga sebelah kanan
terasa berdenging. Tn. A mengatakan sakit pada telinga kanan, merasakan nyeri dan tidak bisa
mendengar apapun. Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan terasa ada benjolan dan
pendengaran berkurang serta telinga kanan terasa berdenging. Hasil pemeriksaan fisik pada
Tn.A didapatkan TD : 170/140 mmHg, HR : 98x/menit dan RR : 24x/menit. Tn.A mengatakan
kepala nya pusing dan muter-muter serta nyeri terasa berdenyut-denyut pada kepala dan telinga
kanan. Keluarga Tn.A mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn.A jarang beraktivitas karena
mengeluh pusing saat bangun dari tidur. Tn.A juga merasakan mual-mual sehingga sudah 3
hari porsi makannya berkurang. Saat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan
pada telinga kanan dalam 4 cm. Diagnosa sementara adalah Neuroma Akustik (tumor pada
telinga). Dokter menyarankan kepada Tn.A untuk melakukan pemeriksaan rotgen dan CT-Scan
untuk memastikan penyakit Tn.A dan menjelaskan kemungkinan untuk pembedahan. Tn.A
merasa khawatir karena Tn.A tidak pernah menyangka penyakitnya separah itu.
A. Format pengkajian
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
No. register
Alamat
Status
Diagnose medis
: Tn. A
: 35 tahun
: laki-laki
: 6353 351
: jln. Manggis
: Menikah
: Neuroma Akustik
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : sudah 3 hari Tn.A jarang beraktivitas karena mengeluh pusing
saat bangun tidur.
Riwayat Kesehatan Dahulu : 3 bulan lalu telinga sebelah kanan terasa ada
benjolan dan pendengaran berkurang, serta telinga sebelah kanan terasa
berdenging.
Riwayat Kesehatan Sekarang : Tn.A mengatakan sakit pada telinga kanan
merasakan nyeri dan tidak bisa mendengar apapun.
Riwayat Kesehatan keluarga : mungkin keluarga menderita penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : terdapat benjolan pada telinga kanan bagian dalam 4cm
Palpasi : ada nya nyeri tekan.
4. Pemeriksaan penunjang
MRI
CT-Scan
Rogent
B. Analisa Data
o Data Objektif :
-TD :170/140 mmHg
-HR : 98x/menit
-RR : 24x/menit
o Data Subjektif
-pasien mengeluh sudah 3bulan telinga kanan terasa ada benjolan ,pendengaran
berkurang, serta telinga kanan terasa berdenging.
-pasien mengatakan kepala pusing, berputar-putar, serta nyeri terasa berdenyutdenyut pada kepala dan telinga kanan.
-pasien mengeluh sulit beraktivitas
-pasien mengeluh pusing saat bangun tidur.
-pasien mengeluh mual-mual porsi makan berkurang
Etiologi
Problem
Nyeri akut
Ds :
pasien mengeluh
pendengaran berkurang
pasien mengatakan
telinga sebelah kanan
berdenging
Do :
TD : 170/140 mmHg
Ds :
Pasien
kepala
nyeri
denyut
mengatakan
sebelah
dan
kanan
berdenyut-
Do ; Ds :
beraktivitas
Pasien mengeluh mual-
mual
Pasien mengatakan kepala
pusing
Pasien mengatakan porsi
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
makannya berkurang
Do :
Ds :
Pasien
mengeluh
Vertigo
pendengaran berkurang
karena
pusing
C. Diagnosa
1. Nyeri b/d penekanan saraf sekitar
2. Gangguan persepsi sensori (auditori) b/d fungsi pendengaran menurun
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d Intake cairan inadekuat
4. Resiko cidera tinggi b/d vertigo
D. Intervensi
Diagnosa
NOC
NIC
Manajemen nyeri :
-lakukan penilaian
nyeri
pengalamannya
terhadap nyeri.
-tentukan
dampak
nyeri
(tidur, nafsu
aktivitas, dll)
-menyediakan
makan,
informasi
tentang nyeri
-kontrol faktor lingkungan
yang
dapat
menimbulkan
pendengaran klien.
Kriteria hasil:
-
menunjukkan fungsi
Aktifitas Keperawatan :
1. Hilangkan
suara
bising/stimulus
berlebihan
yang
sesuai
kebutuhan
2. Catat adanya perubahan
yang
spesifik,gunakan
instruksi
sederhana
verbal
yang
dengan
realita
4. Beriakan
lingkungan
gunakan musik.
Aktifitas Keperawatan :
1. Kaji
riwayat
nutrisi,
Kriteria hasil :
- menunujukkan
disukai.
peningkatan/mempertahanka
2. Observasi
n berat badan.
masukkan
pasien
muntah.
- Menununjukkan perilaku,
perubahan pola hidup untuk
dan
catat
makanan
yang sesuai.
waktu makan
5. Observasi
dan
catat
kejadian mual/muntah,
flatus dan dan gejala
lain yang berhubungan
6. Berikan
hygiene
baik
sesudah
dan
Bantu
mulut
yang
sebelum
dan
makan,
berikan
pada
ahli
Aktifitas Keperawatan :
1. Tekankan
pentingnya
Kriteria hasil :
mematuhi
program
terapeutik
mengalami cedera
2. Bantu
ambulasi
dan
tepat
tidur
tetap
terpasang
4. Dampingi klien selama
aktivitas yang diijinkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat tumbuh yang
berkembang pada saraf akustikus, menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda
dan kegoyangan. Juga dikenal sebagai schwannoma vestibular, neuroma akustik mnerupakan
penyebab umum gangguan pendengaran. Penyebabnya 2 gen Neurofibromatosis (NF2)yang
diturunkan oleh ayah dan ibu. Tanda gejala gangguan pendengaran, (tinnitus) di telinga yang
terkena, kegoyangan, kehilangan keseimbangan, Pusing (vertigo), wajah mati rasa dan
kelemahan.
Penatalaksanaannya dilakukan :
1.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddart.2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta:EGC