Anda di halaman 1dari 18

GAMBARAN PENATALAKSANAAN ISOMETRIC

HANDGRIP EXERCISE TERHADAP TANDA DAN


GEJALA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA

Ismaya Agustin
Stikep PPNI JABAR
LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi


adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah arteri yang mengangkut
darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh
secara terus menerus lebih dari satu
periode (Irianto, 2014).
Penyakit hipertensi atau darah tinggi telah menjadi
penyakit yang umum diderita oleh banyak masyarakat
Indoensia, bahkan menjadi penyakit pembunuh yang
dahsyat, jika hipertensi ini terjadi secara berkepanjangan
dapat meningkatkan resiko terkena stroke, serangan
jantung dan gagal ginjal kronis bahkan pada hipertensi
berat dapat menyebabkan enselopati hiperensif,
penurunan kesadaran bahkan koma (Noviyanti, 2015).
PREVALENSI HIPERTENSI

Berdasarkan data laporan tahunan yang didapatkan


dari Puskesmas Sukawarna bahwa penderita
hipertensi tahun 2018 sebanyak 1.297 cakupannya
22.29% .
TUJUAN PELAKSANAAN

Menggambarkan penatalaksanaan latihan isometric handgrip


exercise terhadap tanda dan gejala pada penderita hipertensi.
ISOMETRIC HANDGRIP EXERCISE

Penatalaksanaan isometric handgrip exercise ini merupakan


bentuk latihan otot, yang dapat menurunkan tekanan
darah, latihan ini juga bermanfaat untuk mencegah atrofi
otot, membangun volume otot, meningkatkan stabilitas
sendi, serta mengurangi edema.
Latihan dengan menggunakan handgrip memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dengan menggunakan handgrip
yakni jauh lebih sederhana, tidak membutuhkan fasilitas
atau ruangan yang banyak untuk melakukan latihan, tidak
memakan waktu yang banyak dan tidak terpengaruh oleh
cuaca karena dapat dilakukan di dalam ruangan.
Kelemahannya lebih terfokus pada alat yang hanya
digunakan satu orang pada satu waktu (Owen et al, 2010).
PROSEDUR TINDAKAN
PELAKSANAAN
1.Pre testing dilakukan dengan mengukur tinggi badan dan berat
badan responden (menentukan indeks massa tubuh).
2.Responden diminta untuk duduk beristirahat selama 5 menit.
3.Setelah istirahat,dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut
nadi menggunakan tensi,kemudian catat hasilnya.
4.Responden tetap dalam keadaan duduk,diminta untuk melakukan
kontraksi isometrik (menggenggam handgrip) dengan satu tangan
selama 45 detik.
5.Kemudian membuka genggaman dan istirahat selama 15 detik.
6.Responden diminta kembali untuk melakukan kontraksi isometrik
(menggenggam handgrip) dengan tangan yang lain selama 45
detik.Prosedur diulang,sehingga masing-masing tangan mendapatkan
2 kali kontraksi, jumlah total durasi selama latihan sebanyak 180
detik atau 3 menit.Pada saat melakukan genggaman responden
dianjurkan untuk latihan mengambil dan menghembuskan nafas
secara teratur.
7.Setelah 3 menit, kemudian dilakukan pengukuran dilakukan
takanan darah dan denyut nadi kembali.
. Metode

jenis penelitian ini deskriptif. Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna, 03 juli 2019, teknik pengambilan sampel yang digunakan sampling dengan
jumlah 1 orang.
HASIL STUDI KASUS
penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna,
yang dilaksanakan pada tanggal 03 Juli 2019.
Dengan menggunakan sampel penelitian 1 orang yaitu Ny.T,. Hasil
yang didapatkan saat penelitian bahwa Ny.T mengikuti Prolanis di
Puskesmas Sukawarna, Ny.T mengatakan bahwa di keluarganya
tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi, pasien menderita
hipertensi kurang lebih selama 4 tahun.
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Data subjektif pasien mengatakan pusing, susah tidur dan merasa gelisah serta
sering merasa emosional.
Data objektif yaitu tidak ada gangguan penglihatan, dengan tekanan darah
150/80 mmHg dengan nadi 84 kali permenit, pasien tampak tenang serta
berkontribusi dalam pelaksanaan isometric handgrip exercise.
Hasil dari pengkajian fisik di dapatkan masalah keperawatan resiko
penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan darah,
untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan intervensi isometric handgrip
exercise.
Saat penatalaksanan dilakukan pengukuran IMT dengan hasil ideal 20,8.
penatalaksanaan isometric handgrip dengan waktu 45 detik dengan masing-
masing tangan mendapatkan 2 kali kontraksi, dengan waktu istirahat 15 detik

selama waktu tersebut dimodifikasi dengan bacaan dzikir istighfar.


Keluhan saat tindakan isometric handgrip exercise pasien tampak kesulitan
menggenggam dan menggunakan alat handgrip, setelah diberikan penjelasan
dan diberikan latihan cara menggunakannya selama 2 kali pasien bisa
menggenggam dan menggunakan handgrip.

saat penatalaksanaan isometric handgrip exercise pasien mengatakan tidak


merasakan lemas, pasien terlihat bersemangat melakukan isometric handgrip
exercise dan pasien tampak focus dan melihat kontarksi tangannya.
Pemeriksaan fisik post isometric handgrip exercise
150/80 mmHg dengan nadi 97 kali permenit.
pasien mengatakan setelah melakukan kontraksi tangan
menjadi ringan, tidak merasakan pusing, pasien
mengatakan merasa senang mendapatkan informasi
baru penanganan hipertensi, setelah berdzikir pasien
mengatakan lebih tenang dan tidak cemas terhadap
penyakitnya.

Pasien diberi motivasi untuk melakukan pengobatan


terkontrol dengan menggunakan obat amlodipine,
pasien serta diberi motivasi untuk tetap aktiv dalam
program prolanis yang berada di Puskesmas Sukawarna.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian isometric handgrip exercise bahwa menurut Kowalski (2010) menjelaskan bahwa saat melakukan isometric yang terjadi di dalam
tububh yaitu meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan arteri, dan fungsi arterial, juga melambatkan aterosklerosis.
Berdasarkan hasil pengkajian fisik pasien mengeluh
pusing, susah tidur dan gelisah serta emosional. Dimana
menurut Ira (2014) mengatakan bahwa tekanan darah
tinggi disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan
sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukan
tanda dan gejala yang spesifik, seperti pusing, muka
merah, sakit kepala, dan keluar darah dari hidung. Namun
demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung
lama dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala
seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak
napas, terengah-engah, pandangan mata kabur dan
berkunang-kunang.Terjadi pembengkakan pada kaki dan
pergelangan kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit
tampak pucat dan kemerahan, denyut jantung yang kuat,
cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang
menyebabkan gangguan psikologis seperti emosional,
gelisah dan sulit tidur.
Berdasarkan hasil penelitian pengkajian pemeriksaan indeks massa tubuh pasien Ny.T memiliki indeks masa tubuh yang normal atau disebut ideal. Dimana
menurut WHO tahun 2006 IMT sendiri mempunya kriteria tersendiri yang dimana batasan hasil perhitungan dari rumus IMT normalnya adalah 18,5-24,9.
Berdasarkan hasil dari penatalaksanaan isometric handgrip exercise dilakukan modifikasi penghitungan waktu pelaksanaan menggantikannya dengan bacaan dzikir istighfar terbukti pasien menjadi merasa tenang dan tidak cemas
terhadap penyakitnya, yang berpengaruh terhadap pikiran serta ketenangan pada penderita hipertensi. Dimana menurut Keliat (2010), menjelaskan salah satu terapi komplementer keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi keluhan dan menurunkan tekanan darah pasien adalah melalui meditasi dzikir, sedangkan menurut Budi Prayitno (2011) menjelaskan bahwa salah satu yang diterapkan dimasyarakat adalah meditasi dzikir. Meditasi
dengan dzikir merupakan pemusatan fikiran kepada Allah SWT agar dapat lebih dekat dengan sang pencipta dan menyadari bahwa segala penyakit datangnya dari Allah dan obatnya pun dari Allah ta’ala.
Hasil pemeriksaan nadi pre dan post mengalami perubahan dengan nilai pre 84
kali permenit menjadi 97 kali permenit, menurut Sehat A-Z (2017) mengatakan
bahwa adanya respon cepat jantung saat beraktivitas fisik ini terjadi karena
adanya permintaan oksigen di dalam otot. Otot membutuhkan banyak oksigen
untuk berkontraksi saat anda berolahraga atau latihan. Oksigen didapat dari
dari sel-sel darah merah yang mengalir ke oto. Didalam sel-sel otot, terdapat
organel kecil yang disebut mitokondria yang berfungsi menggabungkan oksigen
dengan glukosa dan lemak untuk membat ATP atau molekul energy dasar.
Sehingga saat anda meningkatkan aksi otot saat berolahraga atau latihan, maka
 
jantung pun akan berdetak lebih cepat dan lebih keras untuk mengirimkan
oksigen ke dalam sel-sel otot.
Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
penelitian penatalaksanaan isometric handgrip exercise terhadap
tanda dan gejala pada penderita hipertensi di Puskesmas Sukawarna,
tidak terdapat perubahan yang signifikan jika dilihat dari perubahan
tekanan darah.Terdapat perubahan tanda dan gejala setelah dilakukan
modifikasi perhitungan dengan dzikir yang sebelumnya dimana pasien
merasa gelisah dan bahkan sering merasa emosional setelah berdzikir
pasien menjadi tenang, tidak cemas dengan penyakitnya dan terdapat
perubahan nadi yang meningkat dikarenakan adanya respon cepat
jantung saat beraktivitas fisik terjadi karena adanya permintaan
oksigen didalam otot yang membutuhkan banyak oksigen untuk
berkontraksi saat latihan.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai