penatalaksanaan
isometric handgrip
exercise terhadap tanda
dan gejala pada
penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas
Sukawarna
OLEH
ISMAYA AGUSTIN
STIKEP PPNI JAWA BARAT
Latar Belakang
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara
terus menerus lebih dari satu periode (Irianto, 2014).
• Penyakit hipertensi atau darah tinggi telah menjadi penyakit yang
umum diderita oleh banyak masyarakat Indonesia, bahkan menjadi
penyakit pembunuh yang dahsyat, yang berdampak meningkatkan
resiko stroke,serangan jantung dan gagal ginjal kronis bahkan pada
hipertensi berat dapat menyebabkan enselopati hiperensif,
penurunan kesadaran bahkan koma. (Noviyanti, 2015).
• Hipertensi jika tidak dilakukan penanganan, sekitar 70% pasien
hipertensi kronis akan meninggal karna jantung koroner atau gagal
jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami
gagal ginjal. Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap
orang mengalami kenaikan tekanan darah dan akan terus
meningkat sampai usia 80 tahun (Noviyanti, 2015).
• Berdasarkan data laporan tahunan yang didapatkan dari
Puskesmas Sukawarna bahwa penderita hipertensi tahun 2018
sebanyak 1.297 cakupannya 22.29% .
• Pola pengobatan hipertensi menurut Woro Endah & Abdul Karim (2012)
mengatakan bahwa terapi hipertensi farmakologi meliputi golongan diuretika,
penghambat ACE, penghambat reseptor adrenergic, adrenolitik sentral, dan
penghambat kanl kalsium, seperti:
• Hidroklorotiazid
• Furosemide
• Spironolakton
• Bisoprolol
• Propranolol
• Terazosin
• Klonidin
• Kaptopril
• ditiazem
• amlodipine
• menurut Wisnu Hidayat (2010) mengatakan
bahwa terapi non farmakologis
penanganan hipertensi yaitu:
• penurunan berat badan
• pembatasan garam
• latihan fisik yang salah satunya adalah
isometric handgrip exercise
• pengubahan pola hidup.
• Latihan isometric merupakan bentuk latihan statis yang terjadi bila
otot berkontraksi tanpa adanya perubahan pada panjang otot atau
pergerakan sendi yang terlihat. Latihan ini dapat dilakukan dimana
saja, intensitas dari ringan ke sedang, penggunaan alat relatif lebih
murah dan waktu yang diperlukan relative lebih sedikit membuat
latihan ini memiliki potensial untuk kepatuhan pada klien (Carlson et
al., 2014).
• Latihan isometric handgrip dapat menurunkan reaktivitas
kardiovaskuler terhadap stressor psikofisiologis pada orang dengan
tekanan darah tinggi (Badrov, Horton, Millar, & Mcgowan, 2013).
Rumusan Masalah
• Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana penatalaksanaan
isometric handgrip exercise terhadap
tanda dan gejala pada penderita hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna?”.
Tujuan Studi Kasus
Tinjauan Teori
• Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di
pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut
dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat
menganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-
organ vital seperti jantung dan ginjal (Kemenkes RI,
2013).
Etiologi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic dapat dibagi
menjadi beberapa klasifikasi seperti:
Menurut Triyanto (2014)
Hasil yang didapatkan saat penelitian bahwa Ny.T mengikuti Prolanis di Puskesmas Sukawarna,dan
Ny.T mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi, pasien menderita
hipertensi kurang lebih selama 4 tahun, dengan kebiasaan aktivitas sehari-hari mengurus rumah tangga
serta menjaga usaha warung miliknya, sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat dirawat di RS.
Hasil pengkajian fisik Ny.T mengeluh pusing, susah tidur dan merasa gelisah serta sering merasa
emosional, tidak ada gangguan penglihatan, dengan tekanan darah 150/80 mmHg dengan nadi 84 kali
permenit, pasien tampak tenang serta berkontribusi dalam pelaksanaan isometric handgrip exercise.
Hasil dari pengkajian fisik di dapatkan masalah keperawatan resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan
intervensi isometric handgrip exercise.
Penatalaksanaan isometric handgrip exercise Ny.T dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
untuk menghitung indeks massa tubuh, tinggi badan 154 cm, dan berat badan 48 kg dengan hasil indeks
massa tubuh 20,8. Hasil pengukuran tekanan darah 150/80 mmHg dengan nadi 84 kali permenit,
penatalaksanaan isometric handgrip dengan waktu 45 detik dengan masing-masing tangan
mendapatkan 2 kali kontraksi, selama waktu tersebut 45 detik dimodifikasi dengan bacaan dzikir istighfar
sebanyak 45 kali, setelah itu tangan diistirahatkan 15 detik, selama waktu tersebut 15 detik pun di
modifikasi dengan bacaan dzikir istighfar selama 15 kali, setelah kontraksi selesai pasien dianjurkan
untuk latihan mengambil dan menghembuskan nafas secara teratur.
• Keluhan saat tindakan isometric handgrip exercise pasien tampak kesulitan
menggenggam dan menggunakan alat handgrip, setelah diberikan penjelasan dan
diberikan latihan cara menggunakannya selama 2 kali pasien bisa menggenggam
dan menggunakan handgrip, saat penatalaksanaan isometric handgrip exercise
pasien mengatakan tidak merasakan lemas, pasien terlihat bersemangat melakukan
isometric handgrip exercise dan pasien tampak focus dan melihat kontarksi
tangannya.
• Hasil dari pengkajian fisik setelah penatalaksanaan isometric handgrip exercise
ditemukan bahwa hasil tekanan darah pasien menetap 150/80 mmHg dengan nadi
97 kali permenit, pasien mengatakan setelah melakukan kontraksi tangan menjadi
ringan, tidak merasakan pusing, pasien mengatakan merasa senang mendapatkan
informasi baru penanganan hipertensi, setelah berdzikir pasien mengatakan lebih
tenang dan tidak cemas terhadap penyakitnya. Pasien diberi motivasi untuk
melakukan pengobatan terkontrol dengan menggunakan obat amlodipine, pasien
serta diberi motivasi untuk tetap aktiv dalam program prolanis yang berada di
Puskesmas Sukawarna.
Pembahasan
• Berdasarkan hasil pengkajian fisik pasien mengeluh pusing, susah tidur dan gelisah serta emosional. Dimana
menurut Ira (2014) mengatakan bahwa tekanan darah tinggi disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan
sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukan tanda dan gejala yang spesifik, seperti pusing, muka
merah, sakit kepala, dan keluar darah dari hidung. Namun demikian, jika hipertensinya berat atau sudah
berlangsung lama dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak napas, terengah-engah, pandangan mata kabur dan berkunang-kunang.Terjadi pembengkakan
pada kaki dan pergelangan kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut
jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang menyebabkan gangguan psikologis
seperti emosional, gelisah dan sulit tidur.
• Berdasarkan hasil penelitian pengkajian bahwa pasien tidak memiliki keluarga yang memiliki penyakit yang sama
sepertinya yaitu hipertensi, tidak mejadi permasalahan dikarenakan banyak faktor terjadinya resiko hipertensi.
Dimana menurut Prasetyaningrum (2014) menjelaskan bahwa faktor faktor resiko hipertensi terdiri dari keturunan
merupakan factor bawaan yang menjadi pemicu timbulnya hipertensi. Usia kejadian hipertensi cenderung
meningkat seiring dengan bertambahnya usia.Yang banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah isolated
hypertension. Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu hadir seiring dengan proses penuaan. Ras Setiap orang
memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi..Jenis kelamin laki-laki atau perempuan memiliki
kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi selama kehidupannya.Namun sedangkan wanita, rata-rata
akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah mengalami masa menoupose (sekitar diatas 45
tahun).Obesitas atau kegemukan memiliki resiko lebih besar mengalami pre-hipertensi atau hipertensi.Stres
dipengaruhi oleh peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak
menentu.Gaya hidup seperti gaya hidup yang tidak sehat, berupa banyak mengonsumsi makanan berlemak,
makanan secara berlebihan, banyak mengonsumsi garam atau makanan asin, banyak minum alkohol, merokok,
serta kurang banyak melakukan aktifitas serta minum kopi.
Keterbatasan
2.Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti ini bisa disarankan sebagai data untuk penelitian
selanjutnya memberikan informasi intervensi tentang isometric handgrip
exercise terhadap tanda dan gejala pada penderita hipertensi.