DISUSUN OLEHKELOMPOK :
1. Desi Anjarsari (151001008)
2. Dimas Angger (151001010)
3. Faradelah Sendi ( 151001013)
4. Mita Febryantrisna (151001024)
A. Pengertian
Sindrome coroner akut merupakan sindroma klinis yang terdiri dari infark miokard
akut dengan atau tanpa elevasi segmen ST serta angina pectoris tidak stabil (Dharma, 2010)
ACS adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya coroner iskemik ,
dimana pasien berada pada resiko untuk berkembang adanya kerusakan miokard, terdapat 3
kondisi dari ACS yaitu angina tidak stabil, NSTEMI ( Non ST Elevasi Miocardial Infarct ),
dan STEMI ( ST Elevasi Miocardial Infarct ). (LeeChintya, 2013 )
B. Etiologi
1. Faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
a) Faktor pembuluh darah
1.Aterosklerosis
2. Spasme
3. Arteritis
b) Faktor sirkulasi
1. Hipotensi
2. Stenosis aorta
3. Insufisiensi
c) Faktor darah
1. Anemia
2. Hypoxemia
3. Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat
1. Aktifitas berlebihan
2. Emosi
3. Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada:
1. Kerusakan miokard
2. Hypertropi miokard
3. Hypertensi diastolik
2. Faktor predisposisi
Factor resiko biologis yang tidak dapat diubah:
a. Usia ≥ 40thn
b. Jenis kelamin: insiden pada pria sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
3. Factor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor
1. Hiperlipidemia
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b. Minor
1. Inaktifitas fisik
2. Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif)
3. Stress psikologis berlebihan
Jika thrombus menyumbat total pembuluh darah coroner dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan STEMI. Bekuan ini kaya thrombin, karena itu
pemberian fibrinolysis yang cepat dan tepat (PCI) dapat membatasi perluasan
infark (PERKI,2012).
C. Patofisiologi
Aterioskalosis
Stenosis mitral
Penurunan
Penurunan ejeksi ventrikel Peningkatan preload dan kontraktilitas otot
kiri after load jantung
Penurunan
Peningkatan EDV dan EDP Penurunan stroke volume Peningkatan Vasokonstriksi Penurunan eksekresi Na+ dan
ventrikel kiri adrenergik sistemik GFR H2O
Penurunan simpatis vasokontriksi
curah jantung Penurunan ginjal
Peningkatan tekanan di atrium cardiac output
kiri Peningkatan reabsorbsi
Aktivasi RAA Na+dan H2O
Bendungan darah di
Pelebaran ruang perivaskular paru-paru
Pelebaran ruang peribronkial
Peningkatan getah bening
Peningkatan tek. Cairan berlebih
Kapiler paru Kelebihan dalam sistem
Edema kaki Peningkatan tekanan
volume vaskular
(pitting), muka dan hidrostatik, tek. Osmotik
cairan tubuh tangan dan permeabilitas
Penurunan tek.
Osmotik koloid membran kapiler
Gangguan
Cairan masuk ke Penumpukan cairan di Penurunan PO2 Resiko penurunan Gangguan perfusi
pertukaran gas
interstisial alveoli suplai O2 ke jar. jar. perifer
Perifer sianosis
Peningkatan tek. Peningkatan tek. Cairan Peningkatan PCO2 hipoksemia Asidosis respiratori Gangguan keseimbangan
hidrostatik interstisial dlm paru asam basa
Penurunan
curah jantung
Gangguan perfusi
jar. perifer
D. Manifestasi klinis
1. Nyeri
a. Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadisecara mendadak dan terus menerus
tidak mereda. Biasanya dirasakan diatas region sternal bawah dan abdomen
bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar kebahu
dan terus kebawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional ), menetap selama beberapa jam atau hari dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar kearah rahang atau leher .
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaphoresis berat, pening
atau sakit kepala terasa melayang dan mual muntah .
g. Pasien dengan diabetes militus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor.
2. Pada ACS dapat ditemukan juga sesak nafas, mual, nyeri epigastric.
3. Perubahan tanda vital seperti tachicardi, tachipneu, hypertensi atau hypotensi dan
menurunkan saturasi oksigen (SaO2) atau kelainan irama jantung
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan ACS terbagi dua
a. Prehospital
1. Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis
2. Segera memanggil tim medis emergensi
3. Transportasi pasien ke Rumah Sakit
b. Hospital
1. Cek tanda vital, evaluasi saturasi oksigen
2. EKG 12 lead
3. Pasang Intravena
4. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang singkat dan terarah.
5. Lengkapi cek list fibrinolitik, cek kontraindikasi
6. Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan pembekuan darah
7. Pemeriksaan sinar X, (≥30 menit setelah pasien sampai di IGD)
a. Segera berikan oksigen 4 LPM nasal kanul, terutama jika saturasi kurang dari 94%
a. Oksigen
Oksigen harus diberikan pada semua pasien dengan sesak nafas, tanda gagal
jantung, syok atau saturasi oksigen < 94%
b. Aspirin
c. Nitrogliserin
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn.A Tangga lmasuk : 10 Maret 2016
Umur : 67 tahun Nomor RM : 123 99896
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tembelang Jombang
Agama : Islam
Pekerjaan :Swasta
DX. Medis : ACS STEMI
PenanggungJawab
Nama : Ny.S
Umur : 50 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Tembelang Jombang
PRIMARY SURVEY
TRIAGE: MERAH
Keluhan utama/keadaan umum: sesak napas dan nyeri dada
Kesadaran (A/V/P/U): alert (sadar)
A. Airway : jalan napas tidak efektif da nnapas dangkal
B. Breathing : RR : 20x/mnt, pernapasan tidak teratur, terpasang02 nassal kanul 3
liter/menit.
C. Circulating :Akral dingin,kulit pucat,TD :130/77 mmHg,N: 68x/menit
D. Disability : GCS E4 M5 V6 Composmentis
SECONDARY SURVEY
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas dan nyeri dada saat bernapas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada saat bernafas sejak 3 jam yang lalu
keluarganya membawa Tn. A ke rumah sakit, saat dilakukan pengkajian GCS 15,TD
:130/77 mmHg,N: 68x/menit,RR:20X/menit,Suhu;38 oC,mendapattrapi RL 20 tpm,02
nassalkanul 3 liter/menit.
OBJEKTIF: Background:
Pasien telah dilakukan pengkajian terdapat sesak nafas dan
nyeri dada saat bernafas sejak 3jam yang lalu ,hasil
Observasi TTV pemeriksaan TTV didapatakan,TD :130/77 mmHg,N:
TD : 130/77 mmHg 68x/menit,RR:20X/menit,Suhu; 38 oC, nyeri dengan skala
N : 68x/menit, 7,GCS 15,Dan mendapat terapi RL 20 tpm,02 nassal kanul 3
RR : 20X/ menit, liter/menit.Dan padapemeriksaan dada bagian jantung:
Suhu : 38 oC, Inspeksi : Ictuscosdis tidak tampak
Skala nyeri : 7 Palpasi : terdapat pembesaran jantung (kardiomegali)
GCS : 15
ASSESMENT: Assessment:
masalah belum teratasi
1. Pasien masih merasakan nyeri dada, terlihat pucat dan lemas
2. Pasien belum bisa beraktivitas mandiri sehingga harus dubantu
keluarga dan perawat
PLANNING : Recomendation:
lanjutkan intervensi 1. posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
2. berikan 02 menggunakan nasal kanul
3. pantau irama dan frekuensi jantung
4. kolaborasi dengan tim medis
5. pemeriksaan GCS
6. memonitor TTV secara teratur
LAPORAN PENDAHULUAN ARITMIA
A. Pengertian
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark
miokardium.Aritmia atau disaritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh kondisi elektrolit abnormal. (Dongoes)
Perubahan elekro fisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensi alaksi yaitu
grafik aktifitas listrik sel. ( Price. )
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tetapi juga
termasuk gangguan kecacatan denyut dan konduksi.(Hanafi)
Ventikrel takikardia (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature ventricular contraction
(PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali permenit (Sudoyo,
A.W. et al, 2009).
Ventrikel takikardia (VT) adalah denyut jantung cepat yang dimulai diruang jantung bagian
bawah (ventrikel). Konduksi listrik ventrikel berlangsung abnormal sehingga mengganggu sinyal
listrik yang datang dari nodus sinoatrial, alat pacu jantung alami sehingga tidak memungkinkan
cukup waktu bagi jantung untuk terisi sebelum kontraksi, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh
terganggu. Takikardia ventrikel biasanya berhubungan dengan masalah jantung termasuk
penyakit arteri koroner, kardiomiopati, prolaps katup mitral, kelainan katup jantung, dan
penyakit lain seperti sarkoidosis (Kamus Kesehatan).
Ventikrel takikardia (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature ventricular contraction
(PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali permenit (Sudoyo,
A.W. et al, 2009).
Ventrikel takikardia (VT) adalah denyut jantung cepatyang dimulai diruang jantung bagian
bawah (ventrikel). Konduksi listrik ventrikel berlangsung abnormal sehingga mengganggu sinyal
listrik yang datang dari nodus sinoatrial, alat pacu jantung alami sehingga tidak memungkinkan
cukup waktu bagi jantung untuk terisi sebelum kontraksi, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh
terganggu. Takikardia ventrikel biasanya berhubungan dengan masalah jantung termasuk
penyakit arteri koroner, kardiomiopati, prolaps katup mitral, kelainan katup jantung, dan
penyakit lain seperti sarkoidosis (Kamus Kesehatan).
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Seperti yang telah di jelaskan bahwa ventrikel takikardi sebabkan oleh infark
miokard, iskemia ,jantung koroner, pada pasien dengan ventrikel takikardi lebih banyak di
sebabkan oleh arteri korener yang merupakan pembuluh darah yang bertugas memberi
nutrisi pada jantung itu sendiri, jika terjadi infark pada arteri korener yang memperdarahi SA
node di atrium menyebabkan kematian sel otot jantung menimbulkan gangguan pada
repolarisasi dan depolarisasi sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan di lepasnya
berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, maka jalur-jalur
hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium
atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas miokard akibat kematian sel
otot jantung juga dapat menstimulus pengaktifan katekolamin yang meningkatkan
rangsangan sistem saraf simpatis , akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokontriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel
juga penyebab munculnya ventrikel takikardi.
Rangsanganjantungsecara normal disalurkandarisentrumimpluspacunodus SA
(sinoatrial) melalui atrium, sistemhantaranantrioventrikular (AV), berkasserabut Purkinje,
danobatventrikel.
Dalamkeadaan normal, pacuuntukdenyutjantungdimulai di denyutnodus SA
denganiramasinur 70-80 kali per menit, kemudian di nodus AV dengan 50 kali per menit,
yang kemudian di hantarkanpadaberkas HIS lalukeserabut Purkinje.
Sentrum yang tercepatmembentukpacumemberikanpimpinandansentrum yang
memimpininidisebut pacemaker. Dalamkeadaantertentu, sentrum yang
lebihrendahdapatjugabekerjasebagai pacemaker, yaitu :
Bilasentrum SA membentukpaculebihkecil, ataubilasentrum AV
membentukpaculebihbesar.
Bilapacu di SA tidaksampaikesentrum AV, dantidakditeruskankeBIndel HIS
akibatadanyakerusakanpada system hantaranataupenekananolehobat.
Aritmiaterjadikarenagangguanpemberianimplus (otomatisitas abnormal
ataugangguankonduksi). Gangguandalampembentukanpacuantaralain :
Gangguandanirama sinus, sepertitakikardi sinus, bradikardi sinus danaritmia sinus.
Debar ektopikdaniramaektopik :
1. Takikardi sinus fisiologis, yaitupekerjaanfisik, emosi,
danwaktumakansedangdicerna.
2. Takikardipadawaktuistirahat yang merupakangejalapenyakit, sepertidemam,
hipertiroidisme, anemia, lemahmiokard, miokarditis, dan neurosis jantung
D. Manifestasi klinis
3. Ketidak sadaran
4. Apnea
5. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat;
edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
7. Nyeridada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
8. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan
(krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal
jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
9. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan
E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
a) Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
b) Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
c) Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
d) Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
e) Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
f) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi.
g) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulan
h) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi
supraventrikular aritmia.
2. Terapi mekanis
1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko
mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang
ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
5. RJP (resusitasi jantung paru) adalah tindakan yang di lakukan untuk mengatasi henti
nafas dan henti jantung.
6. Intubasi endotrakeal.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
Jalandr. Sutomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214, 850028 - JOMBANG
PROGRAM STUDI : S-1 KEPERAWATAN, D-III KEPERAWATAN, D-III KEBIDANAN, PENDIDIKAN
PROFESI NERS
2. Identitas Klien
Nama : Ny.A Tanggal masuk : 22 april2017
Umur : 55 tahun Nomor RM : 123 99896
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Diwek Jombang
Agama : Islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
DX. Medis : Aritmia
PenanggungJawab
Nama : Tn.M
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Diwek Jombang
PRIMARY SURVEY
TRIAGE: MERAH
Keluhan utama/keadaan umum: nyeri dada sebelah kiri
Kesadaran (A/V/P/U) : Alert (sadar)
E. Airway : irama jantung tak beraturan
F. Breathing : RR : 26x/mnt, disertai dengan dyspnoe.
G. Circulating :mukapucat, kulit menjadi dingin dan lembab,ekspresi wajah pasien
menyeringai, pasien nampak memgegangi dada sebelah kirinya, terlihat gelisah, bingung
dan lemah
H. Disability : GCS E4 M4 V5
SECONDARY SURVEY
f. Keluhan Utama
Nyeri dada sebelah kiri
g. RiwayatPenyakitSekarang
mengeluh nyeri dadasebelah kiri seperti ditusuk-tusuk menjalar ke lengan kiriselama 3
hari, nyeri dirasa berat ketika beraktifitas, disertai dengan dyspnoe. Pasien juga
mengatakan sering berkeringat.bunyi irama jantung tak teratur dan terdapat suara
tambahan, muka pucat, kulit menjadi dingin dan lembab,ekspresi wajah pasien
menyeringai, pasien nampak memgegangi dada sebelah kirinya, terlihat gelisah, bingung
dan lemah.
h. RiwayatPenyakitTerdahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit DM
i. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang pernah menderita penyakit hipertensi
j. S,A,M,P,L,E
S : Pasien nyeri dada sebelah kiri dan irama jantung tak beraturan
A : pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan ataupun
obat-obatan
M : pemberian obat aspirin, klopidogren, morpin
P : pasien mempunyai riwayat penyakit DM
L : terakhir makan nasigoreng jam 7 pagi
E : terkejut
Tanda-tanda vital :
TD : 140/90 mm/Hg
RR : 28x/mnt
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 36,5°C
PEMERIKSAAAN FISIK:
Head to toe
Kepala:
- Inspeksi : rambut bersih, dostribusi rambut merata
- Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada rambut yang rontok
Leher:
- Inspeksi : tidak ada pembesaran thyroid
- Palpasi : tidak ada benjolan thyroid
Dada:
- Inspeksi : bentuk dada asimetris, pola nafas tidak teratur
- Palpasi : nyeritekan (+), bengkak (+)
- Auskultasi : ronchi (+)
- Perkusi : terdengar sonor
Abdomen :
- Inspeksi : tidaka dapembesaran abdomen abnormal, tidaktampak vena portahepatika
- Palpasi : tidak ada
- Auskultasi : bising usus normal
- Perkusi : timpani
Lower back/Punggung bawah:
- Inspeksi : tidak ada bruishing
- Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Pelvis :
- Inspeksi :tidak ada
- Palpasi :tidak ada
Genitalia:
- Inspeksi : tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah, kulit:
- Inspeksi : Kulit tidak bersisik, Hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
- Palpasi : edema non pitting
Kekuatanotot :
3 3
3 3
Keterangan:
4: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan ringan
5: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan penuh
MasalahKeperawatan:
1. keditakefektifan bersihan jalan nafas
2. mekanisme koping yang tidak efektif
3. gangguan rasa nyaman
Intervensi dan Implementasi Diurutkan permasalahan A,B,C,D
Intervensi
N Intervensi Rasional Jam Implementasi
O
1. Posisikan pasien untuk Posisikan pasien Memposisikan pasien
memaksimalkan ventilasi dengan posisi semi dengan posisi semi
guna meringankan sesak fowler untuk fowler
nafas meringankan sesak Hasil : sesak nafas
nafas berkurang
OBJEKTIF: Background:
Pasien telah dilakukan pengkajian terdapat nyeri dada sebelah kiri
TD : 130/80 mm/Hg seperti ditusuk-tusuk menjalar ke lengan kiri selama 3 hari, nyeri dirasa
RR : 22 x/mnt berat ketika beraktifitas, disertai dengan dyspnoe. Pasien juga
Nadi : 78 x/mnt mengatakan sering berkeringat bunyi irama jantung tak teratur dan
Suhu : 36,5°C terdapat suara tambahan, mukapucat, kulit menjadi dingin dan lembab,
ekspresi wajah pasien menyeringai, pasien Nampak memgegangi dada
sebelahkirinya, terlihat gelisah, bingung dan lemah hasil pemeriksaan
TTV didapatkan TD : 130/80 mm/Hg
RR : 22 x/mnt,Nadi : 78 x/mnt,Suhu : 36,5°C.Dada :
Inspeksi : bentuk dada asimetris, pola nafas tidak teratur
Palpasi : nyeritekan (+), bengkak (+)
Auskultasi : ronchi (+)
Perkusi : terdengar sonor
ASSESMENT: Assessment:
masalah belum teratasi Dari hasil pemeriksaan:
1. Pasien masih merasakan nyeri dada sebelah kiri dan irama bunyi
jantung belum normal
3. Pasien belum bisa beraktivitas sendiri harus dengan bantuan
perawat atau keluarga
PLANNING : Recomendation:
lanjutkanintervensi
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi guna
meringankan sesak napas
2. Monitor status pernapasan dan oksigenasi
3. Auskultasi suara napas
4. Kolaborasi pemberian adrenalin sesuai indikasi
5. Mwelakukan EKG
6. Monitor TTV secara teratur